Uas - Proposal Akbar
Uas - Proposal Akbar
Oleh:
2004055
Dalam penelitian dan penyusunan proposal ini penulis telah mendapatkan banyak
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada:
1. Kepada Allah SWT, Yang Maha Esa dan Tuhan seluruh alam semesta.
2. Kepada kedua orang tua dan keluarga besar yang turut memberikan do’a,
dukungan material dan non - material, semangat, serta motivasi.
3. Seluruh teman – teman DIII Teknik Elektromedik yang telah memberikan
cerita berharga dan kenangan selama masa perkuliahan yang tidak akan penulis
lupakan, serta membantu penulis dalam menyelesaikan proposal ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu semua jenis saran, kritik, dan masukan yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan. Akhir kata, semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat dan memberikan
wawasan tambahan bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.
iv
ABSTRAK
lingkungan karena banyaknya fasilitas pelayanan kesehatan atau fasyankes yang tidak
dapat mengolah limbah medis sehingga limbah medis langsung dibuang tanpa adanya
penyimpanan terlebih dahulu terutama untuk limbah medis yang bersifat infeksius yaitu
limbah medis yang beresiko untuk menularkan penyakit karena tidak adanya pengolahan
Masa penyimpanan limbah B3 medis selain megikuti ketentuan dalam PP 101 tahun 2014
juga mengikuti ketentuan dalam PERMEN LHK No. 56 Tahun 2015, yang
lama 2 (dua) hari pada temperatur tempat penyimpanan limbah medis infeksius lebih
utama berupa: kompressor, kondensor, pipa kapiler, filter, dan evaporator. Dengan
pengaturan suhu yang memiliki range 0°C - 2°C, yang dilengkapi dengan Arduino
sebagai pengolah data, sensor suhu DS18B20 yang berfungsi sebagai sensor suhu, LCD
16x2 sebagai penampil hasil pembacaan, serta Magnetic Reed switch yang berfungsi
sebagai sensor pintu yang nantinya akan terhubung ke buzzer jika pintu terbuka.
Pengujian suhu dilakukan sebanyak 6 (enam) kali dengan menggunakan alat pembanding
yaitu thermometer digital, dengan dilakukan 3 kali pengujian pada suhu 0°C, 1°C, dan
2°C, dan menggunakan beban berupa Biohazard Box 5 Liter yang diuji pada suhu 0°C,
v
ABSTRACT
Medical waste is the main factor causing many problems in the environment because
there are many health care facilities or health facilities that cannot process medical waste
so that medical waste is immediately disposed of without any storage, especially for
medical waste that is infectious, namely medical waste that is at risk for transmitting
disease because it is not prior processing or storage to eliminate these risks. The storage
period for medical B3 waste in addition to following the provisions in PP 101 of 2014
also follows the provisions in PERMEN LHK No. 56 of 2015, which recommends storing
Based on these problems, the authors make a device for storing medical waste that
uses a refrigeration system with the main components: compressor, condenser, capillary
tube, filter, and evaporator. With a temperature setting that has a range of 0°C - 2°C,
Magnetic Reed switch which functions as a sensor pintu which will later connected to the
buzzer if the door is open. The temperature test was carried out 6 (six) times using a
comparison tool, namely a digital thermometer, with 3 tests carried out at a temperature
of 0°C, 1°C, and 2°C, and using a load in the form of a 5 Liter Biohazard Box which was
vi
BAB I PENDAHULUAN
Limbah medis merupakan hasil buangan yang dihasilkan dari kegiatan medis
berupa jarum suntik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas, nanah,
jaringan tubuh manusia, limbah sitosik, limbah farmasi, limbah kimia, hingga limbah
radioaktif. Limbah medis harus dapat diolah dengan cepat, ataupun dibuang setelah
dihasilkan. Pembuangan akan menjadi pilihan terakhir jika limbah medis tidak dapat
diolah [1].
hubungannya dengan dunia kesehatan. Oleh karena itu, maka sarana pelayanan
limbah medis tidak dapat diolah sehingga tidak menyebabkan pencemaran pada
lingkungan. Limbah medis harus disimpan pada suhu yang berada pada titik
inovasi alat penyimpanan dingin untuk limbah medis dengan titik suhu yang memiliki
keakuratan pasti dalam mengatur suhu penyimpanan agar tidak menyebabkan potensi
1
bahaya yang terkandung didalam limbah medis infeksius serta tingkat infeksius dari
penyimpanan yang harus menyentuh titik suhu yang telah ditentukan agar dapat
menyimpan limbah medis infeksius selama 2 hari. Sensor DS18B20 sebagai digital
Serta melengkapi alat dengan Biohazard Box yang berbentuk kotak wadah pengaman
untuk menampung sementara sisa limbah medis. Limbah medis harus disimpan
dengan limbah non-medis, membatasi akses lokasi, serta pemilihan tempat yang tepat
[4].
refrigerasi agar dapat mencapai suhu 0°Celsius - 2°Celsius serta sensor pintu yang
berfungsi sebagai indikator bahwa pintu terbuka pada saat alat bekerja. Pintu yang
2. Penyimpanan limbah medis pada titik suhu 0°Celsius - 2°Celsius dapat disimpan
2
1.4 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
khusus dari alat ini adalah melakukan perancangan alat untuk tempat
1.5 Manfaat
Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
medis.
pencemaran lingkungan akibat dari limbah medis yang tidak dapat diolah.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian yang pertama yaitu penelitian yang dilakukan oleh [1], dengan
dinyatakan dalam undang – undang Brazil yang dimana dalam penelitian ini,
sebagian besar fasilitas kesehatan di Brazil Selatan tidak sesuai dengan prinsip –
prinsip pengolahan limbah medis menurut undang – undang Brazil dan hanya
dari penelitian ini adalah, peneliti menggunakan prinsip – prinsip yang diatur
kekurangan yang ada maupun permasalahan apa saja yang di angkat dalam
dilakukan dengan range penelitian yang ber skala kecil yaitu di beberapa Rumah
Sakit Brazil Selatan saja, sehingga perlu adanya penelitian di lokasi lain di Brazil
Selatan.
UNO” yang meneliti tentang kerja alat pengontrol temperatur air dengan parameter
waktu dan perubahan kenaikan suhu pada pagi, siang dan malam hari. Dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh penulis, didapat bahwa pada saat pagi hari
temperatur air mengalami kenaikan sebesar 100°C selama 37,28 Menit, kemudian
pada siang hari temperatur air mengalami kenaikan sebesar 100°C selama 35,46
Menit, dan pada mala hari temperatur air mengalami kenaikan sebesar 100°C
selama 31,40 Menit. Untuk kelebihan dari penelitian ini adalah penulis
penelitian ditemukan adanya kesalahan penulisan serta saran dari penulis yang
dirasa tidak begitu penting yaitu pada tugas akhir ini dengan menggunakan Alat
4
pengontrol suhu otomatis pada air [4], yang mana pembaca menyarankan agar
pembacaan lebih akurat, harus lebih teliti dalam mengambil data. Penulis
menuliskan saran yang jauh lebih baik seperti menyarankan untuk menggunakan
sensor suhu atau heater yang jauh lebih baik lagi agar keakuratan pembacaan data
Kapiler 170cm dan Refrigeran R600a” yang bertujuan untuk membuat alat berupa
kulkas dua pintu dengan skala rumah tangga yang menggunakan siklus kerja dari
kompressor bersiklus uap. Dengan hasil dari pengujian adalah kisaran suhu
73kJ/kg dan tertinggi sebesar 79kJ/kg dan koefisiensian kulkas dua pintu rata – rata
sebesar 85,85% dengan kelebihan dari alat yaitu suhu yang bisa mencapai suhu
dan respon pemerintah terhadap masalah tersebut. Selain dengan cara optimalisasi
kapasitas dasar yang ada, pemerintah juga mencari kapasitas cadangan dengan
kelebihan yaitu mengangkat topik limbah medis pada masa COVID – 19, sehingga
5
terkait penanganan limbah medis pada masa COVID – 19. Sementara untuk
kekurangan dari penelitian ini adalah penulis tidak memberikan saran terkait
atau tindakan-tindakan yang dapat merugikan [7]. Dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh penulis, dengan meneliti tegangan pada buzzer yang dijadikan
alarm dengan membuat 6 data yaitu tegangan buzzer pada data pertama, kedua dan
ketiga tertampil 0Vdc dengan rata – rata 0Vdc dan keterangan buzzer tidak
berbunyi. Kemudian tegangan buzzer pada data keempat tertampil 8,95Vdc, pada
data kelima tertampil 9,98Vdc, dan pada data keenam tertampil 8,98Vdc dengan
rata rata tegangan sebesar 8,94Vdc dan keterangan alarm dapat berbunyi. Untuk
kekurangan pada penelitian ini yaitu tidak adanya cadangan power supply apabila
1.Konduksi
Konduksi merupakan perpindahan kalor yang berada
dari tempat bersuhu tinggi ke tempat yang memiliki suhu
6
lebih rendah dan tidak disertai perpindahan zat
perantaranya. Contoh dari konduksi adalah ketika
mengaduk air yang dipanaskan. Semakin lama mengaduk,
maka sendok akan ikut menjadi panas karena terjadi
konduksi panas dari kalor air panas ke sendok.
2.Konveksi
Konveksi merupakan perpindahan atau aliran dari
kalor yang disertai dengan perpindahan zat perantaranya.
Contoh dari konveksi adalah gerakan naik dan turun dari
air ketika sedang dipanaskan.
3.Radiasi
Radiasi merupakan perpindahan kalor yang terjadi
tanpa melalui zat perantara. Contoh dari perpindahan kalor
secara radiasi adalah rasa hangat pada tubuh yang
dihasilkan dari api unggun atau pancaran lampu.
7
Evaporator akan menghasilkan penambahan kalor pada tekanan
tetap yang menimbulkan penguapan menuju uap jenuh.
bahan atau menjaga suhu ruangan yang berada di bawah temperatur suhu
makanan atau minuman agar tetap layak dikonsumsi disebut dengan kulkas.
manusia. Cara kerja sistem refrigerasi adalah dengan menyerap panas yang
bahan dan ruang sesuai kebutuhan. Jenis lemari es meliputi siklus kompresi
2.2.3 Refrigerator
Refrigerator atau lemari es adalah alat yang digunakan untuk
dan sebaliknya. Siklus ini berulang atau berulang dalam sistem pendingin,
prinsip kompresi uap, dan karena COP (koefisien kinerja) yang sangat baik,
makanan.
8
Gambar 2 2 Cara Kerja Refrigerator
ada didalamnya dan ada juga komponen tambahan yang ada pada
• Kompresor
9
Gambar 2 3 Kompressor dan Posisi Kompressor Pada Refrigerator
• Evaporator
suhunya juga rendah. Oleh karena itu, bagian ini juga biasa disebut
10
• Kondensor
• Pipa Kapiler
penyumbatan.
11
Gambar 2 6 Pipa Kapiler dan Posisi Pipa Kapiler Pada Refrigerator
ini terdiri dari serat dan pengering, yang berguna untuk menyaring
dan kaca samping. Refrigeran cair menyaring uap air dan benda
utama.
12
Gambar 2 7 Filter dan Posisi Filter Pada Refrigerator
• Sensor DS18B20
• Mikrokontroler ATMega328P
13
yang baik, mikrokontroler harus sangat sensitif untuk menghindari
mikrokontroler.
14
4) PortC (PC0 – PC6) yang merupakan port input/output untuk
Ellwood dari Nokia Bell Labs pada tahun 1936. Contoh aplikasi
penggerak silinder. Cara kerja sensor ini adalah jika ada medan
dalam silinder atas dan bawah, posisi sensor menempel pada badan
15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Sumber listrik dari PLN (Perusahaan Listrik Negara) sebesar 220 Vac akan
memberi suplai tegangan ke sistem refrigerasi dan power supply untuk memberi
refrigerasi bekerja, suhu yang dihasilkan oleh sistem refrigerasi akan dibaca oleh
reed switch yang merupakan sensor pintu akan memberikan inisasi pemrosesan ke
nilai suhu beserta kondisi menyala atau tidaknya sistem refrigerasi beserta
menyalanya buzzer dan LED (Light Emitting Diode) ketika pintu terbuka dan
driver SSR (Solid State Relay) yang akan menyalakan atau mematikan kompressor
16
3.2 Diagram Alir
Gambar 3.2 merupakan diagram alir alat dengan penjelasan diagram alir
sebagai berikut. Pada saat dimulai, mikrokontroller akan membaca pendataan dari
status pintu dengan data apakah pintu tertutup atau terbuka. Pada saat pintu tidak
tertutup, maka buzzer akan aktif dan kembali ke pembacaan data dari sensor
pintu. Ketika pintu tertutup, maka sensor suhu akan membaca suhu pada bagian
dalam alat dengan keterangan apakah suhu pada bagian dalam alat sudah lebih
dari atau sama dengan 2°C. Jika suhu lebih dari atau sama dengan 2°C, maka
sistem refrigerasi tidak akan bekerja dan kembali ke pembacaan data suhu dari
sensor pintu. Jika suhu kurang dari atau sama dengan 2°C maka sistem refrigerasi
akan bekerja kemudian tampilan suhu dan kondisi menyala atau matinya sistem
17
3.3 Diagram Mekanis
DIMENSI ALAT
Panjang
534 mm/53,4 cm
Lebar
485 mm/48,5 cm
18
Tinggi
1100 mm/110 cm
Berat
±34 Kg
3.4 Alat dan Bahan
Untuk melakukan penelitian pada tugas akhir, dibutuhkan beberapa alat dan
3.4.1 Alat
Tabel 3 2 Tabel Alat
1 Laptop 1
2 Toolset 1
3 Software Proteus 1
4 Attractor 1
5 Mesin Las 1
6 Mesin Bor 1
7 Solder 1
3.4.2 Bahan
Tabel 3 3 Tabel Bahan
19
1 Papan PCB Secukupnya
2 ATMega328P 1
3 Timah Secukupnya
4 Kompresor 1
5 Kondensor 1
6 Filter Drier 1
7 Pipa Kapiler 1
8 Evaporator 1
9 Driver SSR 1
11 LCD 16X2 1
12 Resistor Secukupnya
14 Buzzer 1
15 LED 6
Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan, terdapat beberapa perangkat
keras yaitu:
20
3.5.1 Rangkaian Refrigerator
Rangkaian Refrigerator adalah rangkaian yang berfungsi untuk
yang digunakan yaitu kompresor yang akan mengambil udara dari sekitar
setelah itu diberi tekanan didalam tabung, lalu disalurkan sebagai udara
diubah menjadi refrigerant cair yang akan masuk ke filter untuk disaring
Refrigerator:
21
3.5.2 Rangkaian Keseluruhan
penilaian hasil data yang diperlukan dari pengujian parameter yang terdapat pada
alat yaitu suhu. Melalui analisis data, penulis dapat mengetahui kekurangan dan
kelebihan dari alat yang dirancang. Teknik analisis data yang dipakai oleh penulis
Rata – rata merupakan nilai yang didapat dari pembagian nilai data
penjabaran berikut:
Keterangan:
X = Rata – Rata
n = Banyak Data
22
3.8 Teknik Pengujian Alat
• Pengujian Suhu
ada pada Refrigerator pada saat ada beban tepat atau tidak
Keterangan Bulan
23
Penentuan alat
Mengumpulkan Data
Pada Karya Tulis Ilmiah
Merancang Alat
Pengambilan Data
24
DAFTAR PUSTAKA
management in the south of Brazil,” Waste Manag., vol. 25, no. 6 SPEC. ISS., pp.
[2] P. Y. br Sitepu, “Sistem Pengelolaan Limbah Medis Padat dan Cair serta Faktor-
Faktor yang Berkaitan dengan Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Medis Padat dan
Cair di Rumah Sakit Umum Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2015,” 2015.
PELAYANAN KESEHATAN.”
25