muhamad nurdin fathurrohman Saturday, May 31, 2014 arab, Filsafat, Ilmuwan Muslim
Al-Kindi
Nama lengkap:
Abu Yusuf bin Ishaq bin Ash-Shabah bin Imran bin Al-Asy'ats bin Qais.
Tahun Lahir:
menurut Al-Khalili: Tahun 188 H (804 M).
Menurut sumber lain: Tahun 186 H (802 M) dan tahun 185 H (801 M).
Wafat:
Menurut Al-Khalili: Tahun 260 H (874).
Menurut sumber lain: Tahun 260 H (874 M). dan tahun 252 H (866 M).
Bidang: Matematika, Filsafat, Astronomi, Teknik Mesin, Kimia, Fisika, Kedokteran, Musik
Abu Yusuf Ya'qub Al-Kindi adalah dikenal sebagai filsuf pertama yang lahir dari kalangan
Islam, Nasabnya sampai pada Qahthan berdarah Arab asli. Semasa hidupnya, selain bisa
berbahasa Arab, ia mahir berbahasa Yunani. Dia juga salah seorang ilmuwan besar muslim
dalam bidang kedokteran dan pemilik salah satu pemikiran terbesar yang dikenal sepanjang
peradaban manusia.
Biografi
Al-Kindi dilahirkan di Kufah, ayahnya adalah seorang pejabat pemerintahan pada masa
Khalifah Harun Ar-Rasyid. Dia dipanggil dengan Al-Kindi karena dihubungkan dengan
kabilahnya, yaitu kabilah Arab Kindah. Dia dijuluki filsuf Arab karena dialah filsuf muslim
pertama. Barangkali juga karena dialah satu-satunya diantara sekian banyak filsuf muslim
yang tidak diragukan kearabannya. Perlu disebutkan bahwa berbagai literatur Barat telah
menyelewengkan namanya menjadi Alchendius, sekalipun literatur Barat saat ini menulis
dengan namanya yang benar, yaitu Al-Kindi.
Kemampuannya dalam bidang filsafat dan penemuannya dalam bidang kedokteran serta
keahliannya sebagai insinyur telah diakui oleh para ilmuwan lain yang hidup pada masanya.
Kejeniusan dan kemampuannya dalam berbagai bidang sempat menjadi sumber kedengkian
orang-orang yang dengki dan lemah jiwanya, sehingga hampir saja Al-Kindi dipenjara,
dicambuk dan diboikot. Anehnya, diantara mereka juga ada yang menjelek-jelekkan
prilakunya dan mengklaimnya sebagai orang pelit.
Dalam bidang penguasaan bahasa asing, Al-Kindi menguasai dua bahasa, yaitu bahasa
Yunani dan Suryani. Ada yang mengatakan bahwa dia juga mengusai bahasa asing lainnya.
Penguasaannya terhadap berbagai bahasa inilah yang telah membantunya menguasai berbagai
macam ilmu dan menadikannya sangat berpengaruh bagi Khalifah Al-Ma'mun, sehingga dia
mengangkatnya sebagai penerjemah buku-buku asing yang dianggap penting.
Al-Kindi juga menjelaskan secara ilmiah berbagai proses kimiawi penting, seperti
penyaringan dan penyulingan. Al-Kindi juga membuat pedang sebagaimana yang disebutkan
dalam dua bukunya dan dia menjelaskan macam-macam besi dan ciri-cirinya serta cara
pembuatannya dan pencampurannya. Cara seperti itu sampai sekarang masih dipakai dalam
pembuatan pedang, yang mana besi biasa dicampur dengan baja dalam ukuran tertentu
kemudian dipanaskan secara bersamaan dengan campurannya, dengan prosentase karbon
berkisar antara 5 sampai 10% sehingga didapatkan baja yang sangat keras dan menjadi
pedang yang tajam.
Adapun sebagian karya Al-Kindi dalam bidang kimia dan kimia industri serta ilmu
pertambangan adalah sebagai berikut:
"Kitab Al-Aqrabadzin"
"Kitab Al-Abkhirah"
"Kitab Al-Ghidza' Wa Ad-Dawa"
"Kitab Asyfiyat As-Samum"
"Kitab Kaifiyyati Ishal Ad-Dawa"
Hubungan Al-Kindi yang kuat dengan filsafat memberikan dampak yang sangat besar bagi
perkembangan pemikiran ilmiahnya. Al-Kindi menolak segala pemikiran yang bertentangan
dengan Islam dan berusaha untuk memadukan antara filsafat dan pemikiran Islam.
Mengingat penjelasan secara detil tentang peranan Al-Kindi dalam bidang filsafat dan karya-
karyanya yang tidak sepenuhnya menjadi fokus utama pembahasan buku ini, maka kami
cukup memberitahukan bahwa karya Al-Kindi dalam bidang filsafat berjumlah sebanyak 22
buku.
Hilangnya Buku-buku Al-Kindi
Ya'qub Al-Kindi memiliki lebih dari dua ratus buku yang dikarangnya. Bahkan Dr. Abdul
Halim Muntashir mengatakan dalam bukunya "Tarikh Al-Ilm wa Daur Al-Arab fi
Taqaddumihi" bahwa buku karangan Al-Kindi lebih dari 230 buku. Akan tetapi yang sangat
disayangkan, kebanyakan dari buku-buku ini hilang dan tidak sampai ke tangan kita kecuali
judul judulnya saja yang diberitahukan oleh penerjemahnya kepada kita.
Dia termasuk diantara para ilmuwan pertama yang berpedoman pada metode
eksprimen sebagai suatu cara untuk menyimpulkan hakekat ilmiah. Dalam hal ini,
kami telah memaparkan pengakuan ilmuwan Belanda, De Bour.
Dia mengetahui peranan ilmu matematika dalam membangun akal dan melatihnya
untuk konsisten dengan kebiasaan berpikir yang benar. Dalam hal itu, dia berkata,
"Filsafat tidak dapat diperoleh kecuali dengan menguasai ilmu matematika."
Al-Kindi menyadari bahwa hakekat teori ilmiah dan pemikiran tidak akan benar
kecuali setelah melalui proses pematangan yang lama. Dalam hal itu, dia berkata,
"Kebenaran yang sempurna tidak akan didapat oleh seseorang, karena ia akan
sempurna secara bertahap dengan disempurnakan oleh para generasi pemikir."
Sebagai ilmuwan yang memiliki jiwa sehat, dia mengingkari pengaruh bintang-
bintang kepada keadaan manusia dan membantah perkataan paranormal tentang
pergerakan benda-benda langit. Sekalipun demikian, dia termasuk pemerhati
astronomi sebagai salah satu ilmu pengetahuan alam dan mengetahui manfaatnya
secara ilmiah dalam berbagai kehidupan manusia.
Perhatiannya dalam bidang kimia terbatas pada manfaatnya secara ilmiah, yaitu pada
bidang industri dan pengobatan. Dia menolak pemanfaatannya sebagai cara untuk
merubah logam yang murah menjadi emas. Menurutnya, pekerjaan seperti ini hanya
membuang waktu para ilmuwan pada sesuatu yang tidak banyak manfaatnya.
Wafat
Menurut pendapat Al-Khalili, Al-Kindi wafat pada tahun 260 H (874). Sedangkan menurut
sumber lain, dia wafat pada tahun 260 H (874 M). Ada juga yang mengatakan bahwa dia
wafat pada tahun 252 H (866 M).