Diskusi Pertemuan 1-2 - Fauzan Bin Eylidarson
Diskusi Pertemuan 1-2 - Fauzan Bin Eylidarson
Kelompok 6:
Penjelasannya :
RT(v) => fungsi distribusi radiasi spectral. Berdasarkan gambar diketahui bahwa spectrum
radiasi benda hitam berupa spectrum kontiniu dengan daya pancar yang beragam bagi
masing-masing komponen spectrum. Komponen spectrum yang berfrekuensi rendah atau
sangat rendàh memiliki radiasi atau daya pancar sangat lemah. Seiring dengan kenaikan
fekuensi, radiasi/daya pancar itu berangsur-angsur naik sampai mencapai batas tertentu
kemudian turun lagi. Pada temperatur tertentu, selalu terdapat satu komponen spektrum
yang radiansinya paling kuat.
Maka
Sehingga:
Saat frekuensi rendah (v) bernilai , saat frekuensi tinggi nilainya adalah 0.
Penjelasannya
Energi rata-rata < tiap ragam dihitung berdasarkan statistika Boltzmann yang
menyatakan bahwa "sejumlah besar (ansamhel statistik) entitas fisis sejenis yang
terbedakan dan berada pada kesetimbangan termal pada temperatur T, fraksi entitas fisis
yang meniliki energi sebanding dengan faktor Boltzman.
Exp. ( )
Penurunan rumus:
Dengan
Sehingga:
Maka:
Dimana
Maka:
Sehingga:
Kerapatan energi dirumuskan, yakni:
Dimana :
Terbukti dengan pergeseran wien dimana adalah
U=
d
x
dx
dengan
Prinsip kerja dari efek fotolistrik adalah ketika cahaya menabrak lapisan logam tertentu,
kemudian elektron di dalamnya akan terhempas keluar. Elektron akan terhermpas keluar
hanya jika energi dari cahaya lebih besar dari fungsi kerja logam. Pada efek fotolistrik,
diperoleh bahwa banyaknya elektron Yang terlepas dari permukaan logam (katoda)
sebanding dengan intensitas cahaya Yang menyinari permukaan logam tersebut.
Pada percobaan efek fotolistrik, ada batas frekuensi cahaya terendah yang menyebabkan
elektron di katoda melepaskan diri dari atom. Frekuensi terendah cahaya yang digunakan
agar terjadi peristiwa fotolistrik disebut frekuensi ambang. Oleh karena, frekuensi cahaya
berkaitan erat dengan energi foton, energi terkecil Yang digunakan untuk menghasilkan
arus elektron.
Peristiwa pelepasan elektron dari logam oleh radiasi tersebut disebut efek fotolistrik,
diamati penama kali oleh Heinrich Hertz ( 1887). Elektron yang terlepas dari logam
disebut foto-elektron.
Dari eksperimen fotolistrik yang dilakukan, ternyata teori klasik yang menyatakan
cahaya sebagai gelombang gagal menjelasakn mengenai sifat-sifat cahaya yang terjadi
pafa efek fotolistrik. Oleh karena itu, teori kuantum Einstein dipakai untuk menjelaskan
sifat penting cahaya pada fenomena ini.
Jawaban :
No Fisika Klasik Hasil Eksperimen EFL
Diperlukannya frekuensi ambang Menyajikan data eksperimen
untuk menghasilkan efek kebergantungan potensial penghenti
fotolistrik, sama sekali tidak terhadap frekuensi cahaya yang
1 dijelaskan pada fisika klasik. digunakan untuk beberapa logam
Terjadi tidaknya efek fotolistrik yaitu kalium, cesium dan tembaga,
tergantung pada intesitas bukan dimana logam berbeda punya
frekuensi. potensiaI yang berbeda pula_
Nilai potensial bergantung pada Kuat arus fotolistrik berkurang
intensitas cahaya. Semakin tinggi dengan bertambahnya potensial
penghalang. Arus akan berhenti jika
2 intensitas cahaya semakin besar
potensial penghalang berhenti.
energi yang diserap elektron,
sehingga energi kinetik jugu
besar._
Jika intensitas cahaya lemah, Arus fotolistrik muncul secara
diperlukan waktu yang cukup spontan begitu cakaya menyinari
3 lama bagi elektron untuk dan logam. Selang waktu penyinaran
tidak menjelaskan waktu tunda pertama sampai lepasnya elektron
untuk melepaskan elektron fotolistrik, besaran ini disebut waktu
dengan cahaya yang lemah. tunda.
Jika intensitas cahaya dinaikkan Kuat arus fotolistrik dengan intensitas
maka energi yang diterima juga cahaya untuk frekuensi tertentu.
meningkat, konsep ini tidak
4
mampu memberikan penjelasan y
ang memadai tentang fotolistrik.
Menurut Einstein: Efek fotolistrik merupakan peristiwa tumbukan antara partikel radiasi
e.m. (foton) dengan elektron. Energi yang dibawa oleh cahaya terdistribusi secara diskrit
dalam bentuk paket-paket energi bukan terdistribusi secara kontiniu sebagaimana yang
dinyatakan dalam teori gelombang. Dalam hal ini paket-paket energi berprilaku sebagai
partikel yang kemudian disebut foton-foton bergerak dengan laju c sehingga energi
bergantung pada frekuensi.
Fakta eksperimen dari efek foto-listrik ini tak dapat dijelaskan dengan teori-teori klasik
seperti teori listrik-magnetnya Maxwell. Pada 1905, Einstein mengemukakan bahwa
proses tersebut dapat diungkapkan sebagai masalah tumbukan partikel. Menurut beliau,
suatu berkas cahaya monokromatik dapat dipandang sebagai kumpulan partikel-partikel
yang disebut foton yang masing-masing memiliki energi hf di mana f adalah frekuensi
cahaya. Jika suatu foton menumbuk permukaan logam, energi foton itu dialihkan ke
elektron dan ketika
dengan W adalah kerja yang diperlukan untuk melepaskan W ini bergantung pada jenis
logam Milikan pada 1916 melakukan eksperimen seperti dalam Gb.1.2. Energi kinetik K
diukur dengan memberikan potensial stop V (sehingga K=eV) ditunjukkan oleh
penunjukan ampermeter sama dengan 0. Jika V=0 maka W=hvo. Sedangkan konstanta
Planck h adalah kemiringan kurva V-f.
Gambar Eksperimen efek foto-listrik dan potensial stop sebagai fungsi
frekuensi cahaya
Keterangan :
E=Energi tiap foton h
= kosntanta planck v
= frekuensi vo =
frekuensi ambang
E= 10 J (tidak terjadi)
E = 25 J (e-), 3J
C. ATOM HIDROGEN
Pada beberapa abad sebelum masehi, filsuf Yunani diantaranya Leucippus dan
Democritus berpendapat bahwa semua materi terdiri dari partikel-partikel kecil yang tak
terbagi. Democritus menyatakan bahwa jika suatu materi dibagi menjadi bagian yang lebih
kecil kemudian terus dibagi lagi maka sampai pada suatu saat di mana didapat bagian yang
sangat kecil yang tidak dapat dihancurkan atau dibagi lagi yang disebut atom. Namun,
pemikiran filosofis tersebut tidak begitu diterima pada saat itu hingga pada awal abad
ke18, John Dalton merumuskan teori atom yang berhasil menjelaskan hukum-hukum dasar
kimia — hukum kekekalan massa, hukum perbandingan tetap, dan hukum kelipatan
perbandingan.
1. Setiap unsur tersusun dari partikel yang sangat teramat kecil yang disebut atom.
2. Semua atom dari satu unsur yang sama adalah identik, namun atom unsur satu
berbeda dengan atom unsur-unsur lainnya.
3. Atom dari satu unsur tidak dapat diubah menjadi atom dari unsur lain melalui
reaksi kimia; atom tidak dapat diciptakan aiaupun dimusnahkan dalam reaksi kimia
4. Senyawa terbentuk dari kombinasi atom-atom dari unsur-umsur yang berbeda
dengan rasio atom yang spesiiik.
Teori atom Dalton ini memberikan gambaran model atom seperti model bola pejal
atau model bola billiard.
Spektrum atom dalam berbagai rentang panjang gelombang seperti cahaya tampak,
inframerah, ultraviolet, sinar-X, mikro gelombang, dan rentang frekuensi radio memberikan
informasi penting tentang struktur elektronik dan komposisi atom.
Gambar 1. Menggambarkan variasi panjang gelombang ini berupa wilayah dan unit pada
spektrum elektromagnetik.
Spektrum optik dapat dikelompokkan lebih lanjut menjadi tiga jenis, yaitu spektrum
garis, spektrum pita, dan spektrum kontinu. Spektrum kontinu terjadi ketika benda padat atau
gas dengan kepadatan tinggi memancarkan radiasi dalam berbagai panjang gelombang.
Spektrum pita terdiri dari sejumlah besar garis spektral yang sangat dekat satu sama lain dan
biasanya terkait dengan molekul. Sedangkan spektrum garis khas untuk atom, terdiri dari
garis tunggal yang dapat dikelompokkan dalam serangkaian karakteristik.
Spektrum optik dapat diamati baik melalui emisi maupun absorpsi. Mode pertama
memerlukan zat yang akan diperiksa untuk memancarkan cahaya; ini dapat dicapai dengan
mentransfer energi ke atom-atom tersebut melalui cahaya, tumbukan elektron, rangsangan
sinar-X, atau proses lainnya. Jika suatu zat memancarkan kembali cahaya yang telah
diserapnya, proses ini disebut fluoresensi resonansi. Contoh yang paling terkenal dari ini
adalah fluoresensi resonansi natrium uap.
Gambar 2. Fluoresensi resonansi natrium. Logam natrium dipanaskan dalam sebuah bola kaca
yang diberikan ruang hampa udara. Uap natrium yang dihasilkan menyerap cahaya dari lampu
uap natrium dan memancarkan cahaya yang sama dalam bentuk fluoresensi resonansi ke
segala arah.
Spektrum umumnya diukur dalam berbagai unit yang berbeda, tergantung pada fitur-fitur
peralatan atau pertimbangan praktis:
Panjang gelombang ini dapat diukur secara mutlak menggunakan kisi difraksi. Namun,
biasanya spektrum perbandingan yang telah dikalibrasi digunakan untuk mencapai tingkat
akurasi yang lebih tinggi.
Salah satu standar panjang gelombang yang digunakan adalah garis kuning 8~r, yang
merupakan garis kuning dalam spektrum atom 86Kr.
Secara umum, panjang gelombang diukur dalam kondisi vakum. Panjang gelombang yang
sesuai dalam udara sedikit lebih kecil, karena indeks bias udara sedikit lebih besar dari 1,
dan kecepatan cahaya dalam udara oleh karena itu sedikit lebih kecil daripada dalam
vakum. Untuk mengkonversi panjang gelombang yang diukur dalam udara (udara
"normal", 15 °C, 760 Torr), gunakan rumus berikut.
Indeks bias udara adalah fungsi dari panjang gelombang. Pada 6000 A, n = 1.0002762.
- Penentuan frekuensi lebih umum, karena tidak bergantung pada medium. Kita
memiliki:
- Akhirnya, elektron volt (eV) sering digunakan sebagai satuan ukuran energi. Beberapa
satuan yang penting dan praktis dalam fisika atom beserta faktor konversinya dapat
ditemukan dalam Tabel 8.1 dan di Gambar 8.1
Atom Hidrogen adalah atom yang sangat sederhana karena terdiri dari satu elektron
dan satu proton, serta memiliki beberapa lintasan tempat elektron berputar mengelilingi inti
atom. Spektrum atom Hidrogen adalah pola pancaran cahaya yang terjadi ketika elektron
dalam atom tersebut berpindah dari tingkat energi tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah.
Spektrum ini terdiri dari beberapa rangkaian garis spektral yang muncul karena perubahan
tingkat energi elektron di dalam atom. Spektrum pancar dapat terdiri dari garis-garis spektral
yang tegas maupun spektrum berbentuk kontinu, tergantung pada sumber radiasinya. Salah
satu aplikasi penting dari atom Hidrogen adalah dalam produksi energi alternatif, terutama
produksi hidrogen. Ada beberapa metode yang digunakan untuk menghasilkan gas hidrogen,
termasuk reforming hidrogen, steam reforming, oksidasi parsial, elektrolisis, dan
fotoelektrolisis.
Kirchhoff dan Bunsen, pendiri analisis spektroskopis, adalah yang pertama kali
menemukan pada pertengahan abad ke-19 bahwa setiap unsur memiliki spektrum
karakteristiknya sendiri. Hidrogen adalah unsur yang paling ringan, dan atom hidrogen adalah
atom paling sederhana, terdiri dari proton dan elektron. Spektrum atom hidrogen telah
memainkan peran penting berulang kali selama 90 tahun terakhir dalam perkembangan
pemahaman kita tentang hukum struktur atom dan struktur materi.
Spektrum emisi atom hidrogen menunjukkan tiga garis karakteristik dalam wilayah
cahaya terlihat pada panjang gelombang 6563 Å, ~861 Å, dan 4340 Å (Hα, β, γ). Garis yang
paling intens dari ketiga garis ini ditemukan pada tahun 1853 oleh Angstrom; sekarang
disebut garis Hα. Di wilayah ultraviolet dekat, ketiga garis ini diikuti oleh serangkaian garis
lainnya, yang semakin mendekat satu sama lain secara teratur saat mereka mendekati batas
panjang gelombang pendek (H∞).
Balmer menemukan pada tahun 1885 bahwa panjang gelombang dari garis-garis ini dapat
direproduksi dengan sangat baik oleh suatu hubungan yang memiliki bentuk seperti ini.
Seri Balmer dalam spektrum emisi hidrogen. Konvergensi garis-garis ke batas seri H∞
terlihat jelas.
Di sini, adalah bilangan bulat, = 3,4, ... dan G adalah konstanta empiris. Saat
ini, kita menulis rumus Balmer sedikit berbeda. Untuk bilangan gelombang dari garis-garis
tersebut, kita menulis seperti ini.
Berikut adalah 20 garis pertama dari deret Balmer atom hidrogen. Angka-angka yang
disebutkan adalah panjang gelombang dalam udara, bilangan gelombang dalam ruang hampa,
dan nilai-nilai yang dihitung dari rumus Balmer.
Di atas batas deret, kita mengamati kontinum batas deret yang disebut, yaitu daerah di
mana spektrum tidak menunjukkan lagi garis-garis, tetapi malah berupa spektrum kontinu.
Perbandingan antara garis spektral yang dihitung dari rumus Balmer (8.2) dengan
garis-garis yang diamati (Tabel 8.2) menunjukkan bahwa rumus ini bukan hanya merupakan
pendekatan yang baik: deret ini dijelaskan dengan sangat presisi. Seluruh spektrum atom H
direpresentasikan oleh persamaan-persamaan dalam bentuk ini.
dengan n' < n yang merupakan bilangan bulat. Angka n dan n' disebut sebagai bilangan
kuantum utama. Tabel 8.3 berisi beberapa garis dari empat seri pertama.
Hubungan (8.3) pertama kali dirumuskan oleh Rydberg pada tahun 1889. Ia
menemukan, "dengan sangat gembira", bahwa rumus Balmer (8.1) adalah kasus khusus dari
rumus Rydberg (8.3). Tabel 8.3 juga mengilustrasikan Prinsip Kombinasi Ritz, yang
ditemukan secara empiris pada tahun 1898. Prinsip ini menyatakan: Perbedaan frekuensi dua
garis dalam suatu seri spektral sama dengan frekuensi garis spektral yang sebenarnya terjadi
dalam seri lain dari spektrum atom yang sama. Sebagai contoh, perbedaan frekuensi antara
dua istilah pertama dalam seri Lyman sama dengan frekuensi garis pertama dalam seri
Balmer, seperti yang dapat dilihat dari entri panjang gelombang dalam Tabel 8.3.
Dari pengamatan dan penalaran induktif, kita dapat menyimpulkan bahwa frekuensi
(atau panjang gelombang) dari semua garis spektral dapat direpresentasikan sebagai selisih
dua istilah dalam bentuk . Seperti yang akan kita lihat selanjutnya, ini adalah tingkat energi
dari elektron dalam atom hidrogen. Garis spektral atom hidrogen dapat digambarkan secara
grafis sebagai transisi antara tingkat energi, yang menghasilkan diagram tingkat energi
spektral (Gambar 8.4).
Pada awal abad ini, sejumlah model diajukan untuk menjelaskan hubungan antara
struktur atom dan garis spektral. Salah satu model yang paling sukses dikembangkan oleh
Bohr (1913). Dalam mengikuti model Rutherford, Bohr mengasumsikan bahwa elektron
bergerak mengelilingi inti atom dalam lintasan lingkaran dengan radius r dan kecepatan v,
serupa dengan pergerakan planet mengelilingi matahari di Tata Surya. Ia menganggap adanya
keseimbangan dinamis antara gaya sentrifugal dan daya tarik Coulomb antara elektron dan
inti atom. Oleh karena itu, dalam konteks atom hidrogen, terdapat asumsi-asumsi yang
digunakan.
Energi yang sesuai adalah hasil dari penjumlahan energi kinetik dan energi potensial elektron:
Atau
Energi potensial didefinisikan sebagai pekerjaan yang diperoleh saat elektron mendekati inti
atom di bawah pengaruh gaya Coulomb dari tak terbatas hingga jarak r. Karena pekerjaan
didefinisikan sebagai hasil perkalian gaya dan jarak, dan gaya Coulomb berubah secara
kontinu dengan jarak dari inti atom, kita harus mengintegrasikan kontribusi terhadap
pekerjaan sepanjang lintasan diferensial dr; ini memberikan
sebagai energi ikatan, dapat dilihat sebagai nilai negatif, dengan titik nol adalah keadaan
ionisasi lengkap. Oleh karena itu, energi total ditemukan menjadi
Namun, jika seseorang mencoba untuk memahami emisi dan absorpsi cahaya
menggunakan model ini dan hukum-hukum elektrodinamika klasik yang diketahui, maka
akan muncul kesulitan mendasar. Secara klasik, lintasan dengan radius sembarang dan oleh
karena itu serangkaian nilai energi kontinu untuk elektron dalam medan inti seharusnya
diperbolehkan. Namun, dengan mengidentifikasi tingkat energi yang diimplikasikan oleh
serangkaian spektral dengan nilai energi elektron, seseorang dipaksa untuk mengasumsikan
bahwa hanya nilai energi diskrit yang mungkin. Selain itu, elektron yang bergerak dalam
lintasan lingkaran adalah muatan yang dipercepat, dan sebagai muatan yang dipercepat,
mereka seharusnya memancarkan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi yang sama
dengan frekuensi lintasan mereka, . Oleh karena itu, mereka akan kehilangan
energi secara kontinu, yaitu lintasan mereka tidak stabil dan mereka akan bergerak ke arah
inti. Frekuensi lintasan mereka akan berubah secara kontinu selama proses ini. Oleh karena
itu, radiasi yang dipancarkan akan mencakup berbagai rentang frekuensi yang kontinu.
Untuk menghindari ketidaksesuaian ini dengan hukum fisika klasik, Bohr merumuskan
tiga postulat yang menggambarkan penyimpangan dari perilaku klasik untuk elektron dalam
atom. Postulat-postulat ini terbukti menjadi langkah yang sangat penting menuju mekanika
kuantum. Mereka adalah:
- Persamaan gerak klasik berlaku untuk elektron dalam atom. Namun, hanya
lintasanlintasan diskrit tertentu dengan energi yang diizinkan. Ini adalah tingkat-
tingkat energi atom.
- Gerak elektron dalam lintasan-lintasan terkuantisasi ini adalah tanpa radiasi. Sebuah
elektron dapat dipindahkan dari lintasan dengan energi ikatan lebih rendah (negatif)
(yaitu r lebih besar) ke lintasan dengan energi ikatan lebih tinggi (negatif) ,
(yaitu r lebih kecil), mengeluarkan radiasi dalam prosesnya. Frekuensi radiasi yang
dipancarkan diberikan oleh rumus:
- Terakhir, untuk menghitung konstanta Rydberg pada rumus diatas dari besaranbesaran
atom, Bohr menggunakan perbandingan antara frekuensi orbit elektron dengan
frekuensi radiasi yang dipancarkan atau diserap. Dalam fisika klasik, frekuensi-
frekuensi ini akan sama, seperti yang disebutkan di atas. Namun, dengan
menggunakan (8.4), dapat dihitung dengan mudah bahwa hal ini sama sekali tidak
berlaku dalam atom hidrogen untuk radius orbit kecil r. Idea penting dari Bohr adalah
mengajukan bahwa dengan meningkatnya radius orbit r, hukum fisika atom kuantum
menjadi identik dengan hukum fisika klasik. Penerapan "Prinsip Korepondensi" ini
pada atom hidrogen memungkinkan penentuan orbit stabil yang diskrit.
Kita pertimbangkan pelepasan cahaya sesuai dengan dua postulat pertama untuk transisi
antara orbit yang bersebelahan, yaitu untuk (n - n') = 1, dan untuk n besar. dengan n - n' = τ
Atau dengan τ = 1,
Frekuensi ini sekarang dianggap sama dengan frekuensi orbital klasik : dalam
Dan
Dari persamaan diatas, kita mendapatkan nilai numerik untuk konstanta Rydberg R (yang kita
tandai dengan karena alasan yang akan menjadi jelas di bawah)
Dari persamaan
Dengan persamaan
Bilangan kuantum n yang muncul dalam ekspresi ini disebut sebagai bilangan kuantum
utama.
Selain itu, kita dapat menghitung momentum sudut orbital dari sebuah
elektron yang memiliki kecepatan v n dan frekuensi orbital Wn dalam orbit dengan radius ,
dan temukan, menggunakan persamaan
dan
aturan kuantisasi.
Aturan kuantisasi ini sering (namun tidak tepat) dianggap sebagai salah satu postulat Bohr.
Ciri penting yang umum dari postulat-postulat Bohr adalah bahwa mereka tidak membuat
pernyataan tentang proses, tetapi hanya tentang keadaan. Konsep orbital klasik ditinggalkan.
Perilaku elektron sebagai fungsi waktu tidak diselidiki, tetapi hanya keadaan awal dan
akhirnya yang diamati.gambar dibawah ini merepresentasikan model ini.
Apakah garis spektral dapat diamati, baik dalam emisi maupun absorpsi, tergantung
pada okupasi tingkat energi (juga disebut sebagai keadaan energi). Absorpsi dari sebuah
keadaan mempresuposisikan bahwa keadaan ini dihuni oleh sebuah elektron. Dalam transisi
emisi, sebuah elektron jatuh dari keadaan yang lebih tinggi ke keadaan yang lebih rendah
yang tidak dihuni; elektron harus sebelumnya diangkat ke keadaan yang lebih tinggi melalui
proses eksitasi, yaitu dengan memberikan energi tambahan. Pada suhu normal, hanya seri
Lyman dalam hidrogen yang dapat diamati dalam absorpsi, karena pada saat itu hanya tingkat
energi terendah (n = 1 dalam Gambar 8.4) yang dihuni. Ketika garis Balmer diamati dalam
spektrum bintang sebagai garis Fraunhofer (yaitu, garis-garis ini hilang dalam spektrum
kontinu karena penyerapan cahaya dalam perjalanan melalui atmosfer bintang), maka dapat
disimpulkan bahwa suhu atmosfer sangat tinggi, sehingga keadaan eksitasi pertama atom H (n
= 2) juga dihuni. Ini adalah dasar dari penentuan suhu spektroskopis dengan menggunakan
distribusi Boltzmann. Sebagai contoh, di matahari, dengan suhu permukaan 6000 K, hanya
sekitar dari atom hidrogen di atmosfer matahari berada dalam keadaan n = 2.
1. Pemodelan Spektrum Liner: Postulat pertama Bohr menyatakan bahwa elektron dalam
atom hidrogen bergerak dalam orbit tetap di sekitar inti atom, yang hanya memiliki
tingkat energi diskrit. Eksperimen spektroskopi menunjukkan bahwa spektrum atom
hidrogen terdiri dari serangkaian garis spektral yang tajam dan terpisah, yang sesuai
dengan tingkat energi elektron dalam orbit tersebut.
2. Serangkaian Garis Spektral: Eksperimen telah mengamati garis-garis spektral dalam
berbagai panjang gelombang, termasuk Seri Lyman (panjang gelombang ultraviolet),
Seri Balmer (panjang gelombang tampak), dan Seri Paschen (panjang gelombang
inframerah). Garis-garis ini sesuai dengan elektron yang berpindah antara tingkat
energi yang berbeda dalam atom hidrogen.
3. Hukum Rydberg: Eksperimen juga mendukung hukum Rydberg, yang digunakan
untuk menghitung panjang gelombang garis spektral dalam berbagai seri atom
hidrogen. Hukum ini ditemukan dengan memanfaatkan angka gelombang dan
kuantum energi.
4. Hilangnya Garis Spektral: Pada suhu kamar dan tekanan atmosfer, hanya garis
spektral dari Seri Lyman (transisi ke tingkat energi terendah, n = 1) yang teramati
dalam absorpsi. Garis-garis spektral dari Seri Balmer (transisi ke tingkat n = 2) dapat
terlihat dalam spektrum bintang atau gas panas yang memenuhi syarat ini.
5. Efek Penjelasan Terhadap Struktur Atom: Hasil eksperimen ini mendukung model
atom Bohr dan memberikan bukti kuat bahwa elektron dalam atom hanya dapat
memiliki energi dalam tingkat energi yang diskrit, yang menghasilkan serangkaian
garis spektral karakteristik.
Hasil eksperimen ini memperkuat model atom Bohr dan membantu menjelaskan fenomena
spektrum atom hidrogen dengan sangat baik. Ini juga merupakan tonggak penting dalam
perkembangan mekanika kuantum dan memahami struktur atom.
D. EFEK COMPTON
a. Foton datang dalam bentuk sinar-X atau sinar gamma ke sebuah partikel,
seperti elektron, yang bermuatan negatif dalam sebuah atom.
b. Ketika foton berinteraksi dengan elektron, sebagian energi foton akan diserap
oleh elektron, dan sebagian lainnya akan tersebar (disebarkan) oleh elektron tersebut.
c. Foton yang tersebar mengalami perubahan panjang gelombangnya (pergeseran
panjang gelombang), yang disebut sebagai "pergeseran Compton." Pergeseran ini
merupakan indikasi bahwa foton telah kehilangan sebagian energinya dalam proses
tumbukan.
d. Besarnya pergeseran Compton tergantung pada sudut tumbukan antara foton
dan elektron serta energi kinetik awal elektron.
e. Efek Compton adalah bukti eksperimental dari sifat partikel foton, karena efek
ini mengungkapkan bahwa foton dapat berperilaku seperti partikel, seperti elektron.
Prinsip kerja Efek Compton menjadi salah satu bukti penting dalam mendukung
teori dualitas gelombang-partikel cahaya (dualitas foton), yang menyatakan bahwa
cahaya memiliki sifat gelombang dan partikel. Efek ini juga memiliki aplikasi penting
dalam spektroskopi sinar-X dan sinar gamma, yang digunakan dalam berbagai bidang
seperti kedokteran, ilmu material, dan ilmu fisika atom.
Dengan kata lain, prinsip kerja Efek Compton melibatkan interaksi antara foton
dan partikel bermuatan (seperti elektron) yang mengakibatkan perubahan energi dan
panjang gelombang foton yang tersebar. Efek ini merupakan salah satu aspek penting
dalam pemahaman kita tentang sifat partikel cahaya dan fenomena subatom.
Jika energi foton sinar X mula-mula hf dan energi foton sinar X yang terhambur
menjadi (hf - hf) dalam hal ini f>r, dan panjang gelombang berubah menjadi lebih
besar.
E = hf = = Pc
Hukum kekekalan momentum
Pe.e = √ (
Pe.e =
Pe.e = √ ( (1)
Hukum kekekalan energi
E+ Ee
Ee = ( E+ (2)
Mekanika relativistik
E (3)
Substitusikan persamaan 1 ke 3 dan persamaan 2 ke 3
E + ( Pe. e)
(( E = = - 2E
2 E-
)
(terbukti)
Jawab :
Jawaban:
Menurut de Broglie, terhadap setiap partikel yang berenergi E dan bergerak dengan
momentum linear p terdapat gelombang yang diasosiasikan dengan-nya. Gelombang yang
diasosiasikan dengan partikel yang bergerak itu disebut gelombang materi, atau
gelombang de Broglie. Dalam konteks yang demikian dapat dikatakan bahwa gelombang
elektromagnet adalah gelombang de Broglie yang diasosiasikan dengan foton.
2. Jelaskan eksperimen difraksi partikel dan kaitannya dengan hipotesa de Broglie
Jawaban:
Pada eksperimen dari Davisson dan Germer terlihat interpretasinya lebih langsung.
Davisson dan Germer sedang mempelajari hamburan elektron dari padatan menggunakan
peralatan seperti yang digambarkan. Energi elektron di primer balok, sudut di mana
mereka mencapai target, dan posisi detektor bisa semuanya bervariasi. Fisika klasik
memprediksikan bahwa elektron yang tersebar akan muncul di semua tempat arah dengan
hanya ketergantungan intensitas sedang pada sudut hamburan dan bahkan lebih sedikit
pada energi elektron primer. Menggunakan blok nikel sebagai target Davisson dan
Germer memverifikasi prediksi ini.
yang sesuai dengan panjang gelombang yang diamati 0,165 nm. Eksperimen
Davisson-Germer secara langsung memverifikasi hipotesis de Broglie tentang sifat
gelombang bergerak tubuh.
Kecepatan elektron di eksperimen lebih besar di dalam kristal dan panjang gelombang
de Broglie di sana lebih pendek daripada nilai-nilai di luar. Komplikasi lain muncul dari
gangguan antar gelombang difraksi oleh berbagai keluarga bidang Bragg, yang membatasi
terjadinya maksima untuk kombinasi energi elektron dan sudut datang tertentu daripada
hanya untuk kombinasi apa pun yang mematuhi persamaan Bragg. Elektron bukanlah
satu-satunya benda yang perilaku gelombangnya dapat didemonstrasikan. Itu difraksi
neutron dan seluruh atom ketika telah dihamburkan oleh kristal yang sesuai diamati, dan
pada kenyataannya difraksi neutron, seperti sinar-x dan difraksi elektron, telah terjadi
digunakan untuk menyelidiki struktur kristal.
Dari fungsi rapat peluang posisi, (x), dapat dihitung nilai harap posisi,
dilambangi, dan variansi posisi, dilambangi sebagai, berikut
(1)
(2)
Persamaan (2) dapat diubah menjadi :
(3)
Dengan :
(4)
(5)
(6)
Dengan :
(7)
Dan
(8)
Jawaban:
Menurut de Broglie, terhadap setiap partikel yang berenergi E dan bergerak dengan
momentum linear p terdapat gelombang yang diasosiasikan dengan-nya. Gelombang yang
diasosiasikan dengan partikel yang bergerak itu disebut gelombang materi, atau
gelombang de Broglie. Dalam konteks yang demikian dapat dikatakan bahwa gelombang
elektromagnet adalah gelombang de Broglie yang diasosiasikan dengan foton.
Jawaban:
Pada eksperimen dari Davisson dan Germer terlihat interpretasinya lebih langsung.
Davisson dan Germer sedang mempelajari hamburan elektron dari padatan menggunakan
peralatan seperti yang digambarkan. Energi elektron di primer balok, sudut di mana
mereka mencapai target, dan posisi detektor bisa semuanya bervariasi. Fisika klasik
memprediksikan bahwa elektron yang tersebar akan muncul di semua tempat arah dengan
hanya ketergantungan intensitas sedang pada sudut hamburan dan bahkan lebih sedikit
pada energi elektron primer. Menggunakan blok nikel sebagai target Davisson dan
Germer memverifikasi prediksi ini.
m = 0,166 nm
yang sesuai dengan panjang gelombang yang diamati 0,165 nm. Eksperimen
Davisson-Germer secara langsung memverifikasi hipotesis de Broglie tentang sifat
gelombang bergerak tubuh.
Kecepatan elektron di eksperimen lebih besar di dalam kristal dan panjang gelombang
de Broglie di sana lebih pendek daripada nilai-nilai di luar. Komplikasi lain muncul dari
gangguan antar gelombang difraksi oleh berbagai keluarga bidang Bragg, yang membatasi
terjadinya maksima untuk kombinasi energi elektron dan sudut datang tertentu daripada
hanya untuk kombinasi apa pun yang mematuhi persamaan Bragg. Elektron bukanlah
satu-satunya benda yang perilaku gelombangnya dapat didemonstrasikan. Itu difraksi
neutron dan seluruh atom ketika telah dihamburkan oleh kristal yang sesuai diamati, dan
pada kenyataannya difraksi neutron, seperti sinar-x dan difraksi elektron, telah terjadi
digunakan untuk menyelidiki struktur kristal.
Dari fungsi rapat peluang posisi, (x), dapat dihitung nilai harap posisi,
dilambangi, dan variansi posisi, dilambangi sebagai, berikut
(1)
(2)
(3)
Dengan :
(4)
(5)
(6)
Dengan :
(7)
Dan
(8)