NIM : 6203111012
PRODI : PJKR
2023
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
kelemahan-kelemahan dalam
pembelajarn pendidikan jasmani
dengan sarana dan
prasarana olahraga ukuran
standar yaitu sebagai berikut:
1. Banyak sekolah tidak
mempunyai lapangan yaitu,
mengajar dengan ukuran
lapangan sebenarnya
memerlukan lapangan yang
luas. Paling tidak setiap sekolah
harus memiliki satu lapangan
sepak bola dan satu lapangan
basket
B. Modifikasi Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Pada dasarnya dalam dunia pendidikan jasmani konsep modifikasi tidak terlepas
dari Developmentally Appropriate Practice (DAP). Hal ini sesuai dengan pernyataan
(Koch, 2017), yang menyatakan bahwa: Penyelenggaraan program pendidikan jasmani
hendaknya mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu:
“Developmentally Appropriate Practice” (DAP). Artinya adalah tugas ajar yang diberikan
harus memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong
perubahan tersebut.
Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan para guru agar
pembelajaraan mencermikan DAP. Oleh karena itu, DAP, termasuk kedalamnya
“bodyscaling” atau ukuran tubuh siswa harus selalu dijadikan prinsip utama dalam
memodifikasi pembelajaran penjas. Saryono (2008), modifikasi penjas dan olahraga
menjadi penting dengan berbagai alasan diantaranya sebagai berikut:
1. Secara fisik dan psikis anak-anak berbeda dengan orang dewasa sehingga mereka
tidak bisa bermain olahraga dengan peraturan dan peralatan orang dewasa.
2. Dapat mengembangkan kemampuan anak tanpa resiko cidera.
3. Mempercepat penguasaan keterampilan untuk beradaptasi dengan olahraga orang;
dewasa dikemudian waktu.
C. Perencanaan Pendanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Kegiatan awal dari pengelolaan sarana prasarana pendidikan adalah perencanaan
kebutuhan. Kegiatan ini sangat penting untuk menghindari terjadinya kesalahan dan
kegagalan yang tidak diinginkan. Dengan adanya perencanaan yang matang maka suatu
kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik sesuai rencana yang sudah ditetapkan dan
memudahkan para pengelola untuk mengetahui seberapa besar dana yang harus
disediakan untuk melaksanakan kegiatan serta memudahkan melakukan pengawasan
pengendalian terhadap kegiatan yang dilaksanakan, sesuai atau tidak sesuai dengan yang
direncanakan.
Perencanaan yang baik dan teliti akan berdasarkananalisai kebutuhan dan skala
prioritas yang sesuai dengan tersedianya dana dan tingkat kepentinganya. Istilah
perencanaan memiliki batasan yang beragam sesuai ahli manajemen. Menurut (Natal &
Bate, 2020), bahwa langkah-langkah perencanaan pengadaan sarana pendidikan di
sekolah yaitu sebagai berikut :
1. Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang diajukan setiap
unit kerja sekolah dan atau menginventarisasi kekurangan perlengkapan sekolah.
2. Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk periode tertentu
misalnya, untuk satu triwulan atau satu tahun ajaran.
3. Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan perlengkapan yang
telah dimiliki oleh sekolah. Salah satu cara adalah dengan membaca buku
inventaris atau buku induk barang. Berdasarkan pemanduan tersebut lalu disusun
rencana kebutuhan yang belum tersedia di sekolah.
4. Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah yang telah
tersedia. Apabila dana yang tersedia tidak mencukupi untuk pengadaan semua
kebutuhan perlengkapan yang telah direncanakan, dengan melihat urgensi setiap
perlengkapan tersebut. Semua perlengkapan urgen segera didaftar.
5. Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan dengan dana atau
aqnggaran yang ada. Apabila ternyata masih melebihi dari anggaran yang
tersedia, perlu dilakukan seleksi lagi dengan cara membuat skala prioritas.
6. Penetapan rencana pengadaan akhir.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sarana adalah perlengkapan yang dapat dipindah-pindahkan untuk mendukung
fungsi kegiatan dan satuan pendidikan yang meliputi peralatan, perabotan, media
pendidikan lain dan buku.
Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang menjadi penunjang utama
terselenggaranya proses pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan seperti
lapangan.
B. Saran
Sarana dan prasarana dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
merupakan hal penting yang sangat menunjang tercapainya suatu tujuan pembelajaran.
Sehingga ketersediaan sarana dan prasarana perlu mendapat perhatian lebih.
DAFTAR PUSTAKA
H, H., & Riady, A. (2018). Survey Sarana Dan Prasarana Pendidikan Jasmani Di SMP/ MTS
Swasta Kabupaten Pangkep. SPORTIVE: Journal Of Physical Education, Sport and
Recreation, 1(2), 27. https://doi.org/10.26858/sportive.v1i2.5624
Jannah, S. N., & Sontani, U. T. (2018). Sarana Dan Prasarana Pembelajaran Sebagai Faktor
Determinan Terhadap Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran,
3(1), 210. https://doi.org/10.17509/jpm.v3i1.9457
Koch, N. (2017). Critical Geograpies of Sport : Space, Power, and Sport in Global Perspective
(N. Koch (ed.)). Routledge.
Mackintosh, C. (2014). Dismantling the school sport partnership infrastructure: findings from a
survey of physical education and school sport practitioners. International Journal of
Primary, Elementary and Early Years Education, 42(4), 432–449.
https://doi.org/https://doi.org/10.1080/03004279.2012.714793
Nasional, P. S., & Muktiani, N. R. (n.d.). Manual Handbook Development for Creating
Infrastructure and Facilities of Physical and Sport Education ( Pengembangan Buku
Panduan Praktik Pembuatan Sarana Dan Prasarana Pendidikan Jasmani Dan Olahraga ).
274–286.
Natal, Y. R., & Bate, N. (2020). Manajemen Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pjok. Altius:
Jurnal Ilmu Olahraga Dan Kesehatan, 9(2), 70–82.
https://doi.org/10.36706/altius.v9i2.12879
Nurrizal, W. T., & Syaukani, A. A. (2023). Sarana dan prasarana pendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan SMA Negeri 1 Sine Kabupaten Ngawi Abstrak PENDAHULUAN Sarana dan
prasarana merupakan salah satu faktor yang penting , karena sekolah menengah akhir ini
adalah satu – satunya yang ada di kecama. 6(1), 55–71.
Saputri, V. V. I. (2014). Survei Sarana Dan Prasarana Olahraga Penunjang Proses Pembelajaran
Penjasorkes Dan Pemanfaatannya Di Sekolah Luar Biasa Kabupaten Temanggung Tahun
2013. Active - Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation, 3(11), 1402–
1407.
Sunarto. (2017). Manajemen Pendidikan Jasmani Dan Olahraga Bagi Nilai Sosial Siswa Di Sma
Negeri 3 Medan, Sma Negeri 2 Lubuk Pakam, Sma Negeri 1 Perbaungan Dan Sma
Unggulan Ct Foundation. EducanduM, 10(1), 54–61.
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/em/article/viewFile/9741/8888