Anda di halaman 1dari 3

101

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penulis menari kesimpulan sebagai berikut:

1. Hakim dalam mengadili dan menjatuhkan hukuman pada Putusan Nomor :

/Pid.Sus/2017/PN Sag terlalu mengedepankan penerapan undang undang No 35

tahun 2009 tanpa mempertimbangkan Pasal 48 KUHP sebagai alasan pemaaf atau

alasan pembenar sehingga membuat putusan seolah olah tidak mempertimbangkan

rasa kemanusiaan.

2. Unsur-unsur Pasal 48 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang telah dibuktikan

dalam putusan Nomor 111/Pid.Sus/2017/Pn.Sag adalah adanya suatu peristiwa

konkret, yaitu adanya pertentangan-pertentangan antara kepentingan hukum dengan

kewajiban hukum yang dialami oleh Fidelis, dari kepentingan dan kewajiban hukum

tersebut Fidelis dihadapkan dengan mana diantara kewajiban dan kepentingan hukum

yang dihadapi yang dalam keadaan darurat apabila tanpa suatu pengorbanan maka

akan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa .

B. SARAN

1. Pada Hakim:

Sebaiknya Pengadilan Negeri Sanggau memutuskan Fidelis Arie Suderwato lepas

dari seluruh tuntutan hukum. Karena meskipun apa yang dilakukannya adalah

perbuatan yang melanggar hukum yang berlaku, namun perbuatan tersebut

didorong oleh keadaan darurat. Seharusnya hakim tidak menyalah-artikannya

dengan mengidentikkan hukum sebagai norma yang bersifat memaksa dan

mengandung sanksi. Jika hukum hanya mengandung paksaan saja, sudah dapat

dipastikan jika seseorang melakukan suatu perbuatan yang tidak sesuai dengan
102

kaidah hukum maka ia akan langsung mendapatkan sanksi tanpa

mempertimbangkan hal-hal lain yang ada pada dirinya. Akibatnya, hukum hanya

akan dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan, bahkan akan dianggap tidak

melindungi dan tidak menghormati harkat dan martabat manusia.

2. Pada Pemerintah:

Pemerintah Indonesia seharusnya dapat meninjau kembali regulasi mengenai

pengaturan dan pemanfaatan Narkotika Golongan I yang tercantum dalam

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 serta mendorong agar dapat ditelitinya

manfaat ganja sebagai pengobatan. Dengan dilakukan penelitian tentunya akan

diketahui apakah ganja memamng memiliki manfaat bagi kesehatan atau tidak,

sehingga tidak perlu terulang kembali kejadian yang serupa menimpa Fidelis.

Pemerintah Indonesia dan juga aparat penegak hukum jangan terkesan

mengedepankan upaya penindakan yang punitif terhadap warganya yang

kedapatan melanggar norma hukum yang ada. para pencari keadilan kerap

mengalami kesulitan untuk memahami jalan pikiran para penegak hukum dalam

penyelesaian masalah-masalah hukum yang diajukan kepada mereka. Hal ini

disebabkan, penyelesaian masalah-masalah hukum masih mengesampingkan

segala fakta-fakta yang dinilai ekstra legal yang tidak masuk dalam skema aturan

hukum. Artinya, dari semua fakta-fakta yang mengiringi peristiwa hukum, oleh

penegak hukum akan disaring untuk kemudian diidentifikasi mana yang

merupakan fakta-fakta hukum dan mana pula yang bukan fakta hukum. Dalam

hal ini, hanya yang merupakan fakta hukum lah yang menjadi pegangan para

penegak hukum.
103

Anda mungkin juga menyukai