Anda di halaman 1dari 49

PENGARUH LATIHAN PASSING BERPASANGAN DAN PASSING KE

DINDING TERHADAP AKURASI PASSING ATAS PESERTA

EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SMA NEGERI 1 ADONARA

PROPOSAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi

Disusun Oleh:

HENDRIKUS X.M. HURUNG

NIM: 8520119007

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

INSTITTUT KEGURUAN DAN TEKNOLOGI LARANTUKA

2023
LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal dengan judul: Pengaruh Latihan Passing Berpasangan dan Passing

ke Dinding Terhadap Akurasi Passing Atas Peserta Ekstrakurikuler Bola

Voli di SMA Negeri 1 Adonara, disusun oleh Hendrikus X.M Hurung, NIM:

8520119007 telah diperiksa dan siap untuk diseminarkan.

Larantuka, Januari 2023

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Hironimus Bao Wolo, S. Fil.M.Hum Astuti Cendrawati Ramli, M.Pd


NIDN: 0817018604 NIDN: 0823018903

Mengetahui,

Dekan Ketua Program Studi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi

Brigita Elisabet KR Uran, SE., M.M Astuti Cendrawati Ramli, M.Pd


NIDN: 0812038401 NIDN: 0823018903
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal dengan judul

“Pengaruh Latihan Passing Berpasangan dan Passing ke Dinding Terhadap

Akurasi Passing Atas Peserta Ekstrakurikuler Bola Voli di SMA Negeri 1

Adonara”. Penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat

memperoleh gelar sarjana pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi. Penulisan

proposal ini juga dengan harapan dapat memperluas pengetahuan pembaca secara

khusus mahasiswa atau mahasiswi Institut Keguruan dan Teknologi Larantuka

(IKTL). Penulis menghadapi banyak kesulitan dan rintangan karena keterbatasan

kemampuan yang dimiliki. Namun berkat bantuan dan dorongan dari dosen

pembimbing serta doa dan dukungan yang diberikan maka penulis dapat

menyelesaikan proposal ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Kristoforus Ado Aran, M.Pd selaku Rektor Institut Keguruan dan

Teknologi Larantuka (IKTL) yang telah memberikan dukungan serta

motivasi yang tinggi.

2. Ibu Brigita Elisabet KR. Uran, SE., MM selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan (Dekan FKIP) yang selalu memberikan arahan

kepada penulis.

3. Ibu Astuti Cendrawati Ramli, M.Pd selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi sekaligus selaku Pembimbing


II atas bimbingannya dalam memberikan pemikiran dan motivasi kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini.

4. Bapak Hironimus Bao Wolo, S. Fil., M. Hum selaku Pembimbing I atas

bimbingannya dan dengan sabar memberikan masukan serta usul saran

yang sangat berarti dalam penulisan proposal ini.

5. Orang tuaku tercinta Bapak Karolus Demon Hurung dan Ibu Martina

masandai yang selalu mendukung dan memberikan nasehat yang baik

terhadap penulis.

6. Teman-teman mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan

dan Rekreasi (PJKR) yang telah memberikan dukungan dalam

menyelesaikan proposal ini.

Akhir kata penulis ingin tulisan ini dapat bermanfaat demi peningkatan

pemahaman para pembaca tentang Pengaruh Latihan Passing Berpasangan dan

Passing ke dinding Terhadap Akurasi Passing Atas Peserta Ekstrakulikuler Bola

Voli di Sekolah SMA Negeri 1 Adonara. Tulisan ini juga masih jauh dari kata

kesempurnaan, maka dengan ikhlas penulis menerima semua kritikan dan saran

untuk penyempurnaan tulisan ini.

Larantuka, Januari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................1

LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................2

KATA PENGATAR...............................................................................................3

DAFTAR ISI...........................................................................................................4

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................5

A. Latar Belakang............................................................................................5

B. Identifikasi Masalah...................................................................................7

C. Batasan Masalah.........................................................................................7

D. Rumasan Masalah.......................................................................................8

E. Tujuan Penelitian........................................................................................8

F. Manfaat Penelitian......................................................................................8

BAB II KAJIAN TEORI.....................................................................................10

A. Pengertian Bola Voli.................................................................................10

B. Hakikat Teknik Passing atas....................................................................16

C. Model Latihan Passing Atas....................................................................19

D. Hakikat Ketepatan atau Akurasi............................................................21

E. Ekstrakurikuler.........................................................................................23

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................28

A. Jenis Penelitian..........................................................................................28

B. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................29


C. Data dan Sumber Data.............................................................................29

D. Teknik Penggumpulan Data....................................................................30

E. Teknik Analisis Data.................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................32
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah merupakan tempat dimana terjadinya proses transfer ilmu

antara guru dan siswa selain itu sekolah juga berperan sebagai wadah dalam

mengembangkan potensi-potensi atau bakat yang dimiliki siswa-siswinya.

Banyak sekali minat bakat yang dimiliki oleh siswa diantaranya: melukis,

musik, olahraga dan masih banyak lainnya. Bagaimana sekolah menyikapi hal

tersebut? Oleh karena itu sekolah menyiapkan jam ekstrakurikuler diluar dari

jam pembelajaran kurikulum, karena kegiatan ekstrakurikuler ini akan mampu

mendorong kemampuan bakat siswa baik dari segi musik, lukis, olahraga

maupun lainnya semakin maju.

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan yang dilakukan di luar

jam pelajaran yang dilakukan baik di sekolah atau di luar sekolah dengan

tujuan untuk mendapatkan tambahan pengetahuan, keterampilan dan wawasan

serta membantu membentuk karakter peserta didik sesuai dengan minat dan

bakat masing-masing (Riadi, 2019). SMA Negeri 1 Adonara merupakan salah

satu sekolah di Adonara Timur yang mengadakan ekstrakurikuler bagi siswa-

siswinya untuk mengembangkan bakat-bakatnya. Adapun kegiatan

ekstrakurikuler yang diadakan oleh sekolah tersebut diantaranya: pramuka dan

olahraga, namun pada penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian pada

eksrtakurikuler olahraga cabang bola voli.


Seperti yang diketahui secara umum pada permainan bola voli terdapat

beberapa teknik diantaranya: passing, smash, block dan service. Penguasaan

keempat teknik tersebut sangatlah penting agar seseorang atlet bola voli bisa

menjadi pemain handal dalam permainan bola voli. Sangatlah tidak muda

untuk menguasai keempat teknik tersebut sehingga diperlukan latihan secara

rutin dan sungguh-sungguh agar bisa menguasainya. Salah satu teknik yang

harus dikuasi oleh atlet bola voli adalah passing atas. Menurut Beutelstahl

passing atas (overheadpass) adalah suatu cara melambungkan bola yang

dilakukan dengan kedua telapak tangan dengan tujuan mengover bola ke rekan

setim. Passing ini merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan bola

voli (Lubis & Muhammad, 2017) Pengertian passing dan passing atas

menurut Irwansyah yang dikutip oleh Adhikresna (2021:07) yaitu passing atau

pengoperan dalam bola voli adalah usaha untuk memindahkan bola dengan

suatu cara tertentu di dalam wilayah permainan tim sendiri, bisa lewat atas

maupun bawah. Sedangkan passing atas adalah melakukan operan dengan

dua tangan terbuka di atas kepala dalam permainan bola voli.

Berdasarkan Observasi yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 11

Oktober 2022 sampai dengan 13 Oktober 2022, banyak sekali siswa yang

belum menguasi passing atas secara sempurna maka akurasi passing atas

masih dibawah rata-rata dimana saat melukan passing atas tidak semua jari

tangan mengenai bola, sehingga akurasi operan tidak stabil maka dibutuhkan

latihan yang lebih maksimal. Dalam proses latihan dibutuhkan metode latihan

yang mampu dan mudah dikuasi oleh atlet. Peneliti akan menggunakan
metode latihan passing atas secara berpasangan dan passing ke dinding.

Dengan menggunakan metode latihan ini diharapakan akurasi passing atas

lebih baik dari sebelumnya.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian di

sekolah tersebut tentang akurasi passing atas dalam permainan bola voli.

Maka demikian peneliti mengambil judul penelitian “Perbandingan Antara

Latihan Passing Berpasangan dan Passing ke Dinding Terhadap Akurasi

Passing Atas Peserta Ekstrakurikuler Bola Voli di SMA Negeri 1 Adonara”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan diatas maka dapat

diuraikan identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Siswa belum menguasi teknik passing atas secara baik.

2. Guru belum menemukan metode latihan yang mudah dipahami siswa.

3. Kurangnya latihan teknik dasar permaina bola voli.

C. Batasan Masalah

Untuk lebih memfokuskan penelitian ini maka diperlukan pembatasan

terhadap masalah yang akan diteliti. Penelitian ini hanya difokuskan pada

siswa ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Adonara dalam teknik dasar passing atas

permainan bola voli.


D. Rumasan Masalah

Berlandaskan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka

peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Adakah pengaruh latihan passing berpasangan terhadap akurasi

passing atas peserta ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Adonara?

2. Adakah pengaruh latihan passing ke dinding terhadap akurasi passing

atas peserta ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Adonara?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumasan masalah di atas maka tujuan penelitan ini

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh latihan passing berpasangan terhadap

akurasi passing atas peserta ekstrakurikuler di SMA Negeri 1

Adonara.

2. Untuk mengetahui pengaruh latihan passing kedinding terhadap

akurasi passing atas peserta ekstrakurikuler di SMA Negeri 1

Adonara.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Hasil dari penelitian ini dapat diharapkan sebagai pedoman atau

referensi untuk para peneliti selanjutnya.


2. Manfaat praktis

a. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan pedoman dalam

latihan bola voli.

b. Bagi penliti

Hasil penelitian ini diharpkan bisa dijadikan pedoman dalam

latihan bola voli ketika peneliti menjadi seorang guru atau pelatih

bola voli.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Bola Voli

Permainan bola voli merupakan satu di antara cabang olahraga yang

dimainkan secara beregu. Adapun masing-masing regu dalam permainan bola

voli terdiri dari enam orang pemain (Nugroho, 2022). Bola voli adalah salah

satu cabang olahraga dimana cara memainkannya dengan menjatuhkan bola ke

dalam lapangan lawan sebanyak mungkin untuk mencapai skor tertentu.

(Prawiro, 2022).

Permainan Bola Voli merupakan olahraga yang menggunakan bola

berbahan karet atau kulit dan dimainkan secara berkelompok oleh dua tim.

Setiap tim terdiri dari 6 orang pemain yang area permainannya dipisahkan

oleh net (Ctn, 2022)

1. Teknik dalam Permainan Bola Voli

Seperti pada permainan lain pada umumnya, boli voli juga

mempunyai teknik-teknik dalam permainan bola voli. Teknik-teknik

dalam permainan bola voli (Ctn, 2022) sebagi berikut:

a. Servis

Servis adalah memukul bola dari luar garis lapangan untuk

memulai permainan. Servis bisa sangat menentukan jalannya

permainan, karena itu pukulan bola harus dilakukan dengan kuat


dan tepat. Melakukan servis pun tidak boleh sembarangan dan ada

tekniknya.

Macam-macam servis sebagai berikut.:

1) Servis Bawah

Servis ini cocok dilakukan oleh pemula. Langkah awalnya

dengan memegang bola di tangan kiri, posisi agak di depan

badan dan sejajar pinggang. Tangan kanan (posisi mengepal)

kemudian berayun dari belakang ke depan dan memukul bola

dari arah bawah.

2) Servis atas

Servis ini dilakukan dengan posisi bola berada di atas. Servis

ini pun bisa dilakukan dengan beberapa jenis teknik, misalnya

floating dan jumping service.

3) Floating servis

Floatting atau mengapung, artinya pemain melambungkan

bola hingga ke atas kepala. Setelah itu, pemain langsung

memukulnya hingga bola melesat ke depan dan melewati net.

4) Jumping service

Sesuai namanya, servis ini dilakukan dengan cara melompat.

Pemain melambungkan bola ke atas lalu melompat sambil

melakukan pukulan dengan kuat.


b. Passing

Teknik passing dilakukan untuk mengendalikan permainan.

Pemain dapat melakukan passing untuk menerima bola, menangkis,

sekaligus mengembalikan serangan lawan. Passing juga berguna

untuk mengoper bola atau memberikan umpan kepada rekan satu

tim. Sama seperti servis, passing juga dilakukan dengan dua macam

cara.

1) Passing atas

Teknik ini biasanya dilakukan untuk memberikan umpan

kepada rekan setim yang akan melakukan smash. Passing

atas dilakukan dengan kedua tangan. Bola diterima dengan

kedua telapak tangan lalu melambungkannya lagi keatas atau

kearah yang diinginkan.

2) Passing bawah

Teknik ini dilakukan ketika bola sudah berada di posisi

rendah (dibawah kepala). Teknik inipun dapat dilakukan

dengan dua cara, yaitu satu dan dua tangan.

c. Smash atau Spike

Smash termasuk dalam teknik menyerang yang membutuhkan

insting, kekuatan tangan, dan juga keakuratan tinggi. Smash

bertujuan untuk mematahkan serangan lawan sekaligus untuk

mencetak poin.
d. Blocking

Teknik ini berguna untuk menahan serangan sekaligus mencegah

agar lawan gagal mencetak poin. Cara melakukan blocking adalah

berdiri di dekat net dan harus dalam posisi siap melompat. Ketika

serangan bola datang, pemain harus langsung melompat sambil

mengangkat kedua tangan untuk menghalau bola. Teknik ini

memang terlihat lebih mudah ketimbang yang lainnya, tetapi

blocking tetap membutuhkan latihan agar pemain bisa

menguasainya.

2. Peraturan dan Sarana Prasarana dalam Permainan Bola Voli

a. Peratura permainan

Berdasarkan peraturan dari FIVB berikut peraturan dasar dari

permainan bola voli (Sadheli, 2021) sebagai berikut:

1) Permainan bola voli dilakukan oleh enam (6) pemain tiap tim

dengan beberapa pemain cadangan.

2) Tiap regu atau tim memiliki kesempatan tiga kali untuk

memukul bola. Pada awal pertandingan, salah seorang

pemain wajib melakukan serve ke area lawan yang dilakukan

oleh seorang server.

3) Tim yang memenangkan rally berhak mendapat satu poin

serta memiliki hak untuk melakukan servis. Saat rally telah


selesai, pemainnya harus bertukar tempat dengan memutar

searah jarum jam.

4) Anggota badan yang diperbolehkan untuk digunakan dalam

bola voli adalah seluruh anggota tubuh mulai dari kepala,

tangan, badan, dan kaki. Namun, yang paling dominan adalah

tangan.

5) Jumlah pemain dalam satu regu adalah enam orang. Hanya

tiga pemain yang bisa melakukan blocking di dekat net.

Sedangkan pemain lainnya bertugas memukul bola melewati

net, dari belakang garis serang atau garis tiga meter (garis

yang memisahkan garis depan dengan belakang lapangan).

6) Pergantian pemain diperbolehkan selama pertandingan

berlangsung. Umumnya komposisi pemain dalam permainan

voli adalah seorang setter, dua blocker, dua receiver-hitter,

serta seorang spiker.

7) Satu tim atau regu bisa mecetak satu poin di setiap rally,

terlepas tim mana yang melakukan serve terlebih dahulu.

8) Pertandingan permainan voli terdiri atas lima set. Empat set

pertama menggunakan sistem 25 rally point. Sedangkan

pertandingan terakhir menggunakan sistem 15 poin.

9) Adanya peran libero, yang tidak bisa melakukan serve,

pergantian posisi, serta melakukan pukulan bola. Libero

menggunakan seragam berwarna beda yang berdiri di bagian


belakang lapangan. Libero bertugas untuk menjaga sistem

pertahanan bagian belakang serta untuk memperpanjang

sistem rally point.

b. Peraturan lapangan (kemdikbud.go.id)

Gambar 1. Ukuran Lapangan Bola voli


Sumber kemdikbud.go.id
Keterangan:

1) Panjang lapangan bola voli: 18 meter

2) Lebar lapangan bola voli: 9 meter

3) Panjang garis serang lapangan bola voli: 3 meter

4) Area servis lapangan bola voli: 3 meter

5) Lebar garis dalam lapangan bola voli: 5 meter

6) Luas lapangan bola voli: 162 meter persegi (18 x 9 meter)

7) tinggi net untuk bola voli putri: 2,24 meter

8) tinggi net bola voli untuk putra: 2,43 meter

9) Lebar net bola voli: 1 meter

10) Panjang net bola voli: 9 meter


11) Tinggi tiang net bola voli: 2,55 meter

12) Jarak antara tiang net dengan garis tepi atau samping

lapangan = 0,5 - 1 meter

13) Tinggi antena pada net bola voli = 80 sentimeter (di atas

net)

14) Pita tepian samping net bola voli = 5 sentimeter (dengan

panjang 1 meter)

15) Pita tepian atas net bola voli = 5 sentimeter Ukuran mata

jala net bola voli (berbentuk persegi) = 10 sentimeter

B. Hakikat Teknik Passing atas

Menurut Muhajir (2016:45) passing adalah mengoperkan bola kepada

teman seregunya dengan gerakan tertentu, sebagai langkah awal untuk

menyusun pola serangan kepada regu lawan. Passing atas adalah gerakan

memberikan bola yang dilakukan di atas kepala dengan cara mendorong bola

menggunakan kedua tangan.

Syarifuddin & Muhadi (1992: 190), menyatakan passing atas adalah

menyajikan bola (mengoper bola) dengan menggunakan jari-jari tangan, baik

kepada kawan maupun langsung ditujukan ke lapangan lawan melalui atas

jaring. Pada dasarnya passing atas adalah bola tangkap di atas, sentuhan ke

kening dan lontarkan kembali ke atas, tetapi karena proses gerakan tersebut

dilakukan dengan sangat cepat, maka bola terlihat seperti dipantulkan. Teknik
ini biasanya digunakan pemain dalam mengumpankan bola ke pengumpan di

mana posisi datangnya bola di atas kepala.

Adapun sikap permulaan itu adalah sebagai berikut: badan berdiri

tegak dengan salah satu kaki berada di depan kaki yang lain. Dianjurkan bila

tidak kidal, kaki kiri lebih berada ke depan kaki kanan, lutut ditekuk, badan

agak condong ke depan dengan tangan siap berada di depan dada. Menurut

Suharno (1993: 16), Pada saat akan melakukan passing, maka posisi badan

segera berada di bawah bola, dengan tangan di angkat ke atas depan kira-kira

setinggi dahi, jari tangan secara keseluruhan membentuk setengah lingkaran

atau bulatan, jari direnggangkan sedikit satu dengan yang lain dan kedua ibu

jari membentuk satu sudut.

Posisi perkenaan tangan dan jari pada bola yaitu kedua telapak tangan

dan jari-jari yang membentuk setengah lingkaran atau bulatan, siap di depan

atas dahi. Perkenaan bola pada jari adalah ruas pertama dan ruas kedua,

terutama ruas pertama pada ibu jari. Pada saat jari disentuhkan pada bola,

maka jari-jari agak ditegakkan sedikit dan pada saat itu juga diikuti

gerakan pergelangan tangan, lengan ke arah depan atas agak eksplosif. Sikap

akhir gerakan passing atas dibutuhkan koordinasi antara sikap permulaan,

sikap perkenaan, serta sikap akhir gerakan itu sendiri. Setelah bola berhasil di

passing atas, maka lengan tetap lurus sebagai suatu gerakan lanjutan diikuti

dengan badan dan langkah kaki ke depan agar koordinasi tetap terjaga dengan

baik. Gerakan tangan, pergelangan tangan, lengan dan kaki harus merupakan
suatu gerakan yang harmonis, sedangkan pandangan tetap terarah pada

jalannya bola (Suharno, 1993: 16).

Yunus (1992: 80) menyatakan bahwa teknik dasar passing atas ada

tiga bagian yaitu:

1. Sikap Permulaan

Ambil posisi siap normal dalam permainan voli yaitu kedua kaki

terdiri selebar bahu, berat badan bertumpu pada telapak kaki

bagian depan, lutut ditekuk dengan badan merendah, tempatkan

badan secepat mungkin di bawah bola, dengan kedua tangan

diangkat lebih tinggi dari dahi, dan jari-jari tangan terbuka

membentuk cakungan seperti setengah lingkaran bola.

2. Gerakan Pelaksanaan

Tepat saat bola berada di atas dan sedikit di depan dahi, lengan

diluruskan dengan gerakan agak eksplosif untuk mendorong bola.

Perkenaan bola pada jari-jari ruas pertama dan kedua dan yang

dominan mendorong bola adalah ibu jari, jari telunjuk dan jari

tengah. Pada waktu perkenaan dengan bola, jari-jari agak

ditegangkan kemudian diikuti dengan gerakan pergelangan tangan

agar bola dapat memantul dengan baik.

3. Gerakan Lanjutan

Setelah bola memantul dengan baik, lanjutkan dengan meluruskan

lengan ke depan atas, sebagai suatu gerakan lanjutan, diikuti

dengan memindahkan berat badan ke depan dengan melangkahkan


kaki belakang ke depan dan segera mengambil sikap siap dalam

posisi normal kembali. Banyak pemula yang mengarahkan tenaga

dorong hanya dari tangan saja saat melakukan passing atas.

Seharusnya kombinasi tenaga tangan dan kaki sangat dianjurkan

(dengan meluruskan lutut untuk menambah tenaga dorongan).

C. Model Latihan Passing Atas

1. Latihan ke Dinding

Sikap permulaan pemain memegang bola dengan kedua tangan

menghadap dinding. Pelaksanaannya bola dilemparkan atau dipantulkan

ke dinding dan pantulannya berusaha untuk di passing ke tembok sasaran

lagi demikian seterusnya dikutip dari (Suharno, 1993: 88). Bila bola

melenceng atau tidak dapat di passing maka bola di ambil dan

dilemparkan atau dipantulkan lagi ke dinding dan di passing lagi secara

berulang-ulang dikutip dari (Faruq (2009: 76) menyatakan bahwa passing

pertama diawali dengan berdiri di depan dinding, ambil posisi melempar

dan siap menerima passing bola setelah terpantul kedua tangan

menerima bola dengan meluruskan kedua lengan. Kedua kaki dibuka

selebar bahu dan lutut agak ditekuk persis melakukan passing atas. Kedua

kaki harus bisa menyesuaikan hasil pantulan bola yang terpantul di

dinding. Bila pemasing dapat mengimbangi pantulan bola dan bisa

mengendalikan pantulan bola tersebut dapat diperkirakan bisa

mempunyai kemampuan passing yang baik, meskipun itu baru tahap


awal.

Keuntungan latihan ini adalah mudah mengantisipasi bola karena

tidak terpancing oleh teman pasangannya dan mudah diarahkan bola

pantulannya. Kelemahannya karena tembok benda mati maka bila sudut

datangnya bola tidak tepat maka hasil pantulannya juga tidak tepat.

2. Latihan Berpasangan

Latihan ini dilakukan oleh dua orang yang biasa mengendalikan

dan mengembalikan bola ke teman tanpa bola menyentuh ke tanah. Sikap

permulaan berdiri berhadapan lalu melakukan umpan setelah itu di

passing secara berulang-ulang. Dilakukan sesuai dengan program latihan

yang sudah ditetapkan. Keuntungan pada latihan ini adalah kemampuan

seseorang dalam melakukan passing atas akan menjadi lebih baik dari

sebelumnya.

D. Hakikat Ketepatan atau Akurasi

1. Pengertian Ketepatan atau Akurasi

Ketepatan merupakan komponen penting yang harus dimiliki oleh

setiap atlet. Akurasi adalah kemampuan menempatkan suatu objek pada

sasaran tertentu dikutip dari (Haryono, 2008: 48). Hadi (2007: 51)

menyatakan bahwa ketepatan (accuracy) adalah kemampuan seseorang

untuk mengarahkan sesuatu sesuai dengan sasaran yang dikehendaki.

Wahjoedi (Palmizal, 2011: 143) menyatakan bahwa akurasi adalah

kemampuan tubuh atau anggota tubuh untuk mengarahkan sesuatu sesuai


dengan sasaran yang dikehendaki. Artinya saat tubuh melakukan suatu

gerakan seperti memukul bola dalam tenis atau shooting dalam sepak bola

tentu sangat membutuhkan akurasi, sebab kalau tidak akurat maka hasilnya

tentu tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Sementara itu Sikumbang, dkk., (Palmizal, 2011: 143)

menyatakan bahwa ketepatan (accuracy) adalah kemampuan seseorang

mengontrol gerakan-gerakan volunter untuk suatu tujuan, seperti dalam

pelaksanaan shooting bola basket, menendang bola ke arah gawang,

panahan, dan golf. Hal senada diungkapkan oleh Moeslim (Palmizal,

2011: 143) bahwa ketepatan (accuracy) diartikan sebagai kemampuan

seseorang melakukan gerakan-gerakan volunter untuk suatu tujuan.

Gerakan volunter dimaksudkan di sini adalah gerakan merubah arah

untuk menempatkan posisi yang pas, sehingga sasaran yang diharapkan

tercapai.

Suharno (1985: 35) menyatakan bahwa ketepatan adalah

kemampuan seseorang untuk mengarahkan suatu gerak ke suatu sasaran

sesuai dengan tujuannya. Dengan kata lain bahwa ketepatan adalah

kesesuain antara kehendak (yang diinginkan) dan kenyataan (hasil) yang

diperoleh terhadap sasaran (tujuan) tertentu. Ketepatan merupakan faktor

yang diperlukan seseorang untuk mencapai target yang diinginkan.

Ketepatan berhubungan dengan keinginan seseorang untuk memberi arah

kepada sasaran dengan maksud dan tujuan tertentu. Lebih lanjut Suharno

(1985: 32) menyatakan bahwa manfaat ketepatan yaitu; (1)


meningkatkan prestasi atlet; (2) gerakan anak saat latih dapat efektif dan

efisien; (3) mencegah terjadinya cedera; dan (4) mempermudah

menguasai teknik dan taktik.

Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

ketepatan adalah kemampuan dalam melakukan gerak ke arah sasaran

tertentu dengan melibatkan beberapa faktor pendukung dan terkoordinasi

dengan baik secara efektif dan efisien.

E. Ekstrakurikuler

1. Pengertian ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler atau ekskul adalah kegiatan tambahan

yang dilakukan di luar jam pelajaran yang dilakukan baik di sekolah atau

di luar sekolah dengan tujuan untuk mendapatkan tambahan pengetahuan,

keterampilan dan wawasan serta membantu membentuk karakter peserta

didik sesuai dengan minat dan bakat masing-masing dikutip dari (Riad,

2019).

Kegiatan ekstrakurikuler menurut Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Republik Indonesia No. 39 Tahun 2008 tentang pembinaan

Kesiswaan yang dikutip oleh (Manis, 2022) adalah salah satu jalur

pembinaan kesiswaan. Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan

dilaksanakan oleh siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah,

bertujuan agar siswa dapat memperkaya dan memperluas diri. Jadi

ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang diikuti oleh siswa sekolah


maupun di luar sekolah untuk menamba wawasan dan dan

mengembangkan bakat yang ada pada diri siswa, dan dilakukan diluar

jam pembelajaran kurikulum.

2. Tujuan dan Fungsi Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler dilaksanakn bukan untuk kesenangan semata

tetapi mempunyai tujuan dan fungsinya tersendiri. Fungsi kegiatan

ekstrakurikuler adalah untuk mengembangkan kemampuan potensi dan

rasa tanggung jawab memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

memperluas pengalaman sosial dalam kesiapan karir peserta didik

melalui pengembangan kapasitas. Menurut Aqip dan Sujak (2011:68),

terdapat empat fungsi kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan,

yaitu: pengembangan, sosial, rekreatif, dan persiapan karir.

a. Fungsi pengembangan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler

berfungsi untuk mendukung perkembangan personal peserta didik

melalui perluasan minat, pengembangan potensi, dan pemberian

kesempatan untuk pembentukan karakter dan pelatihan

kepemimpinan. 

b. Fungsi sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk

mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk memperluas pengalaman

sosial, praktik keterampilan sosial, dan internalisasi nilai moral dan

nilai sosial.
c. Fungsi rekreatif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan

dalam suasana rileks, menggembirakan, dan menyenangkan sehingga

menunjang proses perkembangan peserta didik. Kegiatan

ekstrakulikuler harus dapat menjadikan kehidupan atau atmosfer

sekolah lebih menantang dan lebih menarik bagi peserta didik. 

d. Fungsi persiapan karir, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler

berfungsi untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik melalui

pengembangan kapasitas.

Menurut Nasrudin (2010:12), kegiatan ekstrakurikuler memiliki tujuan

sebagai berikut.

a. Siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan

keterampilan mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran,

menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan

manusia seutuhnya yang: 1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa; 2) Berbudi pekerti luhur; 3) Memiliki pengetahuan

dan keterampilan. 4) Sehat rohani dan jasmani; 5) Berkepribadian

yang mantap dan mandiri; dan 6) Memiliki rasa tanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan. 

b. Siswa mampu memanfaatkan pendidikan kepribadian serta

mengaitkan pengetahuan yang diperolehnya dalam program

kurikulum dengan kebutuhan dan keadaan lingkungan. 


Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

No. 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan, Kegiatan

Ekstrakurikuler memiliki tujuan sebagai berikut:

a. Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang

meliputi bakat, minat, dan kreativitas.

b. Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan

sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha

dari pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan. 

c. Mengaktualisasi potensi siswa dalam pencapaian potensi unggulan

sesuai bakat dan minat. 

d. Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak

mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka

mewujudkan masyarakat mandiri (civil society).

F. Kerangka Berpikir

Dalam permainan bola voli terdapat beberapa jenis teknik dalam

melakukan permainan bola voli yakni: passing, smash, service, dan block.

Passing adalah salah satu teknik dasar yang harus dikuasi. Passing dalam bola

voli dibagi menjadi dua yaitu passing bawah dan passing atas. Passing atas

sangat dibutuhkan dalam permainan ini. Ada berbagai jenis latihan passing

atas yang dapat dilakukan dalam latihan. Salah satu contoh jenis latihan

passing atas adalah latihan passing atas berpasangan dan latihan passing atas

ke dinding. Latihan dengan dinding merupakan latihan passing atas yang


dilakukan atlet dengan memantulkan bola ke dinding dan begitu seterusnya.

Latihan berpasangan merupakan latihan passing oleh atlet berpasangan

dengan temannya melakukan passing atas dengan pantulan yang baik.

Keuntungan dari latihan passing atas berpasangan adalah siswa dapat

melakukan passing atas sesuai dengan bola yang di pass oleh temannya.

Tinggi rendahnya bola maupun jarak antara siswa dengan pasangannya, akan

menyerupai permainan bola voli yang sebenarnya. Dalam hal ini secara tidak

langsung siswa tersebut sedang berlatih mengambil posisi yang berubah-ubah

sesuai dengan tinggi rendahnya bola yang diberikan pasangannya.

Kelemahan dari latihan passing atas berpasangan adalah arah bola ditentukan

oleh temannya sehingga apabila pengembalian bola dari temannya salah maka

aktivitas belajar atau latihannya pun tidak efektif. Dalam hal ini siswa tidak

akan dapat melakukan gerakan passing atas secara berulang-ulang, karena

bola yang diberikan temannya tidak terjangkau. Siswa yang sudah memiliki

keterampilan passing dengan baik akan merasa jenuh sehingga peningkatan

keterampilannya akan terhambat jika mendapat pasangan yang kurang

terampil.

Keuntungan latihan passing ke dinding adalah arah bolanya

ditentukan sendiri sehingga baik tidaknya pengembalian bola tergantung dari

arah atau tinggi rendahnya bola pada saat melakukan passing pertama karena

sudut datang sama dengan sudut pantul. Siswa bisa melakukan passing atas

sesuai dengan arah yang diinginkannya karena ia sendiri yang menentukan

datangnya bola. Gerakan passing atas yang dilakukannya akan sesuai dengan
gerakan pada waktu ia melakukan umpan. Dengan demikian siswa tersebut

dapat melakukan passing atasnya secara berulang-ulang. Kelemahan latihan

passing ke dinding adalah jika siswa melakukan passing atas yang pertama

salah, maka arah bolanya tidak kembali pada siswa tersebut. Hal ini akan

berakibat pengulangan gerak passing atas yang dilakukannya kurang intensif.

Berdasarkan deskripsi teoritis di atas, selanjutnya diajukan

kerangka konseptual merupakan dasar pemikiran yang disintesiskan dari

fakta-fakta, observasi langsung, dan telaah pustaka dan model hubungan

antar masing-masing variabel dalam penelitian ini. Sesuai dengan tema

penelitian yaitu “Pengaruh Latihan Passing Berpasangan dan Passing ke

Dinding Terhadap Akurasi Passing Atas Peserta Ekstrakurikuler Bola Voli

di SMA Negeri 1 Adonara”, dapat diduga yang mempengaruhi Akurasi

Passing Atas adalah Passing Berpasangan dan Passing ke Dinding.

Kerangka konseptual dalam penelitian ini digambarkan pada 2.1

berikut ini:

Gambar 2.

Kerangka Konseptual Penelitian

X1

PASSING
BERPASANGAN Y

X2 AKURASI PASSING

PASSING KE
DINDING
Keterangan Gambar :
: Pengaruh secara simultan

: Pengaruh secara parsial

G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konseptual penelitian, maka disusun hipotesis

penelitian sebagai berikut:

1) Hipotesis 1 :

H0 = Passing berpasangan tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap akurasi passing atas.

Ha = Passing berpasangan berpengaruh secara signifikan

terhadap akurasi passing atas .

2) Hipotesis 2 :

H0 = Passing ke dinding tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap akurasi passing atas

Ha = Passing ke dinding berpengaruh secara signifikan terhadap

akurasi passing atas

3) Hipotesis 3 :

H0 = Passing berpasangan dan passing ke dinding tidak

berpengaruh terhadap akurasi passing atas.


Ha = Passing berpasangan dan passing ke dinding berpengaruh

terhadap akurasi passing atas.

Kesimpulan:

Uji hipotesis akan dilakukan dengan uji t. uji t digunakan untuk

menunjukan apakah suatu variabel independen secara parsial

mempengaruhi variabel dependen. Kriteria pengujian dengan

tingkat signifikansi (alpha) = 0,05 ditentukan sebagai berikut :

1. Jika nilai signifikan < alpha, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

2. Jika nilai signifikan > alpha, maka H0 diterima dan Ha ditolak.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono

(2016:55), penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan antara

variabel dalam penelitian ini akan menjelaskan hubungan yang

mempengaruhi antara dua variabel atau lebih yaitu passing berpasangan,

passing ke dinding dan akurasi passing. Selain itu penelitian ini dirancang

untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan yang hendak

dicapai dan untuk menguji hipotesis.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif. Menurut Sugiyono (2019:17) penelitian kuantitatif diartikan

sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan

data menggunakan instrument penelitian, analisis data menggunakan analisis

regresi untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh passing berpasangan dan


passing ke dinding terhadap akurasi passing, dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan.

Rancangan penelitian ini menunjukan apakah ada hubungan dan seberapa

besar hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.

Pendekatan penelitian ini dengan menggambarkan regresi linear berganda,

jadi ada variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian

ini adalah Passing berpasangan (X1), Passing ke dinding (X2), dan sedangkan

variabel terikat adalah akurasi passing atas (Y). Kedua variabel bebas (X1,

X2) akan dianalisis pengaruh masing- masing variabel bebas tersebut pada

variabel terikat (Y).

B. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang penelitian ini adalah dengan memfokuskan penelitian tentang

Pengaruh Latihan Passing Berpasangan dan Passing ke Dinding Terhadap

Akurasi Passing Atas Peserta Ekstrakurikuler Bola Voli di SMA Negeri 1

Adonara. Dengan cakupan variabel pokok, yaitu Passing Berpasangan (X1),

Passing ke Dinding (X2) sebagai variabel bebas (independen) dan Akurasi

Passing Atas (Y) sebagai variabel terikat (dependen).

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Adonara. Waktu penelitian

dilaksanakan pada bulan April 2023 sampai bulan Mei 2023.


D. Variabel Penelitian

1. Klasifikasi Variabel

Menurut Sugiyono (2019:68) variabel penelitian adalah suatu atribut

atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.

Variabel dalam penelitian ini adalah dua variabel bebas yaitu Passing

Berpasangan (X1), Passing ke Dinding (X2), serta memiliki satu variabel

terikat yaitu Akurasi Passing Atas (Y).

2. Defenisi Konseptual Variabel

a. Passing Berpasangan (X1 )

Latihan ini dilakukan oleh dua orang yang biasa mengendalikan

dan mengembalikan bola ke teman tanpa bola menyentuh ke tanah.

Sikap permulaan berdiri berhadapan lalu melakukan umpan setelah itu

di passing secara berulang-ulang. Dilakukan sesuai dengan program

latihan yang sudah ditetapkan. Keuntungan pada latihan ini adalah

kemampuan seseorang dalam melakukan passing atas akan menjadi

lebih baik dari sebelumnya.

b. Passing ke Dinding (X2)

Sikap permulaan pemain memegang bola dengan kedua tangan

menghadap dinding. Pelaksanaannya bola dilemparkan atau

dipantulkan kedinding dan pantulannya berusaha untuk dipassing


ketembok sasaran lagi demikian seterusnya dikutip dari (Suharno,

1993: 88).

c. Akurasi Passing Atas (Y)

Wahjoedi (Palmizal, 2011: 143) menyatakan bahwa akurasi adalah

kemampuan tubuh atau anggota tubuh untuk mengarahkan sesuatu

sesuai dengan sasaran yang dikehendaki. Artinya saat tubuh

melakukan suatu gerakan seperti memukul bola dalam tenis atau

shooting dalam sepak bola tentu sangat membutuhkan akurasi, sebab

kalau tidak akurat maka hasilnya tentu tidak sesuai dengan yang

diharapkan.

E. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif

karena menggunakan model-model matematika, model statistik dan

selanjutnya hasil analisis disajikan dalam bentuk angka kemudian di

jelskan (Misbahuddin, 2013:33).

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1) Data Primer

Menurut Sugiyono (2016:402), sumber data primer adalah sumber

data yang langsung memberikan pengumpulan data kepada


pengumpul data. Dalam penelitian ini data primer diperoleh langsung

dari sumber atau objek yang diteliti yaitu melalui pengisian angket

atau kuesioner. Angket atau kuesioner digunakan untuk memperoleh

data latihan passing berpasangan, passing ke dinding dan akurasi

passing atas.

2) Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2016:402), sumber data sekunder adalah

sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul data misalnya melalui orang lain atau lewat dokumen.

Dalam penelitian ini data sekunder di peoleh dari studi literatur

berupa tulisan-tulisan, laporan-laporan, pedoman, dan sumber-

sumber lain yang menunjang penelitian. Data sekunder dalam

penelitian ini antara lain didapatkan dari siswa siswi peserta

ekstrakurikuler bola voli di SMA Negeri 1 Adonara.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang

diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk

penelitian yang akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Karena

instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan

tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat. Maka setiap instrumen

memiliki skala pengukuran. Sugiyono (2013:73), jadi instrumen merupakan

alat bantu untuk mengukur data. Pada penelitian ini instrumen yang
digunakan adalah angket untuk mengukur mengetahui pengaruh latihan

passing berpasangan dan passing ke dinding terhadap akurasi passing atas

peserta ekstrakurikuler bola voli di SMA Negeri 1 Adonara.

1. Uji Validitas

Data yang diuji validitasnya adalah hasil skor angket yang diisi

oleh responden. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur

apa yang diinginkan, oleh karena itu data hasil skor angket perlu diuji

kevalidtannya. Validitas merupakan dejarat ketepatan antara data yang

terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh

peneliti (Sugiyono, 2016:361). Berkaitan dengan pengujian validitas

Arikunto (Ridwan, 2015:97) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan

validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan suatu

alat ukur. Jika instrumen dikatakan valid berarti menunjukan alat ukur

yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid sehingga valid berarti

instrumen tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur Sugiyono (Ridwan 2015:97).

Penguji tingkat validitas instrumen dengan menggunakan metode

korelasi product moment pearson dengan rumus:

rxy = ΝΣΧ− ( ΣX ) ( ΣY )
√¿¿

Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y

. ΣX = jumlah skor item

. ΣY = jumlah skor total

. Σ X 2= jumlah kuadrat X

. ΣY 2= jumlah kuadrat dari skor total

. ΣXY = jumlah perkalian X dan Y

Dengan kriteria pengujian:

a. Valid, jika nilai r hitung > nilai r tabel pada derajat bebas

db n-2 dengan taraf signifikansi a 5%.

b. Tidak valid, jika nilai r hitung < nilai r tabel pada derajat

bebas db n-2 dengan taraf signifikansi a 5%.

2. Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan

beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data

yang sama (Sugiyono 2016:173). Untuk mengetahui reliabilitas seluruh

tes digunakan SPSS 16 dengan teknik Alpha Crombach yang memiliki

rang dari 0 sampai 1. Rumus Alpha yang digunakan untuk menguji

reliabilitas adalah sebagai berikut:

k Σa 2 b
r11 = ( )–( 2 )
k −1 at

keterangan:

.r 11 = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan


. Σ a2 b = jumlah varian butir

.a 2 t = varians total

Uji reliabilitas sesuai dengan ketentuan dalam Santoso,

(2000:280), bahwa jika ralpha positif, dan ralpha > rtabel α 0,05, maka

butir atau variabel tersebut tidak reliabel.

G. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2019:126) populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.

Sesuai dengan pengertian diatas yang dimaksud dengan populasi

dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh siswa kelas X di SMA Negeri

1 Adonara.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Sugiyono (2019:127) sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel merupakan

bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakii populasi penelitian.

Sampel yang diambil dalam peneltian ini adalah siswa siswi kelas

X peserta ekstrakurikuler bola voli di SMA Negeri 1 Adonara.

H. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

angket (kuesioner) dan dokumentasi. Berikut ini akan dijelaskan mengenai

teknik-teknik tersebut:

1. Angket (Kuesioner)

Menurut Sugiyono (2016:142) yaitu metode pengumpulan data dengan

cara memberikan pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada reponden

untuk dijawab. Pengumpulan data dengan cara memberi pertanyaan

tertulis kepada responden, skala pengukuran penelitian ini yang

digunakan adalah likert. Kuesioner yang diberikan merupakan kuesioner

pilihan dimana setiap item pernyataan disediakan 4 alternatif jawaban

sehingga data dapat dihitung.

2. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2018:476) dokumentai adalah suatu cara yang

digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku,

arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta

keterangan yang dapat mendukung penelitian. Studi dokumen merupakan

pelengkap dari penggunaan metode observasi atau wawancara akan lebih

dapat dipercaya atau mempunyai kredibilitas yang tinggi jika didukung

oleh foto-foto yang sudah ada. Tetapi tidak semua dokumen memilih

angket kredibilitas yang tinggi. Sebagai contoh banyak foto yang tidak

mencerminkan keadaan aslinya, karena foto bisa saja dibuat untuk

kepentingan tertentu.
I. Teknik Analisis Data

1. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda adalah alat analisis peramalan nilai

pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat

untuk membuktikan atau tidaknya hubungan fungsional atau hubungan

kasual antara dua variabel bebas atau lebih (X1) (X2) (X3) …(Xn) dengan

satu variabel terikat (Ridwan 2015:252-253). Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda

dengan bantuan SPSS 16. Dalam melakukan regresi tersebut akan diuji

pengaruh latihan passing berpasangan dan passing ke dinding sebagai

variabel bebas terhadap akurasi passing atas sebagai variabel terikat pada

peserta ekstrakurikuler bola voli di SMA Negeri 1 Adonara. Adapun

bentuk persamaan regresi linear berganda ini adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan:

Y = hasil belajar

X1 = Manajemen waktu

X2 = Motivasi belajar

a = Konstanta

b1 = Koefisien regresi pada variabel X1

b2 = Koefisien regresi pada X2

e = Eror
1) Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dimaksudkan untuk mengatasi mengenai

permasalah yang muncul pada model regresi berganda yaitu

adanya pengaruh multikolinearitas, heterokedastistas, auto

Korelasi, normalitas, dan linealitas. Pada penelitian ini uji asumsi

klasik terhadap model regresi berganda diolah menggunakan

program aplikasi SPSS 16 yang meliputi:

a. Uji Auto Korelasi

Uji auto korelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi

dari residual untuk pengamatan satu dengan pengamatan yang lain

yang disusun menurut runut waktu. Model regresi yang baik

mensyaratkan tidak adanya masalah auto korelasi. Priyatno

(Jangkar, 2015:66) menguraikan untuk mendeteksi ada tidaknya

auto korelasi adalah dengan menggunakan uji Durbi-watson (DW)

dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Jika d lebih kecil dari Dl atau lebih besar dari 4-dL, maka

hipotesis nol ditolak, yang berarti terdapat auto korelasi.

b) Jika d terletak antara Du dan 4-dU, maka hipotesis nol

diterima yang berarti tidak ada auto korelasi.

c) Jika d terletak antara dL dan dU atau antara 4-dU, maka tidak

ada kesimpulan yang pasti terhadap masalah auto korelasi.

b. Uji Normalitas
Menurut Sugiyono (2010) uji normalitas dimaksudkan

untuk menguji apakah sebaran data variabel dependen dan variabel

independen normal atau tidak. Suatu data akan membentuk

distribusi normal bila jumlah data di atas dan di bawah rata-rata

adalah sama, demikian juga dengan simpangan bakunya. Banyak

cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pengujian normalitas,

salah satunya menggunakan grafik P-P plot yang diperkuat dengan

uji Kolmogorof-Smirnof (uji K-S) dengan bantuan SPSS 16

windows. Untuk mengetahui asumsi normalitas tercapai atau tidak

melalui uji Kolmogorof-Smirnof adalah dengan melihat besarnya

nilai p hitung pada setiap variabel yang diteliti. Keputusannya:

a) Jika nilai p hitung (z tailed) ≥ 0,05 maka data berdistribusi

normal.

b) Jika nilai p hitung (z tailed) ≤ 0,05 maka data tidak

berdistribusi normal.

c. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2011) multikolinearitas adalah pengujian

yang dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang

tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi

berganda. Gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai koefisien

yaitu pada kolom tolerance dan kolom VIF (Variance Inflated

Factors). Tolerance adalah indicator seberapa banyak varibilitas

sebuah variabel bebas tidak bisa dijelaskan oleh variabel bebas


lain. Tolerance dihitung berdasarkan rumus I-R2 untuk setiap

variabel bebas. Bila nilainya < 0,1 menunjukan korelasi berganda

satu variabel bebas dengan variabel lain sangat tinggi dan itu

mengidentifikasi adanya multikolinearitas, sedangkan nilai VIF

merupakan invers dari tolerance. Jadi akan dapat multikolinearitas

bila VIF > 10.

d. Uji Heteroskedastistas

Uji Heteroskedastistas dilakukan untuk melihat nilai

varians antar nilai Y, apakah sama atau homo dampak terjadinya

heteroskedastistas yaitu : (a) walaupun terjadi heteroskedastistas,

koefisien penduga (b1 dan b2) tetap efisien namun variannya atau

kesalahan bagu penduganya menjadi lebar atau tidak efisien:, (b)

interval keyakinan untuk koefisien regresi menjadi semakin lebar

dan uji signifikansi kurang kuat; dan (c) apabila kita menggunakan

OLS, maka uji t dan F tidak berfungsi sebagai mana mestinya,

sehingga diperlukan perubahan-perubahan. Cara mendeteksi

heteroskedastistas dapat dilakukan dua cara yaitu (a) metode

grafik, menghubungkan antara Y dan e2, dimana apabila hubungan

Y dan e2 tidak sistimatis seperti makin membesar atau mengecil

seiring bertambahnya Y, maka tidak terjadi heteroskedastistas; dan

(b) uji korelasi rank Spearman, digunakan untuk menguji

heteroskedastistas apabila nilai korelasi rank Spearman lebih besar

dari t – tabel. Cara mengatasi heteroskedastistas dapat dilakukan


dengan (a) melakukan metode kuadrat terkecil terbimbang, nilai

tertimbang dapat dilakukan berdasarkan observasi dan (b)

melakukan tranformasi log, yaitu data diubah dalam bentuk log

atau data ditransformasi kebentuk lainya seperti 1/x atau lainnya

(Suhardi dan Purwanto 2015:231-232).

2) Koefisien Determinasi (R2)

Nilai koefisien determinasi menunjukan prosentase pengaruh

semua variabel independen terhadap variabel antara dan variabel

antara terhadap variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

berbeda antara 0 sampai 1. Semakin mendekati 1 maka variabel

bebas hampir memberikan semua informasi untuk memprediksi

variabel antara dan terikat atau merupakan indikator yang

menunjukan dari perubahan variabel bebas terhadap variabel

terikat. Sebaliknya, jika (R2) mendekati 0 (nol) maka semakin

lemah pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

3) Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan

analisis regresi, untuk menguji hipotesis yang telah disampaikan

digunakan analisis regresi linear berganda dengan uji keberartian

menggunakan uji t pada taraf signifikansi a = 0,05.

a. Uji t
Menurut Sugiyono, (2011:178), uji t digunakan untuk

mengetahui mesing-masing sumbangan variabel bebas secara

pasial terhadap variabel terikat, menggunakan uji masing-

masing koefisien regresi variabel bebas, apakah mempunyai

pengaruh bermakna atau tidak terhadap variabel terikat. Rumus

yang digunakan adalah sebagai berikut:

b
.t=
sb

Keterangan:

t = nilai thitung yang selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel

b = koefisien regresi

sb = standar of eror

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% (α = 0,05).

Kriteria pengujian hipotesisnya adalah:

1) H0 : β 1 = 0, artinya variabel bebas X1 tidak mempunyai pengaruh

terhadap variabel terikat Y

Ha : β 1 ≠ 0, artinya variabel bebas X1 mempunyai pengaruh

terhadap variabel terikat Y

2) H0 : β 2 = 0, artinya variabel bebas X2 tidak mempunyai pengaruh

terhadap variabel terikat Y.

Ha : β 2 ≠ 0, artinya variabel bebas X2 mempunyai pengaruh

terhadap variabel terikat Y.

b. Uji F
Menurut Riduwan (2012), uji f dilakukan untuk mengetahui

tingkat signifikansi pengaruh variable independen secara

bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen.

kriteria pengambilan keputusan:

1) Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak (tidak

signifikan).

Jika hasil pengujian secara bersama-sama variable

independen (passing berpasangan dan passing ke

dinding) menunjukan bahwa Fhitung ≤ Ftabel, maka H0

diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh

passing berpasangan dan passing ke dinding terhadap

akurasi passing .

2) Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima

(signifikan).

Jika hasil pengujian secara bersama-sama variable

independen (passing berpasangan dan passing ke

dinding) menunjukan bahwa Fhitung ≥ Ftabel, maka H0

ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh passing

berpasangan dan passing ke dinding terhadap akurasi

passing.
DAFTAR PUSTAKA

Adhikresna, M. J. (2021, 04 12). Teknik Passing Atas pada Bola Voli. Retrieved from
https://www.kompas.com:
https://www.kompas.com/sports/read/2021/04/12/21400038/teknik-passing-
atas-pada-bola-voli?page=all

Ctn, M. (2022, juli 21). PERMAINAN BOLA VOLI: Pengertian, Sejarah, Peraturan & Teknik
Dasar. Retrieved from https://salamadian.com/:
https://salamadian.com/permainan-bola-voli/

Lubis, A. E., & Muhammad, A. (2017). Peningkatan Hasil Belajar Passing Atas pada
Permainan Bola Voli. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, 4.

Manis, s. (2022, juni 14). Pengertian Ekstrakurikuler, Fungsi, Tujuan dan Jenis
Ekstrakurikuler Menurut Para Ahli Lengkap. Retrieved from
https://www.pelajaran.co.id: https://www.pelajaran.co.id/pengertian-
ekstrakurikuler-fungsi-tujuan-dan-jenis-ekstrakurikuler-menurut-para-ahli/
#Pengertian_Kegiatan_Ekstrakurikuler_Menurut_Para_Ahli

Nugroho, F. T. (2022, maret 10). Pengertian Permainan Bola Voli, Sejarah dan Teknik
Dasarnya yang Perlu Dikuasai. Retrieved from https://www.bola.com:
https://www.bola.com/ragam/read/4907802/pengertian-permainan-bola-voli-
sejarah-dan-teknik-dasarnya-yang-perlu-dikuasai

Prawiro, M. (2022, 10 6). Permainan Bola Voli: Pengertian, Teknik Dasar, dan
Peraturannya. Retrieved from https://www.maxmanroe.com :
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/permainan-bola-voli.html

Riad, M. (2019, januari 3). Pengertian, Fungsi, Tujuan dan Jenis-jenis Ekstrakurikuler .
Retrieved from https://www.kajianpustaka.com/:
https://www.kajianpustaka.com/2019/01/pengertian-fungsi-tujuan-dan-jenis-
ekstrakurikuler.html

Riadi, M. ( 2019, 01 03). Pengertian, Fungsi, Tujuan dan Jenis-jenis Ekstrakurikuler.


Retrieved from https://: https://www.kajianpustaka.com/2019/01/pengertian-
fungsi-tujuan-dan-jenis-ekstrakurikuler.html

Sadheli, M. (2021, maret 21). https://www.kompas.com. Retrieved from


https://www.kompas.com/sports/read/2021/03/21/22000098/peraturan-bola-
voli

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.


Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


PT Alfabet.

Sugiyono. 2017. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV


Alfabeta.

Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


PT Alfabet.

Anda mungkin juga menyukai