Anda di halaman 1dari 4

Political Brief

Lingkup Provinsi

Lebih 20 tahun pasca reformasi, politik Sulsel terbilang cukup dinamis. Fenomena kemenangan
kotak kosong pada pemilihan walikota Makassar pada tahun 2018 lalu memberi bukti bahwa
ketokohan, dana, dukungan partai dan nama Besar keluarga bukan jaminan untuk dapat meraih
kemenangan dalam kontestasi pemilu.

Sejak dimulainya pemilihan kepala daerah secara langsung, Sulawesi Selatan selalu diikuti oleh
lebih Dari 2 kandidat calon gubernur dengan pembagian geo politik Paket Bugis-Makassar.
Dimana peta geopolitik Sulsel dalam era kekinian dikenal adanya wilayah Bosowasi (Bone,
Soppeng, Wajo dan Sinjai), ada Ajatappareng (wilayah sekitar Danau Sidenreng) masuk daerah,
Parepare, Sidrap, Pinrang dan Barru. Wilayah Luwu Raya dan Toraja serta wilayah Selatan Selatan
Sulsel, mulai dari Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Selayar Bulukumba. Selain itu Makassar
selaku ibu kota Provinsi dengan penduduk relatif besar juga menjadi wilayah sangat
diperhitungkan dalam kemenangan para petarung politik.

Dari 3 kali pemilukada sebelumnya, dapat terlihat poros Utara - Selatan (Bugis-Makassar) masih
menguat. Apabila Calon Gubernur dari Makassar maka pasangan wakil berasal dari Bugis.
Uniknya, dari 3 kali perhelatan tersebut, calon yang menggandeng wakil dari Luwu Raya selalu
kalah seperti Amien Syam-Mansyur Ramli, Aziz Kahar-Mubyl Handaling saat berhadapan dengan
pasangan calon Syahrul Yasin Limpo-Agus Nu’mang tahun 2007, IAS-Azis Kahar saat melawan
SYL-Agus Nu’mang tahun 2014 dan Nurdin Halid-Aziz Kahar, Iksan YL-A.Cakka saat melawan
Nurdin Abdullah-A.Sulaiman pada pilgub 2018. Terlihat bahwa, meskipun Luwu Raya (Luwu, Luwu
Utara, Luwu Timur, Palopo) terbesar kedua suara pemilih terbanyak (783.221) setelah kota
Makassar (902.491), namun tidak pernah solid mendukung calon dari Luwu. Luwu tidak berdasar
politik identitas tetapi lebih pada figur kandidat (wawancara Babra Kamal: Staf Ahli Partai
Gerindra Sulsel).
Tabel Komposisi Perolehan Kursi DPRD Propinsi Sulawesi Selatan
(Sumber KPU Provinsi Sul-Sel)

Menjelang tahun politik 2024, dinamika politik di Sulawesi Selatan memunculkan beberapa figur
potensial calon gubernur. Tokoh muda yang sering disebut diantaranya adalah Adnan Puritcha
Yasin Limpo, saat ini (2021-2024) adalah menjabat bupati kabupaten Gowa dua periode. Pada
periode pertamanya tahun 2015 diraih melalui jalur independen, meski pada Saat itu Syahrul
Yasin Limpo (om dari Adnan YL) menjabat Gubernur Sulawesi Selatan tentu bukanlah hal yang
sulit untuk meraih dukungan partai. Kekuatan mesin politik Adnan ‘diwariskan’ dari Almarhum
ayahnya ikhsan Yasin Limpo, Kekuatan Birokrasi & Kepala Desa di kabupaten Gowa. Adnan
Purichta Ichsan sukses menjadi pemenang dari lima pasangan yang bertarung. Ia mematahkan
mitos di Sulawesi Selatan, yang di pilkada-pilkada sebelumnya, belum pernah ada anak petahana
yang memenangkan pertarungan, bahkan meraihnya melalui jalur independen. Beberapa
narasumber memaparkan bahwa meskipun Adnan secara popularitas tinggi, namun beliau masih
kurang percaya diri maju sebagai calon Gubernur, dan secara pribadi menempatkan dirinya
berpotensi sebagai figur calon Wakil Gubernur untuk tahun 2024.

Figur selanjutnya adalah Danny Pomanto, pejabat walikota Makassar saat ini. Mirip dengan pola
kerja Adnan YL dalam mendulang suara yaitu melalui kekuatan birokrasi dan kepala desa (RT dan
RW). Meskipun Bukan Putra daerah tetapi Danny Pomanto cukup populer dengan berbagai
inovasi dan kegiatan-kegiatan komunal di tingkat akar rumput, Kejelian menggunakan isu-isu
politik kesejahteraan seperti Lorong Garden dan Lorong Wisata. Makassar sebagai basis pemilih
signifikan (902.491) tentulah akan menjadi modal bagi Danny Pomanto untuk maju dalam
perhelatan pemilihan gubernur.

Partai Golkar Sulsel hingga kini belum jelas mengusung figur untuk pemilihan gubernur 2024.
Namun beberapa nama dari internal partai sudah mulai sering disuarakan. Diantaranya Taufan
Pawe ( Ketua DPD I Golkar Sulsel & mantan Walikota Parepare 2 periode), Ilham Arif Sirajuddin
(IAS - mantan Walikota Makassar). Adnan Puritcha YL (Bupati Gowa), Indah Putri Indriyani (Bupati
Luwu Utara), A. Fahsar M. Padjalangi (Bupati Bone). Namun dari beberapa figur tersebut yang
mengerucut saat ini adalah Taufan Pawe dan Ilham Arief Sirajuddin. Dibanding IAS, Taufan Pawe
secara popularitas masih rendah. Apalagi Saat ini, IAS menjabat Ketua Tim pemenangan
Airlangga di Sulawesi Selatan. Dukungan juga mengalir dari petinggi Golkar lainnya seperti Nurdin
Halid. Perpindahan IAS dari partai Demokrat ke Partai Golkar akibat kalahnya IAS merebut
kepemimpinan Partai Demokrat Sulawesi Selatan yang Saat ini diketuai Nikmatullah. Santer kabar
beredar dikarenakan ‘mahar’ IAS tidak mencukupi untuk menduduki posisi tersebut. Peralihannya
ke partai Golkar sendiri cukup mulus karena IAS Awal Karir politiknya adalah tokoh muda Golkar.
Satu-satunya sandungan bagi Ilham Arief Sirajuddin adalah cacat karir politiknya akibat
menyandang status mantan napi korupsi. Lebih lanjut, Pengamat Politik Sulsel Arief Wicaksono,
S.IP., M.A., memprediksi kemungkinan pemilihan Gubernur 2024 di Sulsel akan diikuti oleh 3
kandidat melalui 3 poros yaitu poros Golkar, Nasdem dan PAN atau Demokrat. (Wawancara 24
Nov 2022). Untuk Partai Nasdem Sulsel, figur kandidat pilgub 2024 akan mengusung Rusdi
Masse (mantan bupati Sidrap 2 periode) atau Danny Pomanto sebagai calon Gubernur. Rivalitas
antara kedua tokoh ini cukup unik dan dipenuhi kepentingan, mengingat wakil walikota Makassar
Saat ini adalah Fatmawati Rusdi yaitu Istri dari Rusdi Masse yang notabene Adalah Wakil Danny
Pomanto. Sedangkan figur Rusdi Masse sendiri di beberapa informan digambarkan sebagai
sosok tokoh yang kurang cakap dalam berkomunikasi sebagaimana layaknya seorang politisi.

Sebagai Incumbent, Andi Sudirman Sulaiman adalah tokoh sentral dalam pemilihan gubernur kali
ini. Gubernur Sulawesi Selatan periode 2021-2024 ini digambarkan oleh beberapa orang
terdekatnya sebagai seseorang yang sangat ‘beruntung’. Adik Kandung dari Amran Sulaiman
(Menteri Pertanian pada masa 2014-2019) adalah seorang profesional dibidangnya. Karir politik
pertamanya adalah saat maju menjadi Wakil Gubernur dari Prof. DR. Nurdin Abdullah yang di
dukung oleh PDIP. Namun jelang 2 tahun menjabat, Nurdin Abdullah tertangkap tangan KPK atas
kasus menerima suap dan gratifikasi dari sejumlah proyek. Andi Sudirman Sulaiman kemudian
menjabat Gubernur definitif untuk masa 2022-2023 dan menjalankan roda kepemimpinan tunggal.
Andi Sudirman Sulaiman dianggap tidak proaktif mempercepat pelantikannya sebagai gubernur
definitif, sehingga batas pengisian jabatan wagub yang sedianya diusulkan oleh DPRD Provinsi
gugur karena telah melewati masa pengajuan (hanya sampai 5 Maret 2022). Selain itu tak ada
catatan mengenai gerakan politik Sang Gubernur menjelang akhir masa jabatannya di tahun 2023
nanti. Figur Andi Sudirman Sulaiman Sendiri adalah seorang profesional di bidang konstruksi.
Kariernya berawal semasa mahasiswa Fakultas Teknik, beliau adalah penerima beasiswa “Thiess
Undergraduate Scholarship Program”, kemudian menapaki Karir di perusahaan multinasional PT.
Thiess Contractors Indonesia. Dari Curriculum vitae yang dilampirkan pada KPU Sulsel Saat
pencalonannya tahun 2018, Tak ada karier politik sebelumnya selain menjabat sebagai Ketua
OSIS semasa SMA. Sebagai incumbent, Andi Sudirman sangat potensial untuk kembali menjabat.
Selain sebagai petahana, figur kakak, Andi Amran Sulaiman (mantan Menteri Pertanian) adalah
figur politisi sekaligus penyandang dana yang kuat untuk ikut dalam kompetisi PILGUB 2024
nanti. Namun beberapa informan masih ragu dengan keinginan majunya kembali Andi Sudirman
pada periode berikutnya. Andi Sudirman Sulaiman kemungkinan akan lebih memilih untuk tidak
ikut kompetisi karena alasan keluarga (istri) dan nilai-nilai keagamaan yang diyakini beliau. Andi
Sudirman Sulaiman beserta istri adalah aktivis Wahdah Islamiah. Saat pertama kali menjabat
sebagai Wakil Gubernur, beliau sudah mengeluarkan peraturan yang kontroversi “Wisata Halal di
kabupaten Tana Toraja”. Pergub tersebut kemudian batal. Namun bila beliau bermaksud ikut
dalam konstestasi Pilgub 2024 itu tak lebih dari dorongan kakak (Andi Amran Sulaiman)
(wawancara; Zulhajar, 3 Januari 2023) dan PKS kemungkinan akan menjadi kendaraan politik
beliau mengingat kedekatan PKS dengan organisasi Wahdah Islamiah. Selain itu, PKS juga
sebagai partai pengusung pada periode sebelumnya tahun 2018.

Figur lain yang saat ini menghiasi papan iklan kota Makassar adalah Andi Muhammad Bau Sawa
Mappanyukki (MBSM). Seorang purnawirawan Perwira TNI-AD. Jabatan Karir Terakhir beliau
adalah Pangdam XIV/Hasanuddin yang baru pensiun pada Bulan September 2022. Ia merupakan
cucu dari Raja Bone ke-32, Andi Mappanyukki. Pahlawan Nasional dari Sulawesi Selatan yang
juga adalah cucu Raja Gowa ke-34, Makkulau Daeng Serang dan Keponakan Datu Luwu ke-38,
Bau Tenripadang Opu Datu. Kentalnya darah bangsawan dari berbagai 3 kerajaan besar
(Makassar- Bugis-Luwu) adalah modal sosial MBSM untuk maju sebagai calon Gubernur tahun
2024. Saat ini, MBSM memulai sosialisasi dengan menemui beberapa tokoh partai, tokoh
masyarakat & Tokoh adat di Sulawesi Selatan.
Aktor Ekonomi Politik di Sulawesi Selatan

Selain para kandidat, tokoh-tokoh Sulsel seperti Jusuf Kalla, Aksa Mahmud, Amran Sulaiman,
Syahrul Yasin Limpo dan Nurdin Halid adalah figur-figur yang akan kembali diuji ketokohannya
pada perhelatan mendatang. Meski jejak untuk Sulawesi Selatan, figur ketokohan baik ekonomi
dan politik) hanya efektif di beberapa daerah. Fenomena kemenangan Kotak kosong. Dua kali
kekalahan Munafri Arifuddin pada konstestasi Pilwali Kota Makassar 2018 dan 2021 menjadi
gambaran kekuatan trah keluarga dan korporasi adalah bukan jaminan. Pada garis keluarga,
Munafri Arifuddin adalah anak mantu dari Aksa Mahmud, pemilik Bosowa Corporation. Di
Makassar, Bosowa memiliki beberapa unit bisnis, dari tambang hingga transportasi, dari koperasi
hingga universitas. Sementara Aksa Mahmud adalah ipar Jusuf Kalla (JK). JK adalah pemilik
usaha Kalla Group, kelompok usaha terbesar di kawasan timur Indonesia yang berkantor pusat di
Makassar. Unit bisnis Kalla merambah banyak sektor, dari penjualan dealer otomotif, tambang,
energi, jalan, hingga mal.

Anda mungkin juga menyukai