PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
Rima Novalis
NIM: 11194862111337
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
Rima Novalis
NIM: 11194862111337
Pembimbing I Pembimbing II
Novalia Widiya Ningrum, S.S.T., M.Kes. apt. H. Ali Rakhman Hakim, M.Farm.
NIK. 1166012011040 NIK. 1166012015073
ii
HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
Rima Novalis
NIM: 11194862111337
Apt. Ali Rakhman Hakim, M.Farm. Ika Mardiatul Ulfa, S.S.T., M.Kes.
NIK. 1166012015073 NIK. 1166122009027
Ketua LPPM
Universitas Sari Mulia
iii
KATA PENGANTAR
Segala syukur dan puji hanya bagi Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena
anugerah-Nya yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar akhirnya
“Efektivitas Air Rebusan Pepaya dalam Meningkatkan Produksi ASI Ibu Nifas di
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, saya tidak dapat menyelesaikan
proposal skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Hj. Aizar Soedarto, BSc., MBA., selaku Ketua Yayasan Indah Banjarmasin.
2. Dr. RR. Dwi Sogi Sri R, S.KG., M.Pd selaku RektorUniversitas Sari Mulia.
dan Kemahasiswaan.
SistemInformasi.
6. Dini Rahmayani, S.Kep., Ns., MPH selaku Ketua LPPM Universitas Sari
Mulia Banjarmasin.
v
waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dalam penyusunan proposal
skripsi ini.
9. Orang tua dan keluarga yang selalu mendoakan dan telah memberikan
Saya berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga proposal skripsi ini
Banjarmasin, 2022
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
KATA PENGANTAR v
DAFTAR GAMBARix
DAFTAR TABEL x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB I PENDAHULUAN 1
2.1 LandasanTeori........................................................................................8
2.1.1 Air Susu Ibu (ASI) 8
2.1.2 Laktagogum 21
2.1.3 Nifas 22
2.1.4 Buah Pepaya 23
2.2 KerangkaTeori......................................................................................29
2.3 Kerangka Konsep..................................................................................29
2.4 Hipotesis...............................................................................................30
BAB III METODE PENELITIAN 31
Gambar Halaman
Tabel Halaman
1. Jadwal Penelitian
2. Lembar Observasi
3. Standar Operasional Prosedur
4. Lembar Keterangan Penelitian (Informed consent)
5. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Kelompok Ekspereimen
(Informed consent)
6. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Kelompok Kontrol (Informed
consent)
BAB I
PENDAHULUAN
Nifas merupakan proses alami yang dilalui wanita pasca persalinan (post
fisiologis, yaitu involusi uterus dan pengeluaran iochea, perubahan psikis dan
fisik, serta laktasi atau pengeluaran air susu ibu (ASI). Laktasi merupakan suatu
keadaan di mana terjadi perubahan pada payudara ibu, sehingga seorang ibu
dapat memproduksi air susu ibu (Turlina & Wijayanti, 2015). Memberikan air
susu ibu pada bayi merupakan metode pemberian makanan yang terbaik untuk
bayi.
Air susu ibu (ASI) merupakan suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
laktosa, dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu,
berguna sebagai makanan bagi bayinya (Ari, 2015). ASI mengandung banyak
nutrisi, yaitu faktor imunologis dan memiliki bioavailabilitas yang lebih tinggi
bila dibandingkan dengan susu formula. Air susu ibu memiliki semua zat gizi
dan cairan yang diperlukan oleh bayi untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi pada
hanya diberi Air Susu Ibu (ASI) selama paling sedikit enam bulan dan pemberian
ASI dilanjutkan sampai anak berumur dua tahun. Pemberian air susu ibu selama
enam bulan pasca kelahiran tanpa makanan pendamping apapun dinamakan ASI
1
2
adalah air susu ibu yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam
lain (Peraturan Pemerintah, 2012). Pemberian air susu ibu memiliki keuntungan
ditinjau dari segi kesehatan dan sosioekonomi, serta menurunkan angka kesakitan
dan kematian bayi, hal ini telah dibuktikan diberbagai penelitian (Kharisma,
sebanyak 67%, sedangkan sebanyak 33% bayi masih belum mendapatkan ASI
ada di Kabupaten Balangan. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada ibu di wilayah
kerja Puskesmas Paringin yang belum dapat memberikan ASI eksklusif kepada
lain yang ada di Kabupaten Balangan, oleh karena itu diharapkan pemberian ASI
ekslusif salah satunya adalah ibu yang mengalami kesulitan dalam proses laktasi.
(postpartum), selain masalah puting susu tenggelam atau datar, payudara bengkak,
bayi yang tidak mau menyusu karena berlidah pendek atau teknik menyusui yang
3
kurang tepat (Dewi & Sunarsih, 2013). Penyebab kurang lancarnya ASI juga
dimungkinkan karena faktor hormon atau makanan yang dikonsumsi. Hal ini juga
ASI yang tidak maksimal dapat disebabkan karena beberapa hal, diantaranya jenis
payudara, faktor kejiwaan ibu yang terganggu, dan trauma pasca kontrasepsi
hormonal. Beberapa saran yang perlu diperhatikan para ibu yang sedang
yang dapat meningkatkan volume ASI pada saat masa menyusui dimulai setelah
melahirkan (masa nifas). Bagi ibu nifas saran serta dukungan sangat diperlukan
agar proses menyusui berjalan lancar dan diharapkan dapat memberikan ASI
eksklusif.
bahan berkhasiat obat. Indonesia memiliki 7.000 jenis tanaman berkhasiat obat,
tetapi kurang dari 300 jenis yang telah dimanfaatkan rutin dalam industri obat
laktagogum. Laktagogum adalah zat yang dapat meningkatkan produksi air susu
ibu, atau sering disebut pelancar ASI. Pepaya yang mempuyai nama latin Carica
flavonoid, alkanoid, saponin, tannin, quinon, dan steroid/ triterpenoid. Buah juga
E, serta mineral (Istiqomah, Wulanadari, & Azizah, 2015). Buah pepaya menjadi
salah satu bahan makanan yang mempunyai banyak manfaat serta mudah
4
rumah (Istiqomah, Wulanadari, & Azizah, 2015). Selain itu buah pepaya juga
termasuk buah dengan harga yang terjangkau di pasaran. Buah pepaya yang
meningkatkan produksi ASI telah dilakukan, anatara lain penelitian dari Sri
Banun Titi Istiqomah, Dewi Triloka Wulanadari, dan Ninik Azizah (2015)
menguji pengaruh buah pepaya terhadap kelancaran produksi ASI ibu menyusi;
Desti Nataria dan Sherly Oktiarini (2018) menguji pengaruh buah pepaya
buah pepaya terhadap kelancaran ASI ibu menyususi; Irma Yanti (2021), menguji
Zuliyana dan Siska Indrayani (2021); menguji efek konsumsi buah pepaya
terhadap produksi ASI ibu postpartum; serta Hayatul Rahimah dan Rohmatul
Fadhila (2022), membahas konsumsi buah pepaya sebagai salah satu alternatif
alternatif bahan makanan yang dapat meningkatkan produksi ASI atau pelancar
ASI.
5
dilakukan dengan cara merebus buah pepaya sampai matang kemudian air rebusan
tersebut di minum. Cara ini dilakukan karena tidak semua orang menyukai buah
dan kandungan dari buah pepaya. Dengan adanya inovasi ini diharapkan menjadi
salah satu terobosan atau solusi bagi para ibu nifas yang sedang menyusui di
wilyah kerja puskesmas Paringin agar dapat memperoleh pelancar ASI yang
ASI eksklusif.
Berdasarkan dari data dan pengamatan sampai saat ini maka dilakukan
produksi ASI Ibu Nifas di wilayah kerja Puskesmas Paringin Kabupaten Balangan
tahun 2022.
dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana efektivitas air rebusan pepaya dalam
produksi ASI ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Paringin Kabupaten Balangan
tahun 2022.
6
a. Mengetahui produksi ASI pada ibu nifas sebelum mengkonsumsi air rebusan
pepaya.
b. Mengetahui produksi ASI pada ibu nifas setelah mengkonsusmsi air rebusan
pepaya.
sebagai berikut.
a. Bagi Peneliti
produksi ASI ibu nifas serta diharapkan dapat menjadi informasi atau sumber
a. Ibu Nifas
baru saja melahirkan untuk untuk dapat memberikan ASI pada bayinya
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Banun Titi Istiqomah, Dewi Triloka
Wulanadari, dan Ninik Azizah (2015), dengan judul “Pengaruh Buah Pepaya
meneliti hal serupa yaitu manfaat buah pepaya untuk peningkatan produksi
10
dalam bentuk sayur bening buah pepaya, jenis data, jumlah sampel, waktu
2. Penelitian yang dilakukan oleh Desti Nataria dan Sherly Oktiarini (2018),
Penelitian ini meneliti hal serupa yaitu manfaat buah pepaya untuk
Manutapen”. Penelitian ini meneliti hal yang serupa yaitu pengaruh air
rebusan buah pepaya terhadap produksi ASI ibu nifas. Perbedaan terletak
control group design, jumlah sampel, waktu penelitian serta lokasi penelitian
juga berbeda.
ini meneliti hal yang serupa yaitu manfaat buah pepaya terhadap kelancaran
5. Penelitian yang dilakukan oleh Zuliyana dan Siska Indrayani (2021), dengan
Hal serupa dalam penelitian ini adalah meneliti efek dari manfaat buah
pepaya terhadap produksi ASI ibu nifas. Perbedaan terletak pada variabel
ASI Pada Ibu Menyusui di Praktek Mandiri Bidan Nelly Harahap Panyanggar
penelitian ini adalah membahas tentang manfaat air rebusan buah pepaya
design, jumlah sampel, waktu penelitian serta lokasi penelitian juga berbeda.
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 LandasanTeori
a. Pengertian ASI
Air susu ibu (ASI) merupakan suatu emulsi lemak dalam larutan
mamae ibu, berguna sebagai makanan bagi bayinya (Ari, 2015). Pengertian
air susu ibu (ASI) dalam Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 2012 adalah
cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu. Pemberian ASI selama enam bula
ASI eksklusif adalah bayi yang hanya diberi ASI saja tanpa tambahan lain
seperti susu formula, jeruk, madu, air putih dan tanpa makanan padat seperti
pisang, pepaya, bubur susu, biscuit, bubur nasi dan tim. Depkes RI (2018)
juga mendefinisikan ASI eksklusif adalah air susu ibu yang diberikan kepada
bayi tanpa memberikan makanan dan minuman lain sejak lahir sampai usia
Air susu ibu yang diberikan dalam jumlah yang cukup merupakan
makanan yang terbaik bagi bayi, karena dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi
selama enam bulan pertama. Banyak kelebihan yang dimiliki oleh ASI, antara
lain mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga
ASI tersebut. Selain tinggi protein, ASI memiliki perbandingan atau rasio
8
9
kandungan antara Whey dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whey dan
Casein pada ASI sebesar 65:35. Jumlah Whey yang lebih banyak merupakan
salah satu keunggulan dari ASI, hal ini menyebabkan protein ASI lebih
mudah diserap. Hal ini berbeda dengan susu sapi yang mempunyai
perbandingan Whey dan Casein sebesar 20:80, sehingga tidak mudah diserap
ASI merupakan bahan makanan alamiah bagi bayi yang lahir cukup
bulan. ASI mudah di dapat dan selalu segar dan bebas dari berbagai macam
makanan menjadi lebih kecil. Bayi yang diberi ASI sangat jarang di temukan
alergi, di bandingkan bayi yang diberi susu sapi. Selain itu, gejala muntah dan
kolik lebih jarang ditemukan pada bayi yang mendapatkan ASI (Roesli,
2015).
(AA). Taurin adalah sejenis asam amino kedua terbanyak dalam ASI yang
maturasi sel otak. DHA dan AA adalah sel lemak tak jenuh rantai panjang
berbagi virus pada saluran pencernaan. ASI juga mengandung laktoferin yaitu
10
sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat
besi di saluran pencernaan, lysosim yaitu enzim yang meliputi bayi terhadap
bakteri (E.coli dan Salmonella) dan virus. Jumlah Lysosim dalam ASI 300
Pengaruh kontak langsung ibu dan bayi akan membentuk ikatan kasih
sayang ibu dan bayi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin
to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan
kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah di kenal
sejak bayi masih dalam rahim. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan
yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI (Depkes RI, 2018).
payudara (Depkes RI, 2018). Ditinjau dari aspek ekonomi, dengan menyusui
secara ekslusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi
dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek
1) Aspek Gizi
namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu
ASI
e) Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI
2) Aspek Imunologik
saluran pencernaan.
d) Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan
salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih
e) Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel
3) Aspek Psikologik
a) Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui
dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang terhadap bayi akan
Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan
tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal
4) Aspek Kecerdasan
kecerdasan bayi.
memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point
lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia
5) Aspek Neurologis
dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.
6) Aspek Ekonomis
1) Frekuensi Penyusuan
2011)
2) Berat lahir
(Nugroho, 2011).
sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir tidak
berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi organ (Nugroho,
2011).
Ibu yang telah melahirkan bayi lebih dari satu kali, produksi ASI
pada hari keempat setelah melahirkan lebih tinggi dibanding ibu yang
dan nyaman. Keadaan ibu yang cemas dan stres akan mengganggu proses
laktasi karena produksi ASI terhambat. Penyakit infeksi kronik dan akut
6) Konsumsi rokok
volume ASI akan berkurang karena kerja hormon prolactin dan hormon
7) Konsumsi alcohol
8) Pil kontrasepsi
dikonsumsi oleh ibu menyusui akan menurunkan volume dan durasi ASI,
9) Makanan ibu
ASI bahkan pada akhirnya produksi ASI dapat terhenti. Hal ini
bahagia, senang, sehingga ibu akan lebih menyayangi bayinya yang pada
Perawatan payudara yang baik juga akan membuat puting tidak mudah
lecet ketika diisap bayi. Pada masa 6 minggu terakhir masa kehamilan
bayinya pada satu jam pertama setelah melahirkan. Kondisi luka operasi
Setianingsih, 2014).
Setianingsih, 2014)
memproduksi ASI lebih banyak lagi, oleh karena itu diharapkan setiap selesai
Pemberian susu formula dan makanan lain pada bayi akan mebuat
bayi merasa kenyang sehingga mengurangi konsumsi ASI. Hal ini berarti
dini akan meningkatkan terjadinya infeksi pada bayi seperti diare dan
payudara ibu. Makin banyak ASI yang dikeluarkan maka akan makin
lebih optimal dan pengeluaran ASI menjadi lancar (Fikawati & Syafiq,
20
2015).
Syafiq, 2015).
bersama bayi.
sebagian ASI perah di dalam kulkas atau lemari pendingin. Apabila ibu
bepergian bersama bayi dan ingin menyusui bayi di tempat umum dapat
11) Berkonsultasi pada petugas kesehatan apabila ASI tidak banyak keluar
dengan cara memompa ASI secara manual atau dengan alat bantu dari waktu
Zuliyana dan Indrayani (2021) peningkatan produksi ASI pada ibu menyusui
dilihat dari frekuensi volume produksi ASI yang diperah selama 15 menit
dengan alat pompa ASI, yang kemudian ASI yang telah diperah dimasukkan
(Kamalah, Rizqi, Suherlin, Ika & Saribu, 2021). Peningkatan produksi ASI
2.1.2 Laktagogum
produksi ASI, atau biasa disebut pelancar ASI (ASI Booster). Sampai saat ini
beredar di pasaran.
dan prolaktin seperti alkaloid, polifenol, steroid, flavonoid yang efektif dalam
membantu meningkatkan laju sekresi dan produksi ASI adalah dengan secara
dan ujung saraf sekretoris dalam kelenjar susu yang mengakibatkan sekresi air
laktagonik terhadap kelenjar mamae pada sel-sel epitelium alveolar yang akan
2.1.3 Nifas
Masa nifas atau post partum disebut juga puerpurium yang berasal dari
bahasa latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” berarti
melahirkan. Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim karena sebab melahirkan
atau setelah melahirkan (Anggraini, 2010). Masa nifas merupakan periode dimana
menjadi ukuran semul (Prastiwi, 2018). Masa nifas (puerpurium) dimulai sejak
plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil.
untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal. Jadi masa nifas adalah
masa yang dimulai dari plasenta lahir sampai alatalat kandungan kembali seperti
sebelum hamil, dan memerlukan waktu kira-kira 6 minggu. Tahapan masa nifas
a. Puerperium Dini
b. Puerperium Intermedial
c. Remote Puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama
berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan kawasan sekitar daerah
tropis maupun sub tropis. Buah pepaya memiliki empat genus, yaitu carica,
di ambil dari bahasa Belanda yaitu papaja, dan kemudian mengadopsi dari
bahasa arawak yaitu papaya, namun dalam bahasa jawa disebut pepaya atau
dengan daun yang berbentuk spiral pada batang pohon bagian atas. Daunnya
Warna buah ketika muda hijau gelap dan setelah masak hijau muda hingga
basah, tumbuh subur pada daerah yang memiliki curah hujan 1000-2000
berkisar antara 22-26°C dengan kelembaban udara sekitar 40%. Tanah yang
subur, gembur, dan banyak mengandung humus dan memiliki daya menahan
air yang tinggi merupakan tanah yang baik untuk tanaman pepaya Derajat
keasaman tanah (pH tanah) yang ideal adalah netral dengan pH 6-7.
akar hingga tanaman layu (mati). Apabila kekeringan air, maka tamanan akan
kurus, daun, bunga dan buah rontok. Tinggi air yang ideal tidak lebih dalam
2014)
merupakan buah tropis yang dikenal dengan sebutan Carica papaya. Buah
pepaya juga merupakan salah satu jenis buah yang memiliki kandungan nutrisi
cocok ditanam di daerah tropis. Oleh karena itu, menjadi hal yang wajar bila
populasi pohon pepaya sangat banyak dan mudah ditemukan di negara kita.
oleh masyarakat sejak dulu. Senyawa aktif yang terkandung didalamnya yaitu
laksatif, dan laktagogum yang khasiatnya terlah terbukti secara ilmiah dari
salah satu cara untuk meningkatkan laju sekresi dan produksi ASI dan menjadi
dalam membantu meningkatkan laju sekresi dan produksi ASI adalah dengan
kelenjar susu dan ujung saraf sekretoris dalam kelenjar susu yang
Pada penelitian ini menggunakan Pepaya Calline adalah buah lokal asli
Indonesia termasuk famili Caricaceae dan mulai banyak ditanam oleh petani
26
California itu nama yang diberikan oleh pedagang agar terdengar eksklusif
Indonesia. Pepaya California tumbuh di lahan yang subur dan sedikit berpasir
dengan ketinggian 700 meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan
dan 7, walau bisa tumbuh dimana saja tapi tidak optimal jika tidak pada
kondisi di atas. Aspek gizi dari Pepaya Calline yaitu (Hastira, 2014):
kanker.
di masa menyusui.
pencernaan protein, bisa sebagai obat diare, sakit maag dan sembelit. Dam
ASI dan polifenol juga mempengaruhi hormone oksitosin yang akan membuat
Air rebusan pepaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah buah
pepaya yang masih muda direbus dalam air mendidih sampai matang (Yanti,
2021). Cara pengolahan air rebusan buah pepaya untuk meningkatkan produksi
ASI Ibu nifas sesuai dengan standar operasional prosedur yang dibuat oleh
2) Kupas kulitnya
proses pematangan)
4) Didihkan air 500 ml atau 2 gelas air, rebus 3 potong buah pepaya (100
gram) dalam air tersebut sampai matang, kurang lebih 5-10 menit.
Air rebusan buah pepaya tersebut nantinya akan dikonsumsi dalam 1 hari oleh
Rebusan Pepaya.
2021).
(tiap payudara) dengan alat pompa ASI (Zuliyana dan Indriyani, 2021).
intervensi sampai hari ke-7 selama 15 menit setiap kali pemerahan, setelah
2 jam pengosongan payudara, dan dilakukan pada waktu yang sama setiap
bayinya.
volume ASI.
29
II.2 KerangkaTeori
Kerangka teori dalam penelitian ini dapat dilihat pada skema di bawah ini :
yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Nursalam,
penemuan dengan teori. Kerangka konsep pada penelitian ini dapat dilihat pada
gambar berikut :
30
II.4 Hipotesis
merupakan suatu jawaban atau dugaan sementara yang bisa dianggap benar dan
tersebut melalui penelitian yang akan dilakukan. Hipotesis dari penelitian ini
adalah :
Ha : Air rebusan pepaya efektif dalam meningkatkan produksi ASI ibu nifas di
Ho : Air rebusan pepaya tidak efektif dalam meningkatkan produksi ASI ibu nifas
METODE PENELITIAN
Subjek dalam penelitian ini adalah ibu nifas kurang dari 40 hari.
intervensi pada subjek penelitian, dengan tujuan menilai pengaruh suatu perlakuan
design atau disebut dengan motode penelitian eksperimen semu. Disebut demikian
31
32
digunakan dalam penelitian yang subjeknya manusia yang berarti subjek tidak
2011:23).
ini adalah non equivalent control group design. Pada rancangan ini objek
penelitian dibagi menjadi dua yaitu kelompok control dan kelompok perlakuan
Keterangan :
3.3.1 Populasi
Populasi subjek penelitian ini adalah semua ibu nifas kurang dari 40 hari
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu nifas dalam kategori baru
melahirkan kurang dari 40 hari, yang berada di wilayah kerja Puskesmas Paringin
(Gay dan Diehl, 1992). Teknik sampling yang digunakan dalam pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik purposive sampling
merupakan salah satu teknik non random sampling, di mana peneliti menentukan
pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri khusus yang sesuai dengan
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu
dalam konsep secara operasional, praktik, dan nyata dalam lingkup objek
Variabel
Penelitian
Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
pada kelas
ekserimen
Variabel Bebas (Independent variable)
Air rebusan Terapi komplementer Lembar 1= Nominal
pepaya yang digunakan Observasi Diberikan air
dengan cara merebus Efektivitas Air rebusan
buah pepaya dalam air Rebusan pepaya.
mendidih hingga Pepaya dalam 2 = Tidak
matang, untuk Meningkatkan doberikan air
meningkatkan rebusan
Produksi Asi
produksi ASI bagi Ibu pepaya.
Ibu Nifas
nifas (Yanti, 2021).
(Wirdaningsih,
2020)
35
Jenis data yang diambil dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu
berupa angka yang menunjukkan volume ASI yang diproduksi sampel sebelum
Sumber data yang diperoleh merupakan data primer, yaitu data yang
diperoleh langsung dari subjek penelitian. Sumber data berupa jumlah volume
mencatat setiap data yang diperoleh dalam penelitian. Lembar observasi disadur
(2020).
36
dari responden, yaitu dengan mengamati volume produksi ASI ibu nifas pada
volume produksi ASI ibu nifas pada kelompok kontrol. Langkah yang dilakukan
hipotesis yang telah dibuat. Data dianalisis menggunakan uji statistik yang dipilih
Independent T Test. Uji ini diunakan untuk mengetahui adakah perbedaan rerata
yang bermakna antara dua kelompok bebas (kelompok tidak berpasangan; sumber
data berasal dari subjek yang berbeda) yang berskala data interval/rasio. Pengujian
ini dimaksudkan untuk menyelidiki apakah air rebusan pepaya efektif dalam
Beberapa asumsi yang harus dipenuhi dalam uji ini adalah normalitas,
apakah data yang dihasilkan pada setiap kelompok nantinya berdistribusi normal
varians antar kelompok. Pengujian outlier dilakukan untuk melihat ada tidaknya
outlier pada data setiap kelompok. Analisis data tersebut dilakukan dengan
3.9 EtikaPenelitian
clereance penelitian merupakan acuan bagi peneliti untuk menjunjung tinggi nilai
38
berupa keterangan tertulis yang diberikan oleh komisi etik penelitian untuk riset
yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas berpartisiasi atau menolak
menjadi responden. Pada Informed Consent juga dicantumkan bahwa data yang
3.9.4 Confidentiallity
diberikan harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan
kerahasiaan.
3.9.5 Benefit
3.9.6 Justice
adanya diskriminasi.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (2018). Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Jilid A. Jakarta: Depkes RI.
Dewi, V. N. ., & Sunarsih, T. (2013). Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta:
Salemba Medika.
Fikawati, S., & Syafiq, A. (2015). Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Praktik
Pemberian Asi Eksklusif. KESMAS, 4(3), 120–131.
https://doi.org/10.21109/kesmas.v4i3.184
Haryono, R., & Setianingsih, S. (2014). Manfaat Asi Eksklusif Untuk Buah Hati
Anda. Yogyakarta: Gosyen Publising.
Kamalah, Rizqi, Suherlin, Ika, P., & Saribu, I. H. (2021). Artikel history. Jurnal
Kebidanan Sorong, 1(1), 35–43. Retrieved from
https://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/view/365/346
Kharisma, Y., Ariyoga, A., & Sastramihardja, H. S. (2011). EEfek Ekstrak Air
Buah Pepaya (Carica papayaL.) Muda terhadap Gambaran Histologi Kelenjar
MammaMencit Laktasi. MKB, 43(4), 160–165.
https://doi.org/10.15395/mkb.v43n4.63
Pepaya (Carica Papaya L.) terhadap Kelancaran Produksi Air Susu Ibu (ASI)
pada Ibu Menyusui. Medula, 8(1), 39–43. Retrieved from
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/view/2097
Ramaiah, S. (2016). ASI dan Menyusui. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.
Sari, I. (2003). Daya Laktagogum Jamu Uyup-uyup dan Ekstrak Daun Katu
(Sauropus androgynous Merr.) pada Glandula ingluvrca merpati. Majalah
Farmasi Indonesia, 14(1), 265–269. Retrieved from
https://indonesianjpharm.farmasi.ugm.ac.id/index.php/3/article/view/734/595
Turlina, L., & Wijayanti, R. (2015). Pengaruh pemberian serbuk daun pepaya
terhadap kelancaran asi pada ibu nifas di bpm ny. hanik dasiyem, amd.keb di
Kedungpring Kabupaten Lamongan. Surya : Jurnal Media Komunikasi iIlu
Kesehatan, 7(1), 14–22. Retrieved from https://library.unej.ac.id/index.php?
p=show_detail&id=174304
LAMPIRAN
44
Jadwal Penelitian
LEMBAR OBSERVASI
A. Identitas Responden
1. Umur ………tahun
2. Inisiasi Menyusui Dini a. Ya
b. Tidak
*lingkari pilihan yang
sesuai
3. Bekerja a. Ya
b. Tidak
*lingkari pilihan yang
sesuai
B. Jumlah produksi ASI sebelum konsumsi air rebusan pepaya ………..ml
C. Jumlah produksi ASI setelah konsumsi air rebusan pepaya
1. Hari 2 ………..ml
2. Hari 3 ………..ml
3. Hari 4 ………..ml
4. Hari 5 ………..ml
5. Hari 6 ………..ml
6. Hari 7 ………..ml
Kelompok Kontrol
LEMBAR OBSERVASI
A. Identitas Responden
1. Umur ………tahun
2. Inisiasi Menyusui Dini c. Ya
d. Tidak
*lingkari pilihan
yang sesuai
3. Bekerja c. Ya
d. Tidak
*lingkari pilihan
yang sesuai
B. Jumlah produksi ASI (saat kelompok ekperimen belum konsumsi air ………..ml
rebusan pepaya)
C. Jumlah produksi ASI (saat kelompok ekperimen sudah konsumsi air
rebusan pepaya)
1. Hari 2 ………..ml
2. Hari 3 ………..ml
3. Hari 4 ………..ml
4. Hari 5 ………..ml
5. Hari 6 ………..ml
6. Hari 7 ………..ml
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
NAMA SOP SOP AIR REBUSAN PEPAYA DALAM MENINGKATKAN
PRODUKSI ASI IBU NIFAS
PENGERTIAN Tindakan pembuatan dan pemberian air rebusan pepaya kepada ibu
nifas
TUJUAN Meningkatkan produksi ASI ibu nifas
PETUGAS Peneliti
ALAT DAN 1. Buah pepaya muda 3 potong (100 gr)
BAHAN 2. Air 500ml.
3. Panci dan pengaduk
4. Kompor
5. Gelas
6. Lembar Observasi
PROSEDUR A. Tahap Prainteraksi
PELAKSANAAN 1. Cuci tangan
2. Menyiapkan alat dan bahan
B. Tahap Orientasi
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan, cara pembuatan rebusan buah pepaya dan
cara mengonsumsinya.
4. Menanyakan kesediaan dan kesiapan responden.
C. Tahap Kerja
1. Responden dianjurkan untuk mengosongkan payudara, 2 jam
sebelum pengambilan ASI
2. Pumping ASI sebelum mengkonsumsi air rebusan pepaya,
pada hari pertama penelitian selama 15 menit simpan di botol
ukur dan catat berapa volumenya (ml).
3. Bersihkan buah pepaya
4. Kupas kulitnya
5. Potong-potong buah pepaya dengan berat 1 potongnya 100
gram. Kemudian setiap potongan di bagi menjadi 3 (hal ini
untuk mempermudah proses pematangan)
6. Didihkan air 500 ml, rebus 3 potong buah pepaya (100 gram)
dalam air tersebut sampai matang, kurang lebih 5-10 menit.
7. Hasil air rebusan pepaya dikonsumsi dalam jangka 1 hari.
Lakukan perebusan dengan takaran yang sama sampai hari ke
tujuh.
8. Pumping ASI kembali di hari kedua sampai hari ke tujuh dan
hasilnya dicatat dalam lembar observasi.
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan
2. Mencatat hasil kegiatan
Lembar Keterngan Penelitian (Informed consent)
Peneliti
Rima Novalis
Saya bersedia meminum air rebusan pepaya dan dilakukan pengukuran produksi
ASI selama 7 hari ke depan. Dengan syarat, semua hasil yang diperoleh hanya akan
digunakan untuk kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan serta semua informasi
pribadi responden tidak akan dipublikasikan.
Demikian surat pernyataan ini saya sampaiakn, agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
(………………………….)
Lembar Persetujuan
Menjadi Responden Kelompok Kontrol (Informed consent)
Saya bersedia dilakukan pengukuran produksi ASI selama 7 hari ke depan. Dengan
syarat, semua hasil yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian
dan ilmu pengetahuan serta semua informasi pribadi responden tidak akan
dipublikasikan.
Demikian surat pernyataan ini saya sampaiakn, agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
(………………………….)