Godang do ulaon na ingkon mardalan parjambaran. Jala adong do ragam ni jambar. Alani rumit
ni parjambaron di halak Batak sai jolo dibahen tonggo raja manang ria raja. Ipe asa dipamasa
ulaon .
I Goar ni jambar.
Jambar hata .
Jambar JUHUT (Jagal).
Jambar SINAMOT (Uang) .
Catatan :
Molo hompal ulu gabe jambar ni panambak ( sipitudai ) ,rusuk galapang ma jambar ni Hula hula
ni na monding . Somba somba ma jambar ni sude tulang dohot hula hula .
B. Dari seminar marga-marga di Jakarta tahun 1996 dalam buku ”PEDOMAN PELAKSANAAN ADAT
DALIHAN NA TOLU (DNT)”, yang diterbitkan Partukkoan DNT sbb :
C. VERSI HUMBANG
No NATINUTUNGAN NAMARIMBALU
1 Kulit dibakar, bulu-bulu hilang Bulu ternak tidak dibakar
2 Daging direbus Tidak direbus
3 Sebagian daging dijadikan lauk untuk Menyembelih ternak lain untuk pelayat
pelayat / natorop
4 Kepala ternak dipecah, atas namarngingi Kepala ternak utuh menjadi bagian suhut
(Parsiamun & Parhambirang) & Osang untuk Sipit
untuk kerabat.
5 Cara pembagian jambar juhut 6 sama Parjambaran juhut dilempar dari anjungan
dengan membagi na marmiak-miak (Panca)
PARBAGI NI JAMBAR
(Pinahan Lobu-Na Marmiakmiak)
Aliangliang
Batisan
Gonting
Ihurihur
Osang
Panamboli
Rimpusu-Ateate-Butuharaja
Soit
Sombasomba
Somba
Na Marngingi
Panahui
Na Margoarna
Dengke Simudurudur
Dengke Sitiotio
Dengke Sahat
Dengke Saur
PROPORSIONAL PARJAMBARAN
PADALAN JAMBAR JUHUT
DI ULAON SARI MATUA / SAUR MATUA
Hatorangan
Songon i ma saotik laho mangurupi hita pasahat jambar juhut di ulaon sari
matua manang saur matua.
Osang 1. tu Hulahula
Osang do na manjalo sipanganon dohot baba. Hulahula do silehon angka
hata pasupasu asa denggan angka ngolu. Si siuhon do osang ni Hulahula
asa uli rohana dohot tondina mamasumasu anakhonna.
PARJAMBARAN JUHUT SONAKMALELA DI JAMBI
A. Ulaon Las Niroha ( Pangolihon Anak Pamuli Boru, Mamasuhi Bagas,dohot angka
Ulaon Naasing )
1. Pinahan Lobu
Soit Hahadoli,Anggidoli,
4.
Dongan Sahuta
5. Parsanggulan Parsiamun Boru
6. Ihur-Ihur Suhut
Batisan/Pohu Bere-Ibebere,
7. Punguan,pariban,Ale-
ale,Pangula ni huria, dll
RUHUT-RUHUT NI PARADATON BATAK TOBA
Pada acara pesta perkawinan ( Pangolihon Anak /Pamuli Boru sian adat Nagok
manang Pesta Unjuk yang mutlak (mortohonan) suhi ni ampang ñaopat adalah
sebagai berikut :
3. Urutan Pelaksanaan:
1. Ulos Passamot
2. Ulos Hela & Mandar hela
3. Ulos Pamarai
4. Ulos Todoan
5. Ulos Tutup niampang
6. Ulos Namartohonan (contoh : Todoan II dst, anak manjae dll)
7. Ulos Holong sian sude undangan parjambar dari parboru
Pada Acara Adat Kematian (meniggal dunia), ulos yang berjalan dan acara sesuai
tingkat kematian :
C. Parjambaran
Pada setiap Acara Adat Pesta Perkawinan dan kematian berjalan Parjambaran, pada dasarnya
sebelum pelaksanaan harus dibicarakan lebih dahulu :
A. DONGASABUTUHA
1. Panambuli :
2. Pangalapa / Pamultak :
3. Panambak / Sasap : Dongan Tobu.
4. Ihur – ihur / Upa Suhut : -
5. Osang Jambar Nabalga : -
6. Uluna / Sipitudai : -
7. Orang biasanya diberikan ke Protokol dan Sitoho-toho.
8. Ungkapan : Kepala Desa
9. Gonting : -
C. HULA – HULA
B. SIGAGAT DUHUT
1. Uluna/Sipitu dai : kepala atas dan bawah (tanduk namarngingi dan osang)
2. Panamboli : potongan leher (sambolan)
3. Pangalapa/Pultahan : perut bagian bawah (tempat belah)
4. Panambak/Sasap : pangkal paha depan
5. Ungkapan : pangkal rusuk depan
6. Gonting : pinggul/punggul
7. Upa Suhut / Ihur-ihur : bagian belakang sampai ekor
8. Tanggalan Rungkung : leher (depan sampai dengan badan)
9. Tulan Bona : paha belakang
10. Tulan Tombuk : pangkal paha belakang
11. Somaba-somba Siranga : rusuk-rusuk besar
12. Somaba-somba Nagok : rusuk paling depan (gelapang)
13. Tulan : kaki di bawah dengkul
14. Botohon : paha depan
15. Ronsangan : tulang dada ( pertemuan rusuk)
16. Soit Nagodang : persendian
17. Bonian Tondi : pangkal rusuk iga
18. Sitoho-toho : sebagian dari osang bawah
19. Pohu : bagian-bagian kecil
20. Sohe/Tanggo-tanggo : cincangan
D. MANGADATI
Pengertian umum adalah suatu proses untuk perkawinan campuran antara anaka / boru
dengan anak/boru suku/bangsa lain (Marga Sileban), dimana pelaksanaanya dilakukan sesuai
dengan adat Batak. Penerapannya dilakukan sesuai tahapan dan aturan masing-masing
sebagai berikut :
1. Mendampingi Parboru, Sijalo Sinabot harus Marga Sileban, yang mendampingi hanya
menerima uang kehormatan saja.
2. Mendampingi Paranak, Sijalo Ulos Suhi ni Ampang Naopat harus keluarga suku lain
(Marga Sileban), yang mendampingi hanya menerima Ulos Pargomgom.
3. Yang mendampingi tidak boleh melakukan Tonggo / Ria Raja dan Papungu Tumpak.
Dengan restu hadirin, yang Mangamai mangupa dengan menyatakan kesediaan untuk
melaksanakan tahapan adat perkawinan yang dimaksud pihak Marga Sileban, kemudian
Marga Sileban memberikan Piso-piso dan Pasituak Natonggi kepada semua hadirin. Sehingga
yang diamai dengan yang Mengamai sudah menjadi Dongan Sahundulan yang sifatnya
permanen.
Dalam hal Mangamai Paranak, yang menerima ulos diatur sebagai berikut :
Dalam hal Mangamai Parboru, yang menerima Sinamot/tuhor diatur sebagai berikut :
Tahapan Pelaksanaan:
Yang Mangain akan menempatkan yang diain pada urutan anggota keluarga yang tidak
mengubah Panggoran (buha baju) yang sudah ada. Selanjutnya, keluarga yang Mangain
bertanggung jawab melaksanakan kewajiban adat Batak kepada yang diain. Pada acara
perkawinan yang diain, yang menerima Sinamot Nagok dan Suhi ni Ampang Naopat adalah
yang Mangain dan keluarga. Orangtua kandung marga Sileban menerima Sinamot
(panandaion) sebagai penghargaan atau penghormatan.
Pada dasarnya kedudukan Anak atau Boru yang Didampingi, Diamai, Diain, tidak sama, dan
tidak punya kaitan apapun dengan ”pewarisan”. Masing masing hanya terbatas pada proses
adat yang dilakukan.
F. MANGANGKAT /MANGADOPSI
Suatu proses seorang anak (pria atau wanita) masuk dalam keluarga menjadi anak/boru, baik
karena belum mempunyai keturunan maupun karena suatu hal.
– Dongan Tubu
– Hula – hula dan Tulang
– Boru / Bere
– Dongan Sahuta
– Raja Bius (Parsadaan dan Punguan)
5. Untuk acara pengukuhan Boru (putri) oleh namarmiak-miak, tetapi untuk pengukuhan
anak (putra) sebaiknya sigagat duhut, karena kehadirannya. Selain pewaris juga akan
menjadi penerus keturunan.
Tahapan pelaksanaan :
ULOS HERBANG
Ulaos Herbang untuk diberikan ke pihak Paranak pada acara perkawinan Boru Nababan
banyaknya 7 (tujuh ) lembar, bila ada ulos holong atau tambahan/titilan Paranak, tidak boleh
lebih dari yang disediakan Nababan dan Ulos Herbang yang akan diterima pada acara
perkawinan anak (putra) Nababan Banyaknya tidak dibatasi. Dalam menentukan banyaknya
Ulos Herbang, hendaknya tetap memperhitungkan waktu penyerahan.
CATATAN/PERHATIAN
1. Pada setiap acara adat pesta perkawinan dan kematian yang berhak menerima dan
memberikan adat adalah keluarga yang sudah diadati (beradat).
2. Acara Patua Hata dan Parhusipon, dapat dilaksanakan oleh tingkat Suhu Ompu, tetapi
Acara Tonggo Raja/Rai Raja harus sampai tingkat paradatan Paranjoan.
PENUTUP
Patokan dan aturan adat ini dalam penerapannya tidak boleh menjadi beban pikiran
dan menimbulkan kerugian Suhut Bolon.
Tulisan ini kurang sempurna, mohon diberikan masukan dan saran untuk
diperbaharui.