SKRIPSI
Oleh:
Gonggo Iswahyudi
E1A113090
FAKULTAS HUKUM
PURWOKERTO
2018
i
KAJIAN YURIDIS TERHADAP PENERAPAN PASAL 48 KITAB UNDANG UNDANG
Skripsi
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Oleh:
Gonggo Iswahyudi
E1A113090
FAKULTAS HUKUM
PURWOKERTO
2018
ii
iii
SURAT PERNYATAAN
Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat ini adalah betul-betul hasil karya
saya sendiri dan tidak menjiplak hasil karya orang lain maupun dibuatkan
tersebut diatas, maka saya bersedia dikenakan sanksi apapun dari fakultas.
GONGGO ISWAHYUDI
E1A113090
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena hanya
2. Prof. Dr. Ade Maman Suherman S.H., M.Sc. selaku Dekan Fakultas
Hukum Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto beserta para
Pembantu Dekan dan seluruh jajarannya.
3. Dr. Noor Aziz Said S.H., M.S. selaku Dosen Pembimbing I Skripsi,
atas segala bantuan, arahan, dukungan dan masukan yang telah
diberikan selama penulisan skripsi ini.
v
5. Dr. Setya Wahyudi S.H., M.H. selaku Dosen Penguji Skripsi, atas
segala bantuan, arahan, dukungan masukan dan kebaikan yang telah
diberikan dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.
7. Kedua orang tua Welas Budiyanto S.pd dan Habibah yang dengan
kasih sayang dan dukungannya memberikan semangat dan dorongan
yang tak terhingga pada penulis.
8. Kakakku dan adekku tersayang Fajar Dedi Isnanto, Neni Fajri Hastuti
dan Woro Yanuarti yang selama ini selalu memberikan dukungan dan
kebahagiaan.
11. Teman teman LPPPSLH , Mba mulyani kusumawati, Mas aji, Mba
diyah .
Penulis
vi
KAJIAN YURIDIS TERHADAP PENERAPAN PASAL 48 KITAB UNDANG UNDANG
HUKUM PIDANA TENTANG KEADAAN DARURAT DALAM PUTUSAN NOMOR
111/PID.SUS/2017/PN SAG TAHUN 2017
ABSTRAK
Dalam kasus Fidelis yang ditangkap sebab kedapatan menanam ganja dibelakang
rumahnya untuk pengobatan penyakit Syringomyelia yang diderita sang istri Yeni Riawati ,
Hakim seolah menganggap hukum positif sebagai satu-satunya sumber hukum yang sah dan
paling benar dengan menafikan fakta lain atau fakta non hukum yang tersembunyi di
baliknya. Padahal tujuan dicipataknnya hukum itu sendiri adalah untuk menciptakan
kedamaian, tidak hanya ketertiban tetapi juga kesebandingan. cita-cita hukum sebagaimana
yang diinginkan hanya menyentuh pada taraf ketertiban, namun mengesampingkan
kesebandingan, sehingga tujuan diselenggarakannya hukum itu belum terwujud.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui penerapan unsur-unsur Pasal 48 Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana tentang keadaann darurat dalam perkara pidana
Nomor111/Pid.Sus/2017/Pn.Sag dan untuk mengetahui dasar pertimbangan hukum hakim
dalam penjatuhan pidana pada putusan perkara pidana Nomor: 111/Pid.Sus/2017/Pn.Sag.
Metode penelitian menggunakan pendekatan yuridis normatif. Data yang diperoleh akan
dianalisa dengan menggunakan metode normatif kualitatif.
Kesimpulan hasil penelitian Hakim dalam mengadili dan menjatuhkan hukuman
pada Putusan Nomor : /Pid.Sus/2017/PN Sag terlalu mengedepankan penerapan Pasal
116 Undang-Undang No 35 tahun 2009 tanpa mempertimbangkan Pasal 48 KUHP sebagai
alasan pemaaf atau alasan pembenar sehingga membuat putusan seolah olah tidak
mempertimbangkan rasa kemanusiaan. Kemudian Unsur-unsur Pasal 48 Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana yang telah dibuktikan dalam putusan Nomor
111/Pid.Sus/2017/Pn.Sag adalah adanya suatu peristiwa konkret, yaitu adanya pertentangan-
pertentangan antara kepentingan hukum dengan kewajiban hukum , dari kepentingan dan
kewajiban hukum tersebut dihadapkan dengan mana diantara kewajiban dan kepentingan
hukum yang dihadapi yang dalam keadaan darurat apabila tanpa suatu pengorbanan maka
akan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa .
vii
ABSTRACT
Fidelis got caught because he plant canabis in his backyard for his wive, Yeni Riawati’s
medicine that has Syringomyelia ill. The judges assume positive law as the only legitimate and
most correct source law source. They ignored the other fact or non-law fact behind. Even though
the purpose of the law is to create peace, not just public order but also the public balance. The
purpose of law here just has public order, but ignored the public balance, so the purpose has not
fully materialized.
The purpose of this research is to know the implementation of Article 48 Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana’s elements about exigency in criminal case Number
111/Pid.Sus/2017/Pn.Sag and to know the judges’s law base consideration in giving decision on
in criminal case Number 111/Pid.Sus/2017/Pn.Sag. The research method is using yuridicial
normative approach. The obtained data would analized with using normative kualitative
methode.
The the judges in adjudicate decision number: /Pid.Sus/2017/PN.Sag were too put
forward the implementation of Article 116 Undang-Undang No 35 tahun 2009 without
consider Article number 48 KUHP as forgiving reason or justifier reason. It makes the judges’s
decision were not consider the humanity. Then, the elements of Article number 48 KUHP in
judges’s decision number: 111/Pid.Sus/2017/Pn.Sag, there is a concrete events that is conflicts
between law interest and law responsibility, this conflicts should facing the exigency when if
without the medicine, it will get fatalities.
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK …………………………………………………………………… vi
BAB I PENDAHULUAN
ix
B. Tinjauan Umum Tentang Putusan Hakim …………………... 20
B. Pembahasan................................................................................ 80
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................... 92
B. Saran ......................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut Kamus Sejarah Indonesia, cannabis sativa atau ganja berasal dari Laut
Kaspia, tetapi dilaporkan berasal dari Jawa pada abad ke-10.1 Kamus tersebut
mengemukakan bahwa ganja digunakan sebagai sumber serat dan minuman keras, meskipun
penggunaannya tidak seumum konsumsi tembakau, opium atau betel. Sebagaimana dicatat
oleh sejumlah penulis Belanda selama masa penjajahan di wilayah Aceh, ganja atau bang
dijadikan sebagai agen pemabukan yang daunnya dicampur dan dibakar dengan tembakau.
Ganja sering kali dikenal sebagai zat yang bisa menambah nafsu makan dan secara
bersamaan juga berfungsi sebagai pengganti opium, terdapat juga laporan bahwa daun ganja
yang dicincang terkadang direndam dalam air, dikeringkan, dilinting di dalam daun palem
nipa dan dibakar seperti rokok. Konon, daun ganja kering yang dibungkus dengan daun
jagung atau daun pisang dapat menghasilkan efek yang lebih kuat.2
narkotika sejak Indonesia meratifikasi the United Nations Single Convention on Narcotics
Drugs tahun 1961 oleh Indonesia pada tahun 1967, yakni Undang-Undang Nomor 9 Tahun
1976, Undang-Undang Nomor. 22 Tahun 1997, dan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009
lama dianggap sudah tidak lagi memadai untuk mengahadapi berbagai perkembangan terkait
persoalan Narkotika yang semakin lama semakin kompleks. Sebagai contoh, dua undang-
undang yang terdahulu, Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1976 dan Undang-Undang Nomor
22 Tahun 1997, menempatkan para pengguna narkotika sebagai para pelaku tindak
1
R. and Kahin dalam Transnasional Institute. A Historical Dictionary of Indonesia. hlm.
2.https://www.tni.org/files/publication-downloads/dpb_44_web_def_bahasaindonesia.pdf., diakses tanggal 24 Agustus2017.
2
Boorsma, W. G. dalam ibid.,
1
kejahatan. Sebagai kriminal, secara otomatis sanksi hukum yang dijatuhkan oleh pengadilan
pandang PBB atau United Nations seputar narkotika, maupun berbagai perkembangan
pemahaman tentang narkotika yang terjadi dalam perspektif Hak Asasi Manusia, maka
narkotika adalah tindakan yang keliru. Perubahan atau perkembangan inilah yang kemudian
menempatkan para pengguna dalam perspektif korban. Perpektif ini dengan demikian
memandang para korban tersebut harus direhabilitasi, sedangkan rehabilitasi tersebut harus
Berbeda dengan apa yang terjadi pada Fidelis Arie Sudewarto, laki-laki yang berasal
dari Sanggau, Kalimantan Barat ini ditangkap oleh Badan Narkotika Nasional Kabupaten
untuk selanjutnya disebut BNKK Sanggau karena menanam pohon ganja di kebun miliknya
untuk pengobatan sang istri Yeni Riawati, yang didiagnosa mengidap penyakit di sum-sum
tulang belakang (Syringomyelia). Fidelis yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di
Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat itu telah melakukan segala cara demi untuk
kesembuhan istrinya dari mulai pengobatan alternatif hingga melakukan upaya operasi di
berbagai rumah sakit, namun penyakit sang isteri tak kunjung sembuh dan justru semakin
bertambah parah.
Tidak menyerah sampai disitu Fidelis tidak berhenti berusaha mencari solusi guna
kesembuhan isterinya. Fidelis mencari cara melalui situs media asing, setelah dilakukan
beberapa pencarian ia menemukan di situs web blogger yang ditulis oleh Christina Evans
seorang ibu dengan dua orang anak yang tinggal di Delta British Colombia, Kanada. Sejak
tahun 2013, Christina Evans telah didiagnosa menderita penyakit Syringomyelia. Selama
beberapa tahun, dia menderita karena Syringomyelia yang dideritanya. Bahkan, obat-obatan
3
Tim Lingkar Ganja Nusantara, Sekarang Aku Besok Kamu!, Lingkar Ganja Nusantara , Tanggerang , 2014 , hlm 9.
2
dari dokter dengan dosis maksimum yang dikonsumsinya tidak mampu menyembuhkan
ganja. Semenjak menggunakan ekstrak ganja, hidupnya kembali normal. Ia bisa mengurusi
keluarga dan dapat bekerja di salah satu studio yoga. Apa yang dilakukan oleh Christina
Evans dilakukan atas rekomendasi dari dokter pribadinya di Fraser Medical Clinic di
Kanada.
Dari informasi yang diperoleh Fidelis melalui Christina Evans bahwa ekstrak daun
cannabis sativa atau ganja yang bisa meringankan sakit nyeri yang dirasakan sang istri,
Fidelis berharap ada keajaiban setelah mengkonsumsi ganja tersebut. Mengetahui bahwa
daun ganja bukan merupakan hal yang legal di konsumsi di Indonesia Fidelis pun
menyakinkan dirinya dengan mencari tahu lebih banyak informasi mengenai khasiat dari
ekstrak ganja, dari pertemuanya dengan Christina Evans membuatnya bisa mengenal
beberapa ilmuan yang meneliti khasiat daun ganja seperti Dr. Raphael Mechoulam dari
Research Group Italy, Dr. Christina Sanchez dari Compultense University di Madrid,
Spanyol, Dr. Kirsten Müller-Vahl, MD dari Hannover Medical School (MHH), Jerman, Dr.
Donald P. Tashkin dari University of California, Amerika Serikat, Dr Aymen I Idris, MSc,
PhD dari University of Edinburgh, Inggris, dan masih banyak peneliti lain.
Setelah memperoleh informasi yang cukup kuat dari beberapa ilmuan Fidelis pun
memutuskan untuk memulai menanam ganja di pekarangan rumahnya dengan di pandu oleh
Emily Grand, seorang botanical steel di Kanada yang memilihkan lampu agar klorofil A dan
klorofil B pada tanaman dapat bekerja secara maksimal, kemudian Rick Simpson yang
memberikan panduan mengenai mengekstrak ganja dengan proses moserasi yang sangat
sederhana dan dapat dilakukan sendiri di rumah, melakukan proses dekarbolisasi untuk
3
yang berfungsi sebagai obat analgesik, antibakteri, antikanker, antispasmodic, appetit
Sebelum sempat menyembuhkan sang istri, Fedelis tertangkap tangan oleh Badan
Narkotika Nasional Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat dengan barang bukti 39 batang
ganja yang ia tanam. Setelah 32 hari di tahan polisi, karena tak mendapatkan pengobatan
Fidelis ditahan oleh pihak Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Sanggau
sejak 19 Februari 2017 hingga akhirnya diputuskan bersalah melanggar Pasal 111 dan Pasal
116 Undang-Undang Nomor 35 tentang Narkotika oleh hakim Pengadilan Negeri Sanggau
pada dua Agustus 2017 dengan jatuhi hukuman delapan bulan penjara , denda sebesar satu
penafsiran yang dilakukan oleh Hakim terhadap Pasal 48 KUHP diperlukan pengetahuan
dan pemahaman yang sejalan dengan ketentuan yang tertuang dalam KUHP. Hal ini
dikarenakan masalah tindak pidana yang beragam tersebut dipahami melalui sudut pandang
yang tertentu, yang meliputi pengertian, ruang lingkup, unsur-unsur serta sanksi yang perlu
diketahui dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Hukum pidana yang
berupa aturan tertulis itu disusun, dibuat dan diundangkan untuk diberlakukan sebagai
hukum positif (ius constitutum), namun akan menjadi lebih efektif dan dirasakan dapat
mencapai rasa keadilan serta kepastian hukum apabila penerapannya sesuai dengan yang
dimaksud oleh pembentuk undang-undang, mengenai apa yang tertulis dalam kalimat-
kalimat itu. Hukum pidana hendaknya dipertahankan sebagai sarana untuk “social defence”
4
http://regional.kompas.com/read/2017/07/24/07120771/ini-isi-nota-pembelaan-fidelis-yang-membuat-haru-
pengunjung-sidang?page=all, , diakses pada tanggal 24 Januari 2018
5
Ismu Gunadi dan Jonaedi Efendi, Cepat dan Mudah Memahami Hukum Pidana, Prenada Media Group, Jakarta,
2014, hal 11.
4
memulihkan kembali (rehabilitatie) si pembuat tanpa mengurangi keseimbangan
B. RUMUSAN MASALAH
2. Apa unsur-unsur Pasal 48 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang telah dibuktikan
C. KERANGKA TEORI
a. Teori Keadilan
melakukan sesuatu tidakan yang diperlukan untuk menjaga ikatan sosial dan mencapai
tujuan kehidupan bersama atau sebaliknya agar tidak melakukan suatu tindakan yang
dapat merusak tatanan keadilan. Jika tindakan yang diperintahkan tidak dilakukan atau
suatu larangan dilanggar, tatanan sosial akan terganggu karena terciderainya keadilan.
Setiap pelanggaran akan mendapatkan sanksi sesuai dengan tingkat pelanggaran itu
sendiri.6
konsep keadilan terkandung makna perlindungan hak, persamaan derajat dan kedudukan
6
Moh. Mahfud MD, Penegakan Hukum DanTata Kelola Pemerintahan Yang Baik, Bahan pada Acara Seminar
Nasional, Saatnya Hati Nurani Bicara yang diselenggarakan oleh DPP Partai HANURA. Mahkamah Konstitusi Jakarta, 8
Januari 2009.
5
di hadapan hukum, serta asas proporsionalitas antara kepentingan individu dan
kepentingan sosial. Sifat abstrak dari keadilan adalah karena keadilan tidak selalu dapat
dilahirkan dari rasionalitas, tetapi juga ditentukan oleh atmosfir sosial yang dipengaruhi
oleh tata nilai dan norma lain dalam masyarakat. Oleh karena itu keadilan juga memiliki
sifat dinamis yang kadang-kadang tidak dapat diwadahi dalam hukum positif.7
b. Teori Kepastian
Kepastian hukum sebagai salah satu tujuan hukum dapat dikatakan sebagai
bagian dari upaya mewujudkan keadilan. Bentuk nyata dari kepastian hukum adalah
pelaksanaan atau penegakan hukum terhadap suatu tindakan tanpa memandang siapa
yang melakukan. Dengan adanya kepastian hukum setiap orang dapat memperkirakakan
apa yang akan dialami jika melakukan tindakan hukum tertentu. Kepastian diperlukan
Kepastian merupakan ciri yang tidak dapat dipisahkan dari hukum, terutama
untuk norma hukum tertulis. Hukum tanpa nilai kepastian akan kehilangan makna
karena tidak dapat lagi digunakan sebagai pedoman perilaku bagi setiap orang.
Kepastian sendiri disebut sebagai salah satu tujuan dari hukum sebagai pedoman
perilaku bagi setiap orang. Kepastian sendiri disebut sebagai salah satu tujuan dari
hukum.9
Kata ”kepastian” berkaitan erat dengan asas kebenaran, yaitu sesuatu yang secara
hukum positif ditempatkan sebagai premis mayor, sedangkan peristiwa konkret menjadi
premis minor. Melalui sistem logika tertutup akan serta merta dapat diperoleh
konklusinya. Konklusi itu harus sesuatu yang dapat diprediksi, sehingga semua orang
7
Moh. Mahfud MD, Ibid.,
8
Bolmer Hutasoit, Artikel Politik Hukum : Tujuan Hukum Menurut Gustav Radbruch,
htps://bolmerhutasoit.wordpress.com /, diakses pada tanggal 14 Desember 2017
9
Memahami Kepastian (Dalam) Hukum https://ngobrolinhukum.wordpress.com/2013/02/05/memahamikepastian,
diakses pada tanggal 14 Desember 2017
6
wajib berpegang kepadanya. Dengan pegangan inilah masyarakat menjadi tertib. Oleh
ketentuan hukum yang berlaku, sebaliknya tanpa ada kepastian hukum maka seseorang
salah apabila Gustav Radbruch mengemukakan kepastian sebagai salah satu tujuan dari
hukum. Kepastian hukum merupakan sesuai yang bersifat normatif baik ketentuan
maupun keputusan hakim. Kepastian hukum merujuk pada pelaksanaan tata kehidupan
yang dalam pelaksanaannya jelas, teratur, konsisten, dan konsekuen serta tidak dapat
masyarakat.11
c. Teori Kemanfaatan
politik, ekonomi, dan legal secara moral, dengan kata lain bagimana menilai suatu
kebijakan publik yang mempunyai dampak kepada banyak orang secara moral. Dasar
yang paling objektif adalah dengan melihat apakah suatu kebijakan atau tindakan
tertentu membawa manfaat atau hasil yang berguna atau, sebaliknya kerugian bagi
Bila dikaitkan baik buruknya hukum harus diukur dari baik buruknya akibat
yang dihasilkan oleh penerapan hukum itu. Suatu ketentuan hukum baru bisa di nilai
jika penerapannya menghasilkan akibat-akibat yang tidak adil, kerugian, dan hanya
10
Sidharta Arief, Meuwissen Tentang Pengembanan Hukum, Ilmu Hukum, Teori Hukum dan Filsafat Hukum, PT
Refika Aditama, Bandung, 2007, hlm. 8
11
Nur Agus Susanto, Dimensi Aksiologis Dari Putusan Kasus “ST” Kajian Putusan Peninjauan Kembali Nomor 97
PK/Pid.Sus/2012, Jurnal Yudisial Vol. 7 Nomor 3 Desember 2014.
12
Sonny Keraf, Etika Bisnis Tuntunan dan Relevansinya, Kanisius, Yogyakarta, 1998, hal. 93-94
7
memperbesar penderitaan. Sehingga tidak salah tidak ada para ahli menyatakan bahwa
teori kemanfaatan ini sebagai dasar-dasar ekonomi bagi pemikiran hukum. Prinsip
utama dari teori ini adalah mengenai tujuan dan evaluasi hukum. Tujuan hukum adalah
kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi sebagian terbesar rakyat atau bagi seluruh
rakyat, dan evaluasi hukum dilakukan berdasarkan akibat-akibat yang dihasilkan dari
proses penerapan hukum. Berdasarkan orientasi itu, maka isi hukum adalah ketentuan
Pemidanaan bisa diartikan sebagai tahap penetapan sanksi dan juga tahap
pemberian sanksi dalam hukum pidana. Kata pidana pada umumnya diartikan sebagai
karena telah berbuat jahat tetapi agar pelaku kejahatan tidak lagi berbuat jahat dan orang
lain takut melakukan kejahatan serupa.Pemidanaan itu sama sekali bukan dimaksudkan
sebagai upaya balas dendam melainkan sebagai upaya pembinaan bagi seorang pelaku
Aliran ini yang menganggap sebagai dasar dari hukum pidana adalah alam
pikiran untuk pembalasan (vergelding atau vergeltung). Teori ini dikenal pada akhir
Stahl, dan Leo polak.Menurut Kant, pembalasan atau suatu perbuatan melawan
hukum adalah suatu syarat mutlak menurut hukum dan keadilan, hukuman mati
Immanuel Kant yang mengatakan “fiat justitia ruat coelum” (walupun besok dunia
13
Lili Rasjidi dan I.B Wyasa Putra, Hukum sebagai Suatu Sistem, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1993, hal. 79-80.
14
Amir Ilyas, Asas-Asas Hukum Pidana, Memahami Tindak Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana Sebagai Syarat
Pemidanaan,hlm. 95 dalam http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/7180, diakses tanggal 18 Januari 2018, hlm. 95
15
Ahmad Nindra Ferry dalam ibid, hlm. 98.
8
akan kiamat, namun penjahat terakhir harus menjalankan pidananya). Immanuel
Doktrin lain dari teori pembalasan ini yaitu Hegel yang mengatakan bahwa
tantangan kepada hukum dan keadilan. Karena itu, menurutnya penjahat harus
bahwa :17
Hukum adalah suatu aturan yang bersumber pada aturan Tuhan yang diturunkan
melalui pemerintahan negara sebagai abdi atau wakil Tuhan di dunia ini, karena
itu negara wajib memelihara dan melaksanakan hukum dengan dengan cara
setiap pelanggaran terhadap hukum wajib dibalas setimpal dengan pidana
terhadap pelanggarnya.
bahwa hanya dengan mengadakan ancaman pidana saja tidak akan memadai,
Mengenai cara mencapai tujuan itu ada beberapa paham yang merupakan
aliran-aliran dari teori tujuan yaitu prevensi khusus dan prevensi umum. Prevensi
mempengaruhi tingkah laku terpidana untuk tidak melakukan tindak pidana lagi.
Pengaruhnya ada pada diri terpidana itu sendiri dengan harapan agar siterpidana
dapat berubah menjadi orang yang lebih baik dan berguna bagi masyarakat.Menurut
Anslm Fuerbach ancaman hukuman itu harus harus dapat mencegah niat orang untuk
16
Sanusi, Teori Pemidanaan-Teori Pembalasan, dalam http://www.pengantarhukum.com/teori-pemidanaan-teori-
pembalasan.html, diakses tanggal 18 Januari 2018.
17
Adami Chazawi, dalam loc.cit.,
18
Sanusi, Teori Pemidanaan-Teori Tujuan, dalam http://www.pengantarhukum.com/teori-pemidanaan-teori-tujuan.html,
diakses tanggal 18 Januari 2018.
9
melakukan tindak pidana, dalam arti apabila bahwa orang melakukan kejahatan
mereka pasti dikenakan sanksi pidana, maka mereka pasti akan mengurungkan niat
laku anggota masyarakat untuk tidak melakukan tindak pidana. Menurut Van Hamel
bahwa teori pencegahan umum ini ialah pidana yang ditujukan agar orang-orang
Disamping teori absolut dan teori relatif tentang pemidanaan, muncul teori
ketiga yang di satu pihak mengakui adanya unsur pembalasan dalam hukum pidana,
akan tetapi di pihak lain juga mengakui pula unsur prevensi dan unsur memperbaiki
penjahat yang melekat pada tiap pidana.20 Dasar pemikiran teori gabungan adalah
bahwa pemidanaan bukan saja untuk masa lalu tetapi juga untuk masa yang akan
datang, karenanya pemidanaan harus dapat memberi kepuasan bagi hakim, penjahat
mutlak yang diwujudkan dalam pembalasan, tetapi yang berguna bagi masyarkat.
Dasar tiap-tiap pidana ialah penderitaan yang berat sesuai dengan beratnyaperbuatan
yang dilakukan oleh terpidana. Tetapi sampai batas mana beratnya pidana dan
beratnya perbuatan yang dilakukan oleh terpidana dapat diukur, ditentukan oleh apa
Selain teori absolut, teori relatif, dan teori gabungan dalam pemidanaan, dikenal
19
Amir Ilyas, op.cit., hlm. 100
20
Ibid., hlm. 101
21
Sanusi, Teori Pemidanaan-Teori Gabungan, dalamhttp://www.pengantarhukum.com/teori-pemidanaan-teori-
gabungan.html, diakses pada tanggal 18 Januari 2018.
22
Amir Ilyas, op.cit., hlm. 103
23
Ibid., hlm. 104-105
10
a. Deterrence, yakni menjera atau mencegah sehingga baik terdakwa sebagai
individual maupun orang lain yang potensial menjadi penjahat akan jera atau takut
bagi yang mengritik teori ini mengatakan bahwa sangat kurang adil jika untuk
baik dan berguna bagi masyarakat. Masyarakat akan memperoleh keuntungan dan
tiada seorangpun yang merugi jika penjahat menjadi baik. Reformasi perlu
pelanggar hukum dari masyarakat berarti masyarakat itu akan menjadi lebih aman.
Jadi ada juga kaitannya dengan sistem reformasi, jika dipertanyakan berapa lama
terpidana harus diperbaiki dalam penjara yang bersamaan dengan itu ia tidak
dari perampok bersenjata dan pendorong dari pada orang yang melakukan
penggelapan. Bagi terpidana seumur hidup dan pidana mati, berarti ia harus
a. Teori Retribution, yaitu terdiri dari dua versi. Versi pertama yaitu revenge theory
Sedangkan yang kedua expiation theory di mana hanya dengan pidana penderitaan
seorang pelaku akan kejahatan dapat menebus dosanya, teori ini sering disebut
24
Sanusi, op.cit.,
11
b. Teori Utilitarian Prevention yang terdiri dari dua macam yaitu utilitarian
Apa yang disebut Overmacht itu oleh pembentuk undang-undang telah diatur alam
Niet van strafbaar is hij die een feit begaat wartoe hij door overmachtis gedrongen
perbuatan dibawah pengaruh dari suatu keadaan yang memaksa.25Menurut Memorie van
sebagai suatu uiwendige oorzaak van ontoerekenbaarheid atau sebagai suatu penyebab
yang datang dari luar yang membuat suatu perbuatan itu menjadi tidak dapat
dwang, elke drang,waaraan men geen weerstand kan bieden atau setiap kekuatan, setiap
paksaan, setiap tekanan, dimana terhadap kekuatan, paksaan atau tekanan tersebut orang
mengakui tentang adanya tiga macam peristiwa pokok, dimana suatu overmacht dapat
25
P.A.F Lamintang, F.T Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2014, hlm. 433
26
Ibid, hlm 434
12
c. Peristiwa-peristiwa dimana ada suatu keadaan yang biasanya disebut sebagai
nothstand, noodtoestad, atau sebagai ettat de necessite, yaitu suatu keadaan dimana
terdapat :
1) Suatu pertentangan antara kewajiban hukum yang satu dengan kewajiban hukum
yang lain;
hukum;
D. TUJUAN PENELITIAN
2. Untuk mengetahui unsur-unsur Pasal 48 Kitab Undang Undang Hukum Pidana yang telah
E. KEGUNAAN PENELITIAN
1. Kegunaan Teoritis
ilmu hukum terutama terhadap masalah yang berkaitan dengan putusan nomor Nomor
111/Pid.Sus/2017/Pn.Sag.
2. Kegunaan Praktis
13
BAB II
TINJAUAN PUSTKA
Dari literatur lama dapat kita ketahui bahwa pada saat itu tidak dibedakan secara
jelas antara narkotika an psikotropika. Setidak tidaknya pada saat itu kedua masalah
mempergunakan istilah Narcotic and Dangerous Drug (Narkotika dan obat obatan
berbahaya).27
Dalam buku Narkotika Masalah dan Bahayanya oleh M. Ridha Ma’roef (1976:14-15)
mengutip beberapa pendapat Smith Klien dan French Clinical Staff dan Biro dan Bea
Cukai Amerika Serikat menyangkut pengertian narkotika. Menurut Smith Kline dan
“Narcotic are drugs which produce insesibility or stupor due to their depresent effect
on the central nervous system. Iclued in this definition are opium, opium derivaties
Defenisi tersebut berarti Narkotika adalah zat zat (obat) yang dapat mengakibatkan
27
Sasangka Hari, Narkotika dan Psikotropika dalam hukum Pidana, Mandar Maju, Bandung,2003, hal 33
14
susunan syaraf sentral. dalam definisi narkotika ini sudah termasuk jenis candu dan
turunan candu ( morphin, codein) dan candu sintetis (meperidine dan methadone).28
Narkotika memiliki arti yang sama dengan narcosis yang berarti membius. Ada yang
mengatakan bahwa kata narkotika berasal dari bahasamYunani “narke” yang berarti
terbius sehingga tidak merasakan apa-apa.29 Selain itu juga ada yang berpendapat bahwa
kata narkotika berasal dari kata narcissus, sejenis tumbuh-tumbuhan yang mempunyai
bunga yang dapat membuat orang menjadi tidak sadar.30 Pengertian narkotika secara
yuridis diatur dalam Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang
“Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilang rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan yang dibedakan kedalam golongan-golongan
sebagaimana terlampir dalam Undang-undang ini”.
2. Sejarah Narkotika
Sejak dahulu kita telah mengenal candu sebagai salah satu jenis narkotika yang ada
dan dipergunakan oleh sebagian kecil masyarakat.31 Candu diperkirakan berasal dari
daerah timur Pegunungan Mediterania. Candu tersebut terbuat dari buah tanaman Papaver
Somniferum L., yaitu sejenis tanaman perdu liar yang tumbuh dengan subur di daerah
pegunungan tersebut. Pada mulanya dari tanaman tersebut diambil bijinya untuk dipakai
Kebiasaan mengisap candu yang menjadi ciri khas di kawasan Timur Jauh belum
dikenal orang sampai penemuan Benua Amerika oleh Columbus tahun 1492, sebab
kebiasaan merokok juga tidak dikenal oleh penduduk Dunia Lama di Daratan Asia dan
Afrika. Kesukaan mengisap candu baru menjadi masalah besar di Cina setelah Cina
28
Ibid.,
29
Soedarto, Kapita Selekta Hukum Pidana, Bandung : PT. Alumni, 1981, hlm. 36.
30
Ibid., hlm. 35.
31
Rachman Hermawan S., Penyalahgunaan Narkotika Oleh Para Remaja, Bandung : Eresco, 1987, hlm. 7
32
Loc.Cit.,
15
menjadi sasaran utama perdagangan candu oleh maskapai Inggris, British East India
Tahun 1790, BEIC berhasil menjual candu ke Cina. Pada tahun 1838 terjadi perang
candu I setelah candu gelap Inggris dibatalkan oleh Cina. Perang antara Cina dan Inggris
berlangsung kembali antara tahun 1856-1858 dengan kekalahan di pihak Cina. Akibat
kekalahan tersebut, Cina terpaksa membuka pintu dan memasukkan candu melalui
beberapa pelabuhan.
bulan November tahun 1979, dijelaskan kisah migrasi orang-orang Cina dari daerah selatan
ke negara-negara Asia Tenggara pada akhir abad ke-18 karena musim kering dan bahaya
kelaparan yang mengancam. Dengan migrasi ini kebiasaan jelek mengisap candu juga
dibawa mereka ke tempat baru. Hal ini kembali menjadi makanan empuk bagi para
penjajah dari Eropa. Akibatnya, hingga akhir abad ke-19 perdagangan candu menjadi
Bangsa mana yang pertama membawa candu ke Indonesia tidak dapat diketahui
secara pasti. Namun, diduga diperkenalkan oleh orang India, Arab, dan Cina secara
sendiri-sendiri.
3. Pengaturan Narkotika
Pada masa ini pengaturan narkotika tidak seragam. Setiap wilayah mempunyai
33
Rachman Hermawan S, op.cit., hlm 8-9.
16
paling tua adalah Bali Regie Ordonantie yang dimuat dalam Stbl 1872 Nomor 76.
1) Morphine Regie Ordonantie (Stbl 1911 Nomor 373, Stbl 1911 Nomor 484, dan
2) Ooskust Regie Ordonantie (Stbl 1911 Nomor 494 dan 644, Stbl 1915 Nomor
255);
3) Westkust Regie Ordonantie (Stbl 1914 Nomor 562, Stbl 1915 Nomor 245);
Nomor 536.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 131 I.S., peraturan tentang obat bius Nederland
Indie disesuaikan dengan peraturan obat bius yang berlaku di Belanda (azas
Stbl 1927 Nomor 278 jo Nomor 536 tentang Verdovende Midellen Ordonantie yang
perkembangan lalu lintas dan alat-alat perhubungan serta pengangkutan modern yang
17
memadai bila tetap memakai ketentuan-ketentuan dalam Verdovende Midellen
ini adalah : 34
dalam Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 67 serta Tambahan Lembaran Negara
Narkotika,
34
Hari Sasangka, dalam ibid., hlm. 164-165
18
2) Konvensi PBB tentang Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika dan
Substances.
keresahan masyarakat.
35
Keterangan Presiden Republik Indonesia Mengenai Rancangan Undang-Undang Republik Indonesia Tentang
Narkotika, http://www.legalitas.org, diakses pada tanggal 20 maret 2018.
19
perlu diberikan dasar hukum yang jelas agar lembaga-lembaga tersebut
Presiden.
yang merupakan zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan
Nomor 35 Tahun 2009 dan Lampiran mengenai jenis Psikotropika Golongan I dan
20
Putusan adalah hasil atau kesimpulan dari sesuatu yang telah dipertimbangkan dan
Demikian dimuat dalam buku Peristilahan dalam Praktik yang dikeluarkan Kejaksaan
pengadilan terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau bebas, atau lepas dari segala
tuntutan hukum dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini.”
Ada juga yang mengartikan Putusan (vonnis) sebagai Vonnis tetap (definitief)
(Kamus istilah Hukum Fockema Andreae). Rumusan-rumusan yang kurang tepat terjadi
sebagai akibat penerjemahan ahli bahasa yang bukan ahli hukum. Sebaliknya, dalam
penggunaan istilah-istilah. Mengenai kata Putusan yang diterjemahkan dari vonis adalah
hasil akhir dari pemeriksaan perkara di sidang pengadilan. Ada juga yang disebut
interlocutoire yang diterjemahkan dengan Keputusan antara atau keputusan sela dan
Pada asasnya putusan dalam musyawarah majelis hakim merupakan hasil permufakatan
bulat kecuali jika hal itu setelah diusahakan dengan sungguh-sungguh tidak dapat
b. Jika ketentuan tersebut huruf a tidak juga dapat diperoleh putusan yang dipilih
36
Leiden Marpaung, Proses Penanganan Perkaara Pidana (Di Kejaksaan & Pengadilan Negeri, Upaya Hukum &
Upaya Eksekusi), Jakarta, Sinar Grafika, 2010, hlm. 129.
37
Ibid., hlm. 129-130.
21
Secara khusus ketentuan sebagaimana disebutkan di atas juga diatur didalam Pasal
menyatakan bahwa :
rahasia.
atau pendapat tertulis terhadap perkara yang sedang diperiksa dan menjadi bagian
(3) Dalam hal sidang permusyawaratan tidak dapat dicapaimufakat bulat, pendapat
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung
dahulu dapat memahami secara mantap semua unsur tindak pidana yang didakwakan,
Sebagai hakim, ia harus berusaha untuk menetapkan suatu hukuman, yang dirasakan
oleh masyarakat dan si tersakwa sebagai suatu hukuman yang setimpal dan adil.
Untuk mencapai usaha ini, ia harus memperhatikan :
a. Sifat pelanggaran pidana itu (apakah itu suatu pelanggaran pidana yang berat
atau ringan);
b. Ancaman hukuman terhadap tindak pidana itu;
c. Keadaan dan suasana waktu melakukan pelanggaran pidana itu (yang
memberatkan dan meringankan);
d. Pribadi Terdakwa apakah ia seorang penajahat tulen atau seorang penajahat
yang telah berulang-ulang dihukum (recidivist) atau seorang penjahat untuk
satu kali ini saja;
e. Sebab-sebab untuk melakukan pelanggaran pidana itu;
f. Sikap Terdakwa dalam pemeriksaan perkara itu (apakah ia menyesal tentang
kesalahannya ataukah dengan keras menyangkal meskipun telah ada bukti
yang cukup akan kesalahannya);
g. Kepentingan umum.
38
Ibid., hlm. 139-140.
22
h. hukum pidana diadakan untuk melindungi kepentingan umum, yang dalam
keadaan-keadaan tertentu menurut suatu penghukuman berat pelanggaran
pidana, misalnya penyelundupan, membuat uang palsu pada waktu negara
dalam keadaan ekonomi yang buruk, merampok pada waktu banyak
terjadinya perampokan).
Andy Hamzah mengatakan, setiap keputusan hakim adalah salah satu dari tiga
kemungkinan :
b. Putusan bebas;
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Metode Pendekatan
Berdasarkan judul penelitian dan rumusan masalah, penelitian yang dilakukan termasuk
dalam kategori metode pendekatan Yuridis Normatif. Yuridis berarti penelitian yang
dilakukan oleh penulis berada dalam ranah hukum. Sedangkan Normatif karena penelitian
yang dilakukan oleh penulis mengenai penerapan Pasal 48 Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana oleh hakim dalam putusan Nomor 111/Pid.Sus/2017/Pn Sag Tahun 2017.
yang hanya meneliti bahan pustaka sehingga disebut juga penelitian hukum
penelitian hukum sejenis ini, mengkonsepkan hukum sebagai apa yang tertulis dalam
39
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, CV Rajawali, Jakarta, 1996, hlm.15
23
peraturan perundang-undangan (law in book) atau hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau
norma yang merupakan patokan perilaku manusia yang dianggap pantas dengan pendekatan
mencakup:41
Pada penelitian ini penulis lebih fokus kepada tahap sinkronisasi hukum pidana
111/Pid.Sus/2017/PnSag Tahun 2017 selain itu, penelitian ini juga melihat dari azas-azas
2. Spesifikasi Penelitian
dengan masalah dan tujuan dalam penelitian ini. Di dalam bukunya, Ronny Hanitijo
berlaku dikaitkan dengan teori-teori hukum dari praktek pelaksanaan hukum positif
3. Lokasi Penelitian
a. UPT Perpustakaan Universitas Jenderal Soedirman Jalan Prof. Dr. HR. Boenjamin
40
Ibid.,
41
Ibid., hlm. 18
42
Ronny Hanintijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum dan Jurumetri, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1999, hlm. 97.
24
b. Pusat Informasi Ilmiah Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Jalan
4. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang didapatkan secara langsung dari sumbernya.43
Penelitian ini juga menggunakan data primer dari Pengadilan Negeri Kabupaten
Sanggau, data ini berupa hasil putusan dari siding kasus narkotika yang dijatuhkan
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang di dapatkan dari bahan pustaka, yang terdiri
dari bahan hukum primer, bahan hokum sekunder, dan bahan hukum tersier.44 Pada
penelitian ini, bahan hokum dari data sekunder yang digunakan adalah:
1) Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang terdiri atas Kitab Undang
Undang Hukum Pidana dan Undang Undang No 35 tahun 2009. Selain itu
43
Ibid.,
44
OS. Yudiono, Metode Penelitian Normatif, digilib.unila.ac.id/525/8/BAB%20III.pdf, diakses pada tanggal 28
November 2017.
25
c) Undang-Undang No 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika, bab XII,
Pasal 78-100;
penelitian, dan hasil karya dari kalangan hukum. Kaitanya dengan penelitian
ini bahan hukum sekunder yang digunakan adalah hasil penelitian dan hasil
pemikiran dari kalangan hukum seperti literatur, jurnal, dan bulletin ilmiah
bidang hukum.
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti
browsing, telaah artikel ilmiah, telaah karya ilmiah sarjana, dan studi dokumen,
termasuk di dalamnya karya tulis ilmiah maupun jurnal surat kabar dan dokumen resmi
lainnya yang relevan dengan masalah yang diteliti kemudian diindentifikasi dan
Metode pengolahan data dalam penyusunan penelitian ini akan diolah dalam
bentuk uraian yang disusun secara sistematis, logis, dan rasional. Artinya data sekunder
yang diperoleh akan dihubungkan satu dengan yang lainnya dan disesuaikan dengan
pokok permasalahan yang diteliti, sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan
komprehensif.
26
7. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah
selanjutnya dianalisa secara kualitatif berdasarkan disiplin ilmu hukum pidana untuk
BAB IV
A. HASIL PENELITIAN
1. IDENTITAS TERDAKWA
Pengadilan Negeri Sanggau yang memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat
pertama dengan acara pemeriksaan biasa, telah menjatuhkan Putusan sebagai berikut
Fx Surajiyo
45
http://lp3madilindonesia.blogspot.co.id/2011/01/divinisi-penelitian-metode-dasar.html . diakses tanggal 18 Januari
2018 : Judul dan penulis artikel
27
Tempat lahir : Sanggau
Kebangsaan : Indonesia
Sanggau
Agama : Katolik
2. DUDUK PERKARA
hari Minggu tanggal 19 Pebruari 2017 sekira pukul 11.00 Wib atau setidak-tidaknya pada
suatu waktu dalam bulan Pebruari 2017 atau masih termasuk dalam tahun 2017 bertempat
di rumah Terdakwa yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 28 RT.001 RW.001
Kelurahan Bunut Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau atau setidak-tidaknya pada suatu
tempat lain yang masih termasuk dalam Daerah Hukum Pengadilan Negeri Sanggau,
kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon”. Perbuatan tersebut dilakukan oleh
Berawal sekira tahun 2013 saat mengandung anak Terdakwa yang kedua dengan usia
kehamilan kurang lebih 5 (lima) bulan istri Terdakwa (sdri. YENI RIAWATI) jatuh sakit
hingga mengalami lumpuh pada kaki sebelah kanan kemudian dirawat dirumah sakit
umum kabupaten Sanggau, selama kurang lebih 1 (satu) pekan perawatan dirumah sakit
istri Terdakwa kembali sehat kemudian pada tahun 2014 sekira bulan Oktober istri
28
Terdakwa jatuh sakit mengalami lumpuh pada kedua kakinya dan dirawat dirumah sakit
Antonius Pontianak selama 14 (empat belas) hari dan dikarenakan tidak ada kemajuan
Kecamatan Parindu Kabupaten Sanggau dan selama kurang lebih 1 (satu) bulan istri
Terdakwa sudah dapat beraktiftas kembali, namun sekira bulan November tahun 2015 istri
Terdakwa kembali mengalami lumpuh pada kedua kakinya dan dirawat di Rumah Sakit
Umum Sanggau selanjutnya dirujuk ke Rumah Sakit Santa Vincensius Singkawang dan
dirawat selama kurang lebih 1 (satu) pekan, setelah itu karena tidak mengalami kemajuan
Rumah Sakit Umum Sanggau untuk dirawat kemudian dari Rumah Sakit Umum Sanggau
istri Terdakwa dirujuk ke RSUD Soedarso dan dirawat selama kurang lebih 2 (dua pekan
dikarenakan tidak ada kemajuan lagi, Terdakwa membawa istri Terdakwa pulang Ke
Kabupaten Sanggau untuk di rawat dirumah yang mana pada saat itu istri Terdakwa sudah
mengalami lumpuh pada kedua kaki, badan dan tangan sebelah kiri serta mengalami luka
Melihat kondisi istri Terdakwa yang tidak membaik, kemudian Terdakwa mencari
berbagai alternatif pengobatan sambil mencari informasi dengan cara membaca buku
hingga mencari informasi di internet sebagai upaya untuk mengobati istri Terdakwa, dan
dari beberapa buku dan informasi yang Terdakwa peroleh di internet tentang khasiat ganja
yang bisa digunakan untuk membantu pengobatan, dan dikarenakan Terdakwa sudah mulai
putus asa lalu Terdakwa mencari informasi bagaimana Terdakwa dapat membeli ganja
tersebut.
Kemudian sekira bulan April 2016, Terdakwa bertemu dengan seseorang yang
Terdakwa tidak ingat lagi namanya di salah satu warung kopi di terminal bis Kabupaten
meminta bantuan kepadanya untuk menyediakan Terdakwa ganja sebanyak 1 (satu) ons
29
dan orang tersebut meminta uang kepada Terdakwa sebesar Rp 900.000,- (sembilan ratus
ribu rupiah) yang kemudian Terdakwa berikan sesuai permintaanya dan saat itu setelah
menerima uang dari Terdakwa, orang tersebut meminta nama dan nomor handphone
Terdakwa dan berkata kepada Terdakwa “tunggu saja 2 (dua) atau 3 (tiga) hari lagi
Kurang lebih 3 (tiga) hari setelah menyerahkan uang tersebut Terdakwa menerima
telepon dari seseorang yang mengaku dari kernet Bis yang meminta Terdakwa agar segera
ke terminal Bis Kabupaten Sanggau untuk mengambil peket kiriman dari pontianak,
setelah itu Terdakwa segera berangkat menuju ke terminal Bis Kabupaten Sanggau untuk
mengambil paket tersebut yang setelah Terdakwa terima tidak ada nama dan alamat
pengirim, selanjutnya paket tersebut Terdakwa bawa pulang kerumah, dan sesampainya
dirumah Terdakwa membuka paket tersebut yang ternyata berisikan daun ganja kering
Bunga ganja kering tersebut Terdakwa olah menjadi cairan, kemudian terhadap biji
bunga ganja Terdakwa semai didalam pot dan Terdakwa pelihara dengan cara memberi
pencahayaan menggunakan rangkaian listrik dan lampu, menggunakan suatu alat pengukur
Setelah batang tanaman ganja tersebut tumbuh, selanjutnya daun ganja tersebut
didalam ruangan selama kurang lebih satu hari kemudian bunga ganja yang sudah kering
Terdakwa aduk-aduk menggunakan sendok dan setelah 5 (lima) menit dan alkohol berubah
warna menjadi warna hijau bunga ganja tersebut Terdakwa pisahkan dari alkohol dengan
cara diangkat menggunakan sendok kemudian alkohol yang masih didalam mangkok
tersebut Terdakwa kukus menggunakan panci atau alat pemasak nasi hingga yang
30
tertinggal hanya cairan endapan hasil pengukusan kemudian cairan hasil pengukusan
Terdakwa campur dengan madu dan minyak kelapa kemudian setelah dingin Terdakwa
masukan kedalam botol kecil terbuat dari kaca berwarna bening yang mana cairan hasil
olahan tersebut Terdakwa gunakan untuk mengobati luka-luka pada tubuh istri Terdakwa.
Hari Minggu tanggal 19 Pebruari tahun 2017 sekira pukul 10.10 Wib, saksi
saksi EKO WAHYUDI dan saksi SALBANI mendatangi rumah Terdakwa di Jalan
Kabupaten Sanggau dan melihat beberapa batang pohon diduga narkotika jenis tanaman
ganja serta melihat sdri. YENI RIWATI yang merupakan istri dari Terdakwa dalam
keadaan sakit parah terbaring dikamarnya yang menurut keterangan Terdakwa sdri. YENI
RIAWATI sudah kurang lebih 3 (tahun) sakit tidak dapat bergerak dan mudah shock.
Kabupaten Sanggau untuk dilakukan interogerasi dan pada saat itu Terdakwa mengakui
sengaja menanam tanaman ganja tersebut untuk pengobatan istri Terdakwa yang sakit
kembali pergi kerumah Terdakwa dan menemukan 9 (sembilan) batang pohon tanaman
diduga Narkotika Golongan I jenis tanaman ganja, setelah itu diketemukan juga 30 (tiga
puluh) batang pohon tanaman diduga Narkotika Golongan I jenis tanaman ganja didalam 1
(satu) unit sepeda motor Honda Vario Warna Putih Nomorpol KB 3235 UY, 2 (dua) buah
botol pupuk organik merk D.I GROW, 1 (satu) rangkaian listrik beserta 2 (dua) buah
lampu, 1 (alat) pengukur suhu ruangan, 4 (empat) buah jeriken ukuran 1000 Mili liter
warna putih yang masing-masing didalamnya terdapat carian alkohol yang belum
digunakan, 1 (satu) buah jeriken ukuran 1000 Mili liter warna putih yang masing-masing
didalamnya terdapat carian alkohol yang sudah terpakai, 1 (satu) buah sendok makan
31
terbuat dari besi, 1(satu) buah mangkok kecil terbuat dari keramik, 1 (satu) buah tabung
gas 3 kg warna hijau, 1 (satu) buah kompor gas warna hitam silver merk rinnai, 1 (satu)
buah alat pemasak nasi warna putih biru merk miyako, 1 (satu) set panci alat kukus terbuat
dari steinles, 1 (satu) buah buku dengan judul green flower, 1(satu) buah buku dengan
judul The Marijuana Grow Bible, 1(satu) buah buku dengan judul Marijuana Plant Care, 1
(satu) buah buku dengan judul National Geographic Indonesia Ganja Apa Benar
Bermanfaat?, 1 (satu) buah buku dengan judul Hikayat Pohon Ganja, 1 (satu) buah buku
dengan judul How To Grow Marijuana, 1 (satu) buah buku dengan judul Canabis Care
Manual, 1 (satu) buah buku dengan judul Cannabis Alchemy, selajutnya barang-barang
tersebut berikut 1 (satu) buah Kartu Tanda Penduduk atas nama Fidelis Arie Sudewarto, 1
(satu) buah Handphone warna hitam merk LenovoTab 2 A7, 1 (satu) Buah motor Honda
Vario Warna Putih dengan nomor polisi KB 3235 UY dan 1 (satu) buah STNK dengan
Nomor polisi KB 3235 UY, dibawa ke BNN Kabupaten Sanggau untuk diproses lebih
lanjut.
LP-17.098.99.20.06.0004.K tanggal 21 Pebruari 2017 yang dibuat dan ditanda tangani atas
sumpah jabatan oleh Dra. KETUT AYU SARWETINI, Apt NIP. 196308031991032001
Kepala Bidang Pengujian Produk Terapetik, Narkotika, Obat Tradisional, Kosmetik dan
Produk Komplemen Balai Besar POM di Pontianak (selaku Manajer Teknis I), dengan
hasil sebagai berikut : 6 (enam) batang, daun, bunga dan biji bewarna hijau diduga
Narkotika jenis ganja (yang disihkan dari 39 (tiga puluh sembilan) batang pohon ganja
yang disita) berat Netto 6,2255 (enam koma dua dua lima lima) gram mengandung Ganja
Narkotika). Label Sisa Barang Bukti 1 (satu) kantongberat Netto 4,4683 (empat koma
32
Berdasarkan Laporan Hasil Pengujian Badan POM Nomor :
LP-17.098.99.20.06.0005.K tanggal 22 Pebruari 2017 yang dibuat dan ditanda tangani atas
sumpah jabatan oleh Dra. KETUT AYU SARWETINI, Apt NIP. 196308031991032001
Kepala Bidang Pengujian Produk Terapetik, Narkotika, Obat Tradisional, Kosmetik dan
Produk Komplemen Balai Besar POM di Pontianak (selaku Manajer Teknis I), dengan
1 (satu) botol cairan kental warna coklat diduga Narkotika jenis ganja berat Brutto
36,7520 (tiga enam koma tujuh lima dua nol) gram mengandung Ganja (termasuk
Sisa Barang Bukti 1 (satu) botol berat Brutto 28,4772 (dua delapan koma empat tujuh
tujuh dua) gram. Berdasarkan Surat keterangan dari Badan Narkotika Nasional
Pebruari 2017, yang di tanda tangani oleh kepala BNN Kabupaten Sanggau NGATIYA,
SUDEWARTO, yang bersangkutan benar telah dilakukan Test urine / Narkoba pada
tanggal 20 Pebruari 2017, menggunakan alat Test Narkoba merek MULTI/DRUG ONE
STEP 6 DRUG SCREEN TEST PANEL Berjumlah 6 panel dengan hasil NEGATIF.
pengujian terhadap Urine / Kencing An. YENI RIAWATI, yang bersangkutan benar telah
dilakukan Test urine / Narkoba pada tanggal 20 Pebruari 2017, menggunakan alat Test
Narkoba merek MULTI/DRUG ONE STEP 6 DRUG SCREEN TEST PANEL Berjumlah
33
Narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau
ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa dilengkapi dengan surat ijin yang sah dari pejabat
yang berwenang.
SURAJIYO sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 113 Ayat (2) UU RI
3. DAKWAAN
Terdakwa telah didakwa dengan dakwaan yang berbentuk alternatif yakni Pasal 113
Ayat (2) UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika atau kedua : melanggar Pasal
111 ayat (2) UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika atau ketiga : melanggar
atau melebihi 5 (lima) batang pohon “ sesuai dengan dakwaan kedua Penuntut
Umum yakni Pasal 111 ayat (2) UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
dikurangi selama terdakwa dalam tahanan dengan perintah agar terdakwa tetap
ditahan dan membayar denda sebesar Rp. 800.000.000,00 (Delapan ratus juta
34
1. 1 (satu) Batang Pohon yang diduga Narkotika Golongan I jenis tanaman ganja
yang ditanam di 1 (satu) buah pot berukuran besar warna merah bata terbuat
dari plastik.Diberi kode 1.
2. 1 (satu) Batang Pohon yang diduga Narkotika Golongan I jenis tanaman ganja
yang ditanam di 1 (satu) buah pot berukuran sedang warna merah bata terbuat
dari plastik.Diberi kode 2.
3. 1 (satu) Batang Pohon yang diduga Narkotika Golongan I jenis tanaman ganja
yang ditanam di 1 (satu) buah pot berukuran sedang warna merah bata terbuat
dari plastik.Diberi kode 3.
4. 1 (satu) Batang Pohon yang diduga Narkotika Golongan I jenis tanaman ganja
yang ditanam di 1 (satu) buah pot berukuran sedang warna hitam terbuat dari
plastik.Diberi kode 4.
5. 1 (satu) Batang Pohon yang diduga Narkotika Golongan I jenis tanaman ganja
yang ditanam di 1 (satu) buah pot berukuran sedang warna hitam terbuat dari
plastik.Diberi kode 5.
6. 1 (satu) Batang Pohon yang diduga Narkotika Golongan I jenis tanaman
7. ganja yang ditanam di 1 (satu) buah pot berukuran sedang warna hitam terbuat
dari plastik.Diberi kode 6.
8. 1 (satu) Batang Pohon yang diduga Narkotika Golongan I jenis tanaman ganja
yang ditanam di 1 (satu) buah pot berukuran sedang warna hitam terbuat dari
plastik.Diberi kode 7.
9. 1 (satu) Batang Pohon yang diduga Narkotika Golongan I jenis tanaman ganja
yang ditanam di 1 (satu) buah pot berukuran sedang warna hitam terbuat dari
plastik.Diberi kode 8.
10. 1 (satu) Batang Pohon yang diduga Narkotika Golongan I jenis tanaman ganja
yang ditanam di 1 (satu) buah pot berukuran sedang warna hitam terbuat dari
plastik.Diberi kode 9.
11. 1(satu) bungkus karung beras warna putih merk madu tupai yang didalamnya
terdapat 1 (satu) bungkus kantong plastik warna hitam yang didalamnya
terdapat 30 (tiga puluh) batang tanaman diduga narkotika Golongan I jenis
tanaman ganja. Di berik kode 10.
12. 1(satu) buah botol kecil terbuat dari kaca warna bening yang didalamnya
terdapat cairan diduga hasil olahan narkotika jenis tanaman ganja. Diberi kode
11.
13. 2(dua) buah botol pupuk organik merk D.I GROW.
35
14. 1(satu) rangkaian listrik beserta 2 (dua) buah lampu
15. 1(alat) pengukur suhu ruangan.
16. 4 (empat) buah jeriken ukuran 1000 Mili liter warna putih yang masing-
masing didalamnya terdapat carian alkohol yang belum digunakan.
17. 1 (satu) buah jeriken ukuran 1000 Mili liter warna putih yang masing- masing
didalamnya terdapat carian alkohol yang sudah terpakai.
18. 1 (satu) buah sendok makan terbuat dari besi.
19. 1(satu) buah mangkok kecil terbuat dari keramik.
20. 1 (satu) buah tabung gas 3 kg warna hijau.
21. 1 (satu) buah kompor gas warna hitam silver merk rinnai.
22. 1 (satu) buah alat pemasak nasi warna putih biru merk miyako.
23. 1 (satu) set panci alat kukus terbuat dari steinles.
24. 1 (satu) buah buku dengan judul green flower.
25. 1(satu) buah buku dengan judul The Marijuana Grow Bible.
26. 1(satu) buah buku dengan judul marijuana plant care.
27. 1 (satu) buah buku dengan judul National Geographic Indonesia Ganja Apa
Benar Bermanfaat?.
28. 1 (satu) buah buku dengan judul Hikayat Pohon Ganja.
29. 1 (satu) buah buku dengan judul How To Grow Marijuana.
30. 1 (satu) buah buku dengan judul canabis care manual.
31. 1 (satu) buah buku dengan judul Cannabis Alchemy.
32. 1 (satu) buah Handphone warna hitam merk LenovoTab 2 A7.
Dirampas untuk dimusnahkan.
1. 1(satu) buah Kartu Tanda Penduduk atas nama Fidelis Arie Sudewarto.
Menetapkan terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,- (dua ribu rupiah).
5. PEMERIKSAAN PEMBUKTIAN
Keterangan Saksi
36
berikut:
a) Saksi mengerti diperiksa dalam perkara ini yaitu sehubungan dengan saksi
b) Kejadian penangkapan terjadi pada hari minggu tanggal 19 Februari sekira jam
atas permintaan Kepala Kesbangpol dan diketahui ada dua orang yang positif
kemudian untuk terdakwa saat itu memang Negatif selanjutnya kedua orang
yang positif berserta terdakwa tersebut di bawa ke Kantor BNN Sanggau untuk
diminta keterangan dan dari situlah terdakwa ada mengatakan bahwa ia ada
memiliki tanaman obat akan tetapi tidak dijelaskan secara sepesifik tanaman
ganja;
karena ketika sampai dirumah terdakwa tersebut ternyata isteri terdakwa dalam
kondisi sakit dan berada disalah satu kamar rumah tersebut berbaring;
37
tersebut untuk mengobati isterinya yang sedang sakit sehinga pada saat itu
saksi tidak melakukan penangkapan terhadap terdakwa dan saksi masih lagi
melaporkan kepada pimpinan bagaimana tindak lanjut dari pada perkara ini
karena di TKP tersebut ada seorang isteri yang sedang sakit keras;
ditanam oleh terdakwa tersebut untuk mengobati isterinya yang sedang sakit
pusat bagaimana menyikapi adanya kasus ini petunjuk dan perintah dari
k) Pohon ganja yang ditemukan dirumah terdakwa pada saat penindakan tanggal
m) Pada saat pihak BNN datang ke rumah terdakwa tanggal 19 Februari 2017
terhadap pohon ganja sebanyak 30 (tiga) puluh batang sudah dicabut oleh
saksi Klara yang merupakan adik kandung terdakwa dan dibawa saksi TRI
n) Pohon yang ganja yang disita termasuk cairan yang diamankan dirumah
38
terdakwa yang merupakan ekstrak pohon ganja tersebut sudah dilakukan tes di
Balai Pom;
dengan cara dioleskan pada bagian yang luka pada tubuh isterinya
p) Hasil penyelidikan tidak ditemukan bahwa ganja tersebut dijual kepada orang
lain maupun dipakai oleh terdakwa melainkan tanaman ganja tersebut ditaman
saksi bernama Fidelis ditangkap dan diamankan oleh petugas BNN Sanggau
ganja;
c) Pada tanggal 19 Februari 2017 sebelum petugas dari BNN Sanggau datang
d) Melaui HP abang saksi mengatakan kepada saksi “Dik kamu dimana posisi,
kamu kerumah sekarang, cabut tanaman obat yang dilemari itu terus dibuang
sekarang, kemudian saksi jawab dirumah, emang kenapa dibuang lalu abang
saksi bilang pada saksi dengan nada agak marah “udah jangan banyak tanya
dibuang saja karena saksi merasa takut lalu saksi pergi kerumah abang saksi
39
e) Tanaman pohon ganja yang saksi cabut dengan cara batangnya saksi patahkan
satu-persatu lalu saksi masukan ke dalam kantong plastik kresek warna hitam
setelah itu saksi masukan lagi ke dalam karung plastik warna putih karena
saksi pikir tanaman tersebut tanaman obat yang untuk dibuang lalu saksi
suruh pacar saksi membawa pergi tanaman yang ada didalam karung
tersebut dan tidak lama kemudian petugas dari BNN Sanggau datang dan
meminta pacar saksi untuk pulang dan membawa pohon ganja yang ada dalam
f) Saksi tidak pernah melihat orang asing datang atau berkunjung kerumah
terdakwa;
g) Terdakwa tidak pernah cerita pada saksi bahwa tanaman yang ditanamnya
tersebut tanaman ganja hanya dia pernah bilang bahwa tanaman yang
h) Isteri terdakwa kemudian dirawat dirumah sakit Sanggau dan kurang lebih
satu bulan sejak terdakwa ditahan, istri terdakwa tersebut meninggal yaitu
i) Terdakwa tidak ada meminta izin kepada pihak yang berwenang terkait
obat/pengobatan;
3. Saksi Tri Raman Jaya Bin Miswar dibawah sumpah pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
a) Saksi mengerti diperiksa dalam perkara ini yaitu sehubungan dengan terdakwa
Fidelis ditangkap dan diamankan oleh Petugas dari BNN Sanggau karena
40
sepeda motor Vario Putih NomorPol KB. 3235 UY milik saksi;
c) Saksi pernah dimintai tolong oleh saksi Klara untuk membawa karung plastik
warna putih yang berasal dari dalam rumah terdakwa akan tetapi tidak lama
d) Saksi tidak tahu isi karung yang disuruh saksi Klara bawa tersebut dan karung
e) Saksi tidak ada menanyakan kepada saksi Klara barang tersebut apa dan akan
dibawa kemana;’
f) Saksi mengetahui barang yang saksi bawa tersebut adalah ganja setelah di
g) Saksi tahu isteri terdakwa sakit karena saksi pernah menjengguknya namun
menggunakan ganja;
FX SURAJIYO saat itu pada hari Minggu sekira jam 10.00 wib. Dirumah Sdr
41
Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat.
c) Pada hari Minggu tanggal 19 Pebruari tahun 2017 sekira jam 09.45 wib
Sudijarto, SH bersama-sama dengan Sdr. Eko Wahyudi dan Sdr. salbani pergi
saat itu dan tidak lama kemudian saya melihat Sdr. Sudijarto,SH datang ke
saya ketahui bernama Sdr. FIDELIS ARIE SUDEWARTO Alias NDUK anak
pada saat diinterogasi ketika itu Sdr. FIDELIS ARIE SUDEWARTO Alias
NDUK anak FX SURAJIYO meminta ijin untuk buang air kecil kemudian
SURAJIYO ke WC kantor BNNK Sanggau dan pada saat Sdr. FIDELIS ARIE
42
mendengar seperti suara Sdr. FIDELIS ARIE SUDEWARTO Alias NDUK
mengatakan "Sdr. Eko Wahyudi nelpon saya dan dia mengatakan bahwa
mengajak saya dan pak Lurah Sdr. YACOB HORHORUW untuk pergi
SURAJIYO dan sesampainya kami di rumah tersebut sekira jam 11.00 wib
dan saya melihat ada seorang perempuan yang kemudian saya ketahui
disaksikan oleh pak Lurah Sdr. YACOB HORHORUW dan Sdri. KLARA
plastic diduga narkotika Golongan I Jenis tanaman ganja di dapur rumah Sdr.
ganja lainnya?" kemudian dijawab oleh Sdri. KLARA ARINTA Alias Klara
Anak FX SURAJIYO dengan kata-kata kurang lebih" tanaman ganja apa pak?
43
tidak ada tanaman ganja?" kemudian Sdr.Sudijarto,SH bekata kepada Sdri.
kurang-lebih "tanaman yang seperti ini, yang memiliki ciri-ciri sama seperti
ditanaman dialam pot yang petugas ditemukan di bagian dapur rumah Sdr.
menjawab dengan kata-kata kurang lebih "ada dan tanaman lainnya telah
SURAJIYO yang bernama sdr TRI RAMAN JAYA Alias TRI Bin
kembali tanaman tersebut. Selanjutnya sdr. TRI RAMAN JAYA Alias TRI Bin
sepeda motor Honda Vario Warna Putih Nopol KB 3235 UY tersebut dan
didalam jok motor didapatkan 1 (satu) bungkus karung beras warna putih
merk madu tupai yang dialamnya terdapat kantong plastik warna hitam yang
Sdr. TRI RAMAN JAYA Alias TRI Bin MISWAR dan Sdri. KLARA ARINTA
44
Kabupaten Sanggau untuk dilakukan proses lebih lanjut. Setiba di kantor
kurang lebih" milik siapa seluruh barang barang bukti ini? kemudian dijawab
berikut:
d. Pada tahun 2016 kantor saksi pernah melakukan tes urine atas inisiatif
staf saksi semua terbebas dari Narkotika dan tidak ada indikasi lain;
e. Dari hasil tes urine tersebut ada 2 (dua) pegawai dikantor saksi yang positif
45
f. Kedua orang pegawai yang positif narkoba tersebut tidak ada hubungannya
dengan terdakwa;
dan saksi juga pernah kerumah terdakwa dan melihat keadaan isteri terdakwa
yang saat itu saksi lihat dalam kedaan sakit dan berbaring didalam kamar;
sebagai berikut:
penyakit yang diderita isteri terdakwa saksi kurang tahu hanya saksi tahu isteri
terdakwa menderita lumpuh dan ada luka pada bagian belakang dan yang
belakang;
d. Saksi pernah menjenguknya namun pada saat itu saksi tidak masuk hanya isteri
saksi yang masuk dan melihat isteri terdakwa yang ada didalam kamar dalam
e. Pada saat penangkapan terhadap terdakwa tersebut saksi sedang sedang diluar
tidak menyaksikannya;
f. Saksi tidak tahu kalau terdakwa ada menanam ganja karena selama kerumah
kepastian hukum, kedua keadilan hukum dan ketiga kemanfaatan hukum dalam
yang memenuhi unsur-unsur dari tindak pidana disisi lain kalau dia ada
keadilan hukum walaupun dalam kepastian hukum adalah norma yang secara
limit maka yang harus diutamakan adalah kepastian hukum berikutnya kalau ada
kapasitas tertentu dalam kasus tindak pidana itu pasti ada sifat hukum yang
walaupun ia tidak identik dengan kesamaan yang pasti ada perbuatan hukum dan
sifatnya melawan hukum. Sebagai contoh ada suatu kasus yang sudah berusaha
dalam kapasitas melakukan pengobatan baik secara medis dan non medis berarti
ada jalan terakhir yang kapasitas apakah itu kapasitas sebagai Nostan atau
kapasitas over kobelatif ini yang perlu dicerna tentunya Majelis Hakim harus
dapat melihat dalam posisi Kostan yang dalam hal ini penghapusan atau
2. Kita harus melihat unsur tindak pidana dalam unsur tindak pidana ada unsur
objektif dan subjektif, unsur objektif adalah suatu perbuatan yang dalam arti
apakah dia melanggar suatu kewajiban atau larangan yang kedua harus ada unsur
akibat dan keadaan, akibat harus ada dalam delik yang sifatnya Materiil, unsur
kedua dalam posisi tertentu bisa dalam posisi penghapusan pemidanaan atau
penghapusan dalam eksekusi dan azas sifat dalam kategori subjektif ada unsur
kaitan pertanggung jawaban pidana dan kita mengenal ada empat kategori hukum
47
pidana berkaitan dengan pertanggung jawaban pidana dalam kapasitas tertentu
3. Terkait dengan tindak pidana Narkotika dan hal ini tergantung mana pasal yang
didakwakan, berikutnya ada sifat menghukum dan kalau kita lihat sifat
menghukum ini ada kaitan dengan formil dan materiil, yang formil adalah secara
legalitas, paham legalitas ini atau kaitan azas legalitas ini harus termuat dalam
materiil yang tidak termuat dalam rumusan pasal dalam hal ini mengandung 2
kategori ada fungsi Negatif dan ada fungsi positif kalau dia fungsi negatif ada
suatu undang- undang baik itu sifatnya larangan ataupun kewajiban yang
dilanggar tapi ini dalam hal azas kepatutan tidak bisa dikenakan tetapi ada yang
positif walaupun tidak ada aturan tertentu dalam suatu undang-undang secara
limitif dan normatif ia dapat dikenakan karena azas kepatutan dalam masyarakat
yang identik dengan nilai-nilai hukum karena hukum itu ada yang tertulis dan
tidak tertulis ia bisa dilakukan penerapan hukum berikutnya harus ada unsur
kesalahan walaupun tidak secara normatif tidak secara tegas jelas ada dalam
4. Adanya Dolus atau kesengajaan terbagi dalam tiga kategori ada yang Dolus
secara tujuan ada Dolus gagal kemungkinan ada Dolus sebagai kepastian tentunya
dalam kapasitas ini tidak bisa ditemukan dalam rumusan pasal karena ini secara
teori Majelis Hakimlah yang dapat menilai apakah perbuatan itu termasuk
48
berbarengan terhadap sangsi atau ancaman sengaja sebagai kemungkinan atau
sengaja sebagai tujuan haruslah lebih ringan sebagai kemungkinan dari pada
sengajan sebagai tujuan dalam hal kapasitas tertentu sangsi sengaja sebagai
kemungkinan ini hampir identik dengan Culpa dalam arti lata. Dalam kapasitas
tertentu selain sengaja ada kelalaian atau kealpaan, Culpa terbagi dua katagori
yaitu Lepis atau Lata yang terberat Lata dalam kapasitas ini untuk memenuhi apa
yang telah diungkap secara ilustrasi perbuatan ini masuk tidaknya dalam unsur
pidana kalau dia masuk perlu dipertimbangkan juga sifat menghukumnya apakah
sifat menghukumnya secara formil atau secara materiil selain itu juga menjadi
mencari keadilan atau mencari kemanfaatan tentunya dalam hal ini dan dalam
kapasitas tertentu dilihat aturan yang menjembatani secara Yuridis atau pilsolofis
pengaturan dan tidak ada penyalah gunaan dan dari sini dapat dicerna ada hal-hal
dan tujuan mulia dari undang-undang tidak hanya dalam arti kapasitas
dibolehkan asal tidak disalah gunakan dalam hal ini kalau kita melihat
dilakukan tentunya ada suatu perbuatan yang memang sudah dilakukan yang
dilarang oleh Undang-undang ada usaha secara medis atau non medis dan
5. Pasal 3 Undang-undang Narkotika dari huruf a sampai huruf h suatu posisi adalah
azas keadilan disamping itu juga ada azas kepastian hukum kalau dilihat dari sisi
49
dalam suatu penelusuran perbuatan dari suatu norma hukum pidana pengaturan
6. Setiap perbuatan yang dikatagorikan perbuatan hukum pasti ada unsurnya niat
yang dikatagorikan niat jahat disini karena untuk suatu tindak pidana kejahatan
pasti ada niat dan kesempatan dalam kapasita niat ini tidak bisa kita tanyakan
kepada sesorang apakah momennya pencurian dan tidak bisa dinilai atau kita
percaya saja dengan niat tertentu tetapi harus dilihat pada modus operandinya
bagaimana sih perbuatanya sehingga tergambar niat yang ada maka diilustrasikan
bahwa sudah dilakukan secara medis dan non medis nah niat terakhirnya apa sih
untuk menggunakan kaitan dengan Narkotika apakah ada niat jahatnya atau tidak
walaupun dalam kapasitas tertentu perbuatannya sudah ada dan sudah terjadi niat
menggunakan dan tujuan apa dibalik perbuatan tersebut pasti ada niat dan tujuan,
tujuan jahat inilah yang dikemukakan yang di aplikasikan secara normatif yang
menggunakan teori Relevansi dalam kapasitas tertentu ada niat yang dijelmakan
dalam suatu perbuatan, tidak mungkin suatu perbuatan tanpa ada niat walaupun
itu dalam kapasitas adanya suatu perbuatan yang dikatagorikan kelalaian atau
kealpaan/kurva, sehingga kalau dalam kapasitas tertentu apakah niat jahat ini
harus digambarkan selain niat ada tempus dan lopus delekti dalam kapasitas
tertentu unsur-unsur tindak pidana harus juga meliputi niat tempus dan lopus
sehingga ada suatu rumusan secara komulatif yang harus di penuhi suatu unsur
tindak pidana sehingga baru bisa diminta pertanggung jawaban secara pidana;
50
7. Untuk melihat pertanggung jawaban pidana harus dilihat pertama sistem
suatu rumusan pasal-pasalnya yang mana pasal yang didakwakan dan yang mana
pasal itu juga dilakukan itu harus dilihat dulu pasal itu termasuk rumusan sistem
dengan sengaja dan kesalahan yang disengaja baggaimana kalau dalam kapasitas
tertentu di Indonesia memang ada dua ketentuan tapi kalau dilihat sejarah di
Inggris dalam kapasitas tertentu ada kesempurnaan ini maknanya dari niat apa
yang ingin dilakukan suatu perbuatan orang berjalan keluar maksudnya untuk
huruf a dijelaskan bahwa itu adalah fungsinya untuk pelayanan kesehatan atau
untuk pengobatan dan untuk ketertiban dan sebagainya, sehingga yang berlaku
gambaran seperti itu kalau dipertanyakan kepada saya apakah bisa dipertanggung
jawabkan maka harus ditemukan dulu unsur dan sistim tindak pidana terhadap
51
pasti ada dengan subjek hukumnya dan objek hukumnya, pasti ada sifat
hukumnya, pasti ada unsur perbuatannya, pasti ada ancaman pidananya kalau
dalam katagori ada spekasi tertentu yang siapa subjek hukumnya yang diancam
dengan pasal tertentu, ini tentunya ada rumusan normatifnya rumusan pasal itu
apakah ada perbuatan, siapa yang sebagai subjek hukumnya kalau tidak salah
kaitan subjek hukum bisa berkaitan dengan orang, bisa berkaitan orang,
persorangan sehingga dari sini kita dapat melihat ada sistim pertanggung jawaban
kaborasi, kalau kita lanjut dengan sistim rumusan pasal, itu tanpa hak dan
melawan hukum disini maknnanya kita lihat pencernaan rumusan atau kata ini
dalam kapasitas ini haruslah ada unsur kesalahan, unsur kesalahan itu dilihat
apakah dia itu sengaja atau lalai selain itu ada sifat hukum formil atau materiil
kalau dia formil tentunya harus dilihat/ tergambar dalam rumusan pasal itu kalau
dia materiil bagaimana rumusan apakah rumusan azas kepatutan yang bisa
melawan hukum dari suatu perbuatan ini termasuk dalam rumusan sifat melawan
9. Azas kepatutan dapat dinilai dari norma-norma hukum yang tidak tertulis karena
hukum itu ada yang tertulis dan tidak tertulis dalam kapasitas tertentu untuk
melihat sesuatu perbuatan dari pada niat atau tujuan apakah niat tersebut ada niat
jahat atau tidak ini akan mempunyai korilasi dengan perbuatan yang dilakukan
apakah niat tadi menanam atau melakukan suatu pengobatan dan berkaitan
52
dengan niat jahat atau tidak tujuan utamanya adalah untuk melakukan suatu
pemanfaatan bahwa sudah ada suatu upaya yang secara medis maupun non
medis sudah dilakukan tinggal jalan terakhir upaya yang sifatnya dalam keadaan
dengan melakukan suatu perbuatan yang memang secara normatif dalam kapasitas
ini apakah yang niatnya yang bisa dikatagorikan sebagai kondisi mendesak
dalam kaitan itu ita bisa nilai ada konstan yang bertentangan dengan hukum,
kalau kita lihat ini ada pertentangan antara kewajiban hukum dan kepentingan
lagi dengan tujuan hukum tentunya melihat tentang kapasitas hukum apabila ada
10. Tujuan hukum ada tiga yaitu kemanfaatan, keadilan dan kepastian dan Kalau
melihat dari ketiga tujuan tersebut yang diutamakan azas kemanfaatan karena
dalam kapasitas tertentu ketertiban suatu hukum dia tidak bisa terbangun tanpa
adanya suatu kesamaan pemikiran dalam artiupaya tujuan sosial hukum adalah
bagian dari masyarakat sosial dalam hukum itu ada konteks sosial, konteks sosial
terbagi adanya wan pastaen dalam arti konteks kesejahteraan masyarakat adanya
kaitan politik atau kebijakan dan kaitan perlindungan masyarakat, kaitan dengan
perlindungan masyarakat ini adanya suatu upaya penal dan non penal dalam
kapasitas tertentu hukum pidana ini adalah salah satu sarana untuk melaksanakan
upaya penal tetapi dalam kapasitas lain ada upaya non penal sehingga dalam
kaitan dengan suatu upaya hukum. Contoh ada larangan membunuh ini
walaupun dalam prinsifnya dalam tujuan hukum itu paling tidak ada unsur
53
penderitaan tetapi kalau kita lihat dalam azas hukum itu adalah pengayoman
dasarnya menderita tetapi disana ada masalah pengayoman kaitan dengan itu
maka dalam kapasitas orang dilarang misal dalam Pasal 338 pada prinsipnya
masyarakat dan ada kepentingan individu kapasitas orang dilarang tidak boleh
mencuri untuk perlindungan harta benda orang lain sehingga untuk rumusan
tertentu bahwa kalau dia dilindungi dengan upaya non penal tentunya harus
didahulukan upaya non penal tapi kalau tidak bisa upaya non penal harus
dilakukan dengan upaya penal sehingga dalam kapasitas tertentu upaya penal
inilah sebagai suatu penjelmaan dari proses propentifnya diupayakan supaya ini
tidak terjadi dalam suatu masalah tindak pidana karena apa dalam kasus
pembunuhan seseorang sudah dibunuh dan negara sudah menghukum tapi paling
tidak orang yang didekatnya pasti ada balas dendam dan kebencian tidak
mungkin itu tidak ada karena manusia itu mahluk sosial tidak mungkin dalam
kapasitas ini walaupun dari salah satu keluarga korban mungkin hukuman
tersebut terlalu ringan tapi dari sisi pelaku, hukuman tersebut terlalu berat disini
ada suatu pertentangan yang mana sih tentunya masalah keadilan dan kontrabusi,
makanya ada beberapa pendapat terkait dengan bagaimana tujuan keadilan itu
mengarahkan penjelmaan masalah keadilan itu sendiri kaitan dengan itu kalau
54
hukum, kalau ada pertentangan antara keadilan hukum dengan kemanfaatan
memastikan kalau dia dalam kapasitas tujuannya hanya kepastian hukum dia
ayat 1 azas legalitas masih mengartikan itu azas legal secara formil tapi dibalik
itu ada azas legal sifatnya materiil dalam kaitan ini karena hukum itu ada yang
tertulis dan tidak tertulis tentunya masalah keadilan ini berkaitan dengan
hukum ada tujuan untuk ketentraman tapi kita harus melihat kepada konstan
undang harus dia terpenuhi 3 unsur tersebut yaitu ada Filosopis, sosiologis dan
yuridis tidak musti dia hanya berkaitan dengan yuridis karena dalam hal ini
Undang-undang itu saja bisa berubah dalam suatu keadaan tertentu karena
mungkin hari ini Undang-undang dilarang, besok hari sudah dirubah itu juga
terbukti dalam Pasal 1 ayat 2 kalau misal ada perubahan maka yang lebih
11. Hukum itu berkaitan dengan fungsi atau kebijakan politik ia terbagi dalam
masyarakat dan kapasitas ini tentunya yang diutamakan antara masyarakat mana
unsur pertama dengan perlindugan adalah yang pertama dan yang kedua baru
55
itu maka dalam kapasitas tertentu tidak hanya dalam kapasitas pelayanan Negara
bisa dari Fasilitas baik dari fisik maupun mental dan dalam kapasitas tertentu
Narkotika adalah untuk pelayanan kesehatan untuk obat dan untuk ketertiban
pelakunya bukan tindak pidana Narkotika maka di aturlah Narkotika itu apa,
baru ia dikatakan dengan tindak pidana Narkotika apabila penyalah gunaan dari
pengaturan Narkotika tadi maka dalam kaitan ini niat apa sih yang berkaitan
dengan suatu upaya penanaman tandi niat ini yang di akumulasikan masuk tidak
dia dengan kausalitas sistem terori Relafansi tadi dengan perbuatan jahat. Dalam
kapasitas tertentu tujuan untuk apa karena dalam perbuatan pasti ada tujuan tidak
mungkin orang melakukan sesuatu tanpa tujuan dan pasti ada tujuan apakah
tujuan itu disadari atau tanpa disadari, tujuan inilah yang melakukan suatu
perbuatan sehingga tujuan inilah membuat suatu keadilan tapi kalau untuk
keadilan harus dilihat dari unsur dan niat yang diniat atau modus operandinya
dan hasilnya apa sehingga dia harus komulatif melihat dari niatnya tersebut tadi;
13. Tujuan suatu pempidanaan adalah Pertama untuk menjerakan seseorang. Kedua
untuk supaya menanggulagi kejahatan dan yang ketiga dalam jangka panjang
2. Terdakwa menanam pohon ganja tersebut kurang lebih pada bulan Mei tahun
56
2016;
tahun 2013 bulan oktober saat itu isteri terdakwa sedang hamil kurang lebih 5
bulan dan awalnya isteri terdakwa seperti demam biasa dan tubuhnya sering
mengeluarkan keringat, kaki sering kram jadi terdakwa bawa kerumah sakit
sanggau yang ditangani oleh Dokter kandungan dan kemudian Dokter bilang itu
hanya bawaan hamil saja dan dirawat kurang lebih satu minggu dan dikasih
4. Dari diaknosa dokter juga tidak berani memastikan apa penyakitnya kemudian
terdakwa mengobati isteri terdakwa dengan seseorang yang namanya Mak Ngah
yang bisa membantu orang yang melahirkan lalu istri terdakwa diurut kalau dia
begitu terlalu baik dan sampai akhirnya normal kembali, kemudian pada umur
anak terdakwa yang kedua kurang lebih 5 bulan isteri terdakwa kembali
mengalami gangguan dan tubuhnya yang sebelah kanan sering berkeringat dan
kesemutan sampai akhirnya tidak bisa buang air kecil lalu terdakwa bawa ke
Rumah sakit Sanggau dan dari hasil pemeriksaan dokter tersebut juga tidak
berani memastikan dengan jelas apa penyakit yang diderita isteri terdakwa
tersebut;
5. Kemudian sampai tahun 2014 kondisi isteri terdakwa tersebut kembali dan tidak
bisa buang air kecil lagi, karena di Sanggau sebelumnya tidak menemukan apa
Pontianak dan dirumah sakit tersebut isteri terdakwa mulai diperiksa namun
sebenarnya penyakit yang diderita isteri terdakwa tersebut akan tetapi dugaan
57
kondisi separuh tubuhnya tidak bisa digerakan lalu terdakwa usul sama Dokter
untuk membawa isteri terdakwa berobat ke Jawa karena isteri terdakwa tersebut
karena dipesawat tidak ada fasititas kesehatan, sedangkan dirumah sakit tidak ada
6. Akhirnya terdakwa dan istri diijinkan pulang namun sebelum pulang ke Sanggau
terdakwa singgah ke Bodok dan membawa isteri terdakwa berobat Alternatif dan
disana berobat kurang lebih dua minggu dan terdakwa lihat kondisi isteri
terdakwa mulai membaik dan sudah bisa menggerakan kakinya namun yang
mengobati isteri terdakwa tersebut bilang pada terdakwa belum tahu apa
penyebabnya;
7. Kondisi isteri terdakwa tersebut sudah mulai membaik akhirnya terdakwa bawa
pulang ke rumah ternyata setelah dirumah kurang lebih satu bulan yang
tersebut terhenti;
8. Kemudian terdakwa menemui Nenek Anjeli dan Nenek Anjeli ini biasa
mengobati orang dan isteri terdakwa sempat beberapa kali berobat dengannya
akan tetapi tidak ada perubahan akhirnya terdakwa beralih lagi berobat ke tempat
panti pijat (repleksi) yang setiap seminggu sekali terdakwa panggil kerumah
namun mereka juga tidak tahu penyakit apa yang dialami isteri terdakwa dan
9. Pada bulan Desember 2015 isteri terdakwa kembali tidak bisa buang air kecil
lagi kemudian terdakwa bawa ke rumah Sakit Umum Sanggau dan juga tidak
muntah, dengan ada sesuatu yang mengagetkan ia lalu mengalami kram, melihat
58
kondisi tersebut lalu Dokter menyarankan untuk memeriksa kondisi piskiologis
dan sempat di rujuk ke Singkawang namun karena disana tidak ada ruang untuk
rawat inap jadi isteri terdakwa dialihkan ke rumah sakit lain yang ada dikota
Singkawang kemudian isteri terdakwa diperiksa namun dokter tersebut juga tidak
dirumah saja, kemudian terdakwa bawa lagi isteri terdakwa pulang ke Sanggau
namun baru satu hari kembali lagi isteri terdakwa tidak dapat bisa buang air kecil
kemudian terdakwa bawa lagi kerumah sakit Umum Sanggau dan setelah
dirawat beberapa hari dari Kotektor yang dipasang tersebut terjadi pendarahan
lalu Dokter bilang ada dugaan isteri terdakwa terkena Syringomyelia lalu
disarankan untuk di bawa ke Pontianak (Rumah sakit Sudarso) pada saat itu
terdakwa ada melihat luka kecil dipunggung isteri terdakwa, dan setelah
pemeriksaan lebih dalam dari situ barulah Dokter menyatakan bahwa isteri
kondisi fisiknya sudah menurun dan solusi penyakit tersebut sebenarnya harus
dioperasi karena terlalu berisiko sementara dari rumah sakit sendiri sudah tidak
ada lagi penanganan medis jadi terdakwa disarankan untuk menistirahatkan isteri
dirumah, dan semenjak saat itulah terdakwa lalu mencari tahu dan informasi
semakin membesar;
11. Pada tahun 2014 terdakwa juga pernah membawa istri terdakwa ke Rumah Sakit
Antonius di Pontianak dan dilakukan tes urine, darah dan ronsen dan Dokter
bilang dari kondisi fisik tidak ada kelainan dan bagus hanya kenapa tidak
59
mampu menggerakan dan Dokter juga tidak berani memastikan apakah itu
Syringomyelia;
12. Pertama kali terdakwa mendapat informasi Syringomyelia itu dari internet dan
terdakwa kenal dengan seseorang bernama Bet Muyen dia Warga Negara
13. Bet Muyen mengatakan sebenarnya penyakit tersebut belum ada obatnya
kalaupun dioperasi hanya untuk meringankan saja dan sangat berisiko kemudian
terdakwa mencari lagi informasi dan menemukan satu halaman yang ditulis Asna
Evan dari Kanada dia juga penderita Syringomyelia dan sudah tiga tahun
menggunakan pengobatan secara medis namun tidak ada hasil kemudian ternyata
ia menggunakan ganja dan dia bisa bertahan dan merasa lebih baik;
14. Kemudian terdakwa mencari tahu lagi dan menemukan artikel salah satu hasil
penelitian dari seorang Dokter yang berasal dari Israel dia sendiri adalah orang
pertama yang berhasil meisolasikan salah satu kandungan dari ganja dan
dikatakan bahwa kandungan yang ada pada ganja tersebut mampu untuk
mencari lagi ternyata banyak penelitian tentang ganja tersebut dan terdakwa
15. Setelah terdakwa merasa yakin bahwa ganja tersebut bisa untuk obat lalu
16. Terdakwa sempat menghubungi kawan terdakwa bernama Erwin yang seorang
anggota Polisi dan terdakwa minta tolong kepada dia untuk mendapatkan ganja
tersebut dan bagaimana prosedurnya karena ganja tersebut untuk obat isteri
60
terdakwa namun teman terdakwa tersebut tidak bisa membantu;
17. Kemudian terdakwa juga pernah datang ke Dokter Puskesmas dan berkonsultasi
bagaimana tentang ganja dan dokter tersebut menyatakan dalam dunia medis
tidak mengetahui bahwa ganja tersebut bisa untuk obat/ pengobatan dan dokter
18. Kondisi isteri terdakwa semakin parah dan terdakwa merasa frustrasi, obatnya
tidak ketemu, ganjanya tidak dapat, bahkan untuk makan saja isteri terdakwa tidak
bisa;
19. Pada saat terdakwa diterminal untuk membeli gado-gado untuk isteri terdakwa
sambil menunggu pesanan tersebut terdakwa duduk lalu ada orang nanya kepada
isteri terdakwa sakit tidak bisa sembuh dan sudah dibawa berobat
kemana-mana lalu terdakwa bilang dari informasi yang terdakwa dapatkan yang
bisa mengobati isteri terdakwa itu ganja dan ganja ini bisa membantu untuk
menambah nafsu makan, membuat bisa tidur lalu terdakwa bilang tidak tahu
20. Kemudian orang tersebut bersedia membantu terdakwa mencarikan bibit ganja
tersebut dan mengatakan harga 1 ons ganja tersebut Rp.900,000,- (sembilan ratus
ribu) lalu terdakwa memberikan uang kepada orang tersebut kemudian terdakwa
21. 3 (tiga) hari kemudian ada yang menghubungi terdakwa lewat HP dan terdakwa
disuruh datang ke terminal Bus Sanggau untuk mengambil paket, dan setelah
terdakwa datang lalu dikasih kotak kecil dan dikotak tersebut ada nomor HP
terdakwa kemudian paket tersebut terdakwa ambil dan bawa pulang kerumah
setelah dibuka ternyata didalamnya terdapat ganja kering lengkap dengan, daun,
61
batang dan bunganya;
22. Bagian dari ganja yang digunakan adalah bunganya jadi terdakwa pisahkan
bunganya, lalu disitu ada bijinya kemudian bunganya tersebut terdakwa olah dan
23. Terdakwa langsung membuat exstrak ganja tersebut dan diberikan kepada isteri
terdakwa dan hal yang pertama terdakwa lihat isteri terdakwa langsung mau minta
tersebut walaupun tidak banyak akan tetapi lebih banyak makan dari biasanya;
24. Setelah melihat ada perubahan pada istri terdakwa tersebut baru terdakwa terpikir
dengan biji ganja tersebut, dari buku yang terdakwa baca dari seorang ahli
Akupuntur dari Amerika serikat yang mengatakan kalau ganja itu untuk
pengobatan tidak seperti ganja pada umumnya dan ganja tersebut ditanam secara
25. Kemudian terdakwa berpikir bagaimana terdakwa bisa mendapatkan ganja lagi
serta tidak tahu kualitas ganja tersebut serta darimanja asal ganja tersebut lalu
26. Dari beberapa biji yang terdakwa tanam tidak semuanya tumbuh ada sekitar
empat pohon yang tumbuh dan dari empat pohon yang tumbuh tersebut terdakwa
pergunakan untuk bibit lagi sampailah menjadi 39 (tiga puluh sembilan) batang
tersebut;
27. Untuk dipakai sebagai pengolahan obat terdakwa pakai bunganya sebagai obat
intinya namun ada juga daunnya terdakwa gunakan untuk dicampurkan dalam
28. Untuk exstrak/minyak sebenarnya ada dua hasil yang salah satunya itu untuk obat
luar/obat luka jadi bunga ganja yang sudah terdakwa keringkan tersebut
62
kemudian dilarutkan dengan menggunakan Alkohol kemudian ampasnya
dari hasil uap tersebut itulah yang menjadi minyak/Exstrak kemudian kalau
untuk pengobatan luar terdakwa campurkan dengan madu dan minyak kelapa;
29. Minyak/exstrak itu ada dua satu untuk obat luka sedangkan minyak murni untuk
dicampur dalam makanan dan kalau daun ganjanya banyak saja jadikan jus untuk
(empat) batang pohon dan ektsrak ganja sebanyak 3 ml dapat digunakan selama
31. Terdakwa menanam ganja tersebut didalam rumah terdakwa dan didalam lemari
tujuan terdakwa supaya ganja tersebut agar mudah untuk perawatannya terutama
32. Terdakwa mengetahui tentang penggolahan ganja tersebut dari buku-buku yang
pernah terdakwa baca dan buku-buku tersebut adalah buku tentang Marijuana;
33. BNN Sanggau mengetahui tamanan ganja yang terdakwa tanam tersebut pada
tanggal 14 Pebruari 2017 karena kebetulan saat itu dikantor terdakwa ada
dilakukan tes Urine secara mendadak kemudian setelah selesai tes urine tersebut,
kebetulan ada salah satu petugas BNN tersebut yang sudah terdakwa kenal
ceritakan dulu masalah penyakit isteri terdakwa dan hanya bisa diobati dengan
terdakwa dapat ijin menggunakan ganja tersebut untuk obat namun teman
terdakwa tersebut belum bisa memberikan jawaban bisa atau tidak akan tetapi
minta nomor HP terdakwa dan setelah itu terdakwa pulang ke Kantor BNN
63
Sanggau;
34. Setelah satu jam kemudian terdakwa mendapat telpon dari Kantor BNN agar
dengan Heri lalu dirinya menjelaskan kepada terdakwa kalau untuk ganja tidak
ada istilah inin atau dispensasi yang ada kalau orang menggunakan ganja
diproses hukum atau direhap lalu terdakwa cerita kalau penyakit yang diderita
isteri terdakwa tersebut adalah penyakit langka dan tidak ada obatnya walaupun
terdakwa sudah berusaha sana kemari tapi tidak ada kesembuhan dan penyakit
isteri terdakwa tersebut hanya bisa diobati dengan menggunakan ganja dan hal
tersebut terdakwa sudah mencobanya pada isteri terdakwa dan terdakwa bilang
35. Terdakwa kemudian minta ijin untuk pulang guna memberi makan isteri
terdakwa dan saat itu sdr Sudijarto mengatakan pada terdakwa bahwa ia mau
setelah terdakwa sampai dirumah tidak lama kemudian sdr Sudijarto datang
bersama 2 orang dari BNN Sanggau dan mereka ada melihat tanaman ganja
tersebut serta melihat keadaan isteri terdakwa yang sedang sakit berbaring
didalam kamar;
36. Pada tanggal 18 Pebruari 2017 sore hari Sdr Sudijarto datang lagi kerumah
jelaskan setelah itu sdr Sudijarto pulang lagi, kemudian pada tanggal 19 Pebruari
kepada terdakwa;
64
37. Terdakwa teringat pada isteri terdakwa dan menanyakan bagaimana nanti namun
pihak BNN Sanggau tidak menjelaskan lebih lanjut untuk penanganan isteri
terdakwa karena hanya terdakwa sendiri lah yang tahu cara mengobati dan
menangani isteri terdakwa tersebut, lalu terdakwa berpikir kalau ditahan dan
tersebut mencabut semua tanaman obat yang ada didalam lemari rumah terdakwa
tersebut dan kalau ganjanya tidak banyak mungkin hukuman terdakwa tidak
lama;
38. Pihak keluarga dan teman-teman terdakwa tidak ada yang mengetahui kalau
Undang-Undang Narkotika;
Barang bukti
1. 1 (satu) Batang Pohon yang diduga Narkotika Golongan I jenis tanaman ganja
yang ditanam di 1 (satu) buah pot berukuran besar warna merah bata terbuat dari
plastik
2. 1 (satu) Batang Pohon yang diduga Narkotika Golongan I jenis tanaman ganja
yang ditanam di 1 (satu) buah pot berukuran sedang warna merah bata terbuat
dari plastik.
3. 1 (satu) Batang Pohon yang diduga Narkotika Golongan I jenis tanaman ganja
yang ditanam di 1 (satu) buah pot berukuran sedang warna merah bata terbuat
4. 1 (satu) Batang Pohon yang diduga Narkotika Golongan I jenis tanaman ganja
65
yang ditanam di 1 (satu) buah pot berukuran sedang warna hitam terbuat dari
plastik.Diberi kode 4.
5. 1 (satu) Batang Pohon yang diduga Narkotika Golongan I jenis tanaman ganja
yang ditanam di 1 (satu) buah pot berukuran sedang warna hitam terbuat dari
plastik.Diberi kode 5.
6. 1 (satu) Batang Pohon yang diduga Narkotika Golongan I jenis tanaman ganja
yang ditanam di 1 (satu) buah pot berukuran sedang warna hitam terbuat dari
plastik.Diberi kode 6.
7. 1 (satu) Batang Pohon yang diduga Narkotika Golongan I jenis tanaman ganja
yang ditanam di 1 (satu) buah pot berukuran sedang warna hitam terbuat dari
plastik.Diberi kode 7.
8. 1 (satu) Batang Pohon yang diduga Narkotika Golongan I jenis tanaman ganja
yang ditanam di 1 (satu) buah pot berukuran sedang warna hitam terbuat dari
plastik.Diberi kode 8.
9. 1 (satu) Batang Pohon yang diduga Narkotika Golongan I jenis tanaman ganja
yang ditanam di 1 (satu) buah pot berukuran sedang warna hitam terbuat dari
plastik.Diberi kode 9.
10. 1 (satu) Buah motor Honda Vario Warna Putih dengan nomor polisi KB 3235 UY
11. 1 (satu) buah botol kecil terbuat dari kaca warna bening yang didalamnya
terdapat cairan
16. 4 (empat) buah jeriken ukuran 1000 Mili liter warna putih yang masing- masing
66
17. 1 (satu) buah sendok makan terbuat dari besi.
20. 1 (satu) buah kompor gas warna hitam silver merk rinnai.
21. 1 (satu) buah alat pemasak nasi warna putih biru merk miyako.
23. 1 (satu) buah Kartu Tanda Penduduk atas nama Fidelis Arie Sudewarto.
25. 1 (satu) buah buku dengan judul The Marijuana Grow Bible.
27. 1 (satu) buah buku dengan judul National Geographic Indonesia Ganja Apa
Benar Bermanfaat?.
33. 1 (satu) buah Handphone merk Xiaomi warna hitam berikut simcard dengan
nomor 085228171619.
34. 1 (satu) buah Handphone merk Prine type PC-3 warna hijau berikut Simcard
6. PERTIMBANGAN HAKIM
Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum dengan dakwaan yang berbentuk
diatas memilih langsung dakwaan alternatif ketiga sebagaimana diatur Pasal 116 ayat
67
adalah sebagai berikut:
1 Setiap orang;
memberikan definisi yang jelas tentang apa yang dimaksud dengan setiap
orang, namun demikian terminologi setiap orang yang dimaksud disini tidak
lain merupakan padanan kata dari barangsiapa yang biasa dipergunakan dalam
rumusan delik dalam KUHP yang merupakan subyek hukum yaitu orang atau
manusia yang memiliki hak dan kewajiban dalam lapangan hukum, subyek
ini, ternyata terdakwa tersebut merupakan orang yang dimaksud oleh Penuntut
kekeliruan mengenai orang (error inpersona) dalam perkara ini, selain itu
tegas semua pertanyaan yang diajukan kepadanya baik oleh majelis hakim
tersebut majelis hakim berpendapat unsur setiap orang telah terpenuhi dan
68
terbukti menurut hukum;
terlebih dahulu majelis hakim akan mempertimbangkan unsur ke-3 dari Pasal
116 ayat (1) UU RI Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika yakni unsur
“melawan hukum” dapat diartikan secara formil sebagai suatu perbuatan yang
atau bertentangan dengan hukum positif atau secara materiil yakni suatu
kesehatan ;
Makanan.
69
Selanjutnya Pasal 39 ayat (1) UU Nomor 35 Tahun 2009 Tentang
yang berwenang yakni Menteri atas persetujuan atau rekomendasi dari Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan, sebagaimana diatur dalam Pasal 8 ayat
70
kepentingan pelayanan kesehatan;
Sanggau namun hal tersebut hanya sebatas obrolan dan tidak dilakukan secara
tidak memiliki surat persetujuan dari Menteri atas rekomendasi Kepala Badan
ganja terhadap istri terdakwa tersebut dilakukan secara tanpa hak dan
melawan hukum dengan demikian menurut Majelis Hakim unsur ini telah
Oleh karena semua unsur dari Pasal 116 ayat (1) Undang- Undang No
Umum;
diancam pidana dalam Pasal 111 ayat (2) Undang-Undang No 35 tahun 2009
71
yaitu perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal
secara tertulis yang pada pokoknya, mohon kepada Majelis Hakim untuk
sebagaimana tuntutan Jaksa Penuntut Umum yaitu melanggar Pasal 111 ayat
terdakwa dibebaskan karena tidak terbukti secara sah dan meyakinkan terlibat
72
sebagai penyalahguna, pengedar dan perdagangan Narkotika sebagaimana
dituntut oleh Jaksa Penuntut Umum berdasarkan dakwaan kedua yaitu Pasal
mengupas dakwaan kedua yaitu Pasal 111 ayat (2) Undang-Undang Nomor 35
Nomor 2009 Tentang Narkotika saja sedangkan dakwaan ketiga yaitu Pasal
116 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Nomor 2009 Tentang Narkotika tidak
dibahas oleh Penasihat Hukum, oleh karena itu terhadap pembelaan Penasihat
ganja tersebut, Majelis Hakim juga tidak sependapat karena menurut Majelis
73
terhadap terdakwa dan akan diuraikan dalam pertimbangan mengenai pidana
yang patut dijatuhkan terhadap terdakwa, oleh karena itu pembelaan Penasihat
perbuatannya;
2013;
74
Jawa namun niat tersebut urung dilakukan karena Dokter mengatakan
kondisi istri terdakwa tidak kuat untuk menjalani perjalanan jauh dan
terdakwa tidak kunjung membaik dan semakin parah bahkan tidak lagi
bisa makan;
- Terdakwa pernah dilakukan tes urine dengan hasilnya terdakwa negatif dan
terhadap istri terdakwa juga dilakukan tes urine dengan hasil Positif THC
seseorang bersalah melakukan tindak pidana dalam pasal tersebut tidak harus
terbukti semua perbuatan dilakukan oleh si pelaku akan tetapi cukup salah satu
saja perbuatan yang terbukti dilakukan, maka unsur diatas dianggap telah
terpenuhi seluruhnya;
75
dari keterangan saksi, keterangan terdakwa, barang bukti serta petunjuk bahwa
pada hari minggu tanggal 19 Februari sekira jam 10.10 wib di rumah terdakwa
Kantor Kesbangpol dan dari hasil tes urine tersebut ada 2 (dua) orang yang
positif namun terdakwa tidak termasuk yang positif kemudian 2 (dua) orang
yang positif dan terdakwa dibawa ke kantor BNN (Badan Narkotika Nasional)
mengatakan bahwa ia ada memiliki tanaman obat akan tetapi tidak dijelaskan
tanaman ganja yang ditanam oleh terdakwa dan istri terdakwa yang sedang
terbaring sakit;
batang pohon dan terdakwa menanam ganja tersebut sejak bulan Mei tahun
2013;
lewat seseorang yang tidak sengaja terdakwa bertemu di terminal Bus Sanggau
pada saat terdakwa sedang membeli makanan dan ganja tersebut terdakwa beli
2013;
76
Terdakwa sudah melakukan upaya medis untuk mengobati istri terdakwa
yaitu dengan cara membawa istri terdakwa tersebut ke Rumah Sakit Umum
seperti tukang urut. terdakwa juga pernah akan membawa istri terdakwa
tersebut untuk berobat di Jawa namun niat tersebut urung dilakukan karena
jauh dan dikhawatirkan akan drop dan membahayakan jiwa istri terdakwa
selain itu menurut Dokter yang merawat istri terdakwa tersebut, sebenarnya
istri terdakwa harus dioperasi akan tetapi kondisi isteri terdakwa pada saat itu
dari rumah sakit sendiri sudah tidak ada lagi penanganan medis;
terdakwa tidak kunjung membaik dan semakin parah bahkan tidak lagi bisa
untuk mengobati istri terdakwa dengan cara bunga ganja tersebut diolah
menjadi ekstrak atau minyak yang dioleskan di luka istri terdakwa dan ada
juga yang dicampur kedalam makanan istri terdakwa sedangkan daun ganja
tersebut diolah dan dicampurkan ke dalam minuman istri terdakwa dengan cara
dijadikan jus;
77
Terdakwa tidak pernah terlibat peredaran narkotika jenis ganja tersebut,
tangani atas sumpah jabatan oleh Dra. KETUT AYU SARWETINI, Apt NIP.
6 (enam) batang, daun, bunga dan biji bewarna hijau diduga Narkotika
jenis ganja (yang disihkan dari 39 (tiga puluh sembilan) batang pohon
ganja yang disita) berat Netto 6,2255 (enam koma dua dua lima lima) gram
kantongberat Netto 4,4683 (empat koma empat enam delapan tiga) gram.
ditanda tangani atas sumpah jabatan oleh Dra. KETUT AYU SARWETINI, Apt
POM di Pontianak (selaku Manajer Teknis I), dengan hasil sebagai berikut :
1 (satu) botol cairan kental warna coklat diduga Narkotika jenis ganja berat
Brutto 36,7520 (tiga enam koma tujuh lima dua nol) gram mengandung
2009 tentang Narkotika). Label Sisa Barang Bukti 1 (satu) botol berat
78
Brutto 28,4772 (dua delapan koma empat tujuh tujuh dua) gram.
tanggal 20 Pebruari 2017, yang di tanda tangani oleh kepala BNN Kabupaten
Test urine / Narkoba pada tanggal 20 Pebruari 2017, menggunakan alat Test
2017, yang di tanda tangani oleh kepala BNN Kabupaten Sanggau NGATIYA,
RIAWATI, yang bersangkutan benar telah dilakukan Test urine / Narkoba pada
istrinya dengan cara mengoleskan esktrak atau minyak ganja tersebut ke luka
yang diderita istri terdakwa dan mencampur ganja tersebut kedalam minuman
istri terdakwa, dengan demikian menurut Majelis Hakim unsur ini telah
pemberantasan Narkotika;
79
8. KEADAAN YANG MERINGANKAN
9. Putusan Hakim
Kehakiman dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
MENGADILI:
telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
b. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara
rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar diganti dengan
ditanam di 1 (satu) buah pot berukuran besar warna merah bata terbuat
80
dari plastik;
ditanam di 1 (satu) buah pot berukuran sedang warna merah bata terbuat
dari plastik;
ditanam di 1 (satu) buah pot berukuran sedang warna merah bata terbuat
dari plastik;
ditanam di 1 (satu) buah pot berukuran sedang warna hitam terbuat dari
plastik;
ditanam di 1 (satu) buah pot berukuran sedang warna hitam terbuat dari
plastik;
ditanam di 1 (satu) buah pot berukuran sedang warna hitam terbuat dari
plastik;
ditanam di 1 (satu) buah pot berukuran sedang warna hitam terbuat dari
plastik;
ditanam di 1 (satu) buah pot berukuran sedang warna hitam terbuat dari
plastik;
ditanam di 1 (satu) buah pot berukuran sedang warna hitam terbuat dari
plastik;
10. 1 (satu) bungkus karung beras warna putih merk madu tupai yang
81
didalamnya terdapat 1 (satu) bungkus kantong plastik warna hitam yang
11. 1 (satu) buah botol kecil terbuat dari kaca warna bening yang didalamnya
15. 4 (empat) buah jeriken ukuran 1000 Mili liter warna putih yang masing-
16. 1 (satu) buah jeriken ukuran 1000 Mili liter warna putih yang masing-
20. 1 (satu) buah kompor gas warna hitam silver merk rinnai.
21. 1 (satu) buah alat pemasak nasi warna putih biru merk miyako.
24. 1(satu) buah buku dengan judul The Marijuana Grow Bible.
26. 1 (satu) buah buku dengan judul National Geographic Indonesia Ganja
82
30. 1 (satu) buah buku dengan judul Cannabis Alchemy.-
1 (satu) buah Kartu Tanda Penduduk atas nama Fidelis Arie Sudewarto.
1. 1 (satu) Buah motor Honda Vario Warna Putih dengan nomor polisi KB 3235 UY.
Membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 2.000,- (dua
ribu rupiah)
B. PEMBAHASAN
perkembangan dimana baik dunia ilmu pengetahuan maupun badan-badan peradilan telah
menunjuk untuk juga memasukan apa yang disebut “noodtoestand” itu kedalam
pengertian dari overmacht sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 48 KUHP maka
a. overmacht dalam arti sempit, yakni keadaan memaksa yang telah ditimbulkan oleh
b. Noodtoestand yakni keadaan memaksa yang telah timbul bukan karena adanya
Pandangan penulis, apa yang dilakukan oleh Fidelis masuk dalam kategori yang
dimaksud dalam Pasal 48 KUHP mengenai Noodtoestand. Oleh karena itu, meskipun apa
yang dilakukan oleh Fidelis telah memenuhi rumusan delik dalam dakwaan, namun yang
46
Van Hattum, dalam P.A.F Lamintang, op.cit hlm. 347
83
dilakukan adalah dalam keadaan darurat. Keadaan darurat tersebutlah yang memunculkan
suatu pertentangan antara kewajiban hukum dengan suatu kepentingan hukum yang di
hadapi Fidelis.
seluruh proses hukum yang sedang berlangsung. Namun pada saat yang sama penulis
perlu untuk memberikan penjelasan terkait fakta – fakta hukum yang dalam pandangan
“Bahwa dalam persidangan, Majelis Hakim tidak menemukan hal-hal yang dapat
menghapuskan pertanggungjawaban pidana, baik sebagai alasan pembenar dan
atau alasan pemaaf, maka terdakwa harus mempertanggungjawabkan
perbuatannya”
Menurut penulis apa yang dipertimbangkan dalam kasus ini, hakim seharusnya
berani memutus terdakwa dengan vonis bebas dengan alasan perbuatan tersebut formil
melawan hukum tapi materil dapat dibenarkan, sehingga sejalan dengan rasa keadilan
masyarakat.
Para ahli hukum pidana baik dari kalangan akademisi maupun praktisi hingga kini
sebenarnya sudah sepakat bahwa ajaran perbuatan melawan hukum materil (materiele
84
wederechtelijkheid) dalam fungsi negatif dapat diterapkan dalam kasus aktual. Ajaran
hukum ini pada intinya menggariskan, meskipun suatu perbuatan telah memenuhi unsur
formil suatu pasal undang-undang (perbuatannya formil melawan hukum), maka tidak
selalu pelaku dapat dipidana jika ada perkecualian berdasarkan aturan hukum tidak
Dengan kata lain, penerapan ajaran melawan hukum materil dalam fungsi negatif
grond) atau alasan pembenar atau menghalalkan perbuatan yang merupakan suatu tindak
hukum suatu perbuatan adalah pandangan hukum atau kesadaran hukum masyarakat
bahwa perbuatan tersebut tidaklah tercela atau dapat dibenarkan. Adapun kriteria dan
syarat penerapan ajaran hukum materil dalam fungsi positif dapat dirujuk pendapat ahli
hukum terkemuka, seperti Th. W. Van Veen, Langemeyer dan J.M. Van Bemmelen.48
Menurut Th. W. Van Veen, kriterianya: pendapat hakim bahwa pembentuk undang-
undang sendiri andai menghadapi persoalan ini sudah pasti dibuatnya perkecualian atau
hakim berpendapat perbuatan terdakwa memiliki tujuan yang baik dan dapat dibenarkan.
Sementara Langemeyer dan Van Bemmelen ajukan kriteria: perbuatan terdakwa lebih
Pada awalnya, ajaran melawan hukum materil dalam fungsi negatif pertama kali
diterapkan dalam kasus aktual dalam perkara yang dikenal dengan Arrest Dokter Hewan di
kota Huizen, Belanda, berdasarkan putusan Hoge Raad (Mahkamah Agung Belanda)
Seorang dokter hewan mencampur 7 ekor sapi sehat ke dalam kumpulan sapi yang
telah terjangkit penyakit, dengan pertimbangan supaya ke 7 ekor sapi tersebut tidak
47
https://www.kompasiana.com/sutomo-paguci/fidelis-divonis-bebas-andai-hakim-gunakan-ajaran-hukum-
ini_59928c70b7687c0d6834af52, diakses pada Minggu, 08 April 2018 pukul 00.00
48
Ibid., hlm 2
49
Ibid., hlm 2
85
terjangkiti penyakit saat mengeluarkan susu, sebab jika sampai sapi-sapi itu diserang
penyakit menular itu ketika mengeluarkan susu maka sapi-sapi itu akan mengalami
penderitaan yang amat sangat dan lebih rawan menularkan secara lebih luas lagi. Cuma
undang tentang Hewan) karena semua sapinya terjangkiti penyakit menular. Di tingkat
pertama dan banding, si dokter hewan dinyatakan bersalah. Namun di tingkat Hoge Raad,
Alasan Mahkamah Agung Belanda, barang siapa melakukan suatu perbuatan yang
memenuhi rumusan pasal undang-undang tidak selalu harus dijatuhi pidana, meskipun
Atas dasar itu, sekalipun perbuatan dokter hewan itu telah jelas-jelas memenuhi
unsur Pasal 82 Veetwet, akan tetapi perbuatan dokter hewan itu dapat dibenarkan
sehingga perbuatannya tidak mengandung sifat melawan hukum secara materil, karena
perbuatan dokter hewan itu telah sesuai dengan pengetahuan keahliannya. Oleh karena
sistem hukum pidana umum Indonesia mengadopsi hukum pidana Belanda, maka ajaran
melawan hukum materil dalam fungsi negatif tersebut, pun, berlaku dalam kasus-kasus
aktual di Indonesia.
alat-alat pencegah kehamilan, ini jelas melanggar Pasal 283 Ayat (1) KUHP, sehingga
perbuatan ini formil melawan hukum, akan tetapi secara materil tidaklah tercela atau
tidak melawan hukum atau dapat dibenarkan atau dapat diterima, karena keluarga
bukan untuk yang lain, perbuatan ini memang secara formil melawan hukum. Kecuali ada
86
bukti bahwa ganja yang ditanam Fidelis tersebut digunakan sendiri oleh yang
ekonomis, maka dalam kasus ini jelas memenuhi unsur pasal sekaligus tercela secara
tersebut, dokter telah meminta dilakukan perawatan di rumah. Dengan memberikan ganja
sebagai pengobatan, Fidelis telah mampu meningkatkan kualitas hidup dari istrinya
Perlu digaris bawahi bahwa pada dasarnya Narkotika merupakan zat atau obat yang
sangat bermanfaat dan diperlukan untuk pengobatan penyakit tertentu. Pernyataan itu
jelas tertulis dalam Keterangan Umum Undang-Undnag Nomor. 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika. Tindakan Fidelis juga didorong dari kondisi dimana Negara belum dapat
diatur dalam Pasal 7 UU No 35 Tahun 2009 yang menyatakan “Narkotika hanya dapat
Cannabis. Hingga kini penelitian tersebut belum terlaksana. Menteri Kesehatan Nila
Moeloek beralasan biaya penelitian ganja besar dan banyak hal lain untuk diteliti
dibanding ganja.50 Untuk dicatat, medical marijuana (ganja untuk tujuan pengobatan),
bukanlah hal baru di Dunia kesehatan, Musri Musman, ahli kimia dari Universitas Syiah
50
http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-39780294, diakses pada Kamis, 03 Mei 2018 pukul 12.26.
87
Kuala, Banda Aceh, meneliti khasiat medis ganja terhadap penyakit diabetes. Profesor
Musri sudah melakukan kajian literatur, namun belum meneliti di lapangan. Ada bagian
dalam zat yang terkandung di dalam ganja, terutama minyaknya, yang bisa mereduksi
pembentukan gula berlebihan pada darah dan tidak dapat dinetralisir oleh insulin, itu
dihambat olehnya. Dengan demikian terjadi keseimbangan gula dalam darah, dalam
kajian literatur, khasiat medis ganja berasal dari senyawa kimia dalam ganja bernama
cannabinoid atau disingkat CBD. CBD diyakini berdampak pada tubuh sejak 1990-an
ketika sejumlah ilmuwan menemukan keberadaan dua reseptor CBD dalam tubuh
manusia51. Reseptor pertama terhubung dengan rasa nyeri, sedangkan reseptor kedua
terhubung dengan sistem kekebalan tubuh. Kedua reseptor ini akan aktif seiring dengan
masuknya CBD ke dalam tubuh dan memicu reaksi kimia. setidaknya sudah banyak
Dalam kasus Fidelis Arie Sudewarto (39), yang menanam atau memiliki 39 batang
ganja, jelas memenuhi unsur atau melanggar Pasal 116 Ayat (1) dan (3) UU No 35 Tahun
2009 tentang Narkotika, jadi formil melawan hukum, akan tetapi secara materil tidaklah
tercela atau dapat dibenarkan karena apabila ganja itu dipergunakan sesuai dengan
keahlian dan pengetahuan yang benar maka dapat dipergunakan untuk mengobati
Dengan melakukan tindak pidana dan memperhitungkan keadaan genting aktual yang ia
hadapi, Fidelis telah melindungi kebendaan hukum (nyawa isterinya) yang jelas lebih
penting. Dapat dikatakan bahwa perbuatan Fidelis justru memenuhi kewajiban sosial
51
Ibid.,
52
Ibid., hal 455
88
yang lebih penting. Dalam hal ini Noodtoestand ditempatkan dalam konteks pertentangan
eksternal (keadaan) yang menekan sedemikian rupa sehingga secara nalar tidak mampu
menangkalnya. Dalam hal ini dapat dikatakan tidak ada kemampuan secara bebas
menentukan kehendaknya dari sudut pandang hukum bahkan lebih jauh lagi kerap terjadi
dengan ini dapat dibayangkan adanya pertentangan nurani yang membingungkan yang
dialami Fidelis dan dalam situasi genting harus memilih melakukan delik yang
bersangkutan atau memilih tidak melakukanya dengan resiko ada kepentingan lebih berat
Dalam kasus Fidelis yang ditangkap sebab kedapatan menanam ganja dibelakang
rumahnya, Hakim seolah menganggap hukum positif sebagai satu-satunya sumber hukum
yang sah dan paling benar dengan menafikan fakta lain atau fakta non hukum yang
tersembunyi di baliknya. Padahal tujuan dicipataknnya hukum itu sendiri adalah untuk
menciptakan kedamaian, tidak hanya ketertiban tetapi juga kesebandingan. Melihat fakta
sosial yang dialami oleh Fidelis tersebut, cita-cita hukum sebagaimana yang diinginkan
sehingga tujuan diselenggarakannya hukum itu belum terwujud. Jika adanya hukum itu
justru tidak mempertimbangan rasa kemanusiaan dan tidak menyentuh peri kemanusiaan
itu sendiri, maka perlu dipertanyakan lebih jauh lagi tujuan diadakannya hukum tersebut.
Sebagai catatan, tulisan ini tidak dibuat untuk menghambat kinerja pemerintah dalam
53
Jean Remmelink,Hukum Pidana “Komentar Atas Pasal-Pasal Terpenting Dari Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana Belanda Dan Padananya Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidanan Indonesia”,PT Gramedia Pustaka Utama ,
Jakarta, 2014, hlm 229-230
89
upaya pemberantasan tindak pidana narkotika, melainkan untuk melihat hukum dari sisi
penjelasan pasalnya telah mewanti-wanti agar hakim dalam membuat putusan mengikuti
nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat. Norma hukum ini
Mengapa penting? Sebab, tujuan tertinggi dari hukum adalah sarana atau alat untuk
menghadirkan keadilan. Hukum bukan untuk hukum itu sendiri. Jadi, adalah tercela jika
Perlu diketahui bahwa rencana mengenai rumusan Pasal 48 KUHP itu semula
berbunyi “Niet strafbaar is hij die een feit begaat waartoe hij door overmacht is
telah diganti dengan perkataan “gedrongen”, dengan alasan bahwa penggunaan dari
ditimbulkan oleh keadaan-keadaan itu merupakan suatu keadaan yang membuat sesuatu
perbuatan itu menjadi tidak bersifat melanggar hukum, ataukah merupakan suatu keadaan
yang meniadakan unsur shculd pada pelakunya, Profesor Noyon berpendapat bahwa
54
Noyon-Langemeijer, dalam P.A.F Lamintang, hlm. 247
90
suatu overmacht itu haruslah diartikan sebagai suatu keadaan yang membuat sesuatu
perbuatan yang telah dilakukan oleh seseorang yang berada didalam keadaan semacam
itu menjadi tidak bersifat melanggar hukum, dan pada waktu yang sama juga merupakan
mengakui tentang adanya tiga macam peristiwa pokok, dimana suatu overmacht dapat
dimana terdapat :
hukum;
Dalam kasus ini Fidelis dihadapkan oleh dua pilihan dilematis, yakni melanggar
hukum positif Indonesia (Kewajiban hukum) atau membiarkan istri tercintanya menderita
(Kepentingan hukum). Sebagai seorang suami, Fidelis tentu bertanggung jawab lahir batin
atas kondisi sang istri. Situasi Fidelis ini gambaran atas keadaan darurat. Sehingga,
keadaan ini terjadi karena seseorang mempunyai kewajiban untuk menaati peraturan atau
untuk menolong sesama dengan menaati kepentingannya sebagai seorang suami yang
55
Ibid., hlm. 252.
56
Ibid., hlm 434
91
berada dalam keadaan dimana istrinya dalam kondisi berbahaya. Untuk itu penulis akan
111/Pid.Sus/2017/PN Sag.
pernah terjadi Belanda yang berkaitan dengan adanya suatu pertentangan antara suatu
kewajiban hukum dengan suatu kepentingan hukum , hal ini menyangkut seorang pemilik
toko kacamata yang melanggar peraturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah kota
praja Amsterdam tentang kewajiban untuk menutup perusahaan pada jam yang telah
ditentukan, oleh karena tepat pada saat pemilik toko kacamata tersebut akan menutup
pintu tokonya telah datang seoran tua, yakni tuan de Grooth yang telah meminta
bahwa kacamatanya yang sedang ia pakai telah hilang dijalan dan ia telah tidak mampu
untuk menemukan kembali kacamatanya itu, justru karena tanpa menggukan kacamata
tersebut tuan de Grooth tidak dapat melihat sesuatu. Walaupun pemilik toko kacamata itu
yang telah dikeluarkan oleh pemerintahkota praja Amsterdam, akan tetapi ia juga
mempunyai suatu kepentingan hukum, yakni untuk menolong seseorang yang memang
perlu untuk ditolong, oleh karena itu ia tahu secara pasti bahwa tuan de Grooth tidak akan
dapat menolong dirinya sendiri untuk pulang kerumahnya dan mungkin saja tanpa
tersebutlah maka pemilik toko kacamata tersebut telah membantu tuan de Grooth untuk
Pemilik toko kacamata tersebut kemudian telah diajukan kedepan pengadilan oleh
penuntut umum engan tuduhan telah melanggar peraturan pemerintah kota praja
Amsterdam tentang kewajiban untuk menutup perusahaan pada waktu yang telah
92
kacamata itu dengan alasan bahwa ia berada dalam suatu keadaan terpaksa atau “in staat
van nood”. Pada tingkat banding ternyata Hof di Amsterdam telah menyatakan pemilik
toko kacamata itu sebagai terbukti bersalah, namun pada tingkat HOGE RAAD telah
membebaskan pemilik toko kacamata tersebut dari segala tuntutan hukum dengan alasan
HOGE RAAD didalam arrestnya tanggal 15 Oktober 1923 N.J. 1923 halaman
1329, W. 111357 yang juga dikenal dengan dengan sebutan “opticienarrest”58 telah
tersebut, dimana sebenarnya terdapat suatu noodtoestand yang telah terjadi karena
Kemudian kembali disampaikan oleh Profesor NOYON mengenai hubungan antara suatu
“perbuatan yang dapat dibenarkan” di dalam suatu noodtoestand dengan suatu “perbuatan
yang tidak dapata dipersalahkan kepada pelakunya” didalam suatu overmacht itu oleh
Profesor NOYON telah dijelaskan sebagai berikut59. Apabila dalam suatu peristiwa yang
hingga salah satu dari kepentingan-kepentingan hukum atau salah satu dari kewajiban-
kepentingan hukum atau kewajiban hukum seperti halnya dapat dibenarkan yaitu apabila
kepentingan hukum atau kewajiban hukum yang dikorbankan itu dipandang menurut
tertib hukum adalah yang paling ringan apabila orang tidak dapat memutuskan tentang
kepentingan hukum atau kewajiban hukum mana adalah merupakan kepentingan hukum
57
Lamintang-Samosir, Hukum Pidana Indonesia, hlm 29.
58
Ibid., hlm 186
59
Noyon –Langemeijer, dalam P.A.F Lamintang, op cit, hlm 254
93
atau kewajiban hukum terberat, maka ia harus memperhatikan kepentingan hukum atau
kewajiban hukum yang manakah yang telah berada dalam dalam bahaya seandainya ia
telah tidak melakukan sesuatu. pemilihan atas kepentingan hukum atau kewajiban hukum
yang mana yang akan ia korbankan semacam itu sebenarnya merupakan suatu perbuatan
yang tidak dapat dipersalahkan kepadanya karena suatu overmacht dan bukan suatu
Hal ini sesuai dengan apa yang dialami Fidelis ketika dihadapkan dengan pilihan
antara harus menaati peraturan hukum namun istrinya kemungkinan tidak tertolong
yang legal indonesia padahal disisi lain Fidelis sudah menemukan cara untuk mengobati
isterinya, atau harus menolong isterinya namun keputusanya bukanlah suatu perbuatan
yang benar dengan menanam ganja karena menurut kacamata hukum indonesia
bertentangan dengan UU No 35 tahun 2009 . pada akhirnya keputusan yang diambil oleh
Fidelis telah sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Profesor NOYON bahwa sanya
antara kepentingan dan kewajiban hukum mana yang dalam keadaan bahaya jika ia tidak
melakukan sesuatu , tentu dalam hal ini nyawa isterinya lah yang berada dalam keadaan
94
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penulis menari kesimpulan sebagai berikut:
2009 tanpa mempertimbangkan Pasal 48 KUHP sebagai alasan pemaaf atau alasan
kemanusiaan.
2. Unsur-unsur Pasal 48 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang telah dibuktikan dalam
yang dialami oleh Fidelis, dari kepentingan dan kewajiban hukum tersebut Fidelis
dihadapkan dengan mana diantara kewajiban dan kepentingan hukum yang dihadapi yang
dalam keadaan darurat apabila tanpa suatu pengorbanan maka akan mengakibatkan
B. SARAN
1. Pada Hakim:
dari seluruh tuntutan hukum. Karena meskipun apa yang dilakukannya adalah
perbuatan yang melanggar hukum yang berlaku, namun perbuatan tersebut didorong
95
mengidentikkan hukum sebagai norma yang bersifat memaksa dan mengandung
sanksi. Jika hukum hanya mengandung paksaan saja, sudah dapat dipastikan jika
seseorang melakukan suatu perbuatan yang tidak sesuai dengan kaidah hukum maka
ada pada dirinya. Akibatnya, hukum hanya akan dianggap sebagai sesuatu yang
menakutkan, bahkan akan dianggap tidak melindungi dan tidak menghormati harkat
2. Pada Pemerintah:
Undang Nomor 35 Tahun 2009 serta mendorong agar dapat ditelitinya manfaat
apakah ganja memamng memiliki manfaat bagi kesehatan atau tidak, sehingga tidak
perlu terulang kembali kejadian yang serupa menimpa Fidelis. Pemerintah Indonesia
dan juga aparat penegak hukum jangan terkesan mengedepankan upaya penindakan
yang punitif terhadap warganya yang kedapatan melanggar norma hukum yang ada.
para pencari keadilan kerap mengalami kesulitan untuk memahami jalan pikiran para
mengesampingkan segala fakta-fakta yang dinilai ekstra legal yang tidak masuk
dalam skema aturan hukum. Artinya, dari semua fakta-fakta yang mengiringi
peristiwa hukum, oleh penegak hukum akan disaring untuk kemudian diidentifikasi
mana yang merupakan fakta-fakta hukum dan mana pula yang bukan fakta hukum.
Dalam hal ini, hanya yang merupakan fakta hukum lah yang menjadi pegangan para
penegak hukum.
96
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Arief Sidharta. 2007. Meuwissen Tentang Pengembanan Hukum, Ilmu Hukum, Teori
Hukum dan Filsafat Hukum, Jakarta: PT Refika Aditama.
Gunadi Ismu dan Efendi Jonaedi. 2014. Cepat dan Mudah Memahami Hukum Pidana, Jakarta:
Prenadamedia Group,
Jean Remmelink. 2014. Hukum Pidana “Komentar Atas Pasal-Pasal Terpenting Dari Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana Belanda Dan Padananya Dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Pidanan Indonesia”. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Lamintang P.A.F. 2014. Dasar-Dasar Hukum Pidana Di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika.
Leiden Marpaung. 2010. Proses Penanganan Perkaara Pidana (Di Kejaksaan & Pengadilan
Negeri, Upaya Hukum & Upaya Eksekusi), Jakarta: Sinar Grafika.
Moeljatno. 2000. Asas – Asas Hukum Pidana. Jakarta: Rieneka Cipta.
Mustafa, Abdullah, Ruben Achmad. 1983. Intisari Hukum Pidana, Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Rasjidi Lili dan Wyasa Putra I.B. 1993. Hukum sebagai Suatu Sistem, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Soemitro, Ronny Hanintijo. 1999. Metode Penelitian Hukum dan Jurumetri, Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Sonny Keraf. 1998. Etika Bisnis Tuntunan dan Relevansinya, Yogyakarta: Kanisius.
Soekanto Soerjono, 1996. Sri Mamudji.Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: CV. Rajawali.
Tim Lingkar Ganja Nusantara, 2014. Sekarang Aku Besok Kamu!, Tanggerang: Lingkar Ganja
Nusantara.
Sumber lain
Jurnal
Nur Agus Susanto, Dimensi Aksiologis Dari Putusan Kasus “ST” Kajian Putusan Peninjauan
Kembali Nomor 97 PK/Pid.Sus/2012, Jurnal Yudisial Vol. 7 Nomor 3 Desember 2014.
Internet
Amir Ilyas, Asas-Asas Hukum Pidana, Memahami Tindak Pidana dan Pertanggungjawaban
Pidana Sebagai Syarat Pemidanaan, hlm. 95 dalam
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/7180, diakses tanggal 18 Januari 2018.
97
Boorsma, W. G. (1917). Pharmacologisch laboratorium. 1915, Batavia: Landsdrukkerij,hlm.21-
29. Dalam
https://www.tni.org/files/publicationdownloads/dpb_44_web_def_bahasaindonesia.pdf.,d
iakses pada tanggal 24 Agustus 17.
Http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-39780294, diakses pada tanggal 03 Mei 2018
Http://lp3madilindonesia.blogspot.co.id/2011/01/divinisi-penelitian-metode-dasar.html .
diakses tanggal 18 Januari 2018
Http://regional.kompas.com/read/2017/07/24/07120771/ini-isi-nota-pembelaan-fidelis-yang-
membuat-haru-pengunjung-sidang?page=all, diakses pada tanggal 24 Januari 2018
Https://www.kompasiana.com/sutomo-paguci/fidelis-divonis-bebas-andai-hakim-gunakan-
ajaran-hukum-ini_59928c70b7687c0d6834af52, diakses pada Minggu, 08 April 2018
pukul 00.00
Hutasoit Bolmer, Artikel Politik Hukum : Tujuan Hukum Menurut Gustav Radbruch,
https://bolmerhutasoit.wordpress.com/2011/10/07/artikel- politik-hukum-tujuan-
hukummenurut-gustav-radbruch/, diakses pada tanggal 14 Desember 2017.
Kahin and R. dalam Transnasional Institute. A Historical Dictionary of Indonesia.hlm.2
dalam https://www.tni.org/files/publication.downloads/.pdf,di akses tanggal 24 Agustus
17.
Keterangan Presiden Republik Indonesia Mengenai Rancangan Undang- Undang Republik
Indonesia Tentang Narkotika, http://www.legalitas.org, diakses pada tanggal 20 maret 2018.
Memahami Kepastian (Dalam) Hukum
https://ngobrolinhukum.wordpress.com/2013/02/05/memahamikepastian,diakses pada
tanggal 14 Desember 2017
Yudio Nomor OS, Metode Penelitian Normatif, digilib.unila.ac.id/525/8/BAB%20III.pdf,
diakses pada tanggal 28 November 2017.
Sanusi, Teori Pemidanaan-Teori Pembalasan, dalam http://www.pengantarhukum.com/teori-
pemidanaan-teori-pembalasan.html, diakses tanggal 18 Januari 2018.
98