KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya
sehingga kita dapat memperingati Hari Aksara Internasional (HAI) pada tahun 2022. Yang
dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan bersama semua satuan
pendidikan nonformal baik dari satuan pendidikan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) maupun
dengan maksud agar masyarakat senantiasa mengingat dan menyadari akan pentingnya
literasi sebagai masalah martabat dan hak asasi manusia, dan untuk memajukan agenda literasi
menuju masyarakat yang lebih melek huruf dan berkelanjutan. Momentum ini akan menjadi
kesempatan untuk memikirkan kembali pentingnya ruang belajar literasi untuk membangun
ketahanan dan memastikan pendidikan yang berkualitas, adil, dan inklusif untuk semua.
Agar kegiatan dapat berjalan sebagai tujuannya, maka kami mengharapkan dukungan,
kerjasama dan partisipasi dari semua fihak. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih dan
penghargaan kepada semua pihak atas segala dukungan, kerjasama dan partisipasinya dalam
mensukseskan penyelenggaraan Expo Pendidikan Non Formal dalam rangka Hari Aksara
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan berkahnya untuk kita semua.
Ketua Panitia
ii
HARI AKSARA INTERNASIONAL
DAFTAR ISI
JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
A. PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
I. PENUTUP ..................................................................................................................................... 9
iii
HARI AKSARA INTERNASIONAL
A. PENDAHULUAN
Puncak peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) yang diperingati sejak tahun 1967 setiap 8
buta aksara. Pada peringatan HAI tahun ini, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan,
“Hari Aksara Internasional yang kita peringati pada hari ini, mengedepankan semangat
penuntasan buta huruf. Hal ini sejalan dengan semangat utama dari Merdeka Belajar yaitu
meningkatkan kompetensi literasi dan numerasi peserta didik. Kami di Kemendikbudristek saat
ini terus mendorong dengan berbagai upaya untuk mencapai tujuan itu,” ujar Mendikbudristek
secara virtual pada peringatan HAI 2022 yang diselenggarakan di Kuta Mandalika, Lombok
Menteri Nadiem mengatakan salah satu terobosan besar Merdeka Belajar adalah penerapan
Asesmen Nasional (AN) sebagai pengganti Ujian Nasional (UN). “AN bertujuan untuk mengukur
kemampuan literasi dan numerasi pada peserta didik dan hasilnya tidak menentukan kelulusan
tetapi sebagai bahan refleksi dan evaluasi pembelajaran di sekolah,” ucap Mendikbudristek.
Berdasarkan hasil AN tahun 2021, kata Mendikburistek, terdapat 43 persen peserta didik yang
mampu memenuhi standar minimum untuk literasi. “Untuk itu, kita harus semakin mendorong
inisiatif-inisiatif yang berfokus pada peningkatan kemampuan literasi, salah satunya dengan
1
HARI AKSARA INTERNASIONAL
yang hadir untuk bergerak bersama memastikan pelajar di Indonesia memperoleh pendidikan
literasi yang efektif, relevan, dan menyenangkan. “Mari kita terus sukseskan Asesmen Nasional
dengan penerapan Kurikulum Merdeka dan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung
kemajuan literasi dengan bergerak serentak mewujudkan Merdeka Belajar,” ajak Menteri
Nadiem.
Senada dengan itu, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah, Iwan Syahril menyampaikan tema peringatan HAI yang dicanangkan
UNESCO pada tahun ini, telah sejalan dengan kebijakan Kemendikbudristek yang giat
melaksanakan program penguatan literasi, numerasi, dan karakter melalui Merdeka Belajar.
Tema yang diangkat UNESCO pada peringatan HAI 2022 yaitu ‘Transformasi Ruang
Pembelajaran Literasi’.
Merdeka Belajar, lanjut Iwan, secara konseptual bertujuan untuk mewujudkan kompetensi
pelajar Indonesia yang mencerminkan profil Pelajar Pancasila. “Program Merdeka Belajar juga
adalah layanan pendidikan yang berpusat pada peserta didik dengan memberikan keleluasaan
pada pendidik dan peserta didik untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran yang
Selain meningkatkan akses layanan pendidikan melalui penuntasan buta aksara dan
mengatasi anak usia sekolah yang tidak sekolah, lanjut Iwan, program dan layanan pendidikan
di Indonesia harus diarahkan untuk menciptakan sistem pembelajaran yang merdeka bagi
semua peserta didik, pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. “Hal ini demi terwujudnya
manusia Indonesia yang berkualitas menuju peradaban baru 2045 yaitu profil Pelajar Pancasila,”
kata Iwan.
Dalam peringatan HAI ini, kata Iwan, penurunan buta aksara adalah salah satu indikator dari
keberhasilan atau kemajuan pendidikan di suatu negara. “Mengacu pada hasil Survei Sosial
Ekonomi Nasional (Susesnas) tahun 2021, angka buta aksara di Indonesia tinggal 1,56 persen atau
2
HARI AKSARA INTERNASIONAL
Jumlah tersebut menurun jika dibandingkan dengan data buta aksara tahun 2020 dengan
angka buta aksara 1,71 persen atau sekitar 2,9 juta orang,” papar Iwan.
Penurunan angka buta aksara telah menjadi komitmen dunia yang tertuang dalam program
Director and Representative UNESCO Office Jakarta, Regional Science Bureau for Asia and The
Pacific, Mohammed Djelid memberikan selamat kepada pemerintah Indonesia yang telah
bekerja secara efektif melalui program pendidikan yang komprehensif dalam bidang literasi
pascapandemi Covid-19.
Di Balikpapan terdapat Satuan Pendidikan Nonformal (SPNF), terdiri dari satuan pendidikan
yang didirikan oleh Pemerintah disebut Sanggar kegiatan Belajar (SKB) dan yang didirikan oleh
Proses atau kegiatan yang di SKB dan PKBM sangat penting dalam kehidupan masyarakat. SKB
dan PKBM memiliki program pendidikan mulai dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini sampai
dengan pendidikan Kesetaraan Program Paket A setara jenjang Sekolah Dasar, Kesetaraan
Program Paket B setara jenjang Sekolah Menengah Pertama dan Kesetaraan Program Paket C
Rentang usia yang dapat belajar di Satuan Pendidikan Nonformal mulai dari 0 tahun sampai
3
HARI AKSARA INTERNASIONAL
Kegiatan belajar (SKB) dan Pusat Kegiatan Belajar masyarakat (PKBM). Kegiatan-kegiatan yang
3. Prestasi, karya, kreativitas serta peluang kerja lulusan satuan pendidikan nonformal.
Sedangkan tujuan dari kegiatan ini adalah mempromosikan atau memamerkan kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan nonformal (SKB dan PKBM) se-Kota
Prestasi, karya, kreativitas serta peluang kerja lulusan satuan pendidikan nonformal.
C. TEMA KEGIATAN
Dilansir situs UNESCO, tema Hari Aksara Internasional 2022 adalah "Transforming Literacy
Learning Spaces" atau "Mentransformasi Ruang Belajar Literasi". Tema ini diharapkan menjadi
kesempatan untuk memikirkan kembali pentingnya ruang belajar literasi demi membangun
Di Indonesia, momentum Hari Aksara Internasional tersebut diberi nama Hari Aksara Nasional.
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Republik Indonesia (PMPK Kemdikbud RI), tema Hari Aksara
4
HARI AKSARA INTERNASIONAL
D. BENTUK KEGIATAN
Bentuk kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah:
Pembuatan Video Pendek Tentang Literasi bagi Peserta Didik Pendidikan Kesetaraan
Senam Bersama
Stand Pameran/Expo.
E. PESERTA KEGIATAN
Peserta kegiatan ini adalah Kegiatan Expo Pendidikan Non Formal dalam rangka Hari Aksara
Internasional (HAI) Tahun 2022 Kota Balikpapan diikuti oleh Seluruh Pendidik dan Tenaga
Kependidikan serta perwakilan peserta didik Pendidikan Kesetaraan SKB dan PKBM Se-Kota
5
HARI AKSARA INTERNASIONAL
Dome Balikpapan
G. RINCIAN BIAYA
Pembuatan Undangan 100 @ Rp. 10.000,- Rp. 1.000.000,-
Lunch box untuk peserta, undangan dan panitia 500 orang @Rp. 35.000,- Rp. 17.500.000,-
Snack box untuk peserta, undangan dan panitia 500 orang @Rp. 20.000,- Rp. 10.000.000,-
6
HARI AKSARA INTERNASIONAL
H. SUSUNAN PANITIA
Pengarah : Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
A. Seksi Lomba
B. Seksi Pameran/Expo
7
HARI AKSARA INTERNASIONAL
B. Seksi Dokumentasi
E. Seksi Konsumsi
8
HARI AKSARA INTERNASIONAL
I. PENUTUP
Demikian proposal penyelenggaraan Expo Pendidikan Non Formal dalam rangka Hari Aksara
Internasional (HAI) Tahun 2022 Kota Balikpapan, semoga bisa terlaksana dengan baik. Terima