Percobaan ini menggunakan kumparan tembaga yang dialiri arus listrik AC, Arus
listrik ini menyebabkan kumparan bersifat seperti elektromaget yang sangat kuat.
Logam yang diletakkan ditengah kumparan ini menyebabkan aliran listrik di
kumparan terhambat, aliran listrik yang terhambat ini berubah menjadi panas, tetapi
panasnya hanya terfokus pada logam di bagian tengah saja, sehingga logam
berubah menjadi warna putih dan meleleh.
Reaksi ini merupakan reaksi yang terjadi ketika garam anorganik Merkuri Tiosianat
dibakar. Garam ini bersifat stabil pada temperatur ruang berwarna putih atau abu-
abu. Ketika dibakar, garam ini menghasilkan reaksi yang unik (atau menakutkan?)
yang dahulu sering disebut sebagai Paraoh’s Serpent. Reaksi ini sangat menarik
perhatian sehingga sering digunakan untuk pamera sains, tetapi penggunaannya
harus ekstra hati-hati karena reaksi ini menghasilkan gas beracun.
Polimerisasi dari p Nitro Anilin Secara Spontan akan menghasilkan reaksi kimia
berupa ledakan (explosive) yang dibarengi dengan terbentuknya polimer. Reaksi ini
sangat unik kan?
Terlupakan
2. Ibnu al-Nafis
3. Al-Farabi
Abū Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Fārābi' (870-950, Bangsa
Turk: Farabi, Bahasa Persia: ) محمد فارابیsingkat Al-
Farabi adalah ilmuwan dan filsuf Islam berasal dari Farab, Kazakhstan.
[1]
Ia juga dikenal dengan nama Abū Nasir al-Fārābi (dalam beberapa
sumber ia dikenal sebagai Abu Nasr Muhammad Ibn Muhammad Ibn
Tarkhan Ibn Uzalah Al- Farabi, juga dikenal di dunia barat
sebagai Alpharabius, Al-Farabi, Farabi, dan Abunasir.[1]
Kemungkinan lain, Farabi adalah seorang Syi’ah Imamiyah[2] (Syiah
Imamiyah adalah salah satu aliran dalam islam di mana yang menjadi
dasar aqidah mereka adalah soal Imam) yang berasal dari Turki.[3]
Abu Musa Jabir bin Hayyan (Bahasa Arab: جابر بن حیان, Bahasa Persia:
جابر بن حیان, atau juga nisbahs al-Bariqi, al-Azdi, al-Kufi, al-Tusi dan al-
Sufi; fl. c. 721 - c. 815) , atau dikenal dengan nama Geber di dunia
Barat, seorang polymath terkemuka; kimiawan, alkimiawan, ahli
astronomi dan astrologi, insinyur, ahli bumi, ahli filsafat, ahli fisika,
apoteker dan dokter, diperkirakan lahir di Kuffah, Irak pada
tahun 750 dan wafat pada tahun 803. Kontribusi terbesar Jabir adalah
dalam bidang kimia. Keahliannya ini didapatnya dengan ia berguru
pada Barmaki Vizier, pada masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid di
Baghdad. Ia mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis di dalam
penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen dapat direproduksi
kembali. Jabir menekankan bahwa kuantitas zat berhubungan dengan
reaksi kimia yang terjadi, sehingga dapat dianggap Jabir telah merintis
ditemukannya hukum perbandingan tetap.
Kontribusi lainnya antara lain dalam penyempurnaan
proses kristalisasi, distilasi, kalsinasi, sublimasi dan penguapan serta
pengembangan instrumen untuk melakukan proses-proses tersebut.
5. Al-Tusi