Anda di halaman 1dari 3

Strategi pengembangan PMII

Ilma zahrotun naili

Strategi memiliki banyak definisi, salah satunya adalah kerangka atau rencana
yang mengintegrasikan tujuan-tujuan (goals), kebijakan-kebijakan (policies), dan
tindakan atau program organisasi. Sedangkan menurut wikipedia, strategi adalah
pendekatan secara menyeluruh yang berkaitan dengan pelaksanaan suatu gagasan,
perencanaan, dan tindakan atau aktivitas dalam jangka waktu tertentu. Rumusan
strategi yang baik akan memberikan suatu gambaran pola tindakan utama dan pola
keputusan yang dipilih untuk mewujudkan tujuan organisasi. Sedangkan
pengembangan adalah suatu perubahan menjadi besar, luas, dan bertambah
sempurna pengetahuannya. Berarti, pengembangan itu adalah suatu cara untuk
menuju kepada sesuatu yang lebih baik lagi. Strategi pengembangan PMII itu
sendiri adalah serangkaian cara yang tersusun dengan baik yang dilaksanakan
secara sadar, terencana, terarah, dan teratur untuk memperkenalkan dan
menyebarkan PMII atau memperbanyak kader PMII di wilayah kampus, baik di
tingkat rayon ataupun komisariat.
Pergerakan mahasiswa islam indonesia (PMII) adalah sebuah organisasi
kemahasiswaan yang berorientasi pada nilai-nilai objektif, idealis, kritis, dan
analisis dan harus bertanggungjawab serta antisipatif terhadap masyarakat,
bangsa, dan negara sesuai dengan tujuan yang tercantum dalam anggaran dasar
bab iv ayat 4, yaitu terbentuknya pribadi muslim yang bertakwa kepada allah swt,
berbudi luhur, berilmu, cakap, dan bertanggung jawab dalam mengamalkan
ilmunya serta komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan indonesia.
Selaras dengan tujuan ini, PMII dituntut untuk membuktikan arah pergerakannya
dengan memanifestasikan cita-cita yang diharapkan. Aktualisasi dari gerakan
yang dilakukan PMII juga harus mencirikan aspek kemahasiswaan, keislaman,
dan keindonesiaan.
Dalam pelaksanaan pengembangan PMII di dalam kampus yang dilakukan
oleh rayon atau komisariat berorientasi kepada kualitas dan kuantitas kader-
kadernya. Kedua hal tersebut saling berpengaruh agar mampu mewujudkan iklim
organisasi yang kondusif dan kompetitif sehingga tujuan dan arah gerak
organisasi dapat terwujud dengan mudah. Selain itu, para kader PMII juga harus
melihat situasi yang terjadi di kampus-kampus agar mampu mengidentifikasi
kekuatan-kelemahan-peluang-ancaman. Di kampus-kampus umum, persaingan
dengan sesama organisasi akan lebih besar, utamanya di kampus-kampus yang
bergengsi dan banyak peminatnya. Ada beberapa pesaing PMII, yaitu hmi, gmni,
imm, gmki, kammi, dll. Namun, dalam beberapa waktu terakhir, kammi mulai
menjadi saingan terbesar yang dihadapai oleh PMII dengan tidak menutup
kemungkinan suatu saat hmi mulai menumbuhkan kesadarannya dalam
memperkuat pengembangan di kampus-kampus.
Salah satu kelemahan PMII dalam usaha untuk mengembangkannya di
kampus-kampus adalah pengenalan ke-islaman, karena latar belakang kampus
yang umumnya kaya akan kajian keilmuan dan banyaknya fakultas-fakultas
dengan fokus keilmuan yang berbeda dan secara khusus mempelajari disiplin ilmu
tertentu serta kurangnya pemahaman tentang ke-islaman biasanya akan
menghambat proses pengkaderan. Maka dari itu, PMII harus mengenalkan islam
yang moderat agar dapat diterima di lingkungan kampus. Namun, saat ini PMII
mulai dapat mengikis kelemahan-kelemahan tersebut dan apabila hal ini dapat
dipertahankan, maka proses pengembangan di kampus akan berhasil.
Kemudian dalam proses pengkaderan di kampus-kampus, model rekrutmen
harus mampu dikuasi dengan beberapa cara, yaitu:
a) Segmentasi
Pembagian mahasiswa di dalam kampus yang heterogen ke dalam
satuan-satuan yang bersifat homogen, hal ini dapat dilihat dari aspek
geografis, demografis, dan psikografi.
b) Targetting
Usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam suatu proses
pengenalan PMII berdasaran pembagian (sdm, organisasi lain, dan
membangun image).
c) Positioning
Menempatkan PMII pada pemikiran mahasiswa sesuai dengan
keinginan pengurus PMII.
Selain beberapa cara di atas, PMII juga dapat melakukan upaya pra-rekruitmen
dengan cara mengenalkan PMII di beberapa sma. Strategi penguasaan organisasi
intra kampus pada hakikatnya dapat dijadikan sebagai cara mengenalkan PMII
dan lahan pengkaderan, karena dengan menguasai organisasi intra memiliki
banyak keuntungan. Konsep pengkaderan untuk mengembangkan PMII yang
matang menjadi sesuatu yang sangat penting dalam pengkaderan. Karena dari hal
itulah arah kaderisasi dapat ditentukan, akan diarahkan, dan dibawa kemana
proses kaderisasi yang telah diberikan kepada para anggota dan kader pada setiap
level lembaga. Pemahaman mengenai tanggung jawab kaderisasi pun seharusnya
harus dimulai dari dibangunnya pemahaman akan pentingnya argumentasi
kaderisasi pada individu ataupun kelembagaan dalam melangsungkan proses
kaderisasi.
Mengenai pemahaman atas argumentasi kaderisasi, yang harus dapat dipahami
dan dimengerti secara tuntas oleh setiap pengkader, setidaknya ada lima
argumentasi kaderisasi, yaitu:
1) Argumentasi idealis : sebuah bentuk pewarisan nilai-nilai.
2) Argumentasi strategis : digunakan sebagai bentuk optimalisasi
potensi kader.
3) Argumentasi praksis : kepentingan untuk memperbanyak anggota.
4) Argumentasi pragmatis : hal ini berkaitan dengan eksistensi
organisasi.
5) Argumentasi administratif : menjalankan mandat organisasi.

Anda mungkin juga menyukai