Anda di halaman 1dari 3

Dakwah Mengenai Kewajiban Menutup Aurat Pada

Wanita

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiina, wasshalaatu wassalaamu ‘alaa sayyidinaa muhammadin sayyidil


awwaliina wal aakhiriina, wa’alaa aalihii washahbihii wamanihtada bihadyihii ilaa yaumiddiini.

Amma ba’du.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam, shalawat dan salam kiranya terlimpah atas penghulu
manusia, baik yang dahulu maupun yang belakangan, yakni junjungan kita Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam. Begitu pun atas segenap keluarga dan semua orang yang mengikuti petunjuknya,
sampai saat hari kemudian.

Hadirin sekalian yang saya hormati, sebelumnya tak lupa kita semua panjatkan puji dan syukur ke
hadirat Allahsubhanahu wa ta’ala. Karena atas berkat, rahmat, dan ridho-Nyalah kita semua bisa
berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat wal ‘afiat. Di kesempatan kali ini saya ingin mencoba
menjelaskan sedikit mengenai kewajiban menutup aurat pada wanita.

Seperti yang kita ketahui sebagai seorang Muslim, seluruh anggota tubuh wanita adalah aurat bagi yang
bukan muhrimnya kecuali wajah dan kedua telapak tangan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam memberi tahu pakaian muslimah sebagai berikut.

Yaa asmaa-u innal mar-ata idzaa balaghatil haidhalam yashluh ayyuraa minhaa illaa haadzaa wa
asyaaraa ilaa wajhihi wakaffaih.

Yang artinya “Hai asma’! Sesungguhnya seorang wanita apabila cukup umur tidak boleh dilihat
melainkan ini dan ini.” Begitulah kata Rasulullah sambil menunjukkan muka dan dua telapak tangannya.

Maka hadirin yang dicintai Allah, aurat wanita tersebut haruslah ditutupi dengan menggunakan pakaian
yang sesuai dengan ketentuan agama Islam. Sebutlah pakaian tersebut adalah jilbab. Dalam kamus Arab
Al Munjid, jilbab berarti al qomiishu awissaubul waasi yaitu pakaian lebar atau luas. Pakaian kebesaran
dan keagungan wanita Islam, yang taqwa. Perintah menggunakan jilbab terdapat dalam QS. Al Ahzab
ayat 59 yang berbunyi:

Yaa ayyuhannabiyyu qulli azwaajika wabanaatika wanisaa-il mu’miniina yudniina ‘alaihinna min
jalaabiibihinna, dzaalika adnaa ayyu’rafna falaa yu’dzaina, wakaanallaahu ghafuurarrahiimaa.
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin.
Hendaknya ia melibatkan pakaian (jilbab)nya ke seluruh tubuh mereka yang demikian itu supaya wanita-
wanita muslim lebih mudah untuk dikenal, dengan berbuat itu mereka tidak diganggu. Allah adalah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Hadirin sekalian, dalam ayat tersebut dapat kita ketahui bahwa jilbab selain menjadi penutup aurat
wanita, namun juga dapat digunakan sebagai identitas diri seorang muslimah. Karena Islam tidak pernah
mennyusahkan umatnya sekalipun. Islam menyayangi umatnya, maka itulah Islam mewajibkan kaum
Hawa menggunakan jilbab sebagai pelindung diri dari berbagai fitnah yang ada pada dirinya. Hukum
tersebut tidak lain ingin menjaga para muslimah dari hal-hal buruk.

Sebagai contoh, pernahkah kalian pergi ke mall? Atau tidak usah jauh-jauh, di gang di daerah tempat
tinggal kalian saja. Misalnya banyak laki-laki yang sedang nongkrong kemudian ada wanita lewat dengan
pakaian yang ala kadarnya, hanya dengan kaos ketat serta celana pendek dengan rambut berurai. Kira-
kira apa yang akan terjadi? Mungkin wanita tersebut akan diberi siulan, diganggu, bahkan dicolek-colek
karena melihat lekuk tubuh yang menggoda. Timbullah fitnah di dalamnya. Apakah salah para lelaki yang
tidak bisa menahan nafsunya? Sebagian iya, namun itu juga merupakan kesalahan si wanita yang tidak
menjaga auratnya.

Sebenarnya apakah maksud dari si wanita memamer-mamerkan bagian tubuhnya yang tidak pantas
diperlihatkan kepada selain mahramnya? Inginkah ia dikatakan cantik atau seksi? Sebenarnya semua
wanita itu cantik, tak perlu lagi diucapkan dan disahkan. Tidak perlu bangga dan ria dengan pujian atau
predikat ‘cantik’ yang diberikan kepada kita, wahai kaum muslimah sekalian. Karena tidak akan kita
meningkat keimanannya dengan kalimat-kalimat itu, tidak akan kita bertambah ilmunya, tidak akan kita
bertambah level keimanannya hanya dengan kalimat-kalimat yang merupakan kegombalan belaka.

Kemudian saya ingat saat perintah menutup aurat disebarkan setelah turunnya firman Allah, serentak
wanita dan gadis-gadis muhajirin merobek kain-kainnya yang belum terjahit dan mengenakan sebagai
penutup auratnya. Begitulah semangat ketaatan dan kepatuhan untuk menjalankan syariat Islam
sepanjang ajaran Rasulullah, sehingga mata-mata kaum Adam yang haram tidak sempat mengumbar
hawa nafsunya.

Namun penggunaan pakaian berjilbab dalam Islam tidak seenaknya saja. Boleh saja dengan potongan
yang berseni dan modis asalkan tidak bertentangan dengan batas-batas AlQuran dan hadits Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Wahai kaum muslimah yang dimuliakan Allah, seharusnya kita malu akan aurat kita yang terlihat oleh
orang-orang yang tidak halal bagi kita. Berilah definisi bahwa aurat itu adalah bagian-bagian yang bila
tersingkap atau terbuka akan timbul rasa malu bagi pemiliknya. Janganlah malu menggunakan jilbab di
era modern ini, karena dengan begitulah seorang wanita terjaga kehormatannya, dengan begitu pula
seorang wanita tidak terlihat murahan malah menjadi manusia yang mulia dan agung. Sesungguhnya
Allah menjadikan rasa malu sebagai mahkota kemuliaan seorang muslimah.
Hadirin rahimakumullah, pada akhirnya dapat kita ambil pelajaran dari uraian penjelasan tadi. Tutuplah
auratmu sebelum ditutup kain kafan oleh orang lain. Ayo sama-sama kita renungkan, Insya Allah masuk
akal. Sekian saja yang dapat saya sampaikan, mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan.
Kurangnya karena kebodohan dari diri saya semata, lebihnya dari Allah subhanahu wa ta’ala.

Subhaanakallaahumma wabihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta astaghfiruka waatuubu ilaiik.
Subhaana rabbika rabbil izzati amma yasifuun, wassalaamun ‘alal mursaliin. Walhamdulillahi rabbil
‘aalamiin. Wabillahi taufik walhidayah, Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai