HUBUNGAN ILMU TASAWUF DENGAN ILMU KALAM, FILSAFAT DAN ILMU
JIWA AGAMA
A. Hubungan Ilmu Tasawuf dengan Ilmu Kalam
Jika ilmu kalam menjelaskan tentang sifat-sifat Allah dan sebagainya, maka Ilmu Tasawuf memberikan penjelasan bagaimana merasakan sifat-sifat Allah tersebut dalam diri manusia. Dengan demikian ilmu tasawuf memberikan wawasan ruhani atau spiritual dari penjelasan ilmu kalam. Dalam hal ini diperoleh penjelasan bahwa tasawuf adalah meneladani sifat-sifat Allah. Dalam kaitannya dengan Ilmu kalam, Ilmu Tasawuf berfungsi sebagai pemberi wawasan spiritual dalam pemahaman kalam. Penghayatan yang mendalam melalui hati terhadap ilmu tauhid atau ilmu kalam menjadikan ilmu tasawuf lebih terhayati atau teraplikasikan dalam kehidupan.
B. Hubungan Ilmu Tasawuf dengan Filsafat
Pendapat Al-Ghazali mengenai hubungan tasawuf dan akal yaitu : 1. Sebagai prasarana bagi tasawuf untuk memperoleh pengetahuan yang benar, mengarahkan latihan-latihan bathin yang benar. 2. Akal sebagai sarana dan alat evaluasi yang berfungsi untuk melakukan pengujian dan penilaian kritis terhadap pengalaman –pengalaman sufistik serta perluasannya.
C. Hubungan Ilmu Tasawuf Dengan Ilmu Jiwa Agama (Transpersonal Psikologi)
Psikologi agama adalah cabang dari psikologi yang meneliti dan menelaah kehidupan beragama pada seseorang dan mempelajari seberapa besar pengaruh keyakinan agama itu dalam sikap pada umumnya. Objek dan lapangan psikologi agama adalah menyangkut gejala-gejala kejiwaan dalam kaitannya dengan realisasi keagamaan (amaliah) dan mekanisme keduanya. Ilmu tasawuf melihat hubungan antara sikap dan perilaku manusia dengan dorongan atau hasrat yang muncul dari jiwa yang menyebabkan perbuatan itu ada. Para sufi menyatakan bahwa perilaku seseorang dapat tergantung dengan jenis jiwa yang berkuasa dalam dirinya. Ilmu tasawuf menghindarkan manusia dari berbagai penyakit kejiwaan dan berusaha terus- menerus melakukan kontak ruhani dengan Tuhan sehingga memperoleh ketentraman bathin dan kemerdekaan jiwa dari segala pengaruh penyakit jiwa.