Oleh:
Hadiwiyono
TUJUAN KCP
Mahasiswa berkemampuan untuk
1. menentukan sifat dan besarnya kebutuhan
informasi,
2. mengakses informasi yang dibutuhkan secara
efektif dan efisien,
3. mengevaluasi informasi dan sumbernya secara
kritis dan menggabungkan informasi yang
dipilihnya ke dalam pengetahuan dan sistem
nilai,
4. menggunakan informasi secara efektif untuk
mencapai tujuan tertentu,
5. memahami isu-isu bidang yang dibutuhkan
6. dan mengakses serta menggunakan informasi
secara etis dan legal.
APA ITU LITERASI?
• Literasi Bahasa
• Literasi Sains
• Literasi Digital
• Litrasi Akademik
• Litrasi Penelitian
• Literasi Numerasi
• Literasi Finansial
• Literasi Budaya dan Kewarganegaraan
• DAN LAIN-LAIN
LITERASI BAHASA
KEMAMPUAN
1. membaca
2. menulis
3. mengolah
4. memahami
&
5. mengkomunikasikan
INFORMASI
LITERASI SAINS
Kemampuan untuk menggunakan pengetahuan
sains, mengidentifikasi pertanyaan, menarik
kesimpulan dalam rangka memahami serta membuat
keputusan yang berkenaan dengan alam.
Seseorang disebut literat terhadap sains, jika memiliki
kompetensi untuk:
1 Menjelaskan fenomena sains
2 Mengevaluasi & mendesain pengetahuan &
keterampilan sains secara mandiri
3 Menginterpretasi data & bukti sains
LITERASI DIGITAL
Kemampuan menggunakan media digital, alat-alat
komunikasi atau jaringan untuk menemukan,
mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi dan
memanfaatkan secara bijak.
Kemampuan menggunakan teknologi dan informasi
dari piranti digital secara efektif dan efisien dalam
berbagai konteks seperti akademik, karir dan
kehidupan sehari-hari (Riel, et. al. 2012)
Fitur: dasar-dasar komputer, penggunaan internet
dan program-program produktif, keamanan dan
kerahasiaan, dan gaya hidup digital.
LITERASI INFORMASI
1. Mengenali informasi yang dibutuhkan
2. Menentukan cara m’atasi kesenjangan
informasi
3. Mengkonstruksi strategi mendapatkan
informasi
4. Mencari dan mengakses
5. Membandingkan dan mengevaluasi
6. Mengorganisir, melaksanakan, &
berkomunikasi
7. Meringkas & menciptakan
LITERASI INFORMASI DIGITAL
TRANFORMASION
Innovation, kreativitas
USAGE
Profesional,kedisiplinan, efektivitas
COMPETENCE
Skill, konsep, pendektan, sikap
LITERASI AKADEMIK
Hadiwiyono
dan lain-lain
TUGAS MANDIRI
Unduh salah satu artikel AGROTECHNOLOGY RESEARCH
JOURNAL https://jurnal.uns.ac.id/arj atau AGROSAINS
https://jurnal.uns.ac.id/agrosains
Lakukan tulis ulang sistem sitasi dan daftar pustaka dengan
reference management sofware dengan style Council of
Science Editors (CSE) (Gaya Selinkung ARJ dan Tugas Akhir
FP)
Kumpulkan google drive kemudian kirim ke WAG makul MI
Antar mhasiswa tidak boleh sama
Hadiwiyono
Prodi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)
TERMINOLOGI
SITASI (CITATION)
SINONIM:
• Perujukan
• Pengacuan
• Penyitiran
• Pengutipan
• Pereferensian
merupakan proses penggunaaan sumber
informasi dan pendokumentasiannya dalam
suatu karya ilmiah yang dipublikasikan maupun
tidak dipublikasikan
SUMBER SITASI
• Referen (reference)
• Pustaka
• Bibliografi
• Sumber acuan
• Sumber rujukan
BENTUK SITASI
ETIKA:
Etika -Penegasan Istilah
moralitas atau perilaku yang
baik dan pantas serta patut.
Secara luas : tata-krama, tata-tertib,
disiplin-aturan, sopan-santun, pranata,
norma, baik kemanusiaan maupun
agama
ETIKA
-Tata krama, tata tertib, sopan santun
A. KODE ETIK PENULISAN
menulis.
-Tulisan mengikuti tata tertib, aturan-
aturan
baku.
-Tulisan Ilmiah:
- mengikuti tata aturan ilmiah
- berbeda dengan tulisan populer atau
tulisan lainnya
Pelanggaran Etika Ilmiah
Hadiwiyono
PS. Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret
FILSAFAT,
ILMU, & PENGETAHUAN
Apa itu Filsafat?
4
KEBENARAN (DLM KONTEKS FILSAFAT):
5
KAITAN ILMU CABANG FILSAFAT
6
ONTOLOGI
7
EPISTEMOLOGI
8
AKSIOLOGI
9
OBYEK MATERIAL DAN FILSAFAT
Objek Material dan Formal Filsafat
Material: apa yang dipelajari sbg bahan
kajian.
Formal: cara pendekatan yang dipakai
objek material.
Objek Material dan Formal Filsafat Ilmu
Material: Gejala manusia tahu, gejala ilmu-
ilmu pengetahuan.
Formal: cara pendekatan manusia
mendapatkan ilmu pengetahuan 10
KESIMPULAN FILSAFAT ILMU
11
PERSAMAAN FILSAFAT VS ILMU
Keduanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya
menyelidiki objek selengkap-lengkapnya sampai ke akar-
akarnnya.
Keduanya memberikan pengertian mengenai hubungan
atau koheren yang ada antara kejadian-kejadian kita alami
dan mencoba menunjukan sebab-sebabnya.
Keduanya hendak memberikan sintesis, yaitu pandangan
yang bergandengan.
Keduanya hendak memberikan penjelasan tentang
kenyataan seluruhnya timbul dari hasrat manusia
(objektivitas), akan pengetahuan yang lebih mendasar.
12
PERBEDAAN FILSAFAT DAN ILMU
Filsafat : Objek materi bersifat universal,
segala sesuatu yang ada. Objek Formal
(sudut pandangan) bersifat non
fragmentaris. Kegunaan timbul dari nilainya.
Ilmu : Objek materi ilmu bersifat khusus
dan empiris, ilmu hanya terfokus pada
disiplin bidang masing2. Objek formal
bersifat fragmentaris, spesifik dan intensif.
Kegunaan terletak pada kegunaan
pragmatis, trial and error.
13
PERBEDAAN FILSAFAT DAN ILMU
Filsafat: Memuat pertanyaan lebih jauh dan
lebih mendalam berdasarkan pada
pengalaman realitas sehari-hari. Memberikan
penjelasan yang terakhir yang mutlak, dan
mendalam sampai mendasar (primary cause)
Ilmu : Bersifat diskursif, yaitu menguraikan
secara logis, yang dimulai dari tidak tahu
menjadi tahu. Menunjukan sebab- sebab
yang tidak begitu mendalam, yang lebih
dekat, yang sekunder (secondary cause).
14
TUJUAN FILSAFAT ILMU
Adalah :
Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara
menyeluruh kita dapat memahami sumber, hakikat
dan tujuan ilmu.
Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan
kemajuan ilmu di berbagai bidang, sehingga kita
mendapat gambaran tentang ilmu komtemporer
secara historis.
Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa
dalam mendalami studi di PT, terutama untuk
membedakan persoalan yang ilmiah dan non ilmiah.
15
TUJUAN FILSAFAT ILMU
16
PENGERTIAN ILMU
Ilmu dirujuk pada kata ‘ilm (Arab), science (Inggris),
watenschap (Belanda), dan wissenschaf (Jerman).
Ilmu: kumpulan teori yg sudah teruji yg
menjelaskan pola-pola teratur dan tidak teratur dari
fenomena.
Ilmu: pengetahuan yg disusun melalui 6 komponen
(six kind of science), yg meliputi problems, attitude,
method, activity, conclusions, dan effects.
Ilmu: pengetahuan yg diperoleh melalui cara- cara
yg disepakati para ilmuwan.
17
PENGERTIAN ILMU
Pengetahuan yang dapat disepakati sehingga
menjadi suatu “ilmu”
Menurut Archie J. Bahm dapat diuji dengan enam
komponen utama yang disebut dengan six kind of
science, yang meliputi problems, attitude, method,
activity, conclusions, dan effects.
Seringkali ilmu diartikan sebagai pengetahuan,
tetapi tidak semua pengetahuan dapat dinamakan
sebagai ilmu, melainkan pengetahuan yang
diperoleh dengan cara-cara tertentu berdasarkan-
kesepakatan para ilmuwan.
18
Ilmu dapat didefinisikan
Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia
yang rasional dan kognitif dengan berbagai
metode berupa aneka prosedur dan tata
langkah sehingga menghasilkan kumpulan
pengetahuan yang sistematis mengenai
gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan
atau individu untuk tujuan mencapai
kebenaran, memperoleh pemahaman,
memberikan penjelasan ataupun melakukan
penerapan.
19
SYARAT-SYARAT ILMU
1. Obyektif
2. Metodis
3. Sistematis
4. Universal
20
SIFAT ILMU: OBYEKTIF
Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri
dari satu golongan masalah yang sama sifat
hakikatnya, tampak dari luar maupun
bentuknya dari dalam. Objeknya dapat
bersifat ada, atau mungkin ada karena
masih harus diuji keberadaannya. Dalam
mengkaji objek, yang dicari adalah
kebenaran, yakni persesuaian antara tahu
dengan objek, dan karenanya disebut
kebenaran objektif; bukan subjektif
berdasarkan subjek peneliti atau subjek
penunjang penelitian. 21
SIFAT ILMU:METODIS
Metodis adalah upaya-upaya yang
dilakukan untuk meminimalisasi
kemungkinan terjadinya penyimpangan
dalam mencari kebenaran. Konsekuensi
dari upaya ini adalah harus terdapat cara
tertentu untuk menjamin kepastian
kebenaran. Metodis berasal dari kata
Yunani “Metodos” yang berarti: cara,
jalan. Secara umum metodis berarti
metode tertentu yang digunakan dan
umumnya merujuk pada metode ilmiah.
22
SYARAT ILMU: SISTEMATIS
Dalam perjalanannya mencoba
mengetahui dan menjelaskan suatu objek,
ilmu harus terurai dan terumuskan dalam
hubungan yang teratur secara logis
sehingga membentuk suatu sistem yang
berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu ,
mampu menjelaskan rangkaian sebab
akibat menyangkut objeknya.
Pengetahuan yang tersusun secara
sistematis dalam rangkaian sebab akibat
merupakan syarat ilmu yang ketiga.
23
SYARAT ILMU: UNIVERSAL
Kebenaran yang hendak dicapai adalah
kebenaran universal yang bersifat umum (tidak
bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga
bersudut 180º. Karenanya universal merupakan
syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu
sosial menyadari kadar ke umum-an (universal)
yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu
alam mengingat objeknya adalah tindakan
manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat
universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus
tersedia konteks dan tertentu pula.
24
HAKEKAT ILMU
Aktivitas
(sebagai proses)
ILMU
25
ILMU SBG AKTIFITAS
26
ILMU SBG METODE ILMIAH
1. Prodedur: pengukuran,
pengamatan, analisis, servei,
deduksi, induksi dll.
2. Tata Cara
3. Teknik
4. Peralatan
27
PENGETAHUAN SBG PRODUK
1. Kebenaran universal
2. Sistematik
3. Logis
4. Metodis
5. Evidensif/faktual
6. Empirik
29
KAITAN FILSAFAT DG ILMU
PENGETAHUAN
Ilmu Pengetahuan membekali filsafat
dg bahan-bahan deskriptif dan faktual.
Ilmu Pengetahuan melakukan cek
terhadap Filsafat dg cara mengeliminir
ide yg tak cocok dg pengetahuan
ilmiah.
Filsafat mengangkat pengetahuan yg
terpotong-potong dari bbrp kajian ilmu,
mengatur, dan menyusunnya sehingga
diperoleh way of life yg terpadu.
30
TUGAS
31
32
HADIWIYONO
PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
PENGANTAR: PENGERTIAN
Setiap masalah perlu jawaban
Masalah yang sifatnya ilmiah yang dikenal sebagai metode
ilmiah.
Metode ilmiah
berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos. Berasal dari
dua kata yaitu metha(melalui), dan hodos(jalan).
Metode ilmiah merupakan rangkaian pengamatan yang
tentu saja sambung menyambung, terkumpul serta
melahirkan berbagai teori yang dapat menjelaskan serta
meramalkan fenomena-fenomena.
SYARAT: SISTEMATIS, KONSISTEN, OPERASIONAL, FAKTUAL
1. Sistematis, yang artinya unsur-unsur yang terdapat dalam metode
ilmiah harus tersusun dalam urutan yang logis;
2. Konsisten, artinya terdapat kesesuaian diantaranya unsur-
unsurnya. Misalnya tujuan harus sesuai dengan rumusan masalah
yang diajukan;
3. Operasional, yang berarti metode ilmiah dapat menjelaskan
bagaimana penelitian tersebut dapat dilakukan.
4. Faktual, Yang pasti setiap tahapan dari metode ilmiah harus bisa
tertangkap oleh akal atau data yang terbukti dan sudah menjadi
suatu kenyataan
SYARAT: ANALITIK, TANPA PRASANGKA, OBYEKTIF
5. Analitik, Sebaiknya setiap metode dipaparkan lebih detail
supaya setiap metode bisa saling berhubungan. Hubungan
faktor satu dan lainnya
6. Tanpa Prasangka, Setiap tahapan dari metode ilmiah harus
memberikan hasil yang memang sesuai dengan keadaan.
Meskipun ada hipotesis, namun hipotesis tersebut tidak jauh
terhadap fenomena yang ada. Berbasis fakta riel
7. Objektif, Yang mana haruslah melibatkan pengukuran
secara objektif tanpa adanya pengaruh (bebas) dari
pandangan, pendapat, pemikiran, prasangka sendiri. ri
TAHAPAN METODE ILMIAH
Terdapat tujuh langkah dasar atau tahapan dalam penulisan
metode ilmiah.
1. Merumuskan masalah,
2. Mengumpulkan informasi,
3. Menyusun hipotesis,
4. Melakukan penelitian
5. Pengolahan data,
6. Menarik kesimpulan
7. Mngomunikasikan hasil penelitian.
1. MERUMUSKAN MASALAH
Masalah biasanya berupa pertanyaan yang harus dijawab dengan
melakukan sebuah penelitian secara ilmiah.
Ada beberapa hal yang perlu diperhitungkan saat kita akan
merumuskan masalah:
•Masalah harus diungkapkan sebagai kalimat pertanyaan atau
pernyataan penegasan permasalahan
•Kata-kata dari masalah harus singkat, ringkas, jelas dan mudah
dimengerti.
•Perumusan masalah harus menjadi masalah yang bisa diselesaikan.
2. MENGUMPULKAN INFORMASI
Setelah melakukan perumusan masalah, tahapan berikutnya
yang harus kita lakukan mengumpulkan informasi atau data. Ini
bisa dilakukan dengan observasi maupun studi literatur seperti
jurnal ilmiah, atau penelitian-penelitian lain yang sudah ada
sebelumnya.
3. MENYUSUN HIPOTESIS
Pada tahapan berikutnya, setelah kita melakukan studi
literatur, observasi dan mendapatkan data, maka yang
harus dilakukan adalah membuat hipotesis.
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah
yang masih bersifat praduga karena masih harus
dibuktikan kebenarannya melalui penelitian.
4. MELAKUKAN PENELITIAN
Untuk menguji kebenaran dari hipotesis atau jawaban sementara yang telah
kita buat di tahapan sebelumnya, maka yang harus kita lakukan adalah
melakukan penelitian melalui studi literatur, survei, atau percobaan
Penelitian harus dilakukan dengan teliti sehingga didapatkan data yang
akurat.
Menetapkan variabel penelitian. Ada tiga jenis variable yang perlu
ketahui, diantaranya adalah variabel bebas, variable tetap, dan variabel
terikat/bergantung.
Menetapkan prosedur kerja. Urutan langkah kerja dibuat ringkas tetapi
bisa menggambarkan dengan tepat pekerjaan yang perlu dilakukan.
Mengumpulkan data. Tentunya setiap gejala atau fenomena yang terjadi
ketika dilakukannya penelitian perlu dicatat atau ditulis saat itu juga.
Sehingga bisa mendapatkan data secara akurat
5. MENGANALISIS DATA
Di tahapan ini, data-data yang telah diperoleh
dari hasil penelitian lalu dicatat dan diolah secara
statistik yang sesui, dan disajikan dalam bentuk
ilustrator yang sederhana namun utuh ke dalam
bentuk tabel, gambar, grafik, diagram sehingga
mudah dipahami secara efektif.
Syarat dapat dianalisis statistik adalah data
kuantitatif adanya ulangan.
Data kualitatif sebaiknya di kuantiktatifkan
6. MEMBUAT KESIMPULAN
Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cermat
berdasarkan hasil penelitian dan studi literatur secara
mendalam tanpa adanya pengaruh pendapat pribadi.
Kesimpulan merupakan jawaban sebenarnya dari
hopitesis yang pernah diajukan.
7. MENGOMUNIKASIKAN HASIL PENELITIAN
Hadiwiyono
PS. Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret
PENDEKATAN ILMIAH
Pendekatan ilmiah adalah pendekatan disipliner dan
pendekatan ilmu pengetahuan yang funsional terhadap
masalah tertentu.
Pendekatan ilmiah wujudnya adalah metode ilmiah.
Metode ilmiah merupakan cara dalam mendapatkan
pengetahuan secara ilmiah atau dengan perkataan lain,
pengetahuan yang diperoleh dengan metode ilmiah dapat
digolongkan kepada pengetahuan yang bersifat ilmiah:
disingkat pengetahuan ilmiah, atau secara pendek disebut ilmu.
karakteristik utama dari pendekatan ilmiah
Berdasarkan sejarah perkembangan ilmu, di dapatkan tiga karakteristik
utama dari pendekatan ilmiah yaitu:
1. Reductionism adalah pendekatan yang mereduksi kompleksitas
permasalahan menjadi bagian bagian yang lebih kecil sehingga dapat
dengan mudah di amati dan di teliti.
2. Repeatability adalah Suatu pengetahuan di sebut ilmu, bila pengetahuan
tersebut dapat di cek dengan mengulang eksperimen atau penelitian
yang di lakukan oleh orang lain di tempat dan waktu yang berbeda.
3. Refutation adalah sifat ini mensyaratkan bahwa suatu ilmu harus
memuat informasi yang dapat di tolak kebenarannya oleh orang lain.
InDefinisi Pendekatan Non Ilmiah structions for use
Pendekatan non ilmiah adalah kegiatan manusia dalam usaha
mencari ilmu pengetahuan dan mencari kebenaran, terutama
sebelum diketemukannya metode ilmiah, dilakukan berbagai
cara diantaranya ialah penemuan ilmu pengetahuan secara
kebetulan, menggunakan akal sehat (common sense),
mengunakan intuisi, melalui wahyu, melalui usaha coba-coba
(trial and eror), dan lain sebagainya.
4
CARA PENDEKTAN NONILMIAH
1. Akal Sehat (Common Sense). Merupakan konsep atau pandangan umum
yang digunakan oleh manusia secara praktis dalam kehidupan sehari-hari.
Pada satu sisi akal sehat memang merupakan suatu kebenaran pada sisi yang
lain akal sehat dapat menyesatkan manusia dalam mengambil suatu
keputusan.
2. Wahyu. Merupakan suatu pengetahuan yang datang secara langsung dari
tuhan, sama sekali bukan merupakan usaha aktif manusia melalui kegiatan
kenalaran.
3. Intuisi. Merupakan kemampuan untuk memahami sesuatu melalui bisikan
hati.
4. Coba-Coba. Serangkaian percobaan yang dilakukan secara berulang-ulang
dengan menggunakan cara dan materi yang berbeda-beda,dilaksanakan
tanpa menggunakan metode yang bersifat sistematis.
5
CARA PENDEKTAN NONILMIAH
5. Prasangka. Penggunaan akal sehat yang tidak didasari oleh pengetahuan dan
persepsi dan pengalaman mengakibatkan orang cenderung kearah pembuatan
generalisasi yang terlalu luas, yang lalu merupakan prasangka.
6. Kebetulan. Penemuan kebenaran secara tanpa disengaja dicari ataupun
direncanakan sehingga sifat pasif, tidak pasti, dan tidak melalui Langkah-Langkah
yang terkendali.
7. Otoritas ilmiah adalah orang-orang yang biasanya telah menyelesaikan
pendidikan formal tertinggi atau yang mempunyai pengalaman kerja ilmiah dalam
bidang tertentu.
8. Rasional. Kebenaran dapat diungkapkan melalui proses berpikir rasional, kritis
dan logis. Pada tahap awal orang cenderung mencari jawaban permasalahan (a)
cara bepikir analitik dan (b) cara berpikir sistetik. Pada tahap berikutnya, proses
berpikir ilmiah atau menggunakan pendekatan ilmiah.
6
“
1.Sistematik. Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan
secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah
dan sederhana sampai yang kompleks.
2.Logis. Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan
berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung
menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur
penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk
menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau
prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang
bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
7
“
3. Empirik. Artinya suatu penelitian didasarkan pada pengalaman sehari-hari
(fakta aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra) yang ditemukan atau melalui
hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian. Landasan
penelitian empirik ada tiga yaitu 1) memiliki persamaan dan perbedaan (ada
penggolongan atau perbandingan satu sama lain), 2) berubah-ubah sesuai
dengan waktu, tidak bisa secara kebetulan, dan 3) melainkan ada penyebabnya
(ada hubungan sebab akibat).
4. Replikatif. Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali
oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan
metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan
definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.
8
Perbedaan Pendekatan Ilmiah dan Non Ilmiah
PENDEKTAN ILMIAH PENDEKATAN NON ILMIAH
1. Perumusan masalah jelas dan 1. Perumusan masalah kabur dan
Spesifik abstrak.
2. Masalah merupakan hal yang 2. Masalah tidak selalu diukur secara
dapat diamati dan diukur secara empiris dan dapat bersifat
empiris supranatural/dogmatis.
3. Jawaban permasalahan didasarkan 3. Jawaban tidak diperoleh dari hasil
pada data dan fakta. pengamatan dari data di lapangan.
4. Proses pengumpulan dan analisis 4. Keputusan tidak didasarkan pada
data,serta pengambilan keputusan hasil pengumpulan data dan analisis
berdasarkan logika yang benar. data secara logis.
5. Kesimpulan yang didapat siap atau 5. Kesimpulan tidak dibuat untuk
terbuka untuk diuji oleh orang lain. diuji ulang oleh orang lain.
9
Tugas baca dan membuat ringkasan
Baca dan buatkan ringkasan Modul berikut.
METODE/PENDEKATAN ILMIAH
https://docplayer.info/70342978-Metode-pendekatan-ilmiah.html
10
Thank you
11
PENELITIAN SEBAGAI
PENDEKATAN ILMIAH
HADIWIYONO
PS AGROTEKNOLOGI, FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
HASRAT NAFSU
1. RASIONAL ANIMAL
3. MAKLUK SOSIAL
4. HASRAT/NAFSU
2
ILMU VS
PENELITIAN
WHAT?
WHY?
RESERACH
3
BIG CONCEPT
KEBENARAN
SCIENCE
OBJEKTIFITAS
4
SIFAT
PENGETAHUAN/PENELITIAN
ILMIAH
6
•Replicable
•Replicable
•Suatu penelitian dapat dikatakan ilmiah apabila penelitian tersebut diulang dengan langkah-langkah yang sama maka temuan yang diperoleh juga a
•Suatu penelitian dapat dikatakan ilmiah apabila penelitian tersebut diulang dengan langkah-langkah yang sama maka temuan yang diperoleh juga
SIFAT
PENGETAHUAN/PENELITIAN
ILMIAH
12. Berkelanjutan (helix). Kebenaran bersifat tidak final dan selesai. Jadi hasil
penelitian tidak akan pernah merupakan hasil yang bersifat final
13. Bebas bantah (refutable). Pengetahuan hasil penelitian seseorang harus
tunduk pada hasil penelitian orang lain yang datang belakangan yang lebih
logis.
8
PROSEDUR PENELITIAN
9 PUBLIKASI
TUGAS INDIVIDU
1. Apa yang dimaksud dengan masalah dalam penlitian?
2. Bagaimana peneliti mendapatkan masalah dalam penelitian?
3. Kualitas penelitian dan keberhasilan penelitian sangat ditentukan
ketajaman perumusan masalah. Jelaskan pada yang dimaksud
ketajaman perumusan masalah dalam pernyataan ini?
4. Apa yang dimaksud dengan hipostesis dalam penelitian?
Note: kumpulkan via koordinasi ketua kelas!
10
11