Anda di halaman 1dari 9

NAMA

KELAS

: MELINDA DWIFA SEPTIANA


: X IPA 2

TOKOH ISLAM YANG MEMILIKI KEAHLIAN DALAM ILMU


PENGETAHUAN DI BERBAGAI BIDANG
1. MUHAMMAD BIN MUSA AL-KHAWARIZMI
Nama asli beliau adalah Abdullah Muhammad Bin Musa Al-Kahawarizmi. Lahir pada tahun 164 H
(780 M) di daerah Khawarizmi (Asia Tengah) dan wafat pada tahun 232 H (847 M) di Baghdad
(Irak), meski ada juga beberapa literatur yang menyatakan bahwa beliau wafat pada tahun 235 H
(850 M).
Dari semua pemikir besar yang telah memperkaya berbagai cabang Ilmu Pengetahuan, kedudukan
Muhammad Bin Musa Al-Khawarizmi sangat menonjol pada permulaan era Islam. Beliau menjadi
salah seorang ilmuwan terbesar sepanjang masa, dan yang paling termasyhur pada zamannya.
Khawarizmi adalah seorang yang jenius dan mahir dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan
banyak menyumbangkan karya abadinya dalam bidang Matematika, Musik, Geografi, dan Sejarah.
Sebagai seorang Matematikawan, Khawarizmi meninggalkan jejak yang tidak ternilai pada
lembaran sejarah ilmu Matematika. Tidak disangsikan lagi, dialah seorang matematikawan terbesar
dan paling orisinal yang pernah dihasilkan dunia.
PENEMUAN-PENEMUAN AL-KHAWARIZMI
Di Bidang Matematika
Al-Khawarizmi merupakan orang yang pertama kali menjelaskan tentang kegunaan angkaangka, termasuk angka NOL. Melalui dialah, bangsa Eropa dan Barat belajar menggunakan
angka nol dan nihil yang pemakaiannya memudahkan penerapan berhitung dalam kehidupan
sehari-hari. Buku karangannya tentang metode berhitung India telah diterjemahkan ke dalam
bahasa Latin oleh Adelard pada abad ke-12 dan dinamakan De Numere Indico. Buku
tersebut masih ada, walaupun naskah asli arabnya sudah lenyap.
Di Bidang Al-Jabar
Al-Khawarizmi adalah pengarang buku Hisab Al-Jabar wal Muqabalah. Sebuah Buku
pelajaran yang berharga, berisikan uraian dan penjelasan tentang persamaan linier dan
persamaan kuadrat. Ia dianggap istimewa sebagai orang yang menemukan konsep Al-Jabar,
karena keberhasilannya memajukan cabang ilmu ini hingga mencapai puncaknya. Dia pula
yang memperkenalkan tanda negatif, yang sebelumnya belum pernah dikenal. Dialah yang
menerangkan teori geometrik dengan angka-angka untuk persamaan kuadrat. Robert Chester
merupakan orang pertama yang menerjemahkan karya ini ke dalam bahasa Latin pada tahun
1145 M yang sekaligus memperkenalkan ilmu Al-Jabar ke benua Eropa. Pada abad ke-18,
Leonardo Fibonacci dari Pisa, seorang ahli Al-Jabar yang disegani dan berpengaruh
menyatakan, bahwa ia banyak berhutang budi pada Bangsa Arab.
Di Bidang Astronomi (Ilmu Falak)
Al-Khawarizmi adalah seorang astronom yang kecakapannya menonjol. Ia ikut andil dalam
mengukur lingkaran bumi yang dialakukan pada masa Khalifah Al-Mamun. Al-Khawarizmi
juga yang membuat diagram astronomi seperti yang dimuat dalam bukunya As-Sanad
Hind. Hasil-hasil karyanya tentang astronomi antara lain Al-Amal bi Al-Istharlab dan
buku Jadwal An-Nujum wa Harakatuha.
Di Bidang Ilmu Geografi
Dalam ilmu geografi, Al-Khawarizmi menulis buku Shuratul Al-Arth yang membenarkan
pendapat Ptolemaeus dan menulis peta yang lebih detail dari pada peta yang ditulis oleh
Ptolemaeus. Dia pula yang menulis buku Taqwim Al-Buldan Seorang orientalis Italia,

Carlo Nallino mengakui bahwa buku-buku yang ditulis Al-Khawarizmi tentang ilmu
geografi telah mampu menjadikan ilmu geografi sebagai ilmu yang berdiri sendiri.
Di Bidang Sejarah
Dalam ilmu sejarah Al-Khawarizmi adalah seorang ahli sejarah yang sangat berprestasi.
Hasil karyanya tentang sejarah adalah ia menulis buku Kitab al-Tarikh yang menjadi
sumber bagi Masud dan Tabri dalam mengisahkan perjalanan kembalinya Khalifah AlMamun ke Baghdad.

2.
JABIR BIN HAYYAN
Dia bernama asli Abu Musa Jabir bin Hayyan bin Abdullah Al-Azdi. Lahir di kota Thus (Iran) pada
tahun 101 H (720 M) dan wafat di kota yang sama pada tahun 197 H (813 M).
Jabir bin Hayyan dikenal sebagai Bapak Kimia Modern. Bersama Zakaria Razi, ia dipandang
sebagai yang terbesar dalam catatan sejarah ilmu kimia. Jabir bin Hayyan menerima pendidikan dari
Raja bani Umayyah, Khalid Ibnu Yazid Ibnu Muawiyyah dan dari Imam Jafar Sadiq yang sangat
terkenal.
Dalam bukunya History of the Arabs, Phillip K. Hitti mengakui kebesaran bangsa Arab dalam
cabang ilmu kimia ini. Hitti mengatakan : Sesudah ilmu kedokteran, astronomi, dan matematika,
bangsa Arab memberikan sumbangan yang terbesar di bidang kimia. Dalam mempelajari ilmu
kimia dan fisika lainnya, bangsa Arab memperkenalkan eksperimen obyektif, suatu keinginan
memperbaiki ketidak jelasan spekulasi Yunani.
PENEMUAN-PENEMUAN JABIR BIN HAYYAN
Di Bidang Ilmu Kimia
Jabir menemukan sebagian alat penyajian bahan-bahan kimia dan mencampurnya dengan
peralatan yang lain. Dalam bukunya, ia banyak menerangkan tentang perlatan ini, di
antaranya terbuat dari kaca dan logam.
Jabir berhasil memadukan asam hidroklorik (senyawa garam) dengan asam netrik.
Kemudian campuran yang dihasilkan dari perpaduan ini dikenal dengan nama air emas
atau air raksa, karena kemampuannya untuk mencairkan emas. Cara pemaduan berikutnya
adalah dengan meneteskan campuran garam makanan (clorit sodium) dan kaca biru atau
kaca ciprus. Jabir menyifati zat asam ini sebagai air keras karena zat ini dapat mencairkan
logam.
Jabir adalah orang pertama yang mengetahui zat asam organic (kolik, limonik, dan tatrik).
Jabir berhasil memisahkan arsenic dan sulfite arsenic dan mampu memisahkan antimony
dari sulfat antimony.
Jabir adalah orang yang mampu membedakan antara zat asam dengan alkalis.
Di Bidang Industri Kimia
Jabir berhasil menemukan beberapa cara yang efektif untuk memurnikan logam dan
mencampur baja untuk keperluan industri serta menjaga besi dari karat.
Jabir adalah orang yang merumuskan cara pembuatan tinta dari sulfite besi yang dicampur
emas, sehingga bisa mengganti air emas (yang mahal harganya) untuk membuat tulisan dari
tinta emas.
Jabir mampu merumuskan cara-cara istimewa dalam mewarnai kulit, membuat pernis,
mengeraskan kain tenun, mengecat rambut dan beberapa keperluan sehari-hari lainnya yang
menggunakan bahan-bahan kimia.
KARYA-KARYA JABIR BIN HAYYAN
Jabir menulis buku dan makalah sebanyak 500 buah dalam bidang ilmu Kimia dan cermin. Di
antara karya tulisnya yang terkenal adalah :

1. Al-Khawash Al-Kabir, buku ini adalah buku yang sangat terkenal yang manuskripnya
tersimpan di musium Inggris.
2. Kitab As-Sabin dan Kitab Ar-Rahmah. Kedua kitab tersebut merupakan kitab terlaris
sehingga banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad pertengahan.
3. Al-Jamal Al-Isrun, yang merupakan kumpulan-kumpulan tentang ilmu kimia yang pernah
ia makalahkan.
4. Al-Ahjar. Manuskripnya tersimpan di perpustakaan Paris, serta kitab-kitab terkenal lainnya
seperti, Asrarul Kimiya, Ushulul Kimiya, Al-Bahtsu Anil Kamal, Kitab Al-Ahdi, dan Kitab
Al-Atun.
3. AL-KINDI
Nama lengkapnya adalah Abu Yusuf Bin Ishaq Bin Ash-Shabah Bin Imran Bin Al-Asyats Bin Qais.
Ia lahir di Kufah pada tahun 188 H (804 M) dan wafat pada tahun 260 H (874 M). Sedangkan
menurut sumber lain, ia lahir pada tahun 186 H (802 M) dan wafat pada tahun 260 H (874 M). Ada
pula yang mengatakan, bahwa Al-Kindi lahir pada tahun 185 H (801 M) dan wafat pada tahun 252
H (866 M).
Al-Kindi adalah seorang filsuf pertama dalam Islam dan salah satu seorang pembesar filsafat. Dia
juga seorang ilmuwan besar muslim dalam bidang kedokteran dan pemilik salah satu pemikiran
terbesar yang dikenal sepanjang peradaban manusia. Al-Kindi adalah seorang ensiklopedis,
memberikan sumbangan yang tidak ternilai terhadap perkembangan matematika, astrologi,
astronomi, fisika, optic, musik, pengobatan, farmasi, filsafat, dan logika.
PENEMUAN-PENEMUAN AL-KINDI
Di Bidang Ilmiah
Ia adalah ilmuwan terbesar setara dengan Ibnul Haitsam dan Al-Biruni. Kumpulan bukubuku yang dikarangnya dalam bidang filsafat, logika, dan berbagai macam ilmu lainnya
mencapai 230 buku.
Di Bidang Astronomi
Al-Kindi sangat berjasa dalam bidang pengamatan posisi bintang, planet, letak dan
dampaknya terhadap bumi. Salah satu penemuannya yang sangat menakjubkan adalah
hipotesanya tentang pasang dan surut air.
Di Bidang Fisika
Al-Kindi adalah orang yang pertama kali membuat tesis tentang biru langit. Ia menjelaskan
bahwa biru langit bukanlah warna langit itu sendiri, melainkan warna dari pantulan cahaya
lain yang berasal dari penguapan air dan butir-butir debu yang bergantung di udara. Tesis ini
mendekati penafsiran ilmiah yang benar, dan yang kita ketahui hingga masa sekarang.
Di Bidang Ilmu Pengetahuan Alam
Dia menulis buku sebanyak 12 buku berpengaruh dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam.
Kitab-kitab tersebut antara lain : Kitab Ilmu Ar-Radiwa Al-Barqi wa Ats-Tsalji wa AshShawaiq wa Al-Mathar, Fil Al-Bashariyyat, Risalah Fi Zarqati As-Sama, Kitab Fi AlAjraam Al-Ghaishah. Kitab-kitab tersebut menafsiri tentang fenomena alam.
Di Bidang Teknik Mesin
Dia menemukan ilmu mekanik, yaitu ilmu yang secara khusus berhubungan dengan alatalat, rangkaian, dan menjalankan fungsinya. Dia telah menjadi insinyur peradaban Islam dan
turut serta dalam berbagai pelaksanaan proyek-proyek pembangunan, seperti proyek
penggalian kanal untuk membuka sungai Dajlah dan Furat.
Di Bidang Ilmu Kimia
Dia adalah penemu berbagai ilmu tentang pembuatan aroma parfum, aroma kimia untuk
membuat kaca, warna, dan besi. Sebuah tesisnya yang berhubungan dengan pembuatan
parfum adalah dia berhasil menciptakan berbagai jenis aroma dari parfum itu, seperti

pembuatan minyak kasturi, dan lain-lain. Ia juga berhasil menjelaskan secara rinci proses
kimia lainnya, seperti penyaringan dan penyulingan.
Di Bidang Matematika
Karya Al-Kindi dalam bidang matematika mencapai 43 buku. 11 diantaranya tentang ilmu
hitung dan 32 buku tentang ilmu geometri.
Di Bidang Musik
Al-Kindi memiliki 7 karya dalam bidang musik. Salah satu bukunya Risalah Tartib AnNagham berisikan tentang tinggi-rendahnya melody biola. Ilmu ini jauh berabad-abad
sudah ditemukan Al-Kindi sebelum ditemukan oleh bangsa Eropa.
Al-Kindi juga berjasa dalam bidang ilmu kedokteran, filsafat, dan logika.

4. AR-RAZI (ABU BAKAR AR-RAZI)


Abu Bakar Ar-Razi dilahirkan di Provinsi Rayy, Iran pada tahun 240 H (854 M). Tentang tahun
wafatnya, ada dua pendapat, pendapat yang pertama (menurut Ibnu Katsir dalam Al-Bidayah)
disebutkan bahwa Ar-Razi wafat pada tahun 311 H (923 M), sedang pendapat yang lain
menyebutkan kalau Ar-Razi wafat pada tahun 364 H (975 M).
Abu Bakar Ar-Razi atau Zakaria Ar-Razi atau di Barat lebih dikenal dengan sebutan Rhazes
merupakan dokter muslim terbesar dan guru besar Islam dalam ilmu kedokteran bagi dunia Islam
dan Eropa.
PENEMUAN-PENEMUANAR-RAZI
Di Bidang Kedokteran dan Farmasi
Ar-Razi menemukan pengaruh faktor kejiwaan dalam mengobati berbagai penyakit pada
anggota tubuh.
Ar-Razi merupakan pelopor dalam bidang klinik kedokteran dan orang yang pertama kali
melakukan eksperimen pengobatan kepada hewan sebelum dipraktikan kepada manusia.
Ar-Razi adalah orang yang mampu membedakan antara penyakit cacar biasa dengan cacar
air yang hampir serupa pada dua gejala ini.
Ar-Razi adalah dokter yang pertama kali membedakan antara mulas di usus kecil dengan
gangguan usus besar.
Ar-Razi adalah orang yang paling unggul dalam bidang kedokteran dan operasi mata.
Ar-Razi adalah orang yang pertama kali menemukan alergi (hipersensitivitas) dan orang
yang pertama kali mengamati pengaruh cahaya pada selaput mata.
Ar-Razi berhasil menemukan benang jahit untuk operasi yang terbuat dari bahan selaput
hewan.
Ar-Razi adalah orang yang pertama kali menjelaskan penggunaan perban gypsum pada
pengobatan patah tulang.
Beberapa Karya Ar-Razi di Bidang Kedokteran
Kitab Al-Hawi, merupakan buku ensiklopedia kedoktean yang meliputi semua ilmu
pengetahuan kedokteran Arab, Yunani, dan India. Untuk mengetahui tentang kebenaran
buku ini, kita cukup mendengarkan komentar obyoktif seorang orientalis Jerman, Zigrid
Hunke berikut : Perpustakaan fakultas kedokteran di Universitas Paris sejak lima ratus tahun
yang lalu tidak ada buku-buku yang lain, selain Al-Hawi.
Kitab Ath-Thib Al-Manshuri. Dalam buku ini Ar-Razi menjelaskan tentang anatomi tubuh
manusia, termasuk anatomi kerangka manusia dan susunan urat saraf serta anatomi
pembuluh darah dan tenggorokan.
Kitab Al-Asrar. Buku ini berisi tentang obat-obatan secara medis dan cara serta teknik
pencampurannya.

Kitab Al-Jadari wa Al-Hishbah. Buku ini berisi penjelasan tentang penyakit cacar dan
bagaimana cara mendiagnosanya sejak dini dan membedakannya dengan penyakit cacar air.
Buku ini sudah dicetak lebih dari 40 kali dalam bahasa Inggris pada tahun 1498 s.d 1866 M.
Kitab Man La Yahdhuruhu Ath-Thabib. Buku ini berisi tentang pertolongan pertama pada
kecelakaan sebelum dibawa ke dokter.
Kitab Manafi Al-Aghdziyah. Dalam buku ini dijelaskan tentang pengaruh makanan bagi
kesehatan secara umum serta bahayanya dalam keadaan mengudap penyakit tertentu. Buku
ini merupakan buku kedokteran pertama dalam bidang makanan.

5. IBNU SINA
Dia bernama lengkap Abu Ali Al-Husin bin Abdullah bin Sina. Dilahirkan di desa Avansa dekat
provinsi Bukhara-sekarang Uzbekistan, Persia pada tahun 370 H (980 M) dari seorang ayah asli
Balkan, wafat pada tahun 428 H (1037 M) di Hamdzan-sekarang Iran, dalam usia 58 tahun.
Ibnu Sina telah hafal Al-Quran dalam usia 10 tahun, dia dikenal dengan gelar Asy-Syaikh ArRais, karena kemampuan ilmunya dan ketokohannya. Oleh orang-orang Eropa dan Barat, nama
dia dikenal dengan sebutan Avicenna.
Ibnu Sina adalah ilmuwan terbesar kedua di bidang kedokteran, setelah Ar-Razi. Dia juga dikenal
sebagai filsuf terbesar muslim yang pemikirannya paling banyak berpengaruh di Barat. Bahkan
sebagian buku menyebut dia dengan gelar Amirul Athibba (pemimpim para dokter). Ibnu Sina
diakui sebagai orang terbesar yang pernah dimiliki dunia.
PENEMUAN-PENEMUAN IBNU SINA DIBIDANG KEDOKTERAN

Dalam Cara Pengobatan. Ibnu Sina adalah orang yang pertama kali menemukan cara
pengobatan bagi orang sakit dengan cara menyuntikkan obat ke bawah kulit.
Dalam Mengobati Orang yang Tercekik Kerongkongannya. Ibnu Sina membuat penemuan
dari pipa udara yang terbuat dari emas dan perak, kemudian diamasukkan ke dalam mulut
dan diteruskan ke kerongkongan untuk mengobati orang yang tercekik dan sulit bernafas.
Dia diakui sebagai orang yang pertama kali dalam sejarah yang mampu memaparkan
penyakit tenggorokan dan sebab-sebanya.
Dalam Mengobati Penyakit pada Kepala. Ibnu Sina mengetahui hakekat ilmiah penting,
bahwa tulang tempurung kepala apabila pecah tidak dapat melekat kembali seperti tulang
lainnya pada badan, melainkan ia akan tetap terpisah dan hanya terikat dengan selaput yang
kuat. Ibnu Sina membagi pecahnya tepurung kepala menjadi dua macam berdasarkan ada
atau tidak adanya luka pada kepala.

Pecah Tertutup
Pecah pada tempurung kepala seperti ini biasanya tidak disertai luka, akan tetapi ini sangat
berbahaya karena ia bisa berubah menjadi tumor dan menyebabkan tertahannya darah dan nanah.
Apabila dilakukan pengobatan pada tumor dan tidak dibelah, maka ia akan merusak tulang dari
bawah, sehingga si penderita akan kehilangan akal dan gejala lainnya, sehingga perlu untuk dibelah.
Pecah Terbuka
Pecah pada tempurung kepala seperti ini biasanya disertai luka, parah tidaknya, tergantung kepada
besarnya luka dan kerasnya benturan pada tulang tempurung kepala yang menyebabkan pecah.
Karena itu, dalam mengobati luka seperti ini, Ibnu Sina menyarankan untuk mengetahui gangguan
yang dirasakan oleh penderita. Seperti, diam, mata terbelalak, ngelantur dalam berbicara, tidak
keluar bicara, dan sebagainya.
Dalam Mengobati Penyakit Dalam

Ibnu Sina adaalah orang pertama kali yang mampu mendiagnosa secara akurat antara peradangan
pada paru-paru dan pembengkakan pada hati. Dia adalah orang yang pertama kali berhasil
mengobati kram pada perut yang disebabkan oleh faktor psikologis. Dia pulalah yang mampu
membedakan antara mulas pada ginjal dan mulas pada lambung.
Dalam Hal Penyakit yang Menjadi Benalu (parasitic)
Ibnu Sina adalah orang yang pertama kali menemukan cacing Ancylostoma atau yang disebut
cacing lingkar. Ini berarti Ibnu Sina telah mendahului dokter ahli dari Italia yang menemukan
cacing jenis ini, karena dokter dari Italia itu baru menemukannya pada tahun 1838 M, atau sembilan
abad setelah masa Ibnu Sina.
Ibnu Sina juga merupakan orang yang pertama kali dalam hal menemukan : kedokteran makanan
dan penyakit perut, tentang penyakit ginjal dan saluran kencing, tentang penyakit khusus wanita,
tentang penyakit saraf, tentang penyakit kejiwaan, di bidang kedokteran mata, dalam mengobati
tumor, dalam hal pembiusan, pengukuran denyut nadi, dsb.
6. AL-BIRUNI
Abu Ar-Raihan Al-Biruni merupakan salah satu dari dua ilmuwan besar muslim dalam bidang ilmu
pengetahuan alam. Dia dilahirkan pada tahun 362 H (973 M) di salah satu pinggiran kota Kats yang
merupakan pusat kota Khawarizm di Asia Tengah. Inilah yang menyebabkan dia disebut Al-Biruni,
karena Birun dalam bahasa Persia artinya pinggiran kota. Para sejarahwan sepakat bahwa Al-Biruni
wafat pada tahun 440 H (1048 M).
Al-Biruni menguasai banyak bahasa yang umum dipakai pada saat itu, di samping memiliki
kemampuan intelektualitas yang sangat istimewa. Ini semua telah membantunya dalam melakukan
penelitian dan menulis karya-karyanya. Selain ia bisa bahasa Arab dan Persia, Al-Biruni juga
menguasai bahasa Liberia, Suryani, dan Sangsekerta. Terakhir, dia menguasai bahasa India,
sehingga banyak buku-bukunya yang ditulis dengan bahasa India. Namun, perlu diberitahukan
dengan khusus, bahwa pada dasarnya Al-Biruni sangat menyukai bahasa Arab dan paling banyak
dipergunakan dalam menulis karya-karyanya.
PENELITIAN DAN PENEMUAN ILMIAH AL-BIRUNI
Dalam Bidang Ilmu Matematika Aljabar
Al-Biruni mempelajari persamaan hasil Al-Khawarizmi dalam Al-Jabar dan memberikan
penambahan padanya. Dia juga menambah kaidah-kaidah geometri.
Geometri
Al-Biruni membuat dasar-dasar gambar pada permukaan bola.
Dia membuat rumus-rumus matematika untuk menghitung lingkaran bumi dan diamternya
yang dikenal dengan rumus Al-Biruni.
Dia berhasil menyelesaikan soal-soal yang dikenal dengan sebutan soal-soal Al-Biruni, yaitu
soal-soal yang tidak dapat diselesaikan dengan penggaris dan jangka.
Trigonometri
Al-Biruni menemukan rumus-rumus yang sesuai dengan aturan sinus.
Dia membuat table-tabel matematika bagi sinus sudut dan bayangannya.
Dia berhasil membahas sudut segitiga dan membaginya secara rata.
Kalkulus
Al-Biruni berhasil membuat rumus kalkulus yang ditemukan oleh Tsabit bin Qurah dengnan
menggunakan bukti-bukti geometris. Penemuan ini akhirnya diklaim sebagai penemuan
Issac Newton oleh orang Barat.

Aritmatika (Ilmu Hitung)


Al-Biruni memiliki beberapa buku yang dikarangnya dalam konsep aritmatik. Dia juga
menulis tentang sejarah angka India dan perpindahannya ke Arab dan pengembangan- nya
seperti yang kita kenal sekarang.

Dalam Bidang Ilmu Pengetahuan Alam (Fisika)


Al-Biruni mengembangkan cara dan menemukan peralatan untuk menentukan timbangan
logam dengan tingkat akurasi yang sangat tinggi dan mendekati cara-cara yang ada pada
masa sekarang.
Dia menerangkan fenomena khusus yang berhubungan dengan tekanan zat cair, gas, dan
keseimbangannya. Dia juga yang menjelaskan mengapa air yang menguap dan mata air
yang naik ke atas dengan menggunakan rumus-rumus hidrostatistik.
Dia adalah orang paling awal yang mengatakan bahwa kecepatan cahaya melebihi kecepatan
suara.
Dalam Bidang Ilmu Pertambangan dan Geologi
Al-Biruni memperingatkan akan terjadinya dua fenomena, yaitu terbenamnya daratan oleh air laut
dan penyurutan air alut.
Dalam Bidang Ilmu Astronomi
Al-Biruni adalah orang yang pertama kali menyimpulkan adanya pergerakan titik matahari yang
terjauh dari bumi. Dia bahkan mengkritisi table-tabel astronomi yang dibuat sebelumnya dan
memperbaikinya.
7. AL-HASAN BIN AL-HAITSAM (IBNU HAITSAM)
Nama lengkapnya adalah Abu Al-Hasan bin Al-Hasan bin Al-Haitsam. Dilahirkan pada tahun 354 H
(965 M) di kota Bashrah, Iraq, dan wafat pada tahun 430 H (1039 M) di Kairo. Dia lebih dikenal
dengan panggilan Al-Bashri. Namun di Barat dia lebih dikenal dengan nama Al-Hazen.
Al-Haitsam merupakan satu di antara yang terbesar di bidang matematika, fisiologi, dan optic dunia
Islam. Dia diakui sebagai ilmuwan Islam yang serba bisa dan jenius. Al-Hazen dikenal baik di
Eropa melalui karya-karya optiknya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin.
Karya optiknya mempengaruhi ilmuwan Barat terbesar, dan meratakan jalan bagi penemuan dan
pengembangan ilmu optik di kemudian hari. Secara khusus, Ibnu Haitsam menonjol pada beberapa
bidang berikut :
Ilmu Matematika, yang meliputi : ilmu hitung, al-jabar, geometri, dan trigonometri.
Ilmu Pengetahuan Alam, terutama tentang ilmu optik yang oleh Ibnu Haitsam disebut Ilmu
Al-Munazir.
Ilmu Falak atau ilmu astronomi sebagaimana yang dikatakan oleh para ilmuwan Islam.
8.
IBNUL BAITHAR
Nama lengkap dia adalah Abu Muhammad Abdullah bin Ahmad Al-Baithar Dhiauddin Al-Maliqi
Al-Andalusi. Lahir pada tahun 589 H (1193 M) di sebuah perkampungan bernama Malaga yang
terletak di sebelah selatan Andulusia, dan wafat pada tahun 646 H (1248 M) di kota Damaskus,
Syiria dalam usianya ke lima puluh sembilan.
Karya utama Al-Baithar adalah Kitab AlJami fi Adwiya Al-Mufrada. Kitab ini merupakan
sebuah karya botanical terkemuka dalam bahasa Arab. Berisi kumpulan ramuan obat-obatan.
Buku ini pada hakikatnya, adalah yang terpenting selama seluruh periode dari Dioscorides

sampai abad ke-16. Buku ini adalah suatu karya ensiklopedi tentang ramuan obat-obatan.
Mengungkapkan lebih dari 1.400 obat-obatan medical.
Karya monumental Al-Baithar yang kedua adalah Kitab Al-Mughani fil Adwiya Al-Mufrada.
Merupakan sebuah materia medica-pengajaran tentang obat-obatan dan khasiatnya. Buku ini
berisi 20 bab, termasuk yang menguaraikan ramuan untuk sakit kepala, telinga, mata, untuk
kosmetika, ramuan untuk demam, penangkal racun, dan ramuan obat-obatan yang paling
sederhana.

9.
IBNU RUSYD
Nama lengkapnya adalah Abu Al-Walid Muhammad bin Abu Qasim bin Abu Al-Walid Muhammad
bin Ahmad bin Rusyd. Dikalangan orang Barat ia lebih dikenal dengan sebutan Averroes. Lahir
pada tahun 520 H (1126 M), dan wafat pada tahun 595 H (1198 M). Dia mendapatkan gelar AsySyarih Al-Azham atau penerjemah besar. Oleh Sarton (sejarawan ilmu), ia pernah dipuji dengan
penilaian sebagai berikut : Ketenaran Ibnu Rusyd dalam filsafat hamper menutupi penemuan dan
prestasinya di dunia kedokteran. Padahal, sebenarnya ia adalah seorang dokter ternama pada
masanya. Ibnu Rusyd dikenal sebagai bintang intelektual muslim berkebangsaan Spanyol yang
paling cemerlang selama abad-abad pertengahan.
Karya-karya Ibnu Rusyd antara lain :

Kitab Al-Kulliyat fi At-Thib. Sebuah buku ensiklopedi kedokteran yang mencapai


tujuh jilid. Di dalam buku tersebut diterangan tentang jenis-jenis penyakit dan obatnya,
pembedahan, a peredaran darah.

Juga dalam beberapa bukunya, Ibnu Rusyd telah menjelaskan susunan mata. Dia juga
menyebutkan suatu realita ilmiah yang berisikan bahwa manusia hanya akan terkena
penyakit cacar sekali dalam seumur hidup. Dia pernah bekomentar tentang anatomi,
Siapa yang mempelajari tentang anatomi, keimanannya kepada Allah akan bertambah.
10. NASIR AD-DIN THUSI
Nasir Ad-Din Thusi, adalah salah seorang pemikir Islam terbesar. Ia adalah seorang yang
mempunyai kemampuan hebat, yang karya ensiklopedinya meliputi hamper semua cabang ilmu
pengetahuan, termasuk astronomi, matematika, sains, optic, geografi, obat-obatan, filsafat, logika,
musik, mineralogy, teologi, dan etika.
Nama lengkap dia adalah Abu Jafar Muhammad Ibnu Muhammad Al-Hasan Nasir Ad-Din Al-Thusi
Al-Muhaqqiq. Lahir pada 18 Februari 1201 Mdi Thus, sebuah kota di Korasan Iran, dan wafat pada
26 Juni 1274 M, di Baghdad.
Nasir Ad-Din Thusi adalah seorang ensiklopedia terkemuka dengan otak yang tajam. Dia penulis
yang banyak berkarya, tak kurang dari 56 karyanya terdaftar pada Brockelmann. Di bidang
astronomi, Nasir Ad-Din Thusi memperoleh kemasyhuran besar, dan telah memberikan sumbangan
ilmu pengetahuan yang kekal. Dia menulis sejumlah risalah astronomi, yang terpenting di antaranya
adalah Kitab At-Tazkira fil Ilmi Al-Haia (Memorial Astronomi), seuatu penyelidikan bidang
astronmi selengkapnya. Buku tersebut telah ditulis ulang oleh banyak sarjana dan diterjemahkan
dalam banyak bahasa, termasuk dalam bahasa Timur dan bahasa Barat. At-Tazkira, merupakan
tonggak dalam perkembangan astronomi, memenangkan popularitas luas di seluruh Timur dan
Barat.
Kemasyhuran Nasir Ad-din Thusi di bidang astronomi terutama terletak pada penelitian- penelitian
astronominya yang dilakukan observatorium Maragha. Observatorium yang selesai didirikan pada
tahun 1259 M ini peninggalannya masih ada sampai sekarang. Observatorium ini dilengkapi dengan
instrument-instrumen terbaik yang bisa didapat, termasuk satu peta bola langit yang terdiri dari
cincin-cincin, kuadran dinding, dan cincin-cincin penghentian matahari yang mungkin di bawa dari
Baghdad dan Almut. Juga disediakan sebuah perpustakaan yang memiliki 400.000 buku.

Nasir Ad-Din Thusi dianggap sebagai penemu Torquetum, sebuah instrument yang terdiri dari
dua lingkaran, yang memakai tanda ukuran, dalam dua bidang tegak lurus, yang menjadi sangat
populer di Barat.
Nasir Ad-Din Thusi juga memainkan peranan yang tidak kecil dalam bidang perkembangan ilmu
trigonometri. Karya-karya di bidang ini menandai puncak kemajuan ilmu trigonometri. Dialah yang
mengarang Kitab Shakl Al-Qatta (Risalah tentang Kuadrilateral), sebuah karya dengan keaslian luar
biasa. Buku yang menguraikan trigonometri bulatan ini sangat terkenal, dan mungkin merupakan
karya terbaik yang pernah ditulis sepanjang abad pertengahan.

Anda mungkin juga menyukai