Anda di halaman 1dari 40

DISKUSI PERTEMUAN 1,2

Kelompok 6:

1. Fauzan Bin Eylidarson (21034054)


2. Reza Angraini (21034078)
3. Zinedin Dida (21034122)

A. RADIASI BENDA HITAM

1. Prinsip kerja/jalan Radiasi Benda Hitam


Jawaban :
Prinsip kerja radiasi benda hitarn adalah cahaya yang masuk ke rongga melalui lubang
kecil di dinding berongga tidak dapat keluar dengan segera Agar cahaya tersebut dapat
keluar dapat maka bisa dilakukan dengan cara menaikkan suhu dinding rongga

2. Hasil percobaan radiasi benda hitam Jawaban:

Gambar Distribusi spektral radiasi benda hitam pada temperatur

T5 > T4 > T3 > T2 > T1


Distribusi spectral radiasi benda hitam pada temperature T 1= 1200 K. T2 = 1500 K, T3 =
1800 K, T4 = 2100 K.

Penjelasannya :
RT(v) => fungsi distribusi radiasi spectral. Berdasarkan gambar diketahui bahwa spectrum
radiasi benda hitam berupa spectrum kontiniu dengan daya pancar yang beragam bagi
masing-masing komponen spectrum. Komponen spectrum yang berfrekuensi rendah atau
sangat rendàh memiliki radiasi atau daya pancar sangat lemah. Seiring dengan kenaikan
fekuensi, radiasi/daya pancar itu berangsur-angsur naik sampai mencapai batas tertentu
kemudian turun lagi. Pada temperatur tertentu, selalu terdapat satu komponen spektrum
yang radiansinya paling kuat.

3. Turunkan rumusan dari Teori Rayleigh Jeans


Jawaban :

menyatakan fungsi distribusi Boltzman

Maka

Sehingga:

Saat frekuensi rendah (v) bernilai , saat frekuensi tinggi nilainya adalah 0.
Penjelasannya

Energi rata-rata < tiap ragam dihitung berdasarkan statistika Boltzmann yang
menyatakan bahwa "sejumlah besar (ansamhel statistik) entitas fisis sejenis yang
terbedakan dan berada pada kesetimbangan termal pada temperatur T, fraksi entitas fisis
yang meniliki energi sebanding dengan faktor Boltzman.

Exp. ( )

Penurunan rumus:

Dengan

Sehingga:

4. Penurunan rumus dari Teori Panck Jawaban:


Turunan rumus (λ) = 4 ρτ(λ) dari Teori Ρ lanck

Maka:
Dimana

Maka:

Sehingga:
Kerapatan energi dirumuskan, yakni:

5. Pembuktian bahwa rumusan Planck cocok dengan hukum pergeseran


Wien Jawab :

Dimana :
Terbukti dengan pergeseran wien dimana adalah

6. Buktikan bahwa rumusan Planck cocok dengan hukum Stefan


Bolzmann Jawab :

U=

d
x

dx

dengan

7. Kesimpulan berdasarkan jawaban sdr untuk soal 1-6 Jawab :


1. Benda hitam yaitu benda yang menyerap seluruh radiasi yang mengenainya. Radiasi
yaitu daya pancar, banyaknya energi yang di pancarkan tiap satuan waktu.
2. Prinsip kerja radiasi benda hitam adalah cahaya yang masuk ke rongga lubang kecil di
dinding berongga tidak dapat keluar segera. Sebab cahaya tersebut dipantulkan
berkali-kali oleh dinding rongga. Agar cahay tersebut dapat keluar, dapat dilakukan
dengan cara menaikkan suhu dinding rongga.
3. Hukum-hukum yang bersangkutan dengan radiasi benda hitam:
1. Teori Raylegh Jeans
2. Teori Planck
3. Hukum pergeseran Wien
4. Hukum stevvan boltzman
4. Teori raylegh jeans tidak sesuai dengan hasil eksperimen radiasi benda hitam karena
bersifat kontinu. Teori planck sudah sesuai dengan eksperimen radiasi benda hitam
karena bersifat diskrit. Beda teori raylegh jeans dengan planck terletak pada energi
rata-rata. Teori planck dengan hukum pergeseran Wien Serta teori planck dengan
hukum stevan boltzman sudah terbukti cocok.

B.EFEK FOTO LISTRIK(EFL)


1. Prinsip kerja EFL Jawaban:

Skema eksperimen fotolistrik. Sumber gambac: Serway. Jewet

Prinsip kerja dari efek fotolistrik adalah ketika cahaya menabrak lapisan logam tertentu,
kemudian elektron di dalamnya akan terhempas keluar. Elektron akan terhermpas keluar
hanya jika energi dari cahaya lebih besar dari fungsi kerja logam. Pada efek fotolistrik,
diperoleh bahwa banyaknya elektron Yang terlepas dari permukaan logam (katoda)
sebanding dengan intensitas cahaya Yang menyinari permukaan logam tersebut.

Pada percobaan efek fotolistrik, ada batas frekuensi cahaya terendah yang menyebabkan
elektron di katoda melepaskan diri dari atom. Frekuensi terendah cahaya yang digunakan
agar terjadi peristiwa fotolistrik disebut frekuensi ambang. Oleh karena, frekuensi cahaya
berkaitan erat dengan energi foton, energi terkecil Yang digunakan untuk menghasilkan
arus elektron.

2. Beberapa hasil eksperimen EFL Jawaban:


Hasil-hasil eksperimen efek fotolistrik menunjukkan, bahwa suatu jenis logam tertentu
bila disinari (dikenal radiasi) dengan frekuensi yang lebih beşar dari harga tertentu akan
melepaskan elektron. walaupun intensitas radiasinya sangat kecil. Sebaliknya, berapapun
besar intensitas radiasi yang dikenakan pada suatu jenis logam, jika frekuensinya lehih
kecil dari harga tertentu maka tidak akan dapat melepaskan elektron dari logam tersebut.

Peristiwa pelepasan elektron dari logam oleh radiasi tersebut disebut efek fotolistrik,
diamati penama kali oleh Heinrich Hertz ( 1887). Elektron yang terlepas dari logam
disebut foto-elektron.

Dari eksperimen fotolistrik yang dilakukan, ternyata teori klasik yang menyatakan
cahaya sebagai gelombang gagal menjelasakn mengenai sifat-sifat cahaya yang terjadi
pafa efek fotolistrik. Oleh karena itu, teori kuantum Einstein dipakai untuk menjelaskan
sifat penting cahaya pada fenomena ini.

3. Perbedaan konspe fisika klasik dan hasil


eksperimen EFL

Jawaban :
No Fisika Klasik Hasil Eksperimen EFL
Diperlukannya frekuensi ambang Menyajikan data eksperimen
untuk menghasilkan efek kebergantungan potensial penghenti
fotolistrik, sama sekali tidak terhadap frekuensi cahaya yang
1 dijelaskan pada fisika klasik. digunakan untuk beberapa logam
Terjadi tidaknya efek fotolistrik yaitu kalium, cesium dan tembaga,
tergantung pada intesitas bukan dimana logam berbeda punya
frekuensi. potensiaI yang berbeda pula_
Nilai potensial bergantung pada Kuat arus fotolistrik berkurang
intensitas cahaya. Semakin tinggi dengan bertambahnya potensial
penghalang. Arus akan berhenti jika
2 intensitas cahaya semakin besar
potensial penghalang berhenti.
energi yang diserap elektron,
sehingga energi kinetik jugu
besar._
Jika intensitas cahaya lemah, Arus fotolistrik muncul secara
diperlukan waktu yang cukup spontan begitu cakaya menyinari
3 lama bagi elektron untuk dan logam. Selang waktu penyinaran
tidak menjelaskan waktu tunda pertama sampai lepasnya elektron
untuk melepaskan elektron fotolistrik, besaran ini disebut waktu
dengan cahaya yang lemah. tunda.
Jika intensitas cahaya dinaikkan Kuat arus fotolistrik dengan intensitas
maka energi yang diterima juga cahaya untuk frekuensi tertentu.
meningkat, konsep ini tidak
4
mampu memberikan penjelasan y
ang memadai tentang fotolistrik.

4. Hipotesis Einstein tentang EFL(1905)


Jawaban:

Menurut Einstein: Efek fotolistrik merupakan peristiwa tumbukan antara partikel radiasi
e.m. (foton) dengan elektron. Energi yang dibawa oleh cahaya terdistribusi secara diskrit
dalam bentuk paket-paket energi bukan terdistribusi secara kontiniu sebagaimana yang
dinyatakan dalam teori gelombang. Dalam hal ini paket-paket energi berprilaku sebagai
partikel yang kemudian disebut foton-foton bergerak dengan laju c sehingga energi
bergantung pada frekuensi.

Fakta eksperimen dari efek foto-listrik ini tak dapat dijelaskan dengan teori-teori klasik
seperti teori listrik-magnetnya Maxwell. Pada 1905, Einstein mengemukakan bahwa
proses tersebut dapat diungkapkan sebagai masalah tumbukan partikel. Menurut beliau,
suatu berkas cahaya monokromatik dapat dipandang sebagai kumpulan partikel-partikel
yang disebut foton yang masing-masing memiliki energi hf di mana f adalah frekuensi
cahaya. Jika suatu foton menumbuk permukaan logam, energi foton itu dialihkan ke
elektron dan ketika

elektron diemisikan dari permukaan logam energi kinetiknya :

dengan W adalah kerja yang diperlukan untuk melepaskan W ini bergantung pada jenis
logam Milikan pada 1916 melakukan eksperimen seperti dalam Gb.1.2. Energi kinetik K
diukur dengan memberikan potensial stop V (sehingga K=eV) ditunjukkan oleh
penunjukan ampermeter sama dengan 0. Jika V=0 maka W=hvo. Sedangkan konstanta
Planck h adalah kemiringan kurva V-f.
Gambar Eksperimen efek foto-listrik dan potensial stop sebagai fungsi
frekuensi cahaya

5. Rumusan rumusan yang diperoleh berdasarkan analisa


matematis dari ekperimen EFL Jawaban :

Keterangan :
E=Energi tiap foton h
= kosntanta planck v
= frekuensi vo =
frekuensi ambang

6. Kesimpulan dari peristiwa EFL Jawaban :


a. Efek fotolistrik yaitu gejala terlepasnya elektron pada logam akibat gelombang
EM pada umumnya setiap foton berinteraksi hanya dengan suatu elektron tunggal,
setiap foton tidak pernah membagi energinya kepada lebih dari l e-. Jika energi
foton cukup untuk melepaskan elektron dan ikatannya, maka system energi itu
akan diubah menjadi energi kinetic. Jika energi foton tidak cukup, maka foton
tidak memberikan energinya.
Misal : Jenis Aluminium (Al)

E= 10 J (tidak terjadi)

E= 21) J (belum, e- sudah lepas)

E = 25 J (e-), 3J

b. Diperlukan frekuensi ambang untuk menghasilkan efek fotolistrik


c. Ketakbergantungan potensial penghenti terhadap intensitas cahaya
d. Tidak ada waktu tunda antara penymaran sampai terjadinya arus fotoelektrik
e. Kuat arus fotoelektrik bet-banding lurus terhadap intensitas cahaya

C. ATOM HIDROGEN

1. Jelaskan perkembangan teori atom

Pada beberapa abad sebelum masehi, filsuf Yunani diantaranya Leucippus dan
Democritus berpendapat bahwa semua materi terdiri dari partikel-partikel kecil yang tak
terbagi. Democritus menyatakan bahwa jika suatu materi dibagi menjadi bagian yang lebih
kecil kemudian terus dibagi lagi maka sampai pada suatu saat di mana didapat bagian yang
sangat kecil yang tidak dapat dihancurkan atau dibagi lagi yang disebut atom. Namun,
pemikiran filosofis tersebut tidak begitu diterima pada saat itu hingga pada awal abad
ke18, John Dalton merumuskan teori atom yang berhasil menjelaskan hukum-hukum dasar
kimia — hukum kekekalan massa, hukum perbandingan tetap, dan hukum kelipatan
perbandingan.

a. Teori Atom Dalton


Teori atom Dalton menyatakan bahwa:

1. Setiap unsur tersusun dari partikel yang sangat teramat kecil yang disebut atom.
2. Semua atom dari satu unsur yang sama adalah identik, namun atom unsur satu
berbeda dengan atom unsur-unsur lainnya.
3. Atom dari satu unsur tidak dapat diubah menjadi atom dari unsur lain melalui
reaksi kimia; atom tidak dapat diciptakan aiaupun dimusnahkan dalam reaksi kimia
4. Senyawa terbentuk dari kombinasi atom-atom dari unsur-umsur yang berbeda
dengan rasio atom yang spesiiik.
Teori atom Dalton ini memberikan gambaran model atom seperti model bola pejal
atau model bola billiard.

b. Teori Atom J.J. Thomson


Pada tahun 1897, JJ Thomson melakukan eksperimen dengan sinar katoda.
Eksperimen tersebut menunjukkan bahwa sinar katoda terdefleksi (terbelokkan) oleh
medan magnet. Hal ini menunjukkan bahwa sinar katoda merupakan radiasi partikel
yang bermuatan listrik. Pada eksperimen dengan medan listrik, sinar katoda terbelokkan
menuju ke arah kutub bermuatan positif. Hal ini menunjukkan bahwa sinar katoda
merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Selanjutnya, partikel sinar katoda ini
disebut sebagai elektron. Penemuan elektron ini kemudian mengacu pada kesimpulan
bahwa di dalam atom terdapai elektron yang bermuatan negatif. Menurut model atom
Thomson, elektron bermuatan negatif tersebar dalam bola bermuatan positif seperti
model roti kisrnis, dimana kismis-kismis adalah elektron-elektron, dan roti adalah bola
bermuatan positif.

c. Teori Atom Rutherford


Pada tahun 1911, Ernest Rutherford melakukan eksperimen menembakkan
partikel-partikel bermuatan posiiif pada lempeng emas tipis. la menemukan bahwa
sehagian besar partikel-partikel a tersebut menembus melewati lempeng emas, namun
ada sebagian yang mengalami pembelokan bahkan terpantulkan. Hal ini mengacu pada
kesimpulan model atom Rutherford: model inti, di mana dalam atom yang sebagian
besar merupakan ruang kosong terdapat inti yang padat pejal dan masif bermuatan
positif yang disebut sebagai inti atom; dan elektron-elektron bermuatan negatif yang
mengitari inti atom.

d. Teori Atom Bohr


Pada tahun 1913, NieIs Bohr mengajukan model atom untuk menjelaskan
fenomena penampakan sinar dari unsur-unsur ketika dikenakan pada nyala api ataupun
tegangan listrik tinggi. Model atom yang ia ajukan secara khusus merupakan model
atom hidrogen unluk menjelaskan fenomena spektrum garis atom hidrogen. Bohr
menyatakan bahwa elektron-elektron bermuatan negatif bergerak mengelilingi inti atom
bermuatan positif pada jarak tertentu yang berbeda-beda seperti orbit planel-planet
mengitari matahari. Oleh karena itu, model atom Bohr disebut juga model tata surya.
Setiap lintasan orbit elektron berada tingkat energi yang berbeda, semakin jauh lintasan
orbit dari inti, semakin tinggi tingkat energi. Lintasan orbit elektron ini disebut juga
kulit elektron. Ketika elektron jatuh dari orbit yang lebih luar ke orbit yang lebih dalam,
sinar yang diradiasikan bergantung pada tingkat energi dari kedua lintasan orbit
tersebut.

e. Teori Atom Mekanika Kuantum

Pada tahtın 1924, Louis de Broglie menyalakan hipotesis dualisme


partikelgelombang semua materi dapat memiliki sifat seperti gelombang. Elektron
memiliki sifat seperti partikel dan juga sifat seperti gelombang. Pada tahun 1926, Erwin
Schrodinger merumuskan persamaan matematis yang kini disebut persamaan
gelombang Schrodinger, yang memperhitungkan sifat seperti partikel dan seperti
gelombang dari elektron. Pada tahun 1927, Werner Heisenberg mengajukan asas
ketidakpastian Heisenberg yang menyarakan bahwa posisi elektron tidak dapat
ditentukan secara pasti, namun hanya dapat ditentukan peluang posisinya teori-teori
dualisme partikel gelombang, asas ketidakpastian Heisenberg, dan persamaan
Schrodinger ini kemudian menjadi dasar dari teori atom mekanika kuantum.
Penyelesaian persamaan Schrodinger menghasilkan fungsi gelombang yang disebut
orbital. Orbital biasanya digambarkan seperti awan elektron, di mana kerapatan awan
tersebut menunjukkan peluang posisi elektron. Semakin rapat awan elektron maka
semakin tinggi peluang elektron, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, model atom
mekanika kuantum disebut juga model awan elektron.

Sebelumnya, pada tahun 1919, Rutherford berhasil menemukan partikel


bermualan positif, yang disebut proton, dari eksperimen penembakkan partikel a pada
atom nitrogen di udara. Lalu, pada tahun 1932, James Chadwick menemukan partikel
netral, yang disebut neutron, dari eksperimen bombardir partikel a pada berbagai unsur.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam model awan elektron, awan elektron
terdiri dari elektron-elektron bermuatan negatif yang bergerak sangat cepat mengelilingi
inti atom yang tersusun dari proton yang bermuatan positif dan neutron yang tak
bermuatan.

2. Berdasarkan eksperimen diperoleh beberapa spektrum atom Hidrogen, Jelaskan

Spektrum atom dalam berbagai rentang panjang gelombang seperti cahaya tampak,
inframerah, ultraviolet, sinar-X, mikro gelombang, dan rentang frekuensi radio memberikan
informasi penting tentang struktur elektronik dan komposisi atom.
Gambar 1. Menggambarkan variasi panjang gelombang ini berupa wilayah dan unit pada
spektrum elektromagnetik.

Spektrum optik dapat dikelompokkan lebih lanjut menjadi tiga jenis, yaitu spektrum
garis, spektrum pita, dan spektrum kontinu. Spektrum kontinu terjadi ketika benda padat atau
gas dengan kepadatan tinggi memancarkan radiasi dalam berbagai panjang gelombang.
Spektrum pita terdiri dari sejumlah besar garis spektral yang sangat dekat satu sama lain dan
biasanya terkait dengan molekul. Sedangkan spektrum garis khas untuk atom, terdiri dari
garis tunggal yang dapat dikelompokkan dalam serangkaian karakteristik.

Spektrum optik dapat diamati baik melalui emisi maupun absorpsi. Mode pertama
memerlukan zat yang akan diperiksa untuk memancarkan cahaya; ini dapat dicapai dengan
mentransfer energi ke atom-atom tersebut melalui cahaya, tumbukan elektron, rangsangan
sinar-X, atau proses lainnya. Jika suatu zat memancarkan kembali cahaya yang telah
diserapnya, proses ini disebut fluoresensi resonansi. Contoh yang paling terkenal dari ini
adalah fluoresensi resonansi natrium uap.
Gambar 2. Fluoresensi resonansi natrium. Logam natrium dipanaskan dalam sebuah bola kaca
yang diberikan ruang hampa udara. Uap natrium yang dihasilkan menyerap cahaya dari lampu
uap natrium dan memancarkan cahaya yang sama dalam bentuk fluoresensi resonansi ke
segala arah.

Spektrum umumnya diukur dalam berbagai unit yang berbeda, tergantung pada fitur-fitur
peralatan atau pertimbangan praktis:

- Dalam satuan panjang gelombang.

Panjang gelombang ini dapat diukur secara mutlak menggunakan kisi difraksi. Namun,
biasanya spektrum perbandingan yang telah dikalibrasi digunakan untuk mencapai tingkat
akurasi yang lebih tinggi.

Salah satu standar panjang gelombang yang digunakan adalah garis kuning 8~r, yang
merupakan garis kuning dalam spektrum atom 86Kr.

Secara umum, panjang gelombang diukur dalam kondisi vakum. Panjang gelombang yang
sesuai dalam udara sedikit lebih kecil, karena indeks bias udara sedikit lebih besar dari 1,
dan kecepatan cahaya dalam udara oleh karena itu sedikit lebih kecil daripada dalam
vakum. Untuk mengkonversi panjang gelombang yang diukur dalam udara (udara
"normal", 15 °C, 760 Torr), gunakan rumus berikut.

Indeks bias udara adalah fungsi dari panjang gelombang. Pada 6000 A, n = 1.0002762.

Untuk garis kuning dalam udara normal, Panjang gelombang udara


( ) = 6056.12941 A.

- Penentuan frekuensi lebih umum, karena tidak bergantung pada medium. Kita
memiliki:

- Sebuah besaran yang sering dikutip adalah bilangan gelombang (wavenumber):

Bilangan gelombang, seperti frekuensi, merupakan besaran yang berbanding lurus

dengan energi; konversi dapat dilakukan sesuai dengan persamaan ini.

- Akhirnya, elektron volt (eV) sering digunakan sebagai satuan ukuran energi. Beberapa
satuan yang penting dan praktis dalam fisika atom beserta faktor konversinya dapat
ditemukan dalam Tabel 8.1 dan di Gambar 8.1

Spektrum Optik Atom Hidrogen

Atom Hidrogen adalah atom yang sangat sederhana karena terdiri dari satu elektron
dan satu proton, serta memiliki beberapa lintasan tempat elektron berputar mengelilingi inti
atom. Spektrum atom Hidrogen adalah pola pancaran cahaya yang terjadi ketika elektron
dalam atom tersebut berpindah dari tingkat energi tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah.
Spektrum ini terdiri dari beberapa rangkaian garis spektral yang muncul karena perubahan
tingkat energi elektron di dalam atom. Spektrum pancar dapat terdiri dari garis-garis spektral
yang tegas maupun spektrum berbentuk kontinu, tergantung pada sumber radiasinya. Salah
satu aplikasi penting dari atom Hidrogen adalah dalam produksi energi alternatif, terutama
produksi hidrogen. Ada beberapa metode yang digunakan untuk menghasilkan gas hidrogen,
termasuk reforming hidrogen, steam reforming, oksidasi parsial, elektrolisis, dan
fotoelektrolisis.

Kirchhoff dan Bunsen, pendiri analisis spektroskopis, adalah yang pertama kali
menemukan pada pertengahan abad ke-19 bahwa setiap unsur memiliki spektrum
karakteristiknya sendiri. Hidrogen adalah unsur yang paling ringan, dan atom hidrogen adalah
atom paling sederhana, terdiri dari proton dan elektron. Spektrum atom hidrogen telah
memainkan peran penting berulang kali selama 90 tahun terakhir dalam perkembangan
pemahaman kita tentang hukum struktur atom dan struktur materi.

Spektrum emisi atom hidrogen menunjukkan tiga garis karakteristik dalam wilayah
cahaya terlihat pada panjang gelombang 6563 Å, ~861 Å, dan 4340 Å (Hα, β, γ). Garis yang
paling intens dari ketiga garis ini ditemukan pada tahun 1853 oleh Angstrom; sekarang
disebut garis Hα. Di wilayah ultraviolet dekat, ketiga garis ini diikuti oleh serangkaian garis
lainnya, yang semakin mendekat satu sama lain secara teratur saat mereka mendekati batas
panjang gelombang pendek (H∞).

Balmer menemukan pada tahun 1885 bahwa panjang gelombang dari garis-garis ini dapat
direproduksi dengan sangat baik oleh suatu hubungan yang memiliki bentuk seperti ini.

Seri Balmer dalam spektrum emisi hidrogen. Konvergensi garis-garis ke batas seri H∞
terlihat jelas.
Di sini, adalah bilangan bulat, = 3,4, ... dan G adalah konstanta empiris. Saat
ini, kita menulis rumus Balmer sedikit berbeda. Untuk bilangan gelombang dari garis-garis
tersebut, kita menulis seperti ini.

, n adalah bilangan bulat > 2.


Jumlah dengan n bilangan bulat > 2 , yang juga dikenal sebagai konstanta Rydberg,
memiliki nilai numerik.

Berikut adalah 20 garis pertama dari deret Balmer atom hidrogen. Angka-angka yang
disebutkan adalah panjang gelombang dalam udara, bilangan gelombang dalam ruang hampa,
dan nilai-nilai yang dihitung dari rumus Balmer.

Dengan menggunakan teknik radio-astronomi modern, transisi antara keadaan dengan


nilai n yang sangat besar telah ditemukan; tingkat dengan n antara 90 dan 350 dapat
diidentifikasi.
Alasan mengapa banyak garis pertama kali ditemukan dalam pengamatan astrofisika
dan bukan dalam eksperimen di Bumi terkait dengan kesulitan dalam menyiapkan atom
hidrogen murni di laboratorium. Gas pelepasan, di mana gas H2 terurai menjadi atom
hidrogen dan dikeksitasi menjadi fluoresensi, selalu mengandung molekul hidrogen yang
berfluoresensi juga, yang spektrumnya tumpang tindih dengan spektrum hidrogen atom.

Di atas batas deret, kita mengamati kontinum batas deret yang disebut, yaitu daerah di
mana spektrum tidak menunjukkan lagi garis-garis, tetapi malah berupa spektrum kontinu.

Perbandingan antara garis spektral yang dihitung dari rumus Balmer (8.2) dengan
garis-garis yang diamati (Tabel 8.2) menunjukkan bahwa rumus ini bukan hanya merupakan
pendekatan yang baik: deret ini dijelaskan dengan sangat presisi. Seluruh spektrum atom H
direpresentasikan oleh persamaan-persamaan dalam bentuk ini.

dengan n' < n yang merupakan bilangan bulat. Angka n dan n' disebut sebagai bilangan
kuantum utama. Tabel 8.3 berisi beberapa garis dari empat seri pertama.

Hubungan (8.3) pertama kali dirumuskan oleh Rydberg pada tahun 1889. Ia
menemukan, "dengan sangat gembira", bahwa rumus Balmer (8.1) adalah kasus khusus dari
rumus Rydberg (8.3). Tabel 8.3 juga mengilustrasikan Prinsip Kombinasi Ritz, yang
ditemukan secara empiris pada tahun 1898. Prinsip ini menyatakan: Perbedaan frekuensi dua
garis dalam suatu seri spektral sama dengan frekuensi garis spektral yang sebenarnya terjadi
dalam seri lain dari spektrum atom yang sama. Sebagai contoh, perbedaan frekuensi antara
dua istilah pertama dalam seri Lyman sama dengan frekuensi garis pertama dalam seri
Balmer, seperti yang dapat dilihat dari entri panjang gelombang dalam Tabel 8.3.
Dari pengamatan dan penalaran induktif, kita dapat menyimpulkan bahwa frekuensi
(atau panjang gelombang) dari semua garis spektral dapat direpresentasikan sebagai selisih
dua istilah dalam bentuk . Seperti yang akan kita lihat selanjutnya, ini adalah tingkat energi
dari elektron dalam atom hidrogen. Garis spektral atom hidrogen dapat digambarkan secara
grafis sebagai transisi antara tingkat energi, yang menghasilkan diagram tingkat energi
spektral (Gambar 8.4).

3. Tuliskan portulat Bohr untuk atom Hidrogen

Pada awal abad ini, sejumlah model diajukan untuk menjelaskan hubungan antara
struktur atom dan garis spektral. Salah satu model yang paling sukses dikembangkan oleh
Bohr (1913). Dalam mengikuti model Rutherford, Bohr mengasumsikan bahwa elektron
bergerak mengelilingi inti atom dalam lintasan lingkaran dengan radius r dan kecepatan v,
serupa dengan pergerakan planet mengelilingi matahari di Tata Surya. Ia menganggap adanya
keseimbangan dinamis antara gaya sentrifugal dan daya tarik Coulomb antara elektron dan
inti atom. Oleh karena itu, dalam konteks atom hidrogen, terdapat asumsi-asumsi yang
digunakan.
Energi yang sesuai adalah hasil dari penjumlahan energi kinetik dan energi potensial elektron:

E = Energi Kinetik + Energi Potensial

Di mana energi kinetik, seperti biasanya, diberikan oleh rumus

Atau

Energi potensial didefinisikan sebagai pekerjaan yang diperoleh saat elektron mendekati inti
atom di bawah pengaruh gaya Coulomb dari tak terbatas hingga jarak r. Karena pekerjaan
didefinisikan sebagai hasil perkalian gaya dan jarak, dan gaya Coulomb berubah secara
kontinu dengan jarak dari inti atom, kita harus mengintegrasikan kontribusi terhadap
pekerjaan sepanjang lintasan diferensial dr; ini memberikan

sebagai energi ikatan, dapat dilihat sebagai nilai negatif, dengan titik nol adalah keadaan
ionisasi lengkap. Oleh karena itu, energi total ditemukan menjadi

Hingga saat ini, model ini sesuai dengan model Rutherford.

Namun, jika seseorang mencoba untuk memahami emisi dan absorpsi cahaya
menggunakan model ini dan hukum-hukum elektrodinamika klasik yang diketahui, maka
akan muncul kesulitan mendasar. Secara klasik, lintasan dengan radius sembarang dan oleh
karena itu serangkaian nilai energi kontinu untuk elektron dalam medan inti seharusnya
diperbolehkan. Namun, dengan mengidentifikasi tingkat energi yang diimplikasikan oleh
serangkaian spektral dengan nilai energi elektron, seseorang dipaksa untuk mengasumsikan
bahwa hanya nilai energi diskrit yang mungkin. Selain itu, elektron yang bergerak dalam
lintasan lingkaran adalah muatan yang dipercepat, dan sebagai muatan yang dipercepat,
mereka seharusnya memancarkan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi yang sama
dengan frekuensi lintasan mereka, . Oleh karena itu, mereka akan kehilangan
energi secara kontinu, yaitu lintasan mereka tidak stabil dan mereka akan bergerak ke arah
inti. Frekuensi lintasan mereka akan berubah secara kontinu selama proses ini. Oleh karena
itu, radiasi yang dipancarkan akan mencakup berbagai rentang frekuensi yang kontinu.

Untuk menghindari ketidaksesuaian ini dengan hukum fisika klasik, Bohr merumuskan
tiga postulat yang menggambarkan penyimpangan dari perilaku klasik untuk elektron dalam
atom. Postulat-postulat ini terbukti menjadi langkah yang sangat penting menuju mekanika
kuantum. Mereka adalah:

- Persamaan gerak klasik berlaku untuk elektron dalam atom. Namun, hanya
lintasanlintasan diskrit tertentu dengan energi yang diizinkan. Ini adalah tingkat-
tingkat energi atom.
- Gerak elektron dalam lintasan-lintasan terkuantisasi ini adalah tanpa radiasi. Sebuah
elektron dapat dipindahkan dari lintasan dengan energi ikatan lebih rendah (negatif)
(yaitu r lebih besar) ke lintasan dengan energi ikatan lebih tinggi (negatif) ,
(yaitu r lebih kecil), mengeluarkan radiasi dalam prosesnya. Frekuensi radiasi yang
dipancarkan diberikan oleh rumus:

Penyerapan cahaya adalah proses yang berlawanan. Dengan membandingkan

Bohr mengidentifikasi term-term energi


dan sebagai

- Terakhir, untuk menghitung konstanta Rydberg pada rumus diatas dari besaranbesaran
atom, Bohr menggunakan perbandingan antara frekuensi orbit elektron dengan
frekuensi radiasi yang dipancarkan atau diserap. Dalam fisika klasik, frekuensi-
frekuensi ini akan sama, seperti yang disebutkan di atas. Namun, dengan
menggunakan (8.4), dapat dihitung dengan mudah bahwa hal ini sama sekali tidak
berlaku dalam atom hidrogen untuk radius orbit kecil r. Idea penting dari Bohr adalah
mengajukan bahwa dengan meningkatnya radius orbit r, hukum fisika atom kuantum
menjadi identik dengan hukum fisika klasik. Penerapan "Prinsip Korepondensi" ini
pada atom hidrogen memungkinkan penentuan orbit stabil yang diskrit.
Kita pertimbangkan pelepasan cahaya sesuai dengan dua postulat pertama untuk transisi
antara orbit yang bersebelahan, yaitu untuk (n - n') = 1, dan untuk n besar. dengan n - n' = τ

Atau dengan τ = 1,

Frekuensi ini sekarang dianggap sama dengan frekuensi orbital klasik : dalam

Persamaan diatas mengatur sama dengan persamaan

dan menyisipkannya dalam


persamaan

ini menghasilkan persamaan dari mana R dapat dihitung:

Dan

Dari persamaan diatas, kita mendapatkan nilai numerik untuk konstanta Rydberg R (yang kita
tandai dengan karena alasan yang akan menjadi jelas di bawah)

Ini dapat dibandingkan dengan nilai empiris di .


Dalam model Bohr, R adalah energi ionisasi dari keadaan dasar atom, n = 1.

Dari persamaan

Dengan persamaan

kami menemukan radius rn dari orbital ke-n menjadi

Bilangan kuantum n yang muncul dalam ekspresi ini disebut sebagai bilangan kuantum
utama.

Selain itu, kita dapat menghitung momentum sudut orbital dari sebuah
elektron yang memiliki kecepatan v n dan frekuensi orbital Wn dalam orbit dengan radius ,
dan temukan, menggunakan persamaan

dan

aturan kuantisasi.

Aturan kuantisasi ini sering (namun tidak tepat) dianggap sebagai salah satu postulat Bohr.
Ciri penting yang umum dari postulat-postulat Bohr adalah bahwa mereka tidak membuat
pernyataan tentang proses, tetapi hanya tentang keadaan. Konsep orbital klasik ditinggalkan.
Perilaku elektron sebagai fungsi waktu tidak diselidiki, tetapi hanya keadaan awal dan
akhirnya yang diamati.gambar dibawah ini merepresentasikan model ini.

Apakah garis spektral dapat diamati, baik dalam emisi maupun absorpsi, tergantung
pada okupasi tingkat energi (juga disebut sebagai keadaan energi). Absorpsi dari sebuah
keadaan mempresuposisikan bahwa keadaan ini dihuni oleh sebuah elektron. Dalam transisi
emisi, sebuah elektron jatuh dari keadaan yang lebih tinggi ke keadaan yang lebih rendah
yang tidak dihuni; elektron harus sebelumnya diangkat ke keadaan yang lebih tinggi melalui
proses eksitasi, yaitu dengan memberikan energi tambahan. Pada suhu normal, hanya seri
Lyman dalam hidrogen yang dapat diamati dalam absorpsi, karena pada saat itu hanya tingkat
energi terendah (n = 1 dalam Gambar 8.4) yang dihuni. Ketika garis Balmer diamati dalam
spektrum bintang sebagai garis Fraunhofer (yaitu, garis-garis ini hilang dalam spektrum
kontinu karena penyerapan cahaya dalam perjalanan melalui atmosfer bintang), maka dapat
disimpulkan bahwa suhu atmosfer sangat tinggi, sehingga keadaan eksitasi pertama atom H (n
= 2) juga dihuni. Ini adalah dasar dari penentuan suhu spektroskopis dengan menggunakan
distribusi Boltzmann. Sebagai contoh, di matahari, dengan suhu permukaan 6000 K, hanya
sekitar dari atom hidrogen di atmosfer matahari berada dalam keadaan n = 2.

4. Jelaskan hasil eksperimen pada soal (2) berdasarkan hasil (3)

Hasil eksperimen spektrum atom hidrogen berdasarkan postulat Bohr menunjukkan


bahwa spektrum hidrogen terdiri dari deret garis-garis yang terpisah-pisah menurut aturan
tertentu. Garis-garis spektral yang diamati ini terbentuk karena elektron yang bertransisi
antara dua tingkat energi yang berbeda di dalam atomnya. Spektrum garis atom hidrogen
berhasil dijelaskan oleh Niels Bohr pada tahun 1913. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa hasil eksperimen spektrum atom hidrogen mendukung postulat Bohr tentang struktur
atom hidrogen.

Hasil dari eksperimen tersebut diantaranya sebagai berikut :

1. Pemodelan Spektrum Liner: Postulat pertama Bohr menyatakan bahwa elektron dalam
atom hidrogen bergerak dalam orbit tetap di sekitar inti atom, yang hanya memiliki
tingkat energi diskrit. Eksperimen spektroskopi menunjukkan bahwa spektrum atom
hidrogen terdiri dari serangkaian garis spektral yang tajam dan terpisah, yang sesuai
dengan tingkat energi elektron dalam orbit tersebut.
2. Serangkaian Garis Spektral: Eksperimen telah mengamati garis-garis spektral dalam
berbagai panjang gelombang, termasuk Seri Lyman (panjang gelombang ultraviolet),
Seri Balmer (panjang gelombang tampak), dan Seri Paschen (panjang gelombang
inframerah). Garis-garis ini sesuai dengan elektron yang berpindah antara tingkat
energi yang berbeda dalam atom hidrogen.
3. Hukum Rydberg: Eksperimen juga mendukung hukum Rydberg, yang digunakan
untuk menghitung panjang gelombang garis spektral dalam berbagai seri atom
hidrogen. Hukum ini ditemukan dengan memanfaatkan angka gelombang dan
kuantum energi.
4. Hilangnya Garis Spektral: Pada suhu kamar dan tekanan atmosfer, hanya garis
spektral dari Seri Lyman (transisi ke tingkat energi terendah, n = 1) yang teramati
dalam absorpsi. Garis-garis spektral dari Seri Balmer (transisi ke tingkat n = 2) dapat
terlihat dalam spektrum bintang atau gas panas yang memenuhi syarat ini.
5. Efek Penjelasan Terhadap Struktur Atom: Hasil eksperimen ini mendukung model
atom Bohr dan memberikan bukti kuat bahwa elektron dalam atom hanya dapat
memiliki energi dalam tingkat energi yang diskrit, yang menghasilkan serangkaian
garis spektral karakteristik.
Hasil eksperimen ini memperkuat model atom Bohr dan membantu menjelaskan fenomena
spektrum atom hidrogen dengan sangat baik. Ini juga merupakan tonggak penting dalam
perkembangan mekanika kuantum dan memahami struktur atom.

D. EFEK COMPTON

1. Jelaskanlah prinsip kerja dari Eksperimen Efek Compton Jawab :


Efek Compton adalah fenomena yang terjadi dalam fisika partikel, terutama dalam
konteks fisika atom dan subatom. Efek Compton merupakan hasil dari tumbukan antara
foton (partikel cahaya) dan partikel bermuatan seperti elektron. Prinsip kerja Efek
Compton dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Foton datang dalam bentuk sinar-X atau sinar gamma ke sebuah partikel,
seperti elektron, yang bermuatan negatif dalam sebuah atom.
b. Ketika foton berinteraksi dengan elektron, sebagian energi foton akan diserap
oleh elektron, dan sebagian lainnya akan tersebar (disebarkan) oleh elektron tersebut.
c. Foton yang tersebar mengalami perubahan panjang gelombangnya (pergeseran
panjang gelombang), yang disebut sebagai "pergeseran Compton." Pergeseran ini
merupakan indikasi bahwa foton telah kehilangan sebagian energinya dalam proses
tumbukan.
d. Besarnya pergeseran Compton tergantung pada sudut tumbukan antara foton
dan elektron serta energi kinetik awal elektron.
e. Efek Compton adalah bukti eksperimental dari sifat partikel foton, karena efek
ini mengungkapkan bahwa foton dapat berperilaku seperti partikel, seperti elektron.
Prinsip kerja Efek Compton menjadi salah satu bukti penting dalam mendukung
teori dualitas gelombang-partikel cahaya (dualitas foton), yang menyatakan bahwa
cahaya memiliki sifat gelombang dan partikel. Efek ini juga memiliki aplikasi penting
dalam spektroskopi sinar-X dan sinar gamma, yang digunakan dalam berbagai bidang
seperti kedokteran, ilmu material, dan ilmu fisika atom.

Dengan kata lain, prinsip kerja Efek Compton melibatkan interaksi antara foton
dan partikel bermuatan (seperti elektron) yang mengakibatkan perubahan energi dan
panjang gelombang foton yang tersebar. Efek ini merupakan salah satu aspek penting
dalam pemahaman kita tentang sifat partikel cahaya dan fenomena subatom.

2. Apa-apa saja hasil dari Eksperimen Efek Compton, jelaskan


Jawab :
Efek Compton merupakan peristiwa terhamburnya sinar X atau foton
saatmenumbuk electron diam menjadi foton terhambur dan elektron. Efek comptonini
di ungkapkan ilmuan yang bernama Compton pada tahun 1923 dengan eksperimennya.
Percobaan Compton cukup sederhana yaitu sinar X monokromatik (sinar X yang
memiliki panjang gelombang tunggal) dikenakan pada keping tipis berilium sebagai
sasarannya. Kemudian untuk mengamati foton dari sinar X dan elektron yang
terhambur dipasang detektor. Sinar X yang telah menumbuk elektron akan kehilangan
sebagian energinya yang kemudian terhambur dengan sudut hamburan sebesar 0
terhadap arah semula. Berdasarkan hasil pengamatan ternyata sinar X yang terhambur
memiliki panjang gelombang yang lebih besar dari panjang gelombang sinar X semula.
Hal ini dikarenakan sebagian energinya terserap oleh elektron .

Hasil eksperimen tersebut menunjukan bahwa setelah keluar dari lempengan


tersebut, gelombang elektromagnetik akan mengalami hamburan seperti gambar
dibawah ini.

Jika energi foton sinar X mula-mula hf dan energi foton sinar X yang terhambur
menjadi (hf - hf) dalam hal ini f>r, dan panjang gelombang berubah menjadi lebih
besar.

Dengan menggunakan hukum kekekalan momentum dan kekekalan energi


Compton berhasil menunjukkan bahwa perubahan panjang gelombang foton terhambur
dengan panjang gelombang semula

3. Berdasarkan analisis matematis terhadap Eksperimen Efek Compton, turunkanlah


rumusan Jawab :
P=

E = hf = = Pc
Hukum kekekalan momentum

Pe.e = √ (

Pe.e =

Pe.e = √ ( (1)
Hukum kekekalan energi
E+ Ee
Ee = ( E+ (2)
Mekanika relativistik
E (3)
Substitusikan persamaan 1 ke 3 dan persamaan 2 ke 3
E + ( Pe. e)
(( E = = - 2E

2 E-
)

(terbukti)

4. Apa yang dapat disimpulkan dari peristiwa Efek Compton.

Jawab :

Efek Compton merupakan peristiwa terhamburnya sinar X atau foton saat


menumbuk elektron diam menjadi foton terhambur dan elektron. Hasil pengamatannya
menunjukkan bahwa setelah keluar dari lempengan, gelombang elektromagnetik
mengalami hamburan. Terbukti panjang gelombang bertambah panjang Peristiwa efek
compton ini juga menggunakan hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan
energi sehingga diperolehlah rumus efek compton.

E. HIPOTESIS DE BROGLIE DAN DIFRAKSI PARTIKEL

1. Jelaskan konsep gelombang de Broglie

Jawaban:

Menurut de Broglie, terhadap setiap partikel yang berenergi E dan bergerak dengan
momentum linear p terdapat gelombang yang diasosiasikan dengan-nya. Gelombang yang
diasosiasikan dengan partikel yang bergerak itu disebut gelombang materi, atau
gelombang de Broglie. Dalam konteks yang demikian dapat dikatakan bahwa gelombang
elektromagnet adalah gelombang de Broglie yang diasosiasikan dengan foton.
2. Jelaskan eksperimen difraksi partikel dan kaitannya dengan hipotesa de Broglie

Jawaban:

Pada eksperimen dari Davisson dan Germer terlihat interpretasinya lebih langsung.
Davisson dan Germer sedang mempelajari hamburan elektron dari padatan menggunakan
peralatan seperti yang digambarkan. Energi elektron di primer balok, sudut di mana
mereka mencapai target, dan posisi detektor bisa semuanya bervariasi. Fisika klasik
memprediksikan bahwa elektron yang tersebar akan muncul di semua tempat arah dengan
hanya ketergantungan intensitas sedang pada sudut hamburan dan bahkan lebih sedikit
pada energi elektron primer. Menggunakan blok nikel sebagai target Davisson dan
Germer memverifikasi prediksi ini.

Di tengah pekerjaannya terjadi kecelakaan yang memungkinkan udara masuk ke


dalam peralatannya dan mengoksidasi permukaan logam. Untuk mereduksi oksida
menjadi nikel murni, targetkan dipanggang dalam oven panas. Setelah perawatan ini,
target dikembalikan ke alat dan pengukuran dilanjutkan. Sekarang hasilnya sangat
berbeda. Alih-alih variasi terus menerus tersebar intensitas elektron dengan sudut,
perbedaan maksimum dan minimum yang diamati posisi bergantung pada energi elektron!
Grafik kutub tipikal dari intensitas elektron setelah kecelakaan Metode plotting
sedemikian rupa sehingga intensitasnya pada sudut manapun sebanding dengan jarak
kurva pada sudut tersebut dari titik.

Oleh karena itu Panjang gelombang electron adalah :


m = 0,166 nm

yang sesuai dengan panjang gelombang yang diamati 0,165 nm. Eksperimen
Davisson-Germer secara langsung memverifikasi hipotesis de Broglie tentang sifat
gelombang bergerak tubuh.

Kecepatan elektron di eksperimen lebih besar di dalam kristal dan panjang gelombang
de Broglie di sana lebih pendek daripada nilai-nilai di luar. Komplikasi lain muncul dari
gangguan antar gelombang difraksi oleh berbagai keluarga bidang Bragg, yang membatasi
terjadinya maksima untuk kombinasi energi elektron dan sudut datang tertentu daripada
hanya untuk kombinasi apa pun yang mematuhi persamaan Bragg. Elektron bukanlah
satu-satunya benda yang perilaku gelombangnya dapat didemonstrasikan. Itu difraksi
neutron dan seluruh atom ketika telah dihamburkan oleh kristal yang sesuai diamati, dan
pada kenyataannya difraksi neutron, seperti sinar-x dan difraksi elektron, telah terjadi
digunakan untuk menyelidiki struktur kristal.

3. Tinjau hipotesis de Boglie terhadap electron yang bergerak dan bola


tenis yang bergerak!apa kesimpulan saudara?
Jawaban :
Gelombang materi adalah bagian sentral dari teori mekanika kuantum,menjadi contoh
dualism gelombang-partikel. Semua materi menunjukkan perilaku seperti gelombang.
Misalnya, seberkas electron dapat difraksi seperti berkas cahaya atau gelombang air.
Namun, dalam banyak kasus, panjang gelombangnya terlalu kecil untuk berdampak
praktis pada aktivitas sehari-hari.Karenanya dalam kehidupan kita sehari-hari dengan
objek seukuran bola tenis dan orang gelombang materi tidak relevan. Hipotesis de Broglie
kemudian terbukti kebenarannya ketika ditemukan bahwa electron menunjukkan sifat
difraksi seperti halnya sinar X.Sifat gelombang dari electron digunakan dalam mikroskop
electron Hipotesis de Broglie sebenarnya berlaku untuk setiap benda yang bergerak
Namun demikian jika diterapkan untuk benda- benda biasa seperti bola golf atau peluru,
yaitu benda yang mempunyai massa. relative besar. Maka persamaan de Broglie akan
menghasilkan panjang gelombang yang sangat kecil, tidak teramati.

4. Kesimpulan dari jawaban nomor 1-3 Jawaban:


1) Sifat partikel dan gelombang suatu materi tidak tampak sekaligus, sifat yang tampak
jelas tergantung pada perbandingan panjang gelombang de Broglie dengan
dimensinya serta dimensi sesuatu yang berinteraksi dengannya
2) Adanya momentum yang mencirikan sifat partikel dari Cahaya
3) Louis de Broglie mengemukakan bahwa tidak hanya cahaya yang memiliki sifat
"mendua" tetapi juga partikel. Suatu partikel juga memiliki sifat gelombang

F. PRINSIP KETIDAKPASTIAN HEISENBERG

1. Jelaskan konsep dari ketidakpastian Heisenberg Jawaban:


Prinsip Ketidakpastian menyatakan, bahwa posisi dan kecepatan elektron tidak bisa
ditentukan pada saat yang bersamaan, karena semakin akurat kecepatannya ditentukan,
maka semakin tidak akurat penentuan posisinya, demikian sebaliknya.

Ketidakpastian Heinsenberg muncul dari sifat alamiah objek mikroskopis yang


mempunyai sifat dualisme gelombang-partikel. Objek mikroskopis dapat menyebar ke
seluruh ruang dan jika kita ingin melakukan pengukuran terhadap posisi, momentum, dan
besaran-besaran fisis lainnya maka harus merusak sistem.

2. Jelaskan langkah matematis untuk memperoleh formulasi prinsip


ketidakpastian Heisenberg Jawaban :
Prosedur penghitungannya dilakukan sebagai berikut.

Dari fungsi rapat peluang posisi, (x), dapat dihitung nilai harap posisi,
dilambangi, dan variansi posisi, dilambangi sebagai, berikut

(1)

(2)
Persamaan (2) dapat diubah menjadi :

(3)

Dengan :

(4)

Ketakpastian posisi partikel, yang tidak lain adalah standard deviasi,


diperoleh dengan mengambil akar varian. Dengan demikian dari fungsi
gelombang y (x) dapat diperoleh nilai ketakpastian posisi sebesar 3. Tulis
kesimpulan sdr tentang prinsip ketidakpastian Heisenberg

(5)

Dengan <x> dan <x> masing-masing dihitung dengan menggunakan


Persamaan (1) dan (4). Dengan argumen yang sama, ketidakpastian momentum
linear sebesar

(6)

Dengan :

(7)

Dan

(8)

3. Kesimpulan ketidakpastian Heisenberg:


Jawaban :

prinsip ketidakpastian pada teori fisika kuantum disebabkan semakin canggihnya


instrument pengukuran kuantum yang ada di abad 21. Adapun peluang modifikasi prinsip
ketidakpastian salah satunya dikemukakan oleh Ozawa dengan memasukkan faktor
observabel tambahan yang dapat muncul pada saat pengukuran berlangsung yaitu
observabel kesalahan (error) yang dinyatakan oleh dan observabel gangguan
(disturbance) yang dinyatakan oleh .
E. HIPOTESIS DE BROGLIE DAN DIFRAKSI PARTIKEL

1. Jelaskan konsep gelombang de Broglie

Jawaban:

Menurut de Broglie, terhadap setiap partikel yang berenergi E dan bergerak dengan
momentum linear p terdapat gelombang yang diasosiasikan dengan-nya. Gelombang yang
diasosiasikan dengan partikel yang bergerak itu disebut gelombang materi, atau
gelombang de Broglie. Dalam konteks yang demikian dapat dikatakan bahwa gelombang
elektromagnet adalah gelombang de Broglie yang diasosiasikan dengan foton.

2. Jelaskan eksperimen difraksi partikel dan kaitannya dengan hipotesa de Broglie

Jawaban:

Pada eksperimen dari Davisson dan Germer terlihat interpretasinya lebih langsung.
Davisson dan Germer sedang mempelajari hamburan elektron dari padatan menggunakan
peralatan seperti yang digambarkan. Energi elektron di primer balok, sudut di mana
mereka mencapai target, dan posisi detektor bisa semuanya bervariasi. Fisika klasik
memprediksikan bahwa elektron yang tersebar akan muncul di semua tempat arah dengan
hanya ketergantungan intensitas sedang pada sudut hamburan dan bahkan lebih sedikit
pada energi elektron primer. Menggunakan blok nikel sebagai target Davisson dan
Germer memverifikasi prediksi ini.

Di tengah pekerjaannya terjadi kecelakaan yang memungkinkan udara masuk ke


dalam peralatannya dan mengoksidasi permukaan logam. Untuk mereduksi oksida
menjadi nikel murni, targetkan dipanggang dalam oven panas. Setelah perawatan ini,
target dikembalikan ke alat dan pengukuran dilanjutkan. Sekarang hasilnya sangat
berbeda. Alih-alih variasi terus menerus tersebar intensitas elektron dengan sudut,
perbedaan maksimum dan minimum yang diamati posisi bergantung pada energi elektron!
Grafik kutub tipikal dari intensitas elektron setelah kecelakaan Metode plotting
sedemikian rupa sehingga intensitasnya pada sudut manapun sebanding dengan jarak
kurva pada sudut tersebut dari titik.

Oleh karena itu Panjang gelombang electron adalah :

m = 0,166 nm

yang sesuai dengan panjang gelombang yang diamati 0,165 nm. Eksperimen
Davisson-Germer secara langsung memverifikasi hipotesis de Broglie tentang sifat
gelombang bergerak tubuh.

Kecepatan elektron di eksperimen lebih besar di dalam kristal dan panjang gelombang
de Broglie di sana lebih pendek daripada nilai-nilai di luar. Komplikasi lain muncul dari
gangguan antar gelombang difraksi oleh berbagai keluarga bidang Bragg, yang membatasi
terjadinya maksima untuk kombinasi energi elektron dan sudut datang tertentu daripada
hanya untuk kombinasi apa pun yang mematuhi persamaan Bragg. Elektron bukanlah
satu-satunya benda yang perilaku gelombangnya dapat didemonstrasikan. Itu difraksi
neutron dan seluruh atom ketika telah dihamburkan oleh kristal yang sesuai diamati, dan
pada kenyataannya difraksi neutron, seperti sinar-x dan difraksi elektron, telah terjadi
digunakan untuk menyelidiki struktur kristal.

3. Tinjau hipotesis de Boglie terhadap electron yang bergerak dan bola


tenis yang bergerak!apa kesimpulan saudara?
Jawaban :
Gelombang materi adalah bagian sentral dari teori mekanika kuantum,menjadi contoh
dualism gelombang-partikel. Semua materi menunjukkan perilaku seperti gelombang.
Misalnya, seberkas electron dapat difraksi seperti berkas cahaya atau gelombang air.
Namun, dalam banyak kasus, panjang gelombangnya terlalu kecil untuk berdampak
praktis pada aktivitas sehari-hari.Karenanya dalam kehidupan kita sehari-hari dengan
objek seukuran bola tenis dan orang gelombang materi tidak relevan. Hipotesis de Broglie
kemudian terbukti kebenarannya ketika ditemukan bahwa electron menunjukkan sifat
difraksi seperti halnya sinar X.Sifat gelombang dari electron digunakan dalam mikroskop
electron Hipotesis de Broglie sebenarnya berlaku untuk setiap benda yang bergerak
Namun demikian jika diterapkan untuk benda- benda biasa seperti bola golf atau peluru,
yaitu benda yang mempunyai massa. relative besar. Maka persamaan de Broglie akan
menghasilkan panjang gelombang yang sangat kecil, tidak teramati.

4. Kesimpulan dari jawaban nomor 1-3 Jawaban:


4) Sifat partikel dan gelombang suatu materi tidak tampak sekaligus, sifat yang tampak
jelas tergantung pada perbandingan panjang gelombang de Broglie dengan
dimensinya serta dimensi sesuatu yang berinteraksi dengannya
5) Adanya momentum yang mencirikan sifat partikel dari Cahaya
6) Louis de Broglie mengemukakan bahwa tidak hanya cahaya yang memiliki sifat
"mendua" tetapi juga partikel. Suatu partikel juga memiliki sifat gelombang

F. PRINSIP KETIDAKPASTIAN HEISENBERG

1. Jelaskan konsep dari ketidakpastian Heisenberg Jawaban:


Prinsip Ketidakpastian menyatakan, bahwa posisi dan kecepatan elektron tidak bisa
ditentukan pada saat yang bersamaan, karena semakin akurat kecepatannya ditentukan,
maka semakin tidak akurat penentuan posisinya, demikian sebaliknya.

Ketidakpastian Heinsenberg muncul dari sifat alamiah objek mikroskopis yang


mempunyai sifat dualisme gelombang-partikel. Objek mikroskopis dapat menyebar ke
seluruh ruang dan jika kita ingin melakukan pengukuran terhadap posisi, momentum, dan
besaran-besaran fisis lainnya maka harus merusak sistem.
2. Jelaskan langkah matematis untuk memperoleh formulasi prinsip
ketidakpastian Heisenberg Jawaban :
Prosedur penghitungannya dilakukan sebagai berikut.

Dari fungsi rapat peluang posisi, (x), dapat dihitung nilai harap posisi,
dilambangi, dan variansi posisi, dilambangi sebagai, berikut

(1)

(2)

Persamaan (2) dapat diubah menjadi :

(3)

Dengan :

(4)

Ketakpastian posisi partikel, yang tidak lain adalah standard deviasi,


diperoleh dengan mengambil akar varian. Dengan demikian dari fungsi
gelombang y (x) dapat diperoleh nilai ketakpastian posisi sebesar 3. Tulis
kesimpulan sdr tentang prinsip ketidakpastian Heisenberg

(5)

Dengan <x> dan <x> masing-masing dihitung dengan menggunakan


Persamaan (1) dan (4). Dengan argumen yang sama, ketidakpastian momentum
linear sebesar

(6)

Dengan :

(7)

Dan

(8)

3. Kesimpulan ketidakpastian Heisenberg:


Jawaban :
prinsip ketidakpastian pada teori fisika kuantum disebabkan semakin canggihnya
instrument pengukuran kuantum yang ada di abad 21. Adapun peluang modifikasi prinsip
ketidakpastian salah satunya dikemukakan oleh Ozawa dengan memasukkan faktor
observabel tambahan yang dapat muncul pada saat pengukuran berlangsung yaitu
observabel kesalahan (error) yang dinyatakan oleh dan observabel gangguan
(disturbance) yang dinyatakan oleh .

Anda mungkin juga menyukai