Tanya Jawab Hakim
Tanya Jawab Hakim
1. Apa yang menyebabkan hakim memilih pasal 303 KUHP sebagai putusan dalam perkara judi
online?
= Ada beberapa pertimbangan yang memang tidak dicantumkan dalam putusannya, pertimbangan
pertama karna memang bentuk dakwaan yang di sampaikan oleh penuntut umum ke hadapan
hakim itu menggunakan pasal 303 KUHP, dimana seorang hakim wajib berpatokan dalam hal
pembuktian suatu tindak pidana itu wajib berpedoman pada dakwaan atau pasal yang di
dakwakan oleh jaksa penuntut umum, hakim hanya menilai dari dakwaan tersebut. Kemudian
pertimbangan kedua, bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam pasal 303 sudah dipenuhi dalam
perbuatan terdakwa dan ancamannya lebih ringan dibandingan dengan UU ITE. Ada beberapa
hakim yang kadang-kadang untuk mempertimbangkan kemanusiaan atau keadaan ekonomi
daerah setempat lebih memilih menggunakan pasal 303 dengan ancaman yang lebih rendah dalam
halmemutus suatu perkara perjudian yang memang dilakukan dengan menggunakan ITE. Jadi ada
beberapa pertimbangan-pertimbangan yang di pakai baik oleh polisi untuk menerapkan dalam
penyidikannya maupun oleh jaksa dalam dakwaan dan tuntutannya dan hakim dalam
menjatuhkan putusan dalam perkara 185 yang digunakan itu dakwaan tunggal. Jadi hakim
memang hanya akan mempertimbangkan dakwaan yang disampaikan oleh jaksa penuntut umum
dengan pasal 303.
5. Kenapa perjudian online tidak dibuatkan regulasi/aturan khusus? Sebab, didalam pasal 303
KUHP tersebut tidak terdapat unsur media elektronik/internet.
= Itu sudah di atur dalam UU ITE sendiri dalam pasal 27 ayat 2 yang berbunyi SETIAP ORANG
YANG DENGAN SENGAJA TANPA HAK MENDISTRIBUSIKAN, MENTRANSMISIKAN,
DAN ATAU MEMBUAT DAPAT DI AKSESNYA INFORMASI ATAU DOKUMEN
ELEKTRONIK YANG MEMILIKI MUATAN PERJUDIAN, namun memang perlu dipertegas
lagi dengan mensadur ketentuan pasal 303 KUHP karna disitu tidak mencantumkan unsur
memainkan atau melaksanakan perjudian online melalui ITE. Mungkin hanya sekedar informasi
atau dokumen saja, jadi memang agak" riskan untuk digunakan dalam menjerat para penjudi
online atau tidak pas begitu. Dan mengapa tidak dibuatkan aturan yang lebih tegas? itu ditujukan
kepada pemerintah dan pembuat undang-undang yaitu DPR RI.
6. Apakah ada tinjauan yuridis/putusan sebelumnya terkait pertimbangan hakim dalam mengambil
putusan?
= Tidak semua putusan itu kita harus merujuk pada yang namanya yurispudensi atau putusan
hakim terdahulu. Namun juga tidak ada larangan kepada hakim untuk mengambil rujukan
putusan-putusan terdahulu karena untuk menjadi yurispudensi juga melewati beberapa prosedur
yang harus dilewati untuk dijadikan sebagai yurispudensi, namun sifatnya di indonesia tidak
wajib kita mengikuti yurispudensi atau putuaan hakim terdahulu