Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KERJA

KESEHATAN TRADISIONAL

Nomor :

Revisi Ke :

Berlaku Tgl: 06 Mei 2022

PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HILIR


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS BAGANSIAPIAPI
Jalan Jambu No. 22 Telp. 082268552483 Bagansiapiapi
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
KESEHATAN TRADISIONAL

I. PENDAHULUAN
Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer adalah penerapan kesehatan
tradisional yang memanfaatkan ilmu biomedis dan biokultural dalam penjelasannya serta
manfaat dan keamanannya terbukti secara ilmiah. Pengobatan tradisional merupakan salah satu
upaya pengobatan dan/atau perawatan cara lain di luar ilmu kedokteran dan/atau ilmu
keperawatan, yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatan.
Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-temurun,
berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik
bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. Menurut penelitian masa kini, obat-obatan
tradisional memang bermanfaat bagi kesehan, dan kini digencarkan penggunaannya karena
lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada
saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkab efek
samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh.
Beberapa perusahaan / perorangan pelaku penyehat tradisional telah melakukan
mengolah obat-obatan tradisional yang dimodifikasi lebih lanjut. Bagian dari Obat tradisional
yang bisa dimanfaatkan adalah akar, rimpang, batang, buah, daun dan bunga. Bentuk obat
tradisional yang banyak dijual dipasar dalam bentuk kapsul, serbuk, cair, simplisia dan tablet.
Agar dalam aplikasi pelayanannya dimasyarakat dapat dijamin kualitas kelayakannya maka
perlu dilakukan pembinaan terhadap pelaku kesehatan tradisional tersebut.
Pusat Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer mempunyai tanggung jawab
terhadap pengelolaan kegiatan yang berdampak pada kesehatan tradisonal masyrakat.
Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer yang memenuhi kriteria tertentu dapat
diintegrasikan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan meliputi :
1. Mengikuti kaidah-kaidah ilmiah.
2. Tidak membahayakan kesehatan pasien/klien.
3. Tetap memperhatikan kepentingan terbaik pasien/klien.
4. Memiliki potensi promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan meningkatkan
kualitas hidup pasien/klien secara fisik, mental, dan sosial
5. Dilakukan oleh tenaga kesehatan tradisional.

II. LATAR BELAKANG

Mendukung pencapaian SPM berdasarkan Permenkes nomor 4 Tahun 2019 tentang


Standar Tekhnis Pemenuhan Mutu Pelayanan Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan tentang
III. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas pelaku penyehatan dengan pengobatan tradisional dan
derajat kesehatan masyarakat dengan penggunaan obat-obat tradisional.
b. Tujuan Khusus
1. Membangun sistem pelayanan kesehatan tradisional yang bersinergi dengan
pelayanan kesehatan konvensional;
2. Membangun sistem Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer yang
bersinergi dan dapat berintegrasi dengan pelayanan kesehatan konvensional
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
3. Memberikan pelindungan kepada masyarakat;
4. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan tradisional; dan
5. Memberikan kepastian hukum bagi pengguna dan pemberi pelayanan
kesehatan tradisional.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN
1. Pendataan Pendataan masyarakat
2. Pembinaan Pembinaan Pengobatan Tradisional
3. Penyuluhan Penyuluhan pada masyarakat dan pengobat tradisional
4. Sosialisasi Sosialisasi obat-obat tradisional dan manfaatnya

V. PELAKSANAAN
1. Kegiatan Pendataan dan Pembinaan pelaku BATTRA/HATRRA ini terlaksana di
Pelayanan Kesehatan Pengobatan Tradisional keluarga dalam rangka
meningkatkan kualitas dari pelaku BATTRA/HATRRA serta meningkatkan derajat
kesehatan pengobatan tradisional melalui kegiatan pemantauan dan pendataan
metoda yang digunakan dan kunjungan pasien.
2. Sosialisasi obat-obat tradisional dan manfaatnya melalui pelaksanaan tanaman
obat keluarga (TOGA).
3. Memfasilitasi para pelaku BATTRA/HATRRA agar terus meningkatkan segala
perlengkapan / keperluan yang harus di penuhi untuk memberikan kepastian
hukum bagi pengguna dan pemberi pelayanan kesehatan tradisional yang
berkunjung.

VI. SASARAN
Sasaran Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer adalah tempat-tempat
pengobatan tradisional dan masyarakat.
Jumlah tempat : 8 desa di wilayah Puskesmas Bagansiapiapi
VII. RENCANA JADWAL PELAKSANAAN

NO KEGIATAN SASARAN
POKOK TRIWULAN
I II III IV
1 Pendataan Masyarakat
2 Pembinaan Pengobatan Tradisional
3 Penyuluhan Masyarakat dan Pengobatan tradisional
4 Sosialisasi Masyarakat

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilaksanakan setiap tiga bulan sesuai jadwal kegiatan.
Pelaporan kegiatan dilaksanakan setiap tiga bulan untuk mengetahuai sejauh mana kegiatan ini
terlaksana.

IX. BIAYA / SUMBER DANA

Sumber pendanaan untuk kegiatan Pembinaan Penyehatan Tradisional ini dibebankan


pada Bantuan Operasional Kegiatan (BOK) Dana Alokasi Khusus (DAK) Dinas Kesehatan
Tahun 2022

X. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

 Pencatatan harus dilakukan pada setiap petugas yang melaksanakan kegiatan


dan dikelola dengan baik sehingga dapat digunakan sewaktu dibutuhkan.
 Pelaporan dilakukan oleh penanggung jawab program dan dilaporkan ke
Kepala Puskesmas
 Evaluasi kegiatan dilakukan oleh penanggung jawab program setiap 3 bulan
sekali untuk selanjutnya dilaporkan ke Kepala Puskesmas

Demikian kerangka acuan kerja (KAK) ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

KEPALA UPT PEMEGANG PROGRAM


PUSKESMAS BAGANSIAPIAPI
KECAMATAN BANGKO

dr.ROMY CAHYADI SARY ASRIANTO, A.Md.Farm


NIP.19870518 201412 1 001 NIP. 19950502 201903 2 001

Anda mungkin juga menyukai