Anda di halaman 1dari 32

REVISI

TUGAS MATA KULIAH DIETETIK 1


TATA LAKSANA DIET PADA PASIEN DIABETES MELLITUS

Dosen Pengampu:
Ayu Rahadiyanti, S.Gz, MPH
Choirun Nissa, S.G, M.Gizi
Ahmad Syauqy, S.Gz, MPH, PhD
Muti’ah Mustaqimatusy Syahadah, S.Gz, M.Gz
Dr. Etika Ratna Noer, S.Gz, M.Si

Disusun oleh:
Gloria Nathania
22030120130093
Kelas B

PROGRAM STUDI S-1 GIZI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2022
REVISI

I. LATAR BELAKANG
Tn. MF adalah pria dewasa kaukasia berusia 53 tahun, seorang pensiunan militer
yang kini bekerja di konsultas perusahan alat militer. Pasien menderita hyperglikemia akut.
Serum glukosanya 1524 mg/dl. Pasien didiagnosa DM 2 sejak dua tahun yang lalu, pasien
diberikan obat glyburide dan metformin namun tidak dikonsumsi, selain DM pasien
menderita hipertensi, hiperlipidemia, dan gout/asam urat. Obat yang diberikan pada pasien
sekarang ialah glyburide 20 mg/hari, 500 mg metformin/2 hari, dyazide
(hydrochlorothiazide 20 g dan triamterene 375 mg)/hari. Dan Lipitor 20 mg/hari. Pasien
merupakan perokok aktif dan mengkonsumsi alcohol 3-4 kali / minggu. Dalam
keluarganya diketahui sang ayah menderita hipertensi dan CAD sedangkan sang ibu
menderita DM 2. Saat ini pasien didiagnosis masuk sumah sakit diabetes mellitus Tipe II
dengan hyperglikemia hyperosmolar state (HHS) dan dehidrasi akut dengan gelaja mual
muntah berlebian, jantung berdebar, dan bingung.

Pasien tidak memiliki diet spesifik namun berusaha menghindari makanan tinggi
gula, tinggi kolesterol, dan tidak menambahkan garam dalam makanannya. Pasien tidak
pernah malakukan medikasi untuk DM II, namun melakukan medikasi untuk kolesterol
dan hipertensi.

Asupan makan pasien sebelumnya ialah roti dengan krim keju dan 2-3 gelas kopi
untuk sarapan, makan siang dengan junk food, serta makan malam dengan western food.
Makanan pasen biasa dibeli diluar rumah. Pada saat ini, pasien dipuasakan (NPO) selama
12 jam, kemudian diberikan cairan saat kondisinya sudah stabil, dan perlahan diberikan
consistent-carbohydrate diet. Medikasi yang diterima oleh pasien pada saat MRS adalah
cairan IVF, Lispro 0,5 unit setiap 2 jam, dan glargine

Berdasarkan data kesehatan pasien didabatpkan berat badan 97 kg, tinggi badan
175,3 cm. Kadar GDP 1514 mg/dL, BUN 31 mg/dL, natrium 132 mg/dL, kolesterol 205
mg/dL, HbA1c 15,2%, dan trigliserida 185 mg/dL. Tekanan darah 90/70 mmHg, RR 26
x/menit, HR 105 x per menit, dan suhu tubuh 38,05°C. Pasien memiliki kulit kering dengan
turgor kulit yang buruk. Output urine pasien berwana kuning, pH 5.0, positif mengandung
glukosa, protein, dan keton.
REVISI
REVISI

II. PERTANYAAN KASUS


1. Apa kriteria standar diagnosis T2DM? Apa yang ada dalam rekam medis Tn. MF?

Kriteria standar diagnosis T2DM adalah GDS ≥ 200 mg/dL, GDP ≥126 mg/dL,
gula darah 2 jam postprandial ≥ 200 mg/dL.6 Berdasarkan hasil data biokimia, GDS
Tn. MF ada pada angka 1524 mg/dL pada hari MRS dan 425 mg/dL pada hari
berikutnya.

2. Tn. MF didiagnosis T2DM, dan mengaku jarang mengonsumsi obat. Golongan apa
obat metformin dan glyburide? Deskripsikan mekanisme dan potensi efek samping /
interaksinya dengan makanan!

Metformin adalah golongan biguanida mempunyai efek utama menurunkan


produksi glukosa hati (glukoneogenesis) dan meningkatkan sensitifitas terhadap
insulin. Metformin merupakan salah satu pilihan obat pertama pada sebagian besar
kasus DM tipe 2. Efek samping yang mungkin terjadi akibat konsumsi metformin
adalah gangguan saluran pencernaan seperti dyspepsia, diare, asidosis laktat, dll.
Metformin juga menurunkan absorbs folat dan vitamin B12. Konsumsi alcohol harus
dihindari ketika mengonsumsi obat ini, dan dianjurkan konsumsi setelah makan untuk
mengurangi distress gastrointestinal (PERKENI 2015). Glyburide atau glibenclamide
adalah golongan sulfnilurea yang memiliki efek utama meningkatkan sekresi insulin
oleh sel beta pancreas. Efek samping utama dari obat ini adalah hipoglikemia dan
peningkatan berat badan. Konsumsi alcohol harus dihindari untuk mencegah tekanan
pada hati.6

3. Apa obat lain yang dikonsumsi Tn. MF? Paparkan juga mekanisme dan potensi efek
samping / interaksinya dengan makanan.

Hidrochlorothiazide adalah obat antihipertensi untuk deplesi ion potassium.


Konsumsinya dapat memberikan efek samping seperti mulut kering, iritasi pada
saluran pencernaan, dapat meningkatkan glukosa pada diabetes, dan konstipasi.
Konsumsi obat ini harus disertai pembatasan konsumsi alcohol dan memperhatikan
asupan potassium.
REVISI

Triamtrene adalah obat antihipertensi yang bersifat diuretic untuk deplesi ion
potassium. Konsumsinya dapat memberi efek samping seperti diare. Konsumsi
triamterene harus memperhatikan asupan potassium.

Lipitor adalah obat antihiperlipidemik untuk mencegah gangguan kardiovaskular


dan aterosklerosis. Konsumsi Lipitor dapat memberi efek samping rasa pusing,
dyspepsia, nyeri abdominal, sembelit, diare, dan kembung. Konsumsi obat ini juga
harus disertai pembatasan konsumsi alcohol dan menghindari konsumsi asam seperti
buah jeruk dan jeruk bali.

4. Deskripsikan peristiwa metabolic penyebab gejala yang diderita Tn. MF dan


masuknya Tn. MF di UGD dengan diagnosis T2DM yang tidak terkontrol dan HHS.

T2DM terjadi ketika pankreas kehilangan kemampuan memproduksi insulin


sehingga terjadi resistensi dan defisiensi insulin. Ketika tubuh tidak mampu merespon
insulin, glukosa tidak dapat diambil oleh sel, sehingga produksi glukosa meningkat
dan terjadi hiperglikemia.6 Kondisi ini yang menyebabkan terjadinya HHS yang
menjadi diagnosis pada Tn. MF

5. HHS dan DKA adalah komplikasi metabolic yang dihubungkan dengan diabetes.
Jelaskan tentang kedua kejadian ini, deskripsikan bagian dari rekam medis Tn. MF
yang mendukung diagnosis HHS.

HHS adalah hiperglikemia hyperosmolar syndrome. HHS terjadi ketika tingkat


glukosa darah sangat tinggi, pada kasus Tn. MF ditunjukkan oleh kadar GDP MRS
yang mencapai 1524 mg/dL. Glukosa yang sangat tinggi menyebabkan darah menjadi
hyperosmolar, sehingga darah menyerap cairan dari tubuh dan mengakibatkan
dehidrasi.4,5 Pada kasus Tn. MF ditunjukkan oleh osmolalitas darah yang tinggi yakni
hinga 320 mOsm/kg.

DKA adalah Diabetic Ketoasidosis. DKA terjadi ketika terlalu banyak lemak yang
dipecah sebagai bahan bakar karena tubuh tidak bisa menggunakan glukosa dalam
darah akibat ketidakcukupan insulin. Pemecahan lemak membentuk badan keton yang
kemudian membuat darah menjadi bersifat asam.
REVISI

6. HHS sering dihubungkan dengan dehidrasi. Setelah membaca rekam medis Tn. MF,
paparkan data yang merujuk pada dehidrasi. Faktor apa pada riwayat / rekam medis
Tn. MF yang berkontribusi pada dehidrasi yang dialami?

Data hari MRS yang menunjukkan dehidrasi:

 Kulit kering
 Demam
 Tekanan darah rendah (90/70 mmHg)
 Hematokrit tinggi
 BUN dan kreatinin tinggi, Sodium rendah
 Urine berwarna gelap

Faktor yang berkontribusi:

 Muntah – muntah dalam 12 – 24 jam terakhir


 Usia menuju lansia  berkurangnya sensitivitas terhadap rasa haus
 Konsumsi obat triamterene (diuretic  meningkatkan urine)

7. Asses intake/output Tn. MF dalam 24 jam pertama MRS, apa yang didapatkan?
Asumsikan jika UBW Tn. MF adalah 103,4 kg, berapa estimasi volume dehidrasi yang
dialami?
 Input cairan : 4.335
 Output cairan : 2195
 Input – output : 2140  positive balance, dehidrasi
 UBW : 228 lbs  103,4 kg
 CBW : 214 lbs  97,1 kg
 UBW – CBW : 6,3 kg (6,1% dari berat badan)  6,3 L

Jadi, estimasi volume dehidrasi yang dialami Tn. MF adalah sebanyak 6,3 L.
REVISI

8. Tn. MF sudah memulai infus saline normal dengan potassium, juga dengan insulin.
Mengapa cairan – cairan ini menjadi komponen rehidrasi dan koreksi HHS?

Insulin yang diberikan membantu menormalkan kadar glukosa darah. Infus saline
normal dengan potassium membantu menghidrasi tubuh dan mengembalikan
elektrolit. Penambahan potassium dilakukan karena insulin dapat menyebabkan
pergeseran intraseluler potassium.10

9. Deksripsikan terapi insulin yang dimulai pada Tn. MF. Apa itu Lispro? Apa itu
glargine? Seberapa kemungkinan Tn. MF memerlukan untuk meneruskan terapi
insulin?

Lispro adalah jenis insulin yang bekerja lebih cepat dari insulin normal.
Penggunaan lispro baik karena level glukosa yang sangat tinggi. Glargine adalah
insulin yang bekerja lebih lama dari insulin normal. Lispro diberikan pada siang hari
bersama dengan infus rehidrasi, sedangkan glargine diberikan pada malam hari. Besar
kemungkinan Tn. MF memerlukan untuk meneruskan terapi insulin karena diabetes
dan kadar glukosa darah yang dimiliki.6

10. Tn. MF adalah NPO ketika MRS. Apa maksudnya? Apa tanda – tanda yang dapat
mengingatkan Dietisien dan dokter jika Tn. MF telah mampu untuk makan?

NPO (Nil Per Os) atau tidak ada yang dikonsumsi via oral.11 Tanda jika Tn. MF
mampu mulai menerima asupan makanan secara oral adalah ketika tanda vital sudah
kembali normal.

11. Gambarkan aturan – aturan dasar terapi gizi pada Tn. MF untuk membantu mengontrol
T2DM yang dialami.

Pada Tn. MF yang mengalami T2DM, HHS dan mempertimbangkan obesitas tipe
2 yang dimiliki, pertama dilakukan usaha untuk menurunkan kadar glukosa darah dan
kemudian diberikan diet DM 1900 kkal. Dalam penatalaksanaannya, Tn. MF akan
diajari untuk menghitung asupan karbohidrat dan menyesuaikan dengan terapi insulin
yang akan diterima ke depannya. Pilihan makanan karbohidrat mempertimbangkan
pilihan makanan yang rendah gula, dan karbohidrat kompleks.
REVISI

12. Berapa Range berat badan ideal Tn. MF?


BB IMT minimal – BB IMT maksimal
57 kg – 76.5 kg
13. Identifikasi nilai laboratorium yang abnormal ketika MRS. Bagaimana perubahan nilai
– nilai tersebut setelah hidrasi dan awal penatalaksanaan untuk HHS?
Nilai lab yang abnormal ketika MRS antara lain:
- BUN (31 mg/dL 20 mg/dL)
- kreatinin (1,9 mg/dL  1,3 mg/dL)
- GDS (1524 mg/dL  475 mg/dL)
- osmolalitas (360 mmol/kg/H2O  304 mmol/kg/H2O)
14. Tentukan kebutuhan energi dan protein untuk penurunan BB Tn. MF!

Faktor – faktor6

 Jenis kelamin = 30 kal/kgBB


 Umur = pengurangan 5% (per 1 dekade pada usia 40 – 59)
 Aktivitas fisik = penambahan 30% (Pegawai industri ringan)
 Berat badan = pengurangan 30% (Obese II)
 Pagi (20%), siang (30%), sore (25%), selingan (10 – 15%)

Energi = (30 kkal x 67,5 kg) – 5% + 30% – 30%

= 2025 kkal – 5% + 30% – 30%

= 1.923, 75 kkal

Protein (0,8 g/kg BB)  54 g (=216 kkal = 11%)

 0,8 g x 67,5 = 54 g

15. Prioritaskan 2 PES!

NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (P) berkaitan dengan Kondisi
diabetes mellitus tipe 2 (E), dibuktikan dengan data HbA1C dan kadar glukosa darah
yang tinggi.. (S)
REVISI

NC-3.3.4 Obese, klas II (P) berkaitan dengan asupan energi berlebih (E),
dibuktikan dengan data riwayat makan Tn. MF yang tinggi kalori, tinggi lemak, dan
IMT Tn. MF dikategorikan obese II. (S)

16. Tentukan preskripsi karbohidrat Tn. MF berdasarkan riwayat makan dan kebutuhan
energinya!

Perhitungan kebutuhan karbohidrat berdasarkan total kebutuhan energi dengan Rumus


Broca dan preskripsi asupan karbohidrat berdasarkan PERKENI 20156 :

Karbohidrat (65 %)  65% x 1923,75 kkal / 4 = 312,61 g

- Asupan sukrosa tidak boleh lebih dari 5% total asupan energi.


- Diutamakan konsumsi karbohidrat kompleks seperti kentang, pisang, nasi merah,
gandum, dan mengurangi karbohidrat simpleks seperti nasi putih, gula, roti putih,
mie, soft drink, dll.
- Disarankan untuk memperbanyak konsumsi buah dan sayur terutama yang tinggi
serat.

17. Identifikasi 2 nutrition goals untuk penurunan berat badan!


2 nutrition goals utama untuk penurunan BB adalah adanya pengurangan jumlah
asupan makanan dan peningkatan aktivitas fisik. Penurangan jumlah asupan dijalankan
bersama dengan perubahan pilihan makanan yang baik dan sesuai rekomendasi.
Peningkatan aktivitas fisik secara spesifik minimal 3 – 5/minggu dengan durasi kisaran
30 – 45 menit.6,8,9
18. Tn. MF memiliki hipertensi dan kadar kolesterol yang tinggi. Deskripsikan bagaimana
intervensi gizi untuk diabetes dapat masuk untuk teori pada kondisi lainnya!
Intervensi yang paling tepat untuk dapat diterapkan pada semua kondisi Tn. MF
adalah diet DASH yang merupakan diet untuk hipertensi, tetapi juga memiliki batasan
asupan kolesterol, dan masih baik untuk penatalaksanaan diabetes.
REVISI

III. SKRINING (DATA UMUM)


A. Pemilihan Metode Skrining
Ada berbagai metode / instrument yang dapat digunakan untuk melakukan skrining
pada pasien, salah satunya adalah MST. MST dianggap sebagai metode skrining yang
cocok karena tidak terbatas pada usia, efisien secara waktu (hanya memerlukan 3 menit
untuk pengisian kuesioner), dan pertanyaannya sederhana.1 Berdasarkan alasan
tersebut, digunakan MST untuk skrining pada Tn. MF.

B. Pengisian Kuesioner dan Kesimpulan

Nama : Mitchel Fagan


Jenis Kelamin : Laki – laki
Usia : 53 tahun
: 97,1 kg
BB

Pertanyaan Skor

A. Adakah penurunan BB dalam 6 bulan terakhir


tanpa usaha khusus?
0 = Tidak
2 = Tidak yakin
Jika “Ya”, berapa kg penurunannya?
2 (Tidak Yakin)
1 = 1 – 5 kg
2 = 6 – 10 kg
3 = 11 – 15 kg
4 = 15 kg
2 = Ragu

B. Apakah mengalami penurunan asupan makan


(<3/4 porsi) karena penurunan nafsu makan
(atau karena tidak bisa / sulit mengunyah dan
0
menelan)?
0 = Tidak
1 = Ya

Skor 3 – 5 : Risiko tinggi


Skor 2 : Risiko sedang TOTAL : 2
Skor 0 – 1 : Risiko rendah

Kesimpulan : Tn. MF berisiko sedang mengalami malnutrisi


REVISI

IV. ASESMEN (PENGKAJIAN) GIZI


1. Pengkajian Data Riwayat Pasien (CH)

Domain
Data Keterangan
Kode Nama

CH-1.1.1 Usia 53 tahun Kategori dewasa akhir


menurut Permenkes RI
No. 41 tahun 2014

CH-1.1.2 Jenis kelamin Laki – laki -

CH-1.1.3 Ras Kaukasia -

CH-1.1.4 Bahasa Inggris -

CH-1.1.6 Edukasi Pendidikan 16 tahun -

CH-1.1.8 Rokok 1 bungkus per hari Sekarang berhenti


selama 20 tahun

CH-2.1.1 Keluhan terkait Muntah – muntah Tidak mampu makan,


gizi (12 – 24 jam SMRS) hanya dapat minum air

CH-2.1.2 Kardiovaskular Hyperlipidemia, Keturunan dari ayahnya


hipertensi, dan jantung
koroner

CH-2.1.3 Endokrinal/ Obese 2, DM tipe 2 IMT 31,6 kg/m2


metabolisme

CH-3.1.2 Situasi hidup Tinggal sendiri, tidak


menikah

CH-3.1.6 Pekerjaan Konsultan di perusahaan Pensiunan militer


perlengkapan militer

Kesimpulan:
Tn. MF merupakan pria dewasa kaukasia, tinggal sendiri, dan memiliki beberapa
riwayat penyakit baik yang diderita sendiri maupun keturunan dari keluarganya
seperti hipertensi, hiperlipidemia, DM tipe 2, dll. Tn. MF juga mengalami keluhan
muntah – muntah.
REVISI

2. Pengkajian Riwayat Terkait Gizi/Makanan (FH)


Domain
Data Keterangan
Kode Nama

FH-1.2 Asupan - Kopi 2,5 gelas di pagi Tn. MF kurang


cairan hari mengonsumsi air putih
- Half and half cream
- Diet soda

FH-1.2.2.1 Asupan - Makanan barat, tinggi Pilihan makanan Tn.


makan lemak MF cenderung tinggi
- Bagel, cream cheese kalori dan tinggi lemak.
- Sandwich fastfood, chips
- Grilled beef, salad, potato
Atau
Ethnic food: Chinese,
Mexican, Indian, Thai

FH-1.2.2.2 Jenis Ready to eat food Makan siang sering


Makanan membeli makan di luar,
junk food

FH-1.4.1 Alkohol 3 – 4 x per minggu

FH-1.4.3 Kafein - kopi 2 gelas


- kopi + half and half cream
1 gelas

FH-2.1.3 Lingkungan Tinggal sendiri Sering makan malam di


makan luar bersama teman

FH-3.1 Pengobatan Glyburide, metformin, Tn. MF mengaku tidak


Hydroklorotriasida, serius dalam
Triamtrene, Lipitor mengonsumsi glyburide
dan metformin

FH-7.3.1 Riwayat Bekerja kantoran pada pukul


aktivitas 08.00 – 17.00
fisik
REVISI

Kesimpulan:
Tn. MF memiliki riwayat makan yang kurang baik, makanan yang dipilih cenderung
tinggi kalori dan tinggi lemak, memiliki riwayat konsumsi alkohol, kafein, dan
asupan air putih yang kurang. Riwayat pengobatan Tn. MF yang sudah diberikan
sebelumnya belum serius dan belum rutin dijalani / dikonsumsi.

3. Pengkajian Antropometri (AD)

Domain
Data Keterangan
Kode Nama

AD-1.1.1 Tinggi Badan 175,3 cm -

AD-1.1.2 Berat badan 97,1 kg -

AD-1.1.5 IMT 31,7 kg/m2 Obese 2

Kesimpulan:
Tn. MF dikategorikan Obese 2 dengan IMT 31,7 kg/m2.

4. Pengkajian Data Biokimia (BD)

Domain
Data Keterangan
Kode Nama

BD-1.2.1 BUN 20 mg/dL Di atas normal


Normal  8 – 18 mg/dL

BD-1.2.2 Kreatinin 1,3 mg/dL Di atas normal


0,6 – 1,2

BD-1.2.5 Natrium 134 mg/dL Di bawah normal


136 – 145

BD-1.2.6 Klorida 100 mEq/L Normal, 95 – 105

BD-1.2.7 Kalium 4 mEq/L Normal, 3.5 – 5.5


REVISI

BD-1.2.8 Magnesium 2,1 mg/dL Normal, 1.8 – 3

BD-1.2.9 Kalsium 9,8 mg/dL Di atas normal


9 – 11

BD-1.2.12 Osmolalitas 304 Di atas normal


mmol/kg/H2O 285 – 295

BD-1.4.1 Alkalin fosfat 112 U/L Normal, 30 – 120

BD-1.4.2 ALT 21 U/L Normal, 4 – 36

BD-1.4.3 AST 17 U/L Normal, 0 – 35

BD-1.4.6 Total 0,9 mg/dL Normal, < 1.5


bilirubin

BD-1.4.7 Amonia 15 umol/L Normal, 9 – 33

BD-1.5.1 Glukosa 475 mg/dL Di atas normal


70 – 110

BD-1.5.3 HbA1C 15,2 % Di atas normal


3,9 – 5,2

BD-1.59 T4 12 ng/dL Normal, 4 – 12


T3 77 ng/dL Normal, 75 – 98

BD-1.7.1 Kolesterol, 205 mg/dL Di atas normal


serum 120 – 199

BD-1.7.2 HDL 55 mg/dL Normal, >45

BD-1.7.3 LDL 123 mg/dL Normal, <130

BD-1.7.6 Rasio 2,26 Normal, <3.55


LDL/HDL

BD-1.7.7 Trigliserida 185 mg/dL Di atas normal


40 – 160

BD-1.10.1 Hemoglobin 14,5 g/dL Di atas normal


4,8 – 11,8

BD-1.10.2 Hematokrit 57 Di atas normal


40 – 54

BD-1.11.1 Albumin 4,9 g/dL Normal, 3,5 – 5


REVISI

BD-1.11.2 Prealbumin 33 mg/dL Normal, 16 – 35

BD-1.12.1 Warna urin Kuning -

BD-1.12.3 Berat jenis 1045 Di atas normal


urin 1003 - 1030

Kesimpulan:
Tn. MF mengalami indikasi hiperglikemia ditandai oleh glukosa dan HbA1C yang
tinggi. Tn. MF juga menunjukkan tanda dehidrasi dari berat jenis urin dan
osmolalitas plasma yang tinggi.

5. Pengkajian Data Klinis/Fisik (PD)

Domain
Data Keterangan
Kode Nama

PD-1.1.1 Penampilan Compos mentis Sadar tempat dan waktu, dapat


Keseluruhan diajak berkomunikasi

PD-1.1.3 Sistem Normal


jantung paru

PD-1.1.5 Pencernaan Active bowel sounds

PD-1.1.6 Kepala dan Normal


mata

PD-1.1.9 Tanda vital Tekanan darah : Di atas normal


129/92 mmHg 130/80 mmHg – 150/90 mmHg

Suhu tubuh : 37,6o C Demam ringan / sub febris

Pulse : 83 Di atas normal

RR : 25 Di atas normal

Kesimpulan:
Secara keseluruhan, Tn. MF dalam keadaan sadar dan mampu diajak berkomunikasi,
fisik normal, tanda vital sedikit di atas normal.
REVISI

6. Comparative Standar (CS)

Domain
Data Keterangan
Kode Nama

CS-1.1.1 Total Perkiraan Kebutuhan Energi 1923,75 kkal Rumus Broca

CS-2.1.1 Total Perkiraan Kebutuhan Lemak 51,3 g 24% kebutuhan


energi

CS-2.2.1 Total Perkiraan Kebutuhan Protein 54 g 0,8 g/kgBB

CS-2.3.1 Total Perkiraan Kebutuhan KH 312,61 g 65% kebutuhan


energi

CS-2.4.1 Total Perkiraan kebutuhan serat 20 – 35 g Berdasarkan


PERKENI 2015

CS-3.1.1 Total Perkiraan kebutuhan cairan 2500 ml Berdasarkan


AKG 2019

Kesimpulan:
Tn. MF diperkirakan memiliki kebutuhan energi sebesar 1923,75 kkal, lemak 51,3 g,
protein 54 g, karbohidrat 312,61 g, serat 20 – 35 g, dan cairan 2500 mL.
REVISI

V. DIAGNOSIS GIZI

Domain Problem Etiologi Sign/Symptoms

NC-2.2 Perubahan nilai Kondisi diabetes Data HbA1C dan kadar glukosa
laboratorium mellitus tipe 2 darah yang tinggi.
terkait gizi

NC-3.3.4 Obese, klas II Asupan energi berlebih Data riwayat makan Tn. MF yang
tinggi kalori dan tinggi lemak dan
IMT Tn. MF dikategorikan obese
II.

Kesimpulan :
NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (P) berkaitan dengan Kondisi diabetes
mellitus tipe 2 (E), dibuktikan dengan data HbA1C dan kadar glukosa darah yang tinggi..
(S)

NC-3.3.4 Obese, klas II (P) berkaitan dengan asupan energi berlebih (E), dibuktikan
dengan data riwayat makan Tn. MF yang tinggi kalori, tinggi lemak, dan IMT Tn. MF
dikategorikan obese II. (S)
REVISI

VI. INTERVENSI GIZI


A. Perencanaan (Planning)
1. Tujuan Intervensi
a. Mengontrol kadar glukosa dan HbA1C Tn. MF agar berada dalam rentang
normal berkaitan dengan DM tipe 2 yang diderita.
b. Menurunkan berat badan dan menurunkan IMT Ny. D menuju arah rentang
normal dengan pengaturan diet dan pengadaan program aktivitas fisik.

2. Preskripsi
a. Pemberian Diet DM tipe 2 1900 kkal
b. Energi menurut perhitungan Broca sesuai berat badan ideal x faktor jenis
kelamin, umur, aktivitas, tingkat kegemukan  1923,75 kkal

c. Protein  0,8 g/kgBB atau 11% (54 g)


d. Lemak normal  20 – 25 % dari kebutuhan energi (51,3 g)
e. Karbohidrat normal  45 – 65 % dari kebutuhan energi (312,6 g)
f. Serat normal – tinggi  30 – 35 g
g. Cairan normal  2500 mL
h. Aktivitas Fisik  3 – 5 kali/minggu, rata – rata durasi 30 – 45 menit berupa
latihan aerobic seperti jogging, berenang, dan bersepeda.

B. Rencana Implementasi
1. Pemberian Diit
Jenis dan Bentuk Diet : Diet DM tipe 2 1900 kkal
Frekuensi : 3x makan utama dan 2x selingan
Bentuk makanan : normal
Cara pemberian : oral
REVISI

Rekomendasi Makanan Penukar:


Waktu makan Total
Selingan Makan Selingan Makan Energi Protein Lemak
Makan pagi Penukar KH (g)
1 siang 2 malam (kkal) (g) (g)
Sumber KH 1 0.75 1.5 0.75 1.5 5.5 962.5 22 0 220
Protein Nabati 0.5 0.25 0.5 0.25 0.5 2 160 12 6 16
Protein Hewani A 0 0 0.5 0 0 0.5 25 3.5 1 0
Sumber Protein B 0.5 0 0 0 0.5 1 75 7 5 0
Sumber Protein C 0 0 0.5 0 1 1.5 75 3.5 6.5 0
Sumber Lemak 1 0.75 1.5 0.75 1 5 250 0 25 0
Sayuran 1.5 0 2 0 1.5 5 125 5 0 25
Buah 1 1 1 1 1 5 250 0 0 50
Total 1922.5 53 43.5 311
Rekomendasi contoh makanan :
Contoh makanan
Sumber KH potato, macaroni, noodle, bread, rice, corn, oatmeal
Protein Nabati red bean, tofu, cashew, soy milk
Protein Hewani A chicken (no skin), egg white, squid, shrimp
Sumber Protein B meatball, egg, beef
Sumber Protein C duck meat, ham, pork, sausage, sardencis, corned beef
Sumber Lemak avocado, olive oil, butter, margarine, canola oil
Sayuran carrot, brocolli, beetroot, string beans, squash, cauliflower, beansprout, snap peas
Buah apple, lychee, mango, grape, banana, pear, watermelon, melon, soursop, starwberry
REVISI

Rekomendasi Menu
Waktu Nama Bahan Penukar URT Berat
Makan Makanan Matang (g)
Makan Nasi merah beras giling merah 1 2 centong 100
pagi Tim tahu tahu 0.5 1 potong sdg 50
wortel 0.25 2 1/2 sdm 25
kol 0.25 1/4 gelas 25
telur ayam 0.5 1/2 butir 22.5
Tumis kangkung 1 1 gelas 100
kangkung minyak 1 1 sdm 5
Pisang ambon pisang ambon 1 1 buah sdg 50
air air 1 gelas 320
Selingan Bubur ketan kacang hijau 0.25 1 sdm 10.41
pagi hitam kacang beras ketan hitam 0.75 3/5 gelas 75
hijau santan 0.75 1/3 gelas 30
Pepaya 1 potong
pepaya 1 besar 190
Air Air 1 gelas 320
Makan Nasi merah beras giling merah 1.5 3 centong 150
siang Tempe tempe 0.5 1 ptg sedang 25
goreng minyak 0.5 1/2 sdm 2.5
Tumis ayam daging ayam 1 1 potong sdg 40
minyak 1 1 sdm 5
Sayur sop wortel 0.5 5 sdm 50
kol 0.5 5 sdm 50
kembang kol 0.5 5 sdm 50
kapri 0.5 5 sdm 50
Pir Pir 1 1/2 buah sdg 85
Air Air 1 gelas 320
Selingan Sup bihun Bihun 0.75 2/5 gelas 37.5
sore kembang tahu kembang tahu 0.25 1/4 lembar 5
Minyak 0.75 3/4 sdm 3.75
Apel merah apel merah 1 1 buah kecil 85
Air Air 1 gelas 320
Makan Nasi merah beras giling merah 1.5 3 centong 150
malam Telur ayam 0.5 1/2 butir 22.5
REVISI

Sup ayam kacang merah 0.5 1 1/4 sdm 12.5


kacang merah Ayam 1 1 potong sdg 40
Tumis sawi sawi hijau 1 1 gelas 100
dan tauge Taoge 0.5 5 sdm 50
minyak 1 1 sdm 5
Mangga 3/4 buah
arumanis mangga arumanis 1 besar 90
Air Air 1 gelas 320

2. Pendidikan Gizi
Jam 09.00 – 09.45
Waktu 45 menit
Tempat Bangsal rumah sakit
Topik Penatalaksanaan Diet DM tipe 2 dan program penurunan berat badan
Tujuan 1. Meningkatkan pengetahuan pasien terkait penatalaksanaan gizi
untuk diabetes mellitus tipe 2, kebutuhan gizi, dan
pemenuhannya.
2. Memberikan pemahaman terkait IMT yang baik dan cara
pengembalian ke IMT yang seharusnya.
3. Memotivasi pasien untuk memiliki semangat dan kemauan
untuk mengubah pola hidup menjadi lebih baik menuju IMT
normal.
Sasaran Tn. MF, keluarga
Metode Edukasi dan tanya jawab
Media Leaflet
Materi 1. Pengetahuan terkait diet DM tipe 2, IMT yang baik, dan pola
hidup sehat.
2. Penjelasan penerapan pemilihan makanan dan pola makan yang
baik untuk mendukung penurunan BB.
Evaluasi 1. Tn. MF mengetahui informasi terkait diet DM, IMT yang baik,
dan pola hidup yang lebih sehat.
REVISI

2. Tn. MF mengetahui dan memahami terkait penerapan


pemilihan makanan dan pola makan yang baik untuk
menurunkan IMT saat ini.
3. Tn. MF merasa mendapatkan motivasi dan semangat untuk
menerapkan diet yang sesuai agar dapat segera stabil dan hidup
lebih sehat.

3. Konseling Gizi
Durasi 15 – 20 menit
Tempat Ruang konseling gizi
Sasaran Tn. MF, keluarga
Materi Informasi yang telah diedukasikan sebelumnya yakni mengenai
penatalaksanaan diabetes mellitus tipe 2 dengan diet DM, IMT yang
baik, dan pola hidup yang sehat, dan tanya jawab terkait kesediaan,
hambatan, dan motivasi Tn. MF untuk memulai menjalani diet
dalam rangka menstabilkan dan mengontrol diabetes mellitus tipe 2
yang diderita.
Metode Konsultasi dan tanya jawab
Media Leaflet

4. Koordinasi dengan Tim Kesehatan Lain

Pertemuan Pokok Diskusi Solusi dan Tenaga


ke Implementasi Kesehatan
yang Terlibat
1 Menyelaraskan hasil Diskusi antara ahli gizi - Ahli gizi
pemeriksaan dan dengan dokter - Dokter
diagnosis gizi penanggung jawab Tn.
MF
2 Monitoring dan evaluasi Berkoordinasi terkait - Ahli gizi
kondisi Tn. MF keadaan pasien, makanan - Perawat
yang dikonsumsi dan data
medis pasien dengan
perawat yang lebih sering
kontak dengan pasien
REVISI

VII. PERENCANAAN MONITORING-EVALUASI GIZI


A. Asupan Makanan (FH)

Indikator Pelaksanaan Target Pencapaian


Asupan makanan Evaluasi asupan makanan Tn. MF mengonsumsi makanan
dan cairan Tn. MF menggunakan metode food dan minuman sesuai dengan yang
mencukupi record / food recall. disarankan secara jenis dan
kebutuhan gizi jumlah yang tidak berlebihan
sesuai perhitungan.
Kebiasaan Melakukan konseling tiap Tn. MF menerapkan diet yang
bulan untuk mengontrol dan sudah diedukasikan dan
mengevaluasi kebiasaan disepakati dalam konseling gizi
makan pasien. dan rutin mengonsumsi obat –
obatan yang diberikan.

B. Antropometri (AD)
Indikator Pelaksanaan Target Pencapaian
BB Pengukuran data antropometri Tn. MF mengalami
secara berkala (1x/minggu) penurunan BB teratur dan
sesuai dengan.

C. Biokimia (BD)
Indikator Pelaksanaan Target Pencapaian
Glukosa, HbA1C Tes Glukosa darah dan HbA1c Ada perubahan kadar glukosa
secara rutin 2 minggu sekali darah dan HbA1C Tn. MF
menuju normal
REVISI

VIII. PEMBAHASAN KASUS


Secara keseluruhan, Tn. MF dalam keadaan sadar dan mampu diajak
berkomunikasi, fisik normal, tanda vital sedikit di atas normal.
Tn. MF merupakan pria dewasa dengan etnis kaukasia, dengan diagnosis DM tipe
2, datang ke rumah sakit dengan gejala muntah – muntah dalam 12 – 24 jam terakhir, dan
diagnosis HHS / Hyperosmolar Hyperglycemic Syndrome. Tn. MF belum menikah, tinggal
sendiri, dan memiliki beberapa riwayat penyakit baik yang diderita sendiri maupun
keturunan dari keluarganya seperti hipertensi, hiperlipidemia, DM tipe 2, dll. Pada tahap
awal dilakukan skrining dengan MST pada Tn. MF. Metode MST dipilih karena efisien,
pertanyaannya sederhana, serta memiliki nilai sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi
yakni sekitar 93 – 95%.1 Berdasarkan skrining yang dilakukan, didapat skor 2 yang artinya
Tn. MF dikategorikan berisiko sedang mengalami malnutrisi sehingga memerlukan
lanjutan proses asuhan gizi terstandar. Setelah dilakukan skrining, dilakukan asesmen yang
meliputi data antropometri, biokimia, fisik/klinis, riwayat makan, serta riwayat data
personal sesuai dengan acuan dari aturan terstandar International Dietetics & Nutrition
Terminology.2
Berdasarkan asesmen yang dilakukan, didapatkan data antropometri yang
menunjukkan bahwa Tn. MF dikategorikan obese 2 dengan IMT 31,7 kg/m2. Hasil ini
dapat dikaitkan dengan beberapa hasil kajian lainnya seperti riwayat makan. Diketahui
bahwa Tn. MF memiliki riwayat makan yang kurang baik, makanan yang dipilih cenderung
tinggi kalori dan tinggi lemak. Tn. MF juga memiliki riwayat konsumsi alkohol, kafein,
dan rokok. Oleh karena data tersebut, dapat diasumsikan bahwa terjadi ketidakseimbangan
antara energi yang masuk dan energi yang dikeluarkan oleh Tn. MF, sehingga terjadi
penumpukan lemak.3 Selain itu, Tn. MF memiliki riwayat pengobatan beberapa obat terkait
DM tipe 2 yang sudah diberikan sebelumnya tetapi mengaku belum serius / belum rutin
mengonsumsi obat.
Diagnosis Tn. MF yakni DM tipe 2 berkorelasi dengan hasil data biokimia dimana
Tn. MF mengalami indikasi hiperglikemia ditandai oleh kadar glukosa dan HbA1C yang
tinggi. Tn. MF juga menunjukkan tanda dehidrasi dari nilai BUN, kreatinin, berat jenis
urin, dan osmolalitas plasma darah yang tinggi. Data – data tersebut menjadi dasar
diagnosis Hyperosmolar Hyperglycemic Syndrome. HHS merupakan gangguan metabolic
REVISI

akut yang ditandai dengan hiperglikemia, hiperosmolaritas, dan dehidrasi tanpa adanya
ketoasidosis. HHS menyebabkan dehidrasi karena tingginya glukosa dalam darah
membuat darah hyperosmolar, sehingga darah banyak menyerap cairan dari tubuh.4,5
Berdasarkan data – data tersebut, ditentukan perkiraan kebutuhan gizi Tn. MF.
Kebutuhan energi dihitung berdasarkan berat badan ideal dengan rumus Broca, dan
dilakukan pengurangan dan penambahan berdasarkan beberapa faktor seperti jenis
kelamin, umur, aktivitas fisik, dan tingkat kegemukan, sehingga didapatkan angka
kebutuhan energi sebesar 1923,75 kkal. Kebutuhan lemak 20 – 25% kebutuhan energi
sehingga didapat angka 51,3 g, protein sebesar 0,8 g / kg BB sehingga didapat angka 54 g,
dan sisanya karbohidrat sebanyak 65% dari kebutuhan energi sehingga didapatkan angka
312,61 g. Kebutuhan serat dan cairan normal, yakni 20 – 35 g serat dan 2500 mL cairan
per hari.6,7

Didasari oleh data – data yang didapatkan dari assessment, ditetapkan beberapa
diagnosis gizi dengan sistem PES, yakni perubahan nilai laboratorium terkait gizi dan
obese klas II. Masalah perubahan nilai laboratorium terkait gizi berkaitan dengan diabetes
mellitus tipe 2 yang diderita, dibuktikan dengan data HbA1C dan kadar glukosa darah yang
tinggi, sedangkan masalah obesitas klas II berkaitan dengan asupan energi berlebih,
dibuktikan dengan data riwayat makan Tn. MF yang tinggi kalori, tinggi lemak, serta IMT
Tn. MF yang tinggi yakni > 30 kg/m2.

Intervensi gizi yang kemudian diberikan memiliki tujuan utama untuk mengontrol
kadar glukosa dan HbA1C Tn. MF agar berada dalam rentang normal berkaitan dengan
DM tipe 2 yang diderita, serta menurunkan berat badan dan menurunkan IMT Tn. MF
menuju arah rentang normal. Berdasarkan tujuan tersebut, diberikan preskripsi gizi berupa
diet DM tipe 2 1900 kkal dan program aktivitas fisik yakni 3 – 5 kali/minggu dengan rata
– rata durasi 30 – 45 menit berupa latihan aerobic seperti jogging, berenang, dan
bersepeda.6, 8, 9

Rekomendasi makanan diberikan berdasar pada tabel penukar, dimana dalam 1 hari
digunakan 5.5 penukar karbohidrat sebisa mungkin karbohidrat kompleks dan tinggi serat
seperti kentang, roti gandum, nasi merah, kemudian 2 penukar protein nabati dan 2 penukar
protein hewani, 5 penukar sayur yang tinggi serat misalnya bayam, kol, brokoli, wortel,
REVISI

dan 5 penukar buah yang juga tinggi serat misalnya alpukat, pir, pisang, dan apel. Makanan
yang dikonsumsi berupa 3 kali makan utama dan 2x selingan, dengan panduan porsi makan
tiap kali makan dengan penukar, dan didapatkan total kandungan gizi untuk 1 hari yakni
energi 1923,75 kkal, protein 53 g, lemak 51.3 g, dan karbohidrat 331 g.
Selain pengaturan diet dan pemberian menu rekomendasi, direncanakan
pelaksanaan pendidikan / edukasi gizi dan konseling gizi untuk meningkatkan pengetahuan
Tn. MF terkait diet DM, IMT yang baik, dan pola hidup yang lebih sehat, meningkatkan
pemahaman terkait penerapan pemilihan makanan dan pola makan yang baik untuk
menurunkan IMT saat ini, serta untuk memberikan motivasi dan semangat pada Tn. MF
untuk menerapkan diet yang sesuai agar dapat segera stabil dan hidup lebih sehat.
Terakhir, dilakukan monitoring dan evaluasi. Pertama untuk asupan makan,
dilakukan dengan food record atau food recall, serta konseling secara berkala untuk
memantau perubahan positif dari kebiasaan makan Tn. MF. Untuk antropometri, dilakukan
pengukuran lingkar perut dan berat badan secara berkala untuk memantau penurunan berat
badan dan penurunan IMT menuju normal, dan terakhir untuk aspek biokimia dijadwalkan
uji kadar glukosa dan HbA1C setiap 2 minggu sekali untuk memantau kondisi diabetes
mellitus yang diderita Tn. MF, harapannya angka yang dihasilkan semakin stabil dan
terkontrol dalam batas rentang normal.
REVISI

IX. PENUTUP / KESIMPULAN


A. Simpulan
Berdasarkan keseluruhan proses asuhan gizi terstandar yang dilakukan, diperoleh
hasil skrining menggunakan form MST bahwa Tn. MF berisiko sedang malnutrisi
sehingga pasien memerlukan proses asuhan gizi. Tn. MF memiliki riwayat diabetes
mellitus tipe 2 dan saat masuk rumah sakit didiagnosis HHS. Tn. MF juga
dikategorikan obesitas tipe II berdasarkan data – data yang ada. Berdasarkan hasil
assessment ditetapkan beberapa diagnosis gizi yakni perubahan nilai laboratorium
terkait gizi dan obesitas II. Intervensi yang diberikan kepada Tn. MF adalah pemberian
diet DM 1900, protein 0,8 g / kgBB, karbohidrat terkontrol dengan memperhatikan
pilihan bahan makanan yang rendah gula dan memperbanyak karbohidrat kompleks.
Selain itu, dilaksanakan juga edukasi dan konseling gizi terkait kondisi Tn. MF dengan
harapan Tn. MF lebih memahami mengenai DM tipe 2 dan penatalaksanaan gizi yang
baik, pola makan dan pola hidup yang lebih baik, serta mendapatkan motivasi untuk
menjalani diet. Selanjutnya, dilakukan monitoring dan evaluasi untuk memantau
perubahan positif pada kebiasaan makan dan pola hidup Tn. MF, adanya penurunan
pada BB dan IMT Tn. MF, adanya perubahan positif pada kadar glukosa darah dan
HbA1c Tn. MF untuk menunjukkan DM yang lebih terkontrol dan mendekati normal.

D. Saran

Tn. MF disarankan untuk mengonsumsi makanan sesuai dengan aturan diet yang
diberikan saat konseling dan edukasi, untuk bisa menunjang perubahan perilaku dan
kebiasaan Tn. MF. Tn. MF juga disarankan untuk rutin mengikuti konseling gizi untuk
memantau perkembangan kesehatan dan kepatuhan Tn. MF terhadap aturan diet yang
disepakati.
REVISI

X. LAMPIRAN
1. Leaflet Diet
REVISI

2. Leaflet URT
REVISI

3. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi


Energi

BBI = 90% (TB – 100) x 1 kg

= 90% (175 – 100) x 1 kg

= 67,5 kg

Faktor – faktor

 Jenis kelamin = 30 kal/kgBB


 Umur = pengurangan 5% (per 1 dekade pada usia 40 – 59)
 Aktivitas fisik = penambahan 30% (Pegawai industri ringan)
 Berat badan = pengurangan 30% (Obese II)
 Pagi (20%), siang (30%), sore (25%), selingan (10 – 15%)

Energi = (30 kkal x 67,5 kg) – 5% + 30% – 30%

= 2025 kkal – 5% + 30% – 30%

= 1.923, 75 kkal

Protein (0,8 g/kg BB)  54 g (=216 kkal = 11%)

 0,8 g x 67,5 = 54 g

Lemak (24 %)  51,3 g

 24% x 1923,75 kkal / 9 = 51,3 g

Karbohidrat (65 %)  312,61 g

 65% x 1923,75 kkal / 4 = 312,61 g


REVISI

DAFTAR PUSTAKA

1. Herawati, Triwahyu S., Arief Alamsyah. Metode Skrining Gizi di Rumah Sakit dengan
MST Lebih Efektif Dibandingkan SGA. Jurnal Kedokteran Brawijaya. Vol. 28 No. 1
(2014). https://doi.org/10.21776/ub.jkb.2014.028.01.26
2. Academy of Nutrition and Dietetics. International Dietetics and Nutritional Terminology
(Idnt) Reference Manual: Standard Language for the Nutrition Care Process. Amerika:
Academy of Nutrition and Dietetics. 2012
3. Kementrian Kesehatan RI. Epidemi Obesitas. 2018
4. Semarawima, G. Status hiperosmolar hiperglikemik: Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
Denpasar Bali; 2017.
5. Harrison. Principles of internal medicine. Volume 1. 20th edition. Mcgraw-hill education;
2018.
6. PERKENI, Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia, PERKENI,
Jakarta. 2015
7. AKG. Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Masyarakat Indonesia. Peraturan
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019. 2019
8. Fisher G, Brown AW, Bohan Brown MM, et al. High intensity interval- vs moderate
intensity- training for improving cardiometabolic health in overweight or obese males: A
Randomized controlled trial. Journal PLoS ONE 2015;10(10):1- 15
9. Oroh, Wungouw, Engka. Latihan Fisik Pada Pasien Obesitas. Jurnal Biomedik (JBM),
Volume 13, Nomor 1, Januari - April 2021; 34-43
10. Ikromullah, A. J. Kadar Kalium pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas
Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Insan Cendekia Medika. Jombang. 2017
11. Presta MV, Bhavani SS, Abdelmalak BB. Nil per os guidelines: what is changing, what is
not, and what should? Minerva Anestesiologica. Dec;84(12):1413-1419. DOI:
10.23736/s0375-9393.18.13042-2. PMID: 30394064. 2018
REVISI

Anda mungkin juga menyukai