Anda di halaman 1dari 131

LITERASI DALAM METODE ILMIAH

Oleh:
Hadiwiyono
TUJUAN KCP
Mahasiswa berkemampuan untuk
1. menentukan sifat dan besarnya kebutuhan
informasi,
2. mengakses informasi yang dibutuhkan secara
efektif dan efisien,
3. mengevaluasi informasi dan sumbernya secara
kritis dan menggabungkan informasi yang
dipilihnya ke dalam pengetahuan dan sistem
nilai,
4. menggunakan informasi secara efektif untuk
mencapai tujuan tertentu,
5. memahami isu-isu bidang yang dibutuhkan
6. dan mengakses serta menggunakan informasi
secara etis dan legal.
APA ITU LITERASI?

Arti sederhana_sempit: antivitas membaca dan


menulis
UNESCO, 2003:
praktik dan hubungan sosial-pengetahuan,
bahasa, dan budaya
Kemampuan m’identifikasi, menentukan,
menemukan, mengevaluasi, menciptakan secara
efektif dan terorganisasi, menggunakan, dan
mengkomunikasikan informasi untuk
memecahkan permasalahan
MACAM LETERASI

• Literasi Bahasa
• Literasi Sains
• Literasi Digital
• Litrasi Akademik
• Litrasi Penelitian
• Literasi Numerasi
• Literasi Finansial
• Literasi Budaya dan Kewarganegaraan
• DAN LAIN-LAIN
LITERASI BAHASA

KEMAMPUAN
1. membaca
2. menulis
3. mengolah
4. memahami
&
5. mengkomunikasikan
INFORMASI
LITERASI SAINS
 Kemampuan untuk menggunakan pengetahuan
sains, mengidentifikasi pertanyaan, menarik
kesimpulan dalam rangka memahami serta membuat
keputusan yang berkenaan dengan alam.
 Seseorang disebut literat terhadap sains, jika memiliki
kompetensi untuk:
1 Menjelaskan fenomena sains
2 Mengevaluasi & mendesain pengetahuan &
keterampilan sains secara mandiri
3 Menginterpretasi data & bukti sains
LITERASI DIGITAL
Kemampuan menggunakan media digital, alat-alat
komunikasi atau jaringan untuk menemukan,
mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi dan
memanfaatkan secara bijak.
Kemampuan menggunakan teknologi dan informasi
dari piranti digital secara efektif dan efisien dalam
berbagai konteks seperti akademik, karir dan
kehidupan sehari-hari (Riel, et. al. 2012)
Fitur: dasar-dasar komputer, penggunaan internet
dan program-program produktif, keamanan dan
kerahasiaan, dan gaya hidup digital.
LITERASI INFORMASI
1. Mengenali informasi yang dibutuhkan
2. Menentukan cara m’atasi kesenjangan
informasi
3. Mengkonstruksi strategi mendapatkan
informasi
4. Mencari dan mengakses
5. Membandingkan dan mengevaluasi
6. Mengorganisir, melaksanakan, &
berkomunikasi
7. Meringkas & menciptakan
LITERASI INFORMASI DIGITAL

Memanfaatkan: Teknologi informasi dan


kamunikasi digital
Kemampuan mengumpulkan dan
menggunakan pengetahuan, teknik, sikap, dan
kualitas personal
Kemampuan merencanakan, melaksanakan,
dan mengevaluasi tindakan digital sebagai
bagian dari penyelesaian masalah/tugas
dalam segala hal termasuk akademik
JENJANG LITERASI INFORMASI DIGITAL

TRANFORMASION
Innovation, kreativitas

USAGE
Profesional,kedisiplinan, efektivitas

COMPETENCE
Skill, konsep, pendektan, sikap
LITERASI AKADEMIK

1. OPEN CAURSE WARE (OCW)


ocw.uns.ac.id
2. SPADA: sistem pembelajaran daring
spada.uns.ac.id
Penelusuran Sumber Referensi

Hadiwiyono

Program Studi Agroteknologi


Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret
Penelusuran Sumber Referensi
Pengantar
Kemutakhiran sumber acuan-salah satu kriteria
penilian karya ilmiah, karena menentukan
- Kecermatan/ketajaman dalam identifikasi
dan perumusan masalah
- Ketepatan metode yang digunakan
- Ketajaman analisis dan pembahasan hasil
Fungsi pustaka acuan dalam
penelitian
1. Mendapatkan tema permasalahan penelitian yang
cermat,
Tema permasalahan penelitian dapat diperoleh dari
- pesanan penyandang dana
- Tema payung
- Spesifik permasalahan
ex. -Efikasi pestisida thd opt ttt.
- Ketahanan galur thd opt ttt.
- dari kasus lapangan
- pengalaman pribadi
- masukan atau laporan dari peneliti lain atau masyarakat
- percobaan pendahuluan
- percobaan sendiri
- percobaan orang lain
- Jurnal
- Seminar/risalah
- Suntingan (review)
2. Penelaahan tema
permasalahan penelitian
 Tema payung-untuk memperoleh tema
spesifik yang urgens, cermat, dan tajam
 Tema permasalahan spesifik yang sudah ada
harus perlu ditelaah berdasarkan teori dan
acuan mutakhir yang relevan
3. Bahan dan Metode penelitian
yang mutakhir (advanced)

-Metode, prosedur kerja, protokol, cara kerja


- Acuan relevan
- Ditulis oleh ahlinya (expert)
- Tepat dengan variabel yang diteliti
4. Kesahihan pustaka acuan

 Bersifat primer-ditulis oleh peneliti/ahlinya


 Ditulis dalam medium publikasi yang
terakredetasi (accredited)
Misal bidang penyakit tumbuhan dari jurnal:
Phytopathology, Plant Disease, Crop
Protection, Hama dan Penyakit Tumbuhan
Tropika, Biodiversitas, dll.
Berdasarkan tingkat kesahihan
1. Accredited International Journals
2. Accredited Review Journals
3. Jurnal terakredetasi Nasional
4. Jurnal Nasional takterakreditasi
5. Proceeding
6. Text Books
7. Disertasi dan Thesis
8. Buku dan pamlet
9. Jurnal populer dll.
10. Surat kabar harian
Teknik penelusuran pustaka acuan
yang sahih dengan cepat
 Non on line electronic references – ada perpustakaan yang
memilki/langganan pustaka acuan dalam bentuk soft
copies
Pustaka acuan dapat dirunut dengan computer
perpustakaan setempat
 Intranet perpustakaan
Perpustakaan yang maju mestinya selalu berlangganan on
line electronic references
Hanya bisa diakses dilingkungan lembaga yang
berlangganan dg password (pin) tertentu
 Self Access Terminal (SAT)
UNS:https://library.uns.ac.id/sat-self-access-terminal/
Self Access Terminal (SAT) UNS:
https://library.uns.ac.id/sat-self-access-terminal/
Self Access Terminal (SAT) UNS:
https://library.uns.ac.id/sat-self-access-terminal/
Self Access Terminal (SAT) UNS:
https://library.uns.ac.id/sat-self-access-terminal/
Teknik penelusuran pustaka acuan
yang sahih dengan cepat
Internet bebas
- Open access journal : aksesebel secara
bebas, Jurnal-Jurnal yang terindeks dalam
DOAJ (Directory of open Access Journal)
- Jurnal volume tertentu, buku, artikel,
sering dapat diperoleh secara bebas dari internet
Umumnya jurnal atau suntingan 2-4 tahun
sebelum terakhir.
Dipublikasikan oleh organiasi nonprofit
Jurnal-jurnal ber-impact factor tinggi!
Contoh-contoh sumber informasi global
yang bebas

 African J. Online (AJOL) http://www.inasp.info/ajol/index.html


 AGRIS-FAO http://www.fao.org/agris
 AGRICOLA http://www.nal.usda.gov/ag98/
 Electronic J. of Biotech. http://ejb.ucv.cl/
 Google Directory
http://directory.google.com/Top/Science/Pblication/Archive/Free_
Access_Online_Archive/
 Indian Academy of Sciences http:/www.ias.ac.in/journals.html
 Int. J. Mol. Sci. http://www.ijms.org/
 J. Biology http://www.jbiol.com
 J. Insect Sci http://www.insectscience.org/
Soal Latihan Evaluasi

1. Jelaskan tentang sumber pustaka primer!


2. Bandingkan kelebihan dan kekurangan antara jurnal dan
ulasan (review)!
3. Bagaimana menurut pendapat Anda kesahihan texs book
sebagai sumber acuan karya ilmiah!
4. Jelaskan tentang jurnal terkredetasi!
5. Jelaskan apa itu impact factor!
6. Jelaskan Index Journal
PENUTUP
DISARANKAN PENELUSURAN DAN PENULISAN
PUSTAKA MENGGUNAKAN SALAH SATU
REFERENCE MANAGEMENT SOFTWARE
SEPERTI:

dan lain-lain
TUGAS MANDIRI
 Unduh salah satu artikel AGROTECHNOLOGY RESEARCH
JOURNAL https://jurnal.uns.ac.id/arj atau AGROSAINS
https://jurnal.uns.ac.id/agrosains
 Lakukan tulis ulang sistem sitasi dan daftar pustaka dengan
reference management sofware dengan style Council of
Science Editors (CSE) (Gaya Selinkung ARJ dan Tugas Akhir
FP)
 Kumpulkan google drive kemudian kirim ke WAG makul MI
 Antar mhasiswa tidak boleh sama
Hadiwiyono

Prodi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)
TERMINOLOGI
SITASI (CITATION)
SINONIM:
• Perujukan
• Pengacuan
• Penyitiran
• Pengutipan
• Pereferensian
merupakan proses penggunaaan sumber
informasi dan pendokumentasiannya dalam
suatu karya ilmiah yang dipublikasikan maupun
tidak dipublikasikan
SUMBER SITASI

• Referen (reference)
• Pustaka
• Bibliografi
• Sumber acuan
• Sumber rujukan
BENTUK SITASI

• pengutipan: secara langsung persis seperti


aslinya
• parafrase: mengambil idenya dengan
mengubah bahasanya
• komparasi pengakuan adanya hasil penelitian
atau ide yang serupa untuk
pembanding/pendukung/pertentangan ide atau
hasil riset
SISTEM SITASI
1. Sitasi Berkurung adalah sistem pengacuan dengan
cara menempatkan informasi tentang identitas
lengkap suatu sumber rujukan langsung terpadu
dalam teks dalam bentuk singkat (lazimnya hanya
nama pengarang dan tahun terbit, dan jika perlu
nomor halaman), atau urut nomor (yang sesuai
dengan urutan pada daftar rujukan)
2. Catatan Kaki adalah sistem pengacuan dengan cara
menempatkan informasi tentang identitas suatu
sumber rujukan di bawah teks pada halaman yang
sama dengan pengacuannya
3. Catatan Akhir adalah sistem pengacuan dengan
cara menempatkan informasi tentang identitas
lengkap suatu sumber rujukan di bagian akhir
sebuah artikel
Ada tiga cara pendokumentasian sumber
SITASI: Bibliografi, Rujukan Acuan, Pustaka
Acuan
1. Bibliografi adalah cara pendokumentasian
sumber bacaan dalam bentuk daftar yang
memuat semua karya yang menurut pendapat
penulis secara langsung atau tidak langsung
berkaitan dengan isi naskah, baik yang diacu
maupun tidak diacu dalam teks
PENDOKUMENTASIAN SUMBER SITASI
2. Rujukan Acuan adalah cara pendokumentasian
sumber sitasi dalam bentuk daftar yang memuat
sumber rujukan tercetak dan tidak tercetak yang diacu
dalam teks
3. Pustaka Acuan adalah cara pendokumentasian
sumber sitasi dalam bentuk daftar yang hanya
memuat sumber rujukan tercetak saja yang diacu
dalam teks
Istilah Daftar Rujukan, Daftar Pustaka, atau Referen
juga biasa digunakan sebagai cara
pendokumentasian sumber rujukan dalam bentuk
daftar yang memuat semua sumber rujukan yang
diacu (dirujuk) dalam teks
MENGAPA SITASI DILAKUKAN?
MENGAPA PENGACUAN DILAKUKAN?

• Pengakuan adanya temuan atau ide yang


serupa sebagai pembanding untuk
ditelaah/dibahas lebih lanjut
• Penggunaan sumber rujukan untuk
mendukung argumentasi penulis
• Menghindari kecenderungan plagiasi
PENULISAN CATATAN KAKI & CATATAN AKHIR
PENULISAN CATATAN KAKI & CATATAN AKHIR

• Bila sumber yang sama diacu lagi, catatan


untuk pengacuan kedua dan seterusnya
dilakukan dengan tanda-tanda tertentu
• Tanda loc. cit. (singkatan dari kata Latin loco
citato yang berarti di tempat diacu)
menunjukkan pengacuan pada halaman yang
sama dengan yang diacu sebelumnya yang
mungkin diselang oleh pengacuan pada
sumber rujukan lain.
PENULISAN CATATAN KAKI & CATATAN AKHIR

• Tanda op. cit. (singkatan dari kata Latin opere


citato yang berarti pada karya yang diacu)
menandai pengacuan pada karya yang sama
seperti yang diacu sebelumnya tetapi pada
halaman lain
• Tanda ibid. (berasal dari kata ibidem yang
berarti ‘di tempat yang sama’) digunakan jika
pengacuan selanjutnya dilakukan segera
sesudah pengacuan pertama tanpa diselang
oleh pengacuan pada sumber lain, diikuti
dengan halaman jika yang diacu berasal dari
halaman yang berbeda
PENULISAN CATATAN KAKI & CATATAN AKHIR

• Catatan kaki atau catatan akhir biasa juga


digunakan untuk menyampaikan keterangan
tambahan atau pernyataan yang agak
menyimpang dari alur utama kalimat atau
paragraf terkait.
• Akhir-akhir ini penggunaan catatan kaki atau
catatan akhir sebagai sarana pemuatan
informasi bibliografi mulai (di beberapa bidang
sosial), dan sudah lama (di bidang eksakta)
ditinggalkan karena dianggap menyulitkan.
CARA PENGUTIPAN

• Pengutipan dapat dianggap sebagai


bentuk lain pengacuan yang dilakukan
untuk menunjang argumen dengan
langsung menyajikan bukti hakiki yang
dinyatakan orang lain
• Pengutipan ujaran pendek yang
panjangnya dua atau tiga baris dapat
langsung disisipkan dalam tubuh teks
karangan
CARA PENGUTIPAN

• Jika kutipannya panjang (4 baris atau


lebih), penyajiannya dilakukan dengan
membuat blok tersendiri yang biasanya
ditakikkan (indented) dan dicetak dengan
huruf berukuran lebih kecil
CARA PENGUTIPAN

• Jika menggunakan ukuran jumlah kata,


kurang dari 50 kata (Rifai, 2005), 40 kata
(APA, 1994), atau 30 kata (Harvard)
dianggap kutipan pendek yang harus
disisipkan dalam tubuh teks karangan
• Kutipan lebih dari jumlah kata tersebut
disajikan dalam blok tersendiri sebagai
paragraf baru dengan ukuran huruf lebih
kecil
PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

• Cara penyusunan daftar pustaka memiliki


banyak variasi dari segi:
• Penulisan nama pengarang
• Penulisan tahun penerbitan
• Urutan penempatan informasi bibliografi
• Penggunaan huruf kapital dan huruf Itali
• Cara penyingkatan
• Ada kecenderungan untuk menyusun daftar
pustaka dengan cara yang lebih sederhana
KIAT PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

• DALAM MENULIS DAFTAR PUSTAKA, IKUTILAH


GAYA SELINGKUNG JURNAL YANG AKAN
DITUJU
• BACALAH SECARA CERMAT PETUNJUK
PENULISAN YANG BIASANYA DICANTUMKAN
PADA HALAMAN AKHIR SETIAP NOMOR
PENERBITAN JURNAL
KETENTUAN MENURUT PANDUAN
AKREDITASI JURNAL

 Penulis artikel untuk jurnal sedapat


mungkin menggunakan pustaka acuan:
 Yang primer (=jurnal) >80%
 Terbitan mutakhir (=10 tahun terakhir) >80%

 Pengelola jurnal membakukan sbg gaya


selingkung jurnalnya:
 Sistem pengacuan pustaka
 Cara pengutipan
 Penyusunan daftar pustaka
CONTOH PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1993. Annual Report. Rome:


International Board for Plant Genetic
Resources. (Pengarang tidak dapat
diketahui. Laporan tahunan seperti
ini dapat pula didaftar di bawah
kepengarangan badan yang
menerbitkannya
Guhardja, E. 1994. Komunikasi pribadi.
(Pengacuan pada informasi yang
diperoleh secara lisan atau melalui surat
langsung).
Nampiah & Rifai, M. A. 1987. Species of
Alternaria in agricultural centres in Java.
Makalah dalam Symposium on Crop
Pathogens and Nematodes. BIOTROP,
Bogor, 21—23 Febuary 1987. (Kertas
kerja yang dibacakan dalam suatu
pertemuan ilmiah).
CONTOH PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

Rifai, M. A. 1968a. The Australasian Pezizales in the


Herbarium of the Royal Botanic Gardens Kew. Verh.
Ned. Akad. Wet. Ser. II. 57(3): 1—295. (Artikel
setebal buku dalam berkala berseri. Perhatikan
nama berkala disingkat, nomor seri dengan angka
Romawi, nomor jilid diikuti nomor terbitan yang
dicantumkan dalam kurung).
Rifai, M. A. 1968b. Kostermansinda Rifai genus novum
Hyphomycetarum. Reinwardtia 7: 375—381. (Artikel
diterbitkan penulis yang sama dalam tahun yang
sama dengan artikel sebelumnya, muncul dalam
berkala yang namanya tak disingkat karena terdiri
atas sepatah kata, nomor terbitan tak
dicantumkan).
CONTOH PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

Sastrapradja, D.S., Adisoemarto, S.,


Kartawinata, S.,Sastrapradja, S. & Rifai, M. A.
1989. Keanekaragaman Hayati untuk
Kelangsungan Hidup Bangsa. Bogor:
Puslitbang Bioteknologi. (Buku ditulis
bersama oleh beberapa orang).
UNESCO. 1980. Unisist Guide to Standards for
Information Handling. Paris: UNESCO. 304 pp.
(Badan sebagai pengarang)).
ETIKA SITASI
• Sitasi menyangkut hak personal maupun
publik
• Sesuatu yang menyangkut hak maka pasti
menyangkut kewajiban baik personal
maupun publik
• Dalam proses sitasi karena meyangkut
penggunaan hak milik karya/ide orang lain
maka ada tanggung jawab moral baik bagi
pemilik maupun penggunanya maka di sini
ada moralitas dalam praktik sitasi. Moralitas
sitasi inilah yang merupakan etika sitasi
POTENSI PELANGARAN ETIKA SITASI

• kejujuran yang lemah


• Latar Belakang:
kemalasan membaca
• keterbatasan/kendala bahasa
• tuntutan karir/akademis atau
lainnya
ETIKA

ETIKA:
Etika -Penegasan Istilah
moralitas atau perilaku yang
baik dan pantas serta patut.
Secara luas : tata-krama, tata-tertib,
disiplin-aturan, sopan-santun, pranata,
norma, baik kemanusiaan maupun
agama
ETIKA
-Tata krama, tata tertib, sopan santun
A. KODE ETIK PENULISAN
menulis.
-Tulisan mengikuti tata tertib, aturan-
aturan
baku.
-Tulisan Ilmiah:
- mengikuti tata aturan ilmiah
- berbeda dengan tulisan populer atau
tulisan lainnya
Pelanggaran Etika Ilmiah

Ada banyak definisi, tetapi semua


menyangkut setidaknya tentang 3 (tiga)
hal, yaitu:
-fabrikasi data
-falsifikasi data
-plagiarisme.
(akan disampaikan pada pertemuan lain
lebih mendalam)
PELANGGARAN ETIK PENULIS

Fabrikasi data -- ‘mempabrik’ data atau


membuat-buat data yang sebenarnya tidak ada
atau lebih umumnya membuat data fiktif.
Falsifikasi data-- bisa berarti mengubah data
sesuai dengan keinginan, terutama agar sesuai
dengan kesimpulan yang ‘ingin’ diambil dari
sebuah penelitian.
Plagiarisme--- mengambil kata-kata atau
kalimat atau teks orang lain tanpa memberikan
acknowledgment (dalam bentuk sitasi) yang
secukupnya.
ETIK PENULIS
- Melahirkan karya orisinal, bukan jiplakan
- Menjunjung tinggi posisinya sebagai orang
terpelajar, menjaga kebenaran dan manfaat serta
makna informasi yang disebarkan sehingga tidak
menyesatkan
- Menulis secara cermat, teliti, dan tepat.
- Bertanggung jawab secara akademis atas
tulisannya.
- Memberi manfaat kepada masyarakat pengguna
KODE ETIK PENULIS

- Menjunjung tinggi hak, pendapat atau


temuan orang lain.
- Memberi manfaat kepada masyarakat
pengguna
- Menyadari sepenuhnya bahwa tiga
pelanggaran kode etik berakibat pada
hilangnya integritas penulis jika
melakukannya.
KODE ETIK PENULIS

Secara moral cacat, apalagi dilihat dari


kacamata agama. Nilai keagamaan
mencela pelanggaran sebagai bagian
dari ketidakjujuran, pencurian atau
mengambil kepunyaan orang lain tanpa
hak.
- Nurani mengalami proses pengkeruhan.
KODE ETIK PENULIS

- Jujur pada diri sendiri.


PENULIS SEHARUSNYA:
- Memiliki nurani.
- Nurani mengalami proses pencerahan.
- Menuntun pada sikap terbuka secara ilmiah:
- verifikasi
- tidak memihak
FILSAFAT ILMU:
LANDASAN POKOK
PENGEMBANGAN ILMU

Hadiwiyono

PS. Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret
FILSAFAT,
ILMU, & PENGETAHUAN
Apa itu Filsafat?

Apa itu ilmu?

Apa itu pengetahuan?

Kaitan filsafat, ilmu, &


pengetahuan
2
FILSAFAT?
Philos = Cinta Sophia = kebajikan,
kebaikan, kebenaran, hikmah Philoshopia =
cinta pengetahuan Filsafat= cinta kepada
ilmu pengetahuan atau kebenaran, cinta
hikmat
Orang yang berfilsafat atau Filosof: orang
yang mencintai kebenaran, berilmu
pengetahuan, ahli hikmat dan bijaksana
Filsafat adalah berpikir secara mendalam,
sitematik, radikal, dan universal dalam
rangka mencari kebenaran, inti atau hakikat
mengenai segala sesuatu yang ada.
3
DEFINISI FILSAFAT MENURUT
PARA FILOSOF

Plato: filsafat tidak lain dari pada


pengetahuan ttg segala hal
Aristoteles: filsafat menyelidiki
sebab dan asas segala benda. Bersifat
ilmu umum
Kant: pokok dan pangkal segala
pengetahuan dan pekerjaan

4
KEBENARAN (DLM KONTEKS FILSAFAT):

Kebenaran apabila pernyataan yg


dianggap benar itu bersifat koheren
atau konsisten dg pernyataan
sebelumnya (menurut Plato dan
Aritoteles).
Kebenaran relatif: tergantung
ruang dan waktu

5
KAITAN ILMU CABANG FILSAFAT

1. ONTOLOGI: membahas tentang


apa yang ingin kita ketahui atau
hakekat tentang kenyataan
2. EPISTOMOLOGI:
membahas/menjawab bagaimana
mendapatkan ilmu
3. AKSIOLOGI: menjawab tentang
kegunaan atau manfaat ilmu

6
ONTOLOGI

Berupaya menyelidiki hakekat


sesuatu Bagaimana realitas
(kenyataan) apakah materi saja?
apakah wujud sesuatu bersifat tetap,
kekal tanpa perubahan? Hubungan
objek dg daya tangkap manusia shg
membuahkan pengetahuan

7
EPISTEMOLOGI

 Bagaimana cara manusia


memperoleh pengetahuan?
 Apakah hakekat pengetahuan?
 Bagaimana cara manusia memperoleh
pengetahuan?
 Apakah kriterianya?
 Jenis-jenis pengetahuan?

8
AKSIOLOGI

 Menyangkut nilai-nilai yang menjawab


pertanyaan tentang baik dan buruk.
 Untuk apa pengetahuan
dipergunakan?
 Bagaimana keterkaitan penggunaan
dengan kaidah-kaidah moral?

9
OBYEK MATERIAL DAN FILSAFAT
Objek Material dan Formal Filsafat
 Material: apa yang dipelajari sbg bahan
kajian.
 Formal: cara pendekatan yang dipakai
objek material.
Objek Material dan Formal Filsafat Ilmu
 Material: Gejala manusia tahu, gejala ilmu-
ilmu pengetahuan.
 Formal: cara pendekatan manusia
mendapatkan ilmu pengetahuan 10
KESIMPULAN FILSAFAT ILMU

Filsafat Ilmu dapat disimpulkan


merupakan kajian yang secara
mendalam tentang dasar-dasar ilmu,
sehingga filsafat ilmu perlu menjawab
persoalan mengenai Ontologis,
Epistemologis dan Aksiologis.

11
PERSAMAAN FILSAFAT VS ILMU
 Keduanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya
menyelidiki objek selengkap-lengkapnya sampai ke akar-
akarnnya.
 Keduanya memberikan pengertian mengenai hubungan
atau koheren yang ada antara kejadian-kejadian kita alami
dan mencoba menunjukan sebab-sebabnya.
 Keduanya hendak memberikan sintesis, yaitu pandangan
yang bergandengan.
 Keduanya hendak memberikan penjelasan tentang
kenyataan seluruhnya timbul dari hasrat manusia
(objektivitas), akan pengetahuan yang lebih mendasar.

12
PERBEDAAN FILSAFAT DAN ILMU
 Filsafat : Objek materi bersifat universal,
segala sesuatu yang ada. Objek Formal
(sudut pandangan) bersifat non
fragmentaris. Kegunaan timbul dari nilainya.
 Ilmu : Objek materi ilmu bersifat khusus
dan empiris, ilmu hanya terfokus pada
disiplin bidang masing2. Objek formal
bersifat fragmentaris, spesifik dan intensif.
Kegunaan terletak pada kegunaan
pragmatis, trial and error.

13
PERBEDAAN FILSAFAT DAN ILMU
Filsafat: Memuat pertanyaan lebih jauh dan
lebih mendalam berdasarkan pada
pengalaman realitas sehari-hari. Memberikan
penjelasan yang terakhir yang mutlak, dan
mendalam sampai mendasar (primary cause)
Ilmu : Bersifat diskursif, yaitu menguraikan
secara logis, yang dimulai dari tidak tahu
menjadi tahu. Menunjukan sebab- sebab
yang tidak begitu mendalam, yang lebih
dekat, yang sekunder (secondary cause).

14
TUJUAN FILSAFAT ILMU
 Adalah :
Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara
menyeluruh kita dapat memahami sumber, hakikat
dan tujuan ilmu.
 Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan
kemajuan ilmu di berbagai bidang, sehingga kita
mendapat gambaran tentang ilmu komtemporer
secara historis.
 Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa
dalam mendalami studi di PT, terutama untuk
membedakan persoalan yang ilmiah dan non ilmiah.

15
TUJUAN FILSAFAT ILMU

 Mendorong pada calon ilmuwan


dan ilmuwan untuk konsisten
dalam mendalami ilmu dan
mengembangkannya.
 Mempertegas bahwa dalam
persoalan sumber dan tujuan antara
ilmu dan agama tidak ada
pertentangan.

16
PENGERTIAN ILMU
 Ilmu dirujuk pada kata ‘ilm (Arab), science (Inggris),
watenschap (Belanda), dan wissenschaf (Jerman).
 Ilmu: kumpulan teori yg sudah teruji yg
menjelaskan pola-pola teratur dan tidak teratur dari
fenomena.
 Ilmu: pengetahuan yg disusun melalui 6 komponen
(six kind of science), yg meliputi problems, attitude,
method, activity, conclusions, dan effects.
 Ilmu: pengetahuan yg diperoleh melalui cara- cara
yg disepakati para ilmuwan.

17
PENGERTIAN ILMU
 Pengetahuan yang dapat disepakati sehingga
menjadi suatu “ilmu”
 Menurut Archie J. Bahm dapat diuji dengan enam
komponen utama yang disebut dengan six kind of
science, yang meliputi problems, attitude, method,
activity, conclusions, dan effects.
 Seringkali ilmu diartikan sebagai pengetahuan,
tetapi tidak semua pengetahuan dapat dinamakan
sebagai ilmu, melainkan pengetahuan yang
diperoleh dengan cara-cara tertentu berdasarkan-
kesepakatan para ilmuwan.
18
Ilmu dapat didefinisikan
Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia
yang rasional dan kognitif dengan berbagai
metode berupa aneka prosedur dan tata
langkah sehingga menghasilkan kumpulan
pengetahuan yang sistematis mengenai
gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan
atau individu untuk tujuan mencapai
kebenaran, memperoleh pemahaman,
memberikan penjelasan ataupun melakukan
penerapan.
19
SYARAT-SYARAT ILMU

1. Obyektif
2. Metodis
3. Sistematis
4. Universal

20
SIFAT ILMU: OBYEKTIF
 Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri
dari satu golongan masalah yang sama sifat
hakikatnya, tampak dari luar maupun
bentuknya dari dalam. Objeknya dapat
bersifat ada, atau mungkin ada karena
masih harus diuji keberadaannya. Dalam
mengkaji objek, yang dicari adalah
kebenaran, yakni persesuaian antara tahu
dengan objek, dan karenanya disebut
kebenaran objektif; bukan subjektif
berdasarkan subjek peneliti atau subjek
penunjang penelitian. 21
SIFAT ILMU:METODIS
 Metodis adalah upaya-upaya yang
dilakukan untuk meminimalisasi
kemungkinan terjadinya penyimpangan
dalam mencari kebenaran. Konsekuensi
dari upaya ini adalah harus terdapat cara
tertentu untuk menjamin kepastian
kebenaran. Metodis berasal dari kata
Yunani “Metodos” yang berarti: cara,
jalan. Secara umum metodis berarti
metode tertentu yang digunakan dan
umumnya merujuk pada metode ilmiah.
22
SYARAT ILMU: SISTEMATIS
Dalam perjalanannya mencoba
mengetahui dan menjelaskan suatu objek,
ilmu harus terurai dan terumuskan dalam
hubungan yang teratur secara logis
sehingga membentuk suatu sistem yang
berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu ,
mampu menjelaskan rangkaian sebab
akibat menyangkut objeknya.
Pengetahuan yang tersusun secara
sistematis dalam rangkaian sebab akibat
merupakan syarat ilmu yang ketiga.
23
SYARAT ILMU: UNIVERSAL
Kebenaran yang hendak dicapai adalah
kebenaran universal yang bersifat umum (tidak
bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga
bersudut 180º. Karenanya universal merupakan
syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu
sosial menyadari kadar ke umum-an (universal)
yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu
alam mengingat objeknya adalah tindakan
manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat
universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus
tersedia konteks dan tertentu pula.
24
HAKEKAT ILMU

Aktivitas
(sebagai proses)

ILMU

25
ILMU SBG AKTIFITAS

1. Rasional: pemikiran yg berpegang


teguh pada kaidah-kaidah logika
2. Kognitif: proses pengetahuan dan
memperoleh pengetahuan
3. Teknologi: proses mencari
kebenaran, pemahaman, dan
penjelasan

26
ILMU SBG METODE ILMIAH

1. Prodedur: pengukuran,
pengamatan, analisis, servei,
deduksi, induksi dll.
2. Tata Cara
3. Teknik
4. Peralatan

27
PENGETAHUAN SBG PRODUK

 Pengetahuan diartikan sbg hasil dari


usaha manusia mencari tahu.
 Pengetahuan juga sbg sesuatu yg
diketahui manusia.
 Obyek pengetahuan adalah seluruh
hal yang ada, material /pun non-
material, kongkrit /pun abstrak,
kasat mata /pun tak kasat mata
28
SIFAT ILMU

1. Kebenaran universal
2. Sistematik
3. Logis
4. Metodis
5. Evidensif/faktual
6. Empirik

29
KAITAN FILSAFAT DG ILMU
PENGETAHUAN
 Ilmu Pengetahuan membekali filsafat
dg bahan-bahan deskriptif dan faktual.
 Ilmu Pengetahuan melakukan cek
terhadap Filsafat dg cara mengeliminir
ide yg tak cocok dg pengetahuan
ilmiah.
 Filsafat mengangkat pengetahuan yg
terpotong-potong dari bbrp kajian ilmu,
mengatur, dan menyusunnya sehingga
diperoleh way of life yg terpadu.
30
TUGAS

BUATLAH RINGKASAN ARTIKEL


BERIKUT
file:///C:/Users/SPMB1~1/AppData/L
ocal/Temp/1441-4245-1-PB.pdf

31
32
HADIWIYONO
PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
PENGANTAR: PENGERTIAN
Setiap masalah perlu jawaban
Masalah yang sifatnya ilmiah yang dikenal sebagai metode
ilmiah.
Metode ilmiah
berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos. Berasal dari
dua kata yaitu metha(melalui), dan hodos(jalan).
Metode ilmiah merupakan rangkaian pengamatan yang
tentu saja sambung menyambung, terkumpul serta
melahirkan berbagai teori yang dapat menjelaskan serta
meramalkan fenomena-fenomena.
SYARAT: SISTEMATIS, KONSISTEN, OPERASIONAL, FAKTUAL
1. Sistematis, yang artinya unsur-unsur yang terdapat dalam metode
ilmiah harus tersusun dalam urutan yang logis;
2. Konsisten, artinya terdapat kesesuaian diantaranya unsur-
unsurnya. Misalnya tujuan harus sesuai dengan rumusan masalah
yang diajukan;
3. Operasional, yang berarti metode ilmiah dapat menjelaskan
bagaimana penelitian tersebut dapat dilakukan.
4. Faktual, Yang pasti setiap tahapan dari metode ilmiah harus bisa
tertangkap oleh akal atau data yang terbukti dan sudah menjadi
suatu kenyataan
SYARAT: ANALITIK, TANPA PRASANGKA, OBYEKTIF
5. Analitik, Sebaiknya setiap metode dipaparkan lebih detail
supaya setiap metode bisa saling berhubungan. Hubungan
faktor satu dan lainnya
6. Tanpa Prasangka, Setiap tahapan dari metode ilmiah harus
memberikan hasil yang memang sesuai dengan keadaan.
Meskipun ada hipotesis, namun hipotesis tersebut tidak jauh
terhadap fenomena yang ada. Berbasis fakta riel
7. Objektif, Yang mana haruslah melibatkan pengukuran
secara objektif tanpa adanya pengaruh (bebas) dari
pandangan, pendapat, pemikiran, prasangka sendiri. ri
TAHAPAN METODE ILMIAH
Terdapat tujuh langkah dasar atau tahapan dalam penulisan
metode ilmiah.
1. Merumuskan masalah,
2. Mengumpulkan informasi,
3. Menyusun hipotesis,
4. Melakukan penelitian
5. Pengolahan data,
6. Menarik kesimpulan
7. Mngomunikasikan hasil penelitian.
1. MERUMUSKAN MASALAH
Masalah biasanya berupa pertanyaan yang harus dijawab dengan
melakukan sebuah penelitian secara ilmiah.
Ada beberapa hal yang perlu diperhitungkan saat kita akan
merumuskan masalah:
•Masalah harus diungkapkan sebagai kalimat pertanyaan atau
pernyataan penegasan permasalahan
•Kata-kata dari masalah harus singkat, ringkas, jelas dan mudah
dimengerti.
•Perumusan masalah harus menjadi masalah yang bisa diselesaikan.
2. MENGUMPULKAN INFORMASI
Setelah melakukan perumusan masalah, tahapan berikutnya
yang harus kita lakukan mengumpulkan informasi atau data. Ini
bisa dilakukan dengan observasi maupun studi literatur seperti
jurnal ilmiah, atau penelitian-penelitian lain yang sudah ada
sebelumnya.
3. MENYUSUN HIPOTESIS
Pada tahapan berikutnya, setelah kita melakukan studi
literatur, observasi dan mendapatkan data, maka yang
harus dilakukan adalah membuat hipotesis.
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah
yang masih bersifat praduga karena masih harus
dibuktikan kebenarannya melalui penelitian.
4. MELAKUKAN PENELITIAN
Untuk menguji kebenaran dari hipotesis atau jawaban sementara yang telah
kita buat di tahapan sebelumnya, maka yang harus kita lakukan adalah
melakukan penelitian melalui studi literatur, survei, atau percobaan
Penelitian harus dilakukan dengan teliti sehingga didapatkan data yang
akurat.
Menetapkan variabel penelitian. Ada tiga jenis variable yang perlu
ketahui, diantaranya adalah variabel bebas, variable tetap, dan variabel
terikat/bergantung.
Menetapkan prosedur kerja. Urutan langkah kerja dibuat ringkas tetapi
bisa menggambarkan dengan tepat pekerjaan yang perlu dilakukan.
Mengumpulkan data. Tentunya setiap gejala atau fenomena yang terjadi
ketika dilakukannya penelitian perlu dicatat atau ditulis saat itu juga.
Sehingga bisa mendapatkan data secara akurat
5. MENGANALISIS DATA
Di tahapan ini, data-data yang telah diperoleh
dari hasil penelitian lalu dicatat dan diolah secara
statistik yang sesui, dan disajikan dalam bentuk
ilustrator yang sederhana namun utuh ke dalam
bentuk tabel, gambar, grafik, diagram sehingga
mudah dipahami secara efektif.
Syarat dapat dianalisis statistik adalah data
kuantitatif adanya ulangan.
Data kualitatif sebaiknya di kuantiktatifkan
6. MEMBUAT KESIMPULAN
Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cermat
berdasarkan hasil penelitian dan studi literatur secara
mendalam tanpa adanya pengaruh pendapat pribadi.
Kesimpulan merupakan jawaban sebenarnya dari
hopitesis yang pernah diajukan.
7. MENGOMUNIKASIKAN HASIL PENELITIAN

Langkah terakhir adalah mengkomunikasikan


mempublikasikan hasil penelitian kepada orang lain
dalam bentuk laporan tertulis dalam jurnal limiah
atau melalui forum diskusi dan seminar.
LATIHAN
1. Jelaskn pengertian and tentang metode ilmiah?
2. Sebutkan dan jelaskan syarat-syarat metode ilmiah?
3. Sebutkan dan jelaskan tahapan metode ilmiah?
PENDEKATAN ILMIAH

Hadiwiyono

PS. Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret
PENDEKATAN ILMIAH
Pendekatan ilmiah adalah pendekatan disipliner dan
pendekatan ilmu pengetahuan yang funsional terhadap
masalah tertentu.
Pendekatan ilmiah wujudnya adalah metode ilmiah.
Metode ilmiah merupakan cara dalam mendapatkan
pengetahuan secara ilmiah atau dengan perkataan lain,
pengetahuan yang diperoleh dengan metode ilmiah dapat
digolongkan kepada pengetahuan yang bersifat ilmiah:
disingkat pengetahuan ilmiah, atau secara pendek disebut ilmu.
karakteristik utama dari pendekatan ilmiah
Berdasarkan sejarah perkembangan ilmu, di dapatkan tiga karakteristik
utama dari pendekatan ilmiah yaitu:
1. Reductionism adalah pendekatan yang mereduksi kompleksitas
permasalahan menjadi bagian bagian yang lebih kecil sehingga dapat
dengan mudah di amati dan di teliti.
2. Repeatability adalah Suatu pengetahuan di sebut ilmu, bila pengetahuan
tersebut dapat di cek dengan mengulang eksperimen atau penelitian
yang di lakukan oleh orang lain di tempat dan waktu yang berbeda.
3. Refutation adalah sifat ini mensyaratkan bahwa suatu ilmu harus
memuat informasi yang dapat di tolak kebenarannya oleh orang lain.
InDefinisi Pendekatan Non Ilmiah structions for use
Pendekatan non ilmiah adalah kegiatan manusia dalam usaha
mencari ilmu pengetahuan dan mencari kebenaran, terutama
sebelum diketemukannya metode ilmiah, dilakukan berbagai
cara diantaranya ialah penemuan ilmu pengetahuan secara
kebetulan, menggunakan akal sehat (common sense),
mengunakan intuisi, melalui wahyu, melalui usaha coba-coba
(trial and eror), dan lain sebagainya.

4
CARA PENDEKTAN NONILMIAH
1. Akal Sehat (Common Sense). Merupakan konsep atau pandangan umum
yang digunakan oleh manusia secara praktis dalam kehidupan sehari-hari.
Pada satu sisi akal sehat memang merupakan suatu kebenaran pada sisi yang
lain akal sehat dapat menyesatkan manusia dalam mengambil suatu
keputusan.
2. Wahyu. Merupakan suatu pengetahuan yang datang secara langsung dari
tuhan, sama sekali bukan merupakan usaha aktif manusia melalui kegiatan
kenalaran.
3. Intuisi. Merupakan kemampuan untuk memahami sesuatu melalui bisikan
hati.
4. Coba-Coba. Serangkaian percobaan yang dilakukan secara berulang-ulang
dengan menggunakan cara dan materi yang berbeda-beda,dilaksanakan
tanpa menggunakan metode yang bersifat sistematis.
5
CARA PENDEKTAN NONILMIAH
5. Prasangka. Penggunaan akal sehat yang tidak didasari oleh pengetahuan dan
persepsi dan pengalaman mengakibatkan orang cenderung kearah pembuatan
generalisasi yang terlalu luas, yang lalu merupakan prasangka.
6. Kebetulan. Penemuan kebenaran secara tanpa disengaja dicari ataupun
direncanakan sehingga sifat pasif, tidak pasti, dan tidak melalui Langkah-Langkah
yang terkendali.
7. Otoritas ilmiah adalah orang-orang yang biasanya telah menyelesaikan
pendidikan formal tertinggi atau yang mempunyai pengalaman kerja ilmiah dalam
bidang tertentu.
8. Rasional. Kebenaran dapat diungkapkan melalui proses berpikir rasional, kritis
dan logis. Pada tahap awal orang cenderung mencari jawaban permasalahan (a)
cara bepikir analitik dan (b) cara berpikir sistetik. Pada tahap berikutnya, proses
berpikir ilmiah atau menggunakan pendekatan ilmiah.
6

1.Sistematik. Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan
secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah
dan sederhana sampai yang kompleks.
2.Logis. Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan
berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung
menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur
penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk
menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau
prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang
bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
7

3. Empirik. Artinya suatu penelitian didasarkan pada pengalaman sehari-hari
(fakta aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra) yang ditemukan atau melalui
hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian. Landasan
penelitian empirik ada tiga yaitu 1) memiliki persamaan dan perbedaan (ada
penggolongan atau perbandingan satu sama lain), 2) berubah-ubah sesuai
dengan waktu, tidak bisa secara kebetulan, dan 3) melainkan ada penyebabnya
(ada hubungan sebab akibat).
4. Replikatif. Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali
oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan
metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan
definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.
8
Perbedaan Pendekatan Ilmiah dan Non Ilmiah
PENDEKTAN ILMIAH PENDEKATAN NON ILMIAH
1. Perumusan masalah jelas dan 1. Perumusan masalah kabur dan
Spesifik abstrak.
2. Masalah merupakan hal yang 2. Masalah tidak selalu diukur secara
dapat diamati dan diukur secara empiris dan dapat bersifat
empiris supranatural/dogmatis.
3. Jawaban permasalahan didasarkan 3. Jawaban tidak diperoleh dari hasil
pada data dan fakta. pengamatan dari data di lapangan.
4. Proses pengumpulan dan analisis 4. Keputusan tidak didasarkan pada
data,serta pengambilan keputusan hasil pengumpulan data dan analisis
berdasarkan logika yang benar. data secara logis.
5. Kesimpulan yang didapat siap atau 5. Kesimpulan tidak dibuat untuk
terbuka untuk diuji oleh orang lain. diuji ulang oleh orang lain.
9
Tugas baca dan membuat ringkasan
Baca dan buatkan ringkasan Modul berikut.
METODE/PENDEKATAN ILMIAH
https://docplayer.info/70342978-Metode-pendekatan-ilmiah.html

10
Thank you
11
PENELITIAN SEBAGAI
PENDEKATAN ILMIAH
HADIWIYONO
PS AGROTEKNOLOGI, FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
HASRAT NAFSU

1. RASIONAL ANIMAL

2. MAKLUK BIOLOGI KEBENARAN

3. MAKLUK SOSIAL

4. HASRAT/NAFSU

2
ILMU VS
PENELITIAN
WHAT?
WHY?

METODE ILMIAH SCIENCE

RESERACH

3
BIG CONCEPT

KEBENARAN

SCIENCE

OBJEKTIFITAS
4
SIFAT
PENGETAHUAN/PENELITIAN
ILMIAH

1. Sistematik. menguraikan dan merumuskan sesuatu dalam hubungan yang


teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh,
menyeluruh, terpadu, mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut
obyeknya
2. Dapat/bebas uji. Kebenarannya dapat diuji untuk dapat dibuktikan oleh siapakan
3. Dapat dibuktikan (Provable). Pengetahuan dapat dibuktikan dengan prosedur
mendapatkan kesimpuln yang sama
4. Terkontrol (controlled). Kebenaran yang dibangun bukan saja kebenaran pripadi
tetapi dibangun literatur dan masyarakat ilmiah.
5. Logis (Logic). Pengentahuan dapat dijelaskan berdasarkan penelitian dapat
5
diterima secara nalar
SIFAT
PENGETAHUAN/PENELITIAN
ILMIAH

6. Berbasis data empiris. Pengetahuan dibangun berbasis data


pengamatan (observasi) dan percobaan
7. Keajekan (Consistent). Jika pengetahuan diuji ulang orang lain
menurut langkah-langkah yang serupa pada kondisi yang sama akan
diperoleh hasil yang ajeg (konsisten), yaitu hasil yang sama atau
hampir sama dengan hasil terdahulu.
8. Objektif (Objective). Pengetahuan dibangun atas dasar fakta, bebas
penafsiran subyektif pribadi maupun kelompok

6
•Replicable
•Replicable
•Suatu penelitian dapat dikatakan ilmiah apabila penelitian tersebut diulang dengan langkah-langkah yang sama maka temuan yang diperoleh juga a
•Suatu penelitian dapat dikatakan ilmiah apabila penelitian tersebut diulang dengan langkah-langkah yang sama maka temuan yang diperoleh juga

SIFAT
PENGETAHUAN/PENELITIAN
ILMIAH

9. Bertujuan jelas (Purposive). Pengetahuan dihasilkan berdasarkan hasil penelitian


dikatakan ilmiah apabila memiliki tujuan yang jelas dan spesifik tentang apa yang hendak
dicapai dari penelitian tersebut. Kriteria ini menekankan pentingnya suatu tujuan studi
yang jelas, eksplisit, dan spesifik sehingga focus dari penelitian itu dapat digunakan
sebagai pegangan oleh peneliti dalam mendesain dan melaksanakan penelitiannya
10. Lurus (Rigor). Pengetahuan dihasilan dari suatu penelitian yang memiliki kerangka
teoritis dan desain studi yang mengutamakan kehati-hatian, kesungguhan, dan komitmen
yang tinggi dalam menjalankan setiap langkah yang diperlukan sehingga hasil
studi/temuan yang diperoleh benar-benar dapat ipertanggungjawabkan
11. Dapat diulang (Replicable/reproducible). Dapat dibuktikan ulang melalui suatu
penelitian dengan langkah-langkah yang sama maka temuan yang diperoleh juga akan
serupa.
7
SIFAT PENGETAHUAN
ILMIAH

12. Berkelanjutan (helix). Kebenaran bersifat tidak final dan selesai. Jadi hasil
penelitian tidak akan pernah merupakan hasil yang bersifat final
13. Bebas bantah (refutable). Pengetahuan hasil penelitian seseorang harus
tunduk pada hasil penelitian orang lain yang datang belakangan yang lebih
logis.

8
PROSEDUR PENELITIAN

9 PUBLIKASI
TUGAS INDIVIDU
1. Apa yang dimaksud dengan masalah dalam penlitian?
2. Bagaimana peneliti mendapatkan masalah dalam penelitian?
3. Kualitas penelitian dan keberhasilan penelitian sangat ditentukan
ketajaman perumusan masalah. Jelaskan pada yang dimaksud
ketajaman perumusan masalah dalam pernyataan ini?
4. Apa yang dimaksud dengan hipostesis dalam penelitian?
Note: kumpulkan via koordinasi ketua kelas!

10
11

Anda mungkin juga menyukai