Dosen Pengampu:
Ayu Rahadiyanti, S.Gz, MPH
Choirun Nissa, S.G, M.Gizi
Ahmad Syauqy, S.Gz, MPH, PhD
Muti’ah Mustaqimatusy Syahadah, S.Gz, M.Gz
Dr. Etika Ratna Noer, S.Gz, M.Si
Disusun oleh:
Gloria Nathania
22030120130093
Kelas B
I. LATAR BELAKANG
Tn. MF adalah pria dewasa kaukasia berusia 53 tahun, seorang pensiunan militer
yang kini bekerja di konsultas perusahan alat militer. Pasien menderita hyperglikemia akut.
Serum glukosanya 1524 mg/dl. Pasien didiagnosa DM 2 sejak dua tahun yang lalu, pasien
diberikan obat glyburide dan metformin namun tidak dikonsumsi, selain DM pasien
menderita hipertensi, hiperlipidemia, dan gout/asam urat. Obat yang diberikan pada pasien
sekarang ialah glyburide 20 mg/hari, 500 mg metformin/2 hari, dyazide
(hydrochlorothiazide 20 g dan triamterene 375 mg)/hari. Dan Lipitor 20 mg/hari. Pasien
merupakan perokok aktif dan mengkonsumsi alcohol 3-4 kali / minggu. Dalam
keluarganya diketahui sang ayah menderita hipertensi dan CAD sedangkan sang ibu
menderita DM 2. Saat ini pasien didiagnosis masuk sumah sakit diabetes mellitus Tipe II
dengan hyperglikemia hyperosmolar state (HHS) dan dehidrasi akut dengan gelaja mual
muntah berlebian, jantung berdebar, dan bingung.
Pasien tidak memiliki diet spesifik namun berusaha menghindari makanan tinggi
gula, tinggi kolesterol, dan tidak menambahkan garam dalam makanannya. Pasien tidak
pernah malakukan medikasi untuk DM II, namun melakukan medikasi untuk kolesterol
dan hipertensi.
Asupan makan pasien sebelumnya ialah roti dengan krim keju dan 2-3 gelas kopi
untuk sarapan, makan siang dengan junk food, serta makan malam dengan western food.
Makanan pasen biasa dibeli diluar rumah. Pada saat ini, pasien dipuasakan (NPO) selama
12 jam, kemudian diberikan cairan saat kondisinya sudah stabil, dan perlahan diberikan
consistent-carbohydrate diet. Medikasi yang diterima oleh pasien pada saat MRS adalah
cairan IVF, Lispro 0,5 unit setiap 2 jam, dan glargine
Berdasarkan data kesehatan pasien didabatpkan berat badan 97 kg, tinggi badan
175,3 cm. Kadar GDP 1514 mg/dL, BUN 31 mg/dL, natrium 132 mg/dL, kolesterol 205
mg/dL, HbA1c 15,2%, dan trigliserida 185 mg/dL. Tekanan darah 90/70 mmHg, RR 26
x/menit, HR 105 x per menit, dan suhu tubuh 38,05°C. Pasien memiliki kulit kering dengan
turgor kulit yang buruk. Output urine pasien berwana kuning, pH 5.0, positif mengandung
glukosa, protein, dan keton.
REVISI
REVISI
Kriteria standar diagnosis T2DM adalah GDS ≥ 200 mg/dL, GDP ≥126 mg/dL,
gula darah 2 jam postprandial ≥ 200 mg/dL.6 Berdasarkan hasil data biokimia, GDS
Tn. MF ada pada angka 1524 mg/dL pada hari MRS dan 425 mg/dL pada hari
berikutnya.
2. Tn. MF didiagnosis T2DM, dan mengaku jarang mengonsumsi obat. Golongan apa
obat metformin dan glyburide? Deskripsikan mekanisme dan potensi efek samping /
interaksinya dengan makanan!
3. Apa obat lain yang dikonsumsi Tn. MF? Paparkan juga mekanisme dan potensi efek
samping / interaksinya dengan makanan.
Triamtrene adalah obat antihipertensi yang bersifat diuretic untuk deplesi ion
potassium. Konsumsinya dapat memberi efek samping seperti diare. Konsumsi
triamterene harus memperhatikan asupan potassium.
5. HHS dan DKA adalah komplikasi metabolic yang dihubungkan dengan diabetes.
Jelaskan tentang kedua kejadian ini, deskripsikan bagian dari rekam medis Tn. MF
yang mendukung diagnosis HHS.
DKA adalah Diabetic Ketoasidosis. DKA terjadi ketika terlalu banyak lemak yang
dipecah sebagai bahan bakar karena tubuh tidak bisa menggunakan glukosa dalam
darah akibat ketidakcukupan insulin. Pemecahan lemak membentuk badan keton yang
kemudian membuat darah menjadi bersifat asam.
REVISI
6. HHS sering dihubungkan dengan dehidrasi. Setelah membaca rekam medis Tn. MF,
paparkan data yang merujuk pada dehidrasi. Faktor apa pada riwayat / rekam medis
Tn. MF yang berkontribusi pada dehidrasi yang dialami?
Kulit kering
Demam
Tekanan darah rendah (90/70 mmHg)
Hematokrit tinggi
BUN dan kreatinin tinggi, Sodium rendah
Urine berwarna gelap
7. Asses intake/output Tn. MF dalam 24 jam pertama MRS, apa yang didapatkan?
Asumsikan jika UBW Tn. MF adalah 103,4 kg, berapa estimasi volume dehidrasi yang
dialami?
Input cairan : 4.335
Output cairan : 2195
Input – output : 2140 positive balance, dehidrasi
UBW : 228 lbs 103,4 kg
CBW : 214 lbs 97,1 kg
UBW – CBW : 6,3 kg (6,1% dari berat badan) 6,3 L
Jadi, estimasi volume dehidrasi yang dialami Tn. MF adalah sebanyak 6,3 L.
REVISI
8. Tn. MF sudah memulai infus saline normal dengan potassium, juga dengan insulin.
Mengapa cairan – cairan ini menjadi komponen rehidrasi dan koreksi HHS?
Insulin yang diberikan membantu menormalkan kadar glukosa darah. Infus saline
normal dengan potassium membantu menghidrasi tubuh dan mengembalikan
elektrolit. Penambahan potassium dilakukan karena insulin dapat menyebabkan
pergeseran intraseluler potassium.10
9. Deksripsikan terapi insulin yang dimulai pada Tn. MF. Apa itu Lispro? Apa itu
glargine? Seberapa kemungkinan Tn. MF memerlukan untuk meneruskan terapi
insulin?
Lispro adalah jenis insulin yang bekerja lebih cepat dari insulin normal.
Penggunaan lispro baik karena level glukosa yang sangat tinggi. Glargine adalah
insulin yang bekerja lebih lama dari insulin normal. Lispro diberikan pada siang hari
bersama dengan infus rehidrasi, sedangkan glargine diberikan pada malam hari. Besar
kemungkinan Tn. MF memerlukan untuk meneruskan terapi insulin karena diabetes
dan kadar glukosa darah yang dimiliki.6
10. Tn. MF adalah NPO ketika MRS. Apa maksudnya? Apa tanda – tanda yang dapat
mengingatkan Dietisien dan dokter jika Tn. MF telah mampu untuk makan?
NPO (Nil Per Os) atau tidak ada yang dikonsumsi via oral.11 Tanda jika Tn. MF
mampu mulai menerima asupan makanan secara oral adalah ketika tanda vital sudah
kembali normal.
11. Gambarkan aturan – aturan dasar terapi gizi pada Tn. MF untuk membantu mengontrol
T2DM yang dialami.
Pada Tn. MF yang mengalami T2DM, HHS dan mempertimbangkan obesitas tipe
2 yang dimiliki, pertama dilakukan usaha untuk menurunkan kadar glukosa darah dan
kemudian diberikan diet DM 1900 kkal. Dalam penatalaksanaannya, Tn. MF akan
diajari untuk menghitung asupan karbohidrat dan menyesuaikan dengan terapi insulin
yang akan diterima ke depannya. Pilihan makanan karbohidrat mempertimbangkan
pilihan makanan yang rendah gula, dan karbohidrat kompleks.
REVISI
Faktor – faktor6
= 1.923, 75 kkal
0,8 g x 67,5 = 54 g
NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (P) berkaitan dengan Kondisi
diabetes mellitus tipe 2 (E), dibuktikan dengan data HbA1C dan kadar glukosa darah
yang tinggi.. (S)
REVISI
NC-3.3.4 Obese, klas II (P) berkaitan dengan asupan energi berlebih (E),
dibuktikan dengan data riwayat makan Tn. MF yang tinggi kalori, tinggi lemak, dan
IMT Tn. MF dikategorikan obese II. (S)
16. Tentukan preskripsi karbohidrat Tn. MF berdasarkan riwayat makan dan kebutuhan
energinya!
Pertanyaan Skor
Domain
Data Keterangan
Kode Nama
Kesimpulan:
Tn. MF merupakan pria dewasa kaukasia, tinggal sendiri, dan memiliki beberapa
riwayat penyakit baik yang diderita sendiri maupun keturunan dari keluarganya
seperti hipertensi, hiperlipidemia, DM tipe 2, dll. Tn. MF juga mengalami keluhan
muntah – muntah.
REVISI
Kesimpulan:
Tn. MF memiliki riwayat makan yang kurang baik, makanan yang dipilih cenderung
tinggi kalori dan tinggi lemak, memiliki riwayat konsumsi alkohol, kafein, dan
asupan air putih yang kurang. Riwayat pengobatan Tn. MF yang sudah diberikan
sebelumnya belum serius dan belum rutin dijalani / dikonsumsi.
Domain
Data Keterangan
Kode Nama
Kesimpulan:
Tn. MF dikategorikan Obese 2 dengan IMT 31,7 kg/m2.
Domain
Data Keterangan
Kode Nama
Kesimpulan:
Tn. MF mengalami indikasi hiperglikemia ditandai oleh glukosa dan HbA1C yang
tinggi. Tn. MF juga menunjukkan tanda dehidrasi dari berat jenis urin dan
osmolalitas plasma yang tinggi.
Domain
Data Keterangan
Kode Nama
RR : 25 Di atas normal
Kesimpulan:
Secara keseluruhan, Tn. MF dalam keadaan sadar dan mampu diajak berkomunikasi,
fisik normal, tanda vital sedikit di atas normal.
REVISI
Domain
Data Keterangan
Kode Nama
Kesimpulan:
Tn. MF diperkirakan memiliki kebutuhan energi sebesar 1923,75 kkal, lemak 51,3 g,
protein 54 g, karbohidrat 312,61 g, serat 20 – 35 g, dan cairan 2500 mL.
REVISI
V. DIAGNOSIS GIZI
NC-2.2 Perubahan nilai Kondisi diabetes Data HbA1C dan kadar glukosa
laboratorium mellitus tipe 2 darah yang tinggi.
terkait gizi
NC-3.3.4 Obese, klas II Asupan energi berlebih Data riwayat makan Tn. MF yang
tinggi kalori dan tinggi lemak dan
IMT Tn. MF dikategorikan obese
II.
Kesimpulan :
NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (P) berkaitan dengan Kondisi diabetes
mellitus tipe 2 (E), dibuktikan dengan data HbA1C dan kadar glukosa darah yang tinggi..
(S)
NC-3.3.4 Obese, klas II (P) berkaitan dengan asupan energi berlebih (E), dibuktikan
dengan data riwayat makan Tn. MF yang tinggi kalori, tinggi lemak, dan IMT Tn. MF
dikategorikan obese II. (S)
REVISI
2. Preskripsi
a. Pemberian Diet DM tipe 2 1900 kkal
b. Energi menurut perhitungan Broca sesuai berat badan ideal x faktor jenis
kelamin, umur, aktivitas, tingkat kegemukan 1923,75 kkal
B. Rencana Implementasi
1. Pemberian Diit
Jenis dan Bentuk Diet : Diet DM tipe 2 1900 kkal
Frekuensi : 3x makan utama dan 2x selingan
Bentuk makanan : normal
Cara pemberian : oral
REVISI
Rekomendasi Menu
Waktu Nama Bahan Penukar URT Berat
Makan Makanan Matang (g)
Makan Nasi merah beras giling merah 1 2 centong 100
pagi Tim tahu tahu 0.5 1 potong sdg 50
wortel 0.25 2 1/2 sdm 25
kol 0.25 1/4 gelas 25
telur ayam 0.5 1/2 butir 22.5
Tumis kangkung 1 1 gelas 100
kangkung minyak 1 1 sdm 5
Pisang ambon pisang ambon 1 1 buah sdg 50
air air 1 gelas 320
Selingan Bubur ketan kacang hijau 0.25 1 sdm 10.41
pagi hitam kacang beras ketan hitam 0.75 3/5 gelas 75
hijau santan 0.75 1/3 gelas 30
Pepaya 1 potong
pepaya 1 besar 190
Air Air 1 gelas 320
Makan Nasi merah beras giling merah 1.5 3 centong 150
siang Tempe tempe 0.5 1 ptg sedang 25
goreng minyak 0.5 1/2 sdm 2.5
Tumis ayam daging ayam 1 1 potong sdg 40
minyak 1 1 sdm 5
Sayur sop wortel 0.5 5 sdm 50
kol 0.5 5 sdm 50
kembang kol 0.5 5 sdm 50
kapri 0.5 5 sdm 50
Pir Pir 1 1/2 buah sdg 85
Air Air 1 gelas 320
Selingan Sup bihun Bihun 0.75 2/5 gelas 37.5
sore kembang tahu kembang tahu 0.25 1/4 lembar 5
Minyak 0.75 3/4 sdm 3.75
Apel merah apel merah 1 1 buah kecil 85
Air Air 1 gelas 320
Makan Nasi merah beras giling merah 1.5 3 centong 150
malam Telur ayam 0.5 1/2 butir 22.5
REVISI
2. Pendidikan Gizi
Jam 09.00 – 09.45
Waktu 45 menit
Tempat Bangsal rumah sakit
Topik Penatalaksanaan Diet DM tipe 2 dan program penurunan berat badan
Tujuan 1. Meningkatkan pengetahuan pasien terkait penatalaksanaan gizi
untuk diabetes mellitus tipe 2, kebutuhan gizi, dan
pemenuhannya.
2. Memberikan pemahaman terkait IMT yang baik dan cara
pengembalian ke IMT yang seharusnya.
3. Memotivasi pasien untuk memiliki semangat dan kemauan
untuk mengubah pola hidup menjadi lebih baik menuju IMT
normal.
Sasaran Tn. MF, keluarga
Metode Edukasi dan tanya jawab
Media Leaflet
Materi 1. Pengetahuan terkait diet DM tipe 2, IMT yang baik, dan pola
hidup sehat.
2. Penjelasan penerapan pemilihan makanan dan pola makan yang
baik untuk mendukung penurunan BB.
Evaluasi 1. Tn. MF mengetahui informasi terkait diet DM, IMT yang baik,
dan pola hidup yang lebih sehat.
REVISI
3. Konseling Gizi
Durasi 15 – 20 menit
Tempat Ruang konseling gizi
Sasaran Tn. MF, keluarga
Materi Informasi yang telah diedukasikan sebelumnya yakni mengenai
penatalaksanaan diabetes mellitus tipe 2 dengan diet DM, IMT yang
baik, dan pola hidup yang sehat, dan tanya jawab terkait kesediaan,
hambatan, dan motivasi Tn. MF untuk memulai menjalani diet
dalam rangka menstabilkan dan mengontrol diabetes mellitus tipe 2
yang diderita.
Metode Konsultasi dan tanya jawab
Media Leaflet
B. Antropometri (AD)
Indikator Pelaksanaan Target Pencapaian
BB Pengukuran data antropometri Tn. MF mengalami
secara berkala (1x/minggu) penurunan BB teratur dan
sesuai dengan.
C. Biokimia (BD)
Indikator Pelaksanaan Target Pencapaian
Glukosa, HbA1C Tes Glukosa darah dan HbA1c Ada perubahan kadar glukosa
secara rutin 2 minggu sekali darah dan HbA1C Tn. MF
menuju normal
REVISI
akut yang ditandai dengan hiperglikemia, hiperosmolaritas, dan dehidrasi tanpa adanya
ketoasidosis. HHS menyebabkan dehidrasi karena tingginya glukosa dalam darah
membuat darah hyperosmolar, sehingga darah banyak menyerap cairan dari tubuh.4,5
Berdasarkan data – data tersebut, ditentukan perkiraan kebutuhan gizi Tn. MF.
Kebutuhan energi dihitung berdasarkan berat badan ideal dengan rumus Broca, dan
dilakukan pengurangan dan penambahan berdasarkan beberapa faktor seperti jenis
kelamin, umur, aktivitas fisik, dan tingkat kegemukan, sehingga didapatkan angka
kebutuhan energi sebesar 1923,75 kkal. Kebutuhan lemak 20 – 25% kebutuhan energi
sehingga didapat angka 51,3 g, protein sebesar 0,8 g / kg BB sehingga didapat angka 54 g,
dan sisanya karbohidrat sebanyak 65% dari kebutuhan energi sehingga didapatkan angka
312,61 g. Kebutuhan serat dan cairan normal, yakni 20 – 35 g serat dan 2500 mL cairan
per hari.6,7
Didasari oleh data – data yang didapatkan dari assessment, ditetapkan beberapa
diagnosis gizi dengan sistem PES, yakni perubahan nilai laboratorium terkait gizi dan
obese klas II. Masalah perubahan nilai laboratorium terkait gizi berkaitan dengan diabetes
mellitus tipe 2 yang diderita, dibuktikan dengan data HbA1C dan kadar glukosa darah yang
tinggi, sedangkan masalah obesitas klas II berkaitan dengan asupan energi berlebih,
dibuktikan dengan data riwayat makan Tn. MF yang tinggi kalori, tinggi lemak, serta IMT
Tn. MF yang tinggi yakni > 30 kg/m2.
Intervensi gizi yang kemudian diberikan memiliki tujuan utama untuk mengontrol
kadar glukosa dan HbA1C Tn. MF agar berada dalam rentang normal berkaitan dengan
DM tipe 2 yang diderita, serta menurunkan berat badan dan menurunkan IMT Tn. MF
menuju arah rentang normal. Berdasarkan tujuan tersebut, diberikan preskripsi gizi berupa
diet DM tipe 2 1900 kkal dan program aktivitas fisik yakni 3 – 5 kali/minggu dengan rata
– rata durasi 30 – 45 menit berupa latihan aerobic seperti jogging, berenang, dan
bersepeda.6, 8, 9
Rekomendasi makanan diberikan berdasar pada tabel penukar, dimana dalam 1 hari
digunakan 5.5 penukar karbohidrat sebisa mungkin karbohidrat kompleks dan tinggi serat
seperti kentang, roti gandum, nasi merah, kemudian 2 penukar protein nabati dan 2 penukar
protein hewani, 5 penukar sayur yang tinggi serat misalnya bayam, kol, brokoli, wortel,
REVISI
dan 5 penukar buah yang juga tinggi serat misalnya alpukat, pir, pisang, dan apel. Makanan
yang dikonsumsi berupa 3 kali makan utama dan 2x selingan, dengan panduan porsi makan
tiap kali makan dengan penukar, dan didapatkan total kandungan gizi untuk 1 hari yakni
energi 1923,75 kkal, protein 53 g, lemak 51.3 g, dan karbohidrat 331 g.
Selain pengaturan diet dan pemberian menu rekomendasi, direncanakan
pelaksanaan pendidikan / edukasi gizi dan konseling gizi untuk meningkatkan pengetahuan
Tn. MF terkait diet DM, IMT yang baik, dan pola hidup yang lebih sehat, meningkatkan
pemahaman terkait penerapan pemilihan makanan dan pola makan yang baik untuk
menurunkan IMT saat ini, serta untuk memberikan motivasi dan semangat pada Tn. MF
untuk menerapkan diet yang sesuai agar dapat segera stabil dan hidup lebih sehat.
Terakhir, dilakukan monitoring dan evaluasi. Pertama untuk asupan makan,
dilakukan dengan food record atau food recall, serta konseling secara berkala untuk
memantau perubahan positif dari kebiasaan makan Tn. MF. Untuk antropometri, dilakukan
pengukuran lingkar perut dan berat badan secara berkala untuk memantau penurunan berat
badan dan penurunan IMT menuju normal, dan terakhir untuk aspek biokimia dijadwalkan
uji kadar glukosa dan HbA1C setiap 2 minggu sekali untuk memantau kondisi diabetes
mellitus yang diderita Tn. MF, harapannya angka yang dihasilkan semakin stabil dan
terkontrol dalam batas rentang normal.
REVISI
D. Saran
Tn. MF disarankan untuk mengonsumsi makanan sesuai dengan aturan diet yang
diberikan saat konseling dan edukasi, untuk bisa menunjang perubahan perilaku dan
kebiasaan Tn. MF. Tn. MF juga disarankan untuk rutin mengikuti konseling gizi untuk
memantau perkembangan kesehatan dan kepatuhan Tn. MF terhadap aturan diet yang
disepakati.
REVISI
X. LAMPIRAN
1. Leaflet Diet
REVISI
2. Leaflet URT
REVISI
= 67,5 kg
Faktor – faktor
= 1.923, 75 kkal
0,8 g x 67,5 = 54 g
DAFTAR PUSTAKA
1. Herawati, Triwahyu S., Arief Alamsyah. Metode Skrining Gizi di Rumah Sakit dengan
MST Lebih Efektif Dibandingkan SGA. Jurnal Kedokteran Brawijaya. Vol. 28 No. 1
(2014). https://doi.org/10.21776/ub.jkb.2014.028.01.26
2. Academy of Nutrition and Dietetics. International Dietetics and Nutritional Terminology
(Idnt) Reference Manual: Standard Language for the Nutrition Care Process. Amerika:
Academy of Nutrition and Dietetics. 2012
3. Kementrian Kesehatan RI. Epidemi Obesitas. 2018
4. Semarawima, G. Status hiperosmolar hiperglikemik: Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
Denpasar Bali; 2017.
5. Harrison. Principles of internal medicine. Volume 1. 20th edition. Mcgraw-hill education;
2018.
6. PERKENI, Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia, PERKENI,
Jakarta. 2015
7. AKG. Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Masyarakat Indonesia. Peraturan
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019. 2019
8. Fisher G, Brown AW, Bohan Brown MM, et al. High intensity interval- vs moderate
intensity- training for improving cardiometabolic health in overweight or obese males: A
Randomized controlled trial. Journal PLoS ONE 2015;10(10):1- 15
9. Oroh, Wungouw, Engka. Latihan Fisik Pada Pasien Obesitas. Jurnal Biomedik (JBM),
Volume 13, Nomor 1, Januari - April 2021; 34-43
10. Ikromullah, A. J. Kadar Kalium pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas
Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Insan Cendekia Medika. Jombang. 2017
11. Presta MV, Bhavani SS, Abdelmalak BB. Nil per os guidelines: what is changing, what is
not, and what should? Minerva Anestesiologica. Dec;84(12):1413-1419. DOI:
10.23736/s0375-9393.18.13042-2. PMID: 30394064. 2018
REVISI