Anda di halaman 1dari 67

EFEKTIFITAS TERAPI AIR HANGAT TERHADAP

PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA IBU HAMIL DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS MURUNG PUDAK

PROPOSAL
SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar


Sarjana Kebidanan

Oleh
Hj. Silvia Yulianti
NIM:
11194862111322

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2022

iii
HALAMAN PERSETUJUAN KOMISI PEMBIMBING

EFEKTIFITAS TERAPI AIR HANGAT TERHADAP


PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA IBU HAMIL DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MURUNG PUDAK

PROPOSAL
SKRIPSI

Oleh
Hj. Silvia Yulianti
NIM: 11194862111322

Telah Disetujui untuk Diajukan dalam Ujian


Skripsi pada Tanggal 2022

Pembimbing II Pembimbing I

Nama dan Nama dan


Gelar Gelar
NIK. NIK.
HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI

EFEKTIFITAS TERAPI AIR HANGAT TERHADAP


PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA IBU HAMIL DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MURUNG PUDAK

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh
Hj. Silvia Yulianti
NIM:
11194862111322

Telah Diujikan dan Dipertimbangkan Dosen Penguji


Skripsi Pada 2022

Ketua Dewan Penguji

Nama dan
Gelar NIK

Anggota Dewan Penguji Penguji Utama

Nama dan Gelar Nama dan Gelar


NIK. NIK.
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kesehatan Ketua Jurusan Kebidanan

Nama dan Gelar Nama dan Gelar


NIK. NIK.

Ketua LPPM
Universitas Sari
Mulia

....
NIK.
KATA PENGANTAR

Segala syukur dan puji hanya bagi Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena anugerah-

Nya yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar akhirnya penulis dapat

menyelesaikan menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektifitas Terapi Air Hangat

Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Murung

Pudak”

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

mencapai gelar Sarjana Kebidanan di Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia

Banjarmasin. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

dari masa perkuliahan sampai pada masa penulisan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya

untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini memiliki banyak

kekurangan sehingga dengan segala kerendahan hati peneliti mengharapkan saran dan kritik

yang membangun demi kesempurnaan dimasa yang akan datang.

Saya berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan

semua pihak yang telah membantu. Semogas kripsi ini membawa manfaat bagi

pengembangan Ilmu Kebidanan.

Banjarmasin, 2022

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM....................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iv
DAFTAR TABEL......................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................viii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................8
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................9
1.5 Keaslian Penelitian..................................................................................9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Hipertensi...................................................................................11
2.2 Konsep Kehamilan..................................................................................18
2.3 Konsep Hipertensi dalam Kehamilan......................................................20
2.4 Konsep Terapi Air Hangat......................................................................32
2.5 Efektifitas Terapi Air Hangat Terhadap Penurunan Tekana Darah........34
2.6 Kerangka Teori........................................................................................36
2.7 Kerangka Konsep....................................................................................46
2.8 Hipotesis..................................................................................................46
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Penentuan Lokasi, Waktu dan Sasaran Penelitian....................................48
3.2 Jenis dan Rancangan Penelitian...............................................................48
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian...............................................................49
3.4 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional..........................................50
3.5 Jenis dan Sumber Data.............................................................................51
3.6 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data...............................................52
3.7 Uji validitas dan Reliabilitas....................................................................53
3.8 Analisa Data.............................................................................................54
3.9 Etika Penelitian.........................................................................................56

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................


LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
Tabel 2.1 Rancangan Penelitian...............................................................................36
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
Gambar 2.1 Kerangka Teori.....................................................................................46
Gambar 2.1 Kerangka Konsep.................................................................................47
DAFTAR LAMPIRAN

1. Jadwal Penelitian

2. Formulir Judul Penelitian

3. Surat Permohonan Melakukan Uji validitas

4. Surat Perizinan Uji Validitas

5. Surat Permohonan Melakukan Studi Pendahuluan

6. Surat Perizinan Melakukan Studi Pendahuluan


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang sampai saat ini

masih menjadi masalah utama di dunia kesehatan secara global dengan jumlah

penderitanya yang melebihi satu miliar orang. Berdasarkan data pada World Health

Organization (WHO) tahun 2017 menunjukkan bahwa sekitar satu milyar penduduk

dunia mengalami hipertensi dan angka tersebut dapat semakin meningkat pada

tahun-tahun berikutnya (Alatas, 2019). Hipertensi juga menjadi penyebab utama

kematian dini di seluruh dunia. Salah satu target global untuk penyakit tidak

menular adalah untuk mengurangi prevalensi hipertensi sebesar 25% pada tahun

2025 (WHO, 2019).

Data WHO (World Health Organization) tahun 2018 jumlah kasus Penyakit

tekanan darah tinggi sejumlah 1, 3 milyar kasus dan diperkirakan akan semakin

tinggi pada tahun 2025 sekitar 29% dari total penduduk dunia. Secara global, 80%

kematian ibu hamil yang tergolong dalam penyebab kematian ibu secara langsung,

yaitu disebabkan karena terjadi perdarahan (25%), Penyakit tekanan darah tinggi

pada ibu hamil (12%), partus macet (8%), aborsi (13%) dan karena sebab lain (7%).

Data dari Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) tahun 2016 di

Indonesia, Angka Kematian Ibu (AKI) tergolong cukup tinggi di negara Asia
Tenggara yaitu 228 per 100.000 KH. Tiga penyebab kematian ibu di Indonesia yaitu

perdarahan (30%), eklampsia (25%), dan infeksi (12%).

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 di Indonesia

menunjukkan bahwa prevalensi penduduk dengan tekanan darah tinggi sebesar

34,11%. Prevalensi tekanan darah tinggi pada perempuan 36,85% lebih tinggi

dibanding dengan laki-laki 31,34% Prevalensi di perkotaan sedikit lebih tinggi

34,43% dibandingkan dengan perdesaan 33,72% (Riskesdas, 2018). Riskesdas

tahun 2018 juga menyatakan prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran

pada penduduk usia ≥18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di Kalimantan Selatan

(44.1%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%). Kota di Kalimantan Selatan

tertinggi di Kota Banjarmasin dan tertinggi kedua adalah Kabupaten Tabalong

dengan jumlah penderita sebanyak 1.854 pada tahun 2018 dan 2019 sebanyak 7.658

orang

Hipertensi juga merupakan salah satu masalah dalam bidang kesehatan yang

sering terjadi pada kehamilan dan juga menimbulkan komplikasi pada 2- 3%

kehamilan yang terjadi (Imaroh, Nugraheni dan Dharminto, 2018). Oleh karena itu

Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK) juga masih menjadi sumber utama penyebab

kematian pada ibu melahirkan dan juga memiliki berbagai efek serius lainnya pada

saat melahirkan. HDK ini dapat terjadi pada 5% dari semua kehamilan (Alatas,

2019). Berdasarkan data pada WHO angka kematian ibu hamil akibat hipertensi
mencapai 14% dari seluruh kasus kematian ibu hamil, didapatkan jumlah kematian

ibu hamil di dunia sekitar 210 kematian pada tahun 2013 (Basri, Akbar dan Dwinata

2018). Berdasarkan data yang didapat dari Survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia (SDKI) 2012, AKI di Indonesia telah mencapai 359 per 100.000

kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 32 per 1.000 kelahiran

hidup. Di Indonesia, penyebab kematian ibu didominasi oleh tiga kejadian utama

yaitu akibat perdarahan, HDK dan infeksi. Namun pada tahun 2010 proporsi

kejadian perdarahan dan infeksi telah menurun sedangkanproporsi kejadian HDK

semakin naik. Terdapat lebih dari 30% kematian pada ibu di Indonesia yang

disebabkan oleh kejadian HDK (Sari, Rahayujati dan Hakimi, 2018).

Penyakit tekanan darah tinggi dalam kehamilan adalah Penyakit tekanan

darah tinggi yang terjadi saat kehamilan berlangsung dan biasanya pada bulan

terakhir kehamilan atau lebih setelah 20 minggu usia kehamilan pada wanita yang

sebelumnya normotensif, tekanan darah mencapai nilai 140/90 mmHg, atau

kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg dan tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai

normal. Klasifikasi berdasarkan The National High Blood Pressure Education

Program Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy (NHBPEP)

memberikan suatu klasifikasi untuk mendiagnosa jenis Penyakit tekanan darah

tinggi dalam kehamilan, yaitu penyakit tekanan darah tinggi kronik, preeklampsia,

preeklampsia pada Penyakit tekanan darah tinggi kronik (preeclampsia


superimposed upon chronic hypertension) dan Penyakit tekanan darah tinggi

gestasional (Prawirohardjo, 2016).

Tekanan darah tinggi pada ibu hamil dapat diturunkan dengan obat anti

Hipertensi yang bermanfaat untuk menurunkan kejadian perdarahan otak dan

mencegah stroke maupun komplikasi serebrovaskular (Sidani, 2016), akan tetapi

terapi obat berisiko masuk ke dalam sirkulasi darah janin yang dimungkinkan dapat

mengakibatkan cacat janin, sehingga pemilihan obat selama kehamilan perlu

dipertimbangkan manfaat dan risiko untuk menghasilkan pengobatan yang aman

dan rasional (Schellack, 2017). Tidak semua penderita hipertensi harus

mengkonsumsi obat-obatan untuk menurunkan tekanan darahnya, saat ini

dikembangkan upaya menangani penyakit tekanan darah tinggi menggunakan terapi

non farmakologi disamping terapi farmakologi yaitu dengan memberikan terapi

rendam kaki menggunakan air hangat kepada ibu hamil yang mengalami hipertensi.

Prinsip kerja terapi rendam air hangat yaitu secara konduksi dimana terjadi

perpindahan panas dari air hangat kedalam tubuh akan menyebabkan pelebaran

pembuluh darah dan penurunan ketegangan otot, sehingga dapat melancarkan

peredaran darah yang akan mempengaruhi tekanan arteri oleh baroreseptor pada

sinus kortikus dan arkus aorta yang akan menyampaikan impuls yang dibawa

serabut saraf yang membawa isyarat dari semua bagian tubuh untuk

menginformasikan kepada otak perihal tekanan darah, volume darah dan kebutuhan
khusus semua organ ke pusat saraf simpatis ke medulla sehingga akan merangsang

tekanan sistolik yaitu regangan otot ventrikel untuk segera berkontraksi.

Untuk membuka katup aorta, tekanan di dalam ventrikel harus melebihi

tekanan katup aorta. Keadaan dimana kontraksi ventrikel mulai terjadi sehingga

dengan adanya pelebaran pembuluh darah, aliran darah akan lancar sehingga akan

mudah mendorong darah masuk jantung sehingga menurunkan tekanan sistoliknya.

Pada tekanan diastolik keadaan relaksasi ventrikel isovolemik saat ventrikel

berelaksasi, tekanan didalam ventrikel turun drastis, aliran darah lancar

denganadanya pelebaran pembuluh darah sehingga akan menurunkan tekanan

diastolik. Maka dinyatakan ada hubungan yang signifikan antara terapi rendam kaki

air hangat dengan penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik (Santoso, Agung,

2015).

Hasil penelitian yang yang mendukung teori ini dilakukan oleh Sabattani,

(2018) pada ibu hamil penderita preeklamsi menunjukkan dengan terapi rendam

kaki menggunakan air hangat dapat penurunan tekanan darah paling banyak

mencapai 9 mmHg. Salah satu terapi alamiah Rendam kaki dengan air hangat

merupakan yang bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi edema,

meningkatkan relaksasi otot, menyehatkan jantung, mengendorkan otot-otot,

menghilangkan stres, meningkatkan permeabilitas kapiler, sehingga bermanfaat

untuk terapi penurunan tekanan darah pada ibu hamil preeklamsi.


Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 14-16 April 2022,

didapatkan data dari Puskemas Murung Pudak, jumlah ibu yang hamil sebanyak

512 orang dan yang terpantau hipertensi atau punya riwayat hipertensi sebanyk 129

orang. Peneliti melakukan wawancara terhadap 10 orang ibu hamil yang menderita

hipertensi yang berkunjung ke Puskesmas Murung Pudak, mereka mengalami

hipertensi rata-rata sejak kehamilan memasuki bulan ke 5. Selama ini usaha yang

mereka lakukan untuk mengatasi hipertensi pada kasus hipertensi ringan sampai

berat adalah dengan mengurangi asupan garam dan menghindari makanan tinggi

kolestrol. Peneliti melakukan pengukuran tekanan darah terhadap 10 orang

tersebut, ternyata 8 (80%) dari 10 orang masih mengalami hipertensi. Peneliti juga

menanyakan tentang terapi air hangat untuk menurunkan hipertensi kepada 10 orang

tersebut. Hasilnya dari 10 orang tersebut semuanya belum pernah mencoba terapi

air hangat.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang efektifitas terapi air hangat terhadap penurunan tekanan darah pada ibu

hamil pada di wilayah kerja Puskesmas Murung Pudak.


1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana efektifitas terapi

air hangat terhadap penurunan tekanan darah pada ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas Murung Pudak?”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui efektifitas terapi air hangat terhadap penurunan

tekanan darah pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Murung

Pudak.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengidentifikasi tekanan darah sebelum diberikan terapi air

hangat pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Murung

Pudak.

1.3.2.2 Mengidentifikasi tekanan darah sesudah diberikan terapi air

hangat pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Murung

Pudak.

1.3.2.3 Menganalisa efektifitas terapi air hangat terhadap penurunan

tekanan darah pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas

Murung Pudak.
1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini meliputi :

1.4.1 Manfaat secara teori

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana khasanah keilmuan

mengenai efektifitas terapi air hangat terhadap penurunan tekanan darah

pada ibu hamil.

1.4.2. Manfaat secara praktis

1.4.2.1 Bagi Puskesmas Murung Pudak

Hasil penelitian ini dapat dijadikan terapi alternatif oleh bidan

untuk memberikan terapi non farmakologis bagi ibu hamil yang

mengalami hipertensi.

1.4.2.2 Bagi Program Sarjana Kebidanan Universitas Sari Mulia

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pedoman dalam

pengembangan bahan ajar mata kuliah keperawatan kebidanan

mengenai efektifitas terapi air hangat terhadap penurunan

tekanan darah pada ibu hamil.

1.4.2.3 Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pengalaman proses belajar

dan menerapkan ilmu yang didapat tentang mengenai efektifitas


terapi air hangat terhadap penurunan tekanan darah pada ibu

hamil.

1.5 KeaslianPenelitian

Penelitian terkait yang berkenaan dengan efektifitas terapi air hangat

terhadap penurunan tekanan darah pada ibu hamil adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1 Perbandingan keaslian penelitian dengan penelitian lain


Hasil
No Peneliti Judul Desain penelitian
1 2 3 4 5

1 Asan Perbedaan Metode yang Hasil uji statistik


Yasinta Tekanan Darah digunakan dalam tekanan darah sistolik
(2016) Sebelum Dan penelitian ini dan diastolik diperoleh
Sesudah Terapi adalah pra- nilai p value 0,000
Rendam Kaki eksperimental maka dapat
dengan rancangan disimpulkan ada
Air Hangat Pada
One Group Pra- perbedaan yang
Lansia Di UPT Post test design. signifikan antara
Panti Sosial Total responden tekanan darah sebelum
Penyantunan penelitian ini dan sesudah terapi
Lanjut Usia Budi adalah 42 orang rendam kaki air hangat.
Agung Kupang dengan teknik
pengambilan
sampel
menggunakan
purposive
sampling
2 Yanti Penerapan Terapi Rancangan Hasil tekanan darah
Oktavia Rendam Kaki menggunakan sebelum dilakukan
(2021) dengan Air desain studi kasus penerapan pemberian
Hangat Pada (case study) terapi rendam kaki
lansia Dengan dengan air hangat
Hipertensi 150/100 mmHg dan
terhadap setelah dilakukan
Penurunan penerapan rendam
tekanan Darah di kaki dengan air hangat
Wilayah selama 3 hari terjadi
Puskesmas penurunan tekanan
Yosomulyo darah menjadi 120/80
mmHg
3 Rika Rahim Pengaruh Terapi Metode penelitian asil penelitian
(2017) Rendam Kaki Air yang digunakan menunjukkan rata-rata
Hangat terhadap adalah tekanan darah sebelum
Perubahan eksperimen diberikan terapi
Tekanan Darah dengan jenis rendam kaki air hangat
Pada Ibu Hamil penelitian pre- yaitu sistolik 144,7
Hipertensi eksperimen mmHg, dan diastolik
Wilayah Kerja dengan 92,9 mmHg. Rata-rata
Puskesmas pendekatan one tekanan darah setelah
Kahuripan group diberikan terapi yaitu
pretest-posttest. sistolik 129,4 mmHg,
dan diastolik 87,6
mmHg.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
nilai signifikansi
tekanan darah sistolik
sebesar 0,000
dan tekanan darah
diastolik 0,003, ( <
0,05), maka H0 ditolak
berarti ada pengaruh
terapi
rendam kaki air hangat
terhadap perubahan
tekanan darah pada ibu
hamil trimester III.
Keterangan :

Perbedaan penelitian di atas dengan yang peneliti akan laksanakan adalah:

1. Perbedaan subyek

Pada penelitian di atas menggunakan subyek lansia, sedangkan penelitian ini

menggunakan ibu hamil sebagai subyek.

1. Metode penelitian

Pada penelitian di atas menggunakan teknik pengambilan sampel menggunakan

Total Sampling, sedangkan penelitian ini menggunakan Purposive Sampling, .

2. Metode Penelitian dan subyek lainnya

Pada penelitian di atas menggunakan Teknik pengambilan sampel

menggunakan menggunakan Total Sampling, sedangkan penelitian ini

menggunakan Purposive Sampling, subyeknya pada masyarakat umum,

sedangkan penelitian ini pada ibu hamil .

4. Perbedaan lainnya yaitu pada tempat penelitian, yaitu di wilayah kerja

Puskesmas Murung Pudak dan perbedaan tahun penelitian.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Hipertensi

2.1.1 Definisi Hipertensi

Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan

pada tekanan darah yang memberi gejala akan berlanjut ke suatu organ

target seperti stroke untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh

darah jantung, dan hipertrofi ventrikel kanan untuk otot jantung. (Candra,

2018).

Hipertensi merupakan suatu keadaan medis yang cukup serius

dimana secara signifikan dapat meningkatkan risiko penyakit hati, otak,

ginjal, jantung, dan penyakit lainnya. Hipertensi dapat terjadi apabila

tekanan darah lebih besar dari dinding arteri dan pembuluh darah itu

sendiri (WHO, 2019).

2.1.2 Penyebab Hipertensi

Menurut Nuraini (2015) faktor yang dapat menyebabkan seseorang

memiliki risiko hipertensi yaitu :


2.1.2.1 Keturunan / Genetik

Hipertensi rentan terjadi pada seseorang yang memiliki anggota

keluarga dengan riwayat darah tinggi. Hal ini berkaitan dengan

adanya peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio

antara potassium terhadap sodium individu dengan orang tua

dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk

menderita hipertensi daripada orang yang tidak mempunyai

keluarga dengan riwayat hipertensi.

2.1.2.2 Obesitas

Berat badan yang berlebihan mengakibatkan nutrisi dan oksigen

yang dialirkan ke dalam sel melalui pembuluh darah juga

meningkat. Hal ini mengakibatkan peningkatan tekanan di dalam

pembuluh darah dan jantung juga meningkat.

2.1.2.2 Terlalu banyak mengonsumsi garam atau terlalu sedikit

mengonsumsi makanan yang mengandung kalium

Hal ini dapat mengakibatkan tingginya natrium dalam darah,

sehingga cairan tertahan dan meningkatkan tekanan dalam

pembuluh darah.
2.1.2.3 Kurang aktivitas fisik dan olahraga

Kurang akitivitas fisik dan olahraga dapat mengakibatkan

meningkatnya denyut jantung, sehingga jantung harus bekerja

lebih keras untuk memompa darah. Hal ini juga dapat

mengakibatkan peningkatan berat badan yang merupakan salah

satu faktor hipertensi

2.1.2.4 Merokok

Zat kimia dalam rokok bisa membuat pembuluh darah menyempit,

yang berdampak pada meningkatnya tekanan dalam pembuluh

darah dan jantung.

2.1.2.5 Jenis kelamin

Prevalensi terjadinya hipertensi pria sama dengan wanita. Namun

wanita masih cukup aman hingga usia sebelum menopause.

Karena setelah menopause, wanita rentan terkena penyakit

kardiovaskuler, hipertensi salah satunya. Wanita yang belum

menopause terlindungi oleh hormone estrogen yang berperan

meningkatkan kadar HDL yang merupakan faktor pelindung

dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis.


2.1.2.5 Stress

Keadaan stress atau tertekan dapat meningkatkan tekanan darah

sewaktu-waktu. Hormone adrenaline akan meningkat ketika kita

stress sehingga jantung memompa darah lebih cepat yang

mengakibatkan tekanan darah juga meningkat

2.1.3 Klasifikasi Hipertensi

Menurut Mayo Clinic (2018) Hipertensi memiliki dua jenis :

2.1.3.1 Hipertensi primer (esensial)

Pada usia dewasa, hipertensi terjadi tanpa gejala yang tampak.

Peningkatan tekanan darah secara terus menerus dan telah terjadi

lama baru dikatakan seseorang menderita hipertensi meskipun

penyebab pastinya belum jelas. Pada kasus peningkatan tekanan

darah ini disebut dengan hipertensi primer (esensial).

2.1.3.2 Hipertensi sekunder

Beberapa orang memiliki tekanan darah tinggi yang disebabkan

oleh beberapa factor tidak terkontrol. Pada kejadian ini disebut

dengan hipertensi sekunder dimana peningkatan darah yang terjadi

dapat melebihi tekanan darah pada hipetensi primer.


2.1.4 Dampak Hipertensi

2.1.4.1 Gangguan penglihatan

Tekanan darah yang meningkat secara terus menerus dapat

mengakibatkan pada kerusakan pembuluh darah pada retina.

Semakin lama seseorang mengidap hipertensi dimana tekanan

darah yang terjadi meningkat maka kerusakan yang terjadi pada

retina juga semakin berat

2.1.4.2 Gagal ginjal

Penyakit ginjal kronik dapat terjadi karena kerusakan progresif

akibat tekanan darah tinggi pada kapiler-kapiler ginjal dan

glomerulus. Kerusakan glomerulus ini berakibat pada darah yang

mengalir ke unit fungsional terganggu.

2.1.4.3 Stroke

Stroke terjadi ketika otak mengalami kerusakan yang ditimbulkan

dari perdarahan, tekanan intra kranial yang meninggi, atau akibat

embolus yang terlepas dari pembuluh darah non otak yang

terpajan pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang

mengalirkan suplai darah ke otak mengalami hipertropi atau

penebalan.
2.1.4.4 Gangguan jantung

Gangguan jantung atau yang dikenal dengan infark miokard

terjadi ketika arteri koroner mengalami arteriosklerosis. Akibat

dari ini adalah suplay oksigen ke jantung terhambat sehingga

kebutuhan oksigen tidak terpenuhi dengan baik sehingga

menyebabkan terjadinya iskemia jantung (Nuraini, 2015).

2.1.5 Pencegahan Hipertensi

Menurut Aminudin (2019) pencegahan hipertensi sebagai berikut :

2.1.5.1 Pengurangan konsumsi garam

Konsumsi garam pada kondisi normal berkisar pada 2-3 sdt per

hari dimana jumlah ini masih rentan terhadap peningkatan

hipertensi. Oleh karena itu pengurangan konsumsi garam pada

pasien hipertensi menjadi ¼ - ½ sdt per hari merupakan salah

satu langkah yang dianjurkan. Baik garam dapur atau garam

lainnya, mengandung kadar natrium yang cukup tinggi.

Sehingga bagi penderita hipertensi, pembatasan natrium

menjadi 2-3 sdt per hari berhasil menurunkan tekanan darah

sistolik 3,7 mmHg dan tekanan darah diastolic 2 mmHg.


2.1.5.2 Menurunkan berat badan

Kondisi berat badan berlebih dapat memicu hipertensi semakin

meningkat. Diet atau menurunkan berat badan menjadi berat

badan yang ideal dianjurkan untuk mengontrol tekanan darah

semakin meningkat

2.1.5.3 Menghindari minuman berkafein

Mengkonsumsi kopi dalam jumlah banyak dan jangka waktu

yang lama diketahui dapat meningkatkan risiko penyakit

hipertensi. Bagi para penggemar kopi relative memiliki tekanan

darah yang lebih tinggi dari penderita hipertensi yang tidak

suka mengonsumsi kopi. Maka untuk mengurangi risiko

penyakit hipertensi, frekuensi konsumsi kopi sebaiknya

dikurangi.

2.1.5.4 Menghindari rokok

Kebiasaan merokok pada masyarakat laki-laki terutama

penderita hipertensi memiliki risiko diabetes, serangan jantung,

dan stroke. Jika kebiasaan ini dilanjutkan dalam jangka waktu


yang lama, hal ini akan menjadi kombinasi penyakit yang

sangat berbahaya.

2.1.5.5 Olah raga secara rutin

Risiko penyakit hipertensi semakin meningkat jika

penderitanya kurang dalam melakukan aktivitas fisik. Jalan

kaki di lingkungan sekitar dapat membantu program gaya

hidup sehat.

2.1.5.6 Tidur berkualitas

Istirahat dengan waktu yang cukup sangat penting bagi

penderita hipertensi sebagaimana yang dianjurkan 6-8 jam

sehari. Kualitas tidur yang baik akan merilekskan anggota

tubuh maupun organ tubuh sehingga mampu bekerja secara

maksimal.

2.1.6 Penatalaksanaan Hipertensi

Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan melalui dua metode

yaitu farmakologi dan nonfarmakologi. Metode farmakologi merupakan

sebuah metode yang menggunakan obat-obatan medis. Dalam hal ini

pemilihan obat yang akan diberikan pada penderita hipertensi tidak bisa

sama.
Penatalaksanaan hipertensi pada dasarnya memiliki prinsip dasar

dimana penurunan tekanan darah berperan sangat penting dalam

menurunkan risiko mayor kejadian kardiovaskuler pada pasien hipertensi.

Dengan begitu focus utama dalam penanganan hipertensi yaitu

mengontrol tekanan darah pada penderita hipertensi. Selain

penatalaksanaan dengan obat-obat medis, modifikasi gaya hidup turut

berperan penting dalam mengurangi risiko hipertensi semakin kronik.

(Kandarini, 2018).

Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan membatasi

konsumsi garam menjadi 6gr / hari, menurunkan berat badan,

menghindari minuman berkafein, rokok, dan minuman beralkohol.

Olahraga secara rutin dan tidur yang berkualitas dengan 6-8 jam tidur per

hari dapat membantu mengurangi stress.


2.2 Konsep Kehamilan

2.2.1 Definisi Kehamilan

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi,

bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal

akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9

bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3

trimester, dimana trimester pertama berlangsung dalam 12 minggu,

trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27) dan trimester

ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (WHO, 2016).

2.2.2 Proses kehamilan

Proses kehamilan dimulai dari fertilisasi (fertilization) yaitu penyatuan

gamet jantan dan betina untuk membentuk zigot yang diploid dan

menimbulkan terbentuknya individu baru. Fertilisasi adalah proses ketika

gamet pria dan wanita bersatu, yang berlangsung selama kurang lebih 24

jam, idealnya proses ini terjadi di ampula tuba yaitu tabung kecil

yang memanjang dari uterus ke ovarium pada sisi yang sama

sebagai jalan untuk oosit menuju rongga uterus juga sebagai

tempat biasanya terjadi fertilisasi.


Proses kehamilan menurut Megasari, dkk, 2015 dimulai dari:

2.2.2.1 Fase Penembusan Korona Radiata

Dari 200-300 juta hanya sekitar 300-500 yang sampai di tuba

fallopi yang bisa menembus korona radiata karena sudah

mengalami proses kapasitasi.

2.2.2.2 Fase Penembusan Zona Pellusida

Yaitu sebuah perisai glikoprotein di sekeliling ovum yang

mempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma dan

menginduksi reaksi akrosom. Spermatozoa yang bisa menempel

di zona pellusida, tetapi hanya satu yang memiliki kualitas

terbaik mampu menembus oosit.

2.2.2.3 Fase Penyatuan Oosit dan Membran Sel Sperma

Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai

kromosom diploid dan terbentuk jenis kelamin baru.

2.2.3 Perubahan Fisiologis kehamilan

2.2.3.1 Trimester I

Trimester pertama ini sering dirujuk sebagai masa

penentuan. Penentuan untuk menerima kenyataan bahwa ibu

sedang hamil. Segera setelah konsepsi, kadar hormon progesteron

dan estrogen dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan


timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah,lelah dan

membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan sering kali

membenci kehamilannya (Kamariyah dkk, 2014)

2.2.3.2 Trimester II

Trimester kedua sering disebut sebagai periode pancaran

kesehatan, saat ibu merasa sehat. Ibu sudah menerima

kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energy serta

pikirannya secara konstruktif.

2.2.3.3 Trimester III

Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu dan

waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu

kelahiran bayinya. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul

kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya

jelek. Disamping itu, ibu mulai merasa sedih karena akan

berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang

diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan

keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.


2.2.4 Perubahan Psikologis

2.2.4.1 Perubahan pada sistem reproduksi

Hormon estrogen mempengaruhi sistem reproduksi sehingga

terjadi peningkatan vaskularisasi dan hyperemia pada vagina

dan vulva. Peningkatan vaskularisasi menyebabkan warnakebiruan

pada vagina yang disebut dengan tanda Chadwick

(Kumalasari, 2015).

2.2.4.2 Perubahan Kardiovaskuler atau Hemodinamik

Karakteristik yang khas adalah denyut nadi istirahat

meningkat sekitar 10 sampai 15 denyut per menit pada kehamilan.

Oleh karena diagfragma makin naik selama kehamilan jantung

digeser ke kiri dan ke atas. Sementara itu, pada waktu yang sama

organ ini agak berputar pada sumbu panjangnya.

2.2.4.3 Perubahan pada sistem Pernafasan

Timbulnya keluhan sesak dan pendek nafas. Hal ini

disebabkan karena uterus yang tertekan kea rah diagfragma akibat

pembesaran rahim.Volume tidal (volume udara yang

diinspirasi/diekspirasi setiap kali bernafas normal) meningkat.

Hal ini dikarenakan pernafasan cepat dan perubahan bentuk

rongga toraks sehingga O2 dalam darah meningkat.


2.2.4.4 Perubahan Pada Ginjal

Selama Kehamilan ginjal bekerja lebih berat. Ginjal

menyaring darah yang volumenya meningkat sampai 30-50% atau

lebih, yang puncaknya terjadi pada kehamilan 16-24 minggu

sampai sesaat sebelum persalinan. (Pada saat ini aliran darah ke

ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar.)

Terjadi miksi (berkemih) sering pada awal kehamilan karena

kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar.

2.2.4.5 Perubahan Sistem Endokrin

Pada ovarium dan plasenta, korpus luteum mulai

menghasilkan estrogen dan progesterone dan setelah plasenta

terbentuk menjadi sumber utama kedua hormone tersebut.

Kelenjar tiroid menjadi lebih aktif. Kelenjar tiroid yang lebih aktif

menyebabkan denyut jantung yang cepat, jantung berdebar-debar

(palpitasi), keringat berlebihan dan perubahan suasana hati.

2.2.4.6 Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Pengaruh dari peningkatan estrogen, progesterone,

dan elastin dalam kehamilan menyebabkan kelemahan jaringan

ikat serta ketidakseimbangan persendian. Pada kehamilan


trimester II dan III Hormon progesterone dan hormon relaksasi

jaringan ikat dan otot-otot.

2.2.4.7 Perubahan Sistem Gastrointestinal

Rahim yang semakin membesar akan menekan

rektum dan usus bagian bawah sehingga terjadi sembelit

(Konstipasi). Wanita hamil sering mengalami Hearthburn (rasa

panas di dada) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena

makanan lebih lama berada di dalam lambung dan arena relaksasi

sfingter di kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi

lambung mengalir kembali ke kerongkongan.

2.3 Konsep Hipertensi Dalam Kehamilan

2.3.1 Definisi Hipertensi Dalam kehamilan

Hipertensi dalam kehamilan adalah adanya tekanan darah 140/90

mmHg atau lebih setelah kehamilan 20 minggu pada wanita yang

sebelumnya normotensif, atau kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg dan

atau tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai normal (Indriani, 2015).


2.3.2 Klasifikasi Hipertensi Dalam kehamilan

Menurut Bybee, K et al, (2014) kalisifikasi hipertensi dalam kehamilan

yaitu:

2.3.2.1 Hipertensi kronik

merupakan hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20

minggu atau hipertensi yang pertama kali di diagnosis setelah

umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12

minggu pascapersalinan.

2.3.2.2 Preeklampsia

Merupakan hipertensi yang timbul setelah 20 minggu

kehamilan disertai dengan proteinuria. Eklampsia adalah

preeklampsi yang disertai dengan kejang-kejang dan/atau koma.

2.3.2.3 Preeklampsia pada hipertensi kronik (preeclampsia

superimposed upon chronic hypertension)

Merupakan hipertensi kronik disertai tanda-tanda preeklampsi

atau hipertensi kronik disertai proteinuria

2.3.2.4 Hipertensi gestasional

Merupakan hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa

disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan


pasca persalinan atau kematian dengan tanda-tanda preeklampsi

tetapi tanpa proteinuria.

2.3.3 Etiologi Hipertensi Dalam kehamilan

Menurut Prawirohardjo (2013) penyebab hipertensi dalam

kehamilan belum diketahui secara jelas. Namun ada beberapa faktor

risiko yang menyebabkan terjadinya hipertensi dan dikelompokkan dalam

faktor risiko. Beberapa faktor risiko sebagai berikut :

2.3.3.1 Primigravida (kehamilan untuk pertama kalinya)

2.3.3.2 Hiperplasentosis, misalnya: mola hidatidosa, kehamilan multiple

diabetes melitus, hidrops fetalis, bayi besar.

2.3.3.3 Umur

2.3.3.4 Riwayat keluarga pernah pre eklampsia/eklampsia

2.3.3.5 Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum

hamil

2.3.3.6. Obesitas.
2.3.4 Patofisiologi Hipertensi Dalam kehamilan

Kehamilan normal akan terjadi invasi trofoblas ke dalam lapisan

otot arteri spiralis yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut

sehingga terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi trofoblas juga memasuki

jaringan sekitar arteri spiralis, sehingga jaringan matriks menjadi gembur

dan memudahkan arteri spiralis mengalami distensi dan dilatasi. Keadaan

ini akan memberi dampak penurunan tekanan darah, penurunan resistensi

vaskular, dan peningkatan tekanan darah pada daerah utero plasenta.

Akibatnya aliran darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan

juga meningkat, sehingga dapat menjamin pertumbuhan janin dengan

baik. Proses ini sering dinamakan dengan remodeling arteri spiralis.

Sebaliknya pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi

selsel trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks

sekitarrya. Lapisan otot arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras

sehingga lumen arteri spiralis tidak memungkinkan mengalami

distensi dan vasodilatasi. Akibatnya arteri spiralis relatif mengalami

vasokonstriksi dan terjadi kegagalan remodeling arteri spiralis.

Sehingga aliran darah uteroplasenta menurun, dan terjadi hipoksia

dan iskemia plasenta (Prawirohardjo, 2013).


2.3.5 Manfestasi Klinis Hipertensi Dalam kehamilan

Menurut Jhonson (2014), menjelaskan beberapa manifestasi klinis

dari hipertensi dalam kehamilan yaitu:

2.3.5.1 Spasme pembuluh darah ibu serta sirkulasi dan nutrisi yang buruk

dapat mengakibatkan kelahiran dengan berat badan dan kelahiran

prematur.

2.3.5.2 Mengalami hipertensi diberbagai level.

2.3.5.3 Protein dalam urin berkisar dari +1 hingga +4.

2.3.5.4 Gejala neurologi seperti pandangan kabur, sakit kepala dan

hiperrefleksia mungkin akan terjadi.

2.3.5.5 Berpotensi gagal hati

2.3.5.6 Kemungkinan akan mengalami nyeri di kuadran kanan atas.

2.3.5.7 Meningkatnya enzim hati

2.3.5.8. Jumlah trombosit menurun.


2.3.5.9 Pemeriksaan Diagnostik

2.3.6 Penatalaksanaan Hipertensi Dalam kehamilan

Menurut Manuaba, dkk (2013) beberapa penatalaksanaan yang

dapat dilakukan pada pasien dengan hipertensi dalam kehamilan

diantaranya :

2.3.6.1 Hipertensi Ringan

Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien diberi

nasehat untuk menurunkan gejala klinis dengan tirah baring 2x2

jam/hari dengan posisi miring. Untuk mengurangi darah ke vena

kava inferior, terjadi peningkatan darah vena untuk meningkatkan

peredaran darah menuju jantung dan plasenta sehingga

menurunkan iskemia plasenta, menurunkan tekanan darah,

meningkatkan aliran darah menuju ginjal dan meningkatkan

produksi urin. Pasien juga dianjurkan segera berobat jika terdapat

gejala kaki bertambah berat (edema), kepala pusing, gerakan janin

terasa berkurang dan mata makin kabur.

2.3.6.2 Hipertensi Berat

Dalam keadaan gawat, segera masuk rumah sakit, istirahat

dengan tirah baring ke satu sisi dalam suasana isolasi. Pemberian

obat-obatan untuk menghindari kejang (anti kejang),


antihipertensi, pemberian diuretik, pemberian infus dekstrosa 5%,

dan pemberian antasida.

2.3.6.3 Hipertensi Kronis

Pengobatan untuk hipertensi kronis adalah di rumah sakit

untuk evaluasi menyeluruh, pemeriksaan laboratorium lengkap

serta kultur, pemeriksaan kardiovaskuler pulmonal (foto thorax,

EKG, fungsi paru).

2.4 Konsep Terapi Air Hangat

2.4.1 Definisi Terapi Air Hangat

Hidroterapi atau yang biasa disebut dengan rendam air hangat

adalah metode terapi menggunakan air secara eksternal atau internal

dalam bentuk air atau uap dengan menggunakan berbagai suhu dan

tekanan (Mooventhan & Nivethitha, 2014).

Rendam air hangat biasa digunakan untuk mengobati atau

membantu meringankan kondisi dari penyakit yang dialami. Rendam air

hangat termasuk kedalam terapi komplementer yang sebagian besar

intervensinya dilakukan pada telapak kaki, metode pengobatan dengan


menggunakan air hangat dapat menghasilkan rangsangan pada

refleks pusat pada telapak kaki yang dapat mengobati dan meringankan

kondisi penyakit, contohnya yaitu dapat menurunkan skala nyeri pada

pergelangan kaki. Hal tersebut disebabkan oleh efek dari suhu air hangat

yang langsung mengenai pembuluh darah (Ferayanti, Erwanto, &

Sucipto, 2017).

2.4.2 Manfaat Hidroterapi Kaki Air Hangat

Terapi rendam kaki air hangat atau hidroterapi kaki dapat

membantu meningkatkan sirkulasi darah dengan cara memperlebar

pembuluh darah sehingga dapat memperoleh banyak oksigen yang

akan dipasok ke jaringan yang mengalami pembengkakan

(Wulandari dan Arifianto, 2016). Secara fisiologis respon tubuh

terhadap panas yaitu menyebabkan pelebaran pembuluh darah,

menurunkan kekentalan darah, menurunkan ketegangan otot,

meningkatkan metabolisme jaringan dan meningkatkan

permeabilitas kapiler, sehingga menurunkan tekanan darah (Santosa,

2015).
2.4.3 Mekanisme Hidroterapi

Hidroterapi dianggap dapat menurunkan tekanan darah jika

dilakukan dengan rutin, jenis yang dipilih adalah terapi kaki air hangat,

secara ilmiah air hangat mempunyai manfaat fisiologis bagi tubuh dan

berdampak pada pembuluh darah dimana air hangat membuat sirkulasi

menjadi lancar, otot-otot dan ligamen akan menguatkan dan

mempengaruhi sendi tubuh.

Perendaman air hangat akan berpindah ke dalam tubuh dan akan

memperlebar pembuluh darah dan menurunkan ketegangan otot sehingga

dapat memperlancar sirkulasi darah akan mempengaruhi tekanan arteri

oleh baroreseptor pada sinus kortikus dan arkus aorta yang akan

disampaikan ke implus dibawa serabut saraf membawa isyarat dari semua

bagian tubuh untuk menginformasikan keseluruh tubuh dalam kebutuhan

tubuh ke pusat saraf simpatis dilanjut ke medulla sehingga akan

merangsang tekanan sistolik yaitu renggangan otot ventrikel untuk

berkontraksi (Ilkafah, 2016).

Ketika dilakukan perendaman akan merangsang saraf yang ada di

telapak kaki untuk merangsang baroreseptor, dimana baroreseptor adalah

reflek paling utama dalam meregulasi pada denyut jantung dan tekanan
darah. Baroreseptor menerima rangsangan dari peregangan yang berlokasi

di arkus aorta dan sinus karotikus, pada saat tekanan arteri meningkat dan

merenggang, reseptor-reseptor ini dengan cepat mengirim implusnya ke

pusat vasomotor mengakibatkan vasodilatasi pada arteriol, vena dan

perubahan tekanan darah. (Ilkafah, 2016).

2.4.3 Prosedur Rendam Kaki Air Hangat Pada Pasien Hipertensi

Prosedur rendam kaki air hangat pada pasien hipertensi menurut

(Santosa, 2015) yaitu:

2.4.3.1 Pada prosedur terapi rendam kaki air hangat dilakukan

sehari satu kali dan responden diharapkan untuk rendam kaki air

hangat menggunakan air dengan suhu 40 0C yang telah diukur

oleh thermometer air raksa selama 20 menit.

2.4.3.2 Sebelum dilakukan tindakan rendam kaki air hangat peneliti

melakukan pengukuran tekanan darah sistolik dan diastolik

sebelum dilakukan rendam kaki air hangat.

2.4.3.3 Setelah dilakukan rendam kaki air hangat, responden dilakukan

pengukuran tekanan darah sistolik dan diastolik kembali untuk

melihat hasil rendam kaki air hangat.


2.4.4 Kontra Indikasi Pemberian Terapi Air Hangat

Terapi rendam kaki menggunakan air hangat ini memiliki banyak

manfaat, namun pada beberapa kasus menjadi kontra indikasi, yaitu pada

kasus penyakit jantung dengan kondisinya yang parah, orang yang

memiliki tekanan darah rendah, serta penderita diabetes. Karena kulit

pasien diabetes akan mudah rusak walaupun hanya dengan menggunakan

air hangat (Damayanti, Aniroh , & Priyanto, 2014).

2.5 Efektifitas Terapi Air Hangat Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada

Ibu Hamil

Air hangat mempunyai dampak fisiologis bagi tubuh pertama

berdampak pada pembuluh darah menjadi lancar, yang kedua adalah faktor

pembebanan di dalam air yang menguatkan otot-otot dan ligament yang

mempengarui sendi tubuh. Rendam kaki dengan air hangat bermanfaat untuk

vasodilatasi aliran darah sehingga diharapkan dapat mengurangi tekanan darah

pada ibu hamil (Hardianti, Nisa , & Wahyudo, 2018).

Hipertensi pada kehamilan dapat diobati secara farmakologi dan non

farmokologi. Pengobatan secara farmakologis biasanya menggunakan obat-


obatan yang mempunyai efek samping. Di Indonesia menunjukkan 60%

menggunakan obat-obatan, 30% menggunakan herbal terapy, dan 10%

fisikalterapy. Pengobatan secara non farmakologis dapat dilakukan

dengan mengubah gaya hidup yang lebih sehat dan melakukan terapi

dengan rendam kaki menggunakan air hangat yang bisa dilakukan setiap

saat. Efek rendam kaki menggunakan air hangat sama dengan berjalan

tanpa menggunakan alas kaki selama 30 menit (Santoso & Agung, 2015).

Prinsip kerja dari terapi ini adalah dengan menggunakan air hangat yang

bersuhu 38-40°C selama 20-30 menit secara konduksi dimana terjadi

perpindahan panas dari air hangat ke tubuh sehingga akan menyebabkan

pelebaran pembuluh darah dan dapat menurunkan ketegangan otot sehingga

menurunkan tekanan darah.


2.6 Kerangka Teori

Hipertensi merupakan adanya peningkatan


tekanan darah sistolik dan diastolik di dalam
Gamabar 2.1 Kerangka Teori

Etiologi Hipertensi

Keturunan / Genetik Kurang aktifitas dan olah raga


Obesitas Merokok
Terlalu banyak Jenis kelamin
konsumsi garam Stress

Manajemen Hipertensi

Non Farmakologis
Diet rendah garam Farmakolog
Terapi is
musik
Yoga Obat-obat
Terapi rendam air hangat Antihiperten
si
Pemberian Terapi Air Hangat
2.7 Kerangka Konsep

Hipertensi riabel pengganggu


Dalam
Kehamilan Keturunan
/ Genetik
Obesitas
Terlalu banyak konsumsi garam
Kurang aktifitas danolah raga
Merokok
Jenis
kelamin
Stress

Gamabar 2.2 Kerangka Konsep

Keterangan :
Variabel yang diteliti
Variabel tidak
diteliti
2.8 Hipotesis

Ada perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan terapi air hangat

pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Murung Pudak


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Penentuan Lokasi, Waktu dan Sasaran Penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Murung Pudak

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Juni-Juli 2022

3.1.3 Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian ini pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Murung

Pudak

3.2 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan eksperimen semu (Quasi

Eksperimental Design). Rancangan penelitian menggunakan desain penelitian

yang berbentuk pretest-posttest without control group design menggunakan

satu jenis perlakuan.

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Ibu hamil TD sebelum Pemberian air TD sesudah


perlakuan hangat perlakuan
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi adalah merupakan seluruh objek atau subjek dengan

karakteristik tertentu yang akan diteliti, bukan hanya objek atau subjek

yang dipelajari saja tetapi seluruh karakterisrik atau sifat yang dimiliki

objek atau subjek tersebut atau kumpulan orang, individu, atau objek yang

akan diteliti sifat-sifat atau karakteristiknya (Hidayat, 2018). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang mengalami hiprtensi di

wilayah kerja Puskesmas Murung Pudak yang berjumlah 129 orang.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2018).

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas Murung Pudak. Besar sampel dalam penelitian ini menurut

Slovin dapat ditentukan dengan formula sebagai berikut (Arikunto, 2016).

N
n=
1 + N (d2)

Keterangan :

N = Populasi
n = Besar sampel

d = Standar deviasi (0,1)

Jadi besar sampel adalah :

129
n = 1 + 129 (0,1)2

129
n=
1 + 1,29

129
n=
2,29

n= 56,33 orang

Digenapkan menjadi 56 orang

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.4.1 Variabel Penelitian

3.4.1.1 Variabel Independent (bebas)

Variabel yang memengaruhi atau nilainya menentukan variabel

lain (Nursalam, 2017). Variabel independent dalam penelitian ini

adalah efektifitas terapi air hangat.


3.4.1.2 Variabel Dependent (terikat)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi nilainya

ditentukan oleh variabel lain. (Nursalam, 2017). Variabel

dependent dalam penelitian ini adalah penurunan tekanan darah

pada ibu hamil.

3.4.2 Defenisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari suatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat

diamati (diukur) itulah yang merupakan kunci definisi operasional. Dapat

diamati artinya memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau

pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang

kemudian dapat diulangi lagi oleh orang lain (Nursalam, 2017)

Kategori/Hasil
Variabel Definisi Parameter Alat ukur Skala ukur

Variabel Merupakan Langkah-


Independen metode langkah
Efektifitas terapi 1. Dilakukan
terapi air mengguna sehari satu
hangat kan air kali
secara 2. Mengguna
eksternal kan air
atau internal dengan
dalam suhu 40 0C
bentuk air 3. Dilakukan
atau uap selama 20
dengan menit
mengguna
kan berbagai
suhu dan
tekanan pada
ibu hamil di
wilayah
kerja
Puskesmas
Murung
Pudak

Variabel Merupakan Pengukuran Observasi Ordinal Kriteria


Dependen suatu tekanan Pengukuran :
Penurunan keadaan darah :
1. Sebelum 1. TekananDarah
Tekanan dimana
dilakukan
Darah terjadi meningkat
terapi
penurunan rendaman 2. Tekanan Darah
tekanan air hangat Tetap
darah lebih 2. Dilakukan 3. Tekanan darah
kecil dari pemberian menurut
dinding rendaman
air hangat
arteri dan
3. Sesudah
pembuluh dilakukan
darah itu terapi
sendiri yang rendaman
terjadi pada air hangat
ibu hamil

3.5 Jenis dan Sumber Data

3.5.1 Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif.


3.5.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini ada 2 yaaitu data primer yaitu data yang

diambil atau dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertama,adapun yang

menjadi sumber primer dalam penyusunan dalam penelitian ini yaitu

obeservasi tekanan darah, sedangkan data skunder adalah data yang

didapat diluar sumber, misalnya data puskesmas, rekam medic dan lain

sebaginya.

3.6 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

3.6.1 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini menggunakan lembar observasi tekanan darah,

obeservasi tekanan darah sebelum dan sesudah perlakuan yaitu pemberian

rendaman air hangat.

3.6.2 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian. Langkah-langkah dalam pengumpulan data bergantung pada

rancangan penelitian dan teknik instrumen yang digunakan (Nursalam,


2017). Tehnik pengumpulan data melalui langkah-langkah sebagai

berikut:

3.6.2.1 Meminta surat izin dari Universitas Sari Mulya Banjarmasin

tentang rekomendasi melakukan penelitian di wilayah kerja

Puskesmas Murung Pudak.

3.6.2.2 Setelah mendapat persetujuan dari Kepala Puskesmas Murung

Pudak, peneliti melakukan penelitian terhadap respon dengan

terlebih dahulu memberikan penjelasan tentang maksud dan

tujuan penelitian.

3.6.2.3 Jalannya penelitian

Setelah peneliti mendapat ijin dari Kepala Puskesmas Murung

Pudak, maka peneliti memilih ibu hamil yang mengalami

hipertensi, kemudian dilakukan pemeriksaan tekanan darah tinggi,

lalu diberikan terapi rendaman kaki selama 20 menit, setelah itu

diukur tekanan darahnya lagi. Hasil pengukuran lalu dimasukkan

kedalam lembar master tabel.

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.7.1. Uji Validitas Instrumen


Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah item dalam kuesioner

tersebut dapat menguku rapa yang ingin diukur berdasarkan parameter

dari masing-masing variabel yang ingin diteliti (Arikunto, 2016).

Melalui uji validitas penelitiakan mengetahui kelayakan sebuah

instrumen yang akan digunakan dalam penelitian, apabila instrument

dianggap valid maka instrument tersebut sudah layak menjadi alat untuk

mengumpulkan data dari objek penelitian, namun apabila instrument

dianggap belum valid maka instrument itu bisa diperbaiki atau beberapa

item dalam instrument tersebut akan dihilangkan karena tidak sesuai

denganapa yang ingin diukur, pengukuran dikatakan valid jika nilai r

hitung ≥ r tabel.

3.7.2. Uji ReliabilitasInstrumen

Uji Reliabilitas dilakukan untuk menunjukan sejauh mana intrumen

tersebut dapat dipercaya dan dapat diandalkan (Sugiyono, 2017). Uji

reliabilitasini peneliti menggunakanr umus Cronbach’s Alpha yang

dihitung melalui program komputer. Instrumen dinyatakan reliable

apabila nilai alpha > 0,7.


3.8 Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini dibedakan menjadi:


3.8.1 Analisa univariat
Analisa ini dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian untuk

mengetahui distribusi, frekuensi dan persentase dari tiap variabel bebas

dan variabel terikat. dengan menggunakan rumus (Arikunto, 2016)

P = f/n X100%
Keterangan :

P= Prosentase yang dicari

f= frekuensi yang didapat

n= Skor maksimal

3.8.2 Analisa bivariat

Analisa ini dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan

(menguji hipotesis) yakni mengetahui efektifitas variabel bebas dengan

variabel terikat melalui uji Mann Whitney Analisa ini dilakukan dengan

bantuan perangkat komputer dengan menggunakan tingkat kepercayaan

95%.
3.9 Etika Penelitian

Menurut Nursalam (2017), secara umum prinsip etika dalam

penelitian/pengumpulan data dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu prinsip

manfaat, prinsip menghargai hak-hak subjek, dan prinsip keadilan.

3.9.1 Prinsip manfaat

3.9.1.1 Bebas dari penderitaan Penelitian harus dilaksanakan tanpa

mengakibatkan penderitaan kepada subjek, khususnya jika

menggunkan tindakan khusus.

3.9.1.2 Bebas dari ekploitasi Partisipasi subjek dalam penelitian, harus

dihindarkan dari keadaan yang tidak menguntungkan. Subjek

harus diyakinkan bahwa partisipasinya dalam penelitian atau

informasi yang telah diberikan, tidak akan dipergunakan dalam

hal-hal yang dapat merugikan subjek dalam bentuk apa pun.

3.9.1.3 Risiko (benefit ratio) Peneliti harus hati-hati mempertimbangkan

resiko dan keuntungan yang akan berakibat kepada subjek kepada

setiap tindakan.

3.9.2 Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)

3.9.2.1 Hak untuk ikut/tidak menjadi responden (right to self

determination) Subjek harus diperlakukan secara manusiawi.

Subjek mempunyai hak memutuskan apakah mereka bersedia


menjadi subjek ataupun tidak, tanpa adanya sansi apapun atau

akan berakibat terhadap kesembuhannya, jika merka seorang

klien.

3.9.2.2 Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan

(right to full disclosure). Seorang peneliti harus memberikan

penjelasan secara terperinci serta bertanggung jawab jika ada

sesuatu yang terjadi kepada subjek.

3.9.2.3 Informed consent Subjek harus mendapatkan informasi secara

lengkap tentang tujuan penelitian yang akan dilaksanakan,

mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi atau menolak menjadi

responden. Pada informed consent juga perlu dicantumkan bahawa

data yang diperoleh hanya akan dipergunakan untuk

pengembangan ilmu.

3.9.3 Prinsip keadilan (right to justice)

3.9.3.1 Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair

treatment) Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum,

selama, dan sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa

adanya diskriminasi apabila ternyata mereka tidak besedia atau

dikeluarkan dari penelitian.


3.9.3.2 Hak dijaga kerahasiaannya (right to privacy) Subjek mempunyai

hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus dirahasiakan,

untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan rahasia

(confidentiality).
DAFTAR PUSTAKA

Alatas, H. (2019) „Hipertensi pada Kehamilan’, Herb-Medicine Journal, 2(2), p. 27.


doi: 10.30595/hmj.v2i2.4169

Aminuddin, M. (2019). Gambaran Gaya Hidup pada Penderita Hipertensi di


Wilayah RT 17 Kelurahan Baqa Samarinda Seberang. Jurnal Kesehatan
Pasak Bumi Kalimantan, 2(1)

Ansar J, Dwinata I, M. A. (2019) „Determinan Kejadian Hipertensi Pada Pengunjung


Posbindu Di Wilayah Kerja Puskesmas Ballaparang Kota Makassar’, Jurnal
Nasional Ilmu Kesehatan, 1, pp. 28–35.

Arikunto, Suharsimi. (2016). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta

Basri, H., Akbar, R. and Dwinata, I. (2018) „Faktor yang Berhubungan dengan
Hipertensi pada Ibu Hamil di Kota Makassar’, Jurnal Kedokteran dan
Kesehatan,14(2), p. 21. doi: 10.24853/jkk.14.2.21-30.

Bybee, K et al. (2014). Penyakit Kardiovaskuler Pada Wanita. Alih bahasa : dr.
Rulli P.A. Situmorang. Jakarta : Penerbit Erlangga

Candra. Anita, Diyah (2018). Kepatuhan Pembatasan Asupan Cairan Terhadap Lama
Menjalani Hemodialisa. Yogyakarta. September 2018, 104-112.

Damayanti, D. (2014). Perbedaan Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah Dilakukan


Hidroterapi Rendam Air Hangat Pada Penderita Hipertensi. Jurnal
Kesehatan. Di Desa Kebon Dalem Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang.
Di Akses Tanggal 2 Mei 2022

Ferayanti NM, Erwanto R, Sucipto A. (2017). The Effectiveness Of Warm Water


Therapy And Deep Breathing Relaxation In Blood Pressure. Nurscope J Penelit
dan Pemikir Ilm Keperawatan. 2017;3(2):38. doi:10.30659/nurscope.3.2.38-45
Hardianti I, Nisa K, Wahyudo R, et al. (2018) Manfaat Metode Perendaman dengan
Air Hangat dalam Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi
Benefits of Immersion Method with Warm Water in Lowering Blood Pressure on
Hypertension Patients. Medula. 2018;8(April):61-6

Hidayat. A. A (2018). Metode penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis


Data. Jakarta: Salemba Medika.

Ilkafah. (2016). Perbedaan penurunan tekanan darah lansia dengan obat anti
hipertensi dan terapi rendam air hangat di wilayah kerja Puskesmas
Antara Tamalanrea.Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT Vol. 5 (No. 2), Edisi
Mei. ISSN: 2302-2493. Makasar

Indriyani. (2015). Aplikasi Konsep & Teori Keperawatan Maternitas Postpartum


Dengan Kematian Janin. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Johnson, J.Y. (2014). Keperawatan Maternitas. Edisi 1, Yogyakarta: Rapha


Publising

Kandarini, Y. (2015). Penatalaksanaan Nutrisi pada Pasien PGK Pradialisis dan


Dialisis. Div. Ginjal dan Hipertensi. Fakultas Kedokteran. Universitas
Udaya. Bali

Kamariyah, Nurul., dkk. (2014). Buku Ajar Kehamilan untuk Mahasiswa dan
Praktisi Keperawatan serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Kumalasari, Intan. (2015). Panduan Praktik Laboratorium dan Klinik Perawatan


Antenatal, Intranatal, Postnatal, Bayi Baru Lahir dan Kontrasepsi. Jakarta:
Salemba Medika.

Mayo Clinic. (2017). Diseases & Conditions Dengue fever.


https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dengue- fever/symptoms-
causes/syc-20353078 Diakses pada 2 Mei 2022

Manuaba, IBG, dkk. 2013. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB.
Jakartan: EGC

Megasari, Miratu dkk. (2015). Panduan Asuhan Kebidanan I. Ed 1. Yogyakarta:


Deepublish
Mooventhan, A., & Nivethitha, L. (2014). Scientific evidence-based effects of
hydrotherapy on various systems of the body. North American Journal of
Medical Sciences, 6(5), 199–209. https://doi.org/10.4103/1947-2714.132935

Nuraini, B. 2015, Februari. Risk Factor of hypertension. J majority, 4(5), 1-10

Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.


(P. P. Lestari, Ed.) (4th ed.). Jakarta: Salemba Medika

Prawirohardjo Sarwono (2016). Buku Ilmu Kebidanan Edisi 4. Jakarta: PT


Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan


Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop_20
18/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf – Diakses 1 Mei 2022.

Santoso, D. A. (2015). Pengaruh Terapi Rendam Kaki Air Hangat Kerja Upk
Puskesmas Khatulistiwa Kota Pontianak Dwi Agung Santoso Program Studi
Keperawatan. Jurnal Kesehatan Universitas Tanjungpura, 3(2), 2–4.

Sabattani CF, Machmudah, Supriyono M. 2018. Efektivitas Rendam Kaki Dengan Air
Hangat Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Ibu Hamil Penderita
Preeklamsi Di Puskesmas Ngaliyan Semarang https://publishing-
widyagama.ac.id/ejournal-v2/index.php/ciastech/article/view/1100

Sari Nk, Rahayujati Tb, Hakimi M. Kasus Hipertensi Pada Kehamilan Di


Indonesia. Ber Kedokt Masy. 2018;32(9):295

Santoso, A. Dwi. (2015). Pengaruh Terapi Rendam Kaki Air Hangat Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Wilayah
Kerja Upk Puskesmas Khatulistiwa Kota Pontianak. Diakses tanggal 07 Mei
2022

SDKI (2012). Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012.


http://www.chrl.org/pelatihan-demografi/SDKI.2012(Diakses pada tanggal
03 Mei 2022)

Schellack, N., Schellack, G., Sandt, N. Van Der & Masuku, B. Gastric
Pain. South African Fam. Pract. 57, 13–19 (2017)
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta, CV.

World Health Organization. (2019) Non-communicable diseases: Country Profiles


2019 [Internet]. Switzerland: World Health Organization; 2019. Available
from: https://www.who.int/nmh/publications/ncd-profiles-2019/en/

World Health Organization. Global Health Estimates (2016): Disease Burden


by Cause, Age, Sex, by Country and by Region, 2000-2016 [Internet].
Geneva: World Health Organization; 2018. Available from:
http://www.who.int/healthinfo/global_burden_disease/en/

World Health Organization (2016). Antenatal Care For A Positive Pregnancy


Experience. WHO; 2016

Wulandari, P., Arifianto., dan Sekarningrum, D. (2016). Pengaruh Rendam Kaki


Menggunakan Air Hangat Dengan Campuran Garam Dan Serai Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Podorejo
RW 8 Ngaliyan. Ejournal Keperawatan 7(1): 43-47.
LEMBAR PERNYATAAN
PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT) MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : No


Respond
Umur :
Jenis kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :

Setelah mendapat penjelasan oleh peneliti tentang penelitian yang berjudul ”

Efektifitas Terapi Air Hangat Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Ibu Hamil Di

Wilayah Kerja Puskesmas Murung Pudak, maka dengan ini menyatakan bersedia untuk

menjadi responden dalam penelitian ini, tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Saya

akan menjawab seluruh pertanyaan yang diberikan oleh peneliti dengan jujur dan apa

adanya.

Demikianlah surat pernyataan ini saya perbuat untuk dapat digunakan sebaik-

baiknya.

Banjarmasin , 2022
Lembar Observasi
No Responden
I. Karakteristik Responden
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaa :
Jumlah anak :

II. Observasi Tekanan Darah

No Resp TEKANAN DARAH TEKANAN DARAH


Sebelum Keterangan Sesudah Keterangan HASIL
Perlakuan Perlakuan

Anda mungkin juga menyukai