DI MASA PANDEMI
(STUDI PADA PENGADILAN NEGERI SINJAI)
OLEH
HERIANTO
2018041124
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SAWERIGADING
MAKASSAR
2021
TELECONFERENCE DALAM PERSIDANGAN PERKARA PIDANA
DI MASA PANDEMI
(STUDI PADA PENGADILAN NEGERI SINJAI)
HERIANTO
2018041124
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SAWERIGADING
MAKASSAR
2021
[Type text]
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Nama Mahasiswa : Herianto
Nomor Induk : 2018041124
Fakultas : Hukum
Program Studi : Ilmu Hukum
Judul Proposal Skripsi : “Teleconference dalam perisdangan perkara pidana di
masa pandemic studi pada Pengadilan Negeri Sinjai”
Telah diperiksa oleh pembimbing dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diajukan
dihadapan Tim Penguji Seminar Skripsi Fakultas Hukum Universitas Sawerigading
Makassar.
Makassar,
Mengetahui,
Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sawerigading Makassar
Dr.Hj.Asmah,S.H.,M.H
NIDN: 0918118001
[Type text]
PERNYATAAN ORISINALITAS
Nama : Herianto
NIM : 2018041124
pidana di masa pandemic studi Pengadilan Negeri Sinjai “adalah benar merupakan hasil
karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan orang lain. Apabila di
kemudian hari terbukti atau dapat di buktikan bahwa sebagian atau seluruhnya isi skripsi
ini hasil karya orang lain atau dikutip tanpa menyebut sumbernya, maka saya bersedia
Makassar,
Yang menyatakan
Herianto
[Type text]
DAFTAR ISI
[Type text]
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada era globalisasi sekarang ini telah membawa kita ke zaman yang
serba canggih di karenakan banyaknya perkembangan-perkembangan
teknologi di berbagai bidang yang semakin hari semakin maju. hal tersebut
membuat kita memanfaatkan teknologi yang ada untuk membantu
memudahkan dalam berkegiatan sehari hari. Perkembangan Teknologi yang
kian lama kian cepat menuntut kita untuk selalu siap dengan kemujuan
teknologi tersebut.
Salah satu teknologi yang melekat dan sering dimanfaatkan yaitu tekologi
di bidang komunikasi dan informasi. Perkembangan teknologi di bidang ini
memungkinkan diterapkannya berbagai cara yang baru yang lebih efisien
untuk memproduksikan, mendistribusikan da komsumsi barang dan jasa
dalam hal ini biasanya disebut dengan masyarakat atau ekonomi informasi.
Dalam era ini jarak fisik ataupun geografis sudah tidak menjadi faktor
pengambat lagi dalam berinteraksi sesama manusia atau antar suatu
lembaga usaha sehingga banyak yang mengatakan bahwa jagad ini sudah
menjadi suatu dusun semesta atau Global Village dimana jarak sudah
dikatakan mati atau Distance is dead.
Wabah virus corona kembali memberikan tugas terbaru pada badan atau
instansi yang bergerak di bidang hukum. Pihak pihak termaksud adalah
kejaksaan, dan pengadilan, instansi tersebut dengan pemerinta bersatu
dalam mengeluarkan sistematika terbaru dalam pengurusan atau
[Type text]
pemberkasan dan penyelesaian perkara dengan mengikuti protokol
kesehatan yang telah diterapkan.
1
Jur. Andi Hamzah. Hukum Pidana Indonesia. (Jakarta: Sinar grafika, 2016), hlm 187
[Type text]
tersangka, keluarga, atau kuasanya kepada ketua pengadilan negeri dengan
menyebutkan alasannya2.
Dalam hal ini penulis akan membahas secara khusus mengenai proses
peradilan perkara pidana. Proses peradilan pidana merupakan suatu
rangkaian acara peradilan mulai dari penindakan adanya suatu tindak pidana
2
O.C. kalagis, Rusdi Nurima. Praperadilan dalam kenyataan. (Jakarta: Penerbit Djambatan, 1997), Hlm
1-2
3
Jur. Andi Hamzah. Hukum Pidana Indonesia. (Jakarta: Sinar grafika, 2016), hlm 245
4
Ibid, hlm 237-238
[Type text]
(sumber tindakan) sampai pada lahirnya keputusan pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum tetap. Perkara pidana harus sesegera mungkin
dilaksanakan tanpa harus ditunda sampai masa pandemic selesai.
Persidangan yang biasanya dilakukan secara langsung di pengadilan yang di
mulai dari pembacaan dakwaan hingga putusan yang biasanya dilakukan
secara langsung dengan mempertemukan segala unsur yang terlibat dalam
proses persidangan tersebut kini dilaksanakan secara online.
[Type text]
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan proposal ini ada
dua antara lain sebegai berikut :
1. Landasan hukum persidangan perkara pidana melalui teleconference di
Pengadilan Negeri Sinjai
2. Apa saja yang menjadi kendala dalam persidangan perkara pidana melalui
teleconference di Pengadilan Negeri Sinjai
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah
1. Mengetahui landasan hukum dilaksanakannya persidangan perkara
pidana melelui teleconference di Pengadilan Negeri Sinjai
2. Mengetahui apa saja yang menjadi kendala dalam persidangan perkara
pidana melalui teleconference di Pengadilan Negeri Sinjai
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang dapat di peroleh dari penelitian ini anatar lain :
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini adalah salah satu persyaratan untuk menyelesaiakan
studi ilmu hukum pada tingkat strata satu (S1) di Fakultsa Hukum
Universitas sawerigading Makassar dan hasil dari penilitian ini diharapkan
mampu menjadi tambahan literature di perpustakaan khususnya di
Fakultas Hukum Universitas Sawerigading
2. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penilitian ini diharapkan mampu menambah
pengetahuan di bidang ilmu hukum yang lebih konkrit bagi aparat
penegak hukum dan pemerintah dalam bidang hukum acara pidana
khususnya dalam peradilan melalui teleconference
3. Manfaat Praktis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi praktisi
hukum polisi, jaksa, pengacara, dan masyarakat dalam lebih memahami
lagi persidangan jarak jauh atau teleconference
[Type text]
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teleconference
Berbicara tentang era transformasi dan kemajuan teknologi yang begitu pesat
saat ini, sangat banyak membawa pengaruh di berbagai bidang, semua orang
dituntut untuk tanggap dan tidak gagap dengan kemajuan teknologi. Hal ini
sangat jauh berbeda pada sepuluh atau dua puluh tahun yang lalu, ketika
ekonomi, kebudayaan dan Agama. Hal tersebut merupakan kenyataan yang sulit
Globalisasi tidak hanya terjadi dalam bentuk kebudayaan yang bersifat material,
Teleconference merupakan hal yang baru yang tentunya hal ini belum diatur
mengenai hal tersebut agar jangan sampai ada hal-hal yang menyimpang.
Memang pemanfaatan teknologi ini sempat menimbulkan pro dan kontra bagi
[Type text]
untuk mencapai kebenaran matril.
kendala dalam pembuktian yang menggunakan saksi yang memang tidak bisa
tanda tangan digital yang saat ini baru saja ada pengaturan dalam peraturan
Dalam teori, cybercourt tidak terlalu menuntut perjalanan fisik keruang sidang
Pengadilan untuk mengarsipkan suatu kopian dokumen karena semua itu dapat
diselesaikan dengan cepat secara on-line begitu juga jika seseorang yang
atau sedang berada jauh dari lokasi pengadilan, apakah sidang harus ditunda
dari Rumah Sakit atau seseorang saksi ahli yang berada di luar Negeri.
peradilan sederhana dan cepat, namun perlu juga diperhatikan hambatan yang
akan timbul jika sistem informasi yang dipakai tidak bekerja dengan baik. Ilmu
[Type text]
teknologi informatika sebagai ilmu pembantu dalam hukum acara.
selalu memicu konversi dan perdebatan para pihak. Hal tersebut dikarenakan
pasal 160 ayat 1 butir a KUHAP menyatakan bahwa saksi dipanggil kedalam
umum, terdakwa atau penasehat hukum. Selanjutnya dalan pasal 16 ayat (1)
Penafsiran pasal tersebut diatas secara tega dan jelas menuntut kehadiran
saksi secara fisik dipersidangan. Hal tersebut senada juga dengan bunyi pasal
185 ayat (1) KUHAP menyatakan bahwa keterangan saksi sebagai alat bukti
adalah apa yang saksi nyatakan disidang pengadilan. Dalam penjelasan ayat ini
orang lain. Merujuk pada pasal 185 ayat (1) KUHAP, keterangan saksi harus
pengadilan (outside of court) bukan alat bukti, dengan kata lain tidak dapat
keterangan saksi mau tidak mau harus dinyatakan di ruang sidang pengadilan
saksi yang hendak diperiksa berada diluar wilayah negara Indonesia, dan untuk
mnghadirkan saksi-saksi tersebut bukanlah hal yang mudah. Hal inilah yang
[Type text]
membuat para hakim cukup mantap untuk melanjukan pemeriksaan saksi-saksi
dari jarak jaug melalui media teleconference. Hakim wajib menggali kenyataan
hukum yang hidup dalam masyarakat, dengan kata lain hukim wajib menemukan
hukum. Hal tersebut didukung oleh pernyataan pasal 184 KUHAP yang pada
dalam suatu perkara tidak diharuskan lagi kehadiran secara fisik dalam suatu
dengan internet.
[Type text]
B. Pidana
a. Pengertian Pidana
Berbicara tentang pidana, pidana berasal dari kata straf (Belanda) yang biasa
beberapa orang akibat hukum (sanksi) baginya atas perbuatannya yang telah
5
melanggar larangan hukum pidana.
oleh instansi tertentu yang berkuasa kepada seseorang oknum sebagai hal yang
tidak enak dirasakannya dan juga hal yang tidak sehari-hari dilimpahkan”.
melanggarnya.
5
https:id//,wikipedia.org>wiki>pidana
[Type text]
2. Hukum pidana menentukan kapan dan dalam hal apa kepada mereka
perbuatan. 6
perbuatan apa saja yang merupakan sebuah tindak pidana dan hukuman apa
Negara sebagai suatu organisasi tertinggi adalah otoritas yang berhak dan
berwenang untuk menentukan dan menjalankan hukum pidana. Hal ini berarti
6
Moljatno, S.H.,M.H., Asas-asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2018, hlm.1.
7
Titik Triwulan Tutik, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Prestasi Pustakaraya,2006,hlm.11-13.
[Type text]
b. Pertanggung jawaban pidana dan sanksi pidana
yang tidak dapat dipisahkan dengan dua unsur tindak pidana lain.
Tanggung jawab pidana dalam istilah bahasa asing disebut juga sebagai
Setiap orang yang melakukan tindak pidana tidak dengan sendirinya harus
perbuatannya.
Dalam KUHP memang tidak ada rumusan yang tegas tentang kemampuan
[Type text]
tentang dua keadaan jiwa sbagaimana yang diterapkan pasal 44 KUHP.
jawaban pidana melekat pada orang bukan pada perbuatan atau tindak
pemidanaan, baik ditinjau secara umum maupun dari sudut orangnya dapat
jawab apabila :
normal dan suatu kedewasaan secara psikis yang membuat seseorang itu
yang ia lakukan
[Type text]
lakukan. 9
seseorang yang diperlukan dalam hal untuk dapat menjatuhkan pidana, dan
bukan hal untuk terjadinya tindak pidana. Jadi untuk terjadinya tindak pidana
tidak serta merta diikuti pidana pada penindaknya, akan tetapi ketika
bila ada keraguan perihal keadaan jiwa orangnya, barulah diperhatikan atau
mengerti atau tahu akan nilai dari perbuatannya itu, sehingga dapat
9
ibid, hlm.297
10
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana, raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001, hlm.146.
11
Satichid kartanegara, Hukum pidana Kumpulan Kuliah-Kuliah, Balai Lektur mahasiswa, Jakarta, 2007,
hlm.243.
[Type text]
Ketiga syarat diatas harus dipenuhi bila mana seseorang dapat dianggap
seorang anak yang masih muda adalah tidak dapat diharapkan untuk
terhadaporang gila atau orang yang menderita sakit jiwa tidak dapat
2. Sanksi pidana
Kant dalam teori absolut, bahwa pemidanaan hanya dapat dijatuhkan kepada
orang lain, maka pelaku harus dibuat menderita atau sepantasnya mangalami hal
berdasarkan teori pembalasan atau teori tujuan dipandang berat sebelah, sempit
dan sepihak. Menurut teori gabungan ini mengakui bahwa penjatuhan pidana
sebagai pembalasan yang didasarkan pada kejahatannya. Selain itu, diakui pula
13
penjatuhan pidana mempunyai tujuan dari pemidanaan itu sendiri.
12
Ibid, hlm.244.
13
Roni Wiyanto, Asas-asas Hukum Pidana Indonesia, Mandar Maju,Bandung, 2012, hlm.117.
[Type text]
merupakan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan diadakan hukum pidana.
Pemberian pidana menjadi persoalan dan pemikiran di kalangan para ahli di dalam
C. Persidangan
a. Pengertian persidangan
[Type text]