Anda di halaman 1dari 10

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,

RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
Jl. Raya Kampus Unesa, Lidah Wetan, Kec. Lakarsantri, Kota SBY, Jawa Timur 60213
Telepon : +6231-7532160, Faksimil : +6231-7532112
Laman : https://plb.fip.unesa.ac.id email : s1-plb@unesa.ac.id

UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL


TAHUN AKADEMIK 2023/2024

Mata Kuliah : Bina Gerak


Program : S1-PLB 2021 (A,B,C)
Hari/Tanggal : Rabu, 18 Oktober 2023
Waktu : 1 minggu (25 Oktober 2023)
Dosen : Dr. Endang Pudjiastuti Sartinah, M.Pd
Diah Anggraeny, S.Pd., M.Pd

Bentuk UTS : Take Home

Petunjuk :
a. Kerjakan secara individu!
b. Tuliskan nama dan Nomor Induk mahasiswa (NIM) secara lengkap dan benar!
c. Laporan diketik spasi 1,5 pada kertas HVS ukuran. A4 dan di PDF kan.
d. Jawaban dikumpullkan ke PJ
e. PJ mengumpulkan ke dosen pengampu (Diah Anggraeny, S.Pd., M.Pd) via gdrive tanggal
25 Oktober 2023 terakhir 23.59. WIB
f. Isi form pernyataan Mahasiswa kesediaan mengerjakan UTS sendiri.

SURAT PERNYATAAN MAHASISWA


KESEDIAAN MENGIKUTI UJIAN TENGAH SEMESTER DARI RUMAH

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Rizky Ayu Hijriana
NIM : 21010044054
Jurusan/Fakultas : Pendidikan Luar Biasa/Fakultas Ilmu Pendiidkan
Alamat rumah : Jalan Waringin Kedurus 1 No. 31 Surabaya, Jawa Timur
Sehubungan dengan pelaksanaan Ujian Tengah Semester (UTS) pada Mata Kuliah Bina Gerak
Semester 5, dikerjakan dari rumah, saya adalah peserta UTS pada Mata Kuliah tersebut, dengan
ini menyatakan bahwa :
1. Sanggup tidak memberitahukan jawaban saya kepada teman sekelas atau kelas paralel
yang menempuh mata kuliah yang sama, yaitu Bina Gerak.
2. Sanggup mengerjakan ujian sendiri sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan.
3. Sanggup untuk tidak mengerjakan ujian peserta lain atau membantu mengerjakan
ujian peserta lain.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
Jl. Raya Kampus Unesa, Lidah Wetan, Kec. Lakarsantri, Kota SBY, Jawa Timur 60213
Telepon : +6231-7532160, Faksimil : +6231-7532112
Laman : https://plb.fip.unesa.ac.id email : s1-plb@unesa.ac.id

Demikian pernyataan ini, saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada unsur paksaan dari
pihak manapun. Apabila saya melanggar hal-hal yang telah dinyatakan dalam pakta integritas
ini, saya bersedia dikenakan sanksi untuk tidak lulus dalam UTS mata kuliah ini.

Surabaya, 20 Oktober 2023

(Rizky Ayu Hijriana)

SOAL:

1. Bacalah salah satu jurnal baik jurnal nasional maupun jurnal internasional tentang anak
berkebutuhan khusus, yang khususnya mengalami gangguan motorik gerak;
a. Jurnal tersebut terbit maksimal 5 tahun terakhir (jurnal yang diambil tidak boleh sama
dengan mahasiswa/I yang lain) dan link jurnal yang telah dibaca/ dituliskan.
b. Buatlah simpulan dari isi jurnal yang telah saudara baca lalu kaitkan dengan karakteristik
dan layanan kekhususannya pada anak berkebutuhan khusus tersebut (sesuai isi jurnal).
c. Bagaimana pendapat saudara tentang isi jurnal ditinjau dari kelebihan dan kekurangan
dalam memberikan intervensi yang dilakukan pada anak berkebutuhan khusus tersebut
2. Buatlah artikel tentang anak berkebutuhan khusus yang mengalami gangguan motorik gerak,
membutuhan alat bantu dan layanan bina gerak

---------------------------------------- SELAMAT MENGERJAKAN ----------------------------------------------


LEMBAR JAWABAN UTS
MATA KULIAH BINA GERAK

Nama : Rizky Ayu Hijriana


NIM : 21010044054
Kelas : 2021 B
Angkatan : 2021

1. Hasil analisis artikel “Pengembangan Alat Olahraga Kursi Roda Balap bagi Anak
Tunadaksa Berbasis Ergonomi”
a) Identitas Artikel
Pengembangan Alat Olahraga Kursi Roda Balap bagi Anak
Judul
Tunadaksa Berbasis Ergonomi
Ulwa Humairok Gandes Luwes, Dwi Aries Himawanto, Herry
Penulis
Widyastono.
Volume 10
Nomor 2
Tahun 2021
Waktu Terbit 3 November 2021
Halaman 181-187
Jurnal Jurnal Sains dan Teknologi
Link Jurnal https://doi.org/10.23887/jstundiksha.v10i2.35553

b) Simpulan dan Kaitan dengan Karakteristik dan Layanan Kekhususan Anak


Tunadaksa
Kemandirian anak tunadaksa dalam melakukan olahraga atau penjas adaptif
haruslah diikuti dengan ketersediaannya sarana pendukung yang memadai.
Kemandirian, yaitu setiap anak harus bisa mencapai, masuk dan
mempergunakan semua tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu
lingkungan dengan tanpa membutuhkan bantuan orang lain. Aktivitas olah raga
yang dapat dilakukan anak tunadaksa salah satunya yaitu lari dengan
menggunakan kursi roda balap atau disebut balap kursi roda. Adapun
permasalahan utama yang peneliti temukan yaitu kursi roda balap yang
disediakan bagi anak tunadaksa untuk melakukan aktivitas olahraga tidak
memenuhi asas ergonomi dan asas antrophometri. Sarana prasarana dan
aksesibilitas yang disediakan sekolah harus memperhatikan tentang bagaimana
posisi anak tersebut di dalam menggunakan alat bantu, posisi duduk dalam
melakukan aktifitas olahraga. Keterampilan gerak harus di ajarkan dalam
bentuk pola pembiasaan yang baik, berawal dari gerak fisik yang paling
sederhana dan bertahap maju ke keterampilan gerak yang lebih kompleks
seperti balap kursi roda. Referensi yang digunakan untuk pengembangan
konsep adalah kursi roda konvensional. Sedangkan kriteria yang ditetapkan
untuk pemilihan konsep adalah fungsi, kemudahan operasional dan
kenyamanan (ergonomi pemakai kursi roda). Beberapa penelitian berupaya
mencari dampak positif dan negatif penggunaan model kursi roda balap yang di
berikan secara percuma dan model komersial kursi roda yang di perjual belikan
di pasaran untuk membimbing posisi yang tepat bagi pengguna kursi roda balap.
Model kursi roda balap baru sering di ajukan, tetapi ini tidak menekankan posisi
panggul yang nyaman saat melakukan katifitas olahraga, dan harga yang masih
terlalu mahal, sehingga kursi roda balap tersebut menjadi tidak efektif dalam
penggunaannya. Tujuan penelitian ini adalah menciptakan pengembangan kursi
roda balap untuk aktivitas balap kursi roda bagi anak tunadaksa berbasis lokal
antropometri dan ergonomi. Metode analisis menggunakan ADDIE yang secara
garis besar memiliki tiga tahap, yaitu studi pendahuluan, pengembangan model
dan uji model. Anak tunadaksa membutuhkan sarana kursi roda balap yang
sesuai dengan spesifikasi kebutuhannya, berkualitas dan harga terjangkau.
Kursi roda balap yang dikembangkan bagi anak tuna daksa diharapkan dapat
mendukung aktivitas olah raga serta memperhatikan asas antrophometri dan
ergonomi. Desain kursi roda balap yang telah dikembangkan efektif sebagai alat
olahraga kursi roda balap berbasis ergonomi dan antropometri melalui aspek
kemudahan media, tampilan hasil media dan kualitas teknis, keefektifan alat
olahraga. Pada artikel telah disebutkan bahwa keterampilan gerak harus di
ajarkan dalam bentuk pola pembiasaan yang baik, berawal dari gerak fisik yang
paling sederhana dan bertahap maju ke keterampilan gerak yang lebih kompleks
seperti balap kursi roda, hal ini sesuai dengan prinsip kekuatan. Selain itu,
terdapat pula permasalahan yaitu kursi roda balap yang disediakan bagi anak
tunadaksa untuk melakukan aktivitas olahraga tidak memenuhi asas ergonomi
dan asas antrophometri di mana anak tunadaksa hanya duduk berada di atas
kursi roda tanpa melakukan gerakan fisik lainnya tentu saja dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan bagi mereka. Hal tersebut hanya memenuhi
prinsio gerak pasif saja dan belum memenuhi prinsip gerak aktif yang bertujuan
meningkatkan kemampuan gerak sendi serta memperluas range of motion yang
optimal. Selanjutnya terdapat upaya mencapai prinsip lokomosi-mobilisasi
yang ditunjukkan dengan adanya tujuan dikembangkannya kursi roda balap
guna mewujudkan kemandirian anak tunadaksa dalam melakukan olahraga atau
penjas adaptif.

c) Kelebihan dan Kekurangan dalam Intervensi


Kelebihan yang ada pada intervensi yang dipaparkan pada artikel tersebut yakni
terdapat tahapan yang sistematis dalam pengembangan kursi roda balap bagi
anak tunadaksa. Kondisi awal kursi roda balap yang disediakan bagi anak
tunadaksa untuk melakukan aktivitas olahraga tidak memenuhi asas ergonomi
dan asas antrophometri merupakan kekurangan dalam intervensi yang diberikan
pada anak tunadaksa.
2. Berikut ini merupakan artikel tentang anak berkebutuhan khusus yang mengalami
gangguan motorik gerak, membutuhan alat bantu dan layanan bina gerak yang telah
saya susun:
Korelasi Modifikasi Permainan Bola Basket dengan Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Manipulatif Anak
Tunadaksa Ringan

KORELASI MODIFIKASI PERMAINAN BOLA BASKET DENGAN PENINGKATAN


KETERAMPILAN GERAK DASAR MANIPULATIF ANAK TUNADAKSA RINGAN

Rizky Ayu Hijriana


S1 Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
rizky.21054@mhs.unesa.ac.id

Abstract
Movement is a physical expression of bodily activity that involves changes in position or
location. Movement is a process that involves some or all parts of the body forming a single
unit that produces both static and dynamic movement. The need for mastery of movement
applies to all individuals without exception, including children with special needs, one of
whom is a child with disabilities. A quadriplegic is an individual who has movement disorders
caused by congenital neuromuscular and bone structure disorders, illness or the result of an
accident, including cerebral palsy, amputation, polio and paralysis. Efforts that can be made in
research using the literature study method to overcome this problem are through modified
basketball game activities aimed at improving the movement skills of children with physical
impairments. Based on the results of research data analysis, there is an increase in the ability
of manipulative movement skills to throw and catch the ball using a modification of the
basketball game in children with mild disabilities. The research results also concluded that the
modified basketball game could have a positive influence on the child's gross motor
development.
Keywords: basketball game modification, manipulative movements, physical impairment.

Abstrak
Gerak adalah ekspresi fisik dari aktivitas tubuh yang melibatkan perubahan posisi atau lokasi.
Gerak merupakan suatu proses yang melibatkan sebagian atau seluruh bagian tubuh
membentuk satu kesatuan yang menghasilkan suatu gerak baik statis maupun dinamis.
Kebutuhan akan penguasaan geraK berlaku bagi seluruh individu tanpa terkecuali termasuk
bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) salah satunya yakni anak dengan hambatan tunadaksa.
Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan
neuromuskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan,
termasuk cerebral palsy, amputasi, polio, dan lumpuh. Upaya yang dapat dilakukan pada
penelitian dengan metode studi kepustakaan untuk mengatasi permasalahan tersebut yakni
melalui kegiatan modifikasi permainan bola basket yang ditujukan untuk meningkatkan
keterampilan gerak anak tunadaksa. Berdasarkan hasil analisis data penelitian, terdapat
peningkatan kemampuan keterampilan gerak manipulatif melempar dan menangkap bola
dengan menggunakan modifikasi permainan bola basket pada anak tunadaksa ringan. Hasil
penelitian juga menyimpulkan bahwa permainan bola basket yang telah dimodifikasi dapat
memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan motorik kasar anak tersebut.
Kata Kunci: modifikasi permainan bola basket, gerak manipulative, tunadaksa.

aktivitas sehari-hari. Gerak adalah ekspresi fisik dari


PENDAHULUAN aktivitas tubuh yang melibatkan perubahan posisi
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak atau lokasi. Gerak merupakan suatu proses yang
pernah lepas dari adanya pergerakan. Manusia melibatkan sebagian atau seluruh bagian tubuh
selalu bergerak ketika melakukan suatu aktivitas. membentuk satu kesatuan yang menghasilkan suatu
Hal tersebut menunjukkan bahwa keterampilan gerak baik statis maupun dinamis (Evelyn, 1993).
gerak pada manusia sangat diperlukan dan Gerak melibatkan koordinasi kompleks dari otot-
dibutuhkan untuk dikuasai setiap individu sebagai otot, tulang, dan sistem saraf untuk mencapai tujuan
upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya melalui tertentu. Dalam konteks manusia, gerak mencakup

1
Jurnal GRAB KIDS Volume 01 Nomor 01 Tahun 2023. Oktober

berbagai bentuk aktivitas fisik, mulai dari gerakan secara khusus yang dapat merangsang keterampilan
halus seperti menulis atau meraih objek hingga gerak dasar anak tunadaksa ringan, begitu juga
gerakan kasar seperti berjalan, berlari, atau dengan keterampilan gerak dasar manipulatif berupa
melompat. Proses terjadinya gerakan pada manusia melempar dan menangkap bola. Untuk itu peneliti
dimulai dari adanya stimulus (S) yang diterima oleh mengadakan penelitian dengan metode kajian
reseptor (R) yang terdiri dari panca indera, lantas literatur mengenai bagaimana korelasi kegiatan
dibawa oleh syaraf-syaraf sensorik menuju ke otak yang dapat memberikan kesenangan pada anak
(O). Stimulus tersebut diolah di otak, lalu tunadaksa melalui olahraga dalam bentuk permainan
memberikan balikan melalui syaraf motorik ke alat- modifikasi untuk meningkatkan gerak dasar
alat gerak atau efektor (E) seperti otot, tulang, dan manipulatif berupa melempar dan menangkap
sendi sehingga manusia dapat bergerak. dengan judul “Korelasi Modifikasi Permainan Bola
Kebutuhan akan penguasaan gerak tersebut Basket dengan Peningkatan Keterampilan Gerak
berlaku bagi seluruh individu tanpa terkecuali Dasar Manipulatif Anak Tunadaksa Ringan”.
termasuk bagi anak berkebutuhan khusus (ABK)
salah satunya yakni anak dengan hambatan METODE
tunadaksa. Tunadaksa adalah individu yang Penelitian ini menggunakan metode studi
memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh
kepustakaan. Kajian literatur dijadikan sebagai
kelainan neuromuskular dan struktur tulang yang
bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, bahan dasar dalam membangun konsep. Data yang
termasuk cerebral palsy, amputasi, polio, dan digunakan berasal dari data sekunder seperti artikel
lumpuh. Tingkat gangguan pada tunadaksa adalah dan jurnal yang dipublikasikan secara nasional
ringan yaitu memiliki keterbatasan dalam maupun internasional seperti; Scholar, DOAJ, dan
melakukan aktivitas fisik tetapi masih dapat lain-lain. Data yang telah dikumpulkan kemudian
ditingkatkan melalui terapi, sedang yaitu memiliki dianalisis secara kualitatif dengan model Miles and
keterbatasan motorik dan mengalami gangguan
Huberman. Analisis data melalui empat tahap
koordinasi sensorik, berat yaitu memiliki
keterbatasan total dalam gerakan fisik dan tidak meliputi pengumpulan data, reduksi data, verifikasi,
mampu mengontrol gerakan fisik. Menurut White penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
House Conference (1931) mengemukakan bahwa,
tunadaksa adalah suatu bentuk gangguan atau HASIL DAN PEMBAHASAN
hambatan pada tulang, otot, dan sendi, sehingga Gerak Manipulatif
tidak dapat melakukan suatu pekerjaan dengan 1. Definisi Gerak
normal sebagaimana mestinya.
Gerak adalah ekspresi fisik dari aktivitas
Berdasarkan hakikat tunadaksa tersebut, dapat
tubuh yang melibatkan perubahan posisi
diketahui bahwa anak tunadaksa mengalami
atau lokasi. Gerak merupakan suatu proses
hambatan dalam melakukan pergerakan. Upaya
yang melibatkan sebagian atau seluruh
yang dapat dilakukan untuk mengatasi
bagian tubuh membentuk satu kesatuan
permasalahan tersebut yakni melalui kegiatan yang
yang menghasilkan suatu gerak baik statis
ditujukan untuk meningkatkan keterampilan gerak
maupun dinamis (Evelyn, 1993). Gerak
anak tunadaksa. Dalam artikel ini, keterampilan
melibatkan koordinasi kompleks dari otot-
yang menjadi fokus utama yakni keterampilan gerak
otot, tulang, dan sistem saraf untuk
manipulatif. Gerak dasar ini sangat penting dalam
mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks
menunjang kemampuan aktivitas hidup sehari-hari
manusia, gerak mencakup berbagai bentuk
secara mandiri. Gerakan tersebut merupakan
aktivitas fisik, mulai dari gerakan halus
gerakan fundamental yang harus dikuasai setiap
seperti menulis atau meraih objek hingga
orang. Salah satu strategi yang dapat dilakukan
gerakan kasar seperti berjalan, berlari, atau
untuk mengembangkan keterampilan gerak
melompat. Proses terjadinya gerakan pada
tunadaksa yaitu dengan permainan yang
manusia dimulai dari adanya stimulus (S)
mengandung unsur olahraga karena dalam
yang diterima oleh reseptor (R) yang terdiri
permainan olahraga dapat mengembangkan
dari panca indera, lantas dibawa oleh
kemampuan kinestetik. Kemampuan kinestetik
syaraf-syaraf sensorik menuju ke otak (O).
terbagi menjadi gerakan yaitu gerak lokomosi, gerak
Stimulus tersebut diolah di otak, lalu
nonlokomosi dan gerak manipulasi.
memberikan balikan melalui syaraf motorik
Demi memenuhi kebutuhan gerak anak
ke alat-alat gerak atau efektor (E) seperti
tunadaksa ringan sebaiknya dilakukan pembelajaran
Korelasi Modifikasi Permainan Bola Basket dengan Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Manipulatif Anak
Tunadaksa Ringan

otot, tulang, dan sendi sehingga manusia 8. Menggunting: Kegiatan pemotongan suatu
dapat bergerak. objek menjadi berbagai bentuk
2. Definisi Gerak Manipulatif menggunakan alat bernama gunting.
Menurut Rahyubi, gerak manipulatif 9. Menempel: Merekatkan suatu objek dengan
adalah gerak yang memerlukan dan objek yang lain menggunakan lem.
10. Menulis: Kegiatan dalam usaha untuk
membutuhkan berbagai koordinasi dengan
menghasilkan sebuah catatan dengan media
ruang serta benda. Keterampilan gerakan yang disebut aksara.
dalam manipulatif selalu berhubungan 11. Menangkap dan menerima bola:
dengan aktivitas pengontrolan suatu objek Penerimaan suatu objek yang diberikan oleh
yang sedang digunakan, objek tersebut orang lain.
khususnya yang sering digunakan dengan 12. Menggiring bola: Kegiatan yang
tangan dan kaki. Sedangkan gerakan yang berlangsung bersamaan dengan objek untuk
mencapai tempat tujuan.
memberikan gaya terhadap suatu objek
13. Menendang bola: Pendorongan suatu gaya
dapat dikategorikan sebagai gerakan dasar pada objek untuk menjauhi diri sendiri
dalam manipulatif. Setiap kegiatan gerakan menggunakan kaki.
manipulatif perlu adanya suatu kemampuan 14. Melambungkan bola: Pemberian gaya
dalam memanipulasi suatu objek, sehingga terhadap objek yang dilempar ke udara.
dapat menguasi suatu objek dalam 15. Memukul bola: Pemberian gaya terhadap
genggaman tangan maupun kendali kaki. objek untuk menjauhi diri sendiri
3. Klasifikasi Gerak Manipulatif menggunakan tangan baik dengan alat
Menurut Sukintaka (1992: 50), maupun tidak.
mengatakan tentang keterampilan manipulatif Tunadaksa
sebagai gerak yang melibatkan kontrol objek yang 1. Definisi Tunadaksa
berkait, terutama lengan dan tungkai. Ada dua Tunadaksa adalah individu yang
klasifikasi dalam keterampilan manipulasi, antara memiliki gangguan gerak yang disebabkan
lain:
oleh kelainan neuromuskular dan struktur
1. Menerima
Merupakan keterampilan objek tulang yang bersifat bawaan, sakit atau
(menangkap dan menghentikan). akibat kecelakaan, termasuk cerebral palsy,
2. Memberi kuat amputasi, polio, dan lumpuh. Tingkat
Merupakan keterampilan karakteristik gangguan pada tunadaksa adalah ringan
untuk memberi kuat kepada objek yaitu memiliki keterbatasan dalam
(melempar, memukul, dan menyepak). melakukan aktivitas fisik tetapi masih dapat
Sumantri (2005) mengemukakan beberapa ditingkatkan melalui terapi, sedang yaitu
macam gerak manipulatif dalam motorik halus, memiliki keterbatasan motorik dan
sebagai berikut: mengalami gangguan koordinasi sensorik,
1. Meregang: Kegiatan mengusahakan dalam berat yaitu memiliki keterbatasan total
pelepasan suatu benda pada tangan. dalam gerakan fisik dan tidak mampu
2. Meremas: Kegiatan yang dilakukan untuk mengontrol gerakan fisik. Menurut White
memegang dengan erat suatu objek di House Conference (1931) mengemukakan
tangan.
bahwa, tunadaksa adalah suatu bentuk
3. Menarik: Dorongan terhadap benda untuk
mendekat kearah badan. gangguan atau hambatan pada tulang, otot,
4. Menggengam: Memegang suatu benda dan sendi, sehingga tidak dapat melakukan
dalam satu maupun kedua tangan. suatu pekerjaan dengan normal sebagaimana
5. Memotong; Kegiatan membelah benda mestinya.
menggunakan alat. 2. Karakteristik Tunadaksa
6. Meronce: Menyusun atau merangkai benda
Anak tunadaksa memiliki karakteristik,
menjadi satu dengan seutas tali.
yaitu (Astati 2012):
7. Membentuk: Membuat suatu kabinet ruang
1. Ciri-Ciri Umum
yang baru.

3
Jurnal GRAB KIDS Volume 01 Nomor 01 Tahun 2023. Oktober

1. Bagian anggota gerak tubuh 6. Menolak belas kasih yang di


yang di miliki anak tunadaksa berikan orang lain ketika
tersebut kaku, atau lemah atau penderita tersebut sudah
bahkan mengalami kelumpuhan. beradaptasi dengan baik pada
2. Kesulitan saat bergerak hal ini di kehidupannnya.
kategorikan menjadi 2 jenis yaitu 3. Ciri-Ciri Sosial
gerakan yang tidak sempurna, Karena memiliki keterbatasan
maupun tidak beraturan. dalam beraktivitas, menjadikan
3. Bagian angggota gerak yang anak tunadaksa kurang luas dalam
tidak lengkap/tidak sempurna/ segi pergaulannya. Faktor lainnya
lebih kecil dari biasanya. yaitu terkadang anak bersikap
4. Umumnya terdapat cacat pada marah-marah atau emosi dengan
alat anggota gerak. bersikap tidak jelas. Diperlukan
5. Terasa kaku pada bagian jari alat-alat khusus penopang tubuh,
tangan dan kesulitan misalnya kursi roda, kaki ataupun
menggenggam. tangan buatan sebagai penyongkong
6. Kesulitan berdiri, berjalan, saat pembelajaran di kelas.
duduk, dan memperlihatkan ciri- 3. Tingkat Hambatan Tunadaksa
ciri sikap tubuh tidak normal 1. Ringan: memiliki keterbatasan dalam
sebagaimana mestinya. melakukan aktivitas fisik tetapi masih
7. Cenderung bertingkah hiperaktif, dapat ditingkatkan melalui terapi
sehingga penderita tidak dapat 2. Sedang: memiliki keterbatasan motorik
tenang. dan mengalami gangguan koordinasi
2. Ciri-Ciri pada Fisiknya sensorik
1. Memiliki keterbatasan atau 3. Berat: berat yaitu memiliki keterbatasan
kekurangan dalam total dalam gerakan fisik dan tidak
kesempurnaan tubuh penderita mampu mengontrol gerakan fisik
tersebut. Hal ini menyebabkan Modifikasi Permainan Bola Basket
kurangnya koordinasi pada Menurut Imam Sodikun (1992) permainan bola
bagian otot dan motoriknya basket ialah olahraga yang menggunakan bola besar
seperti tangannya putus, kakinya yang dimainkan dengan tangan. Permainan bola
lumpuh atau layu. basket merupakan salah satu permainan yang dapat
2. Pada bagian kecerdasannya, melatih gerak dasar anak, karena teknik yang
penderita tunadaksa cenderung digunakan dalam permainan bola basket adalah
normal, atau bahkan di atas rata- melempar, menangkap, berjalan, berlari, dan
rata. melompat. Permainan bola basket dapat memacu
3. Perasaan yang menggambarkan anak untuk bergerak teratur, semua otot-otot
ekspresi, kemarahan dan rasa bergerak, organ-organ tubuh bekerja sesuai dengan
kecewa yang mendalam hingga fungsinya. Teknik dasar bola basket diantaranya
merasa depresi karena frustasi yaitu memantulkan bola, menggiring, dan melempar
dengan keaadaan yang di bola ke keranjang (ring). Sugiono (2008)
alaminya. Definisi permainan yang dimodifikasi adalah
4. Penyangkalan yang di lakukan di permainan yang diperuntukkan bagi anak-anak yang
karenakan penderita tidak ingin bergerak sepanjang waktu, sulit berdiri diam,
menerima realita bahwa mereka memiliki rasa ingin tahu yang kuat, suka
memiliki kecacatan, dan bereksperimen dan menguji diri, serta berekspresi
penerimaan yang mereka secara kreatif. Pada penelitian ini, pemodifikasian
lakukan setelah mereka permainan bola basket bertujuan untuk
menerima apa yang terjagi bagi meningkatkan keterampilan gerak manipulatif pada
mereka. anak tunadaksa dengan cara sebagai berikut:
5. Meminta belas kasih orang lain 1. Mengganti bola basket dengan bola plastik
di karenakan terdapat saat-saat berukuran sedang
mereka harus membutuhkan 2. Mengurangi tinggi ring
bantuan orang lain. 3. Anak A melempar bola ke anak B dari jarak
yang telah ditentukan hingga bola tersebut
Korelasi Modifikasi Permainan Bola Basket dengan Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Manipulatif Anak
Tunadaksa Ringan

sampai dan ditangkap oleh anak B. DAFTAR PUSTAKA


Sebaliknya, Anak B melempar bola ke anak
Ardanari, P., Mintarto, E., Tuasikal, A.R., & Suroto,
A dari jarak yang telah ditentukan hingga
S. (2020). Aktivitas Bermain Meningkatkan
bola tersebut sampai dan ditangkap oleh
Keterampilan Manipulatif: Review Jurnal.
anak A.
4. Jika aktivitas melempar dan menangkap Damayanti, F., Palupi, W., & Nurjanah, N. E.
bola secara sederhana telah selesai, maka Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui
dilanjutkan dengan kegiatan memasukkan Gerak Manipulatif Anak Usia 4-5
bola tersebut ke dalam ring atau keranjang Tahun. Kumara Cendekia, 8(2), 126-141.
dengan tinggi ring yang sudah dimodifikasi.
Berdasarkan analisis data penelitian, sampel yang Harvard, J., & Smith, K. (2019). The Impact of
Motor Development on the Lives of Children
diteliti mengalami peningkatan yang signifikan.
with Disabilities. Journal of Pediatric Physical
Berdasarkan analisis, modifikasi permainan bola Therapy, 31(4), 169-175.
basket terbukti memberikan dampak yang signifikan
terhadap peningkatan keterampilan gerak Parapat, H., Marbun, R. C., & Tarigan, I. S. (2023).
manipulatif pada anak tunadaksa ringan. Hasil Konseling Pastoral Dengan Pendekatan Client
penelitian juga menyimpulkan bahwa permainan Centered Kepada Pria Dewasa Penyandang
Disabilitas Tuna Daksa Yang Tidak Menerima
bola basket yang telah dimodifikasi dapat
Dirinya Di Kecamatan Manduamas. Sinar Kasih:
memberikan pengaruh positif terhadap Jurnal Pendidikan Agama dan Filsafat, 1(4),
perkembangan motorik kasar anak tunadaksa ringan. 260-294.

PENUTUP Sari, P. I. (2020). Pengaruh Permainan Tradisional


Simpulan Pecah Piring Terhadap Kemampuan Gerak Dasar
Manipulatif Melempar Pada Anak Tunagrahita
Gerak adalah ekspresi fisik dari aktivitas tubuh Ringan Di UPT SLB-E Negeri Pembina Kota
yang melibatkan perubahan posisi atau lokasi.
Medan Tahun 2020 (Doctoral dissertation,
Gerak merupakan suatu proses yang melibatkan
UNIMED).
sebagian atau seluruh bagian tubuh membentuk satu
kesatuan yang menghasilkan suatu gerak baik statis Setiawan, V. (2022). Pengaruh Modifikasi
maupun dinamis. Kebutuhan akan penguasaan Permainan Bola Basket Terhadap Perkembangan
geraK berlaku bagi seluruh individu tanpa terkecuali Motorik Kasar Siswa. J-KIP (Jurnal Keguruan
termasuk bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) dan Ilmu Pendidikan), 3(3), 538-543.
salah satunya yakni anak dengan hambatan
tunadaksa. Tunadaksa adalah individu yang Syarief, N. S., an Pangestu, A., Putri, H. K., &
memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh Harjanti, G. Y. N. (2022). Karakteristik dan
kelainan neuromuskular dan struktur tulang yang Model Pendidikan Bagi Anak Tuna
bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, Daksa. Edification Journal: Pendidikan Agama
termasuk cerebral palsy, amputasi, polio, dan Islam, 4(2), 275-285.
lumpuh. Upaya yang dapat dilakukan pada
penelitian dengan metode studi kepustakaan untuk
mengatasi permasalahan tersebut yakni melalui
kegiatan modifikasi permainan bola basket yang
ditujukan untuk meningkatkan keterampilan gerak
anak tunadaksa. Berdasarkan hasil analisis data
penelitian, terdapat peningkatan kemampuan
keterampilan gerak manipulatif melempar dan
menangkap bola dengan menggunakan modifikasi
permainan bola basket pada anak tunadaksa ringan.
Hasil penelitian juga menyimpulkan bahwa
permainan bola basket yang telah dimodifikasi
dapat memberikan pengaruh positif terhadap
perkembangan motorik kasar anak tersebut.

Anda mungkin juga menyukai