PROPOSAL
Oleh
SUNANDY R. DUMBELA
NIM. 831417097
PENDAHULUAN
pendidikan, maka akan timbul dalam diri seseorang untuk berlomba-lomba dan
memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Pendidikan
merupakan salah satu syarat untuk lebih memajukan pemerintahan ini, maka
seseorang untuk menjadi lebih baik sebagai mahkluk individu dan mahkluk
social.
sosial agar tumbuh dan berkembang secara wajar. Ini dikarenakan pelaksanaan
dan kebiasaan hidup sehat. Proses transfer ilmu pengetahuan tersebut memerlukan
suatu alat atau media, sehingga mempermudah dalam proses pentransferan ilmu
pengetahuan. Media atau alat dalam pendidikan di dunia olahraga dapat dikatakan
akan menjadi bosan dan siswa banyak beristirahat. Ini akan mengakibatkan
jasmani sangatlah penting. Dengan adanya sarana dan prasarana yang baik dan
pembelajaran. Guru akan lebih mudah dan terarah dalam menyampaikan materi
Masih banyak SMA yang belum memiliki fasilitas lapangan atau halaman
yang memadai untuk pembelajaran pendidikan jasmani. Selain itu juga belum
dimilikinya sarana peralatan pendidikan jasmani salah satunya di SMA Negeri 1
Mootilango.
Oleh karena itu, Peneliti berusaha mencari fakta yang ada di lapangan untuk dapat
membosankan
1.2.3 Sarana dan pra sarana pendidikan jasmani olahraga, dan kesehatan
peneliti hanya membatasi pada survey sarana dan prasarana Pendidikan Jasmani
rumusan masalah yang saya bawakan yaitu, Bagaimana kondisi sarana dan
prasarana Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang ada di SMA Negeri
untuk mengetahui kondisi sarana dan prasarana Pendidikan Jasmani Olahraga dan
a. Bagi Peniliti
b. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat lebih meningkatkan kemampuan
c. Bagi Sekolah
d. Bagi Masyarakat
KAJIAN PUSTAKA
Data terbaru per 2016, 88,8 persen sekolah di Indonesia mulai SD hingga
SMA/SMK belum melewati mutu standar pelayanan minimal. Pada Pendidikan Dasar
hingga kini layanan pendidikan mulai dari guru, bangunan sekolah, fasilitas
referensi minim. Pada jenjang sekolah dasar (SD) baru 3,29 persen dari 146.904 yang
masuk kategori sekolah standar nasional, 51,71 persen kategori standar minimal dan
44,84 persen dibawah standar pendidkan minimal. Pada jenjang SMP 28,41 persen
dari 34.185 artinya 44,45 persen berstandar minimla dan 26 persen tidak memnuhi
standar pelayanan minimal. Data Balitbang Depdiknas 2003 juga menyebutkan untuk
satuan SD, dari seluruh ruang kelas dari 146.052 lembaga yang akan menampung
25.918.898 siswa, 42,12 persen dalam kondisi baik, 34,62 persen rusak ringan dan
23,26 persen rusak berat (jumlah ruangan kelas adalah 865.258 buah). Keadaan ini
juga terjadi di SMP, MTs, SMA dan MA. Hal tersebut membuktikan bahwa
Novita, 2017)
Sarana atau alat mengacu pada segala sesuatu yang diperlukan dalam
pembelajaran jasmani, mudah dipindahkan bahkan dibawa oleh pelaku atau siswa,
contoh: bola, raket, pemukul, tongkat, balok, selendang, gada bed, shuttle cock, dan
lain-lain. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud tujuan (Agus S. Suryobroto dalam Imam Dwi Saputro 2014)
jasmani adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam
1. Peralatan (apparatus)
2. Perlengkapan (device)
Berdasarkan dasar teori yang di kemukakan para ahli di atas maka peneliti
didukung dengan sarana yang baik dan mencukupi, maka anak didik atau siswa
bahkan guru akan dapat menggunakan sarana tersebut dengan baik dan maksimal.
Tentunya anak didik atau siswa tersebut akan merasa senang bahkan puas dalam
memenuhi standar maka anak atau siswa dapat mengembangkan keinginannya untuk
mempermudah atau memperlancar tugas dan memiliki sifat yang permanen, salah
satu sifat tersebut adalah susah dipindahkan. Berdasarkan definisi tersebut dapat
disebutkan beberapa contoh prasarana olahraga yaitu: lapangan bola basket, lapangan
tenis, gedung olahraga, stadion sepak bola, stadion atletik, dan lainlain. Berdasarkan
satu sifat yang dimiliki oleh prasarana Pendidikan Jasmani Olahraga adalah sifatnya
yang relatif permanen atau susah untuk dipindah. Prasarana Pendidikan Jasmani
Olahraga yang dimaksud dalam pendapat tersebut dapat diartikan sebagai prasarana
dengan ukuran standar, seperti lapangan bola basket, lapangan tenis, gedung olahraga
(hall), stadion sepak bola, dan stadion atletik. Gedung olahraga merupakan prasarana
atletik didalamnya termasuk lapangan lompat jauh, lapangan lemar cakram, lintasan
lari dan lain-lain. Seringkali stadion atletik dipakai sebagai prasarana pertandingan
sepak bola yang memenuhi syarat pula. Contohnya stadion utama di Senayan.
1. Aman, merupakan syarat paling utama yaitu sarana dan prasarana pendidikan
3. Menarik, sarana dan prasarana yang baik, jika menarik bagi penggunanya
beraktivitas
lingkungan.
berjalan dengan efektif dan efisien dalam pembelajaran bila tidak memiliki sarana
dan prasarana atau fasilitas yang memadai, mengingat hampir semua materi
memerlukan berbagai jenis sarana dan prasarana atau fasilitas yang sejenis. Dari
pendidikan jasmani adalah hal yang vital dalam kelangsungan proses pembelajaran
jasmani. Prasarana adalah fasilitas dasar yang digunakan untuk menjalankan fungsi
permanen (perkakas).
tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas
dengan 6-10 kelas dan jumlah siswa 150-250 siswa. Diperlukan area seluas 8
Pendidikan Jasmani Olahraga. Disini sudah ada bangsal tertutup dan bangsal terbuka.
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas dengan 18
kelas dan jumlah siswa 450-500 siswa diperlukan arena untuk prasarana sekolah 8 m2
Olahraga.
Selain mengacu pada standar umum prasarana sekolah dan olahraga dari
Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang standar sarana dan
Aliyah (SMA/MA).
bahwa prasarana olahraga memang harus dituntut untuk memenuhi persyaratan yang
ada, selain itu sarana dan prasarana harus lengkap dan kondisinya harus baik.
Dengan adanya sarana dan prasarana pendidikan jasmani dapat lebih memotivasi
siswa dalam bersikap, berpikir dan melakukan aktivitas jasmani atau fisik. 2)
“Memudahkan gerakan”. Dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai, maka
jasmani. 3) “Menjadi tolak ukur keberhasilan”. Siswa dengan adanya sarana dan
prasarana akan mudah untuk mengukur tingkat keberhasilan mereka. Seperti alat ukur
dalam lompat tinggi, stopwatch. 4) “Menarik perhatian siswa”. Siswa akan tertarik
Setiap pokok bahasan memerlukan sarana dan prasarana pembelajaran yang berbeda.
Agar sarana dan prasarana benar-benar dapat membantu dalam pencapaian tujuan
tepat.
1. Permainan
sepakbola, basket, voli, bulutangkis, tenis meja, tenis lapangan. Sarana dan
prasarana yang digunakan antara lain: bola sepak, bola basket, bola voli, raket,
bet, net, meja tenis, ring dan papan basket, lapangan basket, lapangan voli.
2. Atletik
Jalan dan Lari Pada jalan dan lari diperlukan alat seperti star block,
terdiri dari: meteran gulung bendera kecil, mistar lompat, tiang mistar,
luas.
3. Senam
irama, senam lantai. Sarana dan prasarana yang mendukung yaitu: matras,
busa, tali, peti lompat, tape recorder, tongkat, balok titian, dan ruangan yang
4. Kegiatan Pilihan
ditindak lanjuti secara serius. Upaya untuk meningkatakan kualitas pendidikan tentu
tidak bisa lepas dari faktor sarana dan prasarana pendidikan. Pemanfaatan sarana dan
Olahraga merupakan salah satu isu yang cukup merata dan sangat terasa oleh para
prasarana ini. Tidak sedikit sekolah di Indonesia, khusunya di daerah perkotaan, tidak
memiliki tempat atau lahan untuk melakukan aktivitas jasmani, misalnya lapangan.
dan prasarana ini meliputi alat-alat, ruangan, dan lahan untuk melakukan berbagai
hanya standar dengan kualitas yang standar pula, tetapi juga meliputi sarana dan
prasarana yang sifatnya modifikasi dari berbagai ukuran dan berat ringannya.
karakteristiknya.
tetap berpedoman pada standar sarana dan prasarana pendidikan dan ruang lingkup
pada kurikulum. Kerangka Pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut.
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir
penelitian. Berdasarkan uraian kajian teori di atas maka Hipotesis yang diajukan
adalah keadaan Sarana dan prasarana berada pada standar dan dalam keadaan
baik.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
fenomena yang terjadi pada masa sekarang. Prosesnya berupa pengumpulan dan
penyusunan data, serta analisis dan penafsiran data tersebut. (Aufal Azdy
Muhammad. 2019).
natural yang dilakukan dengan menganalisis data dan hasil dari data tersebut dengan
menggunakan hasil data yang diperoleh dari proses yang sudah berlangsung.
Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
jasmani olahraga.
Mootilango.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
laksanakan sesuai dengan SK penelitian akan turun, yakni bulan Maret Tahun 2021.
3.3.1 Populasi
2015:117)
Kabupaten Gorontalo.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
3.3.3 Sampling
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa melihat dan
memperhatikan kesamaan atau starata yang ada dalam populasi. Cara ini
1. Dokumentasi
mencatat dan menyalin berbagai dokumen yang ada dalam instansi terkait
2. Observasi
dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala atau fenomena yang ada dalam
objek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006: 133). Data yang diperoleh dari
observasi pada penelitian ini merupakan hasil dari catatan secara langsung
terhadap objek yang diteliti, yaitu data tentang keadaan sarana dan prasarana
kondisi dan status kepemilikan sarana dan prasarana pendidikan jasmani olahraga
pendidikan jasmani yang baik dan yang rusak, sedangkan status kepemilikan
olahraga dan kesehatan yang milik sendiri dan meminjam. Untuk mengungkap
Seperti yang telah di jelaskan diatas maka dalam penelitian ini metode
Tehnik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif.
Menurut Sugiyono (2006: 21) Analisis data yang digunakan untuk mengetahui
penelitian ini adalah analisis kualitatif. Teknik analisis ini untuk menggambarkan
keadaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (Penjaskes)
olahraga yang ada di SMA Negeri 1 Mootilango dengan menggunakan rumus sebagai
berikut.
bahwa analisa data dalam penelitian kualitatif terbagi dalam tiga alur kegiatan, yaitu
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, maka analisis data dalam
1. Tahap Reduksi
Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini adalah memilih data yang
Penyajian data dalam penelitian ini adalah bentuk teks naratif untuk hasil
pada pertimbangan bahwa dalam penelitian ini, antara data satu dengan yang
lain saling berkaitan, tidak terlepas dari konteks latar belakangnya. Penyajian
data dalam bentuk teks naratif terbagi dalam dua bentuk, yaitu penyajian data
untuk pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Aufal Azdy Muhammad. 2019. Survei Sarana Dan Prasarana Pendidikan Jasmani
Di Sman 11 Pangkep. Skripsi. Universitar Negeri Makasar. Kota Makasar.
Dewi Latifah Anis Angga. 2016. Kesesuaian Sarana Dan Prasarana Pembelajaran
Pendidikan Jasmani Sekolah Menengah Pertama Di Kecamatan
Prambanan Sleman Berdasarkan Permendiknas No 24 Tahun 2007.
Skripsi. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.
Dewi Kristina. 2014. Survey Sarana Dan Prasarana Pendidikan Jasmani Sekolah
Menengah Pertama Di Kecamatan Bengkayang Tahun 2014. Jurnal
Nasional Program Studi Pendidikan Jasmani FKIP UNTAN
Mona Novita. 2017. Sarana Dan Prasarana Yang Baik Menjadi Bagian Ujung
Tombak Keberhasilan Lembaga Pendidikan Islam. Jurnal Nasional Volume
4. Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Yasni Muara Bungo
Permendiknas. 2007. Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs, dan
SMA/MAN. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Saputro Imam Dwi. 2014. Survei Sarana Dan Prasarana Pendidikan Jasmani Di
Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Selopampang Kabupaten
Temanggun. Skripsi. Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan
Jasmani Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta
Wahyu Ristyanto. 2017. Survei Sarana Dan Prasarana Pendidikan Jasmani Sekolah
Menengah Kejuruan Se-Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul.
Skripsi. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta