LKP - Griselda Nindy A Th. 2022
LKP - Griselda Nindy A Th. 2022
DI PT KHARISMA PRINTEX
Oleh:
GRISELDA NINDY ALIFA
NPM. 19420037
KIMIA TEKSTIL
Oleh:
GRISELDA NINDY ALIFA
NPM. 19420037
KIMIA TEKSTIL
Oleh:
GRISELDA NINDY ALIFA
NPM. 19420037
KIMIA TEKSTIL
Oleh:
GRISELDA NINDY ALIFA
NPM. 19420037
KIMIA TEKSTIL
Pembimbing I Pembimbing II
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Industri.
Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya.
Laporan Praktik Kerja Industri ini bertujuan untuk memenuhi tugas dan
persyaratan dalam menempuh Pendidikan Program Diploma-IV Jurusan Kimia
Tekstil di Politeknik STTT Bandung. Penyusunan Laporan Praktik Kerja Industri
ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan orang lain. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan doa dan dukungan
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Industri ini.
2. Ibu Maya Komalasari S.Si.T., MT selaku pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk mengarahkan, membimbing dan memotivasi
saya dalam menyelesaikan laporan Praktik Kerja Industri.
3. Bapak Sutan Ahmadin Erdam P, S.ST selaku pembimbing dan seluruh
karyawan PT Kharisma Printex yang telah membantu dan membimbing
saya selama pelaksanaan Praktik Kerja Industri.
4. Teman-teman kelas yang telah membantu dan memberikan motivasi saya
dalam pelaksanaan dan pembuatan Laporan Praktik Kerja Industri ini.
Laporan Praktik Kerja Industri ini diharapkan dapat bermanfaat untuk saya dan
juga pembaca yang selanjutnya akan menjadi referensi bagi penerapan Praktik
Kerja Industri yang lebih baik. Saya berharap kekurangan yang ada dalam
laporan ini dapat dievaluasi demi kemajuan dalam penyusunan di masa
mendatang.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................vi
RINGKASAN.........................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
2.3.1 Permodalan.................................................................................................19
2.3.2 Pemasaran..................................................................................................20
2.4 Ketenagakerjaan.........................................................................................20
ii
3.1 Perencanaan dan Pengendalian Produksi..................................................31
3.2 Produksi......................................................................................................35
BAB IV DISKUSI..................................................................................................80
BAB V PENUTUP.................................................................................................97
5.1 Kesimpulan.................................................................................................97
5.2 Saran...........................................................................................................97
iii
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................98
LAMPIRAN...........................................................................................................99
DAFTAR TABEL
iv
Tabel 3.9 Resep pemasakan, pengelantangan dan pemutih optik pada kain
kapas-poliester 60%-40% (CVC).........................................................................45
Tabel 3.10 Spesifikasi generator set....................................................................62
Tabel 3.11 Data mesin-mesin PT Kharisma Printex.............................................75
Tabel 3.11 Data mesin-mesin PT Kharisma Printex (lanjutan).............................76
Tabel 3.11 Data mesin-mesin PT Kharisma Printex (lanjutan).............................77
Tabel 4.1 Resep pencapan nomor produksi 1-052022-00423.............................89
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
RINGKASAN
Jenis kain yang diproduksi oleh PT Kharisma Printex adalah kain katun, poliester
kapas (TC) dan CVC. Kain yang digunakan bahan bakunya berasal dari
pelanggan (makloon). Proses produksi mulai dari Bagian Pretreatment, Bagian
Printing dan Bagian Finishing dengan sarana penunjang produksi yang
digunakan adalah mesin Jet Dyeing dan mesin Stenter. Sarana penunjang dalam
produksi meliputi tenaga listrik dari PLN sebesar 555 kVA dan tenaga listrik yang
berasal dari generator set dengan tegangan sebesar 750 kVA, tenaga uap
berupa steam boiler dengan tekanan 10 bar dan oil boiler dengan tekanan 8 bar
dan 10 bar, laboratorium, pengolahan air proses serta pengolahan air limbah. PT
Kharisma Printex mengambil sumber dari dua buah air sumur artesis untuk air
proses produksi dan terdapat pengolahan air limbah yang dilakukan secara fisika
dan kimia.
Pada bagian tinjauan khusus berisi analisis alur proses pencapan kain rajut
campuran poliester-kapas 60%-40% (TC) menggunakan zat warna pigmen pada
mesin rotary printing dan masalah kain cacat outsetting pada nomor produksi 1-
052022-00423. Alur proses yang dilalui yaitu proses mengenai perencanaan
produksi, pengendalian produksi, pemeliharaan dan perbaikan mesin serta
pengendalian mutu. Proses perencanaan dan pengendalian produksi dilakukan
oleh Bagian PPC dengan membuat perencanaan kartu produksi untuk proses
produksi yang akan dilakukan. Proses produksi pada kain nomor produksi 1-
052022-00423 dimulai dari proses persiapan kain, proses persiapan
penyempurnaan (scouring-bleaching), proses pencapan menggunakan zat warna
pigmen, proses penyempurnaan kimia dengan menggunakan softener, quality
control kain jadi dan pengepakan. Pemeliharaan dan perbaikan mesin rotary
printing di Bagian Printing meliputi pemeriksaan setting screen, pembersihan,
perbaikan dan pemeliharaan teratur panel mesin, badan mesin dan lingkungan
sekitar mesin. Pengendalian mutu yang dikerjakan pada kain yang telah
dikerjakan telah sesuai dengan standar perusahaan dan disepakati oleh
konsumen.
viii
BAB I PENDAHULUAN
Kendala yang dihadapi selama kegiatan Praktik Kerja Industri yaitu keterbatasan
mahasiswa dalam mendapatkan informasi pada Bagian Maintenance sehingga
data yang didapat kurang lengkap dan terperinci. Kendala lainnya adalah
terbatasnya informasi mengenai penjelasan dan skema mesin-mesin produksi.
Sistematika penulisan Laporan Praktik Kerja Industri terdiri dari lima bab,
diantaranya :
1
organisasi perusahaan, uraian tugas, permodalan dan pemasaran,
ketenagakerjaan, sistem perekrutan, pembinaan dan pengembangan
karyawan serta sistem pengupahan dan fasilitas karyawan.
3. Bab III Bagian Produksi menjelaskan mengenai perencanaan dan
pengendalian produksi, proses produksi pada Bagian Printing,
pemeliharaan dan perbaikan mesin, serta pengendalian mutu produksi.
4. Bab IV Diskusi membahas mengenai proses pencapan zat warna pigmen
pada kain poliester-kapas 60%-40% (TC 30-SK) menggunakan mesin
rotary printing. Permasalahan yang terjadi berupa setting mesin rotary
printing yang tidak sesuai. Permasalahan yang terjadi menyebabkan hasil
proses produksi terdapat cacat outsetting. Pembahasan meliputi proses
perencanaan dan pengendalian produksi, proses produksi, pemeliharaan
dan perbaikan mesin, pengendalian mutu, sampai dengan permasalahan
yang muncul selama proses produksi berlangsung dan penanganannya.
5. Bab V berisi kesimpulan dan saran yang diberikan sehubungan dengan
pengamatan yang ada pada Bab Diskusi.
2
BAB II BAGIAN UMUM PERUSAHAAN
PT Kharisma Printex mulai berproduksi pada tahun 1993 dan sejak awal produksi
sampai saat ini melakukan usaha di bidang industri tekstil, menerima kain dari
konsumen kemudian diproses persiapan penyempurnaan, pemutihan optik,
pencapan dan jika diperlukan dilakukan proses penyempurnaan. Kain yang
dikirimkan konsumen berupa kain greige ataupun kain siap cap (ready for
printing). Perusahaan ini melakukan proses pencapan menggunakan zat warna
pigmen dengan kain yang diproses meliputi kain rajut kapas, kain dengan
campuran serat kapas-poliester (TC dan CVC).
Visi dari perusahaan yaitu Menyediakan printing yang cepat dan berkualitas
dengan ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan industri garmen.
3
2. Inovasi tanpa henti untuk memenuhi kebutuhan pasar.
3. Menjadi mitra yang handal untuk para konsumen.
4. Memberikan nilai tambah, kepuasan konsumen, keuntungan kepada
pemegang saham dan kesejahteraan karyawan.
PT Kharisma Printex berada di kawasan industri yang strategis. Hal ini menjadi
keuntungan untuk perusahaan, diantaranya :
4
1. Perusahaan berada di kawasan industri yang memudahkan tersedianya
infrastruktur seperti listrik, air dan jalan untuk mendukung berlangsungnya
kegiatan industri.
2. Lokasi perusahaan yang cukup dekat dengan jalan tol sehingga lebih cepat
dan mudah dalam pemasokan bahan baku produksi atau kebutuhan
perusahaan dan distribusi produknya.
3. Keberadaan PT Kharisma Printex yang dekat dengan pemukiman warga
cukup menguntungkan dalam aspek pertumbuhan ekonomi masyarakat
daerah sekitar. Adanya PT Kharisma Printex juga dapat membuka
lapangan kerja untuk masyarakat daerah sekitar sehingga pertumbuhan
ekonomi masyarakat dapat meningkat.
PT Kharisma Printex dibangun di atas area tanah seluas 5.350 m2 dengan luas
bangunan 4.010,54 m2 dengan perincian tertera pada Tabel 2.1 di bawah ini.
No Luas Tanah
Jenis Penggunaan
. m 2
%
Lahan tertutup
1 4.010,54 74,96
bangunan/material kedap air
- Bangunan pabrik 615,98 11,51
- Bangunan kantor 275 5,14
- Bangunan gudang 1.496,31 27,97
- Jalan/saluran 187,95 3,51
- Instalasi Pengolahan Air 195,28 3,65
Limbah (IPAL)
- Bangunan lainnya (pos, 1.240,02 23,18
mushola, lab, bengkel,
genset)
2 Lahan Terbuka 1.339,46 25,04
- Taman 1.339,46 25,04
Total luas lahan yang dikuasai 5.350,00 100
Sumber: Bagian Personalia dan Umum PT Kharisma Printex, 2022
5
Sumber: Bagian Personalia dan Umum PT Kharisma Printex, 2022
6
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan
7
Sumber: Bagian Personalia dan Umum PT Kharisma Printex, 2022
8
2.2.2 Uraian Tugas
1. Komisaris
- Mengatur dan mengkoordinasikan para pemegang saham sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan anggaran dasar.
- Memberikan penilaian dan mewakili para pemegang saham, atas
pengesahan neraca perhitungan laba rugi tahunan serta laporan-laporan
yang disampaikan oleh direktur utama.
- Menyempurnakan kembali kebijaksanaan umum perusahaan yang telah
ditetapkan.
- Mengawasi segala kegiatan yang terjadi di dalam perusahaan.
2. Direktur
- Memberikan arahan dan masukan terhadap kelancaran kemajuan
perusahaan.
- Menentukan kebijakan-kebijakan perusahaan sesuai dengan
perkembangan teknologi, ekonomi dari tingkat regional sampai
internasional.
- Memberikan usulan perbaikan dan pengembangan perusahaan,
mengevaluasi dan menilai kinerja perusahaan serta memberikan
keputusan-keputusan.
- Merencanakan garis besar usaha dan menetapkan sasaran operasi usaha
untuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
- Menetapkan dan menyusun uraian tugas manager.
- Menyusun program kerja untuk mencapai sasaran operasi usaha,
menerapkan, dan mengevaluasi perkembangannya.
3. Manajer Produksi
- Memberikan kebijakan-kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan
kegiatan produksi.
- Memberikan persetujuan pesanan yang diperoleh Bagian Pemasaran
sesuai dengan kemampuan produksi.
9
- Menghimpun data produksi dari tiap seksi untuk mengetahui
perkembangan proses produksi pada bagiannya.
- Menetapkan dan menyusun uraian tugas semua Kepala Bagian Produksi.
- Mengevaluasi kinerja dan membina semua Kepala Bagian Produksi.
- Merencanakan dan menentukan target kerja pada seluruh bagiannya, baik
yang menyangkut kualitas maupun kuantitas proses produksi sesuai
dengan rencana program kerja produksi sesuai dengan rencana program
kerja produksi.
4. Manajer Sarana
- Penanggung jawab perawatan dan pemeliharaan kondisi fasilitas mesin
yang ada di perusahaan.
- Merencanakan program kerja sarana secara garis besar sesuai kebijakan
sasaran operasi usaha untuk menunjang kelancaran produksi.
- Memantau pengadaan dan kualitas barang yang ada di gudang serta
menindaklanjuti setiap laporan pengolahan limbah.
5. Manajer Pemasaran
- Memberikan kebijakan-kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan
pencarian order dan pemasaran produk.
- Memberikan usulan perbaikan, pengembangan, pencarian order, dan
pemasaran produk, mengevaluasi dan menilai kinerja marketing serta
memberikan keputusan.
- Memonitor seluruh kegiatan perusahaan dan mengesahkan anggaran
perusahaan yang berkaitan dengan pencarian order dan pemasaran
produk perusahaan untuk dilaporkan kepada Direktur Utama.
7. Manajemen Representatif
10
- Memastikan bahwa Top Management paham akan kinerja Sistem
Manajemen Mutu dan adanya kebutuhan untuk melakukan perbaikan.
- Memastikan bahwa setiap orang dalam organisasi memahami hasil dari
kegiatan tersebut yang akan memengaruhi organisasi dalam memenuhi
kebutuhan pelanggan mereka.
- Memastikan Internal Audit dan Manajemen Review dijalankan.
9. Adm. Pemasaran
- Membuat penomoran untuk setiap design baru.
- Menurunkan order trace dan atau proofing kepada Kepala Bagian Design
atau Kepala Bagian Laboratorium.
- Membuat penomoran untuk setiap design baru.
- Mengecek setiap hasil order trace dan atau proofing yang sudah selesai
sebelum diberikan kepada masing-masing staf pemasaran.
- Mengarsipkan strike off yang belum produksi.
- Menjalankan semua pekerjaan sesuai dengan aturan K3.
- Mengarsipkan checklist strike off.
- Membuat Laporan Bulanan Ekspedisi Order Trace dan Order Proofing dan
Ekspedisi Strike Off ke Manajer Pemasaran.
- Meng-handle pekerjaan bagian Pemasaran dalam melayani pelanggan
apabila Staf Pemasaran tidak ada di tempat.
11
- Bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugasnya pada Manajer
Pemasaran.
12
- Merencanakan, melaksanakan dan memonitor seluruh kegiatan pada
ruang lingkup produksi pencapan sesuai dengan sasaran kebijakan
perusahaan yang telah ditetapkan.
- Melaporkan pencapaian target hasil pencapan dan kinerja kepada Manajer
Produksi.
- Mengkoordinir, mengawasi, menilai kinerja karyawan perusahaan sesuai
dengan ketentuan peraturan yang ditetapkan perusahaan.
- Melakukan koordinasi dengan bagian lain agar tercipta kerjasama yang
baik.
- Bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugasnya kepada Manajer
Produksi.
13
- Menentukan target kerja pada seluruh bagiannya, baik yang menyangkut
kualitas maupun kuantitas proses produksi sesuai dengan rencana
program kerja produksi secara garis besar.
- Mengevaluasi kinerja, memotivasi dan melakukan pembinaan pada
bawahannya mengenai teknis Proofing, Screen Proof dan POK.
- Membuat resep pencapan untuk setiap motif yang akan digunakan untuk
proses produksi bekerja sama dengan bagian dapur cat.
- Mempersiapkan hanger (contoh hasil pencapan) yang akan disampaikan
ke Bagian Produksi.
- Bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugasnya kepada Manajer
Produksi.
14
- Bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugasnya kepada Manajer Sarana.
15
- Membuat film sesuai dengan motif yang dibuat.
- Menerima pesan monting yang dibuat.
- Bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugasnya kepada Manajer
Produksi.
16
- Memelihara hubungan baik dengan pelanggan dan secara rutin meng-
update data pelanggan.
- Mencatat kegiatan harian kunjungan ke pelanggan kemudian dilaporkan
kepada Manajer Pemasaran setiap minggu.
- Membuat laporan bulanan perolehan order kepada Manajer Pemasaran.
- Membuat surat penawaran untuk setiap order serta memutuskan harga
dalam kewenangannya sesuai kebijakan harga jual yang ditetapkan oleh
Manajer Pemasaran.
- Menjalankan semua pekerjaan sesuai dengan aturan K3.
- Membuat Checklist Proofing, Sales Order, Checklist Monting dan Check
List Produksi.
- Mem-follow up tagihan dan pembayaran, terutama bila bermasalah.
- Menanggapi dan menyelesaikan keluhan/klaim dari pelanggan dalam
waktu. yang sesingkatnya dengan menjaga citra perusahaan.
- Mengarsip semua dokumen pelanggan serta order nya.
- Bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugasnya pada Manajer
Pemasaran.
17
- Menyelesaikan masalah akunting yang dihadapi oleh bagian akunting
bersama Kepala Bagian Keuangan & Akunting dan Manajer Keuangan &
Akunting.
- Bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugasnya pada Kepala Bagian
Keuangan & Akunting.
25. Kalibrator
18
- Melaksanakan kalibrasi alat inspeksi, ukur dan uji/tes sesuai dengan jadwal
tahunan yang telah ditetapkan.
- Bersama Koordinator Kalibrasi membuat daftar alat inspeksi, ukur dan
uji/test yang digunakan.
- Memberi status kalibrasi pada alat yang sudah dikalibrasi.
- Menjalankan semua pekerjaan sesuai aturan K3.
- Memberi masukan kepada Koordinator Kalibrasi tentang sistem
pelaksanaan kalibrasi.
- Membuat laporan hasil pelaksanaan kalibrasi.
- Bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugasnya kepada Koordinator
Kalibrasi.
26. Training
- Mengkoordinir pelaksanaan pelatihan karyawan baru ataupun karyawan
lama di perusahaan.
- Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan di tiap bagian.
- Membuat Program Training atas persetujuan Manajemen Representatif.
- Mengkoordinir materi training, persiapan sarana dan prasarana pelatihan.
- Mengkoordinir evaluasi training.
- Mengatur jadwal trainer atau pelatih untuk melaksanakan tugasnya.
- Membuat laporan Bulanan hasil pelaksanaan training.
- Bertanggung jawab atas kualitas karyawan melalui pelatihan.
- Bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugasnya kepada Manajemen
Representatif.
28. Operator
- Melaksanakan tugas proses produksi sesuai dengan petunjuk masing-
masing kepala regu.
- Melaporkan segala masalah yang terjadi kepada kepala regu.
- Menjaga dan merawat semua peralatan yang ada pada bagiannya.
19
2.3 Permodalan dan Pemasaran
2.3.1 Permodalan
2.3.2 Pemasaran
20
pakaian orang dewasa. Untuk agen pemasaran yang ditunjuk perusahaan
terdapat di Bandung, Jakarta, Solo, Semarang, Surabaya dan lainnya.
2.4 Ketenagakerjaan
Suatu perusahaan selain bergantung pada mutu bahan baku, teknologi mesin
produksi, pelaksanaan produksi juga bergantung pada sumber daya manusia
yang ada di dalamnya baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Tenaga kerja
sebagai sumber daya manusia merupakan suatu komponen yang penting untuk
menunjang keberhasilan produksi. Tenaga kerja adalah setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik
untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
21
Tenaga kerja kontrak adalah tenaga kerja yang bekerja di PT Kharisma Printex
berdasarkan kontrak dengan masa waktu yang telah ditentukan dan disepakati
antara pihak perusahaan dengan pihak tenaga kerja.
Jumlah tenaga kerja di PT Kharisma Printex berjumlah 127 orang yang tersebar
dalam klasifikasi kerja berdasarkan jenis kelamin dan tingkat pendidikan. Jumlah
tersebut mencakup tenaga kerja tetap. Jumlah tenaga kerja dapat berubah setiap
tahunnya tergantung pada kondisi dan kebutuhan yang ada. Mayoritas tingkat
pendidikan tenaga kerja di perusahaan ini adalah SLTA dan jumlah tenaga ahli
yang cukup rendah. Dengan begitu, hal ini dapat diperbaiki untuk meningkatkan
daya saing perusahaan yang salah satunya dengan pengadaan pelatihan.
Tabel 2.2 Data jumlah tenaga kerja di PT Kharisma Printex berdasarkan jenis
kelamin
Jenis Kelamin
Klasifikasi Pekerja Jumlah
Laki-laki Perempuan
Manajer Ke Atas 3 2 5
Ka. Bag 7 4 11
Staf dan Operator 93 18 111
Total 103 24 127
Sumber: Bagian Personalia dan Umum PT Kharisma Printex, 2022
Tabel 2.3 Data jumlah tenaga kerja di PT Kharisma Printex berdasarkan tingkat
pendidikan
22
2.4.2 Distribusi Tenaga Kerja di Bagian Produksi
Waktu kerja karyawan shift dibagi menjadi tiga yaitu, shift pagi, shift siang dan
shift malam. Setiap shift diberikan waktu istirahat selama setengah jam dengan
pembagian waktu istirahat menjadi tiga kali istirahat dalam satu kali periode shift.
Waktu kerja pola shift selama 8 (delapan) jam sehari, 40 jam seminggu untuk 21
hari kerja. Jadwal kerja shift tertera pada tabel di bawah ini.
23
Shift Malam 22.30 – 07.00 WIB 02.30 – 03.00 WIB
Sumber: Bagian Personalia dan Umum PT Kharisma Printex, 2022
Tenaga kerja non shift bekerja dengan waktu yang tidak berubah-ubah setiap
harinya, sedangkan untuk libur karyawan ditetapkan pada hari Sabtu dan
Minggu. Waktu kerja pola non shift selama 7 (tujuh) jam, 40 jam seminggu untuk
25 hari kerja. Pembagian jam kerja karyawan non shift tertera pada tabel di
bawah ini.
Kerja lembur adalah adalah waktu kerja di luar jam kerja baik itu pada hari kerja
ataupun pada hari libur. Waktu maksimal lembur adalah 4 jam kerja ditambah
dari jam kerja reguler. Karyawan yang mengalami kerja lembur adalah karyawan
Bagian Produksi yang pengaturannya berdasarkan kebijakan perusahaan
menurut kepentingan bagian masing-masing. Kerja lembur dilaksanakan setelah
adanya persetujuan atasan karyawan atau perusahaan. Kerja lembur yang
dilaksanakan tanpa persetujuan atasan karyawan atau perusahaan upah
lemburnya tidak akan diperhitungkan. Hal ini sesuai dengan perjanjian kerja
antara perusahan dengan karyawan. Kerja lembur dilakukan apabila terdapat
beberapa hal, yaitu:
24
Adapun beberapa jenis lembur, diantaranya :
- Lembur hari biasa yaitu lembur yang dilaksanakan pada hari-hari biasa
kerja.
- Lembur hari panjang yaitu lembur yang dilakukan setelah melewati 40 jam
bekerja dalam 1 minggu.
- Lembur hari libur mingguan atau hari libur nasional/resmi yaitu lembur yang
dilakukan pada hari libur mingguan dan hari libur resmi.
Hak cuti karyawan merupakan suatu kewajiban yang diberikan oleh perusahaan
kepada karyawan yang telah diatur dalam Undang-Undang No.13 Tahun 2003
Pasal 79 tentang Waktu Kerja dalam Ketenagakerjaan. Hak cuti ini diberikan
berdasarkan kebutuhan karyawan yang memang merupakan hak pekerja dan
kewajiban perusahaan yang harus dilaksanakan. Karyawan yang telah bekerja
selama 12 bulan terus menerus berhak atas cuti tahunan selama 12 hari kerja
dengan tetap mendapatkan upah. Peraturan tentang cuti yang berlaku di PT
Kharisma Printex adalah sebagai berikut :
1. Cuti Tahunan
Cuti tahunan diberikan kepada setiap karyawan yang telah bekerja selama satu
tahun secara berturut-turut. Hak cuti tahunan tersebut akan dianggap batal jika
setelah enam bulan sejak hak tersebut diperoleh tidak diambil. Peraturan tentang
cuti tahunan terdapat dalam UU No. 13 Tahun 2003 Pasal 79 Ayat (2), Cuti
tahunan, sekurang-kurangnya 12 (dua belas) hari kerja setelah pekerja/buruh
yang bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus menerus.
2. Cuti Melahirkan
25
Hak cuti karena alasan tertentu akan diberikan dengan klasifikasi. Adapun jenis
cuti yang diberikan perusahaan pada setiap karyawan yang tertera pada Tabel
2.7 berikut.
26
1. Setiap bagian di perusahaan yang memerlukan tenaga kerja
menyampaikan tentang kebutuhan tenaga kerja baru dan kriteria yang
akan dibutuhkan.
2. Bagian Personalia dan Umum menempuh tahapan cara untuk
mendapatkan tenaga kerja tersebut, antara lain :
- Melalui pengajuan dan persetujuan direksi.
- Pembukaan lowongan kerja di media sosial.
- Informasi dari karyawan yang telah bekerja.
3. Bagian Personalia dan Umum menyeleksi berkas administrasi pelamar
yang memenuhi persyaratan dan mengirim surat panggilan tentang waktu
pelaksanaan ujian.
Persyaratan umum dalam penerimaan karyawan PT Kharisma Printex
adalah sebagai berikut:
- Usia 18 sampai dengan 55 tahun.
- Warga Negara Indonesia, kecuali terdapat kebutuhan khusus.
- Berkelakuan baik.
- Tidak terlibat dalam keanggotaan dan/atau kepengurusan partai atau
organisasi terlarang.
- Tidak terikat hubungan kerja dengan pihak lain.
- Memenuhi syarat administrasi dan lulus seleksi yang diadakan oleh
perusahaan.
- Bersedia menaati peraturan dan tata tertib perusahaan.
- Bersedia menandatangani perjanjian kerja tertulis antara perusahaan
dengan karyawan apabila diterima bekerja di perusahaan.
- Sehat jasmani, yang dibuktikan dengan surat keterangan dari instansi
yang berwenang.
- Khusus bagi karyawan perempuan harus ada izin tertulis dari
orangtua atau walinya atau dari suami yang bersangkutan yang
menyatakan tidak berkeberatan anak atau istrinya bekerja di
perusahaan.
4. Seleksi keadaan karyawan setelah melalui seleksi administrasi, calon
tenaga kerja menjalani tes psikotes, tes kesehatan dan tes wawancara.
5. Tanda tangan kontrak dengan calon karyawan.
6. Masa percobaan
27
- Penerimaan karyawan dalam perusahaan dilakukan setelah melalui masa
percobaan untuk waktu paling lama tiga bulan dan diberitahukan secara
tertulis kepada karyawan yang bersangkutan.
- Masa percobaan dihitung sejak tanggal dinyatakan diterima bekerja di
Perusahaan.
- Selama dalam masa percobaan, baginya berlaku semua peraturan dan hak
sebagaimana karyawan tetap dan wajib mengikuti peraturan yang berlaku
maupun yang akan ditetapkan kemudian.
- Dalam masa percobaan, karyawan maupun perusahaan setiap saat dapat
memutuskan hubungan kerja tanpa adanya ganti rugi dalam bentuk
apapun. Niat untuk memutuskan hubungan kerja cukup disampaikan
secara tertulis paling lambat tujuh hari sebelumnya.
- Karyawan yang dinyatakan berhasil dalam masa percobaan diangkat
menjadi Karyawan Tetap dengan memperoleh hak dan kewajiban
sebagaimana diatur dalam Peraturan Perusahaan dan masa kerjanya
dihitung sejak menjalani masa percobaan.
7. Keputusan Penerimaan Tenaga Kerja
28
2.4.4.1 Sistem Pengupahan
1. Klasifikasi upah
Upah bagi karyawan tidak kurang dari ketentuan upah minimum regional yang
berlaku sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2021. Unsur
pengupahan terdiri dari upah pokok, tunjangan-tunjangan dan insentif yang
diberikan oleh perusahaan. Karyawan menerima unsur-unsur pengupahan yang
berbeda berdasarkan golongannya.
a. Upah Pokok
Upah pokok adalah upah tetap yang diberikan kepada karyawan secara tetap
setiap bulannya di luar tunjangan sesuai sistem penggajian yang berlaku, yaitu
berdasarkan UMR Kota Bandung. Penetapan upah didasarkan atas jenjang
jabatan (job grade) karyawan di dalam perusahaan atau ketentuan lain yang
ditetapkan dengan surat keputusan direktur.
b. Tunjangan
Tunjangan merupakan sebuah pemberian kepada karyawan berupa uang atau
dengan bentuk lain di luar upah pokok yang disesuaikan dengan peraturan
perusahaan.
2. Kenaikan Upah
Kenaikan upah di PT Kharisma Printex dipertimbangkan setiap satu tahun sekali,
sesuai dengan kemampuan perusahaan dan ketentuan pemerintah yang berlaku
serta waktunya ditentukan berdasarkan dengan pengumuman kenaikan upah
29
minimum regional Kota Bandung. Biasanya kenaikan upah ditentukan dengan
melakukan peninjauan dan mempertimbangkan prestasi kerja karyawan serta
disesuaikan dengan kemampuan perusahaan, tetapi tidak kurang dari ketentuan
pemerintah yang berlaku.
3. Premi (Grafikasi)
Sistem kenaikan premi yang berlaku di PT Kharisma Printex disesuaikan dengan
kesungguhan kerja karyawan, prestasi kerja, loyalitas dan tanggung jawab
terhadap perusahaan serta kepemimpinan. Beberapa jenis premi yang ada
perusahaan ini antara lain premi produksi, premi shift, premi mingguan dan premi
kehadiran.
30
kurangnya 1 bulan lebih atau yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan yg berlaku.
4. Sarana Ibadah
Perusahaan memberikan fasilitas kepada karyawan berupa mushola dalam
lingkungan perusahaan.
5. Sarana olahraga
Perusahaan memberikan fasilitas sarana olahraga kepada karyawan
berupa lapangan bulu tangkis dalam lingkungan perusahaan.
31
3.1.1 Perencanaan Produksi
32
Perencanaan produksi mengenai perhitungan kebutuhan dan inventory bahan
baku serta penjadwalan proses produksi dilakukan berdasarkan jumlah pesanan
yang diterima oleh Bagian Pemasaran namun tetap disesuaikan dengan
kemampuan dan kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan. Dalam mencapai
pesanan konsumen tersebut harus dilakukan perencanaan sehingga setiap jenis
kain pesanan memiliki alur proses produksi yang jelas dan diharapkan dapat
mencegah serta mengatasi masalah yang terjadi.
Skema proses dengan alur yang sistematis merupakan salah satu cara agar
menjaga proses produksi lebih efisien sehingga pengendalian produksi dapat
terlaksana dengan baik. Urutan atau skema proses di bagian produksi berbeda-
beda disesuaikan kembali dengan jenis kain dan spesifikasi hasil akhir kain yang
diminta konsumen. Diagram alir proses perencanaan produksi PT Kharisma
Printex dapat dilihat pada Gambar 3.1.
33
Sumber : Bagian PPC PT Kharisma Printex, 2022
34
3.1.2 Pengendalian Produksi
Kondisi dan kinerja mesin yang siap pakai juga merupakan suatu hal yang harus
diperhatikan agar tidak ada kendala dalam menjalankan produksi sehingga hasil
35
produksi dapat dicapai sesuai target. Untuk menjaga kondisi mesin, Bagian
Maintenance harus melakukan pengecekan dan pemeliharaan secara rutin.
Dengan begitu, sebelum proses produksi berjalan dapat dipastikan kondisi mesin
tidak ada kendala.
3.2 Produksi
Pada bagian ini mempersiapkan kain dari makloon yang siap dilakukan proses
pencapan dengan target 150 ton kain per bulan. Kain tersebut berasal dari
konsumen yang sudah dilakukan pemeriksaan kain dan belum diproses
persiapan penyempurnaan serta ada yang memberikan kain siap cap. Pada
bagian persiapan penyempurnaan kain menerima makloon berupa kain greige
yang akan dilakukan proses scouring, bleaching, dan pemutihan optik atau
36
Optical Brightening Agent (OBA). Pada kain siap cap akan melewati beberapa
pengujian untuk mengetahui kelayakan sebelum proses pencapan.
Proses dyeing yang ada di PT Kharisma Printex dilakukan pada kain greige.
Bagian Dyeing disini dimaksudkan sebagai proses persiapan penyempurnaan
diantaranya proses scouring, bleaching, dan pemutihan optik atau Optical
Brightening Agent (OBA). Proses ini dilakukan pada mesin ACME 1 dan 2
dengan kapasitas kain sebanyak 10 rol di tiap mesinnya. Kain hasil proses ini
selanjutnya dikeringkan pada mesin stenter (Bruckner dan LK) dengan
kecepatan 17-20 m2/menit dan kain siap untuk menuju proses printing. Di PT
Kharisma Printex, proses finishing hanya dilakukan menggunakan resin pelembut
yang bertujuan untuk memperbaiki pegangan kain, efek dari penggunaan binder
yang membuat kain kaku sehingga pegangan kain menjadi lembut dan ditujukan
sebagai kain untuk bayi. Permintaan handfeel atau pegangan pada kain yang
dilakukan pada proses penyempurnaan ini menyesuaikan dengan permintaan
konsumen. Maka dari itu PT Kharisma Printex tidak mempunyai standar
pegangan kain (handfeel). Pada proses persiapan penyempurnaan dapat
dilakukan proses Lem Pinggir untuk jenis kain single agar pinggiran kain tidak
melinting sehingga dapat mempermudah proses pencapan.
3. Bagian Pencapan
37
Tabel 3.1 Jumlah produksi pencapan tahun 2021 (lanjutan)
No Bulan Jumlah Produksi Pencapan (ton)
4. April 186.930,01
5. Mei 91.429,17
6. Juni 115.833,05
7. Juli 18.214,42
8. Agustus 84.442,44
9. September 107.019,98
10. Oktober 123.684,32
11. November 126.511,09
12. Desember 132.201,76
Keterangan:
(*) untuk tahun 2022 update data hanya sampai Bulan Mei 2022 dikarenakan pada
bagian tersebut belum merekap data secara keseluruhan.
38
Bahan baku Kain ready for
kain grey rajut print
Pemeriksaan, Pemartaian
Pemeriksaan, Pemartaian
dan Pengobrasan kain
Proses pemasakan,
pengelantangan dan
pemutihan optik
Double Knitted
Pemantapan panas Single Knitted
Lem Pinggir dan Lem Potong Pinggir
dan Pemantapan panas
Penyempurnaan
Pemeriksaan akhir
Pengemasan
39
3.2.2.1 Proses Persiapan Kain
1. Penimbangan berat awal kain dan pemberian identitas kain atau kartu
produksi yang berisi: nama konsumen, nomor design, kode kain, kombinasi
warna, lebar kain, jumlah pesanan dan keterangan lainnya yang
ditandatangani oleh Kepala Bagian PPC.
2. Pemisahan kain berdasarkan jenis kainnya, yaitu kain greige dan kain siap
print kemudian dilakukan pembukaan kain dari rol-rol kain yang selanjutnya
disusun di atas palet.
3. Pengecekan kain awal untuk kain siap print yang meliputi:
- Pengukuran lebar kain
Lebar kain diukur menggunakan meteran kemudian hasilnya dikalikan dua.
- Uji mengkeret
Kain dipotong dengan ukuran 60 cm × 60 cm menggunakan alat
gramasi.
Kain dicuci dengan air panas dengan temperatur 55 - 65⁰C dan
ditambahkan dengan sabun lalu cuci menggunakan mesin cuci
selama 15 menit.
Kain dimasukkan ke dalam mesin pemeras selama 2-3 menit lalu
keringkan pada mesin dryer.
Kain yang sudah kering diletakkan pada meja yang rata dan diukur
kembali kain tersebut. Mengkeret kain dihitung dengan menggunakan
rumus :
(L awal-Lakhir)
Mengkeret = × 100%
Lawal
40
- Uji daya serap kain
Air dipipet secukupnya lalu diteteskan pada permukaan kain.
Stopwatch dinyalakan tepat pada saat air jatuh pada permukaan kain
dan dimatikan pada saat air terserap. Kemudian dihitung rata-rata
waktu penyerapannya.
- Pengukuran gramasi.
Kain digelar dalam keadaan rileks (bagian tengah kain).
Alat gramasi diletakkan pada permukaan kain.
Potongan kain ditimbang.
Gramasi dihitung dengan rumus: Gramasi = W × 100 g/m2
4. Proses pemeriksaan kain siap print menggunakan mesin inspect Altindo
terhadap cacat kain yang meliputi tetal lusi, tetal pakan, kotor tanah, kotor
oli, bolong, dan benang masuk :
- Jika jumlah cacat < 10 point, maka kartu produksi diisi.
- Jika jumlah cacat > 10 point, membuat surat persetujuan khusus ke bagian
pemasaran untuk disampaikan kepada konsumen.
Kain yang memiliki cacat kain terlalu banyak akan membuat penilaian kain
menjadi menurun. Skema jalannya kain pada mesin inspeksi merek Atlindo
dapat dilihat pada Gambar 3.3 di bawah sebagai berikut :
41
5. Proses pemartaian dan pengobrasan kain, dilakukan untuk kain greige dan
kain siap cap. Setelah dilakukan pemeriksaan awal kemudian kain
dilakukan proses pemartaian. Proses pemartaian bertujuan untuk
memisahkan dan mengumpulkan kain sesuai dengan motif yang akan
dicap dan membuka kain dari bentuk gulungan menjadi bentuk lipatan
sehingga mempermudah proses pencapan. Berikut penjelasan proses
pemartaian :
- Jika kain rajut dari konsumen masih berbentuk gulungan kain maka kain
tersebut dibelah menggunakan mesin pembelah kain. Jika kain rajut
tersebut sudah dibelah maka kain tersebut disusun dan dirapikan pada
roda kain berdasarkan nomor design.
- Setiap seri kain yang sama disambungkan dengan cara diobras sehingga
menjadi satu partai kain.
- Mencantumkan urutan proses yang harus dikerjakan untuk mempermudah
proses berikutnya.
Skema proses jalannya kain pada mesin pembelah kain dapat dilihat pada
Gambar 3.4 di bawah sebagai berikut.
Gambar 3.4 Skema jalannya kain pada mesin pembelah kain Sumwin
42
Tabel 3.3 Data penerimaan kain dari konsumen tahun 2021
Bulan Jumlah Roll Jumlah Berat (kg)
Januari 99.336 247.249,39
Februari 6.528 162.076,83
Maret 7.860 233.402,40
April 10.634 261.039,62
Mei 1.560 39.298,84
Juni 3.044 76.519,16
Juli 1.103 27.984,90
Agustus 2.612 65.545,62
September 3.277 79.425,09
Oktober 5.978 151.427,25
November 4.222 106.568,38
Desember 5.977 151.185,30
Sumber: Bagian Maintenance PT Kharisma Printex, 2022
Tabel 3.4 Data penerimaan kain milik PT Kharisma Printex tahun 2021
Bulan Jumlah Roll Jumlah Berat (kg)
Januari 88 2.224,45
Februari 60 1.486,70
Maret - -
April 48 1.207,70
Mei - -
Juni 216 5.378,75
Juli 245 6.146,10
Agustus 164 4.098
September 160 4.009,30
Oktober 204 5.122,20
November 268 6.718,05
Desember 140 3.499,75
Sumber: Bagian Maintenance PT Kharisma Printex, 2022
Keterangan: *) untuk bulan April 2022 update data sampai tanggal 21 April 2022.
43
3.2.2.2 Proses Persiapan Penyempurnaan
1. Pemasakan (Scouring)
2. Pengelantangan (Bleaching)
Proses pemutihan optik yang bertujuan untuk memperoleh hasil kain putih dan
kilau. Zat pemutih optik yang memiliki sifat fluoresensi, yakni zat yang dapat
menyerap sinar ultra violet dan memantulkannya menjadi sinar tampak pada
daerah ungu-biru, sehingga jumlah sinar yang dipantulkan bahan bertambah dan
mengurangi pantulan sinar pada daerah kuning atau merah pada bahan. Proses
tersebut dilakukan secara bersamaan (simultan) dengan tujuan untuk
menghemat biaya dan waktu proses, karena zat-zat yang digunakan pada ketiga
proses tersebut kompatibel. Contoh resep pemasakan, pengelantangan dan
pemutih optik secara simultan dapat dilihat pada Tabel 3.7 Resep pemasakan,
pengelantangan dan pemutih optik pada kain kapas, Tabel 3.8 Resep
pemasakan, pengelantangan dan pemutih optik pada kain poliester-kapas 60%-
44
40% (TC) dan Tabel 3.9 Resep pemasakan, pengelantangan dan pemutih optik
pada kain kapas-poliester 60%-40% (CVC) di bawah :
Tabel 3.7 Resep pemasakan, pengelantangan dan pemutih optik pada kain
kapas
Proses Zat Pembantu Kapas SK/DK
H2O2 98% (g/L) 13
NaOH Flake (g/L) 5
Zat Anti Sadah (g/L) 0,5
Scouring-Bleaching Stabilizer (g/L) 3
Pembasah (g/L) 0,4
Temperatur (⁰C) 90
Waktu (menit) 30
OBA X
Pemutih Optik Temperatur (⁰C) 60
Waktu (menit) 30
CH3COOH 98% (g/L) 2
Netralisasi Temperatur (⁰C) 45
Waktu (menit) 10
Vlot 1:7
Tabel 3.8 Proses pemasakan, pengelantangan dan pemutihan optik pada kain
poliester-kapas 60%-40% (TC)
Poliester-Kapas 60%-40% (TC)
Proses Zat Pembantu
TC 45 (DK) TC 30 (SK)
Scouring-
Bleaching-
H2O2 98% (g/L) 6 6
Pemutih Optik
(OBA)
NaOH Flake (g/L) 3,5 3
Zat Anti Sadah 0,5 0,5
(g/L)
Stabilizer (g/L) 1,5 1,5
45
Tabel 3.8 Proses pemasakan, pengelantangan dan pemutihan optik pada kain
poliester-kapas 60%-40% (TC) (lanjutan)
Poliester-Kapas 60%-40% (TC)
Proses Zat Pembantu
TC 45 (DK) TC 30 (SK)
Pembasah (g/L) 0,4 0,4
OBA (g/L) X X
Temperatur (⁰C) 90 90
Waktu (menit) 45 30
Netralisasi CH3COOH 98%
1,5 1,5
(g/L)
Temperatur (⁰C) 45 45
Waktu (menit) 10 10
Vlot 1:7
Tabel 3.9 Resep pemasakan, pengelantangan dan pemutih optik pada kain
kapas-poliester 60%-40% (CVC)
Kapas-Poliester 60%-
Proses Zat Pembantu
40% (CVC)
Scouring-Bleaching H2O2 98% (g/L) 9
NaOH Flake (g/L) 6
Zat Anti Sadah (g/L) 0,5
Stabilizer (g/L) 1,5
Pembasah (g/L) 0,4
Temperatur (⁰C) 90
Waktu (menit) 45
Pemutih Optik OBA X
Temperatur (⁰C) 60
Waktu (menit) 45
Netralisasi CH3COOH 98% (g/L) 1,5
Temperatur (⁰C) 45
Waktu (menit) 10
46
Tabel 3.9 Resep pemasakan, pengelantangan dan pemutih optik pada kain
kapas-poliester 60%-40% (CVC) (lanjutan)
Kapas-Poliester 60%-
Proses Zat Pembantu
40% (CVC)
Vlot 1:7
Sumber: Bagian Dyeing dan Finishing PT Kharisma Printex, 2022
Fungsi Zat :
47
Sumber: Bagian Dyeing dan Finishing PT Kharisma Printex, 2022
Gambar 3.5 Skema proses pemasakan, pengelantangan dan pemutih optik pada
kain kapas secara simultan
48
Sumber: Bagian Dyeing dan Finishing PT Kharisma Printex, 2022
49
Sumber: Bagian Maintenance PT Kharisma Printex, 2022
1. Panel Kontrol
2. Motor
3. Penyangga Kain
4. Tempat Masuknya kain
5. Tabung proses
6. Pipa pembuangan air
3.3.2.3 Proses Lem Potong Pinggir, Lem Pinggir dan Pemantapan Panas
Proses lem potong pinggir (LPP), lem pinggir (LP) dan pemantapan panas
dilakukan pada kain yang telah melewati tahapan proses di bagian persiapan
kain. Kain siap cap akan melewati proses tersebut disesuaikan dengan jenis
kainnya. Pada umumnya kain dari konsumen adalah kain rajut dengan jenis
single knitted (SK) dan jenis double knitted (DK). Pada kain rajut jenis single
knitted (SK) dilakukan proses lem potong pinggir (LPP) ataupun proses lem
pinggir (LP) agar tidak mengganggu proses produksi pada saat dilakukan
pencapan. Karena jika tidak dilakukan proses LPP atau LP maka akan terjadi
lipatan pada bagian pinggir kainnya. Proses LPP dan LP ini dikerjakan pada kain
rajut jenis single knit (SK) sesuai dengan permintaan konsumen. Kain rajut jenis
50
double knitted (DK) tidak dilakukan LPP ataupun LP karena pada kain ini tidak
terjadi lipatan pada bagian pinggir kainnya. Namun, kembali lagi sesuai dengan
permintaan konsumen.
Resep lem pinggir (LP) ataupun lem potong pinggir (LPP), yaitu:
51
Sumber: Bagian Maintenance PT Kharisma Printex, 2022
Proses pencapan merupakan suatu proses pewarnaan pada bahan tekstil secara
tidak merata dan bersifat permanen sesuai dengan gambar atau motif tertentu.
Bahan yang digunakan berupa kain rajut putih. Pencapan yang dilakukan di PT
Kharisma Printex yaitu menggunakan metode pencapan langsung, dengan zat
warna pigmen menggunakan mesin rotary printing. Mesin kasa putar memiliki
berbagai keuntungan diantaranya dapat digunakan untuk motif yang sangat
detail, tidak ada garis potong, setting mesin lebih cepat dan screen dapat
digunakan kembali. Pada penggunaan mesin tersebut disesuaikan dengan
ukuran screen dan pengulangan motif dalam satu repeat. Mesin kasa putar di
perusahaan ini, mampu mengerjakan motif warna sampai dengan delapan
warna.
1. Persiapan Screen
a. Persiapan pembuatan gambar dan film
Design yang diberikan pelanggan harus dianalisis terlebih dahulu untuk
persiapan gambar sebelum mulai produksi. Design dikerjakan sesuai
dengan urutan pesanan. Hal-hal yang harus diperhatikan saat menerima
52
suatu design yaitu jenis kain, lebar kain, gramasi kain, repeat design dan
jumlah warna. Berikut langkah-langkah pembuatan gambar:
Gambar berupa contoh kain atau gambar pada kertas (original) yang
diterima bagian pemasaran, lalu oleh bagian design digambar ulang
atau langsung di scan untuk satu raport. Hasil design ulang tersebut
kemudian dikonfirmasikan tentang kesesuaian motif, warna dan arah
warnanya kepada konsumen melalui bagian pemasaran.
Gambar tersebut kemudian dianalisis jumlah warnanya untuk
menentukan jumlah film atau kasa cap yang akan dibuat.
Kemudian dilakukan proses pemisahan gambar berdasarkan warna
(tracing) menggunakan aplikasi Adobe Photoshop. Tracing
merupakan pemisahan tiap motif warna yang disusun berdasarkan
urutan warna, bentuk, efek motif, ukuran motif sesuai dengan jenis
kasa yang akan dipakai dan pola pengulangan motif.
Hasil pemisahan warna tersebut disimpan dalam arsip (file), lalu
dilakukan pemeriksaan design meliputi pemeriksaan motif, pola
pengulangan, ukuran motif dan warna.
Arsip tersebut digunakan pada jenis kasa datar untuk bagian proofing
dan rotary screen untuk bagian produksi kemudian dikirim ke bagian
engraving laboratorium pencapan untuk pembuatan kasa yang
dicetak secara otomatis dan digunakan untuk pembuatan strike off.
Engraving merupakan proses pembuatan kasa dengan cara
pemindahan gambar ke kasa pada mesin percetakan kasa.
Setelah motif yang dihasilkan disetujui oleh konsumen, maka
dilakukan proses proofing yang meliputi pencarian warna (colour
matching) untuk menentukan resep pencapan. Selanjutnya dibuat
strike off atau percobaan pencapan skala laboratorium untuk
menentukan motif dan warna yang sesuai dengan permintaan
pemesan.
b. Persiapan Rotary Screen
Proses persiapan rotary screen dapat dilihat pada Gambar 3.9. Berikut
penjelasan langkah-langkah proses persiapan rotary screen, sebagai berikut:
53
Sumber: Bagian Printing PT Kharisma Printex, 2022
54
Penyangga
Rotary
Screen
Panel
Kontrol
Tempat
Emulsi
55
Endring, yaitu proses pemberian lem pada setiap bagian ujung dalam
rotary screen dan pada ring, dan pastikan keduanya menyatu dengan
baik sesuai motif cross pada screen.
Retouching, yaitu memperbaiki rotary screen apabila terdapat bagian
yang tidak tertutupi oleh emulsi, menggunakan lak merah. Proses ini
dilakukan pada lampu sehingga lubang pada screen dapat terlihat
dengan jelas.
End Control, yaitu pengecekan terakhir pada rotary screen.
Rotary screen yang telah selesai dibuat dan lolos pengecekan siap untuk
digunakan pada proses produksi.
Inkjet
Pengunci
Tempat
screen
Penghapusan motif pada rotary screen menggunakan mesin stripping Nova Jet
3500. Penghapusan ini dilakukan pada rotary screen yang motifnya tidak akan
diproduksi kembali. Cara yang digunakan yaitu rotary screen dimasukkan ke
dalam mesin lalu diatur kecepatan prosesnya selama 6 menit dengan kapasitas
air 60 liter seperti yang dapat dilihat pada Gambar 3.12 dan Gambar 3.13.
56
Panel
Bantuan
Panel
Kontrol
Penyangga
Screen
Sumber: Bagian Printing PT Kharisma Printex, 2022
Proses ini bertujuan untuk mencari warna motif yang sesuai dengan contoh untuk
produksi skala laboratorium dan pembuatan sampel untuk konsumen (strike off).
Proses ini dilakukan di laboratorium menggunakan kasa kecil dengan resep yang
telah diperkirakan komposisinya dengan data warna yang telah ada. Strike off
sebagai contoh hasil yang warnanya akan disesuaikan dengan permintaan
konsumen, apabila disetujui oleh konsumen maka resep pencapannya
digunakan sebagai pedoman dalam pembuatan pasta cap di Bagian Printing
dengan skala produksi. Ukuran kain strike off adalah 38 × 18 cm. Hasil strike off
yang akan ditunjukkan pada pemesan dapat dilihat pada Gambar 3.14.
57
Sumber: Bagian Printing PT Kharisma Printex, 2022
Persiapan pasta cap untuk produksi dilakukan oleh Bagian Dapur Cat meliputi
pembuatan pengental, pembuatan pasta cap, dan pemeriksaan kesesuaian
warna pasta cap dengan strike off, perbaikan warna dan persiapan pasta cap
untuk skala produksi. Namun, tidak semua resep yang sudah mendapatkan
persetujuan dari konsumen dapat langsung mencapai warna yang diinginkan.
Maka dari itu dalam pembuatan pasta skala produksi pasti memerlukan
tambahan waktu agar warna yang dihasilkan sesuai dengan hasil strike off.
Resep pencapan dengan zat warna pigmen :
- Zat warna pigmen berfungsi sebagai zat warna untuk mewarnai serat.
- Binder berfungsi sebagai zat pengikat zat warna pada kain.
- Pengental berfungsi sebagai media pembawa zat warna.
58
4. Proses Pencapan, Pengeringan dan Pemanasawetan (Fiksasi)
Proses pencapan di PT Kharisma Printex dilakukan menggunakan mesin rotary
screen yang dilengkapi mesin pengeringan awal dengan suhu 100⁰C. Skema
jalannya kain pada mesin pencapan rotary screen merek STROK RD IV dapat
dilihat pada Gambar 3.15.
59
3. Pengeringan 6. Drum pasta cap
60
bakteri. Proses ini menggunakan mesin Stenter LK dan lebih dikhususkan pada
efek pegangan kain dengan menggunakan zat pelembut. Berikut contoh resep
yang umumnya digunakan di PT Kharisma Printex diantaranya :
Softener : 10 kg
Temperatur : 160 ⁰C
Waktu :3 menit
Pemeriksaan akhir merupakan proses pada bagian akhir dari jalannya produksi
pembuatan kain jadi. Pada bagian ini, kain hasil produksi akan dilakukan proses
61
pemeriksaan yang selanjutnya dilakukan penggulungan dan pengemasan.
Sebelum kain masuk ke bagian pemeriksaan akhir, kain dilakukan pemeriksaan
pegangan dan motif terlebih dahulu yang dilakukan oleh bagian persiapan
penyempurnaan. Setelah kondisi kain sesuai dengan permintaan konsumen,
maka dilakukan proses pemeriksaan akhir. Jika pada hasil pemeriksaan tersebut
terdapat ketidaksesuaian dengan sampel yang diinginkan konsumen, maka kain
tersebut akan dikembalikan pada bagian yang mengeluarkan kain tersebut.
Pengembalian kain tersebut akan disesuaikan dengan kondisi kain yang
memungkinkan untuk diperbaiki. Urutan proses pada pemeriksaan akhir sebagai
berikut :
Sumber tenaga listrik yang digunakan di PT Kharisma Printex diperoleh dari dua
sumber, yaitu dari PLN (Perusahaan Listrik Negara) dan dari Generator Set
(Genset) yang terdiri dari mesin yang berfungsi sebagai penggerak dan
62
generator yang berfungsi sebagai pembangkit listrik. Tenaga listrik yang berasal
dari PLN, untuk pemakaiannya 120.000 KWh per bulan dengan tegangan
sebesar 555 KVA untuk kegiatan perkantoran dan proses produksi, sedangkan
tenaga listrik yang berasal dari generator set dengan tegangan sebesar 750 KVA
digunakan untuk keperluan proses produksi dan penerangan di Departemen
Produksi.
PT Kharisma Printex memiliki generator set sebanyak tiga unit dengan spesifikasi
mesin dapat dilihat pada Tabel 3.10.
Tenaga uap yang digunakan di PT Kharisma Printex terdiri dari dua bagian yaitu
steam boiler dan oil boiler.
1. Steam Boiler
Steam boiler berfungsi untuk menghasilkan uap panas yang bertekanan, yaitu
dengan cara mendidihkan air dengan bantuan api yang dihasilkan dari bahan
bakar gas. Steam boiler ini digunakan pada mesin rotary printing dan dua mesin
ACME untuk proses persiapan penyempurnaan. Jenis uap yang dihasilkan yaitu
uap yang masih mengandung air. Jenis steam boiler yang digunakan pada
perusahaan ini adalah:
63
Oil boiler berfungsi untuk menghasilkan uap panas yang bertekanan yang
diperoleh dengan cara memanaskan oli disertai bantuan bahan bakar gas. Mesin
oil boiler digunakan untuk memberikan temperatur panas tertentu pada mesin-
mesin yang memerlukan temperatur tinggi. Suhu saat pemanasan oli ini dapat
mencapai 200⁰C. Prosesnya dilakukan dengan cara mengalirkan oli panas yang
dihasilkan oleh thermoheater melalui saluran tertentu yang menuju ke mesin
yang membutuhkan temperatur tinggi. Jenis oil boiler Harrish ini digunakan pada
mesin Bruckner dan boiler THT yang digunakan pada mesin LK serta loop
steamer. Jenis oil boiler yang digunakan oleh perusahaan ini adalah :
64
- Air yang berasal dari sumur artesis dipompa menggunakan empat buah
pompa kemudian ditampung dalam bak penampungan agar kotoran-
kotoran yang mungkin terbawa oleh air tersebut dapat mengendap.
- Selanjutnya, air tersebut didistribusikan ke empat tangki yang terbagi
menjadi satu tangki untuk umum, dua tangki untuk proses produksi dan
satu tangki untuk Boiler.
- Khusus untuk tangki air yang akan dialirkan untuk air proses produksi dan
umum. Tangki tersebut berisi filter tank. Filter tank berfungsi untuk
menyaring kotoran. Media yang digunakan adalah pasir dan kerikil. Setelah
melakukan penyaringan dengan menggunakan filter tank, air didistribusikan
ke proses produksi dan umum.
- Khusus untuk Boiler, tangki tersebut berisi sand filter. Sand filter berfungsi
untuk menyaring kotoran-kotoran dan zat-zat terlarut. Media yang
digunakan adalah pasir aktif dan zat anti kerak. Setelah melakukan
penyaringan dengan menggunakan sand filter tank, air didistribusikan ke
boiler.
Sumber: Bagian Teknik dan Pengelolaan Lingkungan Hidup PT Kharisma Printex, 2022
2. Pengolahan Limbah
65
Pengolahan limbah yang berasal dari Departemen Sarana, Bagian IPAL &
Limbah B3 PT Kharisma Printex menggunakan fasilitas Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) yang terdapat di pabrik. Hal tersebut digunakan untuk mengolah
limbah cair secara fisika dan kimia yang berasal dari limbah proses pretreatment
dan pencapan. Proses fisika dilakukan dengan menyaring kotoran padat,
menurunkan suhu air limbah, dan menggumpalkan flok-flok limbah. Proses kimia
dilakukan dengan menurunkan kadar-kadar pengotor pada limbah seperti BOD,
COD, TSS dan kadar lainnya menggunakan bantuan mikroorganisme atau
bakteri. Layout pengolahan air limbah PT Kharisma Printex dapat dilihat pada
Gambar 3.20.
3. Bak ekualisasi
Bak ekualisasi merupakan bak penampungan limbah yang berasal dari bak
penampungan proses pre-treatment dan printing. Tujuan dari bak ekualisasi
adalah mencampurkan seluruh air limbah dari kedua sumber tersebut. Dengan
adanya proses ekualisasi ini, akan didapat kondisi air limbah yang seragam
sehingga dapat mempermudah untuk proses pengolahan limbah selanjutnya.
Proses penyeragaman karakter pada kedua air limbah dengan diberikan bakteri
untuk menurunkan sedimentasi.
66
4. Cooling tower
Cooling tower merupakan tempat penampungan air yang berasal dari bak
ekualisasi. Pada cooling tower dilakukan pendinginan air limbah hingga
mencapai suhu di bawah 30⁰C dan mengurangi kadar belerang yang terkandung
dalam air limbah.
5. Bak aerasi
Bak aerasi merupakan bak penampungan yang berfungsi untuk memberikan
suplai oksigen ke dalam air. Bak aerasi yang digunakan di IPAL menggunakan
blower sebagai penyuplai oksigen ke dalam air. Pada proses ini, limbah diurai
oleh mikroorganisme bakteri yang bertujuan untuk menurunkan COD. Selain itu,
bakteri dapat menurunkan 40% sedimentasi pada air limbah. Mineral yang larut
seperti besi dan mangan akan teroksidasi membentuk endapan yang dapat
dihilangkan dengan sedimentasi. Selanjutnya, air limbah dipompakan menuju
bak koagulasi untuk dilakukan proses pengolahan secara kimia.
Proses pembentukan flok terjadi karena adanya ikatan ion positif dan ion negatif
dalam air limbah. Sedangkan flokulasi adalah proses pembentukan flok-flok
disertai penambahan Polimer Anion sebanyak 5 kg dari tangki yang berkapasitas
500 liter sebagai flokulan dengan pengadukan kecepatan lambat untuk menjaga
flok yang sudah terbentuk tidak pecah dan tidak/akan terpisah dari airnya
sehingga terbentuk flok yang berukuran besar. Hasil ikatan antara ion positif dan
negatif dari proses koagulasi masih berupa flok atau gumpalan kecil sehingga
untuk mempermudah pengendapan diperlukan penambahan polimer sebagai
jembatan yang menghubungkan antara flok satu dengan yang lainnya. Hal ini
67
bertujuan agar antar flok saling melekat lalu gumpalan akan menjadi lebih besar
sehingga flok lebih cepat mengendap. Flok tersebut kemudian akan mengendap
sebagai lumpur dan dipompakan ke unit bak sedimentasi. Pada bak flokulasi
selain diberikan zat polimer anion juga ditambahkan zat anti busa sebanyak 20
kg dari tangki yang berkapasitas 500 liter supaya meminimalisir busa pada saat
di penampungan akhir.
7. Unit Sedimentasi
Sedimentasi merupakan proses pengendapan flok yang bertujuan memisahkan
partikel padat (lumpur) dan cair. Air limbah masuk ke unit sedimentasi, sattler
yang terdapat di dalamnya berfungsi untuk mempermudah pemisahan lumpur
dengan air dimana lumpur menjadi mudah mengendap. Lumpur yang terbentuk
pada proses pengolahan kimia akan terendapkan pada bagian bawah bak. Pada
bak sedimentasi air limbah sudah tidak berwarna dan memiliki pH netral. Namun,
apabila pH yang dihasilkan belum netral maka akan diproses kembali pada bak
penampungan akhir. Lumpur yang terendapkan disalurkan ke dalam bak lumpur
(SDB) yang selanjutnya akan diproses dengan menggunakan alat screw press.
Air limbah pada bagian atas bak dijadikan sebagai outlet.
8. Screw Press
Pada proses ini bertujuan agar lumpur dari bak sedimentasi dapat menjadi “cake”
lumpur kering. “Cake” ini yang termasuk ke dalam limbah B3. Lalu “cake”
dipisahkan dan disimpan di TPS B3. Jumlah bak filter press pada instalasi
pengolahan air limbah (IPAL) di PT Kharisma Printex yaitu delapan bak. Pada
bak ini lumpur di press hingga kadar airnya tersisa (5-10%). Air yang terpisah dari
lumpur tersebut overflow dari screw press ke bak ekualisasi sedangkan lumpur
yang telah di press kemudian diangkut ke tempat pembuangan lumpur khusus
limbah padat yang dilakukan secara periodik 1 minggu sekali.
68
standar baku mutu limbah cair menurut SK Gubernur Jawa Barat No.6 Tahun
1999.
69
Sumber: Bagian Teknik dan Pengelolaan Lingkungan Hidup PT Kharisma Printex, 2022
70
3. Laboratorium
Tugas pokok yang dikerjakan pada Bagian Laboratorium adalah proses matching
dan pengerjaan pesanan konsumen yang dibuat dalam skala kecil di
laboratorium (strike off). Matching merupakan suatu proses cap dalam skala kecil
untuk mendapatkan warna yang sesuai dengan warna yang diinginkan
konsumen yang akan dijadikan acuan untuk proses produksi di Bagian Printing.
Apabila ada produk zat kimia baru yang ditawarkan oleh supplier maka dilakukan
penelitian bekerja sama dengan bagian dapur cat yang akan menghasilkan resep
baru sehingga akan meningkatkan kualitas hasil produksi atau meningkatkan
efektifitas dan efisiensi proses produksi sebelumnya. Laboratorium PT Kharisma
Printex dilengkapi dengan mesin rapid dyeing mini dan mesin curing mini
sehingga memudahkan proses produksi dalam skala kecil.
Raw material merupakan hal inti dalam sebuah produksi, bagaimanapun apabila
suatu produksi tidak ada bahan baku maka produksi tersebut tidak dapat
berjalan. Namun, agar kualitas suatu produk menjadi baik maka harus
71
diperhatikan pengendalian mutu bahan baku tersebut. Bahan baku yang
digunakan di PT Kharisma Printex diantaranya zat warna, zat kimia, zat
pembantu tekstil dan kain makloon. Benang yang biasa digunakan di perusahaan
ini adalah benang kapas dan poliester-kapas. Berikut pengendalian mutu pada
bahan baku di PT Kharisma Printex yaitu :
1. Kain
Di PT Kharisma Printex, kain yang digunakan untuk proses pencapan yaitu kain
rajut dengan berbagai jenis yaitu kapas, kapas-poliester 60%-40% (CVC),
poliester-kapas 60%-40% (TC) yang dikirim langsung dari konsumen. Kain-kain
tersebut disimpan di gudang kain dengan suhu ruangan dan dipisahkan sesuai
jenis dan makloon dari konsumen. Pengendalian mutu untuk pengamanan dan
pemeliharaan kain sebelum proses, dilakukan pengecekan awal diantaranya
pengecekan gramasi kain, lebar kain, shrinkage, daya serap kain dan cacat pada
kain sebelum proses sekaligus dilakukan pencatatan identitas kain. Apabila cacat
yang terdapat pada kain melebihi standar (>10 poin) maka akan dibuat SPK
(Surat Persetujuan Khusus) kepada pihak konsumen. Apabila konsumen setuju
maka kain siap proses selanjutnya. Apabila tidak, maka kain di return dengan
kain yang baru dari pihak konsumen. Kain yang masuk ke PT Kharisma Printex
disimpan sesuai jenis kain dan order. Sistem pemakaian kain menggunakan
sistem first in first out (FIFO). Adanya pengecekan kain greige menyebabkan
mutu bahan baku tetap terjaga kualitasnya sehingga dapat mengurangi
terjadinya masalah.
2. Zat Kimia
Di PT Kharisma Printex terdapat beberapa proses yang membutuhkan zat kimia
sebagai pembantunya diantaranya proses persiapan penyempurnaan, proses
pencapan dan penyempurnaan. Zat kimia yang digunakan terdapat dua macam
yaitu zat kimia yang menggunakan standar OEKOTEX dan juga zat kimia yang
berada di pasar, hal ini tergantung dari permintaan konsumen. Pada proses
persiapan penyempurnaan, untuk penyimpanan NaOH dan H2O2 disimpan di
gudang khusus obat dengan suhu kamar. Begitu pun pada penyimpanan zat
warna dan zat pembantu lainnya pada proses pencapan dan proses
penyempurnaan. Zat warna pigmen yang digunakan di PT Kharisma Printex
dilakukan pengecekan terlebih dahulu mengenai kestabilan warna, tahan luntur
warna terhadap gosokan dan pencucian, serta pengecekan waktu
72
kadaluarsanya. Berlaku juga pada zat pembantu lainnya dilakukan pengecekan
terlebih dahulu di laboratorium, seperti pengecekan nomor lot pada zat kimia.
Penggunaan zat warna dan zat pembantu yang digunakan untuk proses produksi
telah sesuai dengan SNI.
3. Sarana Pendukung
Sarana pendukung produksi terdiri dari air untuk jalannya proses produksi dan
uap untuk boiler. Di PT Kharisma Printex menggunakan standar baku mutu
kesadahan air proses untuk produksi adalah 3⁰DH dan syarat kesadahan air
untuk boiler sebagai penghasil uap panas yang bertekanan adalah 0⁰DH yang
nantinya akan didistribusikan ke mesin produksi. Air yang digunakan berasal dari
sumur artesis dengan debit 380 m3/hari kemudian ditampung dalam bak untuk
proses pengendapan kotoran-kotoran yang terbawa oleh air. Selanjutnya air
tersebut didistribusikan ke beberapa tangki berdasarkan kebutuhan dan
dilakukan pengujian agar sesuai dengan standar baku mutu :
Proses produksi yang ada di PT Kharisma Printex meliputi dari persiapan kain,
proses persiapan penyempurnaan hingga kain siap cap, lalu proses pencapan,
dan proses penyempurnaan. Pada setiap prosesnya dilakukan inspeksi dan
apabila terjadi kesalahan maka dilakukan perbaikan secara langsung. Selama
proses produksi berlangsung, pengendalian mutu dilakukan dengan penyertaan
kartu produksi pada setiap jenis kain yang diproses, diantaranya informasi
mengenai jenis kain, kondisi fisik kain, jenis proses yang akan dilakukan pada
kain, waktu proses, urutan proses dan mesin-mesin yang akan digunakan
disertai pengecekan setting kondisi mesin dan performa mesin produksi.
Pengendalian mutu selama proses ini mengutamakan kualitas produk yang
dihasilkan dengan mengefisienkan waktu, biaya dan energi yang digunakan.
73
3.3.2.1 Proses Persiapan penyempurnaan
74
memiliki sasaran mutu untuk target jumlah produksi printing sebanyak 150
ton/bulan.
PT Kharisma Printex memproduksi kain untuk pakaian bayi dan baju tidur balita
hingga dewasa. Perusahaan ini memiliki sasaran mutu untuk target nilai
kepuasan pelanggan sebesar 75% setiap 12 bulan dan target ketepatan waktu
kirim hasil produksi sebesar 80%/bulan. Jenis produk yang dihasilkan yaitu
produk yang sudah menggunakan standar OEKOTEX. Sebelum pengiriman kain
dicek terlebih dahulu di Bagian Quality Control (QC) apabila terdapat bagian
cacat pada kain. Hal yang harus diperhatikan ketika dilakukan pengecekan
diantaranya apabila terdapat lebih dari 10 poin cacat maka tindak lanjut yang
dilakukan sesuai dengan kesepakatan dengan konsumen. Namun apabila nilai
cacat di bawah 10 poin maka masih bisa ditoleransi.
Beberapa cacat yang biasanya terjadi yaitu kotoran tanah dan kain terlipat pada
proses persiapan penyempurnaan. Cacat blobor, outsetting, kain terlipat, bintik
putih, habis obat, noda obat, warna/dasar kain berubah, noda oli, putih pinggir,
belang kiri/kanan, dan pinggir pada proses pencapan. Cacat warna atau dasar
kain berubah (gosong) dan oli pada proses curing. Motif
melengkung/miring/bergelombang dan noda obat softener pada proses
penyempurnaan.
Terdapat beberapa evaluasi yang dilakukan pada kain setelah melewati proses
pencapan dan penyempurnaan, diantaranya :
75
- Mengukur panjang, lebar, repeat kain, handfeel sesuai dengan permintaan
konsumen.
- Warna sesuai dengan permintaan konsumen.
- Memberi stiker sebagai tanda pada kain yang terdapat cacat.
Penyelesaian masalah pada mutu produk jika kain yang dihasilkan tidak sesuai
maka akan dilakukan proses ulang hingga produk tersebut dapat diterima oleh
konsumen dan seluruh kepala bagian di Departemen Produksi akan
berkoordinasi untuk mengevaluasi masalah tersebut agar dapat diminimalisir.
Generator
Leyor
Masih
Samor Sumber Listrik
Jerman - 2 250 KVA Diguna-
(Mercedes Cadangan
kan
Benz) 46
L9 AS
76
Tabel 3.12 Data mesin-mesin PT Kharisma Printex (lanjutan)
Thermoset Menghasilkan
Masih
Harish oli panas
India 1991 1 1,5 TonKal Diguna-
untuk proses
T-1500 kan
produksi
Membuka dan
1 buah Masih
Stork memasang
Jerman 1885 2 Rotary Diguna-
(Endring) endring pada
Screen kan
Rotary Screen
Proses
pemantapan Masih
Stenter 15-25
Jerman 1990 1 panas dan diguna-
Bruckner m/menit
pengeringan kan
kain
Atlindo Masih
Indone- Memeriksa
(mesin 1993 4 50 m/menit diguna-
sia kain
inspeksi) kan
Proses Sudah
Devrekha
persiapan tidak
(Jet- India 2003 2 300 Kg
penyempurna- diguna-
Dyeing)
an kan
Sumwin Masih
Proses belah
(belah China 2012 1 130 m/menit diguna-
kain
kain) kan
Proses cetak
CST gambar dari Masih
Afrika
(mesin 2004 1 50 rpm komputer ke diguna-
Selatan
engraver) screen dan kan
expose
Gebrueder Menghasilkan
Masih
Wagner uap panas
Jerman 1980 1 4,2 TonKal diguna-
7610(stea untuk proses
kan
m boiler) produksi
Proses
Acme 1 Masih
persiapan
(Jet Taiwan 2003 1 1200 kg diguna-
penyempurna-
Dyeng) kan
an
Proses
Acme 2 Masih
persiapan
(Jet Taiwan 2003 1 600 kg diguna-
penyempurna-
Dyeing) kan
an
Mesin Proses
Masih
pembuka pembuka kain
Taiwan 2012 1 80 m/menit diguna-
kain dari bentuk
kan
Scucther rope kain
77
Tabel 3.13 Data mesin-mesin PT Kharisma Printex (lanjutan)
78
3.4.2 Penyetelan, Troubleshooting, Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin
79
produksi berlangsung dan dikerjakan oleh teknisi dari bagian maintenance
setelah ada komplain kerusakan. Komplain kerusakan tersebut ditulis dalam
formulir permintaan perbaikan mesin yang dibuat oleh Bagian Teknik
(maintenance). Perbaikan mesin di PT Kharisma Printex menerapkan sistem
perbaikan mesin overhaul, breakdown maintenance dan perbaikan korektif.
Overhaul
Overhaul yaitu pembongkaran mesin rotary printing (STORK RD IV) secara
menyeluruh untuk proses perbaikan dan dilakukan pembersihan, pelumasan
serta penyetelan kembali. Kegiatan ini dilakukan setahun sekali pada libur hari
natal sampai awal tahun.
Breakdown Maintenance
Kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu
kerusakan atau kelainan pada mesin sehingga tidak dapat berfungsi dengan
baik. Kegiatan ini disebut juga dengan kegiatan perbaikan sparepart atau
reparasi.
Perbaikan Korektif
Kegiatan perbaikan pada mesin yang dilakukan untuk mengidentifikasi,
mengisolasi dan memperbaiki kesalahan sehingga peralatan mesin atau sistem
yang gagal dapat dikembalikan ke kondisi operasional dalam toleransi atau batas
yang ditetapkan untuk operasi.
80
BAB IV DISKUSI
PT Kharisma Printex berproduksi mulai tahun 1993 dan sejak awal produksi
sampai saat ini melakukan usaha di bidang industri tekstil, menerima kain dari
konsumen kemudian diproses persiapan penyempurnaan, pemutihan optik,
pencapan dan jika diperlukan dilakukan proses penyempurnaan. Slogan mutu
dari perusahaan ini yaitu mengutamakan kualitas produk dan kecepatan dalam
pelayanan. Upaya dalam pencapaiannya dengan melaksanakan kebijakan mutu
yang dibuat, menentukan sasaran mutu perusahaan dan terus mengikuti
perkembangan di bidangnya. Hal tersebut dapat menjadi potensi dalam
pengembangan perusahaan di masa yang akan datang.
81
menghasilkan produk yang lebih berkualitas. Proses produksi pada perusahaan
ini belum memiliki standar yang dimiliki karena seluruh produk yang dihasilkan
sesuai dengan permintaan konsumen.
3. Pengembangan proses
82
Pengujian hasil produksi pencapan pada tekstil perlu dilakukan sebagai standar
penilaian sehingga terdapat parameter yang dapat disepakati bersama. Saat ini
PT Kharisma Printex belum mempunyai standar instrumen pengukur warna
sehingga hasil produksi tersebut masih menyesuaikan dengan keinginan
konsumen. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya banyak persepsi mengenai
warna yang dihasilkan dan diinginkan karena penilaian warna oleh penglihatan
mata manusia pun berbeda-beda. Oleh karena itu, perlunya alat spektrofotometri
sebagai alat instrumen pengukur warna secara kuantitatif. Adanya penggunaan
alat ini memberikan alternatif sebagai pengukur warna yang akurat dan penilaian
warnanya pun bersifat objektif sehingga dapat menghasilkan produk yang lebih
berkualitas serta memiliki standar.
Tata letak proses produksi di PT Kharisma Printex juga perlu diperhatikan karena
berpengaruh dalam efektifitas setiap prosesnya. Proses pretreatment pada
perusahaan ini letaknya di luar ruangan yang mana berbeda dengan proses
produksi lainnya yang berada di dalam ruangan. Hal tersebut memengaruhi
kelancaran arus produksi dan koordinasi dari satu bagian ke bagian berikutnya.
Selain itu, kain yang diproses di luar ruangan akan terkena paparan sinar
matahari langsung dan terkena debu yang akan mengakibatkan kualitas kain
(Gumbolo H.S, 1995). Diperlukan adanya tata letak mesin dalam proses produksi
agar pekerjaan yang dilakukan dapat efektif dan efisien sehingga dapat
menghasilkan produk yang berkualitas serta minim oleh cacat.
Dapur cat PT Kharisma Printex bertugas untuk membuat pasta cap yang akan
digunakan pada skala produksi di mesin rotary printing. Terdapat permasalahan
mengenai penggunaan pasta cap yang selalu berlebih dan akhirnya tidak dapat
dipakai kembali. Hal ini berakibat pada biaya produksi menjadi meningkat dari
yang seharusnya penggunaan pasta cap tersebut dapat efisien. Penentuan
program efisiensi untuk perhitungan resep pasta cap ini perlu diperhatikan agar
penggunaan nya pun dapat efektif dan efisien sehingga tidak ada lagi sisa pasta
cap yang terbuang dari proses printing.
83
Pada Bab IV ini topik yang akan dibahas berupa alur proses produksi pencapan
kain rajut poliester-kapas 60%-40% (TC 30s SK) dengan nomor order produksi
KP-00421-00417 menggunakan zat warna pigmen pada mesin rotary printing.
Dalam diskusi ini membahas mengenai kain hasil pencapan yang telah selesai
diproduksi tetapi memiliki kendala pada kain yaitu cacat outsetting. Kendala
tersebut membuat kualitas kain menurun sehingga perlu dilakukan analisis faktor
penyebab kegagalan produk terhadap perencanaan dan pengendalian produksi,
proses produksi, pemeliharaan dan perbaikan mesin serta pengendalian
mutunya.
Kartu checklist produksi yang dibuat oleh bagian pemasaran berisi spesifikasi
pesanan dari konsumen seperti desain yang diinginkan, karakteristik kain yang
akan diproduksi, jenis proses produksi yang diinginkan, gramasi akhir kain yang
diinginkan dan nilai shrinkage kain yang diinginkan.
Kartu order persiapan yang dibuat oleh Bagian PPC berisi nama pelanggan,
nomor makloon (MKN), nomor kartu, nomor desain, jumlah order, pemakaian
84
LPK, jenis kain dan warna serta jenis print dan keterangan atau catatan lain
mengenai kondisi kain.
3. Kartu produksi
Kartu produksi berisi data informasi checklist produksi, order persiapan dan
identitas secara lengkap mengenai proses yang akan dikerjakan untuk kain
konsumen tersebut, seperti nomor kartu, nama pelanggan, nomor desain, jenis
print, kondisi kain, warna dasar kain, keterangan Lem Potong Pinggir (LPP), jenis
proses, dan keterangan tambahan untuk resep warna dan kondisi kain.
85
Setelah perencanaan produksi selesai selanjutnya data tersebut diinput pada
sistem online. Sistem ini dapat dilihat oleh setiap bagian agar dapat
memudahkan proses pengendalian produksi yang sedang dijalankan sehingga
dapat sesuai dengan target waktu yang sudah ditentukan. Pengendalian
produksi dimulai dari sebelum proses produksi berlangsung hingga pesanan
dikirim kepada konsumen. Pengendalian produksi yang dilakukan oleh Bagian
Printing untuk proses pencapan kain 60% poliester 40% kapas dibagi menjadi
tiga tahap, yaitu :
Kain terlebih dahulu dilakukan inspeksi awal dengan tujuan mengecek kelayakan
kain tersebut untuk proses berikutnya. Hasil dari inspeksi awal dicatat pada
lembaran hasil inspeksi awal kain dasar. Jika kain yang akan diproses tidak layak
maka kain tersebut akan dikembalikan dan diproses di Bagian Pemasaran
sebagai jembatan komunikasi dengan konsumen. Pengendalian sebelum proses
ini dilakukan setelah proses inspeksi kain dengan melihat kartu kerja yang sudah
diberikan oleh Bagian PPC sebagai acuan untuk menentukan jalannya produksi.
Kartu produksi ini diberikan informasi mengenai nomor kartu, nama pelanggan,
nomor desain, jenis print, kondisi kain, warna dasar kain, keterangan Lem Potong
Pinggir (LPK), jenis proses, dan keterangan tambahan untuk resep warna dan
kondisi kain.
Pengendalian saat proses dilakukan oleh Manajer Produksi yang bertugas untuk
mengawasi proses produksi dari awal kain masuk hingga dikirimkan kepada
konsumen. Setiap proses yang sedang dilakukan, operator diharuskan untuk
memperhatikan dan menginput kondisi kain yang sedang diproses pada sistem
online dan kartu proses mulai dari shift, tanggal proses, operator yang bekerja,
dan keterangan tambahan agar tidak terjadi masalah pada saat proses serta
ketika terdapat masalah pun dapat segera diatasi. Peran PPC dalam
pengendalian produksi yaitu memantau, menata, mengoordinasi pelaksanaan
produksi agar berjalan dengan baik dan berjalan sesuai rencana. Apabila terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan yang membuat kemunduran jadwal proses dalam
produksi, Bagian PPC yang mengontrol di lapangan atau Kepala Bagian Printing
dapat langsung berkoordinasi untuk menginformasikan kendalanya sekaligus
melalui Bagian Pemasaran ke konsumen.
86
3. Pengendalian setelah proses
Pada bagian proses produksi kain rajut dengan benang poliester-kapas 60%-
40% (TC 30⁰S D/K) dengan nomor produksi 1-052022-00423memiliki permintaan
dengan hasil akhir kain memperhatikan gramasi, lebar, dan kelembutan. Pada
pesanan nomor produksi 1-052022-00423menggunakan kain greige untuk
proses produksinya. Proses yang akan dilewati yaitu persiapan kain, persiapan
penyempurnaan, pencapan, penyempurnaan.
Diawali proses inspeksi kain yang dilakukan pada mesin inspeksi untuk
mengecek cacat pada kain. Setelah itu, dilakukan pengecekan kain dengan
beberapa pengujian yaitu lebar kain, gramasi, shrinkage dan daya serap kain.
Pengecekan kain dilakukan oleh Bagian Persiapan Kain sekaligus pemberian
identitas kain. Dilanjutkan proses pemartaian untuk memisahkan dan
mengumpulkan kain yang akan diproduksi dan proses buka kain dari bentuk
gulungan menjadi lipatan sehingga mempermudah untuk proses pencapan. Kain
yang sudah diproses buka kain lalu diobras untuk menyambungkan antar roll nya
sebanyak 4-5 roll sesuai dengan kapasitas mesin jet dyeing. Pada pesanan
nomor produksi 1-052022-00423 terdapat 30 rol kain yang akan diproses.
87
kapas 60%-40% (TC 30 SK) di mesin dyeing jet flow menggunakan nomor
program 42. Nomor program resep ditandai untuk penggunaan auxiliary (zat
pembantu) dan penggunaan zat OBA berdasarkan jenis kain yang akan diproses
seperti contoh program resep yang dapat dilihat pada Gambar 4.1 Program
Resep Persiapan Penyempurnaan. Kemudian, secara otomatis mesin tersebut
akan melakukan proses sesuai dengan program yang diinput pada panel mesin.
Selama jalannya proses, operator bertugas untuk melakukan kontrol dan
membantu memasukkan zat kimia sesuai resep yang telah dihitung. Resep zat
OBA dihitung berdasarkan %owf sedangkan untuk zat pembantu scouring,
bleaching dan pemutihan optik (OBA) dihitung berdasarkan liquoration pada
kapasitas mesin dyeing jet flow.
88
Daipol 1,8
- Pengecekan kain yang akan diproduksi untuk dinilai kelayakan kain dalam
proses pencapan.
- Pemeriksaan screen dan mesin untuk mengecek kelayakan pakainya.
89
- Pengecekan blanket dan hindari benda-benda yang dapat merusak
blanket.
- Periksa “DOP” screen holder bagian kepala dan ekor, juga cek Gear/Gigi
antara keduanya harus pas (posisi tidak mengangkat).
- Pompa pasta dipastikan bersih dan berfungsi dengan baik agar pasta
dapat masuk ke dalam screen.
- Pasta zat warna yang akan digunakan harus disiapkan dan diperhatikan
agar tidak kekurangan saat proses produksi berlangsung.
- Periksa lem PVA dan jika kosong harus segera diisi, check brushing dan
putarannya serta tekanan magnetnya.
- Pengecekan screen dilakukan untuk melihat terdapat bocor atau tidak.
Apabila terdapat bocor, screen ditambal menggunakan lakban.
- Penyusunan screen dilakukan sesuai dengan susunan warna dari warna
tua sampai warna muda.
- Sebelum dilakukan tahap proses produksi, dilakukan pemasangan kain BS
terlebih dahulu untuk mengecek hasilnya apakah sudah sesuai atau belum.
Setting Tekanan
Zat Konsentrasi Binder
Kanan Kiri
Pasta zat warna pigmen (screen 1) : 25 kg
Zat warna 1.500 gram
pigmen hitam
9103
Zat warna 1.500 gram 36% 5 6
pigmen biru
kp
Binder 36%
90
Tabel 4.1 Resep pencapan nomor produksi 1-052022-00423 (lanjutan)
Setting Tekanan
Zat Konsentrasi
Binder Kanan Kiri
Pasta zat warna pigmen (screen 2) : 25 kg
Zat warna
pigmen 1.312,5 gram
crimson
Zat warna
21% 6 6
pigmen 375 gram
kuning
Zat warna
3,7 gram
pigmen hitam
Pasta zat warna pigmen (screen 3) : 40 kg
Zat warna
pigmen 413,3 gram
kuning
Zat warna 10% 6 5
432 gram
pigmen biru
Zat warna
27,5 gram
pigmen hitam
Pasta zat warna pigmen (screen 4)
Zat warna
136,5 gram
pigmen biru
Zat warna
pigmen 11,7 gram 10% 4 5
kuning
Zat warna
27,3 gram
pigmen hitam
Pasta zat warna pigmen (screen 5)
Zat warna 105 gram 10% 7 5
pigmen
91
kuning
Setting Tekanan
Zat Konsentrasi
Binder Kanan Kiri
Zat warna
pigmen 36 gram
crimson 10% 7 5
Zat warna
36 gram
pigmen pink
Pasta zat warna pigmen (screen 6)
Zat warna
pigmen 23,4 gram
kuning
Zat warna 10% 6,5 6
11 gram
pigmen biru
Zat warna
8,2 gram
pigmen hitam
Pasta zat warna pigmen (screen 7)
Zat warna
7,6 gram
pigmen biru
10% 2,5 4
Zat warna
2,1 gram
pigmen hitam
Pasta zat warna pigmen (screen 8)
Zat warna
15 gram
pigmen hitam
Zat warna
15,5 gram 10% 5 5
pigmen biru
Zat warna
1,6 gram
pigmen violet
92
Proses printing yang dilakukan pada mesin rotary print STORK melalui beberapa
tahapan yang dilakukan diantaranya,
Suhu : 150⁰C
Waktu : 8 menit
Kecepatan kain : 8-10 meter/menit
4. Proses Penyempurnaan
- Menentukan jenis finishing yang akan dikerjakan yaitu Finish untuk nomor
produksi 1-052022-00423 yang berarti dikerjakan pada kain yang sudah
bermotif.
- Tambahkan softener yang akan digunakan.
- Operasikan mesin dengan suhu thermoset 200-230⁰C .
93
- Cek warna, motif, handfeel, gramasi, lebar dan shrinkage kain dan kontrol
secara berkala ketersediaan softener untuk menjaga kualitas kain yang
dihasilkan.
Pada saat produksi berlangsung, terdapat kendala yang terjadi yaitu hasil
produksi mengalami outsetting. Hal ini terjadi akibat beberapa hal, yaitu setting
screen yang belum sesuai, blanket yang sudah tidak menempel atau lemnya
sudah aus sehingga tertarik pada mesin pengeringnya lebih cepat dari yang
seharusnya, posisi gear dan endring yang belum sesuai, viskositas pasta juga
memengaruhi terjadinya cacat outsetting. Maka dari itu, untuk mengatasinya
dapat dipastikan terlebih dahulu setting screen sudah sesuai atau belum, lem
pada blanket dipastikan menempel dengan baik sehingga kain tidak tertarik pada
mesin pengering, memastikan posisi knock yang mengunci posisi gear dan
endring telah sesuai dan membuat resep efektivitas pasta cap agar bisa sesuai
dengan kebutuhan. Selain itu, terdapat solusi yang berhubungan dengan
pembuatan desain nya yaitu melakukan overprint mengacu pada pixel. Desain
pada gambar juga harus diperhatikan besar atau kecilnya karena memperhatikan
mesin pembuatan motif yang memakai tinta.
Pasta cap diencerkan agar motif dapat blobor sedikit guna menutupi cacat
outsetting karena motif yang goyang. Namun dari tindakan tersebut dapat
mengakibatkan risiko motif menjadi kurang tajam maka dari itu toleransi kualitas
printing untuk order-order tersebut sangat diperhitungkan.
Tuas pada mesin rotary printing dapat memengaruhi proses pencapan untuk
mengantisipasi cacat outsetting. Jika keadaan tuas longgar maka rentan berputar
sendiri apabila ada getaran di mesin.
Lem yang ada pada permukaan blanket harus diperhatikan dalam proses
pencapan pada mesin rotary printing. Lem blanket yang sudah tidak rekat pada
94
kain akan menimbulkan risiko kain bergeser sehingga pasta keluar dari garis
motif yang diinginkan.
4. Setting screen
5. Gear holder
Keadaan gear yang sudah aus dapat menjadi salah satu faktor yang
menyebabkan cacat outsetting. Komponen ini apabila digunakan dalam kurun
waktu yang sudah lama, maka akan mengalami aus sehingga posisinya bergeser
dan menjadi tidak sesuai dengan setting yang seharusnya. Pemasangan gear
dan holdernya pun harus sejajar ujung mata gear nya dengan garis cross agar
sesuai dengan setting yang telah ditentukan.
6. Pengunci screen
Pemasangan baut jenis L4 dan baut kuningan sebagai pengunci screen pada
holder agar menempel dan berputar secara simetris sehingga posisi tidak
goyang. Apabila pemasangan baut tersebut tidak kuat maka putaran holder pun
tidak sempurna dan akan goyang. Hal ini dapat mengakibatkan motif rentan
outsetting.
95
menyebabkan terjadinya kerusakan mesin yang akan mengakibatkan
terhambatnya proses produksi ataupun menurunnya kualitas kain yang
dihasilkan. Untuk mencegah terjadinya kerusakan mesin yang tidak terduga,
dapat dilakukan pemeliharaan mesin secara berkala. Proses perbaikan mesin
dilakukan ketika terjadi kerusakan pada mesin atau terdapat komponen mesin
yang harus diganti guna memperlancar jalannya produksi dan mencegah
penurunan kualitas kain yang dihasilkan.
Pengendalian mutu terhadap bahan baku berupa kain yang akan diproses dan
zat kimia yang digunakan, diantaranya :
1. Kain disimpan sesuai dengan identitas seperti asal kain, nomor lot, jenis
kain dan lebar kain awal. Sebelum dilakukan produksi kain terlebih dahulu
dilakukan inspeksi kain dan disimpan dengan penutup kain agar terhindar
dari kotoran. Selanjutnya ditentukan proses apa saja yang akan dilalui oleh
kain tersebut sesuai permintaan konsumen.
2. Zat pembantu dan zat warna yang akan digunakan untuk produksi, diuji
terlebih dahulu oleh Bagian Laboratorium agar sesuai dengan standar yang
ditentukan.
96
pompa pasta yang digunakan untuk memasukkan pasta ke dalam screen.
Jika tidak sesuai, akan diberhentikan terlebih dahulu proses yang sedang
berjalan dan akan diperbaiki/disesuaikan kembali oleh operator.
Kebersihan pada area sekitar mesin juga diperhatikan seperti debu, sisa
pasta pada blanket, sisa kain looper dan peralatan lainnya agar nyaman
dan aman saat proses sedang dijalankan. Hal yang perlu dilakukan dalam
proses produksi adalah mengecek viskositas pasta, mengecek pompa
pasta yang terdapat pada mesin dan dilakukan pengecekan kesamaan
dengan strike off kembali apabila terjadi penambahan pasta cap baru. Hal
ini bertujuan untuk memastikan hasil produksi telah sesuai dengan target
hasil yang diinginkan.
2. Pengendalian mutu terhadap proses dilakukan saat pergantian antar shift
dengan melakukan komunikasi menggunakan kartu produksi mengenai
informasi proses produksi, seperti kegiatan yang telah dikerjakan selama
satu shift, produksi mana saja yang belum dikerjakan dan sudah selesai.
Apabila terjadi kendala selama produksi juga dilaporkan pada kartu
produksi agar dapat berkoordinasi antar shift nya.
Pengendalian mutu produk dilakukan dengan cara memeriksa kain yang telah
selesai dilakukan proses produksi oleh Bagian Quality Control (QC) untuk
menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Kain akan dicek lebar kainnya, berat
gramasi dan shrinkage. Parameter penilaian cacat pada kain ditentukan batas
maksimal toleransi cacat sebesar 10 poin. Namun, pada nomor produksi 1-
052022-00423 terdapat cacat outsetting. Cacat hasil pencapan dapat disebabkan
oleh faktor bahan dari produknya, mesin yang digunakan, atau kesalahan
manusianya. Oleh karena itu, perlunya dilakukan pengendalian mutu agar proses
produksi dapat terpantau dan jika ada kendala dapat teratasi.
97
98
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
99
DAFTAR PUSTAKA
Zyahri, Muh. (2013). Pengantar Ilmu Tekstil 2. Modul Siswa Sekolah Menengah
Kejuruan. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
_______. (2022): Bagian Dyeing & Finishing Departemen Produksi, PT Kharisma
Printex, Bandung.
_______. (2022): Bagian IPAL & Limbah B3 Departemen Sarana, PT Kharisma
Printex, Bandung.
_______. (2022): Bagian Maintenance Departemen Sarana, PT Kharisma
Printex, Bandung.
_______. (2022): Bagian Personalia & Umum Departemen Sarana, PT Kharisma
Printex, Bandung.
_______. (2022): Bagian PPC Departemen Produksi, PT Kharisma Printex,
Bandung.
_______. (2022): Bagian Printing Departemen Produksi, PT Kharisma Printex,
Bandung.
_______.(2003): Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan.
100
LAMPIRAN
101
Lampiran 2 Strike off nomor produksi 1-052022-00423
102
Lampiran 3 Resep dapur pasta cap Bagian Pencapan
103
Lampiran 4 Data hasil quality control
104
Lampiran 5 Data hasil quality control
105
Lampiran 6 Contoh cacat outsetting
106