Anda di halaman 1dari 4

ِ ‫سيئَا‬

ّ‫ت‬ َ ‫ش ُر ْو ِّر أ َ ْنفُ ِسنَا َو ِمن‬ ُ ‫ن‬ ّْ ‫للِ ِم‬ّ ‫للِ ن َْح َمدُهُّ َونَ ْست َ ِع ْينُ ّهُ َونَ ْست َ ْغ ِف ُر ّهُ َونَعُ ْو ّذُ بِا‬ ّ ِِ َ‫إِنّ ْال َح ْم ّد‬
ّ‫لَ ِإل ّهَ ِإل‬
ّ ‫ن‬ ّْ َ ‫ أ َ ْش َه ّدُ أ‬، ُ‫ِي لَ ّه‬َّ ‫لَ هَاد‬ ّ َ‫ل ف‬ ّْ ‫ض ِل‬
ْ ُ‫ن ي‬ ّْ ‫ضلّ لَ ّهُ َو َم‬ ِ ‫للاُ فَلَّ ُم‬ ّ ‫ن يَ ْه ِد ِّه‬ ّْ ‫أ َ ْع َما ِلنَا َم‬
‫ى آ ِل ِّه‬ ّ ‫عل‬ َ ‫س ِي ِدنَا ُم َح َّمدّ َو‬ َ ‫علَى‬ َ ‫س ِل ّْم‬
َ ‫ل َو‬ ِّ ‫ص‬َ ‫ اَللَّ ُه َّّم‬،ُ‫س ْولُه‬ ُ ‫ع ْبدُّهُ َو َر‬ َ ‫للاُ َوأ َ ْش َه ّدُ أَنّ ُم َحمدًا‬ ّ
‫آن ْال َك ِري ِّْم‬
ِّ ‫للاُ تَعَالَى ِفي ْالقُ ْر‬ ّ ‫ل‬ َّ ‫ قَا‬،‫سانّ ِإلَى يَ ْو ِّم الديْن‬ َ ‫ن ت َ ِبعَ ُه ّْم ِبإِ ْح‬ّْ ‫ص َحا ِب ِّه َو َم‬ ْ َ ‫ ِوأ‬،
ّ َّ ‫لَ ت َ ُم ْوتُنّ ِإ‬
‫ل‬ ّ ‫ق تُقَاتِ ِّه َو‬ ّ ‫ يَاأَي َها الذَيْنَّ آ َمنُ ْوا اتَّقُوا‬،‫الر ِجي ِْم‬
َّّ ‫للاَ َح‬ َّ ‫ان‬ ِّ ‫ط‬ َ ‫ش ْي‬
َّ ‫للِ ِمنَّ ال‬ ّ ‫ع ْو ّذُ ِبا‬ ُ َ‫أ‬
َّ‫ف ت َ ْعلَ ُمون‬ َّ ‫س ْو‬ َ ‫ل‬ ّ َّ ‫ َك‬، ‫ َحتَّى ُز ْرت ُ ُّم ْال َمقَابِ َّر‬، ‫ أ َ ْل َها ُك ُّم الت َّ َكاث ُ ُّر‬:‫ل‬ َّ ‫ َوقَا‬، َ‫ َوأ َ ْنت ُ ّْم ُم ْس ِل ُم ْون‬،
‫ ث ُ َّّم لَت َ َر ُونَّ َها‬، ‫يم‬ َّ ‫ن ْال َج ِح‬ َّّ ‫ لَت َ َر ُو‬، ‫ين‬ِّ ‫ل لَ ّْو ت َ ْعلَ ُمونَّ ِع ْل َّم ْاليَ ِق‬ ّ َّ ‫ َك‬، َّ‫ف ت َ ْعلَ ُمون‬ َّ ‫س ْو‬ َ ‫ل‬ ّ َّ ‫ث ُ َّّم َك‬
ُّ‫ أ َ َّما بَ ْعد‬،‫للاُ ْالعَ ِظ ْي ُم‬ ّ َّ‫صدَق‬ َ ، ‫يم‬ ِّ ‫ن النَّ ِع‬
ِّ ‫ع‬
َ ّ‫ن يَ ْو َمئِذ‬ ِّ ‫عيْنَّ ْاليَ ِق‬
َّّ ُ‫ ث ُ َّّم لَتُسْأَل‬، ‫ين‬ َ

Hadirin sidang Jumat rahimakumullah Puji dan syukur marilah kita sama-sama panjatkan
ke Hadirat Allah swt. Zat yang tak henti-hentinya memberi nikmat kepada kita semua. Tak
terkecuali nikmat taufiq dan hidayah sehingga pada kesempatan ini kita bisa
melangkahkan kedua kaki dan berada di tempat mulia ini. Semoga kelak setiap langkah
kita ini menjadi bukti ketaatan kita di hadapan-Nya.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Habibana Muhammad saw. yang
menjadi penghulu para nabi dan pelita kegelapan bagi seluruh alam. Shalawat dan salam
juga semoga terlimpah kepada para sahabatnya, para tabiin, tabi tabiin, hingga kepada
kita yang senantiasa mengharapkan syafaatnya kelak di akhirat.
Hadirin sidang Jumat rahimakumullah Sebelum melanjutkan khutbah ini, khatib
berpesan kepada diri khatib dan jamaah sekalian, marilah sama-sama meningkatkan
ketakwaan kepada Allah swt. Sebab, takwa merupakan bekal terbaik menghadapi
kehidupan dunia dan akhirat, takwa yang menjadi kekuatan dalam menjalankan segala
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Mudah-mudahan Allah menggolongkan
kita sebagai hamba yang bertakwa dan taat terhadap ketentuan-Nya. Amin ya rabbal
alamin.

Hadirin sidang Jumat rahimakumullah Sebagaimana ayat yang dikemukakan dalam


muqaddimah di atas, Allah telah menunjukkan sifat umum manusia. Lantas apa sifat
umum tersebut? Yaitu lalai terhadap perintah Allah, lalai bersyukur kepada Allah, lalai
menjauhi perintah Allah, lalai terhadap peringatan Allah. Mereka justru sibuk dengan
perkara dunia dan lupa akan urusan akhirat. Mereka sibuk bermegah-megahan. Mereka
sibuk mengumpul-ngumpul harta hingga lupa kepada hisabn akhirat. Tak heran
jika mereka lupa apakah harta yang dikumpulkannya halal atau tidak. Baru mereka
tersadar setelah kematian menghampiri mereka.
Sebagaimana yang ditegaskan dalam ayat:

ّ‫ى ُز ْرت ُ ُّم ْال َمقَابِ َر‬


ّ َّ ‫ َحت‬،‫أ َ ْل َها ُك ُّم الت َّ َكاث ُ ُر‬
Artinya, “Berbangga-bangga dalam memperbanyak (dunia) telah melalaikanmu, sampai
kamu masuk ke dalam kubur,” (QS. at-Takatsur [102]: 1-2). Melalui ayat ini, sesungguhnya
Allah hendak memperingatkan kepada kita semua agar tidak lalai dan terlalu sibuk
dengan urusan dunia sampai-sampai melupakan akhirat. Sebab, kematian pasti datang
serta pertanggung-jawaban kepada Dzat Pemberi nikmat mesti kita lakukan kelak. Jangan
sampai terjadi penyesalan di kemudian hari hanya karena kita terlena dengan kehidupan
sementara. Kita terlalu asyik mengejar dunia yang fana. Lupa akan kehidupan kekal di
akhirat. Hadirin, kita tidak dilarang mencari dunia, namun mencarinya harus dengan
cara-cara yang dibenarkan Allah swt. Kita tidak dilarang mengejar nikmat, namun ingat
pertanyaan tentang nikmat di akhirat. Sebab, sekecil apa pun nikmat yang kita peroleh,
kelak akan dipertanggung-jawabkan di hadapan Pemberi nikmat.
Demikian sebagaimana yang sudah diperingatkan Rasulullah saw. dalam sabdanya:

ّ‫ع ُم ِر ِه‬
ُ ‫ن‬ ّْ ‫ع‬
َ ،‫ن خ َْمس‬ ّْ ‫ع‬ َ ‫ل‬ َّ َ ‫ن ِع ْن ِّد َر ِب ِّه َحتَّى يُسْأ‬ ّْ ‫ْن آدَ َمّ يَ ْو َّم ال ِقيَا َم ِّة ِم‬ ُّ ‫لَ ت َ ُزو‬
ِّ ‫ل قَدَ ُّم اب‬ ّ
َ ‫ َو َماذَا‬،ُ‫يم أ َ ْنفَقَه‬
َّ ‫ع ِم‬
‫ل‬ َ َ ‫ن أَيْنَّ ا ْكت‬
َّ ِ‫سبَ ّهُ َوف‬ ّْ ‫ َو َما ِل ِّه ِم‬،ُ‫يم أ َ ْبلَه‬ َّ ِ‫شبَا ِب ِّه ف‬َ ‫ن‬ َ ‫ َو‬،ُ‫يم أ َ ْفنَاه‬
ّْ ‫ع‬ َّ ِ‫ف‬
‫ع ِل َّم‬
َ ‫فِي َما‬
Artinya, “Tidak akan bergeser langkah bani Adam pada hari Kiamat di depan Tuhannya
hingga ditanya ihwal lima perkara: pertama, ihwal umurnya. Dipakai apa umur tersebut?
Kedua ihwal masa mudanya. Dipakai apa masa muda tersebut? Ketiga dan keempatnya
ihwal hartanya. Dari mana harta itu diperoleh dan dipakai apa? Kelima ihwal apa yang
dikerjakan sesuai dengan ilmu yang dimilikinya.” (HR. at-Tirmidzi).
Seperti itu pertanyaan-pertanyaan yang akan kita hadapi pada hari Kiamat. Makanya mari
kita renungkan kembali sama-sama. Sudahkan kita mempersiapkan jawaban pertanyaan-
pertanyaan tersebut? Sudahkan mempergunakan umur kita dengan sebaik-baiknya?
Sudahkan kita mempergunakan masa muda kita untuk taat kepada Allah? Sudahkan kita
memperhatikan harta yang kita peroleh? Dari mana asalnya dan sudahkan di jalan yang
diridai Allah? Sudahkah kita beramal saleh sesuai dengan yang diperintahkan Allah? Ini
artinya, kita bukan dilarang mencari kekayaan, bukan tidak boleh mengejar kenikmatan
dunia, namun pikirkan sebaik-baiknya pertanyaan yang akan kita hadapi kelak. Jangan
sampai kita menyesal gegara kita terlalu asyik mengejar dunia hingga lupa halal dan
haram, hingga lupa hisab di akhirat. Di sini kita jangan terlena dengan nikmat dunia yang
fana, sebab masih ada nikmat kekal di akhirat yang harus kita perjuangkan. Ingat, kita di
dunia hanya tidak lama dan sementara. Hidup ini ada akhirnya yaitu kematian.
Sementara kematian merupakan awal dari pertanggung-jawaban di hadapan Tuhan.
Sayangnya, kebanyakan manusia lupa akan hal ini. Makanya tak sedikit saudara kita yang
mencari dunia namun lupa mencari akhirat. Banyak yang bergelimang harta namun lupa
akan hak harta dan pertangungjawabannya di akhirat. Makanya sebelum terlambat, mari
kita pergunakan sisa umur kita untuk memperbaiki sikap dan perbuatan kita. Kita
manfaatkan kesempatan yang ada untuk beribadah kepada Allah. Sebab, yakinlah hanya
ibadah dan amal saleh yang akan mengantarkan kita kepada rida Allah.
Hadirin sidang Jumat rahimakumullah Walhasil kita jangan terlena sebab kita akan
ditanya dengan lima pertanyaan tadi. Kira-kira sudahkah kita siap menjawabnya?
Sudahkan kita memanfaatkan usia, masa muda, harta, dan beramal saleh? Belum lagi kita
mempertanggungjawabkan nikmat-nikmat lainnya. Benar apa yang disampaikan Allah
dalam Al-Quran:

ّ‫ن النَّ ِع ِيم‬


ِّ ‫ع‬ َّّ ُ‫ث ُ َّّم لَتُسْأَل‬
َ ّ‫ن يَ ْو َمئِذ‬
Artinya, “Kemudian, kamu pasti akan ditanya pada hari itu perihal kenikmatan (yang
mewah di dunia).” (at-Taktsur [102]: 8). Dan khusus untuk urusan harta, pertanyaannya
ada dua: yaitu dari mana harta itu diperoleh dan untuk apa harta itu dipergunakan.
Sementara menjawab pertanyaan Allah tidak seperti menjawab pertanyaan manusia
sewaktu di dunia. Di dunia kita masih bisa berkelit, sementara di akhirat seluruh anggota
tubuh kita akan bicara dan bersaksi akan perbuatan masing-masing.
Demikian seperti yang ditegaskan Allah dalam Al-Quran:

َ ّ‫ْاليَ ْو َّم ن َْخ ِت ُم‬


َّ‫على أ َ ْفوا ِه ِه ّْم َوت ُ َك ِل ُمنا أ َ ْيدِي ِه ّْم َوت َ ْش َه ّدُ أ َ ْر ُجلُ ُه ّْم ِبما كانُوا يَ ْك ِسبُون‬
Artinya, “Pada hari ini Kami membungkam mulut mereka. Tangan merekalah yang
berkata kepada Kami dan kaki merekalah yang akan bersaksi terhadap apa yang dahulu
mereka kerjakan,” (QS. Yasin [36]: 65). Oleh sebab itu, selaku umat yang beriman, jangan
pernah berhenti memperhatikan apa yang telah kita perbuat untuk hari esok, yakni hari
akhirat. Jangan sampai menyesal di kemudian hari. Sudahkah kita taat kepada Allah dan
menjauhi larangan-Nya? Sudahkah kita tafakur bagaimana mempertanggung-jawabkan
semua nikmat yang dikaruniakan-Nya? Apakah kita benar-benar ingin selamat dari siksa-
Nya? Mari persiapkan dari sekarang. Jangan tunggu esok atau lusa. Sebab akhir hayat kita
tidak ada yang tahu. Jangan pernah menunda tobat, jangan pernah menunda waktu untuk
memperbaiki diri. Sebelum terlambat, lakukan sekarang. Selagi sehat, kerjakan sekarang.
Selagi muda, perbuat dari sekarang. Mari kita simak lagi dengan seksama firman Allah:

ُ ‫ّللاَ َو ْلت َ ْن‬


ّْ ‫ظ ّْر نَ ْفسّ َما قَدَّ َم‬
ّ‫ت ِلغَد‬ َّّ ‫يا أَيُّ َها الَّذِينَّ آ َمنُوا اتَّقُوا‬
Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).” (QS.
al-Hasyr [59]: 18). Maka, berhati-hatilah dalam setiap gerak gerik dan perbuatan kita.
Sebab, semuanya akan terekam dalam catatan Alah. Semua nikmat-Nya manfaatkanlah
sebaik-baiknya di jalan yang diridhai-Nya. Berhati-hati pula dalam mencari dan
mengusahakan nikmat tersebut. Karena sidang Allah pasti nyata. Di sana kita tidak
mungkin berdusta dan menyembunyikannya. Ingat, harta kita yang halalnya akan dihisab
dan yang haramnya akan disiksa.
Pantas Nabi Sulaiman as terlambat masuk surga gara-gara menghadapi persidangan
harta yang dimilikinya. Padahal harta Nabi Sulaiman, diperoleh dari jalan halal dan
dipakai di jalan yang diridai Allah. Bagaimana dengan kita yang terkadang ceroboh dalam
mencari harta: entah halal atau haram. Setelah didapatkan, kita lupa mensyukurinya.
Kemudian, saat menggunakannya, entah di jalan yang diridhai Allah atau
tidak? Simpulannya, kita jangan terlena mengejar dunia hingga melupakan syukur dan
pertanggungjawabannya di akhirat. Ikuti aturan Allah jika kita ingin selamat dan meraih
‫‪kebahagiaan dunia-akhirat. Manfaatkan nikmat sesuai dengan keinginan yang memberi‬‬
‫‪nikmat. Jangan kita gunakan harta itu di jalan yang dapat mengundang murka-Nya.‬‬
‫‪Sebab itu pula yang akan memperberat persidangan kita di akhirat. Semoga Allah‬‬
‫‪senantiasa memberikan taufiq dan hidayah demi menjalani kehidupan yang sesuai‬‬
‫‪dengan ketentuan Allah. Amin ya rabbal alamin.‬‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫لَّ ّ‬
‫للاُ‬ ‫لَ ِإلَ ّهَ ِإ ّ‬ ‫ن ّ‬ ‫ْن‪ .‬أ َ ْش َه ّدُ أ َ ّْ‬‫للاِ ْال َمتِي ِّ‬
‫ل ّ‬ ‫ام ِب َح ْب ِّ‬ ‫ص ِّ‬ ‫ِي أ َ َم َرنَا ِبا ْ ِلتِ َحا ِّد َواْ ِل ْعتِ َ‬ ‫ا َ ْل َح ْم ّدُ ِ َّّ‬
‫لِلِ الَّذ ّْ‬
‫س ْولُ ّهُ‬ ‫ع ْبدُّهُ َو َر ُ‬ ‫ن ُم َح َّمدًا َ‬ ‫ْن‪َ .‬وأ َ ْش َه ّدُ أ َ َّّ‬ ‫ْك لَهُ‪ ،‬إِيَّا ّهُ نَ ْعبُ ّدُ َوإِيَّاُه نَ ْست َ ِعي ُّ‬ ‫‪َ ،‬و ْحدَّهُ لَش َِري َّ‬
‫ص َحا ِب ِّه‬ ‫علَى آ ِل ِّه َوأ َ ْ‬ ‫س ِي ِدنَا ُم َح َّمدّ َو َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ل َ‬ ‫ص ِّ‬‫ث َر ْح َم ّةً ِل ْلعَالَ ِميْنَّ‪ .‬اَللَّ ُه َّّم َ‬ ‫ا َ ْل َم ْبعُ ْو ُّ‬
‫ب ْالعَالَ ِميْنَّ‬ ‫ع ْوا ِإلَى َم ْغ ِف َرةِّ َر ِّ‬ ‫ار ُ‬ ‫س ِ‬ ‫ط ْعت ُ ّْم َو َ‬ ‫للاَ َما ا ْست َ َ‬ ‫‪.‬أ َ ْج َم ِعيْنَّ‪ .‬اِتَّقُوا ّ‬
‫س ِل ُم ْوا‬ ‫علَ ْي ِّه َو َ‬ ‫صلُّ ْوا َ‬ ‫علَى النَّبِيِ‪ ،‬يَاأَيُّهّا َ الَّ ِذيْنَّ َءا َمنُ ْوا َ‬ ‫صلُّ ْونَّ َ‬ ‫للاَ َو َملَئِ َكت َ ّهُ يُ َ‬ ‫ن ّ‬ ‫إِ َّّ‬
‫سلَّ َّم اَللَّ ُه َّّم‬ ‫ص ْح ِب ِّه َو َ‬ ‫علَى آ ِل ِّه َو َ‬ ‫س ِيدَنَا َو َم ْو َلنَا ُم َح َّمدّ َو َ‬ ‫علَى َ‬ ‫صلَّى للا َ‬ ‫ت َ ْس ِل ْي ًما ‪َ ..‬و َ‬
‫ات ِإنَّ َّ‬
‫ك‬ ‫اء ِم ْن ُه ّْم َو ْالَ ْم َو ّْ‬ ‫ت اَلَ ْحيَ ِّ‬ ‫ا ْغ ِف ّْر ِل ْل ُمؤْ ِمنِيْنَّ َو ْال ُمؤْ ِمنَاتِ َو ْال ُم ْس ِل ِميْنَّ َّو ْال ُم ْس ِل َما ِّ‬
‫الر ِح ِميْنَّ‬ ‫ك يَا ا َ ْر َح َّم َّ‬ ‫ت ِب َر ْح َم ِت َّ‬ ‫ي ْال َحا َجا ِّ‬ ‫اض َّ‬ ‫ت َويَا قَ ِ‬ ‫ع َوا ِّ‬ ‫ْب الدَّ َ‬ ‫س ِميْعّ قَ ِريْبّ ُم ِجي ُّ‬ ‫‪َ .‬‬
‫ك ِم ْنّ فِتْنَ ِّة‬ ‫ْر َونَعُو ّذُ ِب َّ‬ ‫ب ْالقَب ِّ‬ ‫عذَا ِّ‬ ‫ن َ‬ ‫ك ِم ّْ‬ ‫ب َج َهنَّ َّم َونَعُو ّذُ ِب َّ‬ ‫عذَا ِّ‬ ‫ن َ‬ ‫ك ِم ّْ‬ ‫اللَّ ُه َّّم ِإنَّا نَعُو ّذُ ِب َّ‬
‫ن ْال َه ِّم‬ ‫ك ِم ّْ‬ ‫ن فِتْنَ ِّة ْال َم ْحيَا َو ْال َم َماتِ‪ ،‬اللَّ ُه َّّم إِنَّا نَعُوذُّ بِ َّ‬ ‫ك ِم ّْ‬ ‫ل َونَعُو ّذُ بِ َّ‬ ‫ِيح الدَّ َّجا ِّ‬ ‫ْال َمس ِّ‬
‫ل َونَعُو ّذُ ِب َّ‬
‫ك‬ ‫ْن َو ْالبُ ْخ ِّ‬ ‫ن ْال ُجب ِّ‬ ‫ك ِم ّْ‬ ‫ل َّو نَعُو ّذُ ِب َّ‬ ‫ك ِم ْنّ ْالعَ ْج ِّز َو ْال َك َ‬
‫س ِّ‬ ‫ن َونَعُو ّذُ ِب َّ‬ ‫َو ْال َحزَ ِّ‬
‫سنَ ّةً َوقِنَا‬ ‫اآلخ َرةِّ َح َ‬ ‫سنَ ّةً َوفِي ِ‬ ‫ل َربَّنَا آتِنَا فِي الدُّ ْنيَا َح َ‬ ‫الر َجا ِّ‬ ‫ْن َوقَ ْه ِّر ِ‬ ‫غلَبَ ِّة الدَّي ِّ‬ ‫ن َ‬ ‫ِم ّْ‬
‫اب النَّ ِّ‬
‫ار‬ ‫عذَ َّ‬ ‫َ‬
‫ن ْالفَ ْحش ِّ‬
‫َآء‬ ‫ع ِّ‬ ‫آئ ذِي ْالقُ ْربَى َويَ ْن َهى َ‬ ‫ان َو ِإيت َ ِّ‬ ‫س ِّ‬ ‫ل َواْ ِإل ْح َ‬ ‫للاَ يَأ ْ ُم ُر ُك ّْم ِب ْالعَ ْد ِّ‬ ‫ن ّ‬ ‫ِعبَا ّدَ للاِ‪ِ ،‬إ َّّ‬
‫ع ْو ّهُ‬ ‫للاَ ْالعَ ِظي َّْم يَ ْذ ُك ْر ُك ّْم َوا ْد ُ‬ ‫ظ ُك ّْم لَعَلَّ ُك ّْم تَذَ َّك ُر ْونَّ‪ .‬فَا ْذ ُك ُروا ّ‬ ‫ي ِ يَ ِع ُ‬‫َو ْال ُمن َك ِّر َو ْالبَ ْغ ّ‬
‫للاِ أ َ ْكبَ ُّر‬
‫‪.‬يَ ْست َ ِجبّْ لَ ُك ّْم َولَ ِذ ْك ُّر ّ‬

Anda mungkin juga menyukai