Anda di halaman 1dari 12

HAK CIPTA

DILINDUNGI UNDANG UNDANG

KOMPETISI SAINS NASIONAL 2021

Kimia
Ujian Teori Sesi 2

Waktu: 90 menit

SOAL

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
PUSAT PRESTASI NASIONAL
2021
KSN 2021
PETUNJUK

1. Ujian ini bersifat buku tertutup, Anda diarang untuk membuka sumber apapun
kecuali yang tersedia di web ksn1.puspresnas.id.
2. Selama sesi pengerjaan soal peserta peserta dilarang untuk meninggalkan tempat
ujian dengan alasan apapun.
3. Tulis jawaban dengan jelas dan rapi pada kertas berukuran A4.
4. Tuliskan identitas Anda (Nama dan NISN) dengan lengkap di bagian kanan atas
setiap lembar jawaban.
5. Tuliskan No. Soal di bagian kiri atas pada setiap lembar jawaban.
6. Berikut adalah jumlah soal, poin dan bobot untuk masing-masing sesi
Sesi I Sesi II
No. Soal Poin maks. Bobot (%) No. Soal Poin maks. Bobot (%)
1 36 10 6 22 11
2 20 12 7 31 12
3 29 11 8 28 12
4 26 11 9 41 11
5 25 10
7. Bacalah setiap soal dengan cermat. Tidak ada ralat soal.
8. Waktu pengerjaan per sesi adalah 90 menit.
9. Jawaban tiap sesi disimpan dalam satu file pdf dengan format nama file
Sesi_X_Nama-Lengkap.pdf, contoh Sesi_1_Fainan-Failamani.pdf. File jawaban
hasil scan harus jelas dan mudah terbaca.
10. Jawaban yang telah diunggah bersifat final, tidak dapat diubah meskipun waktu
masih tersedia.
11. Anda wajib mengunggah file jawaban sebelum waktu habis. Menu pengumpulan
jawaban otomatis akan ditutup saat waktu habis.
12. Diperkenankan menggunakan kalkulator. Tabel periodik, rumus dan tetapan
penting tersedia pada halaman berikut.

BERDOALAH SEBELUM MENGERJAKAN SOAL

SELAMAT BEKERJA DAN SEMOGA BERHASIL

KSN 2021 i
Tabel Periodik Unsur dengan Massa Atom Relatif

1 18
1 2
H He
1.008 2 13 14 15 16 17 4.003
3 4 5 6 7 8 9 10
Li Be B C N O F Ne
6.94 9.01 10.81 12.01 14.01 16.00 19.00 20.18
11 12 13 14 15 16 17 18
Na Mg Al Si P S Cl Ar
22.99 24.30 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 26.98 28.09 30.97 32.06 35.45 39.95
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
K Ca Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn Ga Ge As Se Br Kr
39.10 40.08 44.96 47.87 50.94 52.00 54.94 55.85 58.93 58.69 63.55 65.38 69.72 72.64 74.92 78.96 79.90 83.80
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
Rb Sr Y Zr Nb Mo Tc Ru Rh Pd Ag Cd In Sn Sb Te I Xe
85.47 87.62 88.91 91.22 92.91 95.96 - 101.07 102.91 106.42 107.87 112.41 114.82 118.71 121.76 127.60 126.90 131.29
55 56 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86
57-
Cs Ba 71 Hf Ta W Re Os Ir Pt Au Hg Tl Pb Bi Po At Rn
132.91 137.33 178.49 180.95 183.84 186.21 190.23 192.22 195.08 196.97 200.59 204.38 207.2 208.98 - - -
87 88 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118
89-
Fr Ra 103 Rf Db Sg Bh Hs Mt Ds Rg Cn Nh Fl Mc Lv Ts Og
- - - - - - - - - - - - - - - - -

57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71
La Ce Pr Nd Pm Sm Eu Gd Tb Dy Ho Er Tm Yb Lu
138.91 140.12 140.91 144.24 - 150.36 151.96 157.25 158.93 162.50 164.93 167.26 168.93 173.05 174.97
89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103
Ac Th Pa U Np Pu Am Cm Bk Cf Es Fm Md No Lr
- 232.04 231.04 238.03 - - - - - - - - - - -

Spektrum Elektromagnetik

Sinar  Sinar-X UV IR Gel. Mikro Gelombang Radio

Sinar Tampak

KSN 2021 ii
Tetapan dan Rumus

Bilangan Avogadro NA = 6,022∙1023 partikel.mol–1


R = 0,08205 L·atm/mol·K = 8,3145 L·kPa/mol·K
Tetapan gas universal, R = 8,3145 x107 erg/mol·K = 8,314 J/mol·K = 1,987 kal/mol·K
= 62,364 L·torr/mol·K
1 atm = 101,32 kPa = 760 mmHg = 760 torr = 101325 Pa =
Tekanan gas 1,01325 bar ; 1 torr = 133,322 Pa ; 1 bar = 105 Pa
1 Pa = 1 N/m2 = 1 kg/(m.s2)
Volume gas ideal (S,T,P) 22,4 liter/mol = 22,4 dm3/mol
Persamaan gas Ideal PV = nRT
Tekanan Osmosis pada larutan  = M RT
Tetapan Kesetimbangan air (Kw) pada 25oC Kw = 1,010−14
Tetapan kesetimbangan dan tekanan parsial
Kp = Kc(RT)∆n
gas
𝒅𝑷 𝒅𝑺
Persamaan Clapeyron =
𝒅𝑻 𝒅𝑽
Persamaan van’t Hoff , Temperatur , entalpi 𝑲𝟐 ∆𝑯𝒐 𝟏 𝟏
𝐥𝐧 ( ) = −( )( − )
dan Tetapan kesetimbangan 𝑲𝟏 𝑹 𝑻𝟐 𝑻𝟏
Hubungan Entalpi dan Energi Dalam H = E + PV
Hubungan Entalpi dan Energi Dalam pada
H = E + (PV)
tekanan tetap
Kerja maksimum, w w = nRT
Energi Gibbs pada suhu tetap G = H – TS
Hubungan tetapan kesetimbangan dan energi
Go = – RT ln K
Gibbs
Isoterm reaksi kimia G = G + RT∙ln Q
Potensial sel dan energi Gibbs Go = – nFEo
Tetapan Faraday F = 96500 C/mol elektron
𝑹𝑻
𝑬𝒔𝒆𝒍 = 𝑬𝒐𝒔𝒆𝒍 − ( ) 𝐥𝐧 𝑸
Persamaan Nernst 𝒏𝑭

Hubungan tetapan kesetimbangan dan 𝑹𝑻


potensial sel 𝑬𝒐𝒔𝒆𝒍 = 𝐥𝐧 𝑲
𝒏𝑭
Muatan elektron 1,6022  10−19 C
Ampere (A) dan Coulomb (C) A = C/det
𝒅[𝑨]
Reaksi orde pertama: AB 𝒍𝒂𝒋𝒖 =– = 𝒌[𝑨]; [𝑨]𝒕 = [𝑨]𝟎 𝒆−𝒌𝒕
𝒅𝒕

𝒅[𝑨] 𝟏 𝟏
Reaksi orde kedua: AB 𝒍𝒂𝒋𝒖 =– = 𝒌[𝑨]𝟐 ; = + 𝒌𝒕
𝒅𝒕 [𝑨]𝒕 [𝑨]𝟎

𝒌𝟐 𝑬𝒂 𝟏 𝟏
Tetapan laju dan temperatur 𝐥𝐧 ( )= ( − )
𝒌𝟏 𝑹 𝑻𝟏 𝑻𝟐

Distribusi Maxwell-Boltzmann n ~ exp(−E/kBT)

KSN 2021 iii


Pola geseran kimia dalam spektrum 1H-NMR dan 13C-NMR

Tabel Korelasi Spektrum IR

Bilangan Gelombang (cm-1) Gugus Fungsi Kemungkinan Golongan Senyawa


3700-3100 O-H Alkohol, aldehid, asam karboksilat
N-H Amina, amida
C-H Alkuna
3100-3000 =C-H Aromatik dan alkena
3000-2800 C-H Alifatik
2700-2400 PO-H Senyawa turunan fosfor
S-H Merkaptan atau tiol
P-H Fosfin
2400-2200 CN Nitril
N=N=N Azida
CC Alkuna
1870-1650 C=O Senyawa-senyawa turunan karbonil
1650-1550 C=C, C=N, N-H Alifatik tak jenuh, aromatik,
Heterosiklik tak jenuh, amina, amida,
asam amino
1550-1300 NO2 Senyawa nitro
CH2, CH3 Alifatik
1300-1000 C-O-C, C-OH Eter, alkohol, gula
S=O, P=O, C-F Senyawa sulfur, fosfor dan fluor
1000-800 Si-O, P-O Organosilikon dan senyawa fosfor
1000-650 =C-H Alkena dan aromatik

KSN 2021 iv
Biokimia dan Kesetimbangan Asam Basa (22 poin, 11%)
Dalam suatu eksperimen, sebanyak 50 mL larutan peptida X dititrasi dengan 0,120 M NaOH, kurva
yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

a. Di antara empat senyawa di bawah ini, manakah yang merupakan senyawa X? Jelaskan secara
singkat. [3]

Senyawa 1: Senyawa 2:

KSN 2021 1
Senyawa 3: Senyawa 4:

b. Tentukan konsentrasi awal larutan X (dalam satuan molar) apabila volume NaOH yang
ditambahkan pada titik D adalah 12,5 mL. [2]
c. Tuliskan reaksi kesetimbangan yang dominan pada titik E dan tentukan nilai tetapan
kesetimbangannya. [4]
d. Tentukan muatan senyawa X pada titik F. [2]
e. Tentukan nilai pH saat senyawa X memiliki muatan tepat sama dengan 0. [3]
Dalam eksperimen yang berbeda, titrasi dihentikan tepat saat kesetimbangan pada titik A tercapai.
Kemudian, ke dalam larutan hasil titrasi ditambahkan 0,020 mol HCl.

f. Gambarkan struktur spesi asam dan basa konjugasinya pada titik A. [2]
g. Tentukan konsentrasi masing-masing spesi pada soal (f) (dalam satuan molar). [3]
h. Berapakah pH larutan setelah penambahan HCl? Asumsi penambahan HCl tidak mengubah
volume larutan. [3]

Reaktor Nuklir Lelehan Garam Fluorida (31 poin, 12%)


Reaktor nuklir lelehan garam (molten salt reactor) merupakan salah satu jenis reaktor nuklir
generasi IV. Salah satu kandidat pendingin yang dapat digunakan adalah lelehan FLiNaK yang
merupakan campuran garam LiF, NaF, KF karena kapasitas kalor jenis dan titik didihnya yang tinggi
(CP = 1,883 J g−1 K−1).

Suatu sampel FLiNaK murni sebanyak 40,7280 g dilarutkan ke dalam air hingga volumenya mencapai
500 mL. Sebanyak 50 mL larutan tersebut ditambahkan Ca(NO3)2 1 M berlebih sehingga semua
fluorida mengendap sebagai CaF2. Setelah disaring dan dikeringkan, massa endapan yang diperoleh
adalah 3,9035 gram. Pada eksperimen lain, sebanyak 25 mL larutan induk tersebut dimasukkan ke
dalam wadah quartz dan ditambahkan H2SO4 berlebih. Setelah dibilas dan dikeringkan, massa
wadah tersebut berkurang sebanyak 0,7510 g.

KSN 2021 2
a. Tuliskan semua reaksi yang terjadi saat penambahan asam ke dalam wadah quartz. [4]
b. Tentukan fraksi mol masing-masing komponen penyusun FLiNaK. [6]
Pada reaktor nuklir generasi IV, bahan bakar yang digunakan adalah Th dalam bentuk garam ThF 4
yang dilarutkan dalam lelehan garam fluorida. Isotop Th yang dapat digunakan sebagai bahan bakar
langsung adalah Th-231, akan tetapi jumlahnya sangat sedikit di alam. Sebagai alternatif, isotop Th-
232 yang jumlahnya melimpah dapat digunakan sebagai bahan bakar setelah mengalami
serangkaian reaksi inti berikut menghasilkan isotop U-233 yang dapat mengalami reaksi fisi.
232Th +n→A

A→B+Y

B → 233U + Y

c. Tentukan identitas partikel/isotop A, B, dan Y. [3]


Penyerapan neutron oleh isotop 233U menghasilkan isotop 234U yang kemudian mengalami reaksi fisi
menghasilkan isotop Xe-137 dan Sr-94 dan neutron menurut reaksi berikut
233U + n → 234U → 137Xe + 94Sr + x n (belum setara)

d. Hitung energi yang dihasilkan dari reaksi fisi tersebut dalam satuan kJ/mol bahan bakar.
Diketahui massa isotop: 137Xe = 136,91156; 94Sr = 93,91536; 233U = 233,03964; 234U = 234,04095;
n = 1,008665. [3]
e. Suatu reaktor nuklir terisolasi berpendingin FLiNaK memiliki suhu awal 500 C. Reaktor tersebut
berbentuk silinder dengan diameter 5 m dan tinggi 6 m yang dibuat dari baja dengan ketebalan
5 cm ( = 8,05 g/cm3 dan CP = 0,42 J g−1 K−1). Tentukan suhu akhir reaktor jika sebanyak 0,1 g
ThF4 digunakan sebagai bahan bakar dengan massa FLiNaK yang digunakan sebesar 43 ton. [6]
Diketahui data-data termodinamika sebagai berikut:

Senyawa Hfꝋ (kJ/mol) Sꝋ (J/mol.K)


ThF4(s) -2097,8 142,0
ThO2(s) -1226,4 65,2
ThOF2(s) -1663,8 107,7
H2O(g) -241,8 188,8
H2O(l) -285,8 70
HF(g) -273,3 173,8

f. Garam ThF4 memiliki sifat higroskopis, bereaksi dengan uap air menghasilkan gas HF dan
ThO2 (1) atau ThOF2 (2).

ThF4(s) + H2O(g) → HF(g) + ThO2(s) (1)

ThF4(s) + H2O(g) → HF(g) + ThOF2(s) (2)

Produk reaksi manakah yang lebih dominan terbentuk? Tunjukkan dengan perhitungan. [5]

KSN 2021 3
g. Sintesis ThF4 dilakukan dengan mereaksikan ThO2 dengan gas HF pada suhu tinggi. Untuk
mencegah kontaminasi uap air, rasio tekanan parsial HF/H2O dibuat tetap sebesar 103.
Tentukan rentang suhu agar reaksi berlangsung spontan pada kondisi tersebut. [4]

Elektrokimia (28 poin, 12%)


Logam besi (Fe) dan tembaga (Cu) adalah beberapa polutan yang sering ditemui di sampel air.
Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/MENKES/PER/IV/2010
tentang persyaratan kualitas air minum, kadar maksimum Fe dan Cu di dalam air berturut-turut
adalah 0,3 mg/L dan 2,0 mg/L.

Sampel air hanya mengandung ion Fe3+ dan ion Cu2+. Kadar kedua ion ini akan ditentukan
menggunakan sel Galvani. Elektroda kalomel jenuh (EKJ) akan digunakan sebagai salah satu
elektroda pada sel Galvani tersebut. Diketahui potensial reduksi standar Eo(Cu2+/Cu) = +0,34 V ;
Eo(Fe3+/Fe2+) = +0,77 V ; Eo(Fe2+/Fe) = -0.44 V ; Eo(Hg2Cl2/Hg) = +0,24 V.

a. Tentukan potensial reduksi standar untuk reaksi Fe3+ + 3e → Fe. [2]


Sampel air sebanyak 100 mL ditambahkan reduktor sehingga semua ion Fe dan ion Cu tereduksi.
Padatan yang diperoleh kemudian disaring dan dipisahkan. Padatan hasil pemisahan kemudian
ditambahkan 50,0 mL larutan HCl 6 M sehingga semua besi teroksidasi menjadi Fe2+. Setelah
penambahan HCl, larutan kemudian disaring untuk memisahkan padatan yang tidak larut.

b. Tuliskan semua reaksi yang terjadi selama tahap preparasi di atas. [3]
Pada 25 oC, sel Galvani disusun menggunakan elektroda kalomel jenuh (EKJ) sebagai katoda dan
elektroda Fe yang dicelupkan ke dalam larutan hasil pemisahan serta dihubungkan ke voltmeter dan
jembatan garam. Potensial yang terbaca adalah 0,79 V.

c. Tuliskan reaksi di katoda, anoda, dan reaksi total. [3]


d. Gambarkan sketsa diagram Sel Galvani di atas lengkap dengan arah aliran elektron. [3]
e. Tuliskan notasi sel yang sesuai untuk reaksi di atas. [2]
f. Tentukan kadar Fe dalam sampel air dalam satuan M. [3]
g. Sarankan metode preparasi yang diperlukan untuk memperoleh kadar Cu dalam air sampel
menggunakan teknik analisis potensiometri (sel Galvani). [2]
Metode analisis potensiometri relatif sulit digunakan untuk sampel yang mengandung campuran
ion. Metode lain yang dapat digunakan adalah Voltammetri. Voltammetri adala metode analisis
elektrometri berdasarkan proses elektrolisis dimana hanya sebagian kecil analit yang mengalami
elektrolisis. Pada voltammetri, sampel diberikan potensial sehingga dihasilkan arus listrik. Kurva
arus vs potensial disebut voltammogram. Arus listrik yang diperoleh akan sebanding dengan
konsentrasi spesi di dalam larutan. JIka analit mengalami reduksi, maka dihasilkan arus katodik (+),
sedangkan jika analit mengalami oksidasi, maka dihasilkan arus anodik (-).

𝑖 = 𝑘 .𝐶

Suatu larutan sampel mengandung campuran senyawa kompleks CuL4+ dan FeL62+. L adalah ligan
tidak bermuatan. Konsentrasi CuL4+ di dalam larutan akan ditentukan dengan metode voltammetri
menggunakan elektroda cakram platina berputar. Untuk itu, 25,00 mL larutan sampel dimasukkan
ke dalam sel voltammetri. Pada kondisi pengukuran nilai Eo(CuL42+/CuL4+) dan Eo(FeL63+/FeL62+)

KSN 2021 4
berturut-turut adalah 0,250 V dan 0,600 V terhadap EKJ. Jika potensial elektroda kerja diubah
perlahan-lahan dari 0,800 V sampai 0,000 V terhadap EKJ, arus total yang diperoleh adalah 60 µA.
Sebanyak 40% dari arus ini disumbangkan oleh kompleks CuL4+.

h. Gambarkan sketsa voltammogram yang diperoleh lengkap dengan keterangan puncak dan
arusnya. [3]

i. Jika ke dalam larutan tersebut ditambahkan 100 µL larutan standar kompleks FeL 62+ 0,01 M,
arus total berubah menjadi 72 µA. Gambarkan sketsa voltammogram yang diperoleh setelah
penambahan larutan standar ini pada sketsa yang sama dengan jawaban (h). [3]
j. Tentukan konsentrasi (dalam M) FeL62+ dalam sampel. [4]

Senyawa Aktif dari Tumbuhan Famili Zingiberaceae (41 poin,


11 %)
Tumbuhan famili Zingiberaceae atau rimpang-rimpangan (temu-temuan) banyak mengandung
senyawa bermanfaat. Beberapa senyawa yang ditemukan dalam tumbuhan rimpang-rimpangan
telah banyak disintesis, di antaranya menggunakan prekursor vanilin seperti ditunjukkan dalam
skema reaksi berikut.

KSN 2021 5
Berikut adalah beberapa informasi data spektroskopi senyawa yang dihasilkan pada skema reaksi di
atas

A: IR (KBr) νmaks 3312, 2949, 2848, 1670, 1639, 1581, 1515, 1427, 1298, 1218, 1024, 829 cm −1; 1H-
NMR (CDCl3) δ (ppm) 7,44 (1H, d, J = 16,0 Hz), 7,09 (1H, dd, J = 8,2, 1,8 Hz), 7,05 (1H, d, J = 1,8 Hz),
6,92 (1H, d, J = 8,0 Hz), 6,58 (1H, d, J = 16,0 Hz), 6,02 (1H, br s), 3,93 (3H, s), 2,36 (3H, s); 13C-NMR
(CDCl3) δ (ppm) 198,4, 148,2, 146,7, 143,7, 126,8, 124,9, 123,4, 114,7, 109,2, 55,9, 27,2; EIMS
(spektroskopi massa) m/z 192.

B: IR (neat) νmaks 3325, 2958, 2860, 1652, 1625, 1579, 1514, 1460, 1276, 1126, 1031 cm−1; 13C-NMR
(CDCl3) δ (ppm) 189,3, 148,2, 148,0, 146,8, 143,3, 129,0, 127,4, 123,3, 122,8, 114,8, 109,7, 56,0,
32,4, 30,3, 22,3, 13,8; HREIMS (spektroskopi massa) m/z 260,1410 [M]+ (teoritis 260,1412). Analisis
unsur: C, 73,82%; H, 7,74%.

C: IR (KBr) νmax 3341, 3150, 2926, 2855, 1626, 1583, 1514, 1284, 1031, 972, 816 cm−1; 1H-NMR (CDCl3)
δ (ppm) 7,50 (1H, d, J = 16,2 Hz), 7,11 (1H, dd, J = 8,0, 1,8 Hz), 7,05 (1H, d, J = 1,8 Hz), 6,93 (1H, d, J
= 8,0 Hz), 6,58 (1H, d, J = 16,2 Hz), 6,02 (1H, br s), 4,13(1H, m), 3,93 (3H, s), 2,88 (1H, dd, J = 17,0,
2,8 Hz), 2,73 (1H, dd, J = 17,0, 8,8 Hz), 1,58–1,35 (6H, m), 0,92 (3H, t, J = 6,6 Hz); EIMS (spektroskopi
massa) m/z 278 (M+), Analisis unsur: C, 69,09%; H, 7,85%.

Senyawa B dapat ditransformasi lebih lanjut menjadi senyawa turunan lainnya dengan beberapa
reagen dan kondisi reaksi berikut:

i. Direaksikan dengan 2 ekivalen m-CPBA (asam meta-kloroperbenzoat) menghasilkan


senyawa D.
ii. Direaksikan dengan NaBH4 dalam pelarut metanol, dilanjutkan dengan penambahan larutan
asam, menghasilkan senyawa E.
iii. Direaksikan dengan C2H5MgBr dalam pelarut eter kering, dilanjutkan dengan penambahan
larutan asam, menghasilkan senyawa F.
Senyawa C dapat ditransformasi lebih lanjut menjadi senyawa turunan lainnya dengan beberapa
reagen dan kondisi reaksi berikut:

i. Direaksikan dengan PCC (piridinium klorokromat) menghasilkan senyawa G.


ii. Direaksikan dengan gas hidrogen dalam katalis Pd/C pada suhu kamar dan tekanan 1 atm,
menghasilkan senyawa H.
Modifikasi senyawa bisa dilakukan di awal melalui modifikasi pada struktur vanilin. Vanilin dapat
diubah terlebih dahulu menjadi senyawa I, yaitu ketika vanilin direaksikan dengan asam nitrat pekat
dalam asam sulfat pekat, kemudian dilanjutkan dengan penambahan pereaksi SnCl 2/HCl. Vanilin
dapat juga dimodifikasi melalui reaksi antara vanilin dengan anhidrida asetat menghasilkan senyawa
J dan asam asetat. Modifikasi terhadap senyawa vanilin bisa dilakukan dengan reaksi demetilasi
vanilin menggunakan reagen HI dan pemanasan menghasilkan senyawa K.

Berdasarkan data dan informasi di atas, jawablah beberapa pertanyaan berikut:

a. Tuliskan nama lain vanilin berdasarkan tatanama IUPAC. [2]

KSN 2021 6
b. Gambarkan mekanisme reaksi pembentukan senyawa A dan gambarkan struktur
senyawa A. [5]
c. Uraikan analisis data spektroskopi untuk memperoleh struktur senyawa B dan C. [12]
d. Gambarkan struktur senyawa D, E, F, G dan H. [10]
e. Gambarkan mekanisme reaksi pembentukan senyawa F. [3]
f. Gambarkan struktur senyawa I, J dan K. [6]
g. Gambarkan mekanisme reaksi pembentukan senyawa J. [3]

KSN 2021 7

Anda mungkin juga menyukai