(1)
Jurnal Ekonomi Islam (Juni), (2023)
P-ISSN :XXXXXX
E-ISSN :XXXXXX
Abstrak
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia terkesan lamban karena
pengelolaan yang kurang profesional dan pengembangan perbankan syariah oleh
masyarakatnya sendiri, karena masih ada umat Islam yang belum memahami
ekonomi syariah atau belum mempraktekkannya dalam transaksi bisnis dan
keuangan sehari-hari. . Pesatnya perkembangan teknologi mempengaruhi
perubahan perilaku masyarakat dan pelayanan publik termasuk perbankan
memberikan kemudahan dalam bentuk layanan digital. Namun, kendala modal
dan regulasi menyebabkan terbatasnya layanan digital yang tersedia di perbankan
syariah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis layanan digital
apa saja yang ada di perbankan syariah, layanan digital perbankan syariah apa
saja yang banyak digunakan, dan bagaimana tanggapan masyarakat terhadap
layanan tersebut Layanan digital di perbankan syariah. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif, objek
penelitiannya adalah penduduk kota Pekanbaru kecamatan Binawidya yang
berjumlah 203.238 orang dengan sampel menggunakan metode slovin dengan
teknik random sampling, data meliputi primer dan sekunder. data. teknik
pengumpulan melalui observasi, wawancara dan kuesioner serta menggunakan
teknik analisis data kuantitatif dengan analisis kualitatif dengan metode SEM-PLS.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa bentuk perbankan digital dalam Syariah
meliputi phone banking, SMS banking, mobile banking, ATM. Layanan digital yang
dominan digunakan adalah Mobile Banking. Untuk persepsi warga Pekanbaru
terhadap layanan perbankan syariah digital berbasis data pada hasil nilai
konvergen, nilai diskriminan, rentang akar kuadrat, Cronbach Alpha, composite
reliability, R squared, R squared adjusted, baik. Hasil ini sesuai dengan uji SEM-
PLS, yang diperoleh nilai koefisien pengalaman (0,190) t-statistik (2,319) nilai p
(0,020), nilai koefisien permintaan satu arah (0,212) t-statistik (2,628) p ( 0,009),
nilai koefisien minat sebesar (0,210) t-statistik (3,155) nilai p-value (0,002), nilai
koefisien minat sebesar (0,214) nilai t-statistik (2,110) nilai p (0,035), nilai koefisien
fisiologis sebesar (0,252) ) t-statistik (3,033) nilai p (0,002). Oleh karena itu, dapat
dibayangkan bahwa pengalaman, kebutuhan searah, preferensi, perhatian dan
Abstract
The The development of Islamic banking in Indonesia seems sluggish due to
unprofessional management and the development of Islamic banking by the people
themselves, because there are still Muslims who do not understand Islamic
economics or have not practiced it in daily business and financial transactions. .
The rapid development of technology affects changes in people's behavior and
public services, including banking, provide convenience in the form of digital
services. However, capital and regulatory constraints lead to limited digital
services available in Islamic banking. The purpose of this research is to find out
what types of digital services exist in Islamic banking, what Islamic banking digital
services are widely used, and how the public responds to these services. Digital
services in Islamic banking. The research method used in this study is a
quantitative research type, the research object is the population of Pekanbaru city,
Binawidya sub-district, totaling 203,238 people with the sample using the slovin
method with random sampling technique, the data includes primary and
secondary. data. collection techniques through observation, interviews and
questionnaires as well as using quantitative data analysis techniques with
qualitative analysis using the SEM-PLS method. From the research results it is
known that the forms of digital banking in Sharia include phone banking, SMS
banking, mobile banking, ATMs. The dominant digital service used is Mobile
Banking. For Pekanbaru residents' perceptions of digital Islamic banking services
based on data on the results of convergent values, discriminant values, square root
ranges, Cronbach Alpha, composite reliability, R squared, R squared adjusted,
good. These results are in accordance with the SEM-PLS test, which obtained the
experience coefficient value (0.190) t-statistic (2.319) p value (0.020), one-way
demand coefficient value (0.212) t-statistic (2.628) p (0.009), coefficient value
interest is (0.210) t-statistic (3.155) p-value (0.002), coefficient of interest is (0.214)
t-statistical value (2.110) p-value (0.035), physiological coefficient value is (0.252) t-
statistic (3.033) p-value (0.002). Therefore, it is conceivable that experience,
unidirectional needs, preferences, attention and physiology have a significant
influence on digital services in Islamic banking.
Keywords: Perception, Digital Services, Islamic Banking
Pendahuluan
Dalam KBBI, persepsi adalah tanggapan atau penerimaan langsung terhadap
sesuatu. Dapat juga dikatakan bahwa persepsi adalah proses manusia dalam
mempersepsikan banyak hal melalui panca indera. Sementara itu, menurut
Robbins, persepsi adalah proses dimana individu mengatur dan
menginterpretasikan input sensoriknya untuk memahami lingkungan (Reni
Farwitawati, 2019). Persepsi adalah cara orang melihat atau menafsirkan
peristiwa, objek, dan orang. Orang bertindak berdasarkan persepsi mereka,
terlepas dari apakah persepsi tersebut mencerminkan realitas. Padahal,
masyarakat kota Pekanbaru memiliki pemahaman tersendiri atas kejadian
tersebut. Namun, apa yang diterima seseorang dapat berbeda secara signifikan
dari realitas objektif. Selain itu, konsep pelayanan mencakup lima dimensi utama
yang harus dipenuhi bank, antara lain sebagai berikut (Fandy Tjiptono, 2016);
Reliability, yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan yang
dijanjikan secara akurat pada saat pertama kali, tanpa melakukan kesalahan
dalam memberikan pelayanan pada waktu yang telah disepakati (on time).
Tanggung jawab sesuai dengan kemauan dan kemampuan penyedia layanan
(karyawan) untuk membantu pelanggan dan menanggapi permintaan mereka
secara tepat waktu dan menginformasikan layanan secara jelas. Jaminan
pengetahuan dan kesopanan staf dan kemampuan mereka untuk membangun
kepercayaan dengan pelanggan untuk menciptakan kenyamanan pelanggan.
Empati berarti perusahaan memahami masalah pelanggan dan bertindak sesuai
dengan kepentingan pelanggan serta dengan perhatian pribadi dan jam buka
yang menyenangkan. Bukti Fisik (tangible evidence) yang berkaitan dengan
penampilan fisik, fasilitas pelayanan, alat/perlengkapan, kepegawaian dan sistem
informasi komunikasi bank. Menurut Glosarium Gartner.com, digitalisasi
didefinisikan sebagai "penggunaan teknologi digital untuk mengubah model
bisnis dan memberikan pendapatan baru dan peluang penciptaan nilai".
Digitalisasi adalah terminologi atau ungkapan lain yang digunakan untuk
menggambarkan transformasi objek media, seperti berpindah dari media cetak,
video, audio ke digital yang dapat diarsipkan melalui dokumen dalam bentuk
transformasi digital.
Di era globalisasi saat ini, masyarakat kota Pekanbaru tidak lagi jarang
melakukan digitalisasi, terutama dalam perkembangan layanan digital berupa
aplikasi dalam urusan keuangan seperti perbankan. Dengan tumbuhnya e-
commerce, dunia perbankan juga harus bisa mengikuti tren bisnis digital dan
hadirnya sektor-sektor baru di ruang ini berupa fintech dan layanan perbankan
keuangan online. dimana jumlahnya semakin meningkat di Indonesia (Marlina,
2018). Dalam kamus KBBI, “pelayanan” berarti membantu menyiapkan atau
mengurus kebutuhan seseorang. Menurut Kotler, definisi jasa adalah setiap
tindakan atau kegiatan yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang
pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
Produksi mungkin terkait atau tidak dengan formulir (Philip Kotler, 2020).
Seiring berjalannya waktu, layanan pun berubah dari layanan verbal menjadi
layanan digital seperti yang saat ini digunakan oleh masyarakat kota Pekanbaru.
Menurut KBBI, bank adalah lembaga perantara keuangan yang mempunyai
wewenang umum untuk menerima simpanan, meminjamkan uang, dan
menerbitkan obligasi atau wesel. Pada saat yang sama, perbankan syariah
merupakan bagian dari kegiatan ekonomi. Ekonomi adalah bagian dari
Mu'amalah dan Mu'amalah adalah turunan dari Syariah dan Syariah adalah
bagian dari Islam (Nurnasrina, Adiyes Putra, 2018). Kemudian prinsip-prinsip
syariah mengacu pada Al-Quran dan Hadits. Sebagaimana Allah berfirman dalam
surat Al-Baqarah ayat 1 dan 2: “Dalam Kitab ini (Al-Quran) tidak ada keraguan;
petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.” Berdasarkan tinjauan pustaka di atas,
model konseptual penelitian ini terdiri dari enam variabel yaitu pengalaman (X1),
kebutuhan konfigurasi (X2), minat (X3), perhatian (X4), fisiologi (X5), dan
dampaknya terhadap layanan digital. . (X6 ) Perbankan syariah seperti terlihat
pada gambar di bawah ini;
Gambar 1
Kerangka Berfikir
Pengalaman
Kebutuhan yang
searah
Minat
Pelayanan Dgittal
Perhatian Perbankan Syariah
Fisiologis
Jawaban Jumla
No Pernyataan h
SB B CB KB STB
1. Saya merasa terbantu 9 53 32 6 0 100
oleh layanan digital 9% 53 32 6% 0% 100%
perbankan syariah % %
2. Saya merasa percaya 7 54 35 4 0 100
layanan digital pada 7% 54 35 4% 0% 100%
perbankan syariah % %
sangat akuntabel
didalam semua
kegiatan transaksi
3. Saya merasa layanan 6 45 35 12 2 100
digital perbankan 6% 45 35 12% 2% 100%
syariah bisa terus % %
berkembang
4. Saya merasa layanan 5 44 37 11 3 100
digital pada perbankan 5% 44 37 11% 3% 100%
syariah mampu % %
bersaing dengan bank
konvesional
Jumlah 27 196 139 33 5 400
Persentase (%) 6% 49 34 8% 1% 100%
% %
Sumber: Data Oalahan 2023
Dari tabel 6 diatas dapat diketahui bahwa jika berbicara tentang variabel
Pengalaman (X1) di Kecamatan Binawidya terdapat 6% pendapat yang
menyatakan Sangat Baik (SB), 49% pendapat menilai Baik (B), pendapat sangat
baik, penilaian Cukup Baik (CB) sampai dengan 34%, penilaian Tidak Baik (KB)
sampai dengan 8%, pendapat Sangat Jelek (STB) 1%.
b. Tanggapan Responden Tentang Variabel Kebutuhan yang searah (X2)
Jawaban Jumlah
No Pernyataan
SB B CB KB STB
1. Saya merasa layanan 9 44 33 11 3 100
Jawaban Jumlah
No Pernyataan
SB B CB KB STB
1. Saya merasa nyaman 10 53 30 6 1 100
menggunakan layanan 10 53 30 6% 1% 100%
digital perbankan % % %
syariah
2. Saya merasa tertarik 6 63 26 5 0 100
menggunkan layanan 6% 63 26 5% 0% 100%
digital diperbankan % %
syariah sudah aman
3. Saya merasa layanan 17 46 26 9 2 100
digital perbankan 17 46 26 9% 2% 100%
Jawaban Jumlah
No Pernyataan
SB B CB KB STB
1. Saya sudah terbiasa 6 54 31 7 2 100
menggunakan layanan 6% 54 31 7% 2% 100%
digital perbankan % %
syariah
2. Saya merasa layanan 12 49 25 12 2 100
digital perbankan 12 49 25 12% 2% 100%
syariah telah % % %
memenuhi kebutuhan
saya
3. Saya merasa 11 59 22 5 3 100
dilingkungan saya 11% 59 22 5% 3% 100%
menggunakan layanan % %
digital perbankan
syariah
4. Saya merasa tidak 11 59 25 3 2 100
berwajib menggunakan 11% 59 25 3% 2% 100%
layanan digital % %
perbankan syariah
Jumlah 40 221 103 27 9 400
Persentase (%) 10 55 25 6% 2% 100%
% % %
Jawaban Jumlah
No Pernyataan
SB B CB KB STB
1. Saya merasa tampilan 5 46 37 6 6 100
pada layanan digital 5% 46% 37% 6% 6% 100%
perbankan syariah
sangat modernisasi
2. Saya merasa option 3 46 31 14 6 100
yang di tampilkan pada 3% 46% 31% 14% 6% 100%
layanan digital
perbankan syariah
sudah lebih baik
3. Saya merasa produk 10 64 21 2 3 100
yang ditawarkan pada 10% 64% 21% 2% 3% 100%
layanan digital
perbankan syariah
banyak memberikan
manfaat
4. Saya tidak merasa 3 55 36 3 3 100
bingung 3% 55% 36% 3% 3% 100%
mengaplikasikan
layanan digital
pperbankan syariah
Jumlah 21 211 125 25 18 400
Persentase (%) 5% 52% 31% 6% 4% 100%
Sumber: Data Oalahan 2023
Dari tabel 10 di atas terlihat bahwa untuk penilaian variabel fisiologis (X5) di
Kecamatan Binawidya terdapat 5% pendapat yang dinilai Sangat Baik (SB), 52%
dinilai Baik (B), Cukup Baik (CB). ) rating hingga 31%, rating Buruk (KB) hingga
8%, rating Sangat Buruk (STB) hingga 4%.
f. Tanggapan Responden Tentang Variable Kesejahteraan (Y)
SB B CB KB STB
1. Saya merasa pelayanan 12 54 21 11 2 100
digital perbankan 12 54 21 11% 2% 100%
syariah menyediakan % % %
produk yang di
inginkan
2. Saya merasa pelayanan 13 44 27 13 3 100
digital perbankan 13 44 27 13% 3% 100%
syariah berfungsi % % %
dengan baik
3. Saya merasa pelayanan 3 50 26 15 6 100
digital perbankan 3% 50 26 15% 6% 100%
syariah sangat mudah % %
diakses
4. Saya merasa pelayanan 12 52 25 11 0 100
digital perbankan 12 52 25 11% 0% 100%
syariah sangat % % %
membantu
Jumlah 40 20 99 50 11 400
0
Persentase (%) 5% 50 24 12% 3% 100%
% %
Sumber: Data Oalahan 2023
Dari tabel 11 diatas terlihat bahwa jika dilihat dari penilaian variabel layanan
digital (Y) di kecamatan Binawidya terdapat 5% pendapat yang menilai Sangat
Baik (SB), 50% menilai Baik (B) ). , penilaian Cukup Baik (CB) sampai dengan
24%, menjawab Tidak Baik (KB) sampai dengan 12 n Sangat Buruk (STB) 3%.
Jawaban Jumlah
No Pernyataan SB B CB KB ST
B
1. X1.1 45 212 96 12 0 365
2. X1.2 35 216 105 8 0 364
3. X1.3 30 180 105 24 2 341
Gambar 2
Skala Likert
SB B CB KB STB
7.115
5 1
10.000 8.500 6.800 5.200 3.600 2.000
3. Analisis Data
a. Uji Validitas Konvergen (Convergent Validity)
Nilai konvergen mengukur nilai reflektor sebagai ukuran variabel laten yang
terlihat dari load factor setiap variabel indikator dan nilai AVE pada setiap variabel
atau dimensi. Suatu indikator dikatakan memiliki reliabilitas yang baik jika nilai
koefisien pembobotannya lebih besar dari 0,70.
Kebutuhan
Pelayanan
Indikator Pengalaman yang Minat Perhatian Fisiologis
Digital
searah
X1.1 0,856 0,731 0,553 0,664 0,554 0,707
X1.2 0,841 0,708 0,468 0,613 0,520 0,660
X1.3 0,876 0,697 0,468 0,669 0,594 0,724
X1.4 0,802 0,650 0,493 0,580 0,425 0,625
X2.1 0,687 0,866 0,497 0,658 0,505 0,654
X2.2 0,689 0,880 0,502 0,664 0,568 0,740
X2.3 0,759 0,863 0,563 0,735 0,583 0,769
X2.4 0,696 0,825 0,571 0,597 0,499 0,655
X3.1 0,472 0,528 0,846 0,523 0,202 0,556
X3.2 0,542 0,550 0,876 0,568 0,327 0,602
X3.3 0,448 0,493 0,826 0,524 0,355 0,552
X3.4 0,548 0,560 0,887 0,560 0,314 0,613
X4.1 0,644 0,692 0,676 0,864 0,572 0,709
X4.2 0,649 0,649 0,637 0,855 0,628 0,765
X4.3 0,707 0,674 0,467 0,864 0,757 0,762
X4.4 0,568 0,650 0,390 0,852 0,775 0,692
X5.1 0,581 0,605 0,367 0,749 0,924 0,717
X5.2 0,609 0,606 0,344 0,700 0,903 0,693
X5.3 0,566 0,568 0,298 0,758 0,858 0,635
X5.4 0,459 0,457 0,224 0,624 0,879 0,613
Y.1 0,731 0,722 0,588 0,780 0,710 0,889
Y.2 0,725 0,739 0,591 0,778 0,724 0,894
Y.3 0,704 0,743 0,603 0,766 0,638 0,880
Y.4 0,675 0,696 0,603 0,678 0,550 0,856
Data Olahan 2023
Validitas diskriminan adalah ukuran nilai dengan membandingkan indeks korelasi
satu struktur dengan konstruksi lainnya yang diukur dengan nilai cross-loading.
Jika korelasi indeks struktural memiliki nilai yang lebih tinggi daripada korelasi
indikator dengan struktur lainnya. Melalui tabel di atas terlihat bahwa nilai load
factor untuk setiap kriteria dari setiap variabel laten memiliki nilai load factor
terbesar dibandingkan dengan nilai load factor variabel laten lainnya. Artinya
setiap variabel laten memiliki nilai diskriminan yang baik.
c. Uji Validitas Square Root Of Average (AVE)
Metode lain untuk mengevaluasi validitas diskriminan adalah pengukuran
Fornell-Larcker yang dilakukan dengan membandingkan akar kuadrat dari AVE
dengan potensi korelasi longitudinal. Nilai diskriminan dikatakan baik jika akar
kuadrat dari AVE sepanjang diagonal memiliki korelasi yang lebih besar antara
satu struktur dengan struktur lainnya.
Kebutuhan
Pelayanan
Variabel Pengalaman yang Minat Perhatian Fisiologis
Digital
searah
Pengalaman 0,844
Kebutuhan
0,825 0,859
yang Searah
Minat 0,587 0,621 0,859
Perhatian 0,749 0,775 0,633 0,859
Fisiologis 0,623 0,630 0,349 0,795 0,891
Pelayanan
0,806 0,824 0,677 0,854 0,747 0,880
Digital
Data Olahan 2023
Metode lain untuk mengevaluasi validitas diskriminan adalah pengukuran
Fornell-Larcker yang dilakukan dengan membandingkan akar kuadrat dari AVE
dengan potensi korelasi longitudinal. Nilai diskriminan dikatakan baik jika akar
kuadrat dari AVE sepanjang diagonal memiliki korelasi yang lebih besar antara
satu struktur dengan struktur lainnya. Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai
akar kuadrat AVE sepanjang diagonal memiliki korelasi yang lebih besar antara
satu struktur dengan struktur lainnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa
struktur tersebut memiliki potensi yang baik.
d. Uji Realibilitas
Menguji reliabilitas suatu ukuran mengungkapkan stabilitas dan konsistensi
ukuran suatu konsep dan berguna untuk menguji kualitas ukuran itu. Ada dua
kriteria untuk mengukur atau mengevaluasi reliabilitas, yaitu Cronbach's alpha
dan composite reliabilitas. Suatu instrumen dikatakan memiliki tingkat
kepercayaan yang baik jika cronbach’s alpha dan composite reliability lebih besar
dari 0,7 sesuai dengan pengujian yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:
Cronbach's Composite
Variabel
Alpha Reliability
Pengalaman 0,865 0,908
Kebutuhan Yang
Searah 0,881 0,918
MInat 0,881 0,918
Perhatian 0,881 0,918
Fisiologis 0,914 0,939
Pelayanan Digital 0,903 0,932
R Square
Model Struktural R Square
Adjusted
Pelayanan Digital 0,841 0,833
Data Olahan 2023
Dari tabel di atas, nilai adjusted R-squared untuk layanan digital adalah
0,833. Artinya, 83,3% variabel layanan digital dipengaruhi oleh pengalaman,
kebutuhan satu arah, minat, perhatian, dan fisiologis.
f. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dengan menggunakan Partial Least Squares (PLS)
akan mengungkapkan lima hipotesis. Uji ini menggunakan uji-t pada setiap garis
pengaruh antar variabel. Dalam hal ini dilakukan metode bootstrap pada sampel,
pengujian dengan bootstrapping juga bertujuan untuk meminimalisir
permasalahan pada data penelitian. Hasil pengujian hipotesis bootstrap langsung
dari analisis PLS dapat dilihat sebagai berikut;
Koefisien
Pengaruh T Statistics P Values
Path
Pengala,man -> Pelayanan
Digital 0,190 2,319 0,020
Kebutuhan Yang Searah -
> Pelayanan Digital 0,212 2,628 0,009
MIinat -> Pelayanan
Digital 0,210 3,155 0,002
Perhatian -> Pelayanan
Digital 0,214 2,110 0,035
Fisiologis -> Pelayanan
Digital 0,252 3,033 0,002
Dari tabel diatas dapat diketahui hasil pengujian hipotesis langsung sebagai
berikut;
a) Pengalaman -> Pelayanan Digital
Nilai koefisien sebesar 0,190 diperoleh dengan t-statistic sebesar 2,319 dan P-value
sebesar 0,020. Hasil ini menunjukkan bahwa t-statistic (2,319) lebih rendah dari t
tabel (1,96) atau P-value (0,020) lebih rendah dari 0,05. Dengan demikian, dapat
dibayangkan bahwa pengalaman memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
layanan digital. Setiap kenaikan pengalaman sebesar 1 satuan akan meningkatkan
layanan digital sebesar 0,190 dan sebaliknya dengan asumsi variabel lainnya
konstan.
b) Kebutuhan Yang Searah -> Pelayanan Digital
Nilai koefisien sebesar 0,212 diperoleh dengan t-statistic sebesar 2,628 dan P-
value sebesar 0,009. Hasil ini menunjukkan bahwa t-statistik (2,628) lebih rendah
dari t tabel (1,96) atau P-value (0,009) lebih rendah dari 0,05. Dengan demikian,
dapat dibayangkan bahwa permintaan satu arah memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap layanan digital. Setiap permintaan satu arah sebesar 1 unit
akan meningkatkan layanan digital sebesar 0,212 dan sebaliknya dengan asumsi
variabel lainnya konstan.
c) Minat -> Pelayanan Digital
Nilai koefisien 0,210 diperoleh dengan t-statistik 3,155 dan P-value 0,002. Hasil ini
menunjukkan bahwa t-statistik (3,155) lebih rendah dari t tabel (1,96) atau P-
value (0,002) lebih rendah dari 0,05. Dengan demikian, dapat dibayangkan
bahwa minat memiliki dampak yang signifikan terhadap layanan digital. Setiap
kenaikan satu satuan suku bunga meningkatkan layanan digital sebesar 0,210 dan
sebaliknya dengan asumsi variabel lainnya konstan.
d) Perahatian -> Pelayanan Digital
Nilai koefisien 0,214 diperoleh dengan t-statistik 2,110 dan P-value 0,035. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa t-statistik (2,110) lebih rendah dari t tabel (1,96)
atau nilai P (0,035) lebih rendah dari 0,05. Dengan demikian, dapat dibayangkan
bahwa Perantain memiliki pengaruh yang signifikan terhadap layanan digital.
Setiap kenaikan Perahtain sebesar satu satuan meningkatkan layanan digital
sebesar 0,214 dan sebaliknya dengan asumsi variabel lainnya konstan.
e) Fisiologis -> Pelayanan Digital
Nilai koefisien sebesar 0,252 diperoleh dengan t-statistic sebesar 3,033 dan P-
value sebesar 0,002. Hasil ini menunjukkan bahwa t-statistik (3,033) lebih rendah
dari t tabel (1,96) atau P-value (0,002) lebih rendah dari 0,05. Oleh karena itu
dapat dibayangkan bahwa fisiologi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
layanan digital. Setiap kenaikan fisiologis sebesar 1 satuan akan meningkatkan
pelayanan numerik sebesar 0,252 dan sebaliknya dengan asumsi variabel lain
konstan.
Dari hasil pengujian di atas, diperoleh model citra diagram struktur Smart PLS
sebagai berikut;
Gambar 3
Diagram Structural Loading Factor Smart PLS
Gambar 4
Diagram Structural Bootsrapping Smart PLS
4. Pembahasan Penelitian
a. Bentuk Pelayanan Digital Yang Tersedia Pada Perbankan Syariah
Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 12/POJK.03/2018 tentang
Penyelenggaraan Layanan Perbankan Digital Bank Umum, dimana Perbankan
Digital didefinisikan sebagai layanan perbankan, barang elektronik
dikembangkan untuk penggunaan prioritas. data pelanggan agar pelayanan dan
pemberian informasi kepada pelanggan menjadi lebih mudah, terukur, efisien,
cepat, dan disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan (customer experience) serta
dapat dimanfaatkan oleh pelanggan.penambangan mandiri, mengutamakan
aspek keamanan yang berbeda (Rika Mawarni, 2021). Adopsi perbankan digital di
Indonesia telah dibuktikan dengan adanya berbagai layanan yang dapat
memudahkan nasabah diantaranya; Pertama ada Internet banking, kedua ada
telepon bank, ketiga ada SMS banking, keempat ada handphone. Bank dapat
bekerja sama dengan operator seluler, sehingga Global SIM (mobile smart card)
for Mobile Communications (GSM) dipasang program khusus untuk dapat
melakukan transaksi perbankan. Proses transaksi Nasabah di Mobile Banking
akan lebih mudah dibandingkan SMS Banking.
b. Layanan Digital Perbankan Syarah Yang lebih Dominan Digunakan
Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa dari 100 responden, 9 orang atau 9%
menggunakan layanan digital phone banking, 17 orang atau 17% menggunakan
layanan SMS banking, 51 orang atau 51% menggunakan layanan digital banking,
layanan mobile banking, 23 orang atau 23 orang. % menggunakan ATM. (ATM).
Dengan demikian dapat diketahui bahwa mayoritas responden menggunakan
Mobile Banking. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Syamsul Hadi
(Syamsul Hadi,) dimana masyarakat umum atau nasabah bank saat ini sudah
semakin mengetahui teknologi mobile banking dan sebagian besar pengguna
layanan perbankan telah menggunakannya minimal selama tahun. tahun,
sehingga berbagai kalangan masyarakat sudah terbiasa (tidak lagi kesulitan)
menggunakan layanan mobile banking.
c. Persepsi Masyarkat Kota Pekanbaru Terhadap Pelayanan Digital
Perbankan Syariah
1) Pengaruh Variabel Pengalaman Terhadap Pelayanan Digital Perbankan
Syariah Di Kota Pekanbaru
Nilai koefisien sebesar 0,190 diperoleh dengan t-statistic sebesar 2,319 dan P-value
sebesar 0,020. Hasil ini menunjukkan bahwa t-statistik (2,319) lebih rendah dari t
tabel (1,96) atau nilai P (0,020) lebih rendah dari 0,05. Dengan demikian, dapat
dibayangkan bahwa pengalaman memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
layanan digital. Setiap kenaikan pengalaman sebesar 1 satuan akan meningkatkan
layanan digital sebesar 0,190 dan sebaliknya dengan asumsi variabel lainnya
konstan. Penelitian ini mendukung temuan Auditia Setiobudi dkk (Auditia
Setiobudi, 2021) bahwa pengalaman pelanggan memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap kepercayaan pelanggan Pernyataan ini didukung oleh hasil
sistem T-hitung lebih dari 1,96 dari 2,773 dan p-value 0,006 merupakan nilai yang
lebih kecil dari 0,05 (5%).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dari penelitian yang berjudul “Persepsi Masyarakat
Kota Pekanbaru Terhadap Layanan Digital Perbankan Syariah”, maka penulis
membuat beberapa poin kesimpulan yaitu Layanan diperbankan syarian dalam
bentuk digital memiliki 4 kritteria Pertama, Phone Banking. Kedua SMS Banking.
Ketiga, Mobile Banking. Keempat, ATM (Automatic Teller Machine). Seiring
perkembangan zaman dan berubahnya prlaku masyarakat, pelayanan public
Daftar Pustaka
Copyright holder:
M Arie pradina, Trian Zulhadi, Nurnasrin (2023)