iki
hIbadahBer
gambar
Bel
ajarHukum I
sl
am denganMudah,Menar
ikEf
ekt
ifDanS
ingkat
Ber
s iS
uc ha
lat Pua
sa Za
kat Ha
ji
D
.Abdul
l
ahBahmmam
T
erj
emah
S
upr
iadi
Yos
upBoni
Edi
t
Ar
tawi
j
aya
AbuAbdur
rahma
n
Bab Puasa
Rukun Puasa
Pertama, Menahan diri
dari semua hal yang Kedudukan Niat
membatalkan puasa sejak Dalam Puasa
terbitnya matahari sampai Diwajibkan meniatkan puasa sejak awal
terbenamnya matahari. malam jika puasanya termasuk puasa wajib.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Dan Namun jika puasa sunnah, dibolehkan berniat
makan minumlah hingga terang bagimu benang setelah terbit matahari selama belum sarapan.
putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian Diriwayatkan oleh Aisyah Radhiyallahu Anha,
sempurnakanlah puasa itu sampai datangnya ia berkata, “Suatu hari Rasulullah Shallallahu
malam hari.” (Al-Baqarah: 187). Yang dimaksud dengan Alaihi wa Sallam datang kepadanya seraya
“benang putih” adalah terangnya siang dan “benang bertanya, “Adakah sesuatu yang dapat kita
hitam” adalah gelapnya malam. makan?” Aisyah menjawab, “Tidak ada.”
kemudian Rasulullah bersabda, “Kalau begitu
Kedua, Niat hari ini saya berpuasa .”(1)
Ketika seseorang menahan diri dari segala
yang membatalkan puasa, ia meniatkan untuk
(1) HR. Muslim
Rukun Puasa, hal-hal yang dibolehkan saat berpuasa, sunnah-sunnah puasa, hal-hal yang dimakruhkan serta hal-hal yang membatalkan puasa.
Bab Puasa
5-Memperbanyak Ibadah
Kepada Allah.
Hukum Orang yang Seperti membaca Al-Qur’an, berdzikir kepada
Allah, mendirikan shalat tarawih, bangun shalat
Berbuka Karena malam, memperbanyak shalat di malam lailatul
qadar, mendirikan shalat rawatib, besedekah, lebih
Keliru banyak berderma, menyiapkan buka puasa untuk
Jika seseorang berbuka puasa karena ia orang lain, melaksanakan umrah dan sebagainya.
mengira matahari telah terbenam, atau ia Sebab semua amal shaleh dilipat gandakan
menyangka matahari belum terbit dan ternyata pahalanya di bulan Ramadhan. Dari Ibnu Abbas
persangkaannya itu keliru. Maka ia tidak Radhiyallahu Anhuma ia berkata, “Rasulullah
wajib mengganti puasanya. Allah Subhanahu Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah orang yang
wa Ta’ala berfirman, “ ..Dan tidak ada dosa paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi
bagimu terhadap apa yang kamu khilaf ketika tiba bulan Ramadhan. Saat malaikat Jibril
padanya, tetapi yang ada dosanya apa yang Alaihissalam datang menemuinya, dan jibril datang
disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha menemuinya setiap malam untuk mengulang-
Pengampun Lagi Maha Penyayang.” (Al-Ahzab: ulangi bacaan Al-Qur’annya, dan Rasulullah lebih
5). Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dermawan dibanding angin yang bertiup.”(5)
juga bersabda, “Allah Subhanahu wa Ta’ala malam untuk mengulang-ulangi bacaan Al-
memaafkan kesalahan umatku karena tidak Qur’annya, dan Rasulullah lebih dermawan
sengaja, atau karena lupa atau karena dipaksa dibanding angin yang bertiup.”(6)
melakukannya.”(1)
Rukun Puasa, hal-hal yang dibolehkan saat berpuasa, sunnah-sunnah puasa, hal-hal yang dimakruhkan serta hal-hal yang membatalkan puasa.
Bab Puasa
Beberapa Peringatan
https://www.al-feqh.com/id
(1) HR.Muslim
Rukun Puasa, hal-hal yang dibolehkan saat berpuasa, sunnah-sunnah puasa, hal-hal yang dimakruhkan serta hal-hal yang membatalkan puasa.
Bab Puasa
Rukun Puasa, hal-hal yang dibolehkan saat berpuasa, sunnah-sunnah puasa, hal-hal yang dimakruhkan serta hal-hal yang membatalkan puasa.
3- Muntah dengan
https://www.al-feqh.com/id
sengaja
Yaitu mengeluarkan makanan atau
minuman dari dalam perut melalui
mulut dengan sengaja, namun jika ia
terpaksa muntah secara tidak disengaja,
maka puasanya sah, diriwayatkan
dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam, ia bersabda: “ barang siapa
yang terpaksa muntah maka tidak wajib
baginya mengqadha puasa, dan barang
siapa yang sengaja muntah maka wajib
baginya qadha”
4- keluarnya darah
haidh atau nifas
Kapan saja seorang wanita melihat
keluarnya darah haidh atau nifas,
meskipun pada detik-detik terakhir
terbenamnya matahari waktu maghrib,
maka puasanya batal, dan ia wajib
mengqadhanya.
Perhatian:
Bekam menurut pendapat yang kuat,
yaitu mengeluarkan darah dari tubuh
dengan bantuan peralatan khusus
adalah tidak membatalkan puasa.
Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam berbekam dalam keadaan
berpuasa, dari Abu Sa’id Al-Khudry
rahiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah
memberi rukhshah (keringanan) bagi
orang yang berpuasa untuk mencium
istri dan berbekam, akan tetapi
berbekam adalah hal yang tidak disukai
karena menyebabkan lemah.” Juga
diriwayatkan dari “Anas bin Malik
radhiyallahu ‘anhu ketika ditanya,
apakah kalian membenci bekam bagi
orang yang berpuasa, Anas berkata:
tidak, melainkan hanya dikarenakan
bekam bisa membuat lemah”.