PDF esbXJRA0zY 30586
PDF esbXJRA0zY 30586
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6322)
4. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama, Tempat praktek
Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah
8. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK).
9. Suurat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomotr: PR.01.01/I/7997/2002 tanggal 13
September 2022 tentang Pemberitahuan Menu dan Rincian DAK Non Fisik Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2023.
Pencapaian program dan kegiatan Upaya Penurunan AKI dan AKB serta perbaikan gizi
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Surantih dukung dengan Dana Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) yang mana berasal dari APBN Kementerian Kesehatan (DAK Non Fisik Bidang
Kesehatan), untuk itu rincian kebutuhan kegiatan yang diusulkan pada tahun 2023 untuk BOK
Puskesmas Surantih sebagai berikut :
C. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat/sasaran pada kegiatan ini adalah ibu hamil, bayi baru lahir, bayi usia 0-11
bulan, ibu bersalin, ibu nifas anak balita, anak usia pra sekolah, usia sekolah, remaja dan usia
produktif termasuk lansia dan kelompok disabilitas, termasuk kader Posyandu, Bidan Desa, petugas
lintas program, lintas sektoral, Walinagari, Tokoh Masyarakat dan kelompok masyarakat lainnya di
wilayah kerja UPT Puskesmas Surantih Kecamatan Bayang.
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persiapan Pelaksanaan
2. Pelaksanaan Kegiatan
Monitoring dan
3.
Evaluasi
F. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan anggaran biaya dalam rangka pencapaian keluaran
(outpur) melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Bidang Kesehatan Kabupaten
Pesisir Selatan pada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Surantih Tahun 2023 sebesar
Rp. 157.048.000- (Seratus Lima Puluh Tujuh Juta Empat Puluh Delapan Ribu Rupiah),-
dengan rincian anggaran biaya (RAB) per puskesmas yaitu:
No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan
Biaya Rp.
1. Surveilans Kesehatan Gizi dan KIA 10.604.000,-
Jumlah 157.048.000,-
Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir
G. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan (KAK) Pelaksanaan Kegiatan Upaya Penurunan AKI
dan AKB serta Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat Puskesmas Surantih Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun Anggaran 2023 dibuat sebagai bahan acuan dan perencanaan dari kegiatan ini
Surantih,Desember 2022
Kepala Puskesmas Surantih
Harrymasrizal,SKM
NIP. 19720328 199403 1003
KERANGKA ACUAN KEGIATAN/TERM OF REFERENCE (KAK)
PELAKSANAAN KEGIATAN UPAYA DETEKSI DINI, PREVENTIF DAN
RESPON PENYAKIT PADA KEGIATAN BANTUAN OPERASIONAL
KESEHATAN (BOK) UPT PUSKESMAS SURANTIH KABUPATEN PESISIR
SELATAN
TAHUN 2023
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya yang dilaksanakan dengan sasaran meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan mulai dari promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara
berkesinambungan. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan
antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan
pada periode sebelumnya.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, diselenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif
dan meninggalkan kuratif dan rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan. Upaya
pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat melalui upaya kesehatan esensial dan upaya kesehatan
pengembangan sebagaimana yang termaktub dalam Permenkes Nomor 43 Tahun 2019, dimana salah
satu upaya kesehatan esensial yang wajib dilaksanakan di Puskesmas adalah Upaya Deteksi dini,
Preventif dan respon penyakit yang merupakan program dan kegiatan pelayanan kesehatan dasar atau
pelayanan kesehatan primer (esensial) yang wajib dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas termasuk
diwilayah kerja Puskesmas Surantih.
Renstra Puskesmas Surantih Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021-2026 dijelaskan
bahwa pelaksanaan upaya kesehatan masyarakat dilaksanakan berdasarkan prinsip penyelenggaraan
paradigma sehat, pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat, ketersediaan akses
pelayanan kesehatan, teknologi tepat guna serta keterpaduan dan kesinambungan termasuk Upaya
Deteksi dini, Preventif dan respon penyakit. Adapun fungsi Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan harus diselaraskan dengan mewujudkan visi dan
misi UPT Puskesmas Surantih yaitu: “Mewujudkan Masyarakat di Wilayah Puskesmas Surantih
Peduli Sehat, Mandiri, Berkualitas serta Terintegrasi” dengan misi yaitu 1). Masyarakat di wilayah
Puskesmas Surantih yang peduli terhadap perilaku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan
individu, keluiarga dan masyarakat, 2) kemandirian masyarakat terhadap kesehatan secara individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat maupun lingkungannya dalam penanggulangan dampak
kesehatan akbiat penyakit menular dan tidak menular, bencana dan pandemi COVID-19, 3) UKP dan
UKM untuk peningkatan akses dan mutu kualitas pelayanan kesehatan untuk mengurangi
kesenjangan status kesehatan dan gizi masyarakat antar wilayah, gender dan tingkat sosial ekonomi,
4) Diperolehnya derajat kesehatan masyarakat yang setingi-tingginya bagi setiap orang yang
merupakan hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama dan status sosial ekonomi
dan 5) Pelaksanaan UKP dan UKM dilakukan melalui integrasi lintas program dan sektoral serta
pemberdayaan masyarakat.
Program Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2) ini merupakan manifestasi
dari kumpulan program dan kegiatan upaya deteksi dini, preventif dan respon penyakit dengan
beberapa program dan kegiatan riunciannya yaitu: surveilance dan respon KLB; deteksi dini dan
penemuan kasus; pencegahan penyakit dan pengendalian faktor risiko P2P; pengendalian penyakit
dan pemberdayaan masyarakat terhadap pembentukan kader dan pembekalan kader P2P. Program dan
kegiatan ini merupakan manifestasi dari seluruh rangkaian kegiatan pencegahan dan penanggulangan
penyakit di Puskesmas termasuk kegiatan pemberdayaan masyarakat terhadap peran sertanya
terhadap pencegahan dan pengendalian penyakit di tingkat Puskesmas.
Puskesmas berdasarkan PMK Nomor 43 Tahun 2019 adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP)
tingkat pertamna dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya
termasuki melaksanakan upaya deteksi dini, preventif dan respon penyakit dalam rangka pencegahan
dan penanggulangan penyakit. Upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) yang dimaksud adalah melakukan surveilance dan respon kejadian luar biasa
(KLB), dimana ada beberapa kegiatan yang dapat dilaksanakan yaitu: surveilance kejadian pasca
imunisasi (KIPI), validasi sasaran hasil cakupan imunisasi termasuk verifikasi rumor KLB, respon
cepat Sistem Kewaspadaan Dini dan Resppon (SKDR). Disamping itu juga dilaksanakan pula upaya
deteksi dini dan penemuan kasus, seperti: HIV/AIDS, TBC, Hepatitis pada ibu hamil; deteksi dini
risiko PTM di Posbindu PTM, penemuan kasus PD3I, kasus kontak TB Pasru dan kasus mangkit,
kasus nkontak kusta serta ODGJ.
Kegiatan lainnya yaitu pencegahan penyakit dan pengendalian faktor risiko, dengan masih
menguatamaka pelayanan imunisasi dasar rutin, bersamaam dengan sosialisasi pelaksanaan imunisasi
rutin; advokasi/sosialisasi terkait pemberian obat pencegah massal seperti obat kaki gajah termasuk
penyediaan media komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pencegahan penyakit. Selain itu kegiatan
pengendalian penyakit untuk pendampingan penderita penyakit menular menahun, pendampingan
penderita gangguan jiwa dan Napza serta validasi data laporan hasil POPM dan manajemen kasus
filariasis, termasuk pemberdayaan masyarakat terhadap kualitas sanitasi dasar dan kesehatan
lingkungan masyarakat yang juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya angka kesakitan dan
kematian akibat penytakit menular dan infeksi dan tidak menular yang juga melibatkan kader
kesehatan untuk P2P serta melakukan pembinaan dan pembekalan terhadap kader P2P.
Selama Tahun 2020 s/d 2022, pelaksanaan kegiatan Upaya Deteksi Dini, Preventuf dan
Respon Penyakit dalam rangka Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) di Puskesmas
Kabupaten Pesisir Selatan telah berhasil terlaksana dengan baik dengan meningkatnya beberapa
indikator SPM dan PISPK , yaitu pelayanan kesehatan imunisasi dasar rutin (UCI); pelayanan
kesehatan terhadap pencegahan TBC, pelayanan kesehatan penyakit tidak menular (PTM) dan
penanggulangan dan pengendalian bencana/wabah penyakit termasuk KLB, apalagi saat sekarang
telah terjadi pandemi COVID-19, dimana 81,43 % telah berhasil mencapai target pelaksanaan
program dan kegiatan. Oleh karena itu keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini harus di lanjutkan
dengan melaksanakan upaya-upaya inovatif untuk selalu meningkatkan cakupan program di
Puskesmas dan jejaringnya.
B. Dasar Hukum
10. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
11. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
12. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6322)
13. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama, Tempat praktek
Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah
17. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK).
18. Suurat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomotr: PR.01.01/I/7997/2002 tanggal 13
September 2022 tentang Pemberitahuan Menu dan Rincian DAK Non Fisik Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2023.
Pencapaian program dan kegiatan Upaya Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit di
wilayah kerja Puskesmas Surantih dukung dengan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang
mana berasal dari APBN Kementerian Kesehatan (DAK Non Fisik Bidang Kesehatan), untuk itu
rincian kebutuhan kegiatan yang diusulkan pada tahun 2023 untuk BOK Puskesmas Surantih sebagai
berikut :
C. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat/sasaran pada kegiatan ini adalah individu dan anggota masyarakat yang
rentan terhadap penyakit menular dan infeksi serta penyakit tidak menular (PTM) termasuk kondisi
sanitasi dasar dan kesehatan lingkungan rumah tangga pada masyarakat. Selain itu juga yang menjadi
penerima manfaat Kader kesehatan pemberdayaan masyarakat, institusi pendidikan dan TTU serta
TPM termasuk petugas lintas program, lintas sektoral, Walinagari, Tokoh Masyarakat dan kelompok
masyarakat lainnya di wilayah kerja UPT Puskesmas Surantih Kecamatan Bayang.
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persiapan Pelaksanaan
2. Pelaksanaan Kegiatan
Monitoring dan
3.
Evaluasi
F. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan anggaran biaya dalam rangka pencapaian keluaran
(outpur) melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Bidang Kesehatan Kabupaten
Pesisir Selatan pada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Surantih Tahun 2023 sebesar
Rp. 282.686.800,- (Dua Ratus Delapan Puluh Dua Juta Enam Ratus Delapan Puluh Enam Ribu
Delapan Ratus Rupiah),- dengan rincian anggaran biaya (RAB) per puskesmas yaitu:
No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan
Biaya Rp.
1. Deteksi dini faktor risiko dan penyakit tidak menular di masyarakat 34.860.000,-
2 Penemuan kasus aktif dan pemantauan pengobatan penyakit menular, 60.820.000,-
serta Program Pemberian Obat Pencegahan Masal (POPM)
3 Penemuan Kasus Aktif TBC 13.080.000,-
Pemberdayaan masyarakat serta pembinaan kader kesehatan dalam 40.944.800,-
4 penanggulangan permasalahan P2P dan Penyehatan Lingkungan
5 Pelaksanaan STBM untuk Desa/ Kelurahan Prioritas 19.392.000,-
6 Inpeksi kesehatan lingkungan di TPP (Tempat Pengelolaan Pangan), 19.040.000,-
TFU (Tempat Fasilitas Umum), sarana air minum, dan Fasyankes
7 Pengiriman spesimen penyakit menular tertentu dan penyaikit 10.800.000,-
berpotensi KLB ke laboratorium daerah atau laboratorium rujukan
daerah di kabupaten/kota
8 Pelayanan Imunisasi 69.540.000,-
9 Penyelidikan dan respon kasus atau Kejadian Luar Biasa (KLB) 6.930.000,-
10 Survei dan pengendalian vektor penyakit menular di masyarakat 7.280.000,-
Jumlah 282.686.800,-
Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir
G. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan (KAK) Pelaksanaan Kegiatan Upaya Deteksi Dini,
Preventif dan Respon Penyakit Puskesmas Surantih Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Anggaran 2023
dibuat sebagai bahan acuan dan perencanaan dari kegiatan ini
Surantih,Desmber 2022
Kepala Puskesmas Surantih
Harrymasrizal,SKM
NIP. 19720328 199403 1003
KERANGKA ACUAN KEGIATAN/TERM OF REFERENCE (KAK)
PELAKSANAAN KEGIATAN UPAYA GERAKAN MASYARAKAT HIDUP
SEHAT (GERMAS) PADA KEGIATAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN
(BOK) UPT PUSKESMAS SURANTIH KABUPATEN PESISIR SELATAN
TAHUN 2023
A. Latar Belakang
Upaya pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat melalui upaya kesehatan esensial dan
upaya kesehatan pengembangan sebagaimana yang termaktub dalam Permenkes Nomor 43 Tahun
2019, dimana salah satu upaya kesehatan esensial yang wajib dilaksanakan di Puskesmas adalah
Program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan melaksanakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehhat
(GERMAS) pada setiap tatanan wilayah kerja mulai dari wilayah kerja Kabupaten Kota dan
khususnya Puskesmas. Gerakan masyarakat hidup sehat saat ini dikembangkan dengan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) yang pada dasarnya merupakan integrasi
pelaksanaan program-program kesehatan dengan fokus pada penguatan nilai-nilai dan perilaku hidup
bersih dan sehat melalui pendekatan keluarga dan kelompok masyarakat. Program ini merupakan
salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan
akses pelayanan kesehatan diwilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga dalam rangka
meningkatkan cakupan akses pelayanan kesehatan masyarakat dan pemeliharaan dan pemulihan
kesehatan masyarakat. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan baik di dalam
dan luar gedung, melainkan juga melakukan gerakan masyarakat secara terarah dan terpadu untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat.
GERMAS merupakan sebuah gerakan yang bertujuan untuk memasyarakatkan budaya
hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat.
Aksi GERMAS ini juga diikuti dengan memasyarakatkan perilaku hidup bersih sehat dan dukungan
untuk program infrastruktur dengan basis masyarakat. Perubahan pola hidup masyarakat yang makin
modern menjadi salah satu dasar GERMAS. Penyakit menular seperti diare, tuberkulosa hingga
demam berdarah dahulu menjadi kasus kesehatan yang banyak ditemui; kini telah terjadi perubahan
yang ditandai pada banyaknya kasus penyakit tidak menular seperti diabetes, kanker dan jantung
koroner. Selain itu GERMAS lebih bertujuan pada upaya peningkatan perilaku hidup dan bersih di
wilayah kerja Puskesmas dengan melaksanakan upaya peningkatan perilaku gizi ibu hamil, kelompok
risti dan rentan serta kelompok masyarakat, apalagi pendekatan GERMAS salah satunya adalah
melalui pendekatan keluarga dengan adanya Program PISPK.
Selama Tahun 2020-2021, hasil pelaksanaan kegiatan GERMAS di wilayah kerja
Puskesmas Surantih telah berhasil menjadikan kampanye GERMAS sebagai salah satu unggulan
program Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, dimana 8 Nagari telah berhasil mencanangkan
GERMAS. Sedangkan untuk cakupan indikator GERMAS yang masih menjadi permasalahan adalah
perilaku merokok yang baru 34,72 % keluarga yang tidak merokok serta kebiasaan atau perilaku
makan pagi dan kebiasaan olahraga di pagi hari/aktivitas fisik yang masih dibawah target 80 %. UPT
Puskesmas Surantih Kabupaten Pesisir Selatan didukung Forum GERMAS Kecamatan Bayang,
dimana kegiatan forum ini menitikberatkan pada penggerakan masyarakat terhadap tatanan rumah
tangga yang mendukung indikator aktivitas fisik, edukasi dan perilaku sehat, deteksi dini penyakit,
lingkungan sehat dan indikator PHBS pangan sehat dan perbaikan gizi disamping selalu secara
berkala melakukan pembinaan dan pendampingan GERMAS di tingkat Desa/Nagari.
Pelaksanaan Program Upaya Pembinaan Kesehatan Dasar Masyarakat melalui Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) yang didukung anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik,
dimana selama ini selalu dilaksanakan dan dikelola dengan menerapkan prinsi-prinsip tata kelola
yang baik (good governance) yakni transparansi, efektif, efisein, akuntabel dan tidak duplikasi
dengan sumber pembiayaan lainnya. Dukungan anggaran BOK saat ini merupakan sumber anggaran
biaya yang sangat diperlukan oleh Puskesmas walaupun saat ini 20 Puskesmas di Kabupaten Pesisir
Selatan sudah menjadi Puskesmas Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) khususnya dalam
mendukung pelaksanaan kegiatan GERMAS.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, diselenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif
dan meninggalkan kuratif dan rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan. Upaya
pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat melalui upaya kesehatan esensial dan upaya kesehatan
pengembangan sebagaimana yang termaktub dalam Permenkes Nomor 43 Tahun 2019, dimana salah
satu upaya kesehatan esensial yang wajib dilaksanakan di Puskesmas adalah Upaya GERMAS yang
merupakan program dan kegiatan pelayanan kesehatan dasar atau pelayanan kesehatan primer
(esensial) yang wajib dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Surantih.
B. Dasar Hukum
19. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
20. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
21. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6322)
22. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama, Tempat praktek
Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
24. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah
26. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK).
27. Suurat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomotr: PR.01.01/I/7997/2002 tanggal 13
September 2022 tentang Pemberitahuan Menu dan Rincian DAK Non Fisik Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2023.
Pencapaian program dan kegiatan Upaya GERMAS di wilayah kerja Puskesmas Surantih
dukung dengan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang mana berasal dari APBN
Kementerian Kesehatan (DAK Non Fisik Bidang Kesehatan), untuk itu rincian kebutuhan kegiatan
yang diusulkan pada tahun 2023 untuk BOK Puskesmas Surantih sebagai berikut :
C. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat/sasaran pada kegiatan ini adalah individu dan anggota masyarakat yang
serta kelompok risti terkait dengan peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk pelaksana
Pos UKK, kelompok rentan penyakit kronis termasuk petugas lintas program, lintas sektoral,
Walinagari, Tokoh Masyarakat dan kelompok masyarakat lainnya di wilayah kerja UPT Puskesmas
Surantih Kecamatan Bayang.
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persiapan Pelaksanaan
2. Pelaksanaan Kegiatan
Monitoring dan
3.
Evaluasi
F. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan anggaran biaya dalam rangka pencapaian keluaran
(outpur) melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Bidang Kesehatan Kabupaten
Pesisir Selatan pada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Surantih Tahun 2023 sebesar
Rp. 57.372.000,- (Lima Puluh Tujuh Juta Tiga Ratus Tujuh Puluh Dua Ribu Rupiah),- dengan
rincian anggaran biaya (RAB) per puskesmas yaitu:
No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan
Biaya Rp.
1 Pelaksanaan Gerakan Cegah Stunting, Aksi Bergizi, Bumil Sehat, 14.808.000,-
Aktifkan Posyandu, Jambore Kader, Vaksinasi bersama
Mitra/kelompok Masyarakat
2 Pelaksanaan Gerakan Pengendalian Penyakit Prioritas (Kardiovaskuler, 23.344.000,-
DM, TB) serta kebugaran Jasmani
3 Pelaksanaan Skrining Masalah Kesehatan Jiwa di UKBM/ Lembaga ( 3.920.000,-
Lapas, Panti, Pesantren, sekolah)
4 Edukasi lansia dan lansia risiko tinggi oleh Tenaga Kesehatan 3.540.000,-
Puskesmas
5 Kunjungan rumah edukasi keluarga untuk perawatan dan berobat 4.900.000,-
teratur pada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)
6 Pelaksanaan gerakan Kesehatan Kerja dan pembinaan GP2SP bersama 3.500.000,-
Institusi/perusahaan
7 Pendampingan keluarga yang memiliki masalah weight 3.360.000,-
faltering, Penyakit Kronik, Bumil Risti
Jumlah 57.372.000,-
Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir
G. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan (KAK) Pelaksanaan Kegiatan Upaya Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Puskesmas Surantih Kabupaten Pesisir Selatan Tahun
Anggaran 2023 dibuat sebagai bahan acuan dan perencanaan dari kegiatan ini
Surantih,Desember 2022
Kepala Puskesmas Surantih
Harrymasrizal,SKM
NIP. 19720328 199403 1003
KERANGKA ACUAN KEGIATAN/TERM OF REFERENCE (KAK)
PELAKSANAAN KEGIATAN UPAYA PENURUNAN AKI DAN AKB SERTA
PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT PADA KEGIATAN BANTUAN
OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) UPT PUSKESMAS RANAH AMPEK
HULU TAPAN KABUPATEN PESISIR SELATAN
TAHUN 2023
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya yang dilaksanakan dengan sasaran meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan mulai dari promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara
berkesinambungan. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan
antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan
pada periode sebelumnya.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, diselenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif
dan meninggalkan kuratif dan rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan. Upaya
pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat melalui upaya kesehatan esensial dan upaya kesehatan
pengembangan sebagaimana yang termaktub dalam Permenkes Nomor 43 Tahun 2019, dimana salah
satu upaya kesehatan esensial yang wajib dilaksanakan di Puskesmas adalah Penurunan Angka
Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi (AKI dan AKB) dan upaya perbaikan gizi masyarakat
dengan fokus kegiatan melalui Pendekatan Keluarga. Kegiatan Penurunan AKI dan AKB dan
Perbaikan Gizi Masyarakat ini merupakan program dan kegiatan pelayanan kesehatan dasar atau
pelayanan kesehatan primer (esensial) yang wajib dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas.
Renstra Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021-2026
dijelaskan bahwa pelaksanaan upaya kesehatan masyarakat dilaksanakan berdasarkan prinsip
penyelenggaraan paradigma sehat, pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat,
ketersediaan akses pelayanan kesehatan, teknologi tepat guna serta keterpaduan dan kesinambungan
termasuk upaya penurunan AKI dan AKB serta upaya perbaikan gizi masyarakat. Tugas pokok
Puskesmas adalah melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan diwilayah kerjanya dengan mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan
pendekatan keluarga. Adapun fungsi Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas
Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan harus diselaraskan dengan mewujudkan visi dan misi UPT
Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan yaitu: “Terwujudnya masyarakat Kecamatan Lunang, peduli
sehat dan mandiri di bidang kesehatan” dengan misi yaitu 1) Menggerakkan pembangunan kesehatan
dengan koordinasi lintas program Dan lintas sector. 2) Mengerakkan dan meningkatkan partisipasi
masyarakat untuk perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS ). 3) Meningkatkan kemampuan dan
kualitas sumber daya tenaga kesehatan yang Professional.4) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan
dasar secara promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. 5) Menguatkan infrastruktur dan manajemen
puskesmas
Berdasarkan PMK Nomor 43 Tahun 2019 Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP)
tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya
khususnya melaksanakan kegiatan penurunan AKI dan AKB serta Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat,
termasuk Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan.
Masih terjadinya kematian ibu dan bayi dan masih tingginya angka stunting dan gizi
buruk di wilayah kerja Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan Kecamatan Lunang menandakan upaya
dan usaha yang selama ini telah dilaksanakan masih perlu ditingkatkan lagi terutama pada pelayanan
kesehatan ibu hamil dengan peneriksaan ANC dan pelayanan kesehatan ibu bersalin dan nifas
termasuk upaya perbaikan gizi masyarakat terutama ibu hamil dan balita, disamping melakukan audit
maternal dan perinatal secara berkesinambungan serta upaya yang berkesinambungan juga terhadap
peningkatan kualitas dan kapasitas petugas atau Bidan di desa agar dapat meningkatkan kinerjanya.
Disamping itu juga dibutuhkan upaya-upaya yang bersifat inovasi disamping melanjutkan kegiatan
yang sudah terlaksana di Puskesmas dalam rangka menekan AKI dan AKB dan menurunkan
prevalkensi stunting dan gizi buruk.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6322)
4. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama, Tempat praktek
Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah
8. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK).
9. Suurat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomotr: PR.01.01/I/7997/2002 tanggal 13
September 2022 tentang Pemberitahuan Menu dan Rincian DAK Non Fisik Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2023.
Pencapaian program dan kegiatan Upaya Penurunan AKI dan AKB serta perbaikan gizi
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kambang dukung dengan Dana Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) yang mana berasal dari APBN Kementerian Kesehatan (DAK Non Fisik Bidang
Kesehatan), untuk itu rincian kebutuhan kegiatan yang diusulkan pada tahun 2023 untuk BOK
Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan sebagai berikut :
C. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat/sasaran pada kegiatan ini adalah ibu hamil, bayi baru lahir, bayi usia 0-11
bulan, ibu bersalin, ibu nifas anak balita, anak usia pra sekolah, usia sekolah, remaja dan usia
produktif termasuk lansia dan kelompok disabilitas, termasuk kader Posyandu, Bidan Desa, petugas
lintas program, lintas sektoral, Walinagari, Tokoh Masyarakat dan kelompok masyarakat lainnya di
wilayah kerja UPT Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan Kecamatan Ranah Ampek Hulu.
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persiapan Pelaksanaan
2. Pelaksanaan Kegiatan
Monitoring dan
3.
Evaluasi
F. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan anggaran biaya dalam rangka pencapaian keluaran
(outpur) melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Bidang Kesehatan Kabupaten
Pesisir Selatan pada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan
Tahun 2023 sebesar Rp. 117.507.000,- (Seratus Tujuh Belas Juta Lima Ratus Tujuh Ribu
Rupiah),- dengan rincian anggaran biaya (RAB) per puskesmas yaitu:
No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan
Biaya Rp.
1. Surveilans Kesehatan Gizi dan KIA 14.190.000,-
Jumlah 117.507.000,-
Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir
G. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan (KAK) Pelaksanaan Kegiatan Upaya Penurunan AKI
dan AKB serta Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Anggaran 2023 dibuat sebagai bahan acuan dan perencanaan dari
kegiatan ini
H. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya yang dilaksanakan dengan sasaran meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan mulai dari promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara
berkesinambungan. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan
antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan
pada periode sebelumnya.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, diselenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif
dan meninggalkan kuratif dan rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan. Upaya
pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat melalui upaya kesehatan esensial dan upaya kesehatan
pengembangan sebagaimana yang termaktub dalam Permenkes Nomor 43 Tahun 2019, dimana salah
satu upaya kesehatan esensial yang wajib dilaksanakan di Puskesmas adalah Upaya Deteksi dini,
Preventif dan respon penyakit yang merupakan program dan kegiatan pelayanan kesehatan dasar atau
pelayanan kesehatan primer (esensial) yang wajib dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas termasuk
diwilayah kerja Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan.
Renstra Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021-
2026 dijelaskan bahwa pelaksanaan upaya kesehatan masyarakat dilaksanakan berdasarkan prinsip
penyelenggaraan paradigma sehat, pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat,
ketersediaan akses pelayanan kesehatan, teknologi tepat guna serta keterpaduan dan kesinambungan
termasuk Upaya Deteksi dini, Preventif dan respon penyakit. Adapun fungsi Puskesmas sebagai Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan harus diselaraskan dengan
mewujudkan visi dan misi UPT Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan yaitu: “Mewujudkan
Masyarakat di Wilayah Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan Peduli Sehat, Mandiri, Berkualitas
serta Terintegrasi” dengan misi yaitu 1). Masyarakat di wilayah Puskesmas Ranah Ampek Hulu
Tapan yang peduli terhadap perilaku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan individu, keluiarga
dan masyarakat, 2) kemandirian masyarakat terhadap kesehatan secara individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat maupun lingkungannya dalam penanggulangan dampak kesehatan akbiat penyakit
menular dan tidak menular, bencana dan pandemi COVID-19, 3) UKP dan UKM untuk peningkatan
akses dan mutu kualitas pelayanan kesehatan untuk mengurangi kesenjangan status kesehatan dan
gizi masyarakat antar wilayah, gender dan tingkat sosial ekonomi, 4) Diperolehnya derajat kesehatan
masyarakat yang setingi-tingginya bagi setiap orang yang merupakan hak asasi manusia tanpa
membedakan suku, golongan, agama dan status sosial ekonomi dan 5) Pelaksanaan UKP dan UKM
dilakukan melalui integrasi lintas program dan sektoral serta pemberdayaan masyarakat.
Program Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2) ini merupakan manifestasi
dari kumpulan program dan kegiatan upaya deteksi dini, preventif dan respon penyakit dengan
beberapa program dan kegiatan riunciannya yaitu: surveilance dan respon KLB; deteksi dini dan
penemuan kasus; pencegahan penyakit dan pengendalian faktor risiko P2P; pengendalian penyakit
dan pemberdayaan masyarakat terhadap pembentukan kader dan pembekalan kader P2P. Program dan
kegiatan ini merupakan manifestasi dari seluruh rangkaian kegiatan pencegahan dan penanggulangan
penyakit di Puskesmas termasuk kegiatan pemberdayaan masyarakat terhadap peran sertanya
terhadap pencegahan dan pengendalian penyakit di tingkat Puskesmas.
Puskesmas berdasarkan PMK Nomor 43 Tahun 2019 adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP)
tingkat pertamna dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya
termasuki melaksanakan upaya deteksi dini, preventif dan respon penyakit dalam rangka pencegahan
dan penanggulangan penyakit. Upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) yang dimaksud adalah melakukan surveilance dan respon kejadian luar biasa
(KLB), dimana ada beberapa kegiatan yang dapat dilaksanakan yaitu: surveilance kejadian pasca
imunisasi (KIPI), validasi sasaran hasil cakupan imunisasi termasuk verifikasi rumor KLB, respon
cepat Sistem Kewaspadaan Dini dan Resppon (SKDR). Disamping itu juga dilaksanakan pula upaya
deteksi dini dan penemuan kasus, seperti: HIV/AIDS, TBC, Hepatitis pada ibu hamil; deteksi dini
risiko PTM di Posbindu PTM, penemuan kasus PD3I, kasus kontak TB Pasru dan kasus mangkit,
kasus nkontak kusta serta ODGJ.
Kegiatan lainnya yaitu pencegahan penyakit dan pengendalian faktor risiko, dengan masih
menguatamaka pelayanan imunisasi dasar rutin, bersamaam dengan sosialisasi pelaksanaan imunisasi
rutin; advokasi/sosialisasi terkait pemberian obat pencegah massal seperti obat kaki gajah termasuk
penyediaan media komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pencegahan penyakit. Selain itu kegiatan
pengendalian penyakit untuk pendampingan penderita penyakit menular menahun, pendampingan
penderita gangguan jiwa dan Napza serta validasi data laporan hasil POPM dan manajemen kasus
filariasis, termasuk pemberdayaan masyarakat terhadap kualitas sanitasi dasar dan kesehatan
lingkungan masyarakat yang juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya angka kesakitan dan
kematian akibat penytakit menular dan infeksi dan tidak menular yang juga melibatkan kader
kesehatan untuk P2P serta melakukan pembinaan dan pembekalan terhadap kader P2P.
Selama Tahun 2020 s/d 2022, pelaksanaan kegiatan Upaya Deteksi Dini, Preventuf dan
Respon Penyakit dalam rangka Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) di Puskesmas
Kabupaten Pesisir Selatan telah berhasil terlaksana dengan baik dengan meningkatnya beberapa
indikator SPM dan PISPK , yaitu pelayanan kesehatan imunisasi dasar rutin (UCI); pelayanan
kesehatan terhadap pencegahan TBC, pelayanan kesehatan penyakit tidak menular (PTM) dan
penanggulangan dan pengendalian bencana/wabah penyakit termasuk KLB, apalagi saat sekarang
telah terjadi pandemi COVID-19, dimana 81,43 % telah berhasil mencapai target pelaksanaan
program dan kegiatan. Oleh karena itu keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini harus di lanjutkan
dengan melaksanakan upaya-upaya inovatif untuk selalu meningkatkan cakupan program di
Puskesmas dan jejaringnya.
I. Dasar Hukum
10. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
11. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
12. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6322)
13. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama, Tempat praktek
Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah
17. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK).
18. Suurat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomotr: PR.01.01/I/7997/2002 tanggal 13
September 2022 tentang Pemberitahuan Menu dan Rincian DAK Non Fisik Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2023.
Pencapaian program dan kegiatan Upaya Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit di
wilayah kerja Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan dukung dengan Dana Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) yang mana berasal dari APBN Kementerian Kesehatan (DAK Non Fisik Bidang
Kesehatan), untuk itu rincian kebutuhan kegiatan yang diusulkan pada tahun 2023 untuk BOK
Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan sebagai berikut :
J. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat/sasaran pada kegiatan ini adalah individu dan anggota masyarakat yang
rentan terhadap penyakit menular dan infeksi serta penyakit tidak menular (PTM) termasuk kondisi
sanitasi dasar dan kesehatan lingkungan rumah tangga pada masyarakat. Selain itu juga yang menjadi
penerima manfaat Kader kesehatan pemberdayaan masyarakat, institusi pendidikan dan TTU serta
TPM termasuk petugas lintas program, lintas sektoral, Walinagari, Tokoh Masyarakat dan kelompok
masyarakat lainnya di wilayah kerja UPT Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan Kecamatan Ranah
Ampek Hulu.
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persiapan Pelaksanaan
2. Pelaksanaan Kegiatan
Monitoring dan
3.
Evaluasi
M. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan anggaran biaya dalam rangka pencapaian keluaran
(outpur) melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Bidang Kesehatan Kabupaten
Pesisir Selatan pada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan
Tahun 2023 sebesar Rp. 182.974.000,- (Seratus Delapan Puluh Dua Juta Sembilan Ratus Tujuh
Puluh Empat Ribu Rupiah),- dengan rincian anggaran biaya (RAB) per puskesmas yaitu:
No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan
Biaya Rp.
1. Deteksi dini faktor risiko dan penyakit tidak menular di masyarakat 13.860.000,-
2 Penemuan kasus aktif dan pemantauan pengobatan penyakit menular, 39.220.000,-
serta Program Pemberian Obat Pencegahan Masal (POPM)
3 Penemuan Kasus Aktif TBC 16.590.000,-
Pemberdayaan masyarakat serta pembinaan kader kesehatan dalam 23.240.000,-
4 penanggulangan permasalahan P2P dan Penyehatan Lingkungan
5 Pelaksanaan STBM Untuk Desa/Kelurahan Prioritas 22.500.000,-
Jumlah 182.974.000,-
Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir
N. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan (KAK) Pelaksanaan Kegiatan Upaya Deteksi Dini,
Preventif dan Respon Penyakit Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun Anggaran 2023 dibuat sebagai bahan acuan dan perencanaan dari kegiatan ini
O. Latar Belakang
Upaya pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat melalui upaya kesehatan esensial dan
upaya kesehatan pengembangan sebagaimana yang termaktub dalam Permenkes Nomor 43 Tahun
2019, dimana salah satu upaya kesehatan esensial yang wajib dilaksanakan di Puskesmas adalah
Program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan melaksanakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehhat
(GERMAS) pada setiap tatanan wilayah kerja mulai dari wilayah kerja Kabupaten Kota dan
khususnya Puskesmas. Gerakan masyarakat hidup sehat saat ini dikembangkan dengan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) yang pada dasarnya merupakan integrasi
pelaksanaan program-program kesehatan dengan fokus pada penguatan nilai-nilai dan perilaku hidup
bersih dan sehat melalui pendekatan keluarga dan kelompok masyarakat. Program ini merupakan
salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan
akses pelayanan kesehatan diwilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga dalam rangka
meningkatkan cakupan akses pelayanan kesehatan masyarakat dan pemeliharaan dan pemulihan
kesehatan masyarakat. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan baik di dalam
dan luar gedung, melainkan juga melakukan gerakan masyarakat secara terarah dan terpadu untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat.
GERMAS merupakan sebuah gerakan yang bertujuan untuk memasyarakatkan budaya
hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat.
Aksi GERMAS ini juga diikuti dengan memasyarakatkan perilaku hidup bersih sehat dan dukungan
untuk program infrastruktur dengan basis masyarakat. Perubahan pola hidup masyarakat yang makin
modern menjadi salah satu dasar GERMAS. Penyakit menular seperti diare, tuberkulosa hingga
demam berdarah dahulu menjadi kasus kesehatan yang banyak ditemui; kini telah terjadi perubahan
yang ditandai pada banyaknya kasus penyakit tidak menular seperti diabetes, kanker dan jantung
koroner. Selain itu GERMAS lebih bertujuan pada upaya peningkatan perilaku hidup dan bersih di
wilayah kerja Puskesmas dengan melaksanakan upaya peningkatan perilaku gizi ibu hamil, kelompok
risti dan rentan serta kelompok masyarakat, apalagi pendekatan GERMAS salah satunya adalah
melalui pendekatan keluarga dengan adanya Program PISPK.
Selama Tahun 2020-2021, hasil pelaksanaan kegiatan GERMAS di wilayah kerja
Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan telah berhasil menjadikan kampanye GERMAS sebagai salah
satu unggulan program Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, dimana 8 Nagari telah berhasil
mencanangkan GERMAS. Sedangkan untuk cakupan indikator GERMAS yang masih menjadi
permasalahan adalah perilaku yang tidak merokok baru 30,72 % keluarga yang tidak merokok serta
kebiasaan atau perilaku makan pagi dan kebiasaan olahraga di pagi hari/aktivitas fisik yang masih
dibawah target 80 %. UPT Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan
didukung Forum GERMAS Kecamatan Lunang, dimana kegiatan forum ini menitikberatkan pada
penggerakan masyarakat terhadap tatanan rumah tangga yang mendukung indikator aktivitas fisik,
edukasi dan perilaku sehat, deteksi dini penyakit, lingkungan sehat dan indikator PHBS pangan sehat
dan perbaikan gizi disamping selalu secara berkala melakukan pembinaan dan pendampingan
GERMAS di tingkat Desa/Nagari.
Pelaksanaan Program Upaya Pembinaan Kesehatan Dasar Masyarakat melalui Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) yang didukung anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik,
dimana selama ini selalu dilaksanakan dan dikelola dengan menerapkan prinsi-prinsip tata kelola
yang baik (good governance) yakni transparansi, efektif, efisein, akuntabel dan tidak duplikasi
dengan sumber pembiayaan lainnya. Dukungan anggaran BOK saat ini merupakan sumber anggaran
biaya yang sangat diperlukan oleh Puskesmas walaupun saat ini 20 Puskesmas di Kabupaten Pesisir
Selatan sudah menjadi Puskesmas Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) khususnya dalam
mendukung pelaksanaan kegiatan GERMAS.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, diselenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif
dan meninggalkan kuratif dan rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan. Upaya
pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat melalui upaya kesehatan esensial dan upaya kesehatan
pengembangan sebagaimana yang termaktub dalam Permenkes Nomor 43 Tahun 2019, dimana salah
satu upaya kesehatan esensial yang wajib dilaksanakan di Puskesmas adalah Upaya GERMAS yang
merupakan program dan kegiatan pelayanan kesehatan dasar atau pelayanan kesehatan primer
(esensial) yang wajib dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan.
P. Dasar Hukum
19. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
20. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
21. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6322)
22. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama, Tempat praktek
Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
24. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah
26. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK).
27. Suurat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomotr: PR.01.01/I/7997/2002 tanggal 13
September 2022 tentang Pemberitahuan Menu dan Rincian DAK Non Fisik Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2023.
Pencapaian program dan kegiatan Upaya GERMAS di wilayah kerja Puskesmas Ranah
Ampek Hulu Tapan dukung dengan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang mana berasal
dari APBN Kementerian Kesehatan (DAK Non Fisik Bidang Kesehatan), untuk itu rincian kebutuhan
kegiatan yang diusulkan pada tahun 2023 untuk BOK Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan sebagai
berikut :
Q. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat/sasaran pada kegiatan ini adalah individu dan anggota masyarakat yang
serta kelompok risti terkait dengan peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk pelaksana
Pos UKK, kelompok rentan penyakit kronis termasuk petugas lintas program, lintas sektoral,
Walinagari, Tokoh Masyarakat dan kelompok masyarakat lainnya di wilayah kerja UPT Puskesmas
Ranah Ampek Hulu Tapan Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan.
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persiapan Pelaksanaan
2. Pelaksanaan Kegiatan
Monitoring dan
3.
Evaluasi
T. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan anggaran biaya dalam rangka pencapaian keluaran
(outpur) melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Bidang Kesehatan Kabupaten
Pesisir Selatan pada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan
Tahun 2023 sebesar Rp. 99.955.000,- (Sembilan Puluh Sembilan Juta Sembilan Ratus Lima
Puluh Lima Ribu Rupiah),- dengan rincian anggaran biaya (RAB) per puskesmas yaitu:
No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan
Biaya Rp.
1 Pelaksanaan Gerakan Cegah Stunting, Aksi Bergizi, Bumil Sehat, 57.190.000,-
Aktifkan Posyandu, Jambore Kader, Vaksinasi bersama
Mitra/kelompok Masyarakat
2 Pelaksanaan Gerakan Pengendalian Penyakit Prioritas (Kardiovaskuler, 19.325.000,-
DM, TB) serta kebugaran Jasmani
3 Pelaksanaan Skrining Masalah Kesehatan Jiwa di UKBM/ Lembaga ( 1.900.000,-
Lapas, Panti, Pesantren, sekolah)
4 Edukasi lansia dan lansia risiko tinggi oleh Tenaga Kesehatan 6.160.000,-
Puskesmas
5 Kunjungan rumah edukasi keluarga untuk perawatan dan 3.800.000,-
berobat teratur pada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)
6 Pelaksanaan gerakan Kesehatan Kerja dan pembinaan GP2SP bersama 3.780.000,-
Institusi/perusahaan
7 Pendampingan keluarga yang memiliki masalah weight 7.800.000,-
faltering, Penyakit Kronik, Bumil Risti
Jumlah 99.955.000,-
Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir
U. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan (KAK) Pelaksanaan Kegiatan Upaya Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir
Selatan Tahun Anggaran 2023 dibuat sebagai bahan acuan dan perencanaan dari kegiatan ini
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya yang dilaksanakan dengan sasaran meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan mulai dari promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara
berkesinambungan. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan
antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan
pada periode sebelumnya.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, diselenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif
dan meninggalkan kuratif dan rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan. Upaya
pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat melalui upaya kesehatan esensial dan upaya kesehatan
pengembangan sebagaimana yang termaktub dalam Permenkes Nomor 43 Tahun 2019, dimana salah
satu upaya kesehatan esensial yang wajib dilaksanakan di Puskesmas adalah Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) Esensial Primer, yaitu Penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian
Bayi (AKI dan AKB) dan upaya perbaikan gizi, Upaya Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit
dan Upaya Gerakan Kesehatan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).
Renstra Puskesmas Koto Berapak Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021-2026 dijelaskan
bahwa pelaksanaan upaya kesehatan masyarakat dilaksanakan berdasarkan prinsip penyelenggaraan
paradigma sehat, pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat, ketersediaan akses
pelayanan kesehatan, teknologi tepat guna serta keterpaduan dan kesinambungan termasuk upaya
penurunan AKI dan AKB serta upaya perbaikan gizi masyarakat. Tugas pokok Puskesmas adalah
melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan diwilayah
kerjanya dengan mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan pendekatan keluarga.
Adapun fungsi Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir
Selatan harus diselaraskan dengan mewujudkan visi dan misi UPT Puskesmas Koto Berapak yaitu:
“Mewujudkan Masyarakat di Wilayah Puskesmas Koto Berapak Peduli Sehat, Mandiri,
Berkualitas serta Terintegrasi” dengan misi yaitu 1). Masyarakat di wilayah Puskesmas Koto
Berapak yang peduli terhadap perilaku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan individu, keluiarga
dan masyarakat, 2) kemandirian masyarakat terhadap kesehatan secara individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat maupun lingkungannya dalam penanggulangan dampak kesehatan akbiat penyakit
menular dan tidak menular, bencana dan pandemi COVID-19, 3) UKP dan UKM untuk peningkatan
akses dan mutu kualitas pelayanan kesehatan untuk mengurangi kesenjangan status kesehatan dan
gizi masyarakat antar wilayah, gender dan tingkat sosial ekonomi, 4) Diperolehnya derajat kesehatan
masyarakat yang setingi-tingginya bagi setiap orang yang merupakan hak asasi manusia tanpa
membedakan suku, golongan, agama dan status sosial ekonomi dan 5) Pelaksanaan UKP dan UKM
dilakukan melalui integrasi lintas program dan sektoral serta pemberdayaan masyarakat.
Berdasarkan PMK Nomor 43 Tahun 2019 Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP)
tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya
khususnya melaksanakan kegiatan penurunan AKI dan AKB serta Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat,
Upaya Deteksi dini, preventif dan respon penyakit serta GERMAS termasuk di wilayah kerja
Puskesmas Koto Berapak Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.
Masih terjadinya kematian ibu dan bayi dan masih tingginya angka stunting dan gizi buruk
di wilayah kerja Puskesmas Koto Berapak Kecamatan Bayang menandakan upaya dan usaha yang
selama ini telah dilaksanakan masih perlu ditingkatkan lagi terutama pada pelayanan kesehatan ibu
hamil dengan peneriksaan ANC dan pelayanan kesehatan ibu bersalin dan nifas termasuk upaya
perbaikan gizi masyarakat terutama ibu hamil dan balita, disamping melakukan audit maternal dan
perinatal secara berkesinambungan serta upaya yang berkesinambungan juga terhadap peningkatan
kualitas dan kapasitas petugas atau Bidan di desa agar dapat meningkatkan kinerjanya. Disamping itu
juga dibutuhkan upaya-upaya yang bersifat inovasi disamping melanjutkan kegiatan yang sudah
terlaksana di Puskesmas dalam rangka menekan AKI dan AKB dan menurunkan prevalkensi stunting
dan gizi buruk.
Kegiatan lainnya yaitu pencegahan penyakit dan pengendalian faktor risiko, dengan masih
menguatamaka pelayanan imunisasi dasar rutin, bersamaam dengan sosialisasi pelaksanaan imunisasi
rutin; advokasi/sosialisasi terkait pemberian obat pencegah massal seperti obat kaki gajah termasuk
penyediaan media komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pencegahan penyakit. Selain itu kegiatan
pengendalian penyakit untuk pendampingan penderita penyakit menular menahun, pendampingan
penderita gangguan jiwa dan Napza serta validasi data laporan hasil POPM dan manajemen kasus
filariasis, termasuk pemberdayaan masyarakat terhadap kualitas sanitasi dasar dan kesehatan
lingkungan masyarakat yang juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya angka kesakitan dan
kematian akibat penytakit menular dan infeksi dan tidak menular yang juga melibatkan kader
kesehatan untuk P2P serta melakukan pembinaan dan pembekalan terhadap kader P2P.
Selama Tahun 2020 s/d 2022, pelaksanaan kegiatan Upaya Deteksi Dini, Preventuf dan
Respon Penyakit dalam rangka Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) di Puskesmas
Kabupaten Pesisir Selatan telah berhasil terlaksana dengan baik dengan meningkatnya beberapa
indikator SPM dan PISPK , yaitu pelayanan kesehatan imunisasi dasar rutin (UCI); pelayanan
kesehatan terhadap pencegahan TBC, pelayanan kesehatan penyakit tidak menular (PTM) dan
penanggulangan dan pengendalian bencana/wabah penyakit termasuk KLB, apalagi saat sekarang
telah terjadi pandemi COVID-19, dimana 81,43 % telah berhasil mencapai target pelaksanaan
program dan kegiatan. Oleh karena itu keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini harus di lanjutkan
dengan melaksanakan upaya-upaya inovatif untuk selalu meningkatkan cakupan program di
Puskesmas dan jejaringnya.
Selama Tahun 2020-2021, hasil pelaksanaan kegiatan GERMAS di wilayah kerja
Puskesmas Koto Berapak telah berhasil menjadikan kampanye GERMAS sebagai salah satu unggulan
program Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, dimana 8 Nagari telah berhasil mencanangkan
GERMAS. Sedangkan untuk cakupan indikator GERMAS yang masih menjadi permasalahan adalah
perilaku merokok yang baru 34,72 % keluarga yang tidak merokok serta kebiasaan atau perilaku
makan pagi dan kebiasaan olahraga di pagi hari/aktivitas fisik yang masih dibawah target 80 %. UPT
Puskesmas Koto Berapak Kabupaten Pesisir Selatan didukung Forum GERMAS Kecamatan Bayang,
dimana kegiatan forum ini menitikberatkan pada penggerakan masyarakat terhadap tatanan rumah
tangga yang mendukung indikator aktivitas fisik, edukasi dan perilaku sehat, deteksi dini penyakit,
lingkungan sehat dan indikator PHBS pangan sehat dan perbaikan gizi disamping selalu secara
berkala melakukan pembinaan dan pendampingan GERMAS di tingkat Desa/Nagari.
Pelaksanaan Program Upaya Pembinaan Kesehatan Dasar Masyarakat melalui Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) yang didukung anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik,
dimana selama ini selalu dilaksanakan dan dikelola dengan menerapkan prinsi-prinsip tata kelola
yang baik (good governance) yakni transparansi, efektif, efisein, akuntabel dan tidak duplikasi
dengan sumber pembiayaan lainnya. Dukungan anggaran BOK saat ini merupakan sumber anggaran
biaya yang sangat diperlukan oleh Puskesmas walaupun saat ini 20 Puskesmas di Kabupaten Pesisir
Selatan sudah menjadi Puskesmas Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) khususnya dalam
mendukung pelaksanaan kegiatan GERMAS.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6322)
4. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat praktek
Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah
8. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK).
9. Suurat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomotr: PR.01.01/I/7997/2002 tanggal 13
September 2022 tentang Pemberitahuan Menu dan Rincian DAK Non Fisik Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2023.
Pencapaian program dan kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial Primer di
wilayah kerja Puskesmas Koto Berapak dukung dengan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
yang mana berasal dari APBN Kementerian Kesehatan (DAK Non Fisik Bidang Kesehatan), untuk
itu rincian kebutuhan kegiatan yang diusulkan pada tahun 2023 untuk BOK Puskesmas Koto Berapak
sebagai berikut :
C. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat/sasaran pada kegiatan ini adalah ibu hamil, bayi baru lahir, bayi usia 0-11
bulan, ibu bersalin, ibu nifas anak balita, anak usia pra sekolah, usia sekolah, remaja dan usia
produktif termasuk lansia dan kelompok disabilitas, termasuk kader Posyandu, Bidan Desa, petugas
lintas program, lintas sektoral, Walinagari, Tokoh Masyarakat dan kelompok masyarakat lainnya di
wilayah kerja UPT Puskesmas Koto Berapak Kecamatan Bayang.
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persiapan Pelaksanaan
2. Pelaksanaan Kegiatan
Monitoring dan
3.
Evaluasi
F. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan anggaran biaya dalam rangka pencapaian keluaran
(outpur) melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Bidang Kesehatan Kabupaten
Pesisir Selatan pada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Koto Berapak Tahun 2023
sebesar Rp. 452.795.000,- ( Empat Ratus Lima Puluh Dua Juta Tujuh Ratus Sembilan P{uluh
Lima Ribu Rupiah),- dengan rincian anggaran biaya (RAB) per puskesmas yaitu:
No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan
Biaya Rp.
A. Upaya Penurunan AKI dan AKB serta Percepatan Perbaikan Gizi 200.187.000,-
Masyarakat
1. Surveilans Kesehatan Gizi dan KIA 16.909.000,-
Nofriadi, SKM, MM
NIP. 19721204 199303 1 002
KERANGKA ACUAN KEGIATAN/TERM OF REFERENCE (KAK)
PELAKSANAAN KEGIATAN UPAYA PENURUNAN AKI DAN AKB SERTA
PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT PADA KEGIATAN
BANTUAN
OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) UPT PUSKESMAS KOTO BARU KABUPATEN
PESISIR SELATAN
TAHUN 2023
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya yang dilaksanakan dengan sasaran meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan mulai dari promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara
berkesinambungan. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan
antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan
pada periode sebelumnya.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, diselenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif
dan meninggalkan kuratif dan rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan. Upaya
pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat melalui upaya kesehatan esensial dan upaya kesehatan
pengembangan sebagaimana yang termaktub dalam Permenkes Nomor 43 Tahun 2019, dimana salah
satu upaya kesehatan esensial yang wajib dilaksanakan di Puskesmas adalah Penurunan Angka
Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi (AKI dan AKB) dan upaya perbaikan gizi masyarakat
dengan fokus kegiatan melalui Pendekatan Keluarga. Kegiatan Penurunan AKI dan AKB dan
Perbaikan Gizi Masyarakat ini merupakan program dan kegiatan pelayanan kesehatan dasar atau
pelayanan kesehatan primer (esensial) yang wajib dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas.
Renstra Puskesmas Koto Baru Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021-2026 dijelaskan
bahwa pelaksanaan upaya kesehatan masyarakat dilaksanakan berdasarkan prinsip penyelenggaraan
paradigma sehat, pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat, ketersediaan akses
pelayanan kesehatan, teknologi tepat guna serta keterpaduan dan kesinambungan termasuk upaya
penurunan AKI dan AKB serta upaya perbaikan gizi masyarakat. Tugas pokok Puskesmas adalah
melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan diwilayah
kerjanya dengan mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan pendekatan keluarga.
Adapun fungsi Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir
Selatan harus diselaraskan dengan mewujudkan visi dan misi UPT Puskesmas Koto Baru yaitu: “
Pusat Pemberdayaan Menuju Masyarakat Lengayang Sehat Secara Mandiri dan
Berkeadilan Menyongsong SDGS 2030” dengan misi yaitu 1). Menggerakan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan berwawasan kesehatan 2). Memelihara dan
meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan lingkungan 3). Menyelenggarakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang profesional, bermutu, terjangkau, merata dan berkeadilan
4). Mengoptimalkan peran dan fungsi puskesmas pembantu, poskesri dan posyandu 5). Menggalang
mitra kerja dengan sumber-sumber yang berpotensi.
Berdasarkan PMK Nomor 43 Tahun 2019 Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP)
tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya
khususnya melaksanakan kegiatan penurunan AKI dan AKB serta Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat,
termasuk Puskesmas Koto Baru Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.
Masih terjadinya kematian ibu dan bayi dan masih tingginya angka stunting dan gizi buruk
di wilayah kerja Puskesmas Koto Baru Kecamatan Lengayang menandakan upaya dan usaha yang
selama ini telah dilaksanakan masih perlu ditingkatkan lagi terutama pada pelayanan kesehatan ibu
hamil dengan peneriksaan ANC dan pelayanan kesehatan ibu bersalin dan nifas termasuk upaya
perbaikan gizi masyarakat terutama ibu hamil dan balita, disamping melakukan audit maternal dan
perinatal secara berkesinambungan serta upaya yang berkesinambungan juga terhadap peningkatan
kualitas dan kapasitas petugas atau Bidan di desa agar dapat meningkatkan kinerjanya. Disamping itu
juga dibutuhkan upaya- upaya yang bersifat inovasi disamping melanjutkan kegiatan yang sudah
terlaksana di Puskesmas dalam rangka menekan AKI dan AKB dan menurunkan prevalkensi stunting
dan gizi buruk.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6322)
4. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama, Tempat praktek
Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah
8. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK).
9. Suurat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomotr: PR.01.01/I/7997/2002 tanggal 13
September 2022 tentang Pemberitahuan Menu dan Rincian DAK Non Fisik Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2023.
Pencapaian program dan kegiatan Upaya Penurunan AKI dan AKB serta perbaikan gizi
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Koto Baru dukung dengan Dana Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) yang mana berasal dari APBN Kementerian Kesehatan (DAK Non Fisik Bidang
Kesehatan), untuk itu rincian kebutuhan kegiatan yang diusulkan pada tahun 2023 untuk BOK
Puskesmas Koto Baru sebagai berikut :
C. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat/sasaran pada kegiatan ini adalah ibu hamil, bayi baru lahir, bayi usia 0-11
bulan, ibu bersalin, ibu nifas anak balita, anak usia pra sekolah, usia sekolah, remaja dan usia
produktif termasuk lansia dan kelompok disabilitas, termasuk kader Posyandu, Bidan Desa, petugas
lintas program, lintas sektoral, Walinagari, Tokoh Masyarakat dan kelompok masyarakat lainnya di
wilayah kerja UPT Puskesmas Koto Baru Kecamatan Lengayang.
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Persiapan
1. Pelaksanaan
Pelaksanaan
2.
Kegiatan
Monitoring dan
3. Evaluasi
F. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan anggaran biaya dalam rangka pencapaian keluaran
(outpur) melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Bidang Kesehatan Kabupaten
Pesisir Selatan pada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Koto Baru Tahun 2023
sebesar Rp. 135.236.000,- (Seratus tiga puluh lima juta dua ratus tiga puluh enam ribu
rupiah),- dengan rincian anggaran biaya (RAB) per puskesmas yaitu:
No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan
Biaya Rp.
1. Surveilans Kesehatan Gizi dan KIA 6.936.000,-
Jumlah 135.236.000,-
Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir
G. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan (KAK) Pelaksanaan Kegiatan Upaya Penurunan AKI
dan AKB serta Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat Puskesmas Koto Baru Kabupaten Pesisir
Selatan Tahun Anggaran 2023 dibuat sebagai bahan acuan dan perencanaan dari kegiatan ini
Nipramadana,SKM
NIP. 198207182011012010
KERANGKA ACUAN KEGIATAN/TERM OF REFERENCE (KAK)
PELAKSANAAN KEGIATAN UPAYA DETEKSI DINI,
PREVENTIF DAN RESPON PENYAKIT PADA KEGIATAN
BANTUAN
OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) UPT PUSKESMAS KOTO BARU
KABUPATEN PESISIR SELATANTAHUN 2023
H. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya yang dilaksanakan dengan sasaran meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan mulai dari promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara
berkesinambungan. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan
antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan
pada periode sebelumnya.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, diselenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif
dan meninggalkan kuratif dan rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan. Upaya
pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat melalui upaya kesehatan esensial dan upaya kesehatan
pengembangan sebagaimana yang termaktub dalam Permenkes Nomor 43 Tahun 2019, dimana salah
satu upaya kesehatan esensial yang wajib dilaksanakan di Puskesmas adalah Upaya Deteksi dini,
Preventif dan respon penyakit yang merupakan program dan kegiatan pelayanan kesehatan dasar atau
pelayanan kesehatan primer (esensial) yang wajib dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas termasuk
diwilayah kerja Puskesmas Koto Baru.
Renstra Puskesmas Koto Baru Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021-2026 dijelaskan
bahwa pelaksanaan upaya kesehatan masyarakat dilaksanakan berdasarkan prinsip penyelenggaraan
paradigma sehat, pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat, ketersediaan akses
pelayanan kesehatan, teknologi tepat guna serta keterpaduan dan kesinambungan termasuk upaya
penurunan AKI dan AKB serta upaya perbaikan gizi masyarakat serra upaya deteksi dini, prevemtif
dan respon penyakit termasuk upaya GERMAS yang merupakan tugas pokok Puskesmas dalam
melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan diwilayah
kerjanya dengan mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan pendekatan keluarga.
Adapun fungsi Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir
Selatan harus diselaraskan dengan mewujudkan visi dan misi UPT Puskesmas Koto Baru yaitu: “
Pusat Pemberdayaan Menuju Masyarakat Lengayang Sehat Secara Mandiri dan
Berkeadilan Menyongsong SDGS 2030” dengan misi yaitu 1). Menggerakan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan berwawasan kesehatan 2). Memelihara dan
meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan lingkungan 3). Menyelenggarakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang profesional, bermutu, terjangkau, merata dan berkeadilan
4). Mengoptimalkan peran dan fungsi puskesmas pembantu, poskesri dan posyandu 5). Menggalang
mitra kerja dengan sumber-sumber yang berpotensi.
Program Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2) ini merupakan manifestasi
dari kumpulan program dan kegiatan upaya deteksi dini, preventif dan respon penyakit dengan
beberapa program dan kegiatan riunciannya yaitu: surveilance dan respon KLB; deteksi dini dan
penemuan kasus; pencegahan penyakit dan pengendalian faktor risiko P2P; pengendalian penyakit
dan pemberdayaan masyarakat terhadap pembentukan kader dan pembekalan kader P2P. Program dan
kegiatan ini merupakan manifestasi dari seluruh rangkaian kegiatan pencegahan dan penanggulangan
penyakit di Puskesmas termasuk kegiatan pemberdayaan masyarakat terhadap peran sertanya
terhadap pencegahan dan pengendalian penyakit di tingkat Puskesmas.
Puskesmas berdasarkan PMK Nomor 43 Tahun 2019 adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP)
tingkat pertamna dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya
termasuki melaksanakan upaya deteksi dini, preventif dan respon penyakit dalam rangka pencegahan
dan penanggulangan penyakit. Upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) yang dimaksud adalah melakukan surveilance dan respon kejadian luar biasa
(KLB), dimana ada beberapa kegiatan yang dapat dilaksanakan yaitu: surveilance kejadian pasca
imunisasi (KIPI), validasi sasaran hasil cakupan imunisasi termasuk verifikasi rumor KLB, respon
cepat Sistem Kewaspadaan Dini dan Resppon (SKDR). Disamping itu juga dilaksanakan pula upaya
deteksi dini dan penemuan kasus, seperti: HIV/AIDS, TBC, Hepatitis pada ibu hamil; deteksi dini
risiko PTM di Posbindu PTM, penemuan kasus PD3I, kasus kontak TB Paru dan kasus mangkit,
kasus nkontak kusta serta ODGJ.
Kegiatan lainnya yaitu pencegahan penyakit dan pengendalian faktor risiko, dengan masih
menguatamaka pelayanan imunisasi dasar rutin, bersamaam dengan sosialisasi pelaksanaan imunisasi
rutin; advokasi/sosialisasi terkait pemberian obat pencegah massal seperti obat kaki gajah termasuk
penyediaan media komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pencegahan penyakit. Selain itu kegiatan
pengendalian penyakit untuk pendampingan penderita penyakit menular menahun, pendampingan
penderita gangguan jiwa dan Napza serta validasi data laporan hasil POPM dan manajemen kasus
filariasis, termasuk pemberdayaan masyarakat terhadap kualitas sanitasi dasar dan kesehatan
lingkungan masyarakat yang juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya angka kesakitan dan
kematian akibat penytakit menular dan infeksi dan tidak menular yang juga
melibatkan kader kesehatan untuk P2P serta melakukan pembinaan dan pembekalan terhadap kader
P2P.
Selama Tahun 2020 s/d 2022, pelaksanaan kegiatan Upaya Deteksi Dini, Preventuf dan
Respon Penyakit dalam rangka Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) di Puskesmas
Kabupaten Pesisir Selatan telah berhasil terlaksana dengan baik dengan meningkatnya beberapa
indikator SPM dan PISPK , yaitu pelayanan kesehatan imunisasi dasar rutin (UCI); pelayanan
kesehatan terhadap pencegahan TBC, pelayanan kesehatan penyakit tidak menular (PTM) dan
penanggulangan dan pengendalian bencana/wabah penyakit termasuk KLB, apalagi saat sekarang
telah terjadi pandemi COVID-19, dimana 81,43 % telah berhasil mencapai target pelaksanaan
program dan kegiatan. Oleh karena itu keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini harus di lanjutkan
dengan melaksanakan upaya- upaya inovatif untuk selalu meningkatkan cakupan program di
Puskesmas dan jejaringnya.
I. Dasar Hukum
10. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
11. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
12. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6322)
13. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama, Tempat praktek
Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah
17. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK).
18. Suurat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomotr: PR.01.01/I/7997/2002 tanggal 13
September 2022 tentang Pemberitahuan Menu dan Rincian DAK Non Fisik Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2023.
Pencapaian program dan kegiatan Upaya Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit di
wilayah kerja Puskesmas Koto Baru dukung dengan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
yang mana berasal dari APBN Kementerian Kesehatan (DAK Non Fisik Bidang Kesehatan), untuk
itu rincian kebutuhan kegiatan yang diusulkan pada tahun 2023 untuk BOK Puskesmas Koto Baru
sebagai berikut :
No Rinciaan Menu/Kompoen Uraian
J. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat/sasaran pada kegiatan ini adalah individu dan anggota masyarakat yang
rentan terhadap penyakit menular dan infeksi serta penyakit tidak menular (PTM) termasuk kondisi
sanitasi dasar dan kesehatan lingkungan rumah tangga pada masyarakat. Selain itu juga yang menjadi
penerima manfaat Kader kesehatan pemberdayaan masyarakat, institusi pendidikan dan TTU serta
TPM termasuk petugas lintas program, lintas sektoral, Walinagari, Tokoh Masyarakat dan kelompok
masyarakat lainnya di wilayah kerja UPT Puskesmas Koto Baru Kecamatan Lengayang.
K. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN (OUTPUT)
Kegiatan ini dilaksanakan secara swakelola berdasarkan aturan dan standarisasi yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan melalui standar biaya APBD Tahun 2023.
Keluaran (Output) kegiatan ini adalah terlaksananya upaya deteksi dini, preventif dan respon penyakit
di wilayah kerja Pusdkesmas Kambang Kecamatan Lengayang dengan indikator meningkatnya
capaian indikator SPM Bidang Kesehatan untuk upaya deteksi dini, preventif dan respon penyakit
selama Tahun 2023, yaitu:
5. Menurunnya prevelensi penyakit infeksi dan menular menjadi 25 %.
6. Meningkatanya cakupan pelayanan kesehatan penyakit menular sesuai standar menjadi
100%.
7. Meningkatnya cakupan pengelolaan pelayanan kesehatan tidak menular (PTM) dan
pengelolaan Posbindu PTM menjadi 100 %.
8. Meningkatnya cakupan pengelolaan sanitasi dasar masyarakat dan kesehatan lingkungan
masyarakat menjadi 100 %.
9. Meningkatnya peran serta kader kesehatan masyarakat di bidang P2P untuk membantu cakupan
pelayanan kesehatan penyakit menular, penyakit tidak menular dan kesehatan lingkungan
masyarakat menjadi 85 %.
L. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN
Kegiatan ini dilaksanakan selama jangka waktu 1 (satu) Tahun 2023 dari bulan Januari
sampai dengan bulan Desember 2023.
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Persiapan
1.
Pelaksanaan
Pelaksanaan
2.
Kegiatan
Monitoring dan
3.
Evaluasi
M. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan anggaran biaya dalam rangka pencapaian keluaran
(outpur) melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Bidang Kesehatan Kabupaten
Pesisir Selatan pada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Koto Baru Tahun 2023
sebesar Rp. 176.040.000,- (Seratus tujuh puluh enam juta empat puluh ribu rupiah),-
dengan rincian anggaran biaya (RAB) per puskesmas yaitu:
Jumlah 176.040.000
Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir.
N. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan (KAK) Pelaksanaan Kegiatan Upaya Deteksi Dini,
Preventif dan Respon Penyakit Puskesmas Koto Baru Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Anggaran
2023 dibuat sebagai bahan acuan dan perencanaan dari kegiatan ini
Nipramadana,SKM
NIP. 1982071820112010
KERANGKA ACUAN KEGIATAN/TERM OF REFERENCE (KAK)
PELAKSANAAN KEGIATAN UPAYA GERAKAN MASYARAKAT
HIDUP SEHAT (GERMAS) PADA KEGIATAN BANTUAN
OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) UPT PUSKESMAS KOTO BARU
KABUPATEN PESISIR SELATANTAHUN 2023
O. Latar Belakang
Upaya pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat melalui upaya kesehatan esensial dan
upaya kesehatan pengembangan sebagaimana yang termaktub dalam Permenkes Nomor 43 Tahun
2019, dimana salah satu upaya kesehatan esensial yang wajib dilaksanakan di Puskesmas adalah
Program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan melaksanakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehhat
(GERMAS) pada setiap tatanan wilayah kerja mulai dari wilayah kerja Kabupaten Kota dan
khususnya Puskesmas. Gerakan masyarakat hidup sehat saat ini dikembangkan dengan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) yang pada dasarnya merupakan integrasi
pelaksanaan program-program kesehatan dengan fokus pada penguatan nilai-nilai dan perilaku hidup
bersih dan sehat melalui pendekatan keluarga dan kelompok masyarakat. Program ini merupakan
salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan
akses pelayanan kesehatan diwilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga dalam rangka
meningkatkan cakupan akses pelayanan kesehatan masyarakat dan pemeliharaan dan pemulihan
kesehatan masyarakat. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan baik di dalam
dan luar gedung, melainkan juga melakukan gerakan masyarakat secara terarah dan terpadu untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat.
GERMAS merupakan sebuah gerakan yang bertujuan untuk memasyarakatkan budaya
hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat. Aksi
GERMAS ini juga diikuti dengan memasyarakatkan perilaku hidup bersih sehat dan dukungan untuk
program infrastruktur dengan basis masyarakat. Perubahan pola hidup masyarakat yang makin
modern menjadi salah satu dasar GERMAS. Penyakit menular seperti diare, tuberkulosa hingga
demam berdarah dahulu menjadi kasus kesehatan yang banyak ditemui; kini telah terjadi perubahan
yang ditandai pada banyaknya kasus penyakit tidak menular seperti diabetes, kanker dan jantung
koroner. Selain itu GERMAS lebih bertujuan pada upaya peningkatan perilaku hidup dan bersih di
wilayah kerja Puskesmas dengan melaksanakan upaya peningkatan perilaku gizi ibu hamil,
kelompok risti dan rentan
serta kelompok masyarakat, apalagi pendekatan GERMAS salah satunya adalah melalui pendekatan
keluarga dengan adanya Program PISPK.
Selama Tahun 2020-2021, hasil pelaksanaan kegiatan GERMAS di wilayah kerja
Puskesmas Koto Baru telah berhasil menjadikan kampanye GERMAS sebagai salah satu unggulan
program Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, dimana 3 Nagari telah berhasil mencanangkan
GERMAS. Sedangkan untuk cakupan indikator GERMAS yang masih menjadi permasalahan
adalah perilaku yang tidak merokok baru 30,72 % keluarga yang tidak merokok serta kebiasaan
atau perilaku makan pagi dan kebiasaan olahraga di pagi hari/aktivitas fisik yang masih dibawah
target 80 %. UPT Puskesmas Koto Baru Kabupaten Pesisir Selatan didukung Forum GERMAS
Kecamatan Lengayang, dimana kegiatan forum ini menitikberatkan pada penggerakan masyarakat
terhadap tatanan rumah tangga yang mendukung indikator aktivitas fisik, edukasi dan perilaku
sehat, deteksi dini penyakit, lingkungan sehat dan indikator PHBS pangan sehat dan perbaikan
gizi disamping selalu secara berkala melakukan pembinaan dan pendampingan GERMAS di tingkat
Desa/Nagari. Pelaksanaan Program Upaya Pembinaan Kesehatan Dasar Masyarakat melalui
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang didukung anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK)
Non Fisik, dimana selama ini selalu dilaksanakan dan dikelola dengan menerapkan prinsi-prinsip
tata kelola yang baik (good governance) yakni transparansi, efektif, efisein, akuntabel dan tidak
duplikasi dengan sumber pembiayaan lainnya. Dukungan anggaran BOK saat ini merupakan sumber
anggaran biaya yang sangat diperlukan oleh Puskesmas walaupun saat ini 20 Puskesmas di
Kabupaten Pesisir Selatan sudah menjadi Puskesmas Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
khususnya dalam mendukung pelaksanaan
kegiatan GERMAS.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, diselenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif
dan meninggalkan kuratif dan rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan. Upaya
pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat melalui upaya kesehatan esensial dan upaya kesehatan
pengembangan sebagaimana yang termaktub dalam Permenkes Nomor 43 Tahun 2019, dimana salah
satu upaya kesehatan esensial yang wajib dilaksanakan di Puskesmas adalah Upaya GERMAS yang
merupakan program dan kegiatan pelayanan kesehatan dasar atau pelayanan kesehatan primer
(esensial) yang wajib dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Koto Baru.
P. Dasar Hukum
19. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
20. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
21. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6322)
22. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama, Tempat praktek
Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
24. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah
26. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK).
27. Suurat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomotr: PR.01.01/I/7997/2002 tanggal 13
September 2022 tentang Pemberitahuan Menu dan Rincian DAK Non Fisik Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2023.
Pencapaian program dan kegiatan Upaya GERMAS di wilayah kerja Puskesmas Koto Baru
dukung dengan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang mana berasal dari APBN
Kementerian Kesehatan (DAK Non Fisik Bidang Kesehatan), untuk itu rincian kebutuhan kegiatan
yang diusulkan pada tahun 2023 untuk BOK Puskesmas Koto Baru sebagai berikut :
C. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat/sasaran pada kegiatan ini adalah individu dan anggota masyarakat yang
serta kelompok risti terkait dengan peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk pelaksana
Pos UKK, kelompok rentan penyakit kronis termasuk petugas lintas program, lintas sektoral,
Walinagari, Tokoh Masyarakat dan kelompok masyarakat lainnya di wilayah kerja UPT Puskesmas
Koto Baru Kecamatan Lengayang.
D. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN (OUTPUT)
Kegiatan ini dilaksanakan secara swakelola berdasarkan aturan dan standarisasi yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan melalui standar biaya APBD Tahun 2023.
Keluaran (Output) kegiatan ini adalah terlaksananya upaya GERMAS di wilayah kerja Pusdkesmas
Koto Baru Kecamatan Lengayang dengan indikator meningkatnya capaian indikator SPM Bidang
Kesehatan untuk upaya deteksi dini, preventif dan respon penyakit selama Tahun 2023, yaitu:
10. Meningkatnya PHBS Nagari menjadi 85 %.
11. Meningkatnya cakupan skrining masalah kesehatan menjadi 90 %.
12. Meningkatnya perilaku masyarakat terhadap PHBS melalui gerakan masyarakat hidup sehat
(GERMAS) menjadi 90 %.
13. Meningkatnya cakupan Nagari siaga aktif menjadi 100 %.
F. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN
Kegiatan ini dilaksanakan selama jangka waktu 1 (satu) Tahun 2023 dari bulan Januari
sampai dengan bulan Desember 2023.
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Persiapan
1.
Pelaksanaan
Pelaksanaan
2. Kegiatan
Monitoring dan
3.
Evaluasi
G.PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan anggaran biaya dalam rangka pencapaian keluaran
(outpur) melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Bidang Kesehatan Kabupaten
Pesisir Selatan pada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Koto Baru Tahun 2023
sebesar Rp. 93.908.500,- (Sembilan puluh tiga juta sembilan ratus delapan ribu lima
ratus rupiah),- dengan rincian anggaran biaya (RAB) per puskesmas yaitu:
No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan
Biaya Rp.
1 Pelaksanaan Gerakan Cegah Stunting, Aksi Bergizi, Bumil
53.340.500,-
Sehat, Aktifkan Posyandu, Jambore Kader, Vaksinasi
bersama Mitra/kelompok Masyarakat
2 Pelaksanaan Gerakan Pengendalian Penyakit Prioritas (Kardiovaskuler, 27.958.000.-
DM, TB) serta kebugaran Jasmani
3 Pelaksanaan Skrining Masalah Kesehatan Jiwa di UKBM/ 280.000-
Lembaga ( Lapas, Panti, Pesantren, sekolah)
4 Edukasi lansia dan lansia risiko tinggi oleh Tenaga Kesehatan 5.100.000,-
Puskesmas
5 Kunjungan rumah edukasi keluarga untuk perawatan dan berobat 3.780.000,-
teratur pada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)
6 Pelaksanaan gerakan Kesehatan Kerja dan pembinaan GP2SP 1.890.000-
bersama Institusi/perusahaan
Jumlah 93.908.500,-
Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir.
H.PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan (KAK) Pelaksanaan Kegiatan Upaya
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Puskesmas Koto Baru Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun Anggaran 2023 dibuat sebagai bahan acuan dan perencanaan dari kegiatan ini.
Nipramadana,SKM
NIP. 198207182011012010
KERANGKA ACUAN KEGIATAN/TERM OF REFERENCE (KAK)
PELAKSANAAN KEGIATAN UPAYA PENURUNAN AKI DAN AKB SERTA
PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT PADA KEGIATAN
BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) UPT PUSKESMAS BARUNG
BARUNG BELANTAI KABUPATEN PESISIR SELATAN
TAHUN 2023
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya yang dilaksanakan dengan sasaran meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan mulai dari promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara berkesinambungan.
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program
dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan pada periode
sebelumnya.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, diselenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif
dan meninggalkan kuratif dan rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan. Upaya
pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat melalui upaya kesehatan esensial dan upaya kesehatan
pengembangan sebagaimana yang termaktub dalam Permenkes Nomor 43 Tahun 2019, dimana salah
satu upaya kesehatan esensial yang wajib dilaksanakan di Puskesmas adalah Penurunan Angka
Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi (AKI dan AKB) dan upaya perbaikan gizi masyarakat
dengan fokus kegiatan melalui Pendekatan Keluarga.Kegiatan Penurunan AKI dan AKB dan
Perbaikan Gizi Masyarakat ini merupakan program dan kegiatan pelayanan kesehatan dasar atau
pelayanan kesehatan primer (esensial) yang wajib dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas.
Renstra Puskesmas Barung Barung Balantai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021-2026
dijelaskan bahwa pelaksanaan upaya kesehatan masyarakat dilaksanakan berdasarkan prinsip
penyelenggaraan paradigma sehat, pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat,
ketersediaan akses pelayanan kesehatan, teknologi tepat guna serta keterpaduan dan kesinambungan
termasuk upaya penurunan AKI dan AKB serta upaya perbaikan gizi masyarakat. Tugas pokok
Puskesmas adalah melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan
diwilayah kerjanya dengan mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan pendekatan
keluarga. Adapun fungsi Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan
Kabupaten Pesisir Selatan harus diselaraskan dengan mewujudkan visi dan misi UPT Puskesmas
Barung Barung Balantai yaitu: “Mewujudkan dan Menciptakan Masyarakat Tentang Hidup Bersih
dan Sehat Secara Mandiri dan Religius di Wilayah Puskesmas Barung Barung Balantai “, Misi
yaitu 1). Bersih ( Menciptakan Kebersihan dan Kerapian Bagi Diri Sendiri dan Lingkungan), 2).
Empati ( Melakukan Pelayanan dengan Tulus dan sepenuh Hati), 3). Ramah ( Menerapkan 3 S yaitu
Senyum,Sapa,dan Salam dalam Memberikan Pelayanan ). 4). Loyal ( Sopan Santun, Patuh Kepada
atasan dan di Siplin dalam Berkerja). 5). Amanah ( Bekerja dengan Jujur Sesuai Tupoksi dengan
Penuh Rasa Tanggungjawab). 6). Nyaman ( Menciptakan Suasana aman,Nyaman bagi Pengunjung
dan Lingkungan Kerja.
Berdasarkan PMK Nomor 43 Tahun 2019 Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP)
tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya
khususnya melaksanakan kegiatan penurunan AKI dan AKB serta Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat,
termasuk Puskesmas Barung Barung Balantai Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir
Selatan.
Masih terjadinya kematian ibu dan bayi dan masih tingginya angka stunting dan gizi buruk
di wilayah kerja Puskesmas Barung Barung Balantai Kecamatan Koto XI Tarusan menandakan
upaya dan usaha yang selama ini telah dilaksanakan masih perlu ditingkatkan lagi terutama pada
pelayanan kesehatan ibu hamil dengan peneriksaan ANC dan pelayanan kesehatan ibu bersalin dan
nifas termasuk upaya perbaikan gizi masyarakat terutama ibu hamil dan balita, disamping melakukan
audit maternal dan perinatal secara berkesinambungan serta upaya yang berkesinambungan juga
terhadap peningkatan kualitas dan kapasitas petugas atau Bidan di desa agar dapat meningkatkan
kinerjanya. Disamping itu juga dibutuhkan upaya-upaya yang bersifat inovasi disamping melanjutkan
kegiatan yang sudah terlaksana di Puskesmas dalam rangka menekan AKI dan AKB dan menurunkan
prevalkensi stunting dan gizi buruk.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6322)
4. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama, Tempat praktek
Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah
8. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK).
9. Suurat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomotr: PR.01.01/I/7997/2002 tanggal 13
September 2022 tentang Pemberitahuan Menu dan Rincian DAK Non Fisik Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2023.
Pencapaian program dan kegiatan Upaya Penurunan AKI dan AKB serta perbaikan gizi
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Barung Barung Balantai dukung dengan Dana Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) yang mana berasal dari APBN Kementerian Kesehatan (DAK Non
Fisik Bidang Kesehatan), untuk itu rincian kebutuhan kegiatan yang diusulkan pada tahun 2023 untuk
BOK Puskesmas Barung Barung Balantaisebagai berikut :
No RinciaanMenu/Kompoen Uraian
1 UpayaPenurunan AKI dan AKB serta Upaya
PerbaikanGiziMasyarakat
a. Transportasi Petugas dan Bidan Desa dalam rangka
pengelolaan pelayanan kesehatan dalam rangka penurunan
AKI dan AKB serta upaya perbaikan gizi masyarakat ke
Nagari dan Kampung.
C. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat/sasaran pada kegiatan ini adalah ibu hamil, bayi baru lahir, bayi usia 0-11
bulan, ibu bersalin, ibu nifas anak balita, anak usia pra sekolah, usia sekolah, remaja dan usia
produktif termasuk lansia dan kelompok disabilitas, termasuk kader Posyandu, Bidan Desa, petugas
lintas program, lintas sektoral, Walinagari, Tokoh Masyarakat dan kelompok masyarakat lainnya di
wilayah kerja UPT Puskesmas Barung Barung Balantai Kecamatan Koto XI Tarusan.
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persiapan Pelaksanaan
2. Pelaksanaan Kegiatan
Monitoring dan
3.
Evaluasi
F. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan anggaran biaya dalam rangka pencapaian keluaran
(outpur) melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Bidang Kesehatan Kabupaten
Pesisir Selatan pada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Barung Barung Balantai
Tahun 2023 sebesar Rp. 111.023.600,- (Seratus Sebelas Juta Dua Puluh Tiga Ribu Enam Ratus
Rupiah),- dengan rincian anggaran biaya (RAB) per puskesmas yaitu:
No RincianMenuKegiatan Kebutuhan
Biaya Rp.
1. Surveilans Kesehatan Gizi dan KIA 7.318.000,-
Jumlah 111.023.600,-
RincianAnggaranBiaya(RAB)terlampir
G. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan (KAK) Pelaksanaan Kegiatan Upaya Penurunan AKI
dan AKB serta Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat Puskesmas Barung Barung Balantai
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Anggaran 2023 dibuat sebagai bahan acuan dan perencanaan dari
kegiatan ini
H. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya yang dilaksanakan dengan sasaran meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan mulai dari promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara berkesinambungan.
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program
dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan pada periode
sebelumnya.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, diselenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif
dan meninggalkan kuratif dan rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan. Upaya
pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat melalui upaya kesehatan esensial dan upaya kesehatan
pengembangan sebagaimana yang termaktub dalam Permenkes Nomor 43 Tahun 2019, dimana salah
satu upaya kesehatan esensial yang wajib dilaksanakan di Puskesmas adalah Upaya Deteksi dini,
Preventif dan respon penyakit yang merupakan program dan kegiatan pelayanan kesehatan dasar atau
pelayanan kesehatan primer (esensial) yang wajib dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas termasuk
diwilayah kerja Puskesmas Barung Barung Belantai.
Renstra Puskesmas Barung Barung Belantai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021-2026
dijelaskan bahwa pelaksanaan upaya kesehatan masyarakat dilaksanakan berdasarkan prinsip
penyelenggaraan paradigma sehat, pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat,
ketersediaan akses pelayanan kesehatan, teknologi tepat guna serta keterpaduan dan kesinambungan
termasuk Upaya Deteksi dini, Preventif dan respon penyakit. Adapun fungsi Puskesmas sebagai Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan harus diselaraskan dengan
mewujudkan visi dan misi UPT Puskesmas Barung Barung Belantai yaitu: “Mewujudkan dan
Menciptakan Masyarakat Tentang Hidup Bersih dan Sehat Secara Mandiri dan Religius di
Wilayah Puskesmas Barung Barung Balantai “, Misi yaitu 1). Bersih ( Menciptakan Kebersihan
dan Kerapian Bagi Diri Sendiri dan Lingkungan), 2). Empati ( Melakukan Pelayanan dengan Tulus
dan sepenuh Hati), 3). Ramah ( Menerapkan 3 S yaitu Senyum,Sapa,dan Salam dalam Memberikan
Pelayanan ). 4). Loyal ( Sopan Santun, Patuh Kepada atasan dan di Siplin dalam Berkerja). 5).
Amanah ( Bekerja dengan Jujur Sesuai Tupoksi dengan Penuh Rasa Tanggungjawab). 6). Nyaman
( Menciptakan Suasana aman,Nyaman bagi Pengunjung dan Lingkungan Kerja.
Program Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2) ini merupakan manifestasi
dari kumpulan program dan kegiatan upaya deteksi dini, preventif dan respon penyakit dengan
beberapa program dan kegiatan riunciannya yaitu: surveilance dan respon KLB; deteksi dini dan
penemuan kasus; pencegahan penyakit dan pengendalian faktor risiko P2P; pengendalian penyakit
dan pemberdayaan masyarakat terhadap pembentukan kader dan pembekalan kader P2P. Program dan
kegiatan ini merupakan manifestasi dari seluruh rangkaian kegiatan pencegahan dan penanggulangan
penyakit di Puskesmas termasuk kegiatan pemberdayaan masyarakat terhadap peran sertanya
terhadap pencegahan dan pengendalian penyakit di tingkat Puskesmas.
Puskesmas berdasarkan PMK Nomor 43 Tahun 2019 adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP)
tingkat pertamna dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya
termasuki melaksanakan upaya deteksi dini, preventif dan respon penyakit dalam rangka pencegahan
dan penanggulangan penyakit. Upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) yang dimaksud adalah melakukan surveilance dan respon kejadian luar biasa
(KLB), dimana ada beberapa kegiatan yang dapat dilaksanakan yaitu: surveilance kejadian pasca
imunisasi (KIPI), validasi sasaran hasil cakupan imunisasi termasuk verifikasi rumor KLB, respon
cepat Sistem Kewaspadaan Dini dan Resppon (SKDR). Disamping itu juga dilaksanakan pula upaya
deteksi dini dan penemuan kasus, seperti: HIV/AIDS, TBC, Hepatitis pada ibu hamil; deteksi dini
risiko PTM di Posbindu PTM, penemuan kasus PD3I, kasus kontak TB Pasru dan kasus mangkit,
kasus nkontak kusta serta ODGJ.
Kegiatan lainnya yaitu pencegahan penyakit dan pengendalian faktor risiko, dengan masih
menguatamaka pelayanan imunisasi dasar rutin, bersamaam dengan sosialisasi pelaksanaan imunisasi
rutin; advokasi/sosialisasi terkait pemberian obat pencegah massal seperti obat kaki gajah termasuk
penyediaan media komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pencegahan penyakit. Selain itu kegiatan
pengendalian penyakit untuk pendampingan penderita penyakit menular menahun, pendampingan
penderita gangguan jiwa dan Napza serta validasi data laporan hasil POPM dan manajemen kasus
filariasis, termasuk pemberdayaan masyarakat terhadap kualitas sanitasi dasar dan kesehatan
lingkungan masyarakat yang juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya angka kesakitan dan
kematian akibat penytakit menular dan infeksi dan tidak menular yang juga melibatkan kader
kesehatan untuk P2P serta melakukan pembinaan dan pembekalan terhadap kader P2P.
Selama Tahun 2020 s/d 2022, pelaksanaan kegiatan Upaya Deteksi Dini, Preventuf dan
Respon Penyakit dalam rangka Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) di Puskesmas
Kabupaten Pesisir Selatan telah berhasil terlaksana dengan baik dengan meningkatnya beberapa
indikator SPM dan PISPK , yaitu pelayanan kesehatan imunisasi dasar rutin (UCI); pelayanan
kesehatan terhadap pencegahan TBC, pelayanan kesehatan penyakit tidak menular (PTM) dan
penanggulangan dan pengendalian bencana/wabah penyakit termasuk KLB, apalagi saat sekarang
telah terjadi pandemi COVID-19, dimana 71,23 % telah berhasil mencapai target pelaksanaan
program dan kegiatan. Oleh karena itu keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini harus di lanjutkan
dengan melaksanakan upaya-upaya inovatif untuk selalu meningkatkan cakupan program di
Puskesmas dan jejaringnya.
I. Dasar Hukum
10. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
11. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
12. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6322)
13. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama, Tempat praktek
Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah
17. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK).
18. Suurat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomotr: PR.01.01/I/7997/2002 tanggal 13
September 2022 tentang Pemberitahuan Menu dan Rincian DAK Non Fisik Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2023.
Pencapaian program dan kegiatan Upaya Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit di
wilayah kerja Puskesmas Barung Barung Belantaidukung dengan Dana Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) yang mana berasal dari APBN Kementerian Kesehatan (DAK Non Fisik Bidang
Kesehatan), untuk itu rincian kebutuhan kegiatan yang diusulkan pada tahun 2023 untuk BOK
Puskesmas Koto Berapak sebagai berikut :
No RinciaanMenu/Kompoen Uraian
1 Upaya Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit
d. Transportasi Petugas dan Bidan Desa dalam rangka
pengelolaan pelayanan kesehatan dalam rangka deteksi dini
penyakit menular dan tidak menular serta surveilance
penyakit dan termasuk juga sanitasi dasar masyarakat dan
kesehatan lingkungan ke Nagari dan Kampung dan Institusi
Pendidikan serta rumah penduduk.
e. Transportasi peserta pertemuan/rapat Lintas Program dan
Lintas Sektoral tentang deteksi dini, preventif dan respon
penyakit ke Nagari dan Kampung dan Institusi Pendidikan.
J. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat/sasaran pada kegiatan ini adalah individu dan anggota masyarakat yang
rentan terhadap penyakit menular dan infeksi serta penyakit tidak menular (PTM) termasuk kondisi
sanitasi dasar dan kesehatan lingkungan rumah tangga pada masyarakat. Selain itu juga yang menjadi
penerima manfaat Kader kesehatan pemberdayaan masyarakat, institusi pendidikan dan TTU serta
TPM termasuk petugas lintas program, lintas sektoral, Walinagari, Tokoh Masyarakat dan kelompok
masyarakat lainnya di wilayah kerja UPT Puskesmas Barung Barung Belantai Kecamatan Koto XI
Tarusan.
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persiapan Pelaksanaan
2. Pelaksanaan Kegiatan
Monitoring dan
3.
Evaluasi
M. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan anggaran biaya dalam rangka pencapaian keluaran
(outpur) melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Bidang Kesehatan Kabupaten
Pesisir Selatan pada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Barung Barung Belantai
Tahun 2023 sebesar Rp. 231.380.000,- (Dua Ratus Tiga Puluh Satu Juta Tiga Ratus Delapan
Puluh Ribu Rupiah),- dengan rincian anggaran biaya (RAB) per puskesmas yaitu:
No RincianMenuKegiatan Kebutuhan
Biaya Rp.
1. Deteksi dini faktor risiko dan penyakit tidak menular di masyarakat 14.700.000,-
2 Penemuan kasus aktif dan pemantauan pengobatan penyakit menular, 43.910.000,-
serta Program Pemberian Obat Pencegahan Masal (POPM)
3 Penemuan Kasus Aktif TBC 12.400.000,-
Pemberdayaan masyarakat serta pembinaan kader kesehatan dalam 15.440.000,-
4 penanggulangan permasalahan P2P dan Penyehatan Lingkungan
5 Pelaksanaan STBM untuk Desa/ Kelurahan Prioritas 7.500.000,-
6 Inpeksi kesehatan lingkungan di TPP (Tempat Pengelolaan Pangan), 20.800.000,-
TFU (Tempat Fasilitas Umum), sarana air minum, dan Fasyankes
7 Pengiriman spesimen penyakit menular tertentu dan penyaikit 3.150.000,-
berpotensi KLB ke laboratorium daerah atau laboratorium rujukan
daerah di kabupaten/kota
8 Pelayanan Imunisasi 104.480.000,-
9 Penyelidikan dan respon kasus atau Kejadian Luar Biasa (KLB) 6.600.000,-
10 Survei dan pengendalian vektor penyakit menular di masyarakat 11.480.000,-
Jumlah 240.460.000,-
RincianAnggaranBiaya(RAB)terlampir
N. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan (KAK) Pelaksanaan Kegiatan Upaya Deteksi Dini,
Preventif dan Respon Penyakit Puskesmas Barung Barung Belantai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun
Anggaran 2023 dibuat sebagai bahan acuan dan perencanaan dari kegiatan ini
O. Latar Belakang
Upaya pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat melalui upaya kesehatan esensial dan
upaya kesehatan pengembangan sebagaimana yang termaktub dalam Permenkes Nomor 43 Tahun
2019, dimana salah satu upaya kesehatan esensial yang wajib dilaksanakan di Puskesmas adalah
Program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan melaksanakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehhat
(GERMAS) pada setiap tatanan wilayah kerja mulai dari wilayah kerja Kabupaten Kota dan
khususnya Puskesmas. Gerakan masyarakat hidup sehat saat ini dikembangkan dengan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) yang pada dasarnya merupakan integrasi
pelaksanaan program-program kesehatan dengan fokus pada penguatan nilai-nilai dan perilaku hidup
bersih dan sehat melalui pendekatan keluarga dan kelompok masyarakat. Program ini merupakan
salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan
akses pelayanan kesehatan diwilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga dalam rangka
meningkatkan cakupan akses pelayanan kesehatan masyarakat dan pemeliharaan dan pemulihan
kesehatan masyarakat. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan baik di dalam
dan luar gedung, melainkan juga melakukan gerakan masyarakat secara terarah dan terpadu untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat.
GERMAS merupakan sebuah gerakan yang bertujuan untuk memasyarakatkan budaya
hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat.
Aksi GERMAS ini juga diikuti dengan memasyarakatkan perilaku hidup bersih sehat dan dukungan
untuk program infrastruktur dengan basis masyarakat. Perubahan pola hidup masyarakat yang makin
modern menjadi salah satu dasar GERMAS. Penyakit menular seperti diare, tuberkulosa hingga
demam berdarah dahulu menjadi kasus kesehatan yang banyak ditemui; kini telah terjadi perubahan
yang ditandai pada banyaknya kasus penyakit tidak menular seperti diabetes, kanker dan jantung
koroner. Selain itu GERMAS lebih bertujuan pada upaya peningkatan perilaku hidup dan bersih di
wilayah kerja Puskesmas dengan melaksanakan upaya peningkatan perilaku gizi ibu hamil, kelompok
risti dan rentan serta kelompok masyarakat, apalagi pendekatan GERMAS salah satunya adalah
melalui pendekatan keluarga dengan adanya Program PISPK.
Selama Tahun 2020-2021, hasil pelaksanaan kegiatan GERMAS di wilayah kerja
Puskesmas Barung Barung Balantaitelah berhasil menjadikan kampanye GERMAS sebagai salah satu
unggulan program Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, dimana 10 Nagari telah berhasil
mencanangkan GERMAS. Sedangkan untuk cakupan indikator GERMAS yang masih menjadi
permasalahan adalah perilaku merokok yang baru 30,62 % keluarga yang tidak merokok serta
kebiasaan atau perilaku makan pagi dan kebiasaan olahraga di pagi hari/aktivitas fisik yang masih
dibawah target 70 %. UPT Puskesmas Barung Barung BalantaiKabupaten Pesisir Selatan didukung
Forum GERMAS Kecamatan Koto XI Tarusan, dimana kegiatan forum ini menitikberatkan pada
penggerakan masyarakat terhadap tatanan rumah tangga yang mendukung indikator aktivitas fisik,
edukasi dan perilaku sehat, deteksi dini penyakit, lingkungan sehat dan indikator PHBS pangan sehat
dan perbaikan gizi disamping selalu secara berkala melakukan pembinaan dan pendampingan
GERMAS di tingkat Desa/Nagari.
Pelaksanaan Program Upaya Pembinaan Kesehatan Dasar Masyarakat melalui Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) yang didukung anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik,
dimana selama ini selalu dilaksanakan dan dikelola dengan menerapkan prinsi-prinsip tata kelola
yang baik (good governance) yakni transparansi, efektif, efisein, akuntabel dan tidak duplikasi
dengan sumber pembiayaan lainnya. Dukungan anggaran BOK saat ini merupakan sumber anggaran
biaya yang sangat diperlukan oleh Puskesmas walaupun saat ini 20 Puskesmas di Kabupaten Pesisir
Selatan sudah menjadi Puskesmas Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) khususnya dalam
mendukung pelaksanaan kegiatan GERMAS.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, diselenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif
dan meninggalkan kuratif dan rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan. Upaya
pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat melalui upaya kesehatan esensial dan upaya kesehatan
pengembangan sebagaimana yang termaktub dalam Permenkes Nomor 43 Tahun 2019, dimana salah
satu upaya kesehatan esensial yang wajib dilaksanakan di Puskesmas adalah Upaya GERMAS yang
merupakan program dan kegiatan pelayanan kesehatan dasar atau pelayanan kesehatan primer
(esensial) yang wajib dilaksanakan di wilayah kerja PuskesmasBarung Barung Balantai.
P. Dasar Hukum
19. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
20. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
21. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6322)
22. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama, Tempat praktek
Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
24. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah
26. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK).
27. Suurat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomotr: PR.01.01/I/7997/2002 tanggal 13
September 2022 tentang Pemberitahuan Menu dan Rincian DAK Non Fisik Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2023.
Pencapaian program dan kegiatan Upaya GERMAS di wilayah kerja Puskesmas Barung
Barung Balantaidukung dengan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang mana berasal dari
APBN Kementerian Kesehatan (DAK Non Fisik Bidang Kesehatan), untuk itu rincian kebutuhan
kegiatan yang diusulkan pada tahun 2023 untuk BOK Puskesmas Barung Barung Balantaisebagai
berikut :
No RinciaanMenu/Kompoen Uraian
1 Upaya Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit
h. Transportasi Petugas dan Bidan Desa dalam rangka
pengelolaan pelayanan gerakan masyarakat hidup sehat
(GERMAS) pada tatanan individu dan keluarga serta
kelompok masyarakat.
i. Transportasi peserta kegiatan GERMAS dan pemeriksaan
kesehatan dalam rangka deteksi masalah kesehatan
termasuk Pos UKK di Nagari..
j. Penyediaan makanan dan minuman dalam rangka
rapat/pertemuan.
k. Pembayaran honorarium narasumber termasuk instruktur
senam.
l. Belanja operasional penggandaan
Q. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat/sasaran pada kegiatan ini adalah individu dan anggota masyarakat yang
serta kelompok risti terkait dengan peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk pelaksana
Pos UKK, kelompok rentan penyakit kronis termasuk petugas lintas program, lintas sektoral,
Walinagari, Tokoh Masyarakat dan kelompok masyarakat lainnya di wilayah kerja UPT Puskesmas
Barung Barung Balanatai Kecamatan Koto XI Tarusan.
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persiapan Pelaksanaan
2. Pelaksanaan Kegiatan
Monitoring dan
3.
Evaluasi
T. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan anggaran biaya dalam rangka pencapaian keluaran
(outpur) melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Bidang Kesehatan Kabupaten
Pesisir Selatan pada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Barung Barung Balantai
Tahun 2023 sebesar Rp. 32.886.000,- (Tiga Puluh Dua Juta Delapan Ratus Delapan Puluh Enam
Ribu Rupiah),- dengan rincian anggaran biaya (RAB) per puskesmas yaitu:
No RincianMenuKegiatan Kebutuhan
Biaya Rp.
1 Pelaksanaan Gerakan Cegah Stunting, Aksi Bergizi, Bumil Sehat, 2.094.000,-
Aktifkan Posyandu, Jambore Kader, Vaksinasi bersama
Mitra/kelompok Masyarakat
2 Pelaksanaan Gerakan Pengendalian Penyakit Prioritas (Kardiovaskuler, 7.112.000,-
DM, TB) serta kebugaran Jasmani
3 Pelaksanaan Skrining Masalah Kesehatan Jiwa di UKBM/ Lembaga 7.800.000,-
( Lapas, Panti, Pesantren, sekolah)
4 Edukasi lansia dan lansia risiko tinggi oleh Tenaga Kesehatan 1.440.000,-
Puskesmas
5 Kunjungan rumah edukasi keluarga untuk perawatan dan berobat 1.900.000,-
teratur pada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)
6 Pelaksanaan gerakan Kesehatan Kerja dan pembinaan GP2SP bersama 6.840.000,-
Institusi/perusahaan
7 Pendampingan keluarga yang memiliki masalah weight faltering, 5.700.000,-
Penyakit Kronik, Bumil Risti
Jumlah 32.886.000,-
RincianAnggaranBiaya(RAB)terlampir
U. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan (KAK) Pelaksanaan Kegiatan Upaya Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Puskesmas Barung Barung Balantai Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun Anggaran 2023 dibuat sebagai bahan acuan dan perencanaan dari kegiatan ini.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6322)
4. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama, Tempat praktek
Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah
8. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK).
9. Suurat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomotr: PR.01.01/I/7997/2002 tanggal 13
September 2022 tentang Pemberitahuan Menu dan Rincian DAK Non Fisik Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2023.
Pencapaian program dan kegiatan Upaya Penurunan AKI dan AKB serta perbaikan gizi
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kambang dukung dengan Dana Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK) yang mana berasal dari APBN Kementerian Kesehatan (DAK Non Fisik Bidang Kesehatan),
untuk itu rincian kebutuhan kegiatan yang diusulkan pada tahun 2023 untuk BOK Puskesmas Kambang
sebagai berikut :
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persiapan Pelaksanaan
2. Pelaksanaan Kegiatan
Monitoring dan
3.
Evaluasi
F. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan anggaran biaya dalam rangka pencapaian keluaran
(outpur) melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Bidang Kesehatan Kabupaten Pesisir
Selatan pada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Kambang Tahun 2023 sebesar Rp.
180.840.000,- (Seratus Delapan Puluh Juta Delapan Ratus Empat Puluh Ribu Rupiah),- dengan
rincian anggaran biaya (RAB) per puskesmas yaitu:
No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan
Biaya Rp.
1. Surveilans Kesehatan Gizi dan KIA 6.115.000,-
Jumlah 180.840.000,-
Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir
G. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan (KAK) Pelaksanaan Kegiatan Upaya Penurunan AKI dan
AKB serta Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat Puskesmas Kambang Kabupaten Pesisir Selatan Tahun
Anggaran 2023 dibuat sebagai bahan acuan dan perencanaan dari kegiatan ini
I. Dasar Hukum
10. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
11. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
12. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6322)
13. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama, Tempat praktek
Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah
17. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK).
18. Suurat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomotr: PR.01.01/I/7997/2002 tanggal 13
September 2022 tentang Pemberitahuan Menu dan Rincian DAK Non Fisik Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2023
Pencapaian program dan kegiatan Upaya Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit di
wilayah kerja Puskesmas Kambang dukung dengan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang
mana berasal dari APBN Kementerian Kesehatan (DAK Non Fisik Bidang Kesehatan), untuk itu rincian
kebutuhan kegiatan yang diusulkan pada tahun 2023 untuk BOK Puskesmas Kambang sebagai berikut :
J. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat/sasaran pada kegiatan ini adalah individu dan anggota masyarakat yang
rentan terhadap penyakit menular dan infeksi serta penyakit tidak menular (PTM) termasuk kondisi
sanitasi dasar dan kesehatan lingkungan rumah tangga pada masyarakat. Selain itu juga yang menjadi
penerima manfaat Kader kesehatan pemberdayaan masyarakat, institusi pendidikan dan TTU serta TPM
termasuk petugas lintas program, lintas sektoral, Walinagari, Tokoh Masyarakat dan kelompok
masyarakat lainnya di wilayah kerja UPT Puskesmas Kambang Kecamatan Lengayang.
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persiapan Pelaksanaan
2. Pelaksanaan Kegiatan
Monitoring dan
3.
Evaluasi
M. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan anggaran biaya dalam rangka pencapaian keluaran
(outpur) melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Bidang Kesehatan Kabupaten Pesisir
Selatan pada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Kambang Tahun 2023 sebesar Rp.
206.500.000,- (Dua Ratus Enam Juta Lima Ratus Ribu Rupiah),- dengan rincian anggaran biaya
(RAB) per puskesmas yaitu:
No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan
Biaya Rp.
1. Deteksi dini faktor risiko dan penyakit tidak menular di masyarakat 11.340.000,-
2 Penemuan kasus aktif dan pemantauan pengobatan penyakit menular, 56.600.000,-
serta Program Pemberian Obat Pencegahan Masal (POPM)
3 Penemuan Kasus Aktif TBC 10.360.000,-
Pemberdayaan masyarakat serta pembinaan kader kesehatan dalam 13.700.000,-
4 penanggulangan permasalahan P2P dan Penyehatan Lingkungan
5 Pelaksanaan STBM untuk Desa/ Kelurahan Prioritas 7.500.000,-
6 Inpeksi kesehatan lingkungan di TPP (Tempat Pengelolaan Pangan), 16.800.000,-
TFU (Tempat Fasilitas Umum), sarana air minum, dan Fasyankes
7 Pengiriman spesimen penyakit menular tertentu dan penyaikit 1.500.000,-
berpotensi KLB ke laboratorium daerah atau laboratorium rujukan
daerah di kabupaten/kota
8 Pelayanan Imunisasi 74.070.000,-
9 Penyelidikan dan respon kasus atau Kejadian Luar Biasa (KLB) 8.120.000,-
10 Survei dan pengendalian vektor penyakit menular di masyarakat 6.510.000,-
Jumlah 206.500.000,-
Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir
N. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan (KAK) Pelaksanaan Kegiatan Upaya Deteksi Dini,
Preventif dan Respon Penyakit Puskesmas Kambang Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Anggaran 2023
dibuat sebagai bahan acuan dan perencanaan dari kegiatan ini
Kambang, 6 Desember 2022
Kepala Puskesmas Kambang
P. Dasar Hukum
19. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
20. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
21. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6322)
22. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama, Tempat praktek
Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
24. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah
26. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK).
27. Suurat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomotr: PR.01.01/I/7997/2002 tanggal 13
September 2022 tentang Pemberitahuan Menu dan Rincian DAK Non Fisik Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2023.
Pencapaian program dan kegiatan Upaya GERMAS di wilayah kerja Puskesmas Kambang
dukung dengan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang mana berasal dari APBN
Kementerian Kesehatan (DAK Non Fisik Bidang Kesehatan), untuk itu rincian kebutuhan kegiatan yang
diusulkan pada tahun 2023 untuk BOK Puskesmas Kambang sebagai berikut :
Q. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat/sasaran pada kegiatan ini adalah individu dan anggota masyarakat yang serta
kelompok risti terkait dengan peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk pelaksana Pos UKK,
kelompok rentan penyakit kronis termasuk petugas lintas program, lintas sektoral, Walinagari, Tokoh
Masyarakat dan kelompok masyarakat lainnya di wilayah kerja UPT Puskesmas Kambang Kecamatan
Lengayang.
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persiapan Pelaksanaan
2. Pelaksanaan Kegiatan
Monitoring dan
3.
Evaluasi
T. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan anggaran biaya dalam rangka pencapaian keluaran
(outpur) melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Bidang Kesehatan Kabupaten Pesisir
Selatan pada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Kambang Tahun 2023 sebesar Rp.
104.827.000,- (Seratus Empat Juta Delapan Ratus Dua Puluh Tijuh Ribu Rupiah),- dengan rincian
anggaran biaya (RAB) per puskesmas yaitu:
No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan
Biaya Rp.
1 Pelaksanaan Gerakan Cegah Stunting, Aksi Bergizi, Bumil Sehat, 10.414.000,-
Aktifkan Posyandu, Jambore Kader, Vaksinasi bersama
Mitra/kelompok Masyarakat
2 Pelaksanaan Gerakan Pengendalian Penyakit Prioritas (Kardiovaskuler, 37.129.000,-
DM, TB) serta kebugaran Jasmani
3 Pelaksanaan Skrining Masalah Kesehatan Jiwa di UKBM/ Lembaga ( 1.890.0000,-
Lapas, Panti, Pesantren, sekolah)
4 Edukasi lansia dan lansia risiko tinggi oleh Tenaga Kesehatan 6.940.000,-
Puskesmas
5 Kunjungan rumah edukasi keluarga untuk perawatan dan berobat 16.800.000,-
teratur pada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)
6 Pelaksanaan gerakan Kesehatan Kerja dan pembinaan GP2SP bersama 2.520.000,-
Institusi/perusahaan
7 Pendampingan keluarga yang memiliki masalah weight faltering, 29.134.000,-
Penyakit Kronik, Bumil Risti
Jumlah 104.827.000,-
Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir
U. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan (KAK) Pelaksanaan Kegiatan Upaya Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Puskesmas Kambang Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Anggaran
2023 dibuat sebagai bahan acuan dan perencanaan dari kegiatan ini
Ns.Yasmartinis, S.Kep
NIP. 198203032006042008
KERANGKA ACUAN KEGIATAN/TERM OF REFERENCE (KAK)
PELAKSANAAN KEGIATAN PENURUNAN AKI AKB DAN
PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT PADA KEGIATAN BANTUAN
OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) UPT PUSKESMAS PASAR BARU
KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2023
A. Latar Belakang
Upaya pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat melalui upaya
kesehatan esensial dan upaya kesehatan pengembangan sebagaimana yang
termaktub dalam Permenkes Nomor 43 Tahun 2019, dimana salah satu
upaya kesehatan esensial yang wajib dilaksanakan di Puskesmas adalah
Program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan melaksanakan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehhat (GERMAS) pada setiap tatanan wilayah kerja mulai
dari wilayah kerja Kabupaten Kota dan khususnya Puskesmas. Gerakan
masyarakat hidup sehat saat ini dikembangkan dengan Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) yang pada dasarnya merupakan
integrasi pelaksanaan program-program kesehatan dengan fokus pada
penguatan nilai-nilai dan perilaku hidup bersih dan sehat melalui
pendekatan keluarga dan kelompok masyarakat. Program ini merupakan
salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan diwilayah kerjanya
dengan mendatangi keluarga dalam rangka meningkatkan cakupan akses
pelayanan kesehatan masyarakat dan pemeliharaan dan pemulihan
kesehatan masyarakat. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan
kesehatan baik di dalam dan luar gedung, melainkan juga melakukan gerakan
masyarakat secara terarah dan terpadu untuk meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat masyarakat.
Upaya pemerintah untuk menurunkan AKI dan AKB masih jauh dari
harapan. Padahal kebutuhan untuk menurunkan AKI dan AKB ini sudah
sangat mendesak mengingat Indonesia termasuk 10 negara dengan kematian
setelah persalinan (neonatal) tertinggi di dunia. Upaya penurunan AKI dan
AKB menjadi semakin berat akibat pandemi covid-19 yang berkepanjangan
yang melanda Indonesia.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322)
4. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik
Pratama, Tempat praktek Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri
dokter gigi.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata
Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah,
Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah
8. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
(PISPK).
9. Suurat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomotr:
PR.01.01/I/7997/2002 tanggal 13 September 2022 tentang
Pemberitahuan Menu dan Rincian DAK Non Fisik Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2023.
No Rinciaan Uraian
Menu/Kompoen
1 Penurunan AKI dan AKB dan Perbaikan Gizi Masyarakat
a. Surveilans Kesehatan Gizi dan KIA
b. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Bagi Calon
Pengantin, Pasangan Usia Subur (PUS)
c. Pelaksanaan Kelas Ibu (Kelas Ibu Hamil, Kelas
Ibu Balita)
d. Program Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
e. Pemantauan Tumbuh Kembang harian Balita
f. Kunjungan lapangan Pelayanan Kesehatan Ibu
dan Anak
g. Pelayanan Kesehatan Pada Anak Usia Sekolah
dan Remaja
h. Pendampingan di shelter penampungan pada
daerah rawan bencana /bencana
C. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat/sasaran pada kegiatan ini adalah Seluruh
masyarakat di wilker Puskesmas Pasar Baru Terutama Ibu hamil, Bayi, Balita.
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan Pelaksanaan
2 Pelaksanaan Kegiatan
Jumlah 182.108.000,-
Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir
G. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan (KAK) Pelaksanaan Kegiatan
Upaya Penurunan AKI dan AKB dan Perbaikan Gizi Masyarakat Puskesmas
Pasar Baru Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Anggaran 2023 dibuat sebagai
bahan acuan dan perencanaan dari kegiatan ini
A. Latar Belakang
Upaya pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat melalui upaya
kesehatan esensial dan upaya kesehatan pengembangan sebagaimana yang
termaktub dalam Permenkes Nomor 43 Tahun 2019, dimana salah satu
upaya kesehatan esensial yang wajib dilaksanakan di Puskesmas adalah
Program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan melaksanakan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehhat (GERMAS) pada setiap tatanan wilayah kerja mulai
dari wilayah kerja Kabupaten Kota dan khususnya Puskesmas. Gerakan
masyarakat hidup sehat saat ini dikembangkan dengan Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) yang pada dasarnya merupakan
integrasi pelaksanaan program-program kesehatan dengan fokus pada
penguatan nilai-nilai dan perilaku hidup bersih dan sehat melalui
pendekatan keluarga dan kelompok masyarakat. Program ini merupakan
salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan diwilayah kerjanya
dengan mendatangi keluarga dalam rangka meningkatkan cakupan akses
pelayanan kesehatan masyarakat dan pemeliharaan dan pemulihan
kesehatan masyarakat. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan
kesehatan baik di dalam dan luar gedung, melainkan juga melakukan gerakan
masyarakat secara terarah dan terpadu untuk meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat masyarakat.
Makanan tambahan berbasis pangan lokal siap santap diberikan
selama sekurang-kurangnya 90 hari dan intervensi lainnya disesuaikan
dengan permasalahan pada ibu hamil KEK. Setelah intervensi pemberian
makanan tambahan berbasis pangan lokal siap pangan pada ibu hamil KEK
dan dokter memberi pengobatan penyakit lain yang diderita (bila ada)
Upaya pencegahan balita gizi kurang dilaksanakan sejak 1000 Hari
Pertama Kehidupan hingga balita dengan cara mengidentifikasi dan
mengatasi factor risiko penyakit (misalnya dengan pemeriksaan kehamilan
terpadu, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan bayi – balita) dan
pemenuhan konsumsi makanan yang bergizi pada kehamilan, persalinan,
menyusui, bayi dan balita. Pada periode kehamilan, persalinan, dan
menyusui, upaya di atas perlu disertai dengan edukasi pemenuhan gizi, akses
terhadap air bersih, serta pemberian makanan tambahan berbasis pangan
lokal pada ibu hamil KEK
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322)
4. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik
Pratama, Tempat praktek Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri
dokter gigi.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata
Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah,
Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah
8. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
(PISPK).
9. Suurat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomotr:
PR.01.01/I/7997/2002 tanggal 13 September 2022 tentang
Pemberitahuan Menu dan Rincian DAK Non Fisik Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2023.
C. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat/sasaran pada kegiatan ini adalah Ibu Hamil KEK
dan Balita Gizi Kurang wilker Puskesmas Pasar Baru
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan Pelaksanaan
2 Pelaksanaan Kegiatan
Monitoring dan
3
Evaluasi
F. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan anggaran biaya dalam rangka
pencapaian keluaran (output) melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK)
Non Fisik Bidang Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan pada Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Pasar Baru Tahun 2023 sebesar
Rp. 250.000.000,- (Dua ratus lima puluh juta rupiah),- dengan rincian
anggaran biaya (RAB) sebagai berikut :
No Kebutuhan
Rincian Menu Kegiatan
Biaya Rp.
1 Penyediaan bahan makanan tambahan berbasis Rp.96.750.000,-
pangan lokal bagi ibu hamil kek dan balita gizi
kurang
2 Pelatihan tim pelaksana dalam penyiapan Rp.95.256.000,-
pemberian makanan tambahan berbasis pangan
lokal bagi ibu hamil kek dan bakita gizi kurang
tingkat kab/kota dan puskesmas
G. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kerja (KAK) Pelaksanaan Kegiatan
Pemberian PMT Lokal di Puskesmas Pasar Baru Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun Anggaran 2023 dibuat sebagai bahan acuan dan perencanaan dari
kegiatan ini
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322)
4. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama,
Tempat praktek MandiriDokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah
8. Permenkes No.12 Tahun 2021 tentang Juknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus
(DAK) Non Fisik bidang Kesehatan.
9. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
(PISPK).
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2022 Tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran
2022
2. Gambaran Umum
Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia dan merupakan modal setiap
warganegara dan setiap bangsa dalam mencapai tujuannya dan mencapai kemakmuran.
Seseorang tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya jika dia berada dalam kondisi tidak
sehat. Sehingga kesehatan merupakan modal setiap individu untuk meneruskan kehidupannya
secara layak. Pemerintah Kabuparten Pesisir Selatan mempunyai tanggung jawab untuk
menjamin setiap warganya memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau dan
berkeadilan. Dalam perspektif pembangunan sumber daya manusia, pembangunan kesehatan
memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Hal ini
dapat dicapai melalui peningkatan peran bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah,
dan masyarakat dalam menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, baik melalui Rumah
Sakit, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), dan Pos Masyarakat (Puskesmas), dan Pos
Kesehatan Desa (Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), maupun pelayanan kesdes), maupun
pelayanan kesehatan berbasis masyaraka melalui Pos kesehatan berbasis masyaraka melalui Pos
Pelayanan Pelayanan Terpadu (Posyandu).
Keberhasilan pembangunan suatu daerah, salah satunya dapat dilihat dari
pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana untuk mencapai IPM
tersebut, salah satu komponen utama yang mempengaruhinya yaitu indikator status
kesehatan selain pendidikan dan pendapatan per kapita. Dengan demikian
pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya utama untuk peningkatan
kualitas sumber daya manusia, yang pada gilirannya mendukung percepatan
pembangunan nasional.
3 Pelaksanaan Kelas Ibu (Kelas Pelaksanaan kelas ibu hamil ini diharapkan akan tercapai
Ibu Hamil, Kelas Ibu Balita) peningkatan pengetahuan serta keterampilan ibu hamil
dan ibu balita
B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat yaitu ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir, kader
posyandu, tokoh masyarakat, lintas sektor dan lain-lain di wilayah Puskesmas Balai Selasa.
3 Pelaksanaan Kelas Ibu (Kelas Ibu Hamil, Kelas Ibu Balita) Laporan swakelola
4
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Laporan swakelola
Pelayanan Kesehatan Pada Anak Usia Sekolah dan Remaja Laporan swakelola
6
Kegiatan yang akan dilakukan dalam kurun waktu satu tahun pada tahun 2023
dari bulan Januari Sampai Bulan Desember.
Jumla 175.431.000,-
h
A. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6322)
4. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama, Tempat praktek
Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah
8. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK).
9. Suurat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomotr: PR.01.01/I/7997/2002 tanggal 13
September 2022 tentang Pemberitahuan Menu dan Rincian DAK Non Fisik Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2023.
B. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya yang dilaksanakan dengan sasaran meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan mulai dari promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara
berkesinambungan. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan
antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan
pada periode sebelumnya.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, diselenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif
dan meninggalkan kuratif dan rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan. Upaya
pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat melalui upaya kesehatan esensial dan upaya kesehatan
pengembangan sebagaimana yang termaktub dalam Permenkes Nomor 43 Tahun 2019, dimana salah
satu upaya kesehatan esensial yang wajib dilaksanakan di Puskesmas adalah Upaya Deteksi dini,
Preventif dan respon penyakit yang merupakan program dan kegiatan pelayanan kesehatan dasar atau
pelayanan kesehatan primer (esensial) yang wajib dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas termasuk
diwilayah kerja Puskesmas Balai Selasa.
Renstra Puskesmas Balai Selasa Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021-2026 dijelaskan
bahwa pelaksanaan upaya kesehatan masyarakat dilaksanakan berdasarkan prinsip penyelenggaraan
paradigma sehat, pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat, ketersediaan akses
pelayanan kesehatan, teknologi tepat guna serta keterpaduan dan kesinambungan termasuk Upaya
Deteksi dini, Preventif dan respon penyakit. Adapun fungsi Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan harus diselaraskan dengan mewujudkan visi dan
misi UPT Puskesmas Balai Selasa yaitu: “Menjadi pusat pelayanan kesehatan bermutu dalam
mewujudkan masyarakat mandiri untuk hidup sehat“, Misi yaitu 1). Profesional ( ahli dibidangnya,
bekerja penuh tanggung jawab dan sesuai pedoman yang ditetapkan), 2). Amanah ( jujur dan adil
dalam melaksanakan tugas yang diberikan serta tidak membedakan pasien dalam pelayanan), 3).
Sopan, Senyum, santun, sapa dan salam ( sesama staf dan dalam melayani pasien) ). 4). Tekun ( giat
bekerja, cerdas serta konsisten). 5). Ikhlas ( dalam melayani dan bekerja, mengharapkan ridho dari
Allah Subhana Wata’ala).
Program Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2) ini merupakan manifestasi
dari kumpulan program dan kegiatan upaya deteksi dini, preventif dan respon penyakit dengan
beberapa program dan kegiatan riunciannya yaitu: surveilance dan respon KLB; deteksi dini dan
penemuan kasus; pencegahan penyakit dan pengendalian faktor risiko P2P; pengendalian penyakit
dan pemberdayaan masyarakat terhadap pembentukan kader dan pembekalan kader P2P. Program dan
kegiatan ini merupakan manifestasi dari seluruh rangkaian kegiatan pencegahan dan penanggulangan
penyakit di Puskesmas termasuk kegiatan pemberdayaan masyarakat terhadap peran sertanya
terhadap pencegahan dan pengendalian penyakit di tingkat Puskesmas.
Puskesmas berdasarkan PMK Nomor 43 Tahun 2019 adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP)
tingkat pertamna dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya
termasuki melaksanakan upaya deteksi dini, preventif dan respon penyakit dalam rangka pencegahan
dan penanggulangan penyakit. Upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) yang dimaksud adalah melakukan surveilance dan respon kejadian luar biasa
(KLB), dimana ada beberapa kegiatan yang dapat dilaksanakan yaitu: surveilance kejadian pasca
imunisasi (KIPI), validasi sasaran hasil cakupan imunisasi termasuk verifikasi rumor KLB, respon
cepat Sistem Kewaspadaan Dini dan Resppon (SKDR). Disamping itu juga dilaksanakan pula upaya
deteksi dini dan penemuan kasus, seperti: HIV/AIDS, TBC, Hepatitis pada ibu hamil; deteksi dini
risiko PTM di Posbindu PTM, penemuan kasus PD3I, kasus kontak TB Pasru dan kasus mangkit,
kasus nkontak kusta serta ODGJ.
Kegiatan lainnya yaitu pencegahan penyakit dan pengendalian faktor risiko, dengan masih
menguatamaka pelayanan imunisasi dasar rutin, bersamaam dengan sosialisasi pelaksanaan imunisasi
rutin; advokasi/sosialisasi terkait pemberian obat pencegah massal seperti obat kaki gajah termasuk
penyediaan media komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pencegahan penyakit. Selain itu kegiatan
pengendalian penyakit untuk pendampingan penderita penyakit menular menahun, pendampingan
penderita gangguan jiwa dan Napza serta validasi data laporan hasil POPM dan manajemen kasus
filariasis, termasuk pemberdayaan masyarakat terhadap kualitas sanitasi dasar dan kesehatan
lingkungan masyarakat yang juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya angka kesakitan dan
kematian akibat penytakit menular dan infeksi dan tidak menular yang juga melibatkan kader
kesehatan untuk P2P serta melakukan pembinaan dan pembekalan terhadap kader P2P.
Selama Tahun 2020 s/d 2022, pelaksanaan kegiatan Upaya Deteksi Dini, Preventuf dan
Respon Penyakit dalam rangka Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) di Puskesmas
Kabupaten Pesisir Selatan telah berhasil terlaksana dengan baik dengan meningkatnya beberapa
indikator SPM dan PISPK , yaitu pelayanan kesehatan imunisasi dasar rutin (UCI); pelayanan
kesehatan terhadap pencegahan TBC, pelayanan kesehatan penyakit tidak menular (PTM) dan
penanggulangan dan pengendalian bencana/wabah penyakit termasuk KLB, apalagi saat sekarang
telah terjadi pandemi COVID-19, dimana 71,23 % telah berhasil mencapai target pelaksanaan
program dan kegiatan. Oleh karena itu keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini harus di lanjutkan
dengan melaksanakan upaya-upaya inovatif untuk selalu meningkatkan cakupan program di
Puskesmas dan jejaringnya.
Pencapaian program dan kegiatan Upaya Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit di
wilayah kerja Puskesmas Balai Selasa dukung dengan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
yang mana berasal dari APBN Kementerian Kesehatan (DAK Non Fisik Bidang Kesehatan), untuk
itu rincian kebutuhan kegiatan yang diusulkan pada tahun 2023 untuk BOK Puskesmas Balai Selasa
sebagai berikut :
C. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat/sasaran pada kegiatan ini adalah individu dan anggota masyarakat yang
rentan terhadap penyakit menular dan infeksi serta penyakit tidak menular (PTM) termasuk kondisi
sanitasi dasar dan kesehatan lingkungan rumah tangga pada masyarakat. Selain itu juga yang menjadi
penerima manfaat Kader kesehatan pemberdayaan masyarakat, institusi pendidikan dan TTU serta
TPM termasuk petugas lintas program, lintas sektoral, Walinagari, Tokoh Masyarakat dan kelompok
masyarakat lainnya di wilayah kerja UPT Puskesmas Balai Selasa Kecamatan Ranah Pesisir.
F. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan anggaran biaya dalam rangka pencapaian keluaran
(outpur) melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Bidang Kesehatan Kabupaten
Pesisir Selatan pada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Barung Barung Belantai
Tahun 2023 sebesar Rp. 208.352.000,- (Dua Ratus Delapan Juta Tiga Ratus Lima Pulub Dua
Ribu Rupiah),- dengan rincian anggaran biaya (RAB) per puskesmas yaitu:
No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan
Biaya Rp.
1. Deteksi dini faktor risiko dan penyakit tidak menular di masyarakat 15.540.000,-
2 Penemuan kasus aktif dan pemantauan pengobatan penyakit menular, 22.340.000,-
serta Program Pemberian Obat Pencegahan Masal (POPM)
3 Penemuan Kasus Aktif TBC 9.400.000,-
Pemberdayaan masyarakat serta pembinaan kader kesehatan dalam 30.292.000,-
4 penanggulangan permasalahan P2P dan Penyehatan Lingkungan
5 Pelaksanaan STBM untuk Desa/ Kelurahan Prioritas 15.000.000,-
6 Inpeksi kesehatan lingkungan di TPP (Tempat Pengelolaan Pangan), 31.360.000,-
TFU (Tempat Fasilitas Umum), sarana air minum, dan Fasyankes
7 Pengiriman spesimen penyakit menular tertentu dan penyaikit 3.000.000,-
berpotensi KLB ke laboratorium daerah atau laboratorium rujukan
daerah di kabupaten/kota
8 Pelayanan Imunisasi 54.520.000,-
9 Penyelidikan dan respon kasus atau Kejadian Luar Biasa (KLB) 21.000.000,-
10 Survei dan pengendalian vektor penyakit menular di masyarakat 5.900.000,-
Jumlah 208.352.000,-
Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir
G. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan (KAK) Pelaksanaan Kegiatan Upaya Deteksi Dini,
Preventif dan Respon Penyakit Puskesmas Barung Barung Belantai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun
Anggaran 2023 dibuat sebagai bahan acuan dan perencanaan dari kegiatan ini
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322)
4. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama,
Tempat praktek Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Daerah
8. Permenkes No.12 Tahun 2021 tentang Juknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus
(DAK) Non Fisik bidang Kesehatan.
9. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK).
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2022 Tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran
2022
2. Gambaran Umum
Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia dan merupakan modal setiap
warganegara dan setiap bangsa dalam mencapai tujuannya dan mencapai kemakmuran.
Seseorang tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya jika dia
berada dalam kondisi tidak sehat. Sehingga kesehatan merupakan modal setiap individu untuk
meneruskan kehidupannya secara layak. Pemerintah Kabuparten Pesisir Selatan mempunyai
tanggung jawab untuk menjamin setiap warganya memperoleh pelayanan kesehatan yang
berkualitas, terjangkau dan berkeadilan. Dalam perspektif pembangunan sumber daya manusia,
pembangunan kesehatan memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya
manusia Indonesia.
Hal ini dapat dicapai melalui peningkatan peran bersama antara pemerintah pusat,
pemerintah daerah, dan masyarakat dalam menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat,
baik melalui Rumah Sakit, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), dan Pos Masyarakat
(Puskesmas), dan Pos Kesehatan Desa (Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), maupun pelayanan
kesdes), maupun pelayanan kesehatan berbasis masyaraka melalui Pos kesehatan berbasis
masyaraka melalui Pos Pelayanan Pelayanan Terpadu (Posyandu).
Keberhasilan pembangunan suatu daerah, salah satunya dapat dilihat dari
pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana untuk mencapai IPM
tersebut, salah satu komponen utama yang mempengaruhinya yaitu indikator status
kesehatan selain pendidikan dan pendapatan per kapita. Dengan demikian
pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya utama untuk peningkatan kualitas
sumber daya manusia, yang pada gilirannya mendukung percepatan pembangunan
nasional.Salah satu Strategi Pembangunan Kesehatan Nasional dan Propinsi
Sumatera Barat yang tertuang dalam RPJMD tahun 2021-2026 yaitu: “Menjamin
Ketersediaan dan Pemerataan Sumber Daya Kesehatan” dengan menerapkan
pembangunan daerah berwawasan kesehatan, yang berarti setiap upaya program
pembangunan harus mempunyai kontribusi positif terhadap terbentuknya lingkungan
dan perilaku yang sehat. Keadaan ini dapat dicapai dengan peningkatan sarana dan
prasarana pelayanan kesehatan serta penerapan tekhnologi kesehatan secara tepat oleh
petugas-petugas kesehatan yang didukung oleh peran serta aktif dari semua unsur dan
masyarakat. Pelaksanaan pembangunan kesehatan berdasarkan Tujuan Dinas
Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan: “Meningkatkan Derajat Kesehatan
Masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan”, telah berhasil menetapkan dasar-dasar,
strategi dan paradigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu :”Paradigma Sehat”
yang inti pokoknya menekankan pentingnya kesehatan sebagai hak azazi manusia,
kesehatan sebagai investasi bangsa, dan kesehatan menjadi titik sentral
pembangunan nasional dan daerah.
Saat ini pemerintah melakukan suatu gebrakan inovasi dengan mengeluarkan
program gerakan masyarakat hidup sehat yang melibatkan sektor-sektor lainnya agar
dapat berpern dalam pembangunan kesehatan dengan menekankan pada upsys promotif
preventif, program pergerakan masyarakat hidup sehat bertujuan antara lain :1.
Menurunkan bebasn penyakit menulan dan tidak menular, 2. menghindarkan terjadinya
penurunan produktifitas penduduk,3. menurunkan pembiayan pelayanan kesehatan
karena karena meningkatnya penyakit dan pengeluaran kesehatan, serta 4. Penguatan
sistem kesehatan, pendekatan siklus hidup, jaminan kesehatan nasional (jkn) dan
berfokus kepada pemerataan pelayanan.
No Rinciaan Uraia
Menu/Kompoen n
I Upaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
1. Pelaksanaan GERMAS di Merupakan pertemuan/ kunjungan ke nagari untuk Upaya
tingkat Kecamatan/Wilayah GERMAS
Puskesmas
B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat yaitu ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir, kader posyandu,
tokoh masyarakat, lintas sektor dan lain-lain di wilayah Puskesmas Kabupaten Pesisir
Selatan
Kegiatan yang akan dilakukan dalam kurun waktu satu tahun pada tahun 2023
dari bulan Januari Sampai Bulan Desember.
h 118.166.880-
Masih terjadinya kematian ibu dan bayi dan masih adanya kejadian
stunting dan gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Asam Kumbang menandakan
upaya dan usaha yang selama ini telah dilaksanakan masih perlu ditingkatkan
lagi terutama pada pelayanan kesehatan ibu hamil dengan peneriksaan ANC dan
pelayanan kesehatan ibu bersalin dan nifas termasuk upaya perbaikan gizi
masyarakat terutama ibu hamil dan balita, disamping melakukan audit maternal
dan perinatal secara berkesinambungan serta upaya yang berkesinambungan juga
terhadap peningkatan kualitas dan kapasitas petugas atau Bidan di desa agar
dapat meningkatkan kinerjanya. Disamping itu juga dibutuhkan upaya-upaya
yang bersifat inovasi disamping melanjutkan kegiatan yang sudah terlaksana di
Puskesmas dalam rangka menekan AKI dan AKB dan menurunkan prevalkensi
stunting dan gizi buruk.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322)
4. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama,
Tempat praktek Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah
8. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
(PISPK).
9. Suurat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomotr:
PR.01.01/I/7997/2002 tanggal 13 September 2022 tentang Pemberitahuan
Menu dan Rincian DAK Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2023.
Pencapaian program dan kegiatan Upaya Penurunan AKI dan AKB serta
perbaikan gizi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Asam Kumbang dukung
dengan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang mana berasal dari
APBN Kementerian Kesehatan (DAK Non Fisik Bidang Kesehatan), untuk itu
rincian kebutuhan kegiatan yang diusulkan pada tahun 2023 untuk BOK
Puskesmas Asam Kumbang sebagai berikut :
No Rinciaan Uraia
Menu/Kompoen n
1 Upaya Penurunan AKI dan AKB serta Upaya
Perbaikan Gizi Masyarakat
a. Transportasi Petugas dan Bidan Desa dalam
rangka pengelolaan pelayanan kesehatan dalam
rangka penurunan AKI dan AKB serta upaya
perbaikan gizi masyarakat ke Nagari dan
Kampung.
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Persiapan
1.
Pelaksanaan
Pelaksanaan
2.
Kegiatan
Monitoring dan
3.
Evaluasi
F. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan anggaran biaya dalam rangka
pencapaian keluaran (outpur) melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non
Fisik Bidang Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan pada Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) UPT Puskesmas Asam Kumbang Tahun 2023 sebesar Rp.
106.541.000,- (Seratus Enam Juta Lima Ratus Empat Pulu Satu Ribu
Rupiah),- dengan rincian anggaran biaya (RAB) per puskesmas yaitu:
No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan
Biaya Rp.
1. Surveilans Kesehatan Gizi dan KIA 18.569.000,-
G. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan (KAK) Pelaksanaan Kegiatan Upaya
Penurunan AKI dan AKB serta Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat Puskesmas
Asam Kumbang Kecamatan IV Nagari Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun Anggaran 2023 dibuat sebagai bahan acuan dan perencanaan dari kegiatan
ini
H. Latar Belakang
Selama Tahun 2020 s/d 2022, pelaksanaan kegiatan Upaya Deteksi Dini,
PreventIf dan Respon Penyakit dalam rangka Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (P2P) di Puskesmas Kabupaten Pesisir Selatan telah berhasil terlaksana
dengan baik dengan meningkatnya beberapa indikator SPM dan PISPK , yaitu
pelayanan kesehatan imunisasi dasar rutin (UCI); pelayanan kesehatan terhadap
pencegahan TBC, pelayanan kesehatan penyakit tidak menular (PTM) dan
penanggulangan dan pengendalian bencana/wabah penyakit termasuk KLB,
apalagi saat sekarang telah terjadi pandemi COVID-19, dimana 81,43 % telah
berhasil mencapai target pelaksanaan program dan kegiatan. Oleh karena itu
keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini harus di lanjutkan dengan melaksanakan
upaya-upaya inovatif untuk selalu meningkatkan cakupan program di Puskesmas
dan jejaringnya.
I. Dasar Hukum
10. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
11. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
12. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322)
13. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama,
Tempat praktek Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah
17. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
(PISPK).
18. Suurat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomotr:
PR.01.01/I/7997/2002 tanggal 13 September 2022 tentang Pemberitahuan
Menu dan Rincian DAK Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2023.
No Rinciaan Uraian
Menu/Kompoen
1 Upaya Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit
d. Transportasi Petugas dan Bidan Desa dalam
rangka pengelolaan pelayanan kesehatan dalam
rangka Deteksi dini faktor risiko dan penyakit
tidak menular di masyarakat Penemuan kasus
aktif dan pemantauan pengobatan penyakit
menular, serta Program Pemberian Obat
Pencegahan Masal (POPM), Pemberdayaan
masyarakat serta pembinaan kader kesehatan
dalam penanggulangan permasalahan P2P dan
Penyehatan Lingkungan, Pelaksanaan STBM
untuk Desa/ Kelurahan Prioritas , Inpeksi
kesehatan lingkungan di TPP (Tempat
Pengelolaan Pangan), TFU (Tempat Fasilitas
Umum), sarana air minum, dan Fasyankes,
Pengiriman spesimen penyakit menular tertentu
dan penyaikit berpotensi KLB ke laboratorium
daerah atau laboratorium rujukan daerah di
kabupaten/kota, Pelayanan Imunisasi,
Penyelidikan dan respon kasus atau Kejadian
Luar Biasa (KLB) Survei dan pengendalian
vektor penyakit menular di masyarakat
J. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat/sasaran pada kegiatan ini adalah individu dan anggota
masyarakat yang rentan terhadap penyakit menular dan infeksi serta penyakit
tidak menular (PTM) termasuk kondisi sanitasi dasar dan kesehatan lingkungan
rumah tangga pada masyarakat. Selain itu juga yang menjadi penerima manfaat
Kader kesehatan pemberdayaan masyarakat, institusi pendidikan dan TTU serta
TPM termasuk petugas lintas program, lintas sektoral, Walinagari, Tokoh
Masyarakat dan kelompok masyarakat lainnya di wilayah kerja UPT Puskesmas
Asam Kumbang.
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Persiapan
1.
Pelaksanaan
2. Pelaksanaan
Kegiatan
Monitoring dan
3.
Evaluasi
M. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan anggaran biaya dalam rangka
pencapaian keluaran (outpur) melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non
Fisik Bidang Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan pada Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) Puskesmas Asam Kumbang Tahun 2023 sebesar
Rp.188.214.000,- (Seratus Delapan Puluh Delapan Juta Dua Ratus Empat
Belas Ribu Rupiah),- dengan rincian anggaran biaya (RAB) per puskesmas yaitu:
No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan
Biaya Rp.
1. Deteksi dini faktor risiko dan penyakit tidak menular di 14.880.000,-
masyarakat
2 Penemuan kasus aktif dan pemantauan pengobatan 39.480.000,-
penyakit menular, serta Program Pemberian
Obat Pencegahan Masal (POPM)
3 Penemuan Kasus Aktif TBC 14.560.000,-
Pemberdayaan masyarakat serta pembinaan kader 12.800.000,-
4 kesehatan dalam penanggulangan permasalahan P2P dan
Penyehatan Lingkungan
5 Pelaksanaan STBM untuk Desa/ Kelurahan Prioritas 7.884.000,-
Jumlah 188.214.000,-
O. Latar Belakang
Upaya pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat melalui upaya
kesehatan esensial dan upaya kesehatan pengembangan sebagaimana yang
termaktub dalam Permenkes Nomor 43 Tahun 2019, dimana salah satu upaya
kesehatan esensial yang wajib dilaksanakan di Puskesmas adalah Program Upaya
Kesehatan Masyarakat dengan melaksanakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehhat
(GERMAS) pada setiap tatanan wilayah kerja mulai dari wilayah kerja Kabupaten
Kota dan khususnya Puskesmas. Gerakan masyarakat hidup sehat saat ini
dikembangkan dengan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
(PIS-PK) yang pada dasarnya merupakan integrasi pelaksanaan program-program
kesehatan dengan fokus pada penguatan nilai-nilai dan perilaku hidup bersih dan
sehat melalui pendekatan keluarga dan kelompok masyarakat. Program ini
merupakan salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran
dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan diwilayah kerjanya
dengan mendatangi keluarga dalam rangka meningkatkan cakupan akses
pelayanan kesehatan masyarakat dan pemeliharaan dan pemulihan kesehatan
masyarakat. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan baik
di dalam dan luar gedung, melainkan juga melakukan gerakan masyarakat secara
terarah dan terpadu untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
masyarakat.
P. Dasar Hukum
19. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
20. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
21. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322)
22. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama,
Tempat praktek Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
24. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah
26. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
(PISPK).
27. Suurat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomotr:
PR.01.01/I/7997/2002 tanggal 13 September 2022 tentang Pemberitahuan
Menu dan Rincian DAK Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2023.
Q. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat/sasaran pada kegiatan ini adalah individu dan anggota
masyarakat yang serta kelompok risti terkait dengan peningkatan perilaku hidup
bersih dan sehat, termasuk pelaksana Pos UKK, kelompok rentan penyakit kronis
termasuk petugas lintas program, lintas sektoral, Walinagari, Tokoh Masyarakat
dan kelompok masyarakat lainnya di wilayah kerja UPT Puskesmas Asam
Kumbang.
Kegiatan ini dilaksanakan selama jangka waktu 1 (satu) Tahun 2023 dari
bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2023.
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Persiapan
1.
Pelaksanaan
Pelaksanaan
2.
Kegiatan
Monitoring dan
3.
Evaluasi
T. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan anggaran biaya dalam rangka
pencapaian keluaran (outpur) melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non
Fisik Bidang Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan pada Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) Puskesmas Asam Kumbang Tahun 2023 sebesar Rp.
109.466.000,- (Seratus Sembilan Juta Empat Ratus Enam Puluh Enam Ribu
Rupiah),- dengan rincian anggaran biaya (RAB) per puskesmas yaitu:
No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan
Biaya Rp.
1 Pelaksanaan GERMAS di tingkat Kecamatan/Wilayah 109.466.000,-
Puskesmas
Jumlah 109.466.000,-
U. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan (KAK) Pelaksanaan Kegiatan Upaya
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Puskesmas Asam Kumbang
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Anggaran 2023 dibuat sebagai bahan acuan dan
perencanaan dari kegiatan ini
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6322)
4. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama, Tempat praktek
Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah
8. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK).
9. Suurat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomotr: PR.01.01/I/7997/2002 tanggal 13
September 2022 tentang Pemberitahuan Menu dan Rincian DAK Non Fisik Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2023.
Pencapaian program dan kegiatan Upaya Penurunan AKI dan AKB serta perbaikan gizi
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kambang dukung dengan Dana Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) yang mana berasal dari APBN Kementerian Kesehatan (DAK Non Fisik Bidang
Kesehatan), untuk itu rincian kebutuhan kegiatan yang diusulkan pada tahun 2023 untuk BOK
Puskesmas Airpura sebagai berikut :
C. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat/sasaran pada kegiatan ini adalah ibu hamil, bayi baru lahir, bayi usia 0-11
bulan, ibu bersalin, ibu nifas anak balita, anak usia pra sekolah, usia sekolah, remaja dan usia
produktif termasuk lansia dan kelompok disabilitas, termasuk kader Posyandu, Bidan Desa, petugas
lintas program, lintas sektoral, Walinagari, Tokoh Masyarakat dan kelompok masyarakat lainnya di
wilayah kerja UPT Puskesmas Airpura Kecamatan Airpura.
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persiapan Pelaksanaan
2. Pelaksanaan Kegiatan
Monitoring dan
3.
Evaluasi
F. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan anggaran biaya dalam rangka pencapaian keluaran
(outpur) melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Bidang Kesehatan Kabupaten
Pesisir Selatan pada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Airpura Kecamatan Airpura
tahun 2023 sebesar Rp.85.878.000 ,- (Delapan Puluh lima juta delapan ratus tujuh puluh
delapan ribu rupiah),- dengan rincian anggaran biaya (RAB) per puskesmas yaitu:
No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan
Biaya Rp.
1. Surveilans Kesehatan Gizi dan KIA 3.690.000
6.965.120
4 Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
85.878.000
Jumlah
Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir
G. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan (KAK) Pelaksanaan Kegiatan Upaya Penurunan AKI
dan AKB serta Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat Puskesmas Airpura Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun Anggaran 2023 dibuat sebagai bahan acuan dan perencanaan dari kegiatan ini
Zulkarnaini Is,SKM
Nip:19710228 199203 1 0004
KERANGKA ACUAN KEGIATAN/TERM OF REFERENCE (KAK)
PELAKSANAAN KEGIATAN UPAYA GERAKAN MASYARAKAT HIDUP
SEHAT (GERMAS) PADA KEGIATAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN
(BOK) UPT PUSKESMAS AIRPURA KABUPATEN PESISIR SELATAN
TAHUN 2023
H. Latar Belakang
Upaya pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat melalui upaya kesehatan esensial dan
upaya kesehatan pengembangan sebagaimana yang termaktub dalam Permenkes Nomor 43 Tahun
2019, dimana salah satu upaya kesehatan esensial yang wajib dilaksanakan di Puskesmas adalah
Program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan melaksanakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehhat
(GERMAS) pada setiap tatanan wilayah kerja mulai dari wilayah kerja Kabupaten Kota dan
khususnya Puskesmas. Gerakan masyarakat hidup sehat saat ini dikembangkan dengan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) yang pada dasarnya merupakan integrasi
pelaksanaan program-program kesehatan dengan fokus pada penguatan nilai-nilai dan perilaku hidup
bersih dan sehat melalui pendekatan keluarga dan kelompok masyarakat. Program ini merupakan
salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan
akses pelayanan kesehatan diwilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga dalam rangka
meningkatkan cakupan akses pelayanan kesehatan masyarakat dan pemeliharaan dan pemulihan
kesehatan masyarakat. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan baik di dalam
dan luar gedung, melainkan juga melakukan gerakan masyarakat secara terarah dan terpadu untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat.
GERMAS merupakan sebuah gerakan yang bertujuan untuk memasyarakatkan budaya
hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat.
Aksi GERMAS ini juga diikuti dengan memasyarakatkan perilaku hidup bersih sehat dan dukungan
untuk program infrastruktur dengan basis masyarakat. Perubahan pola hidup masyarakat yang makin
modern menjadi salah satu dasar GERMAS. Penyakit menular seperti diare, tuberkulosa hingga
demam berdarah dahulu menjadi kasus kesehatan yang banyak ditemui; kini telah terjadi perubahan
yang ditandai pada banyaknya kasus penyakit tidak menular seperti diabetes, kanker dan jantung
koroner. Selain itu GERMAS lebih bertujuan pada upaya peningkatan perilaku hidup dan bersih di
wilayah kerja Puskesmas dengan melaksanakan upaya peningkatan perilaku gizi ibu hamil, kelompok
risti dan rentan serta kelompok masyarakat, apalagi pendekatan GERMAS salah satunya adalah
melalui pendekatan keluarga dengan adanya Program PISPK.
Selama Tahun 2020-2021, hasil pelaksanaan kegiatan GERMAS di wilayah kerja
Puskesmas Airpura telah berhasil menjadikan kampanye GERMAS sebagai salah satu unggulan
program Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, dimana 10 Nagari telah berhasil mencanangkan
GERMAS. Sedangkan untuk cakupan indikator GERMAS yang masih menjadi permasalahan adalah
perilaku yang tidak merokok baru 30,72 % keluarga yang tidak merokok serta kebiasaan atau
perilaku
makan pagi dan kebiasaan olahraga di pagi hari/aktivitas fisik yang masih dibawah target 80 %. UPT
Puskesmas Airpura Kabupaten Pesisir Selatan didukung Forum GERMAS Kecamatan Airpura,
dimana kegiatan forum ini menitikberatkan pada penggerakan masyarakat terhadap tatanan rumah
tangga yang mendukung indikator aktivitas fisik, edukasi dan perilaku sehat, deteksi dini penyakit,
lingkungan sehat dan indikator PHBS pangan sehat dan perbaikan gizi disamping selalu secara
berkala melakukan pembinaan dan pendampingan GERMAS di tingkat Desa/Nagari.
Pelaksanaan Program Upaya Pembinaan Kesehatan Dasar Masyarakat melalui Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) yang didukung anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik,
dimana selama ini selalu dilaksanakan dan dikelola dengan menerapkan prinsi-prinsip tata kelola
yang baik (good governance) yakni transparansi, efektif, efisein, akuntabel dan tidak duplikasi
dengan sumber pembiayaan lainnya. Dukungan anggaran BOK saat ini merupakan sumber anggaran
biaya yang sangat diperlukan oleh Puskesmas walaupun saat ini 20 Puskesmas di Kabupaten Pesisir
Selatan sudah menjadi Puskesmas Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) khususnya dalam
mendukung pelaksanaan kegiatan GERMAS.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, diselenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif
dan meninggalkan kuratif dan rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan. Upaya
pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat melalui upaya kesehatan esensial dan upaya kesehatan
pengembangan sebagaimana yang termaktub dalam Permenkes Nomor 43 Tahun 2019, dimana salah
satu upaya kesehatan esensial yang wajib dilaksanakan di Puskesmas adalah Upaya GERMAS yang
merupakan program dan kegiatan pelayanan kesehatan dasar atau pelayanan kesehatan primer
(esensial) yang wajib dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Airpura.
I. Dasar Hukum
10. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
11. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
12. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6322)
13. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama, Tempat praktek
Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah
17. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK).
18. Suurat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomotr: PR.01.01/I/7997/2002 tanggal 13
September 2022 tentang Pemberitahuan Menu dan Rincian DAK Non Fisik Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2023.
Pencapaian program dan kegiatan Upaya GERMAS di wilayah kerja Puskesmas Airpura
dukung dengan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang mana berasal dari APBN
Kementerian Kesehatan (DAK Non Fisik Bidang Kesehatan), untuk itu rincian kebutuhan kegiatan
yang diusulkan pada tahun 2023 untuk BOK Puskesmas Airpura sebagai berikut :
No Rinciaan Uraian
Menu/Kom
poen
1 Upaya gerakan masyarakat Hidup sehat (Germas)
d. Transportasi Petugas dan Bidan Desa dalam rangka pengelolaan pelayanan gerakan
masyarakat hidup sehat (GERMAS) pada tatanan individu dan keluarga serta kelompok
masyarakat.
e. Transportasi peserta kegiatan GERMAS dan pemeriksaan kesehatan dalam rangka
deteksi masalah kesehatan termasuk Pos UKK di Nagari..
f. Penyediaan makanan dan minuman dalam rangka rapat/pertemuan.
g. Pembayaran honorarium narasumber termasuk instruktur senam.
h. Belanja operasional penggandaan
J. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat/sasaran pada kegiatan ini adalah individu dan anggota masyarakat yang
serta kelompok risti terkait dengan peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk pelaksana
Pos UKK, kelompok rentan penyakit kronis termasuk petugas lintas program, lintas sektoral,
Walinagari, Tokoh Masyarakat dan kelompok masyarakat lainnya di wilayah kerja UPT Puskesmas
Airpura Kecamatan Airpura.
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persiapan Pelaksanaan
2. Pelaksanaan Kegiatan
Monitoring dan
3.
Evaluasi
M. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan anggaran biaya dalam rangka pencapaian keluaran
(outpur) melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Bidang Kesehatan Kabupaten
Pesisir Selatan pada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Airpura Tahun 2023 sebesar
Rp. 102.702.000,- (Seratus Dua juta tujuh ratus dua ribu rupiah),- dengan rincian anggaran biaya
(RAB) per puskesmas yaitu:
No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan
Biaya Rp.
1 Pelaksanaan Gerakan Cegah Stunting, Aksi Bergizi, Bumil Sehat, 8.212.320
Aktifkan Posyandu, Jambore Kader, Vaksinasi bersama
Mitra/kelompok Masyarakat
2 Pelaksanaan Gerakan Pengendalian Penyakit Prioritas (Kardiovaskuler, 21.289.680
DM, TB) serta kebugaran Jasmani
3 Pelaksanaan Skrining Masalah Kesehatan Jiwa di UKBM/ Lembaga ( 8.400.000
Lapas, Panti, Pesantren, sekolah)
4 Edukasi lansia dan lansia risiko tinggi oleh Tenaga Kesehatan 9.150.000
Puskesmas
5 Kunjungan rumah edukasi keluarga untuk perawatan dan 12.600.000
berobat teratur pada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)
6 Pelaksanaan gerakan Kesehatan Kerja dan pembinaan GP2SP bersama 8.400.000
Institusi/perusahaan
7 Pendampingan keluarga yang memiliki masalah weight 34.650000
faltering, Penyakit Kronik, Bumil Risti
102.702.000
Jumlah
Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir
N. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan (KAK) Pelaksanaan Kegiatan Upaya Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Puskesmas Airpura Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Anggaran
2023 dibuat sebagai bahan acuan dan perencanaan dari kegiatan ini
Zulkarnaini Is,SKM
Nip:19710228 199203 1 0004
KERANGKA ACUAN KEGIATAN/TERM OF REFERENCE (KAK)
PELAKSANAAN KEGIATAN UPAYA DETEKSI DINI, PREVENTIF DAN
RESPON PENYAKIT PADA KEGIATAN BANTUAN OPERASIONAL
KESEHATAN (BOK) UPT PUSKESMAS AIPURA KABUPATEN PESISIR
SELATAN
TAHUN 2023
O. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya yang dilaksanakan dengan sasaran meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan mulai dari promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara
berkesinambungan. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan
antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan
pada periode sebelumnya.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, diselenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif
dan meninggalkan kuratif dan rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan. Upaya
pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat melalui upaya kesehatan esensial dan upaya kesehatan
pengembangan sebagaimana yang termaktub dalam Permenkes Nomor 43 Tahun 2019, dimana salah
satu upaya kesehatan esensial yang wajib dilaksanakan di Puskesmas adalah Upaya Deteksi dini,
Preventif dan respon penyakit yang merupakan program dan kegiatan pelayanan kesehatan dasar atau
pelayanan kesehatan primer (esensial) yang wajib dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas termasuk
diwilayah kerja Puskesmas Airpura
Renstra Puskesmas Airpura Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2021-2026 dijelaskan bahwa
pelaksanaan upaya kesehatan masyarakat dilaksanakan berdasarkan prinsip penyelenggaraan
paradigma sehat, pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat, ketersediaan akses
pelayanan kesehatan, teknologi tepat guna serta keterpaduan dan kesinambungan termasuk Upaya
Deteksi dini, Preventif dan respon penyakit. Adapun fungsi Puskesmas sebagai Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan harus diselaraskan dengan mewujudkan
visi dan misi UPT Puskesmas Airpura yaitu: “Kecamatan Airpura sehat dan mandiri dengan
pelayanan yang berkualitas ” dengan misi yaitu 1) Mewujudkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan berbasis masyarakat.2) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) petugas
menjadi profesional. 3) Meningkatkan kerja sama lintas sektor yang dapat memberikan dampak
positif terhadap kinerja puskesmas. 4) Mewujudkan sistim informasi kesehatan yang berkualitas dan
pengelolaan manajemen puskesmas yang profesional. 5) Meningkatkan prilaku hidup bersih sehat
(PHBS) pada masyarakat serta mewujudkan lingkungan yang sehat secara alami.
Program Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2) ini merupakan manifestasi
dari kumpulan program dan kegiatan upaya deteksi dini, preventif dan respon penyakit dengan
beberapa program dan kegiatan riunciannya yaitu: surveilance dan respon KLB; deteksi dini dan
penemuan kasus; pencegahan penyakit dan pengendalian faktor risiko P2P; pengendalian penyakit
dan pemberdayaan masyarakat terhadap pembentukan kader dan pembekalan kader P2P. Program dan
kegiatan ini merupakan manifestasi dari seluruh rangkaian kegiatan pencegahan dan penanggulangan
penyakit di Puskesmas termasuk kegiatan pemberdayaan masyarakat terhadap peran sertanya
terhadap pencegahan dan pengendalian penyakit di tingkat Puskesmas.
Puskesmas berdasarkan PMK Nomor 43 Tahun 2019 adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP)
tingkat pertamna dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya
termasuki melaksanakan upaya deteksi dini, preventif dan respon penyakit dalam rangka pencegahan
dan penanggulangan penyakit. Upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) yang dimaksud adalah melakukan surveilance dan respon kejadian luar biasa
(KLB), dimana ada beberapa kegiatan yang dapat dilaksanakan yaitu: surveilance kejadian pasca
imunisasi (KIPI), validasi sasaran hasil cakupan imunisasi termasuk verifikasi rumor KLB, respon
cepat Sistem Kewaspadaan Dini dan Resppon (SKDR). Disamping itu juga dilaksanakan pula upaya
deteksi dini dan penemuan kasus, seperti: HIV/AIDS, TBC, Hepatitis pada ibu hamil; deteksi dini
risiko PTM di Posbindu PTM, penemuan kasus PD3I, kasus kontak TB Pasru dan kasus mangkit,
kasus kontak kusta serta ODGJ.
Kegiatan lainnya yaitu pencegahan penyakit dan pengendalian faktor risiko, dengan masih
menguatamaka pelayanan imunisasi dasar rutin, bersamaam dengan sosialisasi pelaksanaan imunisasi
rutin; advokasi/sosialisasi terkait pemberian obat pencegah massal seperti obat kaki gajah termasuk
penyediaan media komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pencegahan penyakit. Selain itu kegiatan
pengendalian penyakit untuk pendampingan penderita penyakit menular menahun, pendampingan
penderita gangguan jiwa dan Napza serta validasi data laporan hasil POPM dan manajemen kasus
filariasis, termasuk pemberdayaan masyarakat terhadap kualitas sanitasi dasar dan kesehatan
lingkungan masyarakat yang juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya angka kesakitan dan
kematian akibat penytakit menular dan infeksi dan tidak menular yang juga melibatkan kader
kesehatan untuk P2P serta melakukan pembinaan dan pembekalan terhadap kader P2P.
Selama Tahun 2020 s/d 2022, pelaksanaan kegiatan Upaya Deteksi Dini, Preventuf dan
Respon Penyakit dalam rangka Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) di Puskesmas
Kabupaten Pesisir Selatan telah berhasil terlaksana dengan baik dengan meningkatnya beberapa
indikator SPM dan PISPK , yaitu pelayanan kesehatan imunisasi dasar rutin (UCI); pelayanan
kesehatan terhadap pencegahan TBC, pelayanan kesehatan penyakit tidak menular (PTM) dan
penanggulangan dan pengendalian bencana/wabah penyakit termasuk KLB, apalagi saat sekarang
telah terjadi pandemi COVID-19, dimana 81,43 % telah berhasil mencapai target pelaksanaan
program dan kegiatan. Oleh karena itu keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini harus di lanjutkan
dengan melaksanakan upaya-upaya inovatif untuk selalu meningkatkan cakupan program di
Puskesmas dan jejaringnya.
P. Dasar Hukum
19. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
20. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
21. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6322)
22. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama, Tempat praktek
Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
24. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah
26. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK).
27. Suurat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomotr: PR.01.01/I/7997/2002 tanggal 13
September 2022 tentang Pemberitahuan Menu dan Rincian DAK Non Fisik Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2023.
Pencapaian program dan kegiatan Upaya Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit di
wilayah kerja Puskesmas Airpura di dukung dengan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
yang mana berasal dari APBN Kementerian Kesehatan (DAK Non Fisik Bidang Kesehatan), untuk
itu rincian kebutuhan kegiatan yang diusulkan pada tahun 2023 untuk BOK Puskesmas Airpura
sebagai berikut :
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persiapan Pelaksanaan
2. Pelaksanaan Kegiatan
Monitoring dan
3.
Evaluasi
T. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan anggaran biaya dalam rangka pencapaian keluaran
(outpur) melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Bidang Kesehatan Kabupaten
Pesisir Selatan pada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Airpura Tahun 2023 sebesar
Rp.213.952.400 ,- (Dua Ratus Tiga Belas Juta Sembilan ratus Lima puluh Dua Ribu Empat
Ratus Rupiah ),- dengan rincian anggaran biaya (RAB) per puskesmas yaitu:
No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan
Biaya Rp.
1. Deteksi dini faktor risiko dan penyakit tidak menular di masyarakat 22.260.000
2 Penemuan kasus aktif dan pemantauan pengobatan penyakit menular, 48.640.000
serta Program Pemberian Obat Pencegahan Masal (POPM)
3 Penemuan Kasus Aktif TBC 36.100.000
Pemberdayaan masyarakat serta pembinaan kader kesehatan dalam 14.282.400
4 penanggulangan permasalahan P2P dan Penyehatan Lingkungan
5 3.900.000
Pelaksanaan STBM untuk Desa/ Kelurahan Prioritas
6 Inpeksi kesehatan lingkungan di TPP (Tempat Pengelolaan Pangan), 9.5000.000
TFU (Tempat Fasilitas Umum), sarana air minum, dan Fasyankes
7 Pengiriman spesimen penyakit menular tertentu dan penyaikit 3.900.000
berpotensi KLB ke laboratorium daerah atau laboratorium rujukan
daerah di kabupaten/kota
8 Pelayanan Imunisasi 50.670.000
9 Penyelidikan dan respon kasus atau Kejadian Luar Biasa (KLB) 9.500.000
10 Survei dan pengendalian vektor penyakit menular di masyarakat 15.200.000
Jumlah 213.952.400
Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir
U. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan (KAK) Pelaksanaan Kegiatan Upaya Deteksi Dini,
Preventif dan Respon Penyakit Puskesmas Airpura Kecamatan airpura Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun Anggaran 2023 dibuat sebagai bahan acuan dan perencanaan dari kegiatan ini
Berdasarkan PMK Nomor 43 Tahun 2019 Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP)
tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya
khususnya melaksanakan kegiatan penurunan AKI dan AKB serta Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat,
termasuk Puskesmas Tanjung Beringin Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan.
Masih terjadinya kematian ibu dan bayi dan masih tingginya angka stunting dan gizi buruk
di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Beringin Kecamatan Lunang menandakan upaya dan usaha yang
selama ini telah dilaksanakan masih perlu ditingkatkan lagi terutama pada pelayanan kesehatan ibu
hamil dengan peneriksaan ANC dan pelayanan kesehatan ibu bersalin dan nifas termasuk upaya
perbaikan gizi masyarakat terutama ibu hamil dan balita, disamping melakukan audit maternal dan
perinatal secara berkesinambungan serta upaya yang berkesinambungan juga terhadap peningkatan
kualitas dan kapasitas petugas atau Bidan di desa agar dapat meningkatkan kinerjanya. Disamping itu
juga dibutuhkan upaya-upaya yang bersifat inovasi disamping melanjutkan kegiatan yang sudah
terlaksana di Puskesmas dalam rangka menekan AKI dan AKB dan menurunkan prevalkensi stunting
dan gizi buruk.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6322)
4. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama, Tempat praktek
Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah
8. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK).
9. Suurat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomotr: PR.01.01/I/7997/2002 tanggal 13
September 2022 tentang Pemberitahuan Menu dan Rincian DAK Non Fisik Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2023.
Pencapaian program dan kegiatan Upaya Penurunan AKI dan AKB serta perbaikan gizi
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Beringin dukung dengan Dana Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) yang mana berasal dari APBN Kementerian Kesehatan (DAK Non Fisik Bidang
Kesehatan), untuk itu rincian kebutuhan kegiatan yang diusulkan pada tahun 2023 untuk BOK
Puskesmas Tanjung Beringin sebagai berikut :
C. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat/sasaran pada kegiatan ini adalah ibu hamil, bayi baru lahir, bayi usia 0-11
bulan, ibu bersalin, ibu nifas anak balita, anak usia pra sekolah, usia sekolah, remaja dan usia
produktif termasuk lansia dan kelompok disabilitas, termasuk kader Posyandu, Bidan Desa, petugas
lintas program, lintas sektoral, Walinagari, Tokoh Masyarakat dan kelompok masyarakat lainnya di
wilayah kerja UPT Puskesmas Tanjung Beringin Kecamatan Lunang.
D. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN (OUTPUT)
Kegiatan ini dilaksanakan secara swakelola berdasarkan aturan dan standarisasi yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan melalui standar biaya APBD Tahun 2023.
Keluaran (Output) kegiatan ini adalah terlaksananya upaya penurunan AKI dan AKB termasuk upaya
perbaikan perbaikan gizi masyarakat di wilayah kerja UPT Puskesmas Tanjung Beringin Kecamatan
Lunang dengan indikator meningkatnya capaian indikator SPM Bidang Kesehatan selama Tahun 2023,
yaitu:
1. Menurunnya Jumlah Kematian Neonatus, Bayi dan Ibu Melahirkan
2. Menurunnya angka balita gizi buruk dan gizi kurang < 2,5 %
3. Menurunnya angka stunting pada balita.dibawah 15 %.
4. Meningkatnya cakupan upaya kesehatan esensial: Kesehatan Ibu dan Anak, Gizi pada 8 Nagari
sebesar 90 %.
5. Menurunnya prevelensi penyakit infeksi dan menular menjadi 25 %.
6. Meningkatanya cakupan pelayanan kesehatan penyakit menular sesuai standar menjadi 100%.
7. Meningkatnya cakupan pengelolaan pelayanan kesehatan tidak menular (PTM) dan pengelolaan
Posbindu PTM menjadi 100 %.
8. Meningkatnya cakupan pengelolaan sanitasi dasar masyarakat dan kesehatan lingkungan
masyarakat menjadi 100 %.
9. Meningkatnya PHBS Nagari menjadi 85 %.
10. Meningkatnya cakupan skrining masalah kesehatan menjadi 90 %.
11. Meningkatnya perilaku masyarakat terhadap PHBS melalui gerakan masyarakat hidup sehat
(GERMAS) menjadi 90 %.
12. Meningkatnya cakupan Nagari siaga aktif menjadi 100 %.
F. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan anggaran biaya dalam rangka pencapaian keluaran
(outpur) melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Bidang Kesehatan Kabupaten
Pesisir Selatan pada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Tanjung Beringin Tahun
2023 sebesar Rp. 470.122.000,- (Empat Ratus tujuh Puluh Juta Seratus Dua Puluh Dua Ribu
Rupiah ),- dengan rincian anggaran biaya (RAB) per puskesmas yaitu:
No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan
Biaya Rp.
A Upaya Penurunan AKI dan AKB serta Upaya 161.215.000,
Perbaikan Gizi Masyarakat
1. Surveilans Kesehatan Gizi dan KIA 5.490.000,-
8 Penyelidikan dan respon kasus atau Kejadian Luar Biasa (KLB) 25.340.000,-
G. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan (KAK) Pelaksanaan Kegiatan Upaya Penurunan AKI
dan AKB serta Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat Puskesmas Tanjung Beringin Kabupaten
Pesisir Selatan Tahun Anggaran 2023 dibuat sebagai bahan acuan dan perencanaan dari kegiatan ini
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6322)
4. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama, Tempat praktek
Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah
8. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK).
9. Suurat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomotr: PR.01.01/I/7997/2002 tanggal 13
September 2022 tentang Pemberitahuan Menu dan Rincian DAK Non Fisik Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2023.
Pencapaian program dan kegiatan Upaya Penurunan AKI dan AKB serta perbaikan gizi
masyarakat di wilayah kerja UPT Puskesmas IV Koto Mudik dukung dengan Dana Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) yang mana berasal dari APBN Kementerian Kesehatan (DAK Non
Fisik Bidang Kesehatan), untuk itu rincian kebutuhan kegiatan yang diusulkan pada tahun 2023 untuk
BOK UPT Puskesmas IV Koto Mudik sebagai berikut :
C. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat/sasaran pada kegiatan ini adalah ibu hamil, bayi baru lahir, bayi usia 0-11
bulan, ibu bersalin, ibu nifas anak balita, anak usia pra sekolah, usia sekolah, remaja dan usia
produktif termasuk lansia dan kelompok disabilitas, termasuk kader Posyandu, Bidan Desa, petugas
lintas program, lintas sektoral, Walinagari, Tokoh Masyarakat dan kelompok masyarakat lainnya di
wilayah kerja UPT Puskesmas IV Koto Mudik Kecamatan Batang Kapas.
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persiapan Pelaksanaan
2. Pelaksanaan Kegiatan
Monitoring dan
3.
Evaluasi
F. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan anggaran biaya dalam rangka pencapaian keluaran
(outpur) melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Bidang Kesehatan Kabupaten
Pesisir Selatan pada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) UPT Puskesmas IV Koto Mudik Tahun
2023 sebesar Rp. 168,818,000- (Seratus Enam Puluh Delapan Juta Delapan Ratus Delapan Belas
Ribu Rupiah),- dengan rincian anggaran biaya (RAB) per puskesmas yaitu:
No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan
Biaya Rp.
1. Surveilans Kesehatan Gizi dan KIA 5,252,000,-
Jumlah 168,818,000-
Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir
G. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan (KAK) Pelaksanaan Kegiatan Upaya Penurunan AKI
dan AKB serta Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat UPT Puskesmas IV Koto Mudik Kabupaten
Pesisir Selatan Tahun Anggaran 2023 dibuat sebagai bahan acuan dan perencanaan dari kegiatan ini
I. Dasar Hukum
10. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
11. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
12. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6322)
13. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama, Tempat praktek
Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah
17. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK).
18. Suurat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomotr: PR.01.01/I/7997/2002 tanggal 13
September 2022 tentang Pemberitahuan Menu dan Rincian DAK Non Fisik Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2023.
Pencapaian program dan kegiatan Upaya Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit di
wilayah kerja UPT Puskesmas IV Koto Mudik dukung dengan Dana Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK) yang mana berasal dari APBN Kementerian Kesehatan (DAK Non Fisik Bidang Kesehatan),
untuk itu rincian kebutuhan kegiatan yang diusulkan pada tahun 2023 untuk BOK UPT Puskesmas IV
Koto Mudik sebagai berikut :
No Rinciaan Menu/Kompoen Uraian
1 Upaya Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit
d. Transportasi Petugas dan Bidan Desa dalam rangka
pengelolaan pelayanan kesehatan dalam rangka deteksi dini
penyakit menular dan tidak menular serta surveilance
penyakit dan termasuk juga sanitasi dasar masyarakat dan
kesehatan lingkungan ke Nagari dan Kampung dan Institusi
Pendidikan serta rumah penduduk.
e. Transportasi peserta pertemuan/rapat Lintas Program dan
Lintas Sektoral tentang deteksi dini, preventif dan respon
penyakit ke Nagari dan Kampung dan Institusi Pendidikan.
J. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat/sasaran pada kegiatan ini adalah individu dan anggota masyarakat yang
rentan terhadap penyakit menular dan infeksi serta penyakit tidak menular (PTM) termasuk kondisi
sanitasi dasar dan kesehatan lingkungan rumah tangga pada masyarakat. Selain itu juga yang menjadi
penerima manfaat Kader kesehatan pemberdayaan masyarakat, institusi pendidikan dan TTU serta
TPM termasuk petugas lintas program, lintas sektoral, Walinagari, Tokoh Masyarakat dan kelompok
masyarakat lainnya di wilayah kerja UPT Puskesmas IV Koto Mudik Kecamatan Batang Kapas.
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persiapan Pelaksanaan
2. Pelaksanaan Kegiatan
Monitoring dan
3.
Evaluasi
M. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan anggaran biaya dalam rangka pencapaian keluaran
(outpur) melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Bidang Kesehatan Kabupaten
Pesisir Selatan pada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) UPT Puskesmas IV Koto Mudik Tahun
2023 sebesar Rp. 164.844.200,- (Seratus Enam Puluh Empat Juta Delapan Ratus Empat Puluh
Empat Ribu Dua Ratus Rupiah),- dengan rincian anggaran biaya (RAB) per puskesmas yaitu:
No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan
Biaya Rp.
1. Deteksi dini faktor risiko dan penyakit tidak menular di masyarakat 12.720.000,-
2 Penemuan kasus aktif dan pemantauan pengobatan penyakit menular, 16.920.000,-
serta Program Pemberian Obat Pencegahan Masal (POPM)
3 Penemuan Kasus Aktif TBC 21.280.000,-
Pemberdayaan masyarakat serta pembinaan kader kesehatan dalam 26.004.200,-
4 penanggulangan permasalahan P2P dan Penyehatan Lingkungan
5 Pelaksanaan STBM untuk Desa/ Kelurahan Prioritas 24.560.000,-
6 Inpeksi kesehatan lingkungan di TPP (Tempat Pengelolaan Pangan), 13.160.000,-
TFU (Tempat Fasilitas Umum), sarana air minum, dan Fasyankes
7 Pengiriman spesimen penyakit menular tertentu dan penyaikit 3.800.000,-
berpotensi KLB ke laboratorium daerah atau laboratorium
rujukan
daerah di kabupaten/kota
8 Pelayanan Imunisasi 31.280.000,-
9 Penyelidikan dan respon kasus atau Kejadian Luar Biasa (KLB) 10.400.000,-
10 Survei dan pengendalian vektor penyakit menular di masyarakat 4.720.000,-
Jumlah 164.844.200,-
Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir
N. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan (KAK) Pelaksanaan Kegiatan Upaya Deteksi Dini,
Preventif dan Respon Penyakit UPT Puskesmas IV Koto Mudik Kabupaten Pesisir Selatan Tahun
Anggaran 2023 dibuat sebagai bahan acuan dan perencanaan dari kegiatan ini.
P. Dasar Hukum
19. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
20. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
21. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6322)
22. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama, Tempat praktek
Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
24. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah
26. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK).
27. Suurat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomotr: PR.01.01/I/7997/2002 tanggal 13
September 2022 tentang Pemberitahuan Menu dan Rincian DAK Non Fisik Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2023.
Pencapaian program dan kegiatan Upaya GERMAS di wilayah kerja UPT Puskesmas IV
Koto Mudik dukung dengan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang mana berasal dari
APBN Kementerian Kesehatan (DAK Non Fisik Bidang Kesehatan), untuk itu rincian kebutuhan
kegiatan yang diusulkan pada tahun 2023 untuk BOK UPT Puskesmas IV Koto Mudik sebagai
berikut :
Q. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat/sasaran pada kegiatan ini adalah individu dan anggota masyarakat yang
serta kelompok risti terkait dengan peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk pelaksana
Pos UKK, kelompok rentan penyakit kronis termasuk petugas lintas program, lintas sektoral,
Walinagari, Tokoh Masyarakat dan kelompok masyarakat lainnya di wilayah kerja UPT UPT
Puskesmas IV Koto Mudik Kecamatan Bayang.
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persiapan Pelaksanaan
2. Pelaksanaan Kegiatan
Monitoring dan
3.
Evaluasi
T. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan anggaran biaya dalam rangka pencapaian keluaran
(outpur) melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Bidang Kesehatan Kabupaten
Pesisir Selatan pada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) UPT Puskesmas IV Koto Mudik Tahun
2023 sebesar Rp. 65.836.000,- (Enam Puluh Lima Delapan Ratus Tiga Puluh Enam Ribu
Rupiah),- dengan rincian anggaran biaya (RAB) per puskesmas yaitu:
No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan
Biaya Rp.
1 Pelaksanaan Gerakan Cegah Stunting, Aksi Bergizi, Bumil Sehat, 11.178.000,-
Aktifkan Posyandu, Jambore Kader, Vaksinasi bersama
Mitra/kelompok Masyarakat
2 Pelaksanaan Gerakan Pengendalian Penyakit Prioritas (Kardiovaskuler, 17.928.000,-
DM, TB) serta kebugaran Jasmani
3 Pelaksanaan Skrining Masalah Kesehatan Jiwa di UKBM/ Lembaga ( 560.000,-
Lapas, Panti, Pesantren, sekolah)
4 Edukasi lansia dan lansia risiko tinggi oleh Tenaga Kesehatan 16.500.000,-
Puskesmas
5 Kunjungan rumah edukasi keluarga untuk perawatan dan berobat 17.670.000,-
teratur pada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)
6 Pelaksanaan gerakan Kesehatan Kerja dan pembinaan GP2SP bersama 1.040.000,-
Institusi/perusahaan
7 Pendampingan keluarga yang memiliki masalah weight faltering, 960.000,-
Penyakit Kronik, Bumil Risti
Jumlah 65.836.000,-
Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir.
U. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan (KAK) Pelaksanaan Kegiatan Upaya Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) UPT Puskesmas IV Koto Mudik Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun Anggaran 2023 dibuat sebagai bahan acuan dan perencanaan dari kegiatan ini
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6322)
4. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama, Tempat praktek
MandiriDokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Daerah
8. Permenkes No.12 Tahun 2021 tentang Juknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Non
Fisik bidang Kesehatan.
9. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK).
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2022 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
Alokasi Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2022
2. Gambaran Umum
Keberhasilan pembangunan suatu daerah, salah satunya dapat dilihat dari pencapaian
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana untuk mencapai IPM tersebut, salah satu
komponen utama yang mempengaruhinya yaitu indikator status kesehatan selain pendidikan dan
pendapatan per kapita. Dengan demikian pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya
utama untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang pada gilirannya mendukung
percepatan pembangunan nasional.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan sumber daya manusia
dalam rangka mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan bathin, yang
salah satu indikatornya adalah tingginya derajat kesehatan dan tingginya mutu kehidupan.
Pembangunan manusia seutuhnya harus mencakup aspek jasmani dan kejiwaan, disamping aspek
spiritual. Oleh karena itu pembangunan kesehatan ditujukan guna mewujudkan manusia yang
sehat, cerdas, produktif dan mempunyai daya saing yang tinggi.
Salah satu Strategi Pembangunan Kesehatan Nasional dan Propinsi Sumatera Barat yang
tertuang dalam RPJMD tahun 2021-2026 yaitu: “Menjamin Ketersediaan dan Pemerataan
Sumber Daya Kesehatan” dengan menerapkan pembangunan daerah berwawasan kesehatan,
yang berarti setiap upaya program pembangunan harus mempunyai kontribusi positif terhadap
terbentuknya lingkungan dan perilaku yang sehat. Keadaan ini dapat dicapai dengan peningkatan
sarana dan prasarana pelayanan kesehatan serta penerapan tekhnologi kesehatan secara tepat oleh
petugas-petugas kesehatan yang didukung oleh peran serta aktif dari semua unsur dan masyarakat.
Pelaksanaan pembangunan kesehatan berdasarkan Tujuan Dinas Kesehatan Kabupaten
Pesisir Selatan: “Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan”,
telah berhasil menetapkan dasar-dasar, strategi dan paradigma pembangunan kesehatan yang baru
yaitu :”Paradigma Sehat” yang inti pokoknya menekankan pentingnya kesehatan sebagai hak
azazi manusia, kesehatan sebagai investasi bangsa, dan kesehatan menjadi titik sentral
pembangunan nasional dan daerah.
Dalam rangka melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan kesehatan di Puskesmas Tapan, diperlukan tolok ukur dan penilaian indikator
kinerja sesuai dengan Renstra Puskesmas Tapan Tahun 2021-2026 juga merupakan sinergisitas
perencanaan Pembangunan Kesehatan Nasional dan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian
Kesehatan RI Tahun 2020-2024 serta berpedoman juga pada Rencana Strategis (Renstra) Dinas
Kesehatan Propinsi Sumatera Barat Tahun 2021-2026 dengan penekanan pada pencapaian sasaran
Prioritas Nasional, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan dan Sustainable
Development Goals (SDGs) Tahun 2030 serta didasari RPJMD Kabupaten Pesisir Selatan dalam
bentuk laporan pertanggung jawaban pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan kesehatan
Tahun 2021 sesuai dengan Rencana Kerja (RENJA) Puskesmas Tapan dan indikator penetapan
kinerja (TAPKIN) Tahun 2022.
Pencapaian program dan kegiatan Upaya Penurunan AKI dan AKB yang ada di Puskesmas
Tapan didukung dengan Dana Bantuan Operasional Kesehatan yang mana berasal dari APBN
Kementerian Kesehatan, untuk itu rincian kebutuhan kegiatan yang diusulkan pada tahun 2022
untuk BOK Puskesmas Tapan sebagai berikut :
No Rinciaan Menu/Kompoen Uraian
1 Upaya Penurunan AKI-AKB
Merupakan pertemuan/ kunjungan ke nagari untuk Upaya
Penurunan AKI –AKB
B. PENERIM A MANFAAT
Penerima manfaat yaitu ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir, kader posyandu, tokoh
masyarakat, lintas sektor dan lain-lain di wilayah Puskesmas Tapan.
Kegiatan yang akan dilakukan dalam kurun waktu satu tahun pada tahun 2023 dari bulan
Januari Sampai Bulan Desember.
Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas
Kabupaten Pesisir Selatan untuk puskesmas Tapan sebesar Rp. 196.634.000,- ( Seratus sembilan
puluh enam juta enam ratus tiga puluh empat ribu rupiah) dengan kebutuhan per rincian menu
kegiatan sebagai berikut:
No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan
Biaya (Rp.)
1 Surveilance Kesehatan Gizi dan KIA 6.564.000,-
2 Pelayanan Kesehatan reproduksi Bagi Calon Pengantin, 9.310.000,-
Pasangan Usia Subur ( PUS)
3 Pelaksanaan kelas Ibu ( kelas ibu hamil, kelas ibu balita ) 102.400.000,-
Jumlah 196.634.000,-
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6322)
4. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama, Tempat praktek
Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Daerah
8. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK).
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2022 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
Alokasi Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2022
2. Gambaran Umum
Keberhasilan pembangunan suatu daerah, salah satunya dapat dilihat dari pencapaian
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana untuk mencapai IPM tersebut, salah satu
komponen utama yang mempengaruhinya yaitu indikator status kesehatan selain pendidikan dan
pendapatan per kapita. Dengan demikian pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya
utama untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang pada gilirannya mendukung
percepatan pembangunan nasional.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan sumber daya manusia
dalam rangka mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan bathin, yang
salah satu indikatornya adalah tingginya derajat kesehatan dan tingginya mutu kehidupan.
Pembangunan manusia seutuhnya harus mencakup aspek jasmani dan kejiwaan, disamping aspek
spiritual. Oleh karena itu pembangunan kesehatan ditujukan guna mewujudkan manusia yang
sehat, cerdas, produktif dan mempunyai daya saing yang tinggi.
Salah satu Strategi Pembangunan Kesehatan Nasional dan Propinsi Sumatera Barat yang
tertuang dalam RPJMD tahun 2021-2026 yaitu: “Menjamin Ketersediaan dan Pemerataan
Sumber Daya Kesehatan” dengan menerapkan pembangunan daerah berwawasan kesehatan,
yang berarti setiap upaya program pembangunan harus mempunyai kontribusi positif terhadap
terbentuknya lingkungan dan perilaku yang sehat. Keadaan ini dapat dicapai dengan peningkatan
sarana dan prasarana pelayanan kesehatan serta penerapan tekhnologi kesehatan secara tepat oleh
petugas-petugas kesehatan yang didukung oleh peran serta aktif dari semua unsur dan masyarakat.
Pelaksanaan pembangunan kesehatan berdasarkan Tujuan Dinas Kesehatan Kabupaten
Pesisir Selatan: “Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan”,
telah berhasil menetapkan dasar-dasar, strategi dan paradigma pembangunan kesehatan yang baru
yaitu :”Paradigma Sehat” yang inti pokoknya menekankan pentingnya kesehatan sebagai hak
azazi manusia, kesehatan sebagai investasi bangsa, dan kesehatan menjadi titik sentral
pembangunan nasional dan daerah.
Dalam rangka melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan kesehatan di Puskesmas Tapan, diperlukan tolok ukur dan penilaian indikator
kinerja sesuai dengan Renstra Puskesmas Tapan Tahun 2021-2026 juga merupakan sinergisitas
perencanaan Pembangunan Kesehatan Nasional dan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian
Kesehatan RI Tahun 2020-2024 serta berpedoman juga pada Rencana Strategis (Renstra) Dinas
Kesehatan Propinsi Sumatera Barat Tahun 2021-2026 serta Renstra Dinas Kesehatan dengan
penekanan pada pencapaian sasaran Prioritas Nasional, Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bidang Kesehatan dan Sustainable Development Goals (SDGs) Tahun 2030 serta didasari
RPJMD Kabupaten Pesisir Selatan dalam bentuk laporan pertanggung jawaban pelaksanaan
program dan kegiatan pembangunan kesehatan Tahun 2021 sesuai dengan Rencana Kerja
(RENJA) Puskesmas Tapan dan indikator penetapan kinerja (TAPKIN) Tahun 2022.
Pencapaian program dan kegiatan yang ada di Dinas Kesehatan didukung dengan Dana
Bantuan Operasional Kesehatan yang mana berasal dari APBN Kementerian Kesehatan, untuk
itu rincian kebutuhan kegiatan yang diusulkan pada tahun 2022 untuk BOK Puskesmas Tapan
sebagai berikut :
B. PENERIM A MANFAAT
Penerima manfaat misalnya, ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir, kader posyandu, tokoh
masyakarakat, lintas sektor dan lain-lain di wilayah Puskesmas Tapan
Kegiatan yang akan dilakukan secara swakelola, yang mana kegiatan ini dilakukan untuk
pencapaian SPM di Puskesmas Tapan.
D. KURUN WAKTU PENCAP AIAN KELUARAN
Kegiatan yang akan dilakukan dalam kurun waktu satu tahun pada tahun 2023 dari bulan Januari
Sampai Bulan Desember.
Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas
Kabupaten Pesisir Selatan untuk puskesmas Tapan sebesar Rp. 194.100.000,- ( Seratus sembilan
puluh empat juta seratus ribu rupiah) dengan kebutuhanper rincian menukegiatan sebagai
berikut:
Jumlah 194.100.000,-
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6322)
4. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama, Tempat praktek
Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Daerah
8. Permenkes No.12 Tahun 2021 tentang Juknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Non
Fisik bidang Kesehatan.
9. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK).
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2022 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
Alokasi Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2022
2. Gambaran Umum
Keberhasilan pembangunan suatu daerah, salah satunya dapat dilihat dari pencapaian
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana untuk mencapai IPM tersebut, salah satu
komponen utama yang mempengaruhinya yaitu indikator status kesehatan selain pendidikan dan
pendapatan per kapita. Dengan demikian pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya
utama untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang pada gilirannya mendukung
percepatan pembangunan nasional.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan sumber daya manusia
dalam rangka mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan bathin, yang
salah satu indikatornya adalah tingginya derajat kesehatan dan tingginya mutu kehidupan.
Pembangunan manusia seutuhnya harus mencakup aspek jasmani dan kejiwaan, disamping aspek
spiritual. Oleh karena itu pembangunan kesehatan ditujukan guna mewujudkan manusia yang
sehat, cerdas, produktif dan mempunyai daya saing yang tinggi.
Salah satu Strategi Pembangunan Kesehatan Nasional dan Propinsi Sumatera Barat yang
tertuang dalam RPJMD tahun 2021-2026 yaitu: “Menjamin Ketersediaan dan Pemerataan
Sumber Daya Kesehatan” dengan menerapkan pembangunan daerah berwawasan kesehatan,
yang berarti setiap upaya program pembangunan harus mempunyai kontribusi positif terhadap
terbentuknya lingkungan dan perilaku yang sehat. Keadaan ini dapat dicapai dengan peningkatan
sarana dan prasarana pelayanan kesehatan serta penerapan tekhnologi kesehatan secara tepat oleh
petugas-petugas kesehatan yang didukung oleh peran serta aktif dari semua unsur dan masyarakat.
Pelaksanaan pembangunan kesehatan berdasarkan Tujuan Dinas Kesehatan
Kabupaten Pesisir Selatan: “Meningkatkan Derajat Kesehatan
Masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan”, telah berhasil menetapkan dasar-dasar, strategi dan
paradigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu :”Paradigma Sehat” yang inti pokoknya
menekankan pentingnya kesehatan sebagai hak azazi manusia, kesehatan sebagai investasi
bangsa, dan kesehatan menjadi titik sentral pembangunan nasional dan daerah.
Dalam rangka melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan kesehatan di Kabupaten Pesisir Selatan, diperlukan tolok ukur dan penilaian
indikator kinerja sesuai dengan Renstra SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2021-2026 juga
merupakan sinergisitas perencanaan Pembangunan Kesehatan Nasional dan Rencana Strategis
(Renstra) Kementerian Kesehatan RI Tahun 2020-2024 serta berpedoman juga pada Rencana
Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat Tahun 2021-2026 dengan
penekanan pada pencapaian sasaran Prioritas Nasional, Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bidang Kesehatan dan Sustainable Development Goals (SDGs) Tahun 2030 serta didasari
RPJMD Kabupaten Pesisir Selatan dalam bentuk laporan pertanggung jawaban pelaksanaan
program dan kegiatan pembangunan kesehatan Tahun 2021 sesuai dengan Rencana Kerja
(RENJA) SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan dan indikator penetapan kinerja
(TAPKIN) Tahun 2022.
Pencapaian program dan kegiatan yang ada di Dinas Kesehatan didukung dengan Dana
Bantuan Operasional Kesehatan yang mana berasal dari APBN Kementerian Kesehatan, untuk itu
rincian kebutuhan kegiatan yang diusulkan pada tahun 2022 untuk BOK Puskesmas Tapan sebagai
berikut :
B. PENERIM A MANFAAT
Penerima manfaat yaitu ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir, kader posyandu,
tokoh masyarakat, lintas sektor dan lain-lain di wilayah Puskesmas Kabupaten Pesisir
Selatan
Kegiatan yang akan dilakukan dalam kurun waktu satu tahun pada tahun 2023 dari bulan
Januari Sampai Bulan Desember.
Jumlah 99.753.700,-
A. LATAR BELAKANG
B. DASAR HUKUM
Pencapaian program dan kegiatan Upaya Penurunan AKI dan AKB yang ada di
Puskesmas Lumpo didukung dengan Dana Bantuan Operasional Kesehatan yang mana
berasal dari APBN Kementerian Kesehatan, untuk itu rincian kebutuhan kegiatan yang
diusulkan pada tahun 2022 untuk BOK Puskesmas Lumpo sebagai berikut :
C. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat yaitu ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir, kader posyandu,
tokoh masyarakat, lintas sektor dan lain-lain di wilayah Puskesmas Lumpo.
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Persiapan
1.
Pelaksanaan
Pelaksanaan
2.
Kegiatan
Monitoring dan
3.
Evaluasi
3 Pelaksanaan kelas Ibu ( kelas ibu hamil, kelas ibu balita ) 7.140.000,-
Jumlah 90.841.600,-
B. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan (KAK) Pelaksanaan Kegiatan Penurunan AKI
dan AKB dan Perbaikan Gizi Masyarakat Kesehatan di Puskesmas Lumpo Kabupaten
Pesisir Selatan Tahun Anggaran 2023 dibuat sebagai bahan acuan dan perencanaan dari
kegiatan ini
A. LATAR BELAKANG
B. Dasar Hukum
C. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat misalnya, ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir, kader
posyandu, tokoh masyakarakat, lintas sektor dan lain-lain di wilayah Puskesmas Lumpo
Kegiatan yang akan dilakukan secara swakelola, yang mana kegiatan ini
dilakukan untuk pencapaian SPM di Puskesmas Lumpo
Kegiatan yang akan dilakukan dalam kurun waktu satu tahun pada tahun 2023 dari
bulan Januari Sampai Bulan Desember.
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Persiapan
1.
Pelaksanaan
Pelaksanaan
2.
Kegiatan
Monitoring dan
3.
Evaluasi
F. BIAYA YANG DIPERLUKAN\
G. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan (KAK) Pelaksanaan Kegiatan Upaya Deteksi
Dini ,Preventif dan Respon Penyakit di Puskesmas Lumpo Kabupaten Pesisir Selatan Tahun
Anggaran 2023 dibuat sebagai bahan acuan dan perencanaan dari kegiatan ini
A. LATAR BELAKANG
Keberhasilan pembangunan suatu daerah, salah satunya dapat dilihat dari pencapaian
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana untuk mencapai IPM tersebut, salah satu
komponen utama yang mempengaruhinya yaitu indikator status kesehatan selain pendidikan
dan pendapatan per kapita. Dengan demikian pembangunan kesehatan merupakan salah satu
upaya utama untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang pada gilirannya
mendukung percepatan pembangunan nasional.
B. DASAR HUKUM
C. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat yaitu ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir, kader posyandu, tokoh
masyarakat, lintas sektor dan lain-lain di wilayah Puskesmas Kabupaten Pesisir Selatan
Kegiatan yang akan dilakukan secara swakelola , yang mana kegiatan ini dilakukan untuk
pencapaian SPM di Puskesmas Lumpo.
E. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN
Kegiatan yang akan dilakukan dalam kurun waktu satu tahun pada tahun 2023 dari
bulan Januari Sampai Bulan Desember.
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Persiapan
1.
Pelaksanaan
Pelaksanaan
2.
Kegiatan
Monitoring dan
3.
Evaluasi
JUMLAH 56.947.250,
G. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan (KAK) Pelaksanaan Kegiatan Upaya Gerakan
Masyarakat Sehat ( GERMMAS ) Kesehatan di Puskesmas Lumpo Kabupaten Pesisir
Selatan Tahun Anggaran 2023 dibuat sebagai bahan acuan dan perencanaan dari kegiatan
ini
Lumpo, Desember 2022
Kepala Puskesmas Lumpo
Masih terjadinya kematian ibu dan bayi dan masih adanya kejadian
stunting dan gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Makmur Kecamatan
Silaut menandakan upaya dan usaha yang selama ini telah dilaksanakan masih
perlu ditingkatkan lagi terutama pada pelayanan kesehatan ibu hamil dengan
peneriksaan ANC dan pelayanan kesehatan ibu bersalin dan nifas termasuk upaya
perbaikan gizi masyarakat terutama ibu hamil dan balita, disamping melakukan
audit maternal dan perinatal secara berkesinambungan serta upaya yang
berkesinambungan juga terhadap peningkatan kualitas dan kapasitas petugas
atau Bidan di desa agar dapat meningkatkan kinerjanya. Disamping itu juga
dibutuhkan upaya-upaya yang bersifat inovasi disamping melanjutkan kegiatan
yang sudah terlaksana di Puskesmas dalam rangka menekan AKI dan AKB dan
menurunkan prevalkensi stunting dan gizi buruk.
Kegiatan lainnya yaitu pencegahan penyakit dan pengendalian faktor
risiko, dengan masih menguatamaka pelayanan imunisasi dasar rutin, bersamaam
dengan sosialisasi pelaksanaan imunisasi rutin; advokasi/sosialisasi terkait
pemberian obat pencegah massal seperti obat kaki gajah termasuk penyediaan
media komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pencegahan penyakit. Selain itu
kegiatan pengendalian penyakit untuk pendampingan penderita penyakit menular
menahun, pendampingan penderita gangguan jiwa dan Napza serta validasi data
laporan hasil POPM dan manajemen kasus filariasis, termasuk pemberdayaan
masyarakat terhadap kualitas sanitasi dasar dan kesehatan lingkungan
masyarakat yang juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya angka
kesakitan dan kematian akibat penytakit menular dan infeksi dan tidak menular
yang juga melibatkan kader kesehatan untuk P2P serta melakukan pembinaan
dan pembekalan terhadap kader P2P.
Selama Tahun 2020 s/d 2022, pelaksanaan kegiatan Upaya Deteksi Dini,
PreventIf dan Respon Penyakit dalam rangka Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (P2P) di Puskesmas Kabupaten Pesisir Selatan telah berhasil terlaksana
dengan baik dengan meningkatnya beberapa indikator SPM dan PISPK , yaitu
pelayanan kesehatan imunisasi dasar rutin (UCI); pelayanan kesehatan terhadap
pencegahan TBC, pelayanan kesehatan penyakit tidak menular (PTM) dan
penanggulangan dan pengendalian bencana/wabah penyakit termasuk KLB,
apalagi saat sekarang telah terjadi pandemi COVID-19, dimana 81,43 % telah
berhasil mencapai target pelaksanaan program dan kegiatan. Oleh karena itu
keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini harus di lanjutkan dengan melaksanakan
upaya-upaya inovatif untuk selalu meningkatkan cakupan program di Puskesmas
dan jejaringnya.
GERMAS merupakan sebuah gerakan yang bertujuan untuk
memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan
perilaku masyarakat yang kurang sehat. Aksi GERMAS ini juga diikuti dengan
memasyarakatkan perilaku hidup bersih sehat dan dukungan untuk program
infrastruktur dengan basis masyarakat. Perubahan pola hidup masyarakat yang
makin modern menjadi salah satu dasar GERMAS. Penyakit menular seperti diare,
tuberkulosa hingga demam berdarah dahulu menjadi kasus kesehatan yang
banyak ditemui; kini telah terjadi perubahan yang ditandai pada banyaknya kasus
penyakit tidak menular seperti diabetes, kanker dan jantung koroner. Selain itu
GERMAS lebih bertujuan pada upaya peningkatan perilaku hidup dan bersih di
wilayah kerja Puskesmas dengan melaksanakan upaya peningkatan perilaku gizi
ibu hamil, kelompok risti dan rentan serta kelompok masyarakat, apalagi
pendekatan GERMAS salah satunya adalah melalui pendekatan keluarga dengan
adanya Program PISPK.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322)
4. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama,
Tempat praktek Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah
8. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
(PISPK).
9. Suurat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomotr:
PR.01.01/I/7997/2002 tanggal 13 September 2022 tentang Pemberitahuan
Menu dan Rincian DAK Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2023.
Pencapaian program dan kegiatan Upaya Penurunan AKI dan AKB serta
perbaikan gizi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Makmur dukung
dengan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang mana berasal dari
APBN Kementerian Kesehatan (DAK Non Fisik Bidang Kesehatan), untuk itu
rincian kebutuhan kegiatan yang diusulkan pada tahun 2023 untuk BOK
Puskesmas Tanjung Makmur sebagai berikut :
No Rinciaan Uraia
Menu/Kompoen n
1 Upaya Penurunan AKI dan AKB serta Upaya
Perbaikan Gizi Masyarakat
a. Transportasi Petugas dan Bidan Desa dalam
rangka pengelolaan pelayanan kesehatan dalam
rangka penurunan AKI dan AKB serta upaya
perbaikan gizi masyarakat ke Nagari dan
Kampung.
C. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat/sasaran pada kegiatan ini adalah ibu hamil, bayi baru
lahir, bayi usia 0-11 bulan, ibu bersalin, ibu nifas anak balita, anak usia pra
sekolah, usia sekolah, remaja dan usia produktif termasuk lansia dan kelompok
disabilitas, termasuk kader Posyandu, Bidan Desa, petugas lintas program, lintas
sektoral, Walinagari, Tokoh Masyarakat, individu dan anggota masyarakat yang
rentan terhadap penyakit menular dan infeksi serta penyakit tidak menular (PTM)
termasuk kondisi sanitasi dasar dan kesehatan lingkungan rumah tangga pada
masyarakat. Selain itu juga yang menjadi penerima manfaat Kader kesehatan
pemberdayaan masyarakat, institusi pendidikan dan TTU serta TPM dan kelompok
masyarakat lainnya di wilayah kerja UPT Puskesmas Tanjung Makmur Kecamatan
Silaut.
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Persiapan
1.
Pelaksanaan
Pelaksanaan
2.
Kegiatan
Monitoring dan
3.
Evaluasi
F. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan anggaran biaya dalam rangka
pencapaian keluaran (outpur) melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non
Fisik Bidang Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan pada Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) Puskesmas Tanjung Makmur Tahun 2023 sebesar Rp.
470.843.000,- (Empat Ratus Tujuh Puluh Juta Delapan Ratus Empat Puluh
Tiga Ribu Rupiah),- dengan rincian anggaran biaya (RAB) per puskesmas yaitu:
No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan
Biaya Rp.
A. Upaya Penurunan AKI dan AKB serta Percepatan Perbaikan Gizi
Masyarakat
1. Surveilans Kesehatan Gizi dan KIA 8.880.000,-
G. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan (KAK) Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) Esensial Primer Puskesmas Tanjung Makmur Kecamatan Silaut Kabupaten
Pesisir Selatan Tahun Anggaran 2023 dibuat sebagai bahan acuan dan
perencanaan dari kegiatan ini
A. Latar Belakang
Upaya pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat melalui upaya kesehatan
esensial dan upaya kesehatan pengembangan sebagaimana yang termaktub dalam Permenkes
Nomor 43 Tahun 2019, dimana salah satu upaya kesehatan esensial yang wajib dilaksanakan
di Puskesmas adalah Program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan melaksanakan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehhat (GERMAS) pada setiap tatanan wilayah kerja mulai dari
wilayah kerja Kabupaten Kota dan khususnya Puskesmas. Gerakan masyarakat hidup sehat
saat ini dikembangkan dengan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-
PK) yang pada dasarnya merupakan integrasi pelaksanaan program-program kesehatan dengan
fokus pada penguatan nilai-nilai dan perilaku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan
keluarga dan kelompok masyarakat. Program ini merupakan salah satu cara Puskesmas untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan
diwilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga dalam rangka meningkatkan cakupan akses
pelayanan kesehatan masyarakat dan pemeliharaan dan pemulihan kesehatan masyarakat.
Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan baik di dalam dan luar
gedung, melainkan juga melakukan gerakan masyarakat secara terarah dan terpadu untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat.
GERMAS merupakan sebuah gerakan yang bertujuan untuk memasyarakatkan
budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat.
Aksi GERMAS ini juga diikuti dengan memasyarakatkan perilaku hidup bersih sehat dan
dukungan untuk program infrastruktur dengan basis masyarakat. Perubahan pola hidup
masyarakat yang makin modern menjadi salah satu dasar GERMAS. Penyakit menular seperti
diare, tuberkulosa hingga demam berdarah dahulu menjadi kasus kesehatan yang banyak
ditemui; kini telah terjadi perubahan yang ditandai pada banyaknya kasus penyakit tidak
menular seperti diabetes, kanker dan jantung koroner. Selain itu GERMAS lebih bertujuan
pada upaya peningkatan perilaku hidup dan bersih di wilayah kerja Puskesmas dengan
melaksanakan upaya peningkatan perilaku gizi ibu hamil,
kelompok risti dan rentan serta kelompok masyarakat, apalagi pendekatan GERMAS salah
satunya adalah melalui pendekatan keluarga dengan adanya Program PISPK.
Cakupan indikator GERMAS yang masih menjadi permasalahan adalah perilaku
merokok yang baru 34,72 % keluarga yang tidak merokok serta kebiasaan atau perilaku makan
pagi dan kebiasaan olahraga di pagi hari/aktivitas fisik yang masih dibawah target 80 %. UPT
Puskesmas Inderapura Kabupaten Pesisir Selatan didukung Forum GERMAS Kecamatan
Pancung Soal, dimana kegiatan forum ini menitikberatkan pada penggerakan masyarakat
terhadap tatanan rumah tangga yang mendukung indikator aktivitas fisik, edukasi dan perilaku
sehat, deteksi dini penyakit, lingkungan sehat dan indikator PHBS pangan sehat dan perbaikan
gizi disamping selalu secara berkala melakukan pembinaan dan pendampingan GERMAS di
tingkat Desa/Nagari.
Pelaksanaan Program Upaya Pembinaan Kesehatan Dasar Masyarakat melalui
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang didukung anggaran Dana Alokasi Khusus
(DAK) Non Fisik, dimana selama ini selalu dilaksanakan dan dikelola dengan menerapkan
prinsi-prinsip tata kelola yang baik (good governance) yakni transparansi, efektif, efisein,
akuntabel dan tidak duplikasi dengan sumber pembiayaan lainnya. Dukungan anggaran BOK
saat ini merupakan sumber anggaran biaya yang sangat diperlukan oleh Puskesmas walaupun
saat ini 20 Puskesmas di Kabupaten Pesisir Selatan sudah menjadi Puskesmas Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD) khususnya dalam mendukung pelaksanaan kegiatan GERMAS.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
diselenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat dengan
pendekatan promotif, preventif dan meninggalkan kuratif dan rehabilitatif secara terpadu,
menyeluruh dan berkesinambungan. Upaya pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat
melalui upaya kesehatan esensial dan upaya kesehatan pengembangan sebagaimana yang
termaktub dalam Permenkes Nomor 43 Tahun 2019, dimana salah satu upaya kesehatan
esensial yang wajib dilaksanakan di Puskesmas adalah Upaya GERMAS yang merupakan
program dan kegiatan pelayanan kesehatan dasar atau pelayanan kesehatan primer (esensial)
yang wajib dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Inderapura.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6322)
4. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama, Tempat
praktek Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Daerah
8. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK).
9. Suurat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomotr: PR.01.01/I/7997/2002
tanggal 13 September 2022 tentang Pemberitahuan Menu dan Rincian DAK Non Fisik
Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2023.
No Rinciaan Uraian
Menu/KompoNen
1 Upaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)
a. Transportasi Petugas dan Bidan Desa dalam rangka
pengelolaan pelayanan gerakan masyarakat hidup sehat
(GERMAS) pada tatanan individu dan keluarga serta
kelompok masyarakat.
b. Transportasi peserta kegiatan GERMAS dan pemeriksaan
kesehatan dalam rangka deteksi masalah kesehatan
termasuk Pos UKK di Nagari..
c. Penyediaan makanan dan minuman dalam rangka
rapat/pertemuan.
d. Pembayaran honorarium narasumber termasuk
instruktur senam.
e. Belanja Sarana KIE
C. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat/sasaran pada kegiatan ini adalah individu dan anggota masyarakat
yang serta kelompok risti terkait dengan peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat,
termasuk pelaksana Pos UKK, kelompok rentan penyakit kronis termasuk petugas lintas
program, lintas sektoral, Walinagari, Tokoh Masyarakat dan kelompok masyarakat lainnya di
wilayah kerja UPT Puskesmas Inderapura Kecamatan Pancung Soal.
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Persiapan
1.
Pelaksanaan
Pelaksanaan
2.
Kegiatan
Monitoring dan
3.
Evaluasi
F. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan anggaran biaya dalam rangka pencapaian
keluaran (outpur) melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Bidang
Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan pada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas
Inderapura Tahun 2023 sebesar Rp. 138.400.000,- (Seratus Tiga Puluh Delapan Juta
Empat Ratus Ribu Rupiah),- dengan rincian anggaran biaya (RAB) per puskesmas yaitu:
No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan
Biaya Rp.
1 Pelaksanaan Gerakan Cegah Stunting, Aksi Bergizi, 38.658.000,-
Bumil Sehat, Aktifkan Posyandu, Jambore Kader,
Vaksinasi bersama Mitra/kelompok Masyarakat
2 Pelaksanaan Gerakan Pengendalian Penyakit Prioritas 75.262.000,-
(Kardiovaskuler, DM, TB) serta kebugaran Jasmani
3 Pelaksanaan Skrining Masalah Kesehatan Jiwa di UKBM/ 7.140.000,-
Lembaga ( Lapas, Panti, Pesantren, sekolah)
4 Edukasi lansia dan lansia risiko tinggi oleh Tenaga 5.600.000,-
Kesehatan Puskesmas
5 Kunjungan rumah edukasi keluarga untuk perawatan dan 9.500.000,-
berobat teratur pada orang dengan gangguan jiwa
(ODGJ)
6 Pelaksanaan gerakan Kesehatan Kerja dan pembinaan GP2SP 840.000,-
bersama Institusi/perusahaan
7 Pendampingan keluarga yang memiliki masalah weight 1.400.000,-
faltering, Penyakit Kronik, Bumil Risti
Jumlah 138.400.000,-
Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir
G. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan (KAK) Pelaksanaan Kegiatan Upaya Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Puskesmas Inderapura Kabupaten Pesisir Selatan Tahun
Anggaran 2023 dibuat sebagai bahan acuan dan perencanaan dari kegiatan ini.
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat setinggi-tingginya yang dilaksanakan dengan sasaran meningkatkan aksesibilitas
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan mulai dari promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif secara berkesinambungan. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat
ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan
upaya-upaya yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
diselenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat dengan
pendekatan promotif, preventif dan meninggalkan kuratif dan rehabilitatif secara terpadu,
menyeluruh dan berkesinambungan. Upaya pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat
melalui upaya kesehatan esensial dan upaya kesehatan pengembangan sebagaimana yang
termaktub dalam Permenkes Nomor 43 Tahun 2019, dimana salah satu upaya kesehatan
esensial yang wajib dilaksanakan di Puskesmas adalah Penurunan Angka Kematian Ibu dan
Angka Kematian Bayi (AKI dan AKB) dan upaya perbaikan gizi masyarakat dengan fokus
kegiatan melalui Pendekatan Keluarga. Kegiatan Penurunan AKI dan AKB dan Perbaikan
Gizi Masyarakat ini merupakan program dan kegiatan pelayanan kesehatan dasar atau
pelayanan kesehatan primer (esensial) yang wajib dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas.
Tugas pokok Puskesmas adalah melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya dengan mengintegrasikan program yang
dilaksanakannya dengan pendekatan keluarga. Adapun fungsi Puskesmas sebagai Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan harus diselaraskan
dengan mewujudkan visi dan misi UPT Puskesmas Inderapura yaitu: “Menjadi Pusat
Kesehatan Terdepan di Kecamatan Pancung Soal dalam Menciptakan
Masyarakat Mandiri Untuk Hidup Sehat”.
Berdasarkan PMK Nomor 43 Tahun 2019 Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan
perorangan (UKP) tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif di wilayah kerjanya khususnya
melaksanakan kegiatan penurunan AKI dan AKB serta Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat,
termasuk Puskesmas Inderapura Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan.
Masih terjadinya kematian ibu dan bayi dan masih tingginya angka stunting dan gizi
buruk di wilayah kerja Puskesmas Inderapura Kecamatan Bayang menandakan upaya dan
usaha yang selama ini telah dilaksanakan masih perlu ditingkatkan lagi terutama pada
pelayanan kesehatan ibu hamil dengan peneriksaan ANC dan pelayanan kesehatan ibu bersalin
dan nifas termasuk upaya perbaikan gizi masyarakat terutama ibu hamil dan balita, disamping
melakukan audit maternal dan perinatal secara berkesinambungan serta upaya yang
berkesinambungan juga terhadap peningkatan kualitas dan kapasitas petugas atau Bidan di
desa agar dapat meningkatkan kinerjanya. Disamping itu juga dibutuhkan upaya-upaya yang
bersifat inovasi disamping melanjutkan kegiatan yang sudah terlaksana di Puskesmas dalam
rangka menekan AKI dan AKB dan menurunkan prevalkensi stunting dan gizi buruk.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6322)
4. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama, Tempat
praktek Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Daerah
8. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK).
9. Suurat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomotr: PR.01.01/I/7997/2002
tanggal 13 September 2022 tentang Pemberitahuan Menu dan Rincian DAK Non Fisik
Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2023.
Pencapaian program dan kegiatan Upaya Penurunan AKI dan AKB serta perbaikan
gizi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Inderapura dukung dengan Dana Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) yang mana berasal dari APBN Kementerian Kesehatan (DAK
Non Fisik Bidang Kesehatan), untuk itu rincian kebutuhan kegiatan yang diusulkan pada tahun
2023 untuk BOK Puskesmas Inderapura sebagai berikut :
C. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat/sasaran pada kegiatan ini adalah ibu hamil, bayi baru lahir, bayi
usia 0-11 bulan, ibu bersalin, ibu nifas anak balita, anak usia pra sekolah, usia sekolah, remaja
dan usia produktif termasuk lansia dan kelompok disabilitas, termasuk kader Posyandu, Bidan
Desa, petugas lintas program, lintas sektoral, Walinagari, Tokoh Masyarakat dan kelompok
masyarakat lainnya di wilayah kerja UPT Puskesmas Inderapura Kecamatan Pancung Soal.
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Persiapan
1.
Pelaksanaan
Pelaksanaan
2.
Kegiatan
Monitoring dan
3.
Evaluasi
F. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan anggaran biaya dalam rangka pencapaian
keluaran (output) melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Bidang
Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan pada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas
Inderapura Tahun 2023 sebesar Rp. 109.194.000,- (Seratus Sembilan Juta Seratus
Sembilan Puluh Empat Ribu Rupiah),- dengan rincian anggaran biaya (RAB) per
puskesmas yaitu:
No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan
Biaya Rp.
1. Surveilans Kesehatan Gizi dan KIA 6.124.000,-
Jumlah 109.194.000,-
Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir
G. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan (KAK) Pelaksanaan Kegiatan Upaya
Penurunan AKI dan AKB serta Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat Puskesmas Inderapura
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Anggaran 2023 dibuat sebagai bahan acuan dan perencanaan
dari kegiatan ini
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat setinggi-tingginya yang dilaksanakan dengan sasaran meningkatkan
aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan mulai dari promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif secara berkesinambungan. Keberhasilan pembangunan kesehatan
sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program dan sektor, serta
kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya,
diselenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat dengan
pendekatan promotif, preventif dan meninggalkan kuratif dan rehabilitatif secara terpadu,
menyeluruh dan berkesinambungan. Upaya pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat
melalui upaya kesehatan esensial dan upaya kesehatan pengembangan sebagaimana yang
termaktub dalam Permenkes Nomor 43 Tahun 2019, dimana salah satu upaya kesehatan
esensial yang wajib dilaksanakan di Puskesmas adalah Upaya Deteksi dini, Preventif dan
respon penyakit yang merupakan program dan kegiatan pelayanan kesehatan dasar atau
pelayanan kesehatan primer (esensial) yang wajib dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas
termasuk diwilayah kerja Puskesmas Inderapura.
Tugas pokok Puskesmas adalah melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya dengan mengintegrasikan
program yang dilaksanakannya dengan pendekatan keluarga. Adapun fungsi Puskesmas
sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan harus
diselaraskan dengan mewujudkan visi dan misi UPT Puskesmas Inderapura yaitu:
“Menjadi Pusat Kesehatan Terdepan di Kecamatan Pancung Soal dalam
Menciptakan Masyarakat Mandiri Untuk Hidup Sehat”
Program Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2) ini merupakan
manifestasi dari kumpulan program dan kegiatan upaya deteksi dini, preventif dan respon
penyakit dengan beberapa program dan kegiatan rinciannya yaitu: surveilance dan respon
KLB; deteksi dini dan penemuan kasus; pencegahan penyakit dan pengendalian faktor
risiko P2P; pengendalian penyakit dan
pemberdayaan masyarakat terhadap pembentukan kader dan pembekalan kader P2P.
Program dan kegiatan ini merupakan manifestasi dari seluruh rangkaian kegiatan
pencegahan dan penanggulangan penyakit di Puskesmas termasuk kegiatan pemberdayaan
masyarakat terhadap peran sertanya terhadap pencegahan dan pengendalian penyakit di
tingkat Puskesmas.
Puskesmas berdasarkan PMK Nomor 43 Tahun 2019 adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya
kesehatan perorangan (UKP) tingkat pertamna dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif di wilayah kerjanya termasuki melaksanakan upaya deteksi dini,
preventif dan respon penyakit dalam rangka pencegahan dan penanggulangan penyakit.
Upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) yang
dimaksud adalah melakukan surveilance dan respon kejadian luar biasa (KLB), dimana ada
beberapa kegiatan yang dapat dilaksanakan yaitu: surveilance kejadian pasca imunisasi
(KIPI), validasi sasaran hasil cakupan imunisasi termasuk verifikasi rumor KLB, respon
cepat Sistem Kewaspadaan Dini dan Resppon (SKDR). Disamping itu juga dilaksanakan
pula upaya deteksi dini dan penemuan kasus, seperti: HIV/AIDS, TBC, Hepatitis pada ibu
hamil; deteksi dini risiko PTM di Posbindu PTM, penemuan kasus PD3I, kasus kontak TB
Pasru dan kasus mangkit, kasus nkontak kusta serta ODGJ.
Kegiatan lainnya yaitu pencegahan penyakit dan pengendalian faktor risiko,
dengan masih menguatamaka pelayanan imunisasi dasar rutin, bersamaam dengan
sosialisasi pelaksanaan imunisasi rutin; advokasi/sosialisasi terkait pemberian obat
pencegah massal seperti obat kaki gajah termasuk penyediaan media komunikasi, informasi
dan edukasi (KIE) pencegahan penyakit. Selain itu kegiatan pengendalian penyakit untuk
pendampingan penderita penyakit menular menahun, pendampingan penderita gangguan
jiwa dan Napza serta validasi data laporan hasil POPM dan manajemen kasus filariasis,
termasuk pemberdayaan masyarakat terhadap kualitas sanitasi dasar dan kesehatan
lingkungan masyarakat yang juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya angka
kesakitan dan kematian akibat penytakit menular dan infeksi dan tidak menular yang juga
melibatkan kader kesehatan untuk P2P serta melakukan pembinaan dan pembekalan
terhadap kader P2P.
Selama Tahun 2020 s/d 2022, pelaksanaan kegiatan Upaya Deteksi Dini,
Preventuf dan Respon Penyakit dalam rangka Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
(P2P) di Puskesmas Kabupaten Pesisir Selatan telah berhasil terlaksana dengan baik
dengan meningkatnya beberapa indikator SPM dan PISPK , yaitu
pelayanan kesehatan imunisasi dasar rutin (UCI); pelayanan kesehatan terhadap
pencegahan TBC, pelayanan kesehatan penyakit tidak menular (PTM) dan penanggulangan
dan pengendalian bencana/wabah penyakit termasuk KLB, apalagi saat sekarang telah
terjadi pandemi COVID-19, dimana 81,43 % telah berhasil mencapai target pelaksanaan
program dan kegiatan. Oleh karena itu keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini harus di
lanjutkan dengan melaksanakan upaya-upaya inovatif untuk selalu meningkatkan cakupan
program di Puskesmas dan jejaringnya.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6322)
4. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama, Tempat
praktek Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Daerah
8. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK).
9. Suurat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomotr: PR.01.01/I/7997/2002
tanggal 13 September 2022 tentang Pemberitahuan Menu dan Rincian DAK Non Fisik
Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2023.
Pencapaian program dan kegiatan Upaya Deteksi Dini, Preventif dan Respon
Penyakit di wilayah kerja Puskesmas Inderapura dukung dengan Dana Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) yang mana berasal dari APBN Kementerian Kesehatan
(DAK Non Fisik Bidang Kesehatan), untuk itu rincian kebutuhan kegiatan yang diusulkan
pada tahun 2023 untuk BOK Puskesmas Inderapura sebagai berikut :
No Rinciaan Menu/Kompoen Uraian
1 Upaya Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit
C. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat/sasaran pada kegiatan ini adalah individu dan anggota
masyarakat yang rentan terhadap penyakit menular dan infeksi serta penyakit tidak menular
(PTM) termasuk kondisi sanitasi dasar dan kesehatan lingkungan rumah tangga pada
masyarakat. Selain itu juga yang menjadi penerima manfaat Kader kesehatan pemberdayaan
masyarakat, institusi pendidikan dan TTU serta TPM termasuk petugas lintas program,
lintas sektoral, Walinagari, Tokoh Masyarakat dan kelompok masyarakat lainnya di
wilayah kerja UPT Puskesmas Inderapura Kecamatan Pancung Soal.
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Persiapan
1.
Pelaksanaan
Pelaksanaan
2.
Kegiatan
Monitoring dan
3.
Evaluasi
F. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan anggaran biaya dalam rangka pencapaian
keluaran (outpur) melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Bidang
Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan pada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
Puskesmas Inderapura Tahun 2023 sebesar Rp. 257.466.000,- (Dua Ratus Lima
Puluh Tujuh Juta Empat Ratus Enam Puluh Enam Ribu Rupiah),- dengan
rincian anggaran biaya (RAB) per puskesmas yaitu:
Jumlah 257.466.000,-
Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir.
G. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan (KAK) Pelaksanaan Kegiatan Upaya
Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit Puskesmas Inderapura Kabupaten Pesisir
Selatan Tahun Anggaran 2023 dibuat sebagai bahan acuan dan perencanaan dari kegiatan
ini
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6322)
4. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama, Tempat praktek
Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah
8. Kepmenkes Nomor 69/Menkes/SK/VIII/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK).
9. Suurat Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Nomotr: PR.01.01/I/7997/2002 tanggal 13
September 2022 tentang Pemberitahuan Menu dan Rincian DAK Non Fisik Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2023.
No Rinciaan Uraian
Menu/Kompoen
1 UKM Essensial
a. Penurunan AKI dan AKB Rp. 160.913.000,-
b. Upaya Deteksi Dini dan Respon Penyakit Rp 234.222.000
c. Germas Rp. 55.111.000
Total Rp. 450.246.000,-
C. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat/sasaran pada kegiatan ini adalah fasilitas pelayanan kesehatan yaitu
Puskesmas Salido yang berada di Kabupaten Pesisir Selatan untuk meningkatkan kualitas derajat
kesehatan masyarakat.
Kegiatan ini dilaksanakan secara swakelola berdasarkan aturan dan standarisasi yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan melalui standar biaya APBD Tahun 2023.
Keluaran (Output) kegiatan ini adalah terlaksananyau UKM Essensial di Puskesmas Salido Kabupaten
Pesisir Selatan.
E. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN
Kegiatan ini dilaksanakan selama jangka waktu 1 (satu) Tahun 2023 dari bulan Januari
sampai dengan bulan Desember 2023.
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persiapan Pelaksanaan
2. Pelaksanaan Kegiatan
Monitoring dan
3.
Evaluasi
F. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan anggaran biaya dalam rangka pencapaian keluaran
(outpur) melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Bidang Kesehatan Kabupaten
Pesisir Selatan pada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Tahun 2023 sebesar Rp.
450.246.000,- ( Empat Ratus Lima Puluh Juta Dua Ratus Empat Puluh Enam Ribu Rupiah),- .
G. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan (KAK) Pelaksanaan Kegiatan UKM Essensial di
Puskesmas Salido Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Anggaran 2023 dibuat sebagai bahan acuan dan
perencanaan dari kegiatan ini
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6322)
4. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat
praktek MandiriDokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Daerah
8. Permenkes No.12 Tahun 2021 tentang Juknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK)
Non Fisik bidang Kesehatan.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2022 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
Alokasi Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2022
2. Gambaran Umum
Keberhasilan pembangunan suatu daerah, salah satunya dapat dilihat dari pencapaian
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana untuk mencapai IPM tersebut, salah satu
komponen utama yang mempengaruhinya yaitu indikator status kesehatan selain pendidikan
dan pendapatan perkapita. Dengan demikian pembangunan kesehatan merupakan salah satu
upaya utama untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang pada gilirannya
mendukung percepatan pembangunan nasional.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan sumber daya manusia
dalam rangka mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan bathin, yang
salah satu indikatornya adalah tingginya derajat kesehatan dan tingginya mutu kehidupan.
Pembangunan manusia seutuhnya harus mencakup aspek jasmani dan kejiwaan, disamping aspek
spiritual. Oleh karena itu pembangunan kesehatan ditujukan guna mewujudkan manusia yang
sehat, cerdas, produktif dan mempunyai daya saing yang tinggi.
Salah satu Strategi Pembangunan Kesehatan Nasional dan Propinsi Sumatera Barat yang
tertuang dalam RPJMD tahun 2021-2026 yaitu: “Menjamin Ketersediaan dan Pemerataan
Sumber Daya Kesehatan” dengan menerapkan pembangunan daerah berwawasan kesehatan,
yang berarti setiap upaya program pembangunan harus mempunyai kontribusi positif terhadap
terbentuknya lingkungan dan perilaku yang sehat. Keadaan ini dapat dicapai dengan peningkatan
sarana dan prasarana pelayanan kesehatan serta penerapan tekhnologi kesehatan secara tepat oleh
petugas-petugas kesehatan yang didukung oleh peran serta aktif dari semua unsur dan masyarakat.
Pelaksanaan pembangunan kesehatan berdasarkan Tujuan Dinas Kesehatan Kabupaten
Pesisir Selatan: “Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan”,
telah berhasil menetapkan dasar-dasar, strategi dan paradigma pembangunan kesehatan yang baru
yaitu :”Paradigma Sehat” yang inti pokoknya menekankan pentingnya kesehatan sebagai hak
azazi manusia, kesehatan sebagai investasi bangsa, dan kesehatan menjadi titik sentral
pembangunan nasional dan daerah.
Dalam rangka melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan kesehatan di Kabupaten Pesisir Selatan, diperlukan tolok ukur dan penilaian
indikator kinerja sesuai dengan Renstra SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2021-2026 juga
merupakan sinergisitas perencanaan Pembangunan Kesehatan Nasional dan Rencana Strategis
(Renstra) Kementerian Kesehatan RI Tahun 2020-2024 serta berpedoman juga pada Rencana
Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat Tahun 2021-2026 dengan
penekanan pada pencapaian sasaran Prioritas Nasional, Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bidang Kesehatan dan Sustainable Development Goals (SDGs) Tahun 2030 serta didasari
RPJMD Kabupaten Pesisir Selatan dalam bentuk laporan pertanggung jawaban pelaksanaan
program dan kegiatan pembangunan kesehatan Tahun 2022 sesuai dengan Rencana Kerja
(RENJA) SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan dan indikator penetapan kinerja
(TAPKIN) Tahun 2023.
Pencapaian program dan kegiatan Upaya Penurunan AKI dan AKB yang ada di Puskesmas
Pasar Kuok didukung dengan Dana Bantuan Operasional Kesehatan yang mana berasal dari
APBN Kementerian Kesehatan, untuk itu rincian kebutuhan kegiatan yang diusulkan pada tahun
2023 untuk BOK Puskesmas Pasar Kuok sebagai berikut :
No Rinciaan Menu/Kompoen Uraian
1 Upaya Penurunan AKI-AKB
Surveilance Kesehatan Gizi Merupakan kegiatan pemantauan , guna menunjang dan
dan KIA Evaluasi Pelaksanaan Program Gizi dan KIA sesiuai
dengan Indikator SPM
Pelayanan kesehatan Merupakan Pelayanan yg diberikan untuk memastikan
Refroduksi bagi Calon calon pengantin baik fisik maupun mental, agar mampu
Pengantin , pasangan usia melahirkan generasi yang sehat dan berkwalitas sehingga
subur (PUS)
dapat mengurangi AKI dan AKB
Pelaksanaan kelas Ibu ( Merupakan pertemuan kelompok ibu hamil / ibu balita
Kelas Ibu Hamil, Kelas dengan tujuan mengedukasi dan bertukar ilmu dengan ibu
balita) lain sehingga pengetahuan ibu tentang kesehatan dapat
meningkat
Program Perencanaan Merupakan kegiatan dalam rangka meningkatkan peran
Persalinan dan serta suami dan keluarga dalam merencanakan persalinan
pencegahan Komplikasi yang aman
(P4K)
Pemantauan Tumbuh Merupakan kegiatan rutin setiap bulan , dg tujuan untuk
kembang balita menemukansecara dini penyimpangan pertumbuhan dan
perkembangan balita
Kunjungan lapangan Merupakan kunjungan lapangan kenagari untuk
pelayanan kesehatan ibu menningkatkan pengetahuan dan menyampaikan
dan anak informasi terkini terkait upaya penurunanAKI dan AKB
Pelayanan Kesehatan pada Merupakan kegiatan penjaringan kesehatan Anak
anak usia sekolah dan Sekolah,guna deteksi dini dan menilai perkembangan
remaja kesehatan anak sekolah
Pendampingan di shelter Merupakan kegiatan pendampingan korban bencana ,guna
penampungan pada daerah mencegah kondisi kesehatan warga pengunsian terhindar
rawan bencana/bencana dari penyakit akibat bencan
B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat yaitu ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir, kader, tokohmasyarakat,
lintas sektor dan lain-lain di wilayah kerja Puskesmas Pasar Kuok
Kebutuhan Biaya
No Rincian Menu Kegiatan
(Rp)
1 Surveilance Kesehatan Gizi dan KIA 12.117.000,-
2 Pelayanan kesehatan Refroduksi bagi Calon Pengantin , 11.900.000.-
pasangan usia subur (PUS)
3 Pelaksanaan kelas Ibu ( Kelas Ibu Hamil, Kelas balita) 25.728.000,-
4. Program Perencanaan Persalinan dan pencegahan 12.620.000,-
Komplikasi (P4K)
5. Pemantauan Tumbuh kembang balita 31.912.000,-
6. Kunjungan lapangan pelayanan kesehatan ibu dan anak 33.260.000,-
7. Pelayanan Kesehatan pada anak usia sekolah dan remaja 15.830.000,-
8. Pendampingan di shelter penampungan pada daerah rawan 5.200.000,-
bencana/bencana
Jumlah 148.567.000,-
A. LATAR BELAKANG
a. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6322)
4. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,
Tempat praktek MandiriDokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Daerah
8. Permenkes No.12 Tahun 2021 tentang Juknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus
(DAK) Non Fisik bidang Kesehatan.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2022 Tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran
2022
b. Gambaran Umum
Keberhasilan pembangunan suatu daerah, salah satunya dapat dilihat dari pencapaian
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana untuk mencapai IPM tersebut, salah satu
komponen utama yang mempengaruhinya yaitu indikator status kesehatan selain pendidikan
dan pendapatan perkapita. Dengan demikian pembangunan kesehatan merupakan salah satu
upaya utama untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang pada gilirannya
mendukung percepatan pembangunan nasional.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan sumber daya manusia
dalam rangka mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan bathin, yang
salah satu indikatornya adalah tingginya derajat kesehatan dan tingginya mutu kehidupan.
Pembangunan manusia seutuhnya harus mencakup aspek jasmani dan kejiwaan, disamping aspek
spiritual. Oleh karena itu pembangunan kesehatan ditujukan guna mewujudkan manusia yang
sehat, cerdas, produktif dan mempunyai daya saing yang tinggi.
Salah satu Strategi Pembangunan Kesehatan Nasional dan Propinsi Sumatera Barat yang
tertuang dalam RPJMD tahun 2021-2026 yaitu: “Menjamin Ketersediaan dan Pemerataan
Sumber Daya Kesehatan” dengan menerapkan pembangunan daerah berwawasan kesehatan,
yang berarti setiap upaya program pembangunan harus mempunyai kontribusi positif terhadap
terbentuknya lingkungan dan perilaku yang sehat. Keadaan ini dapat dicapai dengan peningkatan
sarana dan prasarana pelayanan kesehatan serta penerapan tekhnologi kesehatan secara tepat oleh
petugas-petugas kesehatan yang didukung oleh peran serta aktif dari semua unsur dan masyarakat.
Pelaksanaan pembangunan kesehatan berdasarkan Tujuan Dinas Kesehatan Kabupaten
Pesisir Selatan: “Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan”,
telah berhasil menetapkan dasar-dasar, strategi dan paradigma pembangunan kesehatan yang baru
yaitu :”Paradigma Sehat” yang inti pokoknya menekankan pentingnya kesehatan sebagai hak
azazi manusia, kesehatan sebagai investasi bangsa, dan kesehatan menjadi titik sentral
pembangunan nasional dan daerah.
Dalam rangka melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan kesehatan di Kabupaten Pesisir Selatan, diperlukan tolok ukur dan penilaian
indikator kinerja sesuai dengan Renstra SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2021-2026 juga
merupakan sinergisitas perencanaan Pembangunan Kesehatan Nasional dan Rencana Strategis
(Renstra) Kementerian Kesehatan RI Tahun 2020-2024 serta berpedoman juga pada Rencana
Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat Tahun 2021-2026 dengan
penekanan pada pencapaian sasaran Prioritas Nasional, Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bidang Kesehatan dan Sustainable Development Goals (SDGs) Tahun 2030 serta didasari
RPJMD Kabupaten Pesisir Selatan dalam bentuk laporan pertanggung jawaban pelaksanaan
program dan kegiatan pembangunan kesehatan Tahun 2022 sesuai dengan Rencana Kerja
(RENJA) SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan dan indikator penetapan kinerja
(TAPKIN) Tahun 2023.
Pencapaian program dan kegiatan Upaya Penurunan AKI dan AKB yang ada di Puskesmas
Pasar Kuok didukung dengan Dana Bantuan Operasional Kesehatan yang mana berasal dari
APBN Kementerian Kesehatan, untuk itu rincian kebutuhan kegiatan yang diusulkan pada tahun
2023 untuk BOK Puskesmas Pasar Kuok sebagai berikut :
No Rinciaan Menu/Kompoen Uraian
1 Upaya Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit
Merupakan pertemuan kunjungan ke nagariuntuk upaya
pencegahan penyakit menular dan penyakit tidak
menularserta kesehatan jiwa
B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat yaitu ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir, kader, tokohmasyarakat,
lintas sektor dan lain-lain di wilayah kerja Puskesmas Pasar Kuok
Kebutuhan Biaya
No Rincian Menu Kegiatan
(Rp)
1 Deteksi Dini faktor risiko dan penyakit tidak menular di 35.840.000,-
masyarakat
2 Penemuan kasus aktif dan pemantauan pengobatan 10.360.000.-
penyakit menular, serta program pemberoan obat
pencegahan massal (POPM )
3 Penemuan kasus aktif TBC 8.220.000,-
4. Pemberdayaan masyarakat serta pembinaan kader kesehatan 21.275.000,-
dalam penanggulangan permasalahan P2P dan Penyehatan
Lingkungan
5. Pelaksanaan STBM untuk desa/Kelurahan Prioritas ( Lokus 7.500.000,-
STBM )
6. Inspeksi kesehatan lingkungan di TPP ( Tempat Pengelolaan 17.700.000,-
Pangan ), TFU ( Tempat Fasilitas Umum) dan sarana air
minum dan Fanyankes
7. Pengiriman specimen penyakit menular tertentu dan penyakit 1.400.000,-
berpotensi KLB ke Laboratarium daerah atau Laboratarium
rujukan daerah di kab/kota
8. Pelayanan Imunisasi 32.240.000,-
9. Penyelidikan dan Respon kasus atau Kejadian Luar Biasa ( 1.050.000,-
KLB )
10. Survei dan pengendalian vector penyakit menular di 2.800.000,-
masyarakat
Jumlah 138.385.000,-
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6322)
4. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat
praktek MandiriDokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Daerah
8. Permenkes No.12 Tahun 2021 tentang Juknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK)
Non Fisik bidang Kesehatan.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2022 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
Alokasi Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2022
2. Gambaran Umum
Keberhasilan pembangunan suatu daerah, salah satunya dapat dilihat dari pencapaian
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana untuk mencapai IPM tersebut, salah satu
komponen utama yang mempengaruhinya yaitu indikator status kesehatan selain pendidikan
dan pendapatan perkapita. Dengan demikian pembangunan kesehatan merupakan salah satu
upaya utama untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang pada gilirannya
mendukung percepatan pembangunan nasional.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan sumber daya manusia
dalam rangka mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan bathin, yang
salah satu indikatornya adalah tingginya derajat kesehatan dan tingginya mutu kehidupan.
Pembangunan manusia seutuhnya harus mencakup aspek jasmani dan kejiwaan, disamping aspek
spiritual. Oleh karena itu pembangunan kesehatan ditujukan guna mewujudkan manusia yang
sehat, cerdas, produktif dan mempunyai daya saing yang tinggi.
Salah satu Strategi Pembangunan Kesehatan Nasional dan Propinsi Sumatera Barat yang
tertuang dalam RPJMD tahun 2021-2026 yaitu: “Menjamin Ketersediaan dan Pemerataan
Sumber Daya Kesehatan” dengan menerapkan pembangunan daerah berwawasan kesehatan,
yang berarti setiap upaya program pembangunan harus mempunyai kontribusi positif terhadap
terbentuknya lingkungan dan perilaku yang sehat. Keadaan ini dapat dicapai dengan peningkatan
sarana dan prasarana pelayanan kesehatan serta penerapan tekhnologi kesehatan secara tepat oleh
petugas-petugas kesehatan yang didukung oleh peran serta aktif dari semua unsur dan masyarakat.
Pelaksanaan pembangunan kesehatan berdasarkan Tujuan Dinas Kesehatan Kabupaten
Pesisir Selatan: “Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan”,
telah berhasil menetapkan dasar-dasar, strategi dan paradigma pembangunan kesehatan yang baru
yaitu :”Paradigma Sehat” yang inti pokoknya menekankan pentingnya kesehatan sebagai hak
azazi manusia, kesehatan sebagai investasi bangsa, dan kesehatan menjadi titik sentral
pembangunan nasional dan daerah.
Dalam rangka melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan kesehatan di Kabupaten Pesisir Selatan, diperlukan tolok ukur dan penilaian
indikator kinerja sesuai dengan Renstra SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2021-2026 juga
merupakan sinergisitas perencanaan Pembangunan Kesehatan Nasional dan Rencana Strategis
(Renstra) Kementerian Kesehatan RI Tahun 2020-2024 serta berpedoman juga pada Rencana
Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat Tahun 2021-2026 dengan
penekanan pada pencapaian sasaran Prioritas Nasional, Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bidang Kesehatan dan Sustainable Development Goals (SDGs) Tahun 2030 serta didasari
RPJMD Kabupaten Pesisir Selatan dalam bentuk laporan pertanggung jawaban pelaksanaan
program dan kegiatan pembangunan kesehatan Tahun 2022 sesuai dengan Rencana Kerja
(RENJA) SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan dan indikator penetapan kinerja
(TAPKIN) Tahun 2023.
Pencapaian program dan kegiatan Upaya Penurunan AKI dan AKB yang ada di Puskesmas
Pasar Kuok didukung dengan Dana Bantuan Operasional Kesehatan yang mana berasal dari
APBN Kementerian Kesehatan, untuk itu rincian kebutuhan kegiatan yang diusulkan pada tahun
2023 untuk BOK Puskesmas Pasar Kuok sebagai berikut :
No Rinciaan Menu/Kompoen Uraian
1 Upaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat ( GERMAS )
1 Pelaksanaan Gerakan Cegah Kegiatan bersama masyarakat untuk peningkatan
Stunting, Aksi Bergizi, pelayanan kesehatan
Bumil Sehat, Aktifkan
Posyandu, Jambore Kader,
Vaksinasi bersama
Mitra/kelompok Masyarakat
F. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat yaitu ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir, kader, tokohmasyarakat,
lintas sektor dan lain-lain di wilayah kerja Puskesmas Pasar Kuok
Kebutuhan Biaya
No Rincian Menu Kegiatan
(Rp)
1 Pelaksanaan Germas di tingkat Kecamatan/Wilayah 91.737.000,-
Puskesmas
Jumlah 91.737.000,-
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6322)
4. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat
praktek MandiriDokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Daerah
8. Permenkes No.12 Tahun 2021 tentang Juknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK)
Non Fisik bidang Kesehatan.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2022 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
Alokasi Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2022
2. Gambaran Umum
Keberhasilan pembangunan suatu daerah, salah satunya dapat dilihat dari pencapaian
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana untuk mencapai IPM tersebut, salah satu
komponen utama yang mempengaruhinya yaitu indikator status kesehatan selain pendidikan
dan pendapatan per kapita. Dengan demikian pembangunan kesehatan merupakan salah satu
upaya utama untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang pada gilirannya
mendukung percepatan pembangunan nasional.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan sumber daya manusia
dalam rangka mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan bathin, yang
salah satu indikatornya adalah tingginya derajat kesehatan dan tingginya mutu kehidupan.
Pembangunan manusia seutuhnya harus mencakup aspek jasmani dan kejiwaan, disamping aspek
spiritual. Oleh karena itu pembangunan kesehatan ditujukan guna mewujudkan manusia yang
sehat, cerdas, produktif dan mempunyai daya saing yang tinggi.
Salah satu Strategi Pembangunan Kesehatan Nasional dan Propinsi Sumatera Barat yang
tertuang dalam RPJMD tahun 2021-2026 yaitu: “Menjamin Ketersediaan dan Pemerataan
Sumber Daya Kesehatan” dengan menerapkan pembangunan daerah berwawasan kesehatan,
yang berarti setiap upaya program pembangunan harus mempunyai kontribusi positif terhadap
terbentuknya lingkungan dan perilaku yang sehat. Keadaan ini dapat dicapai dengan peningkatan
sarana dan prasarana pelayanan kesehatan serta penerapan tekhnologi kesehatan secara tepat oleh
petugas-petugas kesehatan yang didukung oleh peran serta aktif dari semua unsur dan masyarakat.
Pelaksanaan pembangunan kesehatan berdasarkan Tujuan Dinas Kesehatan Kabupaten
Pesisir Selatan: “Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan”,
telah berhasil menetapkan dasar-dasar, strategi dan paradigma pembangunan kesehatan yang baru
yaitu :”Paradigma Sehat” yang inti pokoknya menekankan pentingnya kesehatan sebagai hak
azazi manusia, kesehatan sebagai investasi bangsa, dan kesehatan menjadi titik sentral
pembangunan nasional dan daerah.
Dalam rangka melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan kesehatan di Kabupaten Pesisir Selatan, diperlukan tolok ukur dan penilaian
indikator kinerja sesuai dengan Renstra SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2021-2026 juga
merupakan sinergisitas perencanaan Pembangunan Kesehatan Nasional dan Rencana Strategis
(Renstra) Kementerian Kesehatan RI Tahun 2020-2024 serta berpedoman juga pada Rencana
Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat Tahun 2021-2026 dengan
penekanan pada pencapaian sasaran Prioritas Nasional, Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bidang Kesehatan dan Sustainable Development Goals (SDGs) Tahun 2030 serta didasari
RPJMD Kabupaten Pesisir Selatan dalam bentuk laporan pertanggung jawaban pelaksanaan
program dan kegiatan pembangunan kesehatan Tahun 2022 sesuai dengan Rencana Kerja
(RENJA) SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan dan indikator penetapan kinerja
(TAPKIN) Tahun 2023.
Pencapaian program dan kegiatan Upaya Penurunan AKI dan AKB yang ada di Puskesmas
Air Haji didukung dengan Dana Bantuan Operasional Kesehatan yang mana berasal dari APBN
Kementerian Kesehatan, untuk itu rincian kebutuhan kegiatan yang diusulkan pada tahun 2023
untuk BOK Puskesmas Air Haji sebagai berikut :
No Rinciaan Menu/Kompoen Uraian
1 Upaya Penurunan AKI-AKB
Merupakan pertemuan/ kunjungan ke nagari untuk Upaya
Penurunan AKI -AKB
B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat yaitu ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir, kader posyandu, tokoh
masyarakat, lintas sektor dan lain-lain di wilayah Puskesmas Air Haji.
Kebutuhan Biaya
No Rincian Menu Kegiatan
(Rp)
1 Surveilance Kesehatan Gizi dan KIA 13.004.800
2 Pelayanan kesehatan Refroduksi bagi Calon Pengantin , 18.640.000
pasangan usia subur (PUS)
3 Pelaksanaan kelas Ibu ( Kelas Ibu Hamil, Kelas balita) 23.323.200
4. Program Perencanaan Persalinan dan pencegahan Komplikasi 16.890.000
(P4K)
5. Pemantauan Tumbuh kembang balita 37.240.000
6. Kunjungan lapangan pelayanan kesehatan ibu dan anak 26.320.000
7. Pelayanan Kesehatan pada anak usia sekolah dan remaja 40.180.000
8. Pendampingan di shelter penampungan pada daerah rawan 5.040.000
bencana/bencana
Jumlah 180.638.000,-
Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir
Sismaimulyani, S.ST
NIP. 19690502 199101 2 001
KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE
PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL
KESEHATAN PUSKESMAS KABUPATEN PESISIR
SELATAN DANA ALOKASIKHUSUS (DAK) NONFISIK
BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2023
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6322)
4. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama, Tempat praktek
MandiriDokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Daerah
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2022 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
Alokasi Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2022
2. Gambaran Umum
Keberhasilan pembangunan suatu daerah, salah satunya dapat dilihat dari pencapaian
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana untuk mencapai IPM tersebut, salah satu
komponen utama yang mempengaruhinya yaitu indikator status kesehatan selain pendidikan dan
pendapatan per kapita. Dengan demikian pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya
utama untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang pada gilirannya mendukung
percepatan pembangunan nasional.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan sumber daya manusia
dalam rangka mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan bathin, yang
salah satu indikatornya adalah tingginya derajat kesehatan dan tingginya mutu kehidupan.
Pembangunan manusia seutuhnya harus mencakup aspek jasmani dan kejiwaan, disamping aspek
spiritual. Oleh karena itu pembangunan kesehatan ditujukan guna mewujudkan manusia yang
sehat, cerdas, produktif dan mempunyai daya saing yang tinggi.
Salah satu Strategi Pembangunan Kesehatan Nasional dan Propinsi Sumatera Barat yang
tertuang dalam RPJMD tahun 2021-2026 yaitu: “Menjamin Ketersediaan dan Pemerataan
Sumber Daya Kesehatan” dengan menerapkan pembangunan daerah berwawasan kesehatan,
yang berarti setiap upaya program pembangunan harus mempunyai kontribusi positif terhadap
terbentuknya lingkungan dan perilaku yang sehat. Keadaan ini dapat dicapai dengan peningkatan
sarana dan prasarana pelayanan kesehatan serta penerapan tekhnologi kesehatan secara tepat oleh
petugas-petugas kesehatan yang didukung oleh peran serta aktif dari semua unsur dan masyarakat.
Pelaksanaan pembangunan kesehatan berdasarkan Tujuan Dinas Kesehatan Kabupaten
Pesisir Selatan: “Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan”,
telah berhasil menetapkan dasar-dasar, strategi dan paradigma pembangunan kesehatan yang baru
yaitu :”Paradigma Sehat” yang inti pokoknya menekankan pentingnya kesehatan sebagai hak
azazi manusia, kesehatan sebagai investasi bangsa, dan kesehatan menjadi titik sentral
pembangunan nasional dan daerah.
Dalam rangka melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan kesehatan di Kabupaten Pesisir Selatan, diperlukan tolok ukur dan penilaian
indikator kinerja sesuai dengan Renstra SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2021-2026 juga
merupakan sinergisitas perencanaan Pembangunan Kesehatan Nasional dan Rencana Strategis
(Renstra) Kementerian Kesehatan RI Tahun 2020-2024 serta berpedoman juga pada Rencana
Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat Tahun 2021-2026 dengan
penekanan pada pencapaian sasaran Prioritas Nasional, Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bidang Kesehatan dan Sustainable Development Goals (SDGs) Tahun 2030 serta didasari
RPJMD Kabupaten Pesisir Selatan dalam bentuk laporan pertanggung jawaban pelaksanaan
program dan kegiatan pembangunan kesehatan Tahun 2022 sesuai dengan Rencana Kerja
(RENJA) SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan dan indikator penetapan kinerja
(TAPKIN) Tahun 2023.
Pencapaian program dan kegiatan yang ada di Dinas Kesehatan didukung dengan Dana
Bantuan Operasional Kesehatan yang mana berasal dari APBN Kementerian Kesehatan, untuk
itu rincian kebutuhan kegiatan yang diusulkan pada tahun 2023 untuk BOK Puskesmas Air Haji
Kabupaten Pesisir Selatan sebagai berikut :
B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat misalnya, ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir, kader posyandu, tokoh
masyakarakat, lintas sektor dan lain-lain di wilayah Puskesmas Air Haji kecamatan Linggo Sari
Baganti Kabupaten Pesisir Selatan
Sismaimulyani, S.ST
NIP. 19690502 199101 2 001
KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE
PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL
KESEHATAN PUSKESMAS KABUPATEN PESISIR
SELATAN DANA ALOKASIKHUSUS (DAK) NONFISIK
BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2023
F. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6322)
4. Permenkes No.46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama, Tempat praktek
Mandiri Dokter dan Tempat praktik mandiri dokter gigi.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Daerah
8. Permenkes No.12 Tahun 2021 tentang Juknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Non
Fisik bidang Kesehatan.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2022 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
Alokasi Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2022
2. Gambaran Umum
Keberhasilan pembangunan suatu daerah, salah satunya dapat dilihat dari pencapaian
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana untuk mencapai IPM tersebut, salah satu
komponen utama yang mempengaruhinya yaitu indikator status kesehatan selain pendidikan dan
pendapatan per kapita. Dengan demikian pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya
utama untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang pada gilirannya mendukung
percepatan pembangunan nasional.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan sumber daya manusia
dalam rangka mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan bathin, yang
salah satu indikatornya adalah tingginya derajat kesehatan dan tingginya mutu kehidupan.
Pembangunan manusia seutuhnya harus mencakup aspek jasmani dan kejiwaan, disamping aspek
spiritual. Oleh karena itu pembangunan kesehatan ditujukan guna mewujudkan manusia yang
sehat, cerdas, produktif dan mempunyai daya saing yang tinggi.
Salah satu Strategi Pembangunan Kesehatan Nasional dan Propinsi Sumatera Barat yang
tertuang dalam RPJMD tahun 2021-2026 yaitu: “Menjamin Ketersediaan dan Pemerataan
Sumber Daya Kesehatan” dengan menerapkan pembangunan daerah berwawasan kesehatan,
yang berarti setiap upaya program pembangunan harus mempunyai kontribusi positif terhadap
terbentuknya lingkungan dan perilaku yang sehat. Keadaan ini dapat dicapai dengan peningkatan
sarana dan prasarana pelayanan kesehatan serta penerapan tekhnologi kesehatan secara tepat oleh
petugas-petugas kesehatan yang didukung oleh peran serta aktif dari semua unsur dan masyarakat.
Pelaksanaan pembangunan kesehatan berdasarkan Tujuan Dinas Kesehatan Kabupaten
Pesisir Selatan: “Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan”,
telah berhasil menetapkan dasar-dasar, strategi dan paradigma pembangunan kesehatan yang baru
yaitu :”Paradigma Sehat” yang inti pokoknya menekankan pentingnya kesehatan sebagai hak
azazi manusia, kesehatan sebagai investasi bangsa, dan kesehatan menjadi titik sentral
pembangunan nasional dan daerah.
Dalam rangka melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan kesehatan di Kabupaten Pesisir Selatan, diperlukan tolok ukur dan penilaian
indikator kinerja sesuai dengan Renstra SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2021-2026 juga
merupakan sinergisitas perencanaan Pembangunan Kesehatan Nasional dan Rencana Strategis
(Renstra) Kementerian Kesehatan RI Tahun 2020-2024 serta berpedoman juga pada Rencana
Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat Tahun 2021-2026 dengan
penekanan pada pencapaian sasaran Prioritas Nasional, Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bidang Kesehatan dan Sustainable Development Goals (SDGs) Tahun 2030 serta didasari
RPJMD Kabupaten Pesisir Selatan dalam bentuk laporan pertanggung jawaban pelaksanaan
program dan kegiatan pembangunan kesehatan Tahun 2022 sesuai dengan Rencana Kerja
(RENJA) SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan dan indikator penetapan kinerja
(TAPKIN) Tahun 2023
Pencapaian program dan kegiatan yang ada di Dinas Kesehatan didukung dengan Dana
Bantuan Operasional Kesehatan yang mana berasal dari APBN Kementerian Kesehatan, untuk itu
rincian kebutuhan kegiatan yang diusulkan pada tahun 2023 untuk BOK Puskesmas Kabupaten
Pesisir Selatan sebagai berikut :
G. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat yaitu ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir, kader posyandu, tokoh
masyarakat, lintas sektor dan lain-lain di wilayah Puskesmas Air Haji
Sismaimulyani, S.ST
NIP. 19690502 199101 2 001