Alfiandi Pendaran Fiks (2) P Shodiq-1
Alfiandi Pendaran Fiks (2) P Shodiq-1
SKRIPSI
Oleh :
ALFIANDI
D0218163
Oleh :
ALFIANDI
D0218163
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olaharaga
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini dengan judul “Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Single Leg
Hops Dan Standing Jump Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai di Sasana
Han Academy Solo Tahun 2021”, karya:
Nama : Alfiandi
NIM : D0218163
Prodi : Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Dewan Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tunas Pembangunan
Surakarta.
Disetujui:
Surakarta, Juni 2022
Pembimbing 1 Pembimbing 2
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tunas Pembangunan
Dekan,
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini
benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain atau
kutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku,
baik sebagian atau keseluruhannya. Pendapat atau teman orang lain yang terdapat
dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Atas
pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan apabila
ditemukan adanya pelanggaran terdahap etika keilmuan dalam karya ini.
Alfiandi
NIM.D0218163
v
MOTTO
"Dia yang tidak cukup berani untuk mengambil risiko, tidak akan mencapai apa-
apa dalam hidup."
(Muhammad Ali )
"Saya benci setiap menit latihan, tetapi saya berkata, 'jangan berhenti, menderita
sekarang dan jalani sisa hidupmu sebagai juara".
(Muhammad Ali )
vi
PERSEMBAHAN
Pertama-tama saya ucapkan alhamdulilah dan terima kasih kepada allah swt, yang
telah memberikan kesempatan, kesehatan sehingga saya bisa menyelesaikan tugas
akhir saya dengan baik.
1. Kedua orang tuaku yang tercinta, yang telah membesarkan saya dan selalu
support terhadap apa yang saya impikan serta memberikan banyak kebaikan .
2. Saudara/i kakak dan adik tersayang yang telah memberikan dukungan,
semangat, dan motivasi.
3. Teman teman saya di kelas 8C yang senantiasa selalu membantu dan
memberikan semangat untuk menjalani perkuliahan.
4. Bapak/Ibu Dosen, yang telah membimbing saya selama menempuh
perkuliahan sampai akhir perkuliahan.
5. Almamater saya PKO FKIP UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN
SURAKARTA.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Allah Yang Maha Esa, karena ataa
rahmat dan karunia-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagai
persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Tunas
Pembangunan Surakarta.
Hambatan dan tantangan yang dihadapi serta menimbulkan kesulitan
dalam menyelesaikan skripsi ini dapat diatasi dengan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu atas segala bentuk bantuan selama penelitian dan penyelesaian skripsi
ini disampaikan banyak terima kasih kepada yang terhormat:
1. Dr. Joko Sulistyono, M.Pd Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Tunas Pembangunan Surakarta.
2. Kodrad Budiyono, S.Pd, M.Or Selaku Kaprodi Pendidikan Kepelatihan
Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tunas
Pembangunan Surakarta.
3. Agus Supriyko, S.Pd., M.Or sebagai Dosen Pembimbing I yang telah banyak
membantu selama penyusunan skripsi ini.
4. Kodrad Budiyono, S.Pd, M.Or sebagai Dosen Pembimbing II yang telah
banyak membantu selama penyusunan skripsi ini.
5. Pengurus, Pelatih dan Atlet Han Academy Solo Tahun 2021 yang telah
membantu dalam penelitian dan pengumpulan data untuk skripsi ini.
6. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu dan telah memberikan
bantuan dan dorongan selama penyusunan skripsi ini.
Semoga amal dan kebaikan semua pihak tersebut mendapat imbalan dari
Allah Yang Maha Kuasa. Disadari dalam skripsi ini masih banyak
kekurangannya, namun demikian diharapkan skripsi ini bisa dimanfaatkan bagi
perkembangan ilmu pengetahuan.
viii
ABSTRAK
Alfiandi. Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Single Leg Hops Dan Standing
Jump Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai Di Sasana Han Academy Solo
Tahun 2021. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tunas Pembangunan, Mei 2022.
Kata Kunci : Single Leg Hops, Standing Jump, Power Otot Tungkai
ix
ABSTRACT
Alfiandi. Differences in the Effect of Single Leg Hops and Standing Jump
Exercise Methods on Increasing Leg Muscle Power at Sasana Han Academy Solo
in 2021. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, Tunas
Pembangunan University, May 2022.
The purpose of the study was to determine the difference in the effect of the
single leg hops and standing jump exercise methods on increasing the Power of
the Legs at the Sasana Han Academy Solo in 2021, and if there was a difference,
then to find out which one is better between the single leg hops and standing jump
training methods for increasing Power. Limb Muscles in Sasana Han Academy
Solo in 2021.
The research sample is the Athlete Han Academy Solo with a total of 30
students. Sampling using a porpusive sampling technique. The variables of this
study are the results of increasing leg muscle power with single leg hops and
standing jump exercises as independent variables and the results of increasing leg
muscle power in the dependent variable. The research design used a pretest-
posttest design. The test to determine the increase in leg muscle power used an
increase in leg muscle power test using the test implementation instructions from
Nur Hasan (2001: 157). The research data analysis method used the t-test
formula which was calculated using a short formula.
The results of data analysis, the conclusions obtained are: (1) There is a
significant difference in the effect of the single leg hops and standing jump
methods on increasing the Power of Limb Muscles at Sasana Han Academy Solo
in 2021. This is evidenced from the results of the final test calculation for each
group, namely tcount = 4.56 smaller than t table = 2.145 with a significance level
of 5%. (2) The practice of the single leg hops method has a better effect than the
standing jump method on increasing Leg Muscle Power at Sasana Han Academy
Solo in 2021. hops) is 0.92% > group 2 (the group that gets a standing jump) is
0.86%.
x
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL.............................................................................................................. i
PENGAJUAN................................................................................................... ii
PERSETUJUAN............................................................................................... iii
PENGESAHAN................................................................................................ iv
PERNYATAAN............................................................................................... v
MOTTO............................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR...................................................................................... viii
ABSTRAK........................................................................................................ ix
ABTRACT......................................................................................................... x
DAFTAR ISI.................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 5
C. Pembatasan Masalah ................................................................ 6
D. Perumusan Masalah ................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ................................................................... 7
BAB II. LANDASAN TEORI....................................................................... 8
A. Tinjuan Pustaka......................................................................... 8
1. Hakikat Olahraga............................................................... 8
2. Hakikat Power Otot Tungkai................................................. 18
3. Hakikat Latihan.................................................................. 23
4. Hakikat Latihan Single Leg Hops...................................... 27
5. Hakikat Latihan Standing Jump......................................... 31
B. Penelitian Yang Relevan........................................................... 34
xi
C. Kerangka Berpikir..................................................................... 35
D. Pengajuan Hipotesis.................................................................. 36
BAB III. METODE PENELITIAN................................................................. 37
A. Tempat dan Waktu Penelitian................................................... 37
B. Rancangan/Desain Penelitian.................................................... 37
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling.................................... 38
D. Pengumpulan Data.................................................................... 40
E. Analisis Data............................................................................. 41
BAB IV. HASIL PENELITIAN...................................................................... 44
A. Deskripsi Data........................................................................... 44
B. Uji Reliabilitas.......................................................................... 45
C. Pengujian Persyaratan Analisis................................................. 45
D. Hasil Analisis Data.................................................................... 47
E. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan....................................... 49
F. Pembahasan Hasil Analisis Data............................................... 51
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN....................................... 54
A. Simpulan................................................................................... 54
B. Implikasi.................................................................................... 54
C. Saran.......................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 56
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 58
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Otot tungkai.................................................................................... 22
Gambar 2. Single Leg Hop................................................................................ 30
Gambar 3. Plyometric Standing Jump.............................................................. 34
Gambar 4. Two Group Pretest-Post-test Design.............................................. 37
Gambar 5. Bagan Pengelompokan dengan Ordinal Pairing............................ 38
Gambar 6. Sasaran Tes Vertical Jump.............................................................. 59
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Tes kelompok 1 dan 2 ................................... 44
Tabel 2 Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data tes awal................................ 45
Tabel 3 Range Reliabilitas ........................................................................... 45
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data ........................................... 46
Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data ....................................... 46
Tabel 6. Rangkuman Hasil uji perbedaan tes awal pada kelompok 1 dan 2 . 47
Tabel 7. Rangkuman Hasil uji perbedaan tes awal dan akhir
pada kelompok 1.............................................................................. 47
Tabel 8. Rangkuman Hasil uji perbedaan tes awal dan akhir
pada kelompok 2 ............................................................................. 48
Tabel 9. Rangkuman Hasil uji perbedaan tes akhir
pada kelompok 1 dan 2 .................................................................. 48
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Tes Peningkatan Power Otot Tungkai ........................................ 58
Lampiran 2. Program Latihan Power Otot Tungkai ....................................... 59
Lampiran 3. Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir............................................ 62
Lampiran 4. Rekapitulasi Data Hasil Tes Awal Dan Tes Akhir....................... 64
Lampiran 5. Menghitung Reliabilitas Dengan Anava...................................... 70
Lampiran 6. Tabel Kerja Untuk Menghitung Perbedaan Peningkatan
Hasil Power Otot Tungkai .......................................................... 76
Lampiran 7. Uji Normalitas Data Dengan Metode Lilliefors........................... 77
Lampiran 8. Uji Homogenitas.......................................................................... 79
Lampiran 9. Menghitung Standar Deviasi Kuadrat Pada Tiap Kelompok....... 80
Lampiran 10. Menghitung Nilai Peningkatan Power Otot Tungkai dalam
Olahraga Wushu Dalam Persen Pada Kelompok 1 Dan
Kelompok 2................................................................................ 83
Lampiran 11. Distribusi Nilai t table................................................................ 84
Lampiran 12. Tabel Lilliefors........................................................................... 85
Lampiran 13. Tabel F....................................................................................... 86
Lampiran 14. Dokumentasi.............................................................................. 89
Lampiran 15. Surat Ijin Penelitian
Lampiran 16. Surat Balasan Penelitian
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
daya penggerak dan pendorong untuk menjalankan kemampuan fisik, teknik dan
taktik dalam melakukan aktivitas olahraga. (3) Teknik, merupakan suatu gerakan
dan pembuktian pada praktek dengan sebaik mungkin untuk penyelesaian yang
pasti dalam cabang olahraga. (4) Taktik, merupakan siasat akal yang digunakan
pada saat pertandingan untuk mencari kemenangan secara sportif”.
Untuk mendapatkan atlet olahraga yang berprestasi, disamping proses
latihan yang terprogram dan terencana dengan menerapkan prinsip-prinsip latihan,
juga harus memperhatikan asupan gizi para atlet, selain itu harus pula di barengi
dengan pengadaan kompetisi-kompetisi secara rutin agar atlet dapat menerapkan
teknik dan taktik yang diperoleh selama pelatihan di arena sesungguhnya dan itu
dapat mengasah mental para atlet itu sendiri dalam menghadapi kompetisi yang
sesungguhnya. Semakin banyak jam terbang atlet dalam suatu kompetisi maka
akan semakin berpengalaman pula atlet itu dalam megnhadapi situasi yang
berubah-ubah dalam pertandingan. Pembinaan olahraga prestasi bertujuan untuk
mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan
melalui kompetisi untuk mencapai yang prestasi yang tinggi dengan dukungan
ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan. Keterbatasan dari pemerintah
menuntut cabang- cabang olahraga lain yang belum menjadi prioritas pendanaan
pemerintah, perlu menggalang dana kolektif dari masyarakat dan swasta.
Pembinaan olahraga prestasi berbentuk segitiga atau sering disebut pola
piramida adan berporos pada proses pembinaan yang berkelanjutan. Dikatakan
berkelanjutan karena pola itu harus didasari cara pandang yang utuh dalam
memaknai program pemassalan dan pembibitan dengan program pembinaan
prestasinya. Program tersebut memandang arti penting pemassalan dan
pembibitan yang bisa jadi berlangsung dalam program pendidikan jasmani yang
baik, diperkuat dengan program pengembangannya dalam kegiatan klub olahraga
sekolah, dimatangkan dalam berbagai aktivitas kompetisi intramural dan idealnya
tergodok dalam program kompetisi intersklastik, serta dimantapkan melalui
pemuncakan prestasi dalam bentuk training camp bagi para bibit atlet yang
terbukti berbakat.
3
menghasilkan hasil yang terbaik (the best result) bagi individu tersebut”. Pada
penelitian ini akan dititikberatkan pada latihan pliometrik latihan single leg hops
dan standing jump. Latihan pliometrik mengacu pada latihan-latihan yang ditandai
dengan kontraksi otot yang kuat sebagai respon terhadap pembebanan yang cepat
dan dinamis. Slimani et al (2016: 232) menyatakan bahwa “plyometrics, juga
dikenal sebagai "latihan lompat" atau "plyos", adalah latihan yang didasarkan
pada produksi kekuatan otot maksimum dalam waktu sesingkat mungkin untuk
meningkatkan kecepatan dan tenaga”.
Single leg hop adalah pemerupakan program latihan fisioterapi dimana
latihan ini dilakukan dengan cara berlari menggunakan satu kaki dengan loncatan
semaksimal mungkin. Latihan ini dilakukan secara berulang-ulang dan dilakukan
dengan cara yang tepat untuk mendapatkan hasil kekuatan kontraksi otot yang
baik. Latihan single leg hop mengembangkan daya ledak untuk otot-otot tungkai
dan pinggul, khususnya otot-otot gluteals, hamstrings, quadriceps dan
gastrocnemius dengan kecepatan yang tinggi dan penuh tenaga. Single leg hop
sangat bermanfaat untuk mengembangkan daya ledak otot tungkai. Melalui
latihan single leg hop, maka daya ledak otot tungkai berkembang lebih maksimal,
sehingga akan mendukung kegiatan olahraga yang membutuhkan daya ledak otot
tungkai pelatihan single leg hop memberikan peningkatan yang bermakna
terhadap daya ledak otot tungkai.
Latihan standing jump yaitu dimulai dengan berdiri pada dua kaki selebar
bahu, kemudian melakukan loncatan ke depan dengan melewati penghalang
dengan kaki ditekuk dan mendarat pada dua kaki. Badan harus tetap pada garis
lurus dan secepatnya dilompatkan lagi ke depan dengan jumlah ulangan yang
sudah ditentukan. Latihan ini merangsang otot untuk selalu berkontraksi baik saat
memanjang (eccentric) maupun saat memendek (concentric). Dilihat dari bentuk
latihanya, latihan ini cocok untuk meningkatkan tinggi loncatan.
Power tungkai seseorang dipengaruhi salah satunya oleh kekuatan otot
tungkai. Kekuatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk
melakukan satu kali kontraksi secara maksimal melawan tahanan atau beban.
Kekuatan otot sangat penting bagi setiap orang ataupun atlet. Kekuatan otot ini
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Teknik dasar olahraga di Sasana Han Academy Solo Tahun 2021 perlu
ditingkatkan.
2. Belum ditelusuri faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan power otot
tungkai di Sasana Han Academy Solo Tahun 2021.
3. Power otot tungkai Atlet di Sasana Han Academy Solo Tahun 2021 seringkali
cidera.
4. Belum diketahui perbedaan pengaruh metode latihan single leg hops dan
standing jump terhadap peningkatan power otot tungkai di Sasana Han
Academy Solo Tahun 2021.
C. Pembatasan Masalah
6
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, masalah
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Adakah perbedaan pengaruh metode latihan single leg hops dan standing
jump terhadap peningkatan power otot tungkai di Sasana Han Academy Solo
tahun 2021?
2. Manakah yang lebih baik pengaruhnya antara metode latihan single leg hops
dan standing jump terhadap peningkatan power otot tungkai di Sasana Han
Academy Solo tahun 2021?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini
mempunyai tujuan untuk mengetahui:
1. Ada Tidaknya perbedaan pengaruh metode latihan single leg hops dan
standing jump terhadap peningkatan power otot tungkai di Sasana Han
Academy Solo tahun 2021.
2. Latihan mana yang lebih baik pengaruhnya antara metode latihan single leg
hops dan standing jump terhadap peningkatan power otot tungkai di Sasana
Han Academy Solo tahun 2021.
F. Manfaat Penelitian
7
Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan dapat
memberi manfaat antara lain:
1. Dapat membantu Atlet Han Academy Solo Tahun 2021 untuk meningkatkan
power otot tungkai menjadi lebih baik.
2. Dapat dijadikan sebagai masukan dan pedoman bagi Atlet Han Academy
Solo Tahun 2021 pentingnya bentuk metode latihan single leg hops dan
standing jump terhadap peningkatan power otot tungkai dalam olahraga.
3. Dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menentukan dan memilih bentuk
metode latihan single leg hops dan standing jump terhadap peningkatan
power otot tungkai di Sasana Han Academy Solo tahun 2021untuk siswanya.
4. Dapat menambah wawasan pengetahuan tentang karya ilmiah untuk
dikembangkan lebih lanjut.
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Landasan Teori
1. Olahraga
a. Hakekat Olahraga
Saat ini, masalah kesehatan pada individu sedang meningkat
karena kurang olahraga dan aktivitas fisik, seperti mesin melakukan
sebagian besar pekerjaan, yang membuat aktivitas tubuh penting secara
individual. Di sisi lain, lewat acara olahraga, banyak orang terlibat
dengan olahraga secara langsung atau tidak langsung, baik dengan aktif
tampil atau dengan menonton olahraga. Secara umum, olahraga
membantu individu menjaga kesehatan fisik dan mental mereka dan
menjadi sumber kesenangan dan hiburan. Dari hal inilah bahwa dengan
melakukan aktifitas fisik atau dengan kita berolahraga akan memberikan
berbagai manfaat bagi tubuh kita (Suleyman Yildiz, 2012: 689).
Olahraga saat ini menjadi sebuah trend atau gaya hidup bagi
sebagian masyarakat umum, bahkan hingga menjadi sebuah kebutuhan
mendasar dalam hidup. Olahraga menjadi kebutuhan yang sangat penting
karena tidak terlepas dari kebutuhan mendasar dalam melaksanakan
aktivitas gerak sehari-hari. Olahraga itu sendiri pada dasarnya merupakan
serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara dan
meningkatkan kemampuan gerak, serta bertujuan untuk
mempertahankan, dan meningkatkan kualitas hidup seseorang. Hal
tersebut sejalan dengan yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem
Keolahragaan Nasional Nomor 3 Tahun 2005 bahwa, “olahraga adalah
segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta
mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial”.
Secara sederhana olahraga dapat dilakukan oleh siapapun,
kapanpun, dimanapun, tanpa memandang dan membedakan jenis
kelamin, suku, ras, dan lain sebagainya. Toho Cholik Mutohir (2007: 23)
8
9
2) Kecepatan
Menurut Irawadi,(2011:62). Kecepatan adalah suatu
kemampuan seseorang dalam berpindah tempat dari satu titik ke titik
yang lainnya dalam waktu yang sesingkat – singkatnya. Berdasarkan
dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan power merupakan
perpaduan antara unsur kekuatan dan kecepatan, baik kecepatan
rangsangan syaraf maupun kecepatan reaksi otot. Secara umum dari
penjelasan tentang power di atas, terlihat jelas bahwa power sangat
menentukan sekali terhadap kualitas permainan futsal, dimana setiap
gerakan teknik dasar dalam futsal secara keseluruhan memerlukan
power yang baik.
c. Batasan Otot Tungkai
Otot tungkai adalah otot gerak bagian bawah yang terdiri
sebagian otot serat lintang atau otot rangka. Menurut Setiadi (2007:272)
menyatakan bahwa: Otot tungkai adalah otot yang terdapat pada kedua
tungkai antara lain otot tungkai bagian bawah: Otot tabialis anterior,
extendon digitarium longus, porenius longus, gastrokneumius, soleus,
sedangkan otot tungkai atas adalah: tensor fasiolata, abduktor sartorius,
rectus femoris, vastus leteralis dan vastus medialis. Selanjutnya menurut
Jonath dan krempel dalam syafruddin (2013:83), Faktor yang membatasi
kemampuan kekuatan otot manusia secara manusia secra umum antara
lain :
Penampang serabut otot, jumlah serabut otot, struktur dan bentuk
otot, panjang otot, kecepatan kontraksi otot, tingkat peregangan
otot, tonus otot, koordinansi otot ( koordinasi didalam otot),
koordinasi otot inter (koordinasi antara otot-otot tubuh yang
bekerjasama pada suatu gerakan yang diberikan, motivasi, usia dan
jenis kelamin). Setiap orang atau manusia mempunyai sistem otot
yang tidak sama, yang terlihat dari salah satunya adalah besar atau
kecinya otot seseorang.
tungkai termasuk kedalam otot yang berada pada anggota gerak bagian
bawah. Otot-otot anggota gerak bawah dapat dibedakan atas otot pangkal
paha, hampir semua terentang antara gelang panggul dan tungkai atas
yang menggerakkan serta menggungkung tungkai atas disendi paha.
Sebagian dari otot tungkai dapat dibagi atas otot-otot kedang yang
terletak pada bidang belakang (separuh selaput, otot separuh urat, otot
bisep paha). Otot tungkai bagian bawah sebagaimana dijelaskan oleh
Setiadi, (2007:273) terdiri dari :
1) Otot tulang kering depan muskulus tibialis anterior, fungsinya
mengangkat pinggir kaki sebelah tengah dan membengkokan kaki
2) Muskulus ekstensor talangus longus, yang fungsinya meluruskan jari
telunjuk ketengah jari, jari manis dan kelingking jari.
3) Otot kedang jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu jari kaki.
4) Urat arkiles, ( tendo arkhiles ), yang fuungsinya meluruskan kaki di
sendi tumit dan membengkokan tungkai bawah lutut.
5) Otot ketul empu kaki panjang ( muskulus falangus longus ),
fungsinya membengkokan empu kaki.
6) Otot tulang betis belakang ( muskulus tibialis posterior), fungsinya
dapat membengkokan kaki disendi tumit dan telapak kaki sebelah ke
dalam.
7) Otot kedang jari bersama, fungsinya dapat meluruskan jari kaki
( muskulus ekstensor falangus 1-5 )
3. Hakikat Latihan
a. Pengertian Latihan
Salah satu ciri dari latihan, baik yang berasal dari kata practice,
exercises, maupun training adalah adanya beban latihan. Oleh karena
diperlukannya beban latihan selama proses berlatih melatih agar hasil
latihan dapat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas fisik, psikis,
sikap, dan sosial atlet, sehingga puncak prestasi dapat dicapai dalam
waktu yang singkat dan dapat bertahan relatif lebih lama. Khusus latihan
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas fisik atlet secara
keseluruhan dapat dilakukan dengan cara latihan dan pembebanan, yang
dirumuskan. Adapun sasaran utama dari latihan fisik adalah untuk
meningkatkan kualitas kebugaran energi (energy fitness) dan kebugaran
otot (muscular fitness). Kebugaran energi meliputi peningkatan
kemampuan aerobik intensitas rendah intensitas sedang, maupun
intensitas tinggi dan anerobik baik alaktik maupun yang menimbulkan
laktik (Emral, 2017: 10).
24
12) Sistematik.
Menurut sukadiyanto, (2011: 13)menyatakan bahwa ada beberapa
prinsip latihan yang harus di taati dalam latihan yaitu:
1) Prinsip aktif dan kesungguhan dalam mengikuti latihan,
2) Prinsip pengembangan menyeluruh,
3) Prinsip spesialisasi,
4) Prinsip individualisme,
5) Prinsip variasi,
6) Prinsip model dalam latihan, dan
7) Prinsip penambahan beban secara progresif.
yang kuat yang merupakan respon dari pembebanan dinamis yang cepat
dari otototot yang terlibat. Dengan adanya pembebanan pada otot-otot
tungkai, maka akan mengakibatkan terjadinya peningkatan tonus otot,
massa otot, dan serabut otot tungkai (Budiarsa et al., 2014: 3). Single leg
hop dilakukan dengan posisi berdiri menggunakan satu kaki dalam posisi
ditekuk, punggung lurus, pandangan ke depan, dan bahu sedikit condong
ke depan, kemudian mulailah melompat ke atas dengan cepat hingga
posisi kaki kembali seperti sebelumnya (Dewi, 2014: 2).
Pelatihan single leg speed hop adalah pelatihan yang dilakukan
dengan cara berdiri yang relaks, punggung lurus, pandangan kedepan,
dan bahu agak condong ke depan dengan menggunakan satu tungkai
dalam posisi ditekuk, kemudian mulailah meloncat ke atas depan dengan
cepat hingga posisi kaki di bawah pantat Setelah mendarat, loncatlah ke
atas dengan cepat dengan gerakan tungkai yang sama, selanjutnya
mendarat dengan satu tungkai. Jika tumpuan atau tolakan menggunakan
kaki kanan, maka pada saat mendarat juga menggunakan kaki kanan.
Latihan single-leg speed hop adalah bentuk latihan utama untuk
mengembangkan ledakan, reaktif dan yang berhubungan dengan gerakan
putaran pada saat berlari menggunakan satu kaki (John & Sidik, 2017: 4).
Latihan single leg speed hop adalah gerakan meloncat dengan
satu tungkai untuk mencapai ketinggian maksimum dan kecepatan
maksimum gerakan kaki. Latihan ini bermanfaat untuk mengembangkan
kecepatan dan daya ledak yang diperlukan pada saat berlari. Latihan ini
membutuhkan beban lebih untuk otot pinggul, tungkai dan pinggul
bagian bawah, dan juga otot-otot yang menyeimbangkan lutut dan ankle.
Funken et al., (2019:717) menemukan bahwa torsi lumbosakral dan
pinggul besar yang mengangkat sisi kaki bebas panggul di bidang frontal
diperlukan selama lepas landas dalam menjalankan lompatan satu kaki
dan mereka memberikan kerja positif yang substansial. Elevasi panggul
menghasilkan tinggi CoM dalam lompatan satu kaki, dan ini merupakan
keuntungan substansial dari lompatan satu kaki dibandingkan lompat
30
latihan yang dilakukan pada permukaan yang rata dan berpegas seperti
rumput, matras atau keset. Latihan ini dilakukan dalam suatu rangkaian
gerakan lompat dan loncat yang berulang-ulang atau latihan reflek
regangan dari otot-otot yang terlibat untuk menghasilkan reaksi yang
eksplosif secara cepat dan dinamis sebelum otot berkontraksi kembali.
Otot-otot yang ditingkatkan dalam latihan standing jump adalah :
1) flexsors pinggul dan paha.
2) Gastrocnemius.
3) Gluteals.
4) Quadriceps.
5) hamstring.
Petunjuk pelaksanaan latihan daya ledak otot tungkai
menggunakan standing jump adalah sebagai berberikut :
1) Posisi awal
Ambil sikap berdiri tegak lurus dan letakkan atau tempatkan
kedua lengan tangan di samping badan dan telapak tangan
menyentuh paha.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan latihan standing jump dimulai dengan posisi
quarter-squad,pada posisi ini otot yang berperan adalah otot
quadriceps dan gluteals.
a) kemudian lompat dan loncat ke atas ke depan dengan cepat dan
berulang- ulang. Pada posisi ini otot yang berperan adalah flexor
paha,gastrocnemius dan hamstring.
b) gerakan lutut ke atas sampai rata-rata air di depan dada. badan
harus tetap pada garis lurus. Otot yang berperan dalam posisi ini
adalah flexor pinggul, dan quadriceps.
Latihan ini merangsang otot untuk selalu berkontraksi baik saat
memanjang (eccentric) maupun saat memendek (concentric). Gerakan ini
dilakukan 3-5 set dengan ulangan 8-12 kali dan waktu istirahat tiap set 1-
2 menit. Latihan ini merangsang otot untuk selalu berkontraksi baik saat
33
plyometric standing jump terhadap vertical jump atlet Klub Bola Voli Putra
Ganevo Usia 14-17 Tahun, dengan t hitung (3,522) > t table (2,201), dan nilai
signifikansi (0,005) < dari (0,05), (3) latihan plyometric standing jump lebih
baik untuk meningkatkan vertical jump atlet Klub Bola Voli Putra Ganevo
Usia 14-17 Tahun, dengan t hitung (2,133) > t table (1,720), dan nilai
signifikansi (0,026) < dari (0,05). Selisih posstest sebesar 1,75 cm.
2. Hasil penelitian Sukarman (2006), yang berjudul : “Hubungan antara
kecepatan lari 50 meter dan panjang tungkai dengan prestasi lompat tinggi
gaya guling sisi pada siswa putra kelas V, VI SD Cubung Cabang Dinas P
dan K Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul Semester I Tahun Pelajaran
2005/2006. Hasil penelitian dengan jumlah n sebanyak 35 sampel 27
menunjukkan bahwa ada hubungan antara kecepatan lari 50 meter dengan
prestasi lompat tinggi gaya guling sisi dengan nilai r sebesar 0,744 dengan
sumbangan efektif sebesar 39,58% dan hubungan antara panjang tungkai
dengan prestasi lompat tinggi gaya guling sisi dengan nilai r sebesar 0,725
dengan sumbangan efektif sebesar 36,13%.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teroritis di atas Wushu dapat dipengaruhi oleh banyak
faktor. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi para atlit, diantaranya adalah
faktor biologis yang meliputi usia, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan.
Serta faktor lingkungan, yaitu stimulasi fisik, gizi, latihan dan manajemen latihan
yang baik. Power otot tungkai dapat dikembangkan dan ditingkatkan melalui
latihan-latihan yang mengarah pada hasil lompatan. Meningkatkan otot tungkai,
power dan daya tahan otot adalah latihan-latihan yang membentuk kontraksi
isotonik, kontraksi isometrik dan kontraksi isokinetis. Selain itu ada beberapa
prinsip latihan yang meningkatkan otot tungkai, seperti berjalan dan berlari
sedangkan power dan daya tahan otot yaitu penambahan beban, berulang-ulang,
frekuensi latihan dan lama latihan. Panjang tungkai dan power otot tungkai
merupakan dua faktor yang bisa digabungkan dalam melakukan olahraga Wushu.
Sukadiyanto (2010: 146) bahwa tenaga ledak otot (power) adalah kualitas yang
memungkinkan otot atau sekelompok otot untuk menghasilkan kerja fisik secara
36
Treatment A
S Pretest MSOP
Post-ttest
Treatment B
37
38
Keterangan:
S : Subjek
Pretest : Tes Awal Peningkatan Power Otot Tungkai
MSOP : Matched Subjek Ordinal Pairing
Treatment A : Latihan Single Leg Hops
Treatment B : Latihan Standing Jump
Post-test : Tes Akhir Peningkatan Power Otot Tungkai
Untuk menyeimbangkan kedua kelompok dalam penelitian ini
menggunakan cara ordinal pairing berdasar hasil tes awal Peningkatan Power
Otot Tungkai yaitu atlet yang keterampilannya seimbang dipasangkan ke dalam
kelompok 1 dan kelompok 2. Kemudian anggota tiap–tiap pasang dipisahkan pada
grup eksperimen. Pembagian kelompok langkah awal adalah melakukan tes awal
kemudian diranking, dibagi dan dimasukkan dalam kelompok (1) perlakuan
dengan latihan single leg hops. kelompok (2) perlakuan dengan latihan standing
jump. Dengan demikian kelompok tersebut sebelum diberi perlakuan kemampuan
yang sama. Diharapkan pada akhir perlakuan terdapat perbedaan yang benar–
benar hanya dikarenakan pengaruh dari perlakuan yang diberikan.
Menurut Sutrisno Hadi (2015) mengemukakan bahwa “Pada dasarnya ada
tiga cara pairing yaitu nominal pairing, ordinal pairing dan kombinasinya”.
Dalam penelitian ini menggunakan ordinal pairing yaitu dengan mengelompokan
siswa berdasarkan hasil nilai dari poole forehand clear test yang telah dirangking.
Siswa rangking satu dikelompok kiri, siswa rangking dua dikelompok kanan,
siswa rangking tiga dikelompok kanan, selanjutnya siswa rangking empat
dikelompok kiri dan seterusnya. Menurut Sutrisno Hadi (2015), siswa yang
mempunyai prestasi awal setara dipasang-pasangkan ke dalam kelompok
eksperimen 1 (k-1) dan eksperimen 2 (k-2) sebagai berikut:
K1 K2
3. Teknik Sampling
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:174) menyatakan bahwa:
“Sampling adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. “Teknik
sampling yang digunakan dalam penelitian ini” yang dimaksud adalah
porposive sample atau sampling bertujuan yang dilakukan berdasarkan subjek
bukan berdasarkan strata, random, atau daerah tetapi didsarkan atas tujuan
tertentu. (Suharsimi Arikunto, 2010:183).
Menurut Sugiyono (2009:68) berpendapat bahwa: “Porposive samplin
g adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Peneliti
dapat menentukan sampel sesuai dengan tujuan tertentu, tetapi terdapat syarat
yang harus dipenuhi antara lain:
a. Penentuan sampling harus berdasar kan ciri-ciri, karakteristik tertentu,
yang merupakan ciri pokok populas.
b. Subjek yang diambil merupakan subjek yang mengandung ciri-ciri yang
terdapat dalam populasi.
c. Dalam penentuan karakteristik dapat dilakukan dengan cermat didalam
studi pendahuluan.
Dari syarat diatas tersebut peneliti mengambil beberapa kesamaan
sifat untuk sampling yaitu:
a. Atlet aktif mengikuti latihan di Han Academy Solo Tahun 2021.
b. Atlet Hana Academy Solo Tahun 2021 yang latihan Wushu.
c. Atlet yang sudah bisa, atau menguasai teknik Wushu
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikuto (2006: 118) variabel adalah obyek
penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian dari suatu penelitian. ada
dua macam variabel dalam penelitian yaitu variabel yang diuji cobakan terdiri
dari variabel bebas dan terikat. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan latihan antara latihan single leg hops. Dengan latihan
standing jump terhadap peningkatan power otot tungkai di Sasana Han
Academy Solo Tahun 2021. Serta mengetahui model latihan yang efektif.
41
a. Variabel bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat
(Sugiyono, 2010:4). Dalam penelitian ini adalah latihan single leg hops
(x1) dan latihan standing jump (x2).
b. Variabel terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010:4).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil peningkatan power otot
tungkai di Sasana Han Academy Solo Tahun 2021.
2. Instrumen Penelitian
“Instrumen penelitian” yang dimaksud adalah alat-alat atau fasilitas
yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan
sistematis lebih mudah diolah. (Suharsimi Arikunto, 2006:160). Pengambilan
data dilakukan dengan mengambil hasil peningkatan power otot tungkai Pada
Atlet Han Academy Solo Tahun 2021. Data diambil pada saat pre test dan
post test setelah pemberian perlakuan telah selesai diberikan oleh peneliti.
Untuk memperoleh data penelitian, peneliti menggunakan instrument tes
peningkatan power otot tungkai (vertical jump) laveage menurut
Kemendiknas, (2010 : 165-167) (Terlampir)
1. Mencari Reliabilitas
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi intraklas
dari Mulyono B. (2010: 42) dengan rumus sebagai berikut:
MSA – MSW
R =
MSA
Keterangan:
R = Koefisien reliabilitas
MSA = Jumlah rata-rata dalam kelompok
MSW = Jumlah rata-rata antar kelompok
2. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas.
Langkah-langkah-langkah analisis data sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode
Lilliefors dari Sudjana (2002: 466). Prosedur pengujian normalitas
tersebut sebagai berikut:
1) Pengamatan x1, x2,.....xn dijadikan bilangan baku z1, z2,...... zn dengan
menggunakan rumus :
Xi - X
zi =
S
Keterangan :
Xi = Dari variabel masing-masing sampel
X = Rata-rata
S = Simpangan baku
2) Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal
baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P(zzi).
3) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2,......zn yang lebih kecil atau sama
dengan zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S(zi).
banyaknya z1, z2,......zn yang zi
maka S(zi) =
n
4) Hitung selisih F(zi) - S(zi) kemudian ditentukan harga mutlaknya.
5) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih
tersebut.
43
b. Uji Homogenitas
Dalam uji homogenitas dilakukan dengan cara membagi varians
yang lebih besar dengan varians yang lebih kecil. Menurut Sutrismo
Hadi (2004: 312) rumusnya rumus uji homogenitas sebagai berikut:
SD2bs
Fdbvb:dbvk =
SD2kt
Keterangan :
Fdbvb : dbvk = Derajat kebebasan KE1 dan KE2
2
SD bs = Standart deviasi KE1
2
SD kt = Standart deviasi KE2
3. Uji Perbedaan
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji perbedaan dari
Sutrisno Hadi (2004: 457) sebagai berikut:
Md
t=
d2
N (N-1)
Keterangan :
t = Nilai uji perbedaan
Md = Mean perbedaan dari pasangan
d2 = Jumlah deviasi kuadrat tiap sampel dari mean perbedaan
N = Jumlah pasangan
Untuk mencari mean deviasi digunakan rumus sebagai berikut:
D
Md =
N
Keterangan :
D = Perbedaan masing-masing subjek
N = Jumlah pasangan
Untuk menghitung prosentase terhadap peningkatan power otot
tungkai antara latihan single leg hops dan standing jump menggunakan rumus
sebagai berikut:
Mean different
Prosentase peningkatan = X 100%
Mean pretest
Mean different = mean posttest – mean pretest
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Pencapaian tujuan yang diinginkan dalam penelitian ini dilakukan tes
peningkatan power otot tungkai. Data yang dikumpulkan terdiri dari tes awal
secara keseluruhan, kemudian dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok 1 dengan metode single leg hops dan kelompok 2 dengan metode
standing jump, serta data tes akhir masing-masing kelompok. Data tersebut
kemudian dianalisis dengan statistik t-test seperti terlihat pada lampiran.
Rangkuman hasil analisis data secara keseluruhan disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:
Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Tes peningkatan power otot tungkai pada
Kelompok 1 dan Kelompok 2
Kelompok Tes N Hasil Hasil Mean SD
Terendah Tertinggi
Awal 15 213 223 217.47 2.47
Kelompok 1
Akhir 15 215 223 219.47 2.10
Awal 15 213 221 217.80 2.60
Kelompok 2
Akhir 15 216 223 219.67 2.06
44
45
B. Uji Reliabilitas
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas hasil tes peningkatan power otot
tungkai dari hasil tes awal dilakukan uji reliabilitas. Hasil uji reliabilitas tes awal
peningkatan power otot tungkai adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal
Hasil Tes Reliabilitas Kategori
Data tes awal lompatan Blocking 0,880 Tinggi
Data tes akhir lompatan Blocking 0,996 Tinggi Sekali
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varians
dari kedua kelompok. Jika kedua kelompok tersebut memiliki kesamaan
varians, maka perbedaan tersebut dikarenakan oleh perbedaan rata-rata
kemampuan. Hasil uji homogenitas data antara kelompok 1 dan kelompok 2
adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data
Kelompo N SD2 Fhitung Ftabel 5%
k
K1 15 9.29
1.26 2,48
K2 15 11.70
2. Hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 2 yaitu:
Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir pada
Kelompok 2 (K2)
Kelompo N Mean thitung t tabel 5%
k
Tes Awal 15 217.800
1.84 2,145
Tes Akhir 15 219.667
yang ternyata lebih besar dari pada nilai ttabel dengan N = 15, db = 15 - 1 = 14
dengan taraf signifikasi 5% adalah sebesar 2,145, sehingga dapat disimpulkan
bahwa H0 ditolak, maka antara tes awal dan tes akhir pada kelompok 2
terdapat perbedaan yang signifikan setelah diberi perlakuan.
3. Hasil uji perbedaan tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 yaitu:
Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir pada Kelompok 1 (K1)
dan Kelompok 2 (K2)
Kelompo N Mean thitung ttabel 5%
k
K1 15 217.467
K2 15 217.800 4.56 2,145
efektif untuk peningkatan power otot tungkai . Metode dengan metode single
leg hops atlet memerlukan kontraksi berirama dari kelompok- kelompok otot
besar dari tungkai untuk memindahkan seluruh berat badan selain itu,
Koordinasi, konsentrasi dan keseimbangan akan lebih baik, karena latihan ini
berusaha melompat melewati rintangan atau penghalang lain dengan
sempurna, inilah faktor utama keberhasilan latihan untuk peningkatan power
otot tungkai yang lebih optimal. Sedangkan metode standing jump atlet
mempelajari gerakan yang menekankan pada daya ledak otot tungkai melalui
latihan dengan menggunakan kedua kaki secara bersamaan melakukan
lompatan sesuai rintangan dan latihan ini sangat diperlukan oleh atlet
sehingga memungkinkan peningkatan power otot tungkai, sedang dalam
pengulangan gerakan yang dimaksud ini diarahkan jauh dari pengertian,
padahal teknik penggabungan ini sangat mempengaruhi hasil yang akan
dicapai. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa metode single
leg hops lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan power otot tungkai ,
dapat diterima kebenarannya.
peningkatan power otot tungkai yang disebabkan oleh metode yang diberikan,
yaitu standing jump.
Pada analisa data yang lain yaitu pada hasil uji perbedaan yang dilakukan
terhadap tes akhir pada kelompok 1 dan 2, diperoleh nilai t sebesar
4.56,Sedangkan ttabel = 2,145. Ternyata t yang diperoleh t < ttabel, yang berarti
hipotesis nol ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa setelah diberikan perlakuan
selama 6 minggu, terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes
akhir pada kelompok 1 dan kelompok 2. Kelompok 1 dan kelompok 2 diberikan
perlakuan (treathment) dengan Metode latihan yang berbeda.
Perbedaan metode yang diberikan selama proses latihan, akan mendapat
respon yang berbeda pula dari subjek, sehingga dapat memberikan pengaruh yang
berbeda terhadap pembentukan kemampuan pada subjek penelitian. Oleh karena
itu, kelompok yang diberikan perlakuan metode dengan metode single leg hops
dan standing jump memiliki pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan power
otot tungkai .
Adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok 1 dan kelompok 2
maka dilakukan penghitungan nilai perbedaan peningkatan power otot tungkai
dalam persen pada kelompok 1 dan kelompok 2. Kelompok 1 memiliki nilai
persentase peningkatan power otot tungkai sebesar 0.92%, sedangkan kelompok 2
memiliki nilai persentase peningkatan power otot tungkai sebesar 0.86%. Hal ini
menunjukkan kelompok 1 memiliki peningkatan power otot tungkai yang lebih
baik dari pada kelompok 2, karena metode single leg hops sangat efektif untuk
peningkatan power otot tungkai . Dalam metode ini atlet memerlukan kontraksi
berirama dari kelompok- kelompok otot besar dari tungkai untuk memindahkan
seluruh berat badan selain itu, Koordinasi, konsentrasi dan keseimbangan akan
lebih baik, karena latihan ini berusaha melompat melewati rintangan atau
penghalang lain dengan sempurna, sehingga menyebabkan peningkatan power
otot tungkai menjadi lebih optimal. Hal inilah yang menjadi faktor utama
terbentuknya peningkatan power otot tungkai. Dengan peningkatan power otot
tungkai yang baik, maka akan mendukung peningkatan power otot tungkai .
Dengan peningkatan power otot tungkai yang lebih optimal. Dari salah satu sisi
53
dalam metode standing jump atlet mempelajari gerakan yang menekankan pada
daya ledak otot tungkai melalui latihan dengan menggunakan kedua kaki secara
bersamaan melakukan lompatan sesuai rintangan dan latihan ini sangat diperlukan
oleh atlet sehingga memungkinkan peningkatan power otot tungkai, sedang dalam
pengulangan gerakan yang dimaksud ini diarahkan jauh dari pengertian, padahal
teknik penggabungan ini sangat mempengaruhi hasil yang akan dicapai, maka
dengan menggunakan metode standing jump dalam upaya peningkatan power otot
tungkai tidak meningkat secara optimal.
Dari hasil analisis uji perbedaan, dapat diuraikan hal-hal pokok sebagai
hasil dari penelitian ini yaitu:
1. Metode single leg hops dan standing jump berpengaruh terhadap peningkatan
power otot tungkai .
2. Latihan metode single leg hops lebih baik pengaruhnya daripada standing
jump terhadap peningkatan power otot tungkai .
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan,
dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode single leg hops dan
standing jump terhadap peningkatan power otot tungkai Pada Atlet Sasana
Han Academy Solo Tahun 2021. Hal ini dibuktikan dari hasil penghitungan
tes akhir masing-masing kelompok yaitu thitung = 4.56 lebih besar dari pada ttabel
= 2,145 dengan taraf signifikasi 5%.
2. Latihan metode single leg hops lebih baik pengaruhnya daripada metode
standing jump terhadap peningkatan power otot tungkai Pada Atlet Sasana
Han Academy Solo Tahun 2021. Berdasarkan persentase peningkatan power
otot tungkai menunjukkan bahwa kelompok 1 (kelompok yang mendapat
perlakuan dengan metode single leg hops) adalah 0.92% > kelompok 2
(kelompok yang mendapat standing jump) adalah 0.86%.
B. Implikasi
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dengan latihan metode single
leg hops memiliki hasil yang lebih baik dari pada metode standing jump perlakuan
dengan terhadap peningkatan power otot tungkai .
Implikasi teoritik dari hasil penelitian ini adalah, setiap metode standing
jump memiliki efektifitas yang berbeda dalam peningkatan power otot tungkai
Pada Atlet Sasana Han Academy Solo Tahun 2021. Oleh karena itu, dalam
menerapkan metode single leg hops yang bertujuan untuk mengembangkan atau
peningkatan power otot tungkai Pada Atlet Sasana Han Academy Solo Tahun
2021, harus menggunakan Metode latihan yang tepat dan sesuai dengan keadaan
Pada Atlet Sasana Han Academy Solo Tahun 2021. Hasil penelitian ini juga
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih dan menentukan
54
55
metode single leg hops yang tepat, khususnya untuk peningkatan power otot
tungkai .
C. Saran
Sehubungan dengan kesimpulan yang telah diambil dan implikasi yang
ditimbulkan, maka kepada para pelatih, disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Upaya untuk peningkatan power otot tungkai, hendaknya pelatih harus
memiliki kreatifitas dan mampu menerapkan metode yang tepat agar
diperoleh hasil latihan yang optimal.
2. Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman untuk menentukan dan
memilih metode single leg hops terhadap peningkatan power otot tungkai
Pada Atlet Sasana Han Academy Solo Tahun 2021.
3. Untuk peningkatan power otot tungkai Pada Atlet Sasana Han Academy Solo
Tahun 2021, pelatih dapat menerapkan metode single leg hops dan standing
jump bagi para pemain.
DAFTAR PUSTAKA
Emral. 2017. Pengantar Teori dan Metodologi Pelatihan Fisik. Depok: Kencana.
Harsono. 2001. Latihan Kondisi Fisik. Bandung : Buku Ajar FPOK UPI.
Hendri Irawadi. 2011. Kondisi Fisik dan Pengukuran. Padang : UNP Press
Juhanis. 2016. “Dings skill waist in wrestling sport, Journal of Indonesia Physical
Education and Sport”, 2(2). 53
Kenney, W. L., Wilmore, J. H., & Costil, D. L. 2015. Physiology of sport and
exercise. Sixth edition. USA: In Human Kinetics.
Landreth. 2013. Penerapan terapi bermain bagi anak penyandang cacat (artikel).
http://klinis.wordpress.com/penerapan-terapi-bermain-bagipenyandang-
autisme-1/. Diunduh 27 Januari 2018
Nossek, Y. 1995. Teori umum latihan. Alih Bahasa M. Furqon.: Pan African Press
Ltc. (Buku asli diterbitkan tahun 1992) : Surakarta. UNS Press
56
57
Sado, N., Yoshioka, S., & Fukashiro, S. 2020. Free-leg side elevation of pelvis in
single-leg jump is a substantial advantage over double-leg jump for
jumping height generation. Journal of Biomechanics, 104. 3
Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Cetakan Pertama.
Graha. Ilmu: Yogyakarta.
Singgih Santoso. 2015. Menguasai Statistik Multivariat. Jakarta : PT Elex Media
Komputindo.
Slimani, M., Chamari, K., Miarka, B., Fabricio B. Del Vecchio, & Chéour, F.
2016. “Effects of plyometric training on physical fitness in team sport
athletes: a systematic review”. Journal of Human Kinetics, 53, 231-247.
Stanton, R., & Reaburn, P. 2014. Exercise and the treatment of depression: A
review of the exercise program variables. Journal of Science and
Medicine in Sport, 17(2), 177-182.
Suchomel, T. J., Nimphius, S., Bellon, C. R., & Stone, M. H. 2016. The
importance of muscular strength in athletic performance. Sports
Medicine, 46(10): 1419- 49
________________________________________________________.2018. The
importance of muscular strength: training considerations. Sports
Medicine, 48(4), 765-785.
Sugarwanto & Okilanda, A. 2020. “Pengaruh latihan single leg hops terhadap
hasil lompat jangkit atlet SMP 1 Sungai Lilin”. Kinestetik: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Jasmani, 4 (1). 41
Suharjana. 2013. Kebugaran jasmani. Yogyakarta: Jogja Global Media
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur penelitian; suatu pendekatan praktik. (Edisi
revisi) Jakarta: Rineka Cipta.
Sukadiyanto. 2011. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Bandung:
Lubuk Agung.
Syafruddin. 2013. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Padang : UNP Press
Tai, W., Peng, H., Lin, J., Lo, S., Yu, H., & Huang, J. 2020. Biomechanical
characteristics of single leg jump in collegiate basketball players based
on approach technique. Appl. Sci, 10, 309.
Widnyana, W., Nurmawan, P. H., & Tianing, N. W. 2020. Plyometric exercise
single leg speed hop dan double leg speed hop meningkatkan daya ledak
otot tungkai pada atlet sepak bola physio team. Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana, Majalah Ilmiah Fisiologi, 1(1). 33
58
Lampiran 1
TES SERVIS
a. Tujuan : Menilai Jumping Dengan Mengunakan Istrumen Tes
Vertical Jump
b. Perlengkapan : Papan berskala centimeter, warna gelap, ukuran 30 x 150 cm,
dipasang pada dinding yang rata atau tiang, jarak antara
lantai dengan angka 0 (nol) pada skala yaitu 150 cm, serbuk
kapur, alat penghapus papan vertical jump, alat tulis
c. Prosedur :
1) Sikap permulaan terlebih dahulu ujung jari tangan peserta diolesi
dengan serbuk kapur atau magnesium karbonat.
2) Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan skala
berada disamping kiri atau kanannya. Kemudian tangan yang
dekat dinding diangkat lurus ke atas, telapak tangan ditempelkan
pada papan berskala, sehingga meninggalkan bekas raihan
jarinya.
3) Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan
kedua lengan diayun kebelakang. Kemudian peserta meloncat
setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan tangan yang
terdekat dengan dinding papan skala sehingga menimbulkan
bekas.
4) Ulangi loncatan ini sampai 3 kali berturut-turut.
d. Penilaian :
1) Selisih raihan loncatan dikurangi raihan tegak
2) Ketiga hasil selisih dicatat
3) Masukan hasil selisih yang paling besar
4) Nilai yang diperoleh adalah skor total dari 5 kali servis yang
dilakukan
59
Lampiran 2
PROGRAM LATIHAN POWER OTOT TUNGKAI METODE LATIHAN
SINGLE LEG HOPS
Minggu Hari Repetisi Set Recovery antar set
Tes awal power otot tungkai dengan mengunakan istrumen tes vertical jump
Selasa 3 1 menit
I Kamis 12,5 3 1 menit
Sabtu 3 1 menit
Selasa 3 1 menit
II Kamis 15 3 1 menit
Sabtu 3 1 menit
Selasa 3 1 menit
III Kamis 17 3 1 menit
Sabtu 3 1 menit
Selasa 3 1 menit
IV Kamis 20 3 1 menit
Sabtu 3 1 menit
Selasa 3 1 menit
V Kamis 22,5 3 1 menit
Sabtu 3 1 menit
Selasa 3 1 menit
VI Kamis 25 3 1 menit
Sabtu 3 1 menit
Tes akhir power otot tungkai dengan mengunakan istrumen tes vertical jump
Keterangan :
1. Pre-test atau tes awal power otot tungkai dengan mengunakan istrumen tes
vertical jump.
2. Untuk menentukan beban latihan didasarkan pada hasil try out peningkatan
power otot tungkai sampai sampel merasa lelah untuk mengetahui
kemampuan maksimal. Setelah diketahui kemampuan maksimal peningkatan
power otot tungkai, selanjutnya dirata-rata dan diambil 50% sebagai beban
latihan single leg hops.
3. Latihan dilaksanakan selama 6 mingu atau satu setengah bulan dengan tiga
kali latihan dalam satu minggu. Beban latihan ditingkatkan setelah 1 minggu
atau tiga kali latihan sebanyak 10%.
4. Istirahat antar set 1-2 menit per set
5. Post-test atau tes akhir power otot tungkai mengunakan istrumen tes vertical
jump.
61
Lampiran 3
DATA HASIL TES AWAL POWER OTOT TUNGKAI
Power Otot Tungkai
NO NAMA Terbaik
1 2
1 Firman Muh 218 216 218
2 Panca Julian 215 217 217
3 Roso Nugroho 214 216 216
4 Jalu Aji Darma 218 218 218
5 Fikhi Setya 219 219 219
6 Aziz Calim 220 221 221
7 Fajar Madhani 216 214 216
8 Kevin Febrianto 217 217 217
9 Afif Akbar 215 217 217
10 Krisna Prakoso 220 219 220
11 Ghufron Wardhana 218 217 218
12 Gibran Alfarizi 215 218 218
13 Lintang Damar L 217 219 219
14 Brilly Prima 218 217 218
15 Verdian Fahri N 215 215 215
16 Ade Mulyono 218 219 219
17 Prasetyo Budi 219 217 219
18 Charles Ebu 213 214 214
19 Rendi Prayoga 220 221 221
20 Ocha 218 216 218
21 Gadink Chandra 221 223 223
22 Dwi Ani Retno W 218 221 221
23 Alden Ersa Nathan 219 220 220
24 Rikky Yolanda 215 214 215
25 Muaf 215 215 215
26 Sherly Veika 218 219 219
27 Richa Claramita 212 213 213
28 Yulian Duriska 214 214 214
29 Agripa Gadis K 213 213 213
30 Santi Apriyani S 217 218 218
63
Lampiran 4
REKAPITULASI DATA HASIL TES AWAL DAN TES AKHIR POWER
OTOT TUNGKAI
Power Otot Tungkai
No Nama
Tes Awal Test Akhir
1 Firman Muh 218 218
2 Panca Julian 217 223
3 Roso Nugroho 216 221
4 Jalu Aji Darma 218 221
5 Fikhi Setya 219 218
6 Aziz Calim 221 220
7 Fajar Madhani 216 219
8 Kevin Febrianto 217 223
9 Afif Akbar 217 218
10 Krisna Prakoso 220 220
11 Ghufron Wardhana 218 221
12 Gibran Alfarizi 218 222
13 Lintang Damar L 219 220
14 Brilly Prima 218 221
15 Verdian Fahri N 215 221
16 Ade Mulyono 219 220
17 Prasetyo Budi 219 218
18 Charles Ebu 214 220
19 Rendi Prayoga 221 222
20 Ocha 218 217
21 Gadink Chandra 223 220
22 Dwi Ani Retno W 221 217
23 Alden Ersa Nathan 220 217
24 Rikky Yolanda 215 220
25 Muaf 215 221
26 Sherly Veika 219 216
27 Richa Claramita 213 217
28 Yulian Duriska 214 221
29 Agripa Gadis K 213 215
30 Santi Apriyani S 218 220
Jumlah 6529 6587
Mean 217,63 219,57
SD 2,50 2,05
Hasil Tertinggi 223 223
Hasil Terendah 213 215
65
Kelompok 1
Kelompok 2
N
Nama Tes Awal No Nama Tes Akhir
o
Lampiran 5
MENGHITUNG RELIABILITAS DENGAN ANAVA
Langkah I.
Tabel kerja untuk menghitung reliabilitas hasil tes awal Power Otot Tungkai
No I II
X1 X2 Ti X12 X22 Ti 2
1 218 216 434 47524 46656 188356
2 215 217 432 46225 47089 186624
3 214 216 430 45796 46656 184900
4 218 218 436 47524 47524 190096
5 219 219 438 47961 47961 191844
6 220 221 441 48400 48841 194481
7 216 214 430 46656 45796 184900
8 217 217 434 47089 47089 188356
9 215 217 432 46225 47089 186624
10 220 219 439 48400 47961 192721
11 218 217 435 47524 47089 189225
12 215 218 433 46225 47524 187489
13 217 219 436 47089 47961 190096
14 218 217 435 47524 47089 189225
15 215 215 430 46225 46225 184900
16 218 219 437 47524 47961 190969
17 219 217 436 47961 47089 190096
18 213 214 427 45369 45796 182329
19 220 221 441 48400 48841 194481
20 218 216 434 47524 46656 188356
21 221 223 444 48841 49729 197136
22 218 221 439 47524 48841 192721
23 219 220 439 47961 48400 192721
24 215 214 429 46225 45796 184041
25 215 215 430 46225 46225 184900
26 218 219 437 47524 47961 190969
27 212 213 425 44944 45369 180625
28 214 214 428 45796 45796 183184
29 213 213 426 45369 45369 181476
30 217 218 435 47089 47524 189225
Jm 14106 141590 565306
l 6505 6517 13022 63 3 6
ΣX1 ΣX1 ΣTi ΣX12 ΣX22 ΣTi2
71
Langkah II.
Dari hasil penghitungan diperoleh:
ΣX = 13022
2
ΣX = 1410663 + 1415903 = 2826566
Langkah III.
Σ(T
i)2 5653066 = 2826533
=
k 2
Maka,
(ΣX)2
SST = ΣX2 -
nk
13022 2
= 2826566 - = 2826566 - 2826208,07 = 357,933
30 X 2
Σ(Ti)2 (ΣX)2
SSs = -
k nk
Σ(Tj)2 (ΣX)2
SSt = -
n nk
SSS = 324,933
SSt = 2,400
SSI = 30,600
SST = 357,933
72
Langkah IV.
Tabel ringkasan Anava untuk menghitung reliabilita
Sumber
df SS MS
Variasi
Diantara n-1
Subjek 29 324,933 11,205
Diantara k-1
Trial 1 2,400 2,400
nk - 1
Total
59 327,333
Rumus reliabilita:
MSs -
R = MSw
MSs
MS SSt + SSI
=
w MSs
11,205 - 2,400
R = = 0,786
11,205
Koefisien r ganjil genap hasil tes awal Power Otot Tungkai yaitu : 0,786
2 X 0,786
= = 0,88
1 + 0,786
Jadi nilai reliabilita hasil tes awal Power Otot Tungkai yaitu : 0,88
73
Langkah I.
Tabel kerja untuk menghitung reliabilitas hasil tes akhir Power Otot Tungkai
No I II
X1 X2 Ti X12 X22 Ti 2
1 215 218 433 46225 47524 187489
2 223 220 443 49729 48400 196249
3 221 221 442 48841 48841 195364
4 217 221 438 47089 48841 191844
5 216 218 434 46656 47524 188356
6 220 219 439 48400 47961 192721
7 217 219 436 47089 47961 190096
8 222 223 445 49284 49729 198025
9 218 218 436 47524 47524 190096
10 217 220 437 47089 48400 190969
11 219 221 440 47961 48841 193600
12 222 221 443 49284 48841 196249
13 220 219 439 48400 47961 192721
14 220 221 441 48400 48841 194481
15 221 219 440 48841 47961 193600
16 220 217 437 48400 47089 190969
17 218 217 435 47524 47089 189225
18 220 218 438 48400 47524 191844
19 222 221 443 49284 48841 196249
20 217 216 433 47089 46656 187489
21 219 220 439 47961 48400 192721
22 217 216 433 47089 46656 187489
23 217 217 434 47089 47089 188356
24 220 219 439 48400 47961 192721
25 219 221 440 47961 48841 193600
26 216 216 432 46656 46656 186624
27 217 215 432 47089 46225 186624
28 221 221 442 48841 48841 195364
29 215 215 430 46225 46225 184900
30 219 220 439 47961 48400 192721
Jm 14367 143764 574875
l 6565 6567 13132 81 3 6
ΣX1 ΣX1 ΣTi ΣX12 ΣX22 ΣTi2
74
Langkah II.
Dari hasil penghitungan diperoleh:
ΣX = 13132
ΣX2 = 1436781 + 1437643 = 2874424
Langkah III.
Σ(T
i)2 5748756 = 2874378
=
k 2
Maka,
(ΣX)2
SST = ΣX2 -
nk
13132 2
= 2874424 - = 2874424 - 2874157,07 = 266,933
30 X 2
Σ(Ti)2 (ΣX)2
SSs = -
k nk
Σ(Tj)2 (ΣX)2
SSt = -
n nk
SSS = 220,933
SSt = 0,067
SSI = 45,933
SST = 266,933
75
Langkah IV.
Tabel ringkasan Anava untuk menghitung reliabilitas
Sumber
df SS MS
Variasi
Diantara n-1
Subjek 29 220,933 7,618
Diantara k-1
Trial 1 0,067 0,067
nk - 1
Total
59 221,000
Rumus reliabilita:
MSs -
R = MSw
MSs
MS SSt + SSI
=
w MSs
7,618 - 0,067
R = = 0,991
7,618
Koefisien r ganjil genap hasil tes akhir Power Otot Tungkai yaitu : 0,991
2 X 0,991
= = 1,00
1 + 0,991
Jadi nilai reliabilitas hasil tes akhir Power Otot Tungkai yaitu : 1,00
76
Lampiran 6
TABEL KERJA UNTUK MENGHITUNG PERBEDAAN PENINGKATAN
HASIL POWER OTOT TUNGKAI
Kelompok 1 Kelompok 2
No
2 2
X1 X1 - X1 (Xi - X1 ) X2 X2 - X2 (X2 - X2 )
1 0.0 -2.0 4.0 6.0 4.13 17.08
2 3.0 1.0 1.0 5.0 3.13 9.82
3 -1.0 -3.0 9.0 -1.0 -2.87 8.22
4 6.0 4.0 16.0 3.0 1.13 1.28
5 1.0 -1.0 1.0 0.0 -1.87 3.48
6 4.0 2.0 4.0 3.0 1.13 1.28
7 1.0 -1.0 1.0 3.0 1.13 1.28
8 1.0 -1.0 1.0 6.0 4.13 17.08
9 -1.0 -3.0 9.0 6.0 4.13 17.08
10 -1.0 -3.0 9.0 1.0 -0.87 0.75
11 -3.0 -5.0 25.0 -4.0 -5.87 34.42
12 5.0 3.0 9.0 -3.0 -4.87 23.68
13 6.0 4.0 16.0 -3.0 -4.87 23.68
14 7.0 5.0 25.0 4.0 2.13 4.55
15 2.0 0.0 0.0 2.0 0.13 0.02
Jumlah 30.0 130.0 28.0 163.73
Mean 2.00 1.87
SD 3.05 3.42
77
Lampiran 7
UJI NORMALITAS DATA DENGAN METODE LILLIEFORS
1. Uji normalitas data pada tes awal.
Dari penghitungan data diperoleh:
M = 2,000
SD = 3,047
Kesimpulan :
Dari penghitungan di atas diperoleh Lhitung = 0,1629. Dengan n = 15 dan
taraf signifikansi 5%. nilai Ltabel = 0,220. Ternyata nilai Lhitung lebih kecil dari
Ltabel. Dengan demikian hipotesis nol diterima. Yang berarti data termasuk
berdistribusi normal.
78
Kesimpulan :
Dari penghitungan di atas diperoleh Lhitung = 0,1438. Dengan n = 15 dan
taraf signifikansi 5%. nilai Ltabel = 0,220. Ternyata nilai Lhitung lebih kecil dari
Ltabel. Dengan demikian hipotesis nol diterima. Yang berarti data termasuk
berdistribusi normal.
79
Lampiran 8
UJI HOMOGENITAS
Menghitung Homogenitas Data Peningkatan Power Otot Tungkai Antara
Kelompok 1 Dengan Kelompok 2.
a. Menghitung standar deviasi kuadrat pada kelompok 1.
130,00
= = 9,29
15 - 1
163,73
= = 11,70
15 - 1
11,695
F 14;14 = = 1,26
9,286
Kesimpulan :
Dengan db = (N1 - 1) lawan (N2 - 1) = 14 lawan 14 dan taraf signifikansi
5%, angka Ftabel 5% = 2,48. Sedangkan nilai Fhitung adalah sebesar 1,26.
Ternyata lebih kecil dari angka batas penolakan hipotesis nol. Dengan demikian
hipotesis nol diterima, yang berarti bahwa data peningkatan Power Otot Tungkai
pada kelompok 1 dan kelompok 2 homogen.
80
Lampiran 9
MENGHITUNG STANDAR DEVIASI KUADRAT PADA TIAP
KELOMPOK
a. Menghitung standar deviasi kuadrat pada kelompok 1.
| Md |
t = 2
Σd
N (N-1)
| 2.00 |
=
190
15 (15-1)
| 2 |
=
190
210
t = 2.10
Kesimpulan :
Dengan db = N - 1 = 15 - 1 = 14 dan taraf signifikansi 5%, angka batas
penolakan hipotesis nol dalam tabel t adalah 2,145. Sedangkan nilai t yang
diperoleh adalah sebesar 2,10. Ternyata lebih besar dari angka batas penolakan
hipotesis nol. Dengan demikian hipotesis nol ditolak, yang berarti bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara peningkatan Power Otot Tungkai pada
kelompok 1.
81
| 1.8667 |
=
216
15 (15-1)
| 1.87 |
=
216
210
t = 1.84
Kesimpulan :
Dengan db = N - 1 = 15 - 1 = 14 dan taraf signifikansi 5%, angka batas
penolakan hipotesis nol dalam tabel t adalah 2,145. Sedangkan nilai t yang
diperoleh adalah sebesar 1,84. Ternyata lebih besar dari angka batas penolakan
hipotesis nol. Dengan demikian hipotesis nol ditolak, yang berarti bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara peningkatan Power Otot Tungkai pada
kelompok 2.
82
| 3.73 |
=
141
15 (15-1)
| 3.733 |
=
141
210
t = 4.56
Kesimpulan :
Dengan db = N - 1 = 15 - 1 = 14 dan taraf signifikansi 5%, angka batas
penolakan hipotesis nol dalam tabel t adalah 2,145. Sedangkan nilai t yang
diperoleh adalah sebesar 4,56. Ternyata lebih kecil dari angka batas penolakan
hipotesis nol. Dengan demikian hipotesis nol ditolak, yang berarti bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara peningkatan Power Otot Tungkai pada
kelompok 1 dan kelompok 2.
83
Lampiran 10
MENGHITUNG NILAI PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI
DALAM PERSEN PADA KELOMPOK 1 DAN KELOMPOK 2.
1. Hasil penghitungan pada kelompok 1.
Mean tes awal = 217,467
Mean tes akhir = 219,467
Mean different = 2,000
Mean different
Prosentase peningkatan = X 100%
Mean tes awal
2,000
= X 100% = 0,92%
217,467
Mean different
Prosentase peningkatan = X 100%
Mean tes awal
1,867
= X 100% = 0,86%
217,800
Kesimpulan :
Dari penghitungan tersebut dapat diketahui bahwa peningkatan Power
Otot Tungkai pada kelompok 1 adalah sebesar 0,92%. Sedangkan peningkatan
Power Otot Tungkai pada kelompok 2 adalah sebesar 0,86%. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa ternyata kelompok 1 memiliki peningkatan Power Otot
Tungkai yang lebih baik daripada kelompok 2.
84
Lampiran 11
Distribusi Nilai t tabel
85
Lampiran 12
Tabel Lilliefors
86
Lampiran 14
Dokumentasi Penelitian
1. Tes awal
4. Tes akhir