Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN HASIL KEGIATAN

PROGRAM PENINGKATAN KETRAMPILAN DASAR


TEKNIK INSTRUKSIONAL – APPLIED APPROACH (PEKERTI-AA)
TAHAP PENANAMAN

Bulan oktober 2023

NAMA : Teuku Muhammad Husni S. Pd, M. Pd


NIP : 199207162022031008
P.T. : ISBI Aceh
PRODI : Seni Rupa

KEMENTERIANPENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
TAHUN 2023

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Hasil Kegiatan Program Peningkatan Ketrampilan Dasar Teknik Instruksional–


Applied Approach (PEKERTI-AA) Tahap Penanaman ini disusun oleh:

Nama : Teuku Muhammad Husni S. Pd, M. Pd


NIDN : 0016079209
Perguruan Tinggi : ISBI Aceh
Fakultas : Seni Rupa Dan Desing
Jurusan/Prodi : Seni Rupa

Mengetahui:
Fasilitator
Tim PEKERTI-AA Universitas Sebelas Maret

Artono Dwijo Sutomo, S.Si.,M.SI Dr. Tri Murwaningsih, M.Si


NIP. 197001281999031001 NIP. 196612021992032002

Mengesahkan:
Ketua
Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret

Prof. Dr. SarwijiSuwandi, M.Pd.


NIP. 196204071987031003
DAFTAR ISI

Halaman judul ……………………………………………………………………………


Lembar Pengesahan………………………………………………………………………
Kata Pengantar …………………………………………………………………………...
Daftar Isi, …………………………………………………………………………………

BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………………………….


BAB II. PELAKSANPEKERTIN PROGRAM ………………………………………..
BAB III. HASIL PROGRAM …………………………………………………………..
1. Pendidikan tinggi sbg system ……………………………………………
2. Isu strategis pendidikan tinggi …………………………………………..
3. Kurikulum pendidikan tinggi ……………………………………………
4. Teori motivasi …………………………………………………………...
5. Rancangan model pembelajaran ………………………………………...
6. Penyusunan RPS ………………………………………………………..
7. Penyusunan PHB: kognitif ……………………………………………...
8. Penyusunan PHB: afektif ……………………………………………….
9. Penyusunan PHB: psikomotorik ………………………………………...

BAB IV. PENUTUP


BAB I
PENDAHULUAN

Pelatihan adalah salah satu proses secara sistematis dengan tujuan mengubah
tingkah laku pegawai untuk mencapai tujuan sebuah organisasi. Pelatihan berkaitan
dengan keahlian dan kemampuan sumber daya manusia untuk melaksanakan sebuah
tugas pekerjaan. Begitupun juga dalam organisasi yang berupa Lembaga Pendidikan
kampus. Seorang dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan pada perguruan
tinggi dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Pelaksanaan tugas utama tersebut
perlu dilandasi dengan kompetensi. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Universitas
Sebelas Maret dalam rangka menciptakan tenaga pendidik/dosen yang kompeten
adalah kegiatan Program Peningkatan Ketrampilan Dasar Teknik Instruksional–
Applied Approach (Pekerti-AA).
Pekerti-AA merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk
mengembangkan kompetensi dosen dan profesionalisme dosen. Program pelatihan
ini dapat dimanfaatkan dalam rangka peningkatan kompetensi profesional dosen
dalam memangku jabatan fungsional, terutama dalam peningkatan keterampilan
pedagogi, kepribadian, sosial dan profesional. Pekerti-AA menjadi sangat penting
dalam pengembangan profesionalisme dosen karena kurikulum yang ditetapkan oleh
DIKTI sejalan dengan amanat Undang- undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen serta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37
Tahun 2009 tentang Dosen. Disebutkan bahwa, beban kerja dosen mencakup kegiatan
pokok, yaitu perencanaan, pelaksanaan proses, penilaian hasil pembelajaran,
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian.
Dosen juga melaksanakan tugas tambahan dan pengabdian kepada masyarakat.
Program Pekerti-AA merupakan program pelatihan yang dirancang Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi untuk peningkatan kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogis
dosen meliputi merancang pembelajaran, mengelola pembelajaran, menilai
pembelajaran, dan memanfaatkan hasil-hasil penelitian.
BAB II

PELAKSANAAN PROGRAM

Program PEKERTI-AA dilaksanakan selama 7 hari, yaitu dari hari Senin, 30


Oktober 2023 s.d Sabtu 4 November 2023 di secara dering dari UNS Universitas Sebelas
Maret (UNS) Surakarta. Adapun uraian pelaksanaan program setiap hari adalah
sebagai berikut:
1. Hari -1 (Pertama) – Senin 30 0KTOBER 2023
Berikut materi yang diberikan pada hari pertama, yaitu : Jadwal
Kegiatan PEKERTI-AA Hari Pertama

No. Materi Fasilitator


1.1 Overview Program Dr. Tri Murwaningsih, M.Si.
1.2 Pendidikan Tinggi sebagai Sistem Prof. Dr. Sarwiji Suwandi M.Pd
1.3 Isu Strategis Pendidikan Tinggi Prof. Dr. Sarwiji Suwandi M.Pd
1.4 Konsep Pengembangan Kurikulum Artono Dwijo Sutomo, S.Si., M.Si.
1.5 Kurikulum PT Prof. Dr. Sarwiji Suwandi M.Pd

PENDIDIKAN TINGGI SEBAGAI SISTEM


1.1 Dr. Tri Murwaningsih, M. Si
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN

Hakikat Pendidikan Tinggi

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Sistem pendidikan adalah keseluruhan komponen pendidikan yang
saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan.
Berdasarkan pengertian diatas, pendidikan sebagai sistem dapat dikatakan
sebagai keseluruhan karya insani yang terbentuk dari bagian-bagian yang mempunyai
hubungan fungsional dalam mencapai tujuan pendidikan. Komponen pendidikan
terdiri atas lima macam, yaitu :
1. Peserta didik
2. Input, dapat berwujud staf, laboratorium, kurikulum, perpustakaan, organisasi,
dana,dan fasilitas fisik.
3. Output, dapat diwujudkan berupa lulusan dan karya intelektual.
4. Tujuan.

Selain komponen pendidikan, sebuah institusi itu bisa dikatakan sebagai institusi
yang terstruktur secara efektif itu tergantung pendidikan pendidik, managemen organisasi,
lingkungan akademik, dan karakteristik mahasiswa. Catatan: pendidik itu sebagai
fasilitator dan harus bisa menciptakan pengalaman belajar.

ISU STRATEGIS PENDIDIKAN TINGGI


1.2 Prof. Dr. Sarwiji Suwandi M.Pd
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN

Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang


mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sistem
terbuka. Setiap perguruan tinggi diharuskan menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat
Pendidikan nasional yaitu pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai- nilai
agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan
zaman. Pendidikan nasional ini dipengaruhi oelh jenis Pendidikan.
Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan Pendidikan
suatu satuan pendidikan. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap
jenjang dan jenis pendidikan. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur
dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi.
Pendidikan tinggi ini berperan dalam menggangkat martabat bangsa Indonesia
dalampercaturan global. Hal ini diwujudkan dengan mereaktualisasi visi dan misi
pendidikan tinggi. Selain itu, pendidikan tinggi juga mengembangkan mahasiswa agar bisa
beraktualisasi diri. Kegiatan aktualisasi mahasiswa ini bisa terwujud jika didukung oleh
pendidik yang berkarakter dan profesional.

ISU STRATEGIS PENDIDIKAN TINGGI


1.3 Artono Dwijo Sutomo, S.Si., M.Si.
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN
Keberhasilan PT mengantarkan lulusannya diserap dan diakui di dunia kerja dan
masyarakat, akan menimbulkan pengakuan dan kepercayaan di masyarakat terhadap
mutu PT tersebut. Pada dasarnya setiap satuan pendidikan memiliki sistem untuk
menghasilkan lulusan yang berkualitas. Namun untuk dapat mencapai keberhasilan,
perguruan tinggi perlu menjamin agar lulusannya dapat meningkatkan kualitas hidupnya
dan mengisi dunia kerja.
Kurikulum memiliki makna yang beragam baik antar negara maupun antar institusi
penyelenggara pendidikan.Kurikulum adalah sebuah program yang disusun dan
dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Oleh karena itu, kurikulum perlu
dikembangkan demi menjaga kualitas lulusan. Pengembangan kurikulum ini didorong oleh
perkembangan IPTEK, perubahan sosial, kebutuhan mahasiswa, kemajuan di bidang
pendidikan, perubahan sistem pendidikan, dan kebutuhan pengguna lulusan.

KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM


1.4 Artono Dwijo Sutomo, S.Si., M.Si.
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN
Kurikulum memiliki makna yang beragam baik antar negara maupun antar institusi
penyelenggara pendidikan.Kurikulum adalah sebuah program yang disusun dan
dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Oleh karena itu, kurikulum perlu
dikembangkan demi menjaga kualitas lulusan. Pengembangan kurikulum ini didorong oleh
perkembangan IPTEK, perubahan sosial, kebutuhan mahasiswa, kemajuan di bidang
pendidikan, perubahan sistem pendidikan, dan kebutuhan pengguna lulusan.

Pada dasarnya setiap satuan pendidikan memiliki sistem untuk menghasilkan


lulusan yang berkualitas. Namun untuk dapat mencapai keberhasilan, perguruan tinggi perlu
menjamin agar lulusannya dapat meningkatkan kualitas hidupnya dan mengisi dunia
kerja. Keberhasilan PT mengantarkan lulusannya diserap dan diakui di dunia kerja dan
masyarakat, akan menimbulkan pengakuan dan kepercayaan di masyarakat terhadap
mutu PT tersebut.
KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI
1.5 Sarwanto, S. Pd, M. Si
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN
Kurikulum dalah seperangkat rencana dan pengaturan yang merupakan penjabaran
visi dan misi sebuah institusi mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara
penyampaian dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
belajar-mengajar demi tercapainya target lulusan. Tujuan atau sasaran kurikulum adalah
pencapaian kompetensi.

Pencapaian sasaran kurikulum diejawentah berupa pembelajaran. Pembelajaran menurut


UU Sisdiknas no 2 tahun 2003 dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan pembelajaran adalah
interaksi antara pendidik, peserta didik, dan sumber belajar, di dalam lingkungan belajar
tertentu. Lulusan Perguruan tinggi diharapkan mempunyai kompetensi yang sesuai
kebutuhan stakeholders, berupa kebutuhan kemasyarakatan, kebutuhan dunia kerja, kebutuhan
professional, kebutuhan generasi masa depan.

2. Hari -2 (Kedua) – Selasa 31 Oktober 2023

Berikut materi yang diberikan pada hari kedua, yaitu : Jadwal

Kegiatan PEKERTI-AA Hari Kedua

No. Materi Fasilitator

2.1 Pembelajaran orang dewasa Dr. Bambang Kusharjanta, S.T.,M.T.

2.2 Teori Belajar dan Motivasi Dr. Bambang Kusharjanta, S.T.,M.T.

2.3 Model pembelajaran inovatif Dr. Sri Marmoah, S. Pd, M. Pd

2.4 Taksonomi tujuan instruksional Artono Dwijo Sutomo, S.Si., M.Si.


PEMBELAJARAN ORANG DEWASA
2.1 Dr. Bambang Kusharjanta, S.T.,M.T.
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN
Tiga proses pembelajaran tersebut di atas diharapkan menjadikan mahasiswa
mampu belajar mandiri. Belajar mandiri adalah belajar yang memberi kesempatan
kepada mahasiswa untuk menentukan tujuan belajarnya, merencanakan proses
belajarnya, menggunakan sumbersumber belajar yang dipilihnya, membuat keputusan-
keputusan akademis,dan melakukan kegiatan- kegiatan yang dipilihnya untuk mencapai
tujuan belajarnya.
Manfaat belajar mandiri antara lain mahasiswa mendapatkan pengalaman dan
keterampilan dalam penelusuran literatur, penelitian, analisis, dan pemecahan masalah.
Proses pembelajaran di Perguruan Tinggi termasuk salah satu bentuk pendidikan orang
dewasa. Ciri-ciri orang dewasa adalah berumur di atas 16 tahun, sudah dapat mengarahkan
diri sendiri, tidak terikat pada orang lain, dapat bertanggungjawab terhadap segala
tindakannya, mandiri dan dapat mengambil keputusan sendiri.
Dosen, dalam proses pembelajarannya, perlu memperhatikan sifat dan karakteristik
orang dewasa. Sifat dan kharakteristik orang dewasa berbeda dengan sifat dan kharakteristik
anak-anak. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar orang dewasa adalah faktor
kebebasan, factor tanggungjawab, faktor pengambilan keputusan sendiri, faktor pengarahan
diri-sendiri, factor psikologis, faktor fisik, dan faktor motivasi.
Proses pembelajaran yang perlu dirancang dosen dalam pembelajaran orang
dewasa antara lain: memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berinisiatif dan
kreatif dalam berperan serta dan mengendalikan proses pembelajaran, bersifat
demokratis, menghargai dan menempatkan mahasiswa sebagai manusia dewasa yang
mandiri dan bertanggung jawab.
TEORI BELAJAR DAN MOTIVASI
2.2 Dr. Bambang Kusharjanta, S.T, M. T
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN

Macam-macam Aliran dalam teori belajar, empat macam, yaitu


a. Aliran Behaviouristik, yaitu identik dengan anggapan bahwa belajar
merupakanperubahan tingkah laku
b. Aliran Kognitif yaitu teori belajar model ini merubakan teori dengan anggapan adanya
perubahan persepsi/pemahaman (tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku).
c. Aliran Humanistik, yaitu teori ini mengisyaratkan belajar adalah memanusiakan
manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika mahasiswa telah memahami
lingkunganya dan dirinya sendiri, mahasiswa harus mampu mencapai aktualisasi diri.
d. Aliran Konstruktivistik (Pendekatan Terpadu- penglaman riil), yaitu menekankan belajar
pemahaman (bukan pada penguasaan skill), lebih pada proses belajar, lebih menekankan
pada keterampilan interpersonal, menekankan keterampilan berpikir kritis dan kreatif,
mendorong munculnya diskusi pengetahuan yang dipelajari, mendorong munculnya
berpikir difergent, bukan hanya satu jawaban yang benar, dan menggunakan informasi
pada situasi baru.
Perkuliahan adalah sebuah komunikasi yang mentransferkan pengetahuan dari
pendidik kepada peserta didik. Latar belakang mahasiswa yang berbeda akan
mempengaruhi proses penerimaan informasi. Oleh karena itu, keberagaman latarbelakang
tersebut dibutuhkan motivasi. Dosen berperan mempercepat mahasiswa yang lambat atau
dosen sebgai katalisator. Dosen harus yakin bisa memotivasi diri sendiri dan dosen yakin
dengan profesi dosen.

Motivasi itu bisa datang dari diri sendiri dan dari lingkungan. Cara-cara untuk
meningkatkan motivasi belajar mahasiswa antara lain menggunakan alat pendidikan seperti
ganjaran, penguatan, penghargaan dan hukuman, peningkatan sarana dan prasarana
belajar, Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, menciptakan hubungan baik
dengan mahasiswa, dan merancang materi dan metode yang menarik.
MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF
2.3 Dr. Sri Marmoah, S. Pd, M. Pd
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN
Fungsi Sumber Belajar Dalam Pendidikan
Sumber belajar memiliki fungsi :
1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: (a) mempercepat laju
belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan (b)
mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak
membina dan mengembangkan gairah.
2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara:
(a) mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan (b) memberikan
kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannnya.

3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara:


(a) perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan (b) pengembangan
bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
4. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: (a) meningkatkan kemampuan
sumber belajar; (b) penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.
5. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (a) mengurangi kesenjangan antara
pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya
kongkrit; (b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
6. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan
informasi yang mampu menembus batas geografis.
Fungsi-fungsi di atas sekaligus menggambarkan tentang alasan dan arti penting sumber
belajar untuk kepentingan proses dan pencapaian hasil pembelajaran siswa.
Kriteria Memilih Sumber Belajar
Dalam memilih sumber belajar harus memperhatikan kriteria sebagai berikut:
1) ekonomis: tidak harus terpatok pada harga yang mahal
2) praktis: tidak memerlukan pengelolaan yang rumit, sulit dan langka
3) mudah: dekat dan tersedia di sekitar lingkungan kita;
4) fleksibel: dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional dan
5) sesuai dengan tujuan: mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar, dapat
membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa.

TAKSONOMI TUJUAN INSTRUKSIONAL


2.4 Artono Dwijo Sutomo, S.Si., M.Si
Ceramah dan Tanya Jawab

RANGKUMAN
Taksonomi adalah klasifikasi bidang ilmu atau kaidah dan prinsip yang meliputi
pengklasifikasian objek. Tujuan pendidikan adalah membentuk peserta didik yang
mempunyai kecerdasaan komprehensip. Kecerdasan komprehensip menyeimbangkan
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Oleh karena itu, tiga hal tersebut sebaiknya
seimbang dalam proses pembelajaran juga seimbang.

Mata kuliah yang berbeda-beda mempunyai tolok ukur kompetensi yang berbeda pula.
Namun, keseluruhan kurikulum seharusnya ketiga aspek tersebut sama-sama menjadi tujuan
yang seimbang. Domain kognitif mencakup pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis, dan penilaian. Domain afektif meliputi penerimaan, menanggapi, menilai, mengelola,
dan menghayati. Domain psikomotorik terdiri atas persepsi, kesiapan, respon terbimbing,
mekanis, dan respon kompleks.
3. Hari -3 (Tiga) – Rabu 01 November 2023

Berikut materi yang diberikan pada hari kedua, yaitu : Jadwal Kegiatan PEKERTI-AA Hari
Ketiga
No. Materi Fasilitator
3.1 Analisis Kompetensi Budi Legowo, S. Si, Msi
3.2 RPS Dr. Sasmini, S.H., Ll.M

ANALISIS KOMPETENSI
3.1 Budi Legowo, S.Si., M.Si
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN
Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh pendidik dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi
itu harus merujuk ke visi dan misi dari penyelenggara pendidikan. Selain itu, kompetensi harus bisa
diukur dan diteliti ketercapaiannya. Setiap penyelenggara pendidikan diharuskan membuat pemetaan
kompetensi pembelajaran.
Manfaat peta kompetensi pembelajaran antara lain mengidentifikasi semua kompetensi
yang harus dikuasai mahasiswa, menentukan titik awal proses pembelajaran (melalui
penentuan perilaku awal mahasiswa), menentukan urutan pelaksanaan pembelajaran,
mempermudah untuk melakukan rekonstruksi kompetensi mata kuliah. Kompetensi
pembelajaran dibagi menjadi dua, yaitu standar kompetensi dan kompetensi dasar. standar
kompetensi (SK) adalah kompetensi yang dibakukan sebagai hasil belajar suatu mata kuliah
dalam satuan pendidikan/perguruan tinggi yang harus dicapai/dikuasai oleh peserta didik dalam
jangka waktu satu semester. Kompetensi dasar (KD) adalah rincian standar kompetensi dalam
suatu mata kuliah yang harus dikuasai oleh peserta didik yang dapat diamati dan diukur
pencapaiannya.
Ada tiga cara penyusunan peta kompetensi, yaitu struktur hierarkikal, prosedural, dan
pengelompokan. Struktur hierarkikal yakni susunan beberapa kompetensi dimana satu/beberapa
kompetensi menjadi prasyarat bagi kompetensi berikutnya. Struktur prosedural, yaitu susunan
beberapa kompetensi menunjukkan satu rangkaian pelaksanaan
kegiatan/pekerjaan tetapi antar kompetensi tersebut tidak menjadi prasyarat untuk kompetensi
lainnya. Struktur pengelompokan/cluster merupakan beberapa kemampuan yang satu dengan
yang lainnya tidak memiliki ketergantungan, tetapi harus dimiliki untuk menunjang yang lainnya

RPS
3.2 Dr. Sasmini, S.H., LLM
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN

Silabus adalah suatu rencana yang mengatur kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas
serta penilaian hasil belajar untuk mencapai suatu kompetensi. Komponen-kompenen
silabus antara lain standar kompetensi, kompetensi dasar, indicator, pengalaman belajar,
materi pokok, alokasi waktu, sumber /bahan/alat, dan penilaian. Kata kerja operasional yang
perlu dihindari saat penyusunan silabus antara lain memahami, menguasai, mengenal,
dan mengetahui. Kata-kata tersebut perlu dihindari karena kata tersebut tidak bisa diukur
dan diteliti.

Komponen rancangan pelaksanaan pembelajaran antara lain mata kuliah,


bobot/semester, pertemuan ke/waktu, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
kegiatan pembelajaran, metode, media, sumber belajar(kepustakaan), dan alokasi waktu.
Kegiatan pembelajaran meliputi aspek pendahuluan, aspek penyajian, dan aspek penutup.
Aspek pendahuluan itu dimaksudkan untuk memotivasi, apersepsi, kompetensi. Aspek
penyajian meliputi uraian, contoh, dan latihan. Aspek penutup mencakup rangkuman,
penilaian, dan tindak lanjut.
4. Hari -4 (Empat) – Kamis 02 November 2023

Jadwal Kegiatan PEKERTI-AA Hari Ke empat

No. Materi Fasilitator


4.1 Metode Pembelajaran Inovatif Roy ardiansyah, S. Pd, M. Pd
4.2 Metode Pemberian Tugas Mulyadi, S. Sn, M. Sn
4.3 Praktikum Mulyadi, S. Sn, M. Sn
4.4 Media Pembelajaran Faridah Nurhasanah S. Pd, M. Pd

METODE PEMBELAJARAN INOVATIF


4.1 Roy ardiansyah, S. Pd, M. Pd
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN
Model pembelajaran inovatif ini berbeda dengan pendekatan pembelajaran tradisional
yang lebih bersifat instruktif, di mana guru berperan sebagai sumber informasi utama dan
siswa lebih pasif dalam menerima pengetahuan. Model pembelajaran inovatif melibatkan
siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, seperti diskusi kelompok, proyek kolaboratif,
eksperimen, simulasi, dan multimedia interaktif.

Beberapa contoh model pembelajaran inovatif antara lain adalah cooperative learning,
problem-based learning, project-based learning, inquiry-based learning, flipped
classroom, dan blended learning. Model-model ini menekankan pada pembelajaran yang
berpusat pada siswa, di mana mereka menjadi pusat dari proses pembelajaran dan guru
berperan sebagai fasilitator, pembimbing, dan pengarah.
METODE PEMBERIAN TUGAS
4.2 Mulyadi, S. Sn, M. Sn
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN

Metode pemberian tugas adalah merupakan suatu metode mengajar yang diterapkan
dalam proses belajar mengajar, yang biasa disebut dengan metode pemberian tugas.
Biasanya guru memberikan tugas itu sebagai pekerjaan rumah. Metode pemberian tugas ini
dalam pelaksanaannya memiliki beberapa kelebihan disamping juga mempunyai beberapa
kelemahan.

Adapun kelebihan metode pemberian tugas diantaranya adalah Metode ini merupakan
aplikasi pengajaran modern disebut juga azas aktivitas dalam mengajar yaitu guru mengajar
harus merangsang siswa agar melakukan berbagai aktivitas sehubungan dengan apa yang
dipelajari Akan tetapi sebenarnya ada perbedaan antara pekerjaan rumah dan pemberian
tugas seperti halnya yang dikemukakan : Roestiyah dalam bukunya “Didaktik Metodik”
yang mengatakan : “ Untuk pekerjaan rumah, guru menyuruh membaca dari buku dirumah,
dua hari lagi memberikan pertanyaan dikelas. Tetapi dalam pemberian tugas guru menyuruh
membaca.

Juga juga menambah tugas

(1),cari buku lain untuk membedakan

(2), pelajari keadaan orangnya.

PRAKTIKUM
4.3 Mulyadi, S. Sn, M. Sn
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN
Metode praktikum adalah proses pembelajaran dimana peserta didik diberi kesempatan
untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu
objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek,
keadaan atau proses sesuatu. Sehingga peserta didik dapat menjawab pertanyaan “bagaimana
prosesnya?” terdiri dari unsur apa? Cara mana yang lebih baik? Bagaimana dapat diketahui
kebenarannya? Yang semuanya didapatkan melalui pengamatan induktif.
Melalui praktikum peserta didik dapat mempelajari sains dan pengamatan langsung
terhadap gejala-gejala maupun proses-proses sains, dapat melatih keterampilan berpikir
ilmiah, dapat menanamkan dan mengembangkan sikap ilmiah, dapat menemukan dan
memecahkan berbagai masalah harus melalui metode ilmiah dan lain sebagainya.
Kemampuan ini bisa dikembangkan melalui kegiatan praktikum.
Praktikum dapat dilakukan dalam berbagai wujud laboratorium. Laboratorium
merupakan suatu tempat atau sarana yang dibuat untuk memberikan kesempatan kepada
mahasiswa mempraktekkan suatu rentang keterampilan dan teknik sebagaimana dirumuskan
dalam
tujuan instruksional. Pada hakikatnya laboratorium berarti tempat bekerja, maka dari itu
laboratorium dapat berupa: bengkel, studio, rumah sakit, bengkel, lahan pertanian, dan lain
sebagainya.

MEDIA PEMBELAJARAN
4.4 Faridah Nurhasanah S. Pd, M. Pd
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN

Sumber belajar memiliki fungsi :


1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: (a) mempercepat laju
belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan (b)
mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak
membina dan mengembangkan gairah.
2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara:
(a) mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan (b) memberikan
kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannnya.
3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara:
(a) perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan (b) pengembangan
bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
4. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: (a) meningkatkan kemampuan
sumber belajar; (b) penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.
5. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (a) mengurangi kesenjangan antara
pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit;
(b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
6. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan
informasi yang mampu menembus batas geografis.

Fungsi-fungsi di atas sekaligus menggambarkan tentang alasan dan arti penting sumber
belajar untuk kepentingan proses dan pencapaian hasil pembelajaran siswa
5. Hari -5 (Lima) – Jum ‘at 03 November 2023

Jadwal Kegiatan PEKERTI-AA Hari Kelima

No. Materi Fasilitator


5.1 Dasar Dasar Penilian Budi Legowo, S.Si, M.Si
5.2 PHB Kognitif Budi Legowo, S.Si, M.Si
5.3 PHB Afektif Dr. Sumardi, M. Hum
5.4 PHB Psikomotrik Dr. Sumardi, M. Hum
5.5 Alternativ Asesmen Dr. Sumardi, M. Hum
5.6 Kom. & Ket. Dsr Mengajar Dr. Tri Murwaningsih, M.Si.
DASAR – DASAR PENILIAN
5.1 BUDI LEGOWO, S.Si., M.Si.
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN

Empat komponen dasar mengajar, yaitu peserta didik, tujuan pembelajaran,


media/metode, dan penilaian. Hal yang harus dirumuskan dalam kegiatan pembelajaraan
antara lain IO (intruksional Objektif), EB (Entry Behavior), PI (prosedur Intruksional), PA
(performance Assesment).

Beban kerja dosen mencakup kegiatan pokok, yaitu merencanakan pembelajaran,


melaksanakan proses pembelajaran, melakukan evaluasi pembelajaran, membimbing dan
melatih, melakukan penelitian, melakukan tugas tambahan, serta melakukan pengabdian
kepada masyarakat.

Salah satu komponen dasar mengajar adalah penilaian. Terminologi penilaian dalam
pengajaran antara lain pengukuran, testing, asesmen, dan evaluasi. Sasaran penilaian antara
lain proses pembelajaran/valuasi manajerial dan hasil belajar/evaluasi substantif. Menurut
Benjamin S. Bloom, aspek penilaian itu meliputi tiga hal, yaitu

1) Kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, kreatifitas, dan


evaluasi.
2) Afektif meliputi penerimaan, merespons, menilai, organisasi, karakterisasi nilai.
3) Psikomotorik meliputi perseptual, kesiapan, respons terpimpin, mekanisme, dan
respons yang kompleks.

Tujuan diadakannya penilaian antara lain mengetahuai capaian tujuan pembelajaran yang
ditunjukkan oleh kemajuan dan hasil belajar peserta didik, kemudian dapat ditetapkan
keputusan dan kebijakan yang bertanggung-jawab
PHB KOGNITIF
5.2 Dr. Sumardi, M.Hum.
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN

Hirarki taraf kompetensi kognitif, adalah :


1. Pengetahuan, yaitu kompetensinya hanya dituntut mengingat dan
menghafal.
2. Pemahaman, yaitu menerjemahkan, menginterpretasikan, menyimpulkan.
3. Penerapan
4. Analisis
5. Sintesis
6. Evaluasi

Tes penilaian hasil belajar ini ada dua macam, yaitu :


1. Ojektif (pilihan ganda, sebab akibat dll) dan
2. Subjektif (uraian).

PHB AFEKTIF
5.3 Dr. Sumardi , M. Hum
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN

Afektif adalah kemampuan yang berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat penerimaan
atau penolakan suatu obyek. Ranah afektif ini meliputi menerima, menanggapi, menilai, mengelola,
dan menghayati. Penilaian ranah kemampuan kompetensi afektif ini jarang diterapkan diberbagai
mata kuliah. Namun, penilaian ini secara tidak langsung diterapkan oleh para dosen misalnya
dari nilai kognitif itu mahasiswa mendapatkan skor 79.

Nilai 79 seharusnya mendapat nilai B, akan tetapi dengan pertimbangan keaktifan,


kehadiran, kedisiplinan dll sehingga nialinya bisa menjadi 80 (A) karena dengan pertimbangan
keaktifan dan kehadiran atau kedisplinan itu bisa membentuk jiwa atau mempengaruhi dalam
kehidupan sehari-hari atau membentuk perilaku mahasiswa baik di masyarakat atau di
pekerjaannya ke depan. Hal inilah sering disebut dengan hidden kurikulum.

Salah satu contoh penerapan ranah afektif adalah pendidikan anti korupsi. Penerapan ini
sesuai dengan SK Dirjen DIKTI 1016/E/T/2012 yang menerangkan bahwa pendidikan anti
korupsi ini wajib diajarkan mulai tahun ajaran 2012/2013. Nilai luhur dari pendidikan
antikorupsi adalah kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja
keras, kesederhanaan, keberanian, dan keadilan. Teknik penilaian afektif ini terutama
menggunakan teknik nontesting bukan tes sebagai instrumen atau alat penilaian. Teknik non
testing antara lain particicipation chart, observasi dengan ceklis, skala nilai, skala sikap,
wawancara, catatan luar biasa (anecdotal record).

PHB PSIKOMOTRIK
5.4 Dr. Sumardi , M. Hum
Ceramah dan Tanya Jawab

Ketrampilan psikomotrik adalah serangkaian gerakan otot-otot secara terpadu


untuk dapat menyelesaikan suatu tugas, atau ketrampilan yang memerlukan terutama
koordinasi fungsi saraf motorik dan otot, Ketrampilan profesional yang dikembangkan
secara sadar melalui proses pendidikan. Ketrampilan Psikomotor ada 2 macam yaitu
professional (melalui proses pendidikan) dan bawaan (alamiah).

Taksonomi psikomotorik menurut Bloom (1956) ada lima macam yaitu peniruan,
manipulasi, ketepatan, artikulasi, dan naturalisasi. Filosofi budaya juga memiliki
ketrampilan psikomotorik dalam pembelajaran antara lain haniteni, haniru, dan hanambehi.
Haniteni yaitu kemampuan pengamatan, haniru yaitu menirukan, hanambehi yaitu
memanipulasi. Kesulitan dalam penilaian psikomotorik antara lain berdimensi ganda,
representatif, kesahihannya, keajegannya, kepraktisannya. Karena penilaian psikomotorik
yang dilakukan secara bersamaan sewaktu kegiatan itu berlangsung, penilaian psikomotorik
harus dilakukan saat itu juga. Jika tidak dilakukan saat itu juga maka diperlukan penilai yang
lebih banyak.

Tahapan dalam penilaian psikomotorik


1. Analisis tugas, analisis tugas ini dimuculkan dalam SK, KD, dan indikator.
Dimensi kompetensi, dimensi ini akan menunjukkan/memilih kompetensi yang
dimaksudkan itu berpijak pada kognitif, afektif, atau psikomotorik. Dimensi ini dikatan
psikomorik dengan syarat, antara lain harus bisa diamati dan diukur.
2. Pengukuran, jika dimensi kompetensinya termasuk dalam dimensi psikomotorik maka
diperlukan pengukuran secara aspek psikomotorik. Bentuk alat ukur penilaian
psikomotorik antara lain, daftar chesk List, skala praduk, catatan luar biasa, skala nilai.

ALTERNATIV ASESMEN
5.5 Dr. Sri Yamtinah, M.Pd.
Ceramah dan Tanya Jawab

RANGKUMAN

Asesmen pada hakikatnya merupakan kegiatan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
keberhasilan belajar yang telah dicapai peserta didik setelah berlangsungnya pembelajaran.
Indikator yang digunakan sebagai tolok ukurnya ditentukan dari tercapai tidaknya tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Penilaian yang dilakukan hanya menggunakan tes pada
akhir pembelajaran dan terbatas pada aspek kognitif menyebabkan terjadinya permasalahan
dan ketidakadilan dalam menilai keberhasilan belajar peserta didik.

Oleh karena itu proses penilaian harus dilakukan selama pembelajaran yang meliputi
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sehingga hasil penilaian dapat menggambarkan
proses dan hasil belajar peserta didik yang sebenarnya. Asesmen alternatif merupakan
jawaban untuk mengatasi permasalahan tersebut. Asesmen alternatif yang dimaksudkan
adalah pemanfaatan pendekatan non tradisional (non tes baku; objektif tes) untuk
memberikan penilaian kinerja/proses dan hasil belajar peserta didik secara menyeluruh dan
sebenarnya.

Asesmen alternatif sering disebut juga asesmen kinerja atau asesmen autentik, dan
asesmen portofolio pada prinsipnya terdiri dari dua bagian, yaitu tugas-tugas (task) dan
kriteria penilaian(rubric). Oleh karena masih terdapat kekurangan atau kelemahan dalam
melakukan asesmen, maka pendidik (guru/dosen) harus memiliki kompetensi dalam: (1)
memilih dan mengembangkan metode asesmen yang tepat, (2) melaksanakan, menskor, dan
menginterpretasi hasil asesmen, (3) menggunakan hasil asesmen untuk membuat keputusan,
menentukan nilai yang valid, dan (4) mengkomunikasikan hasil asesmen kepada pihak yang
berkepentingan

KOM. & KET. DSR MENGAJAR


5.6 Dr. Tri Murwaningsih, M.Si.
Ceramah dan Tanya Jawab

RANGKUMAN

Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan


yangbersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru,
dosen,instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif,
efisien danprofesional (As. Gilcman,1991). Dengan demikian keterampilan dasar mengajar
berkenaandengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus
dikuasaioleh tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.Dalam mengajar ada
dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh seorang tenaga pengajar,yaitu;

1) Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach)

2) Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya (how to teach)

Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek no 2 yaitu cara membelajarkan


siswa.Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh tenaga pengajar,
karenadengan keterampilan dasar mengajar memberikan pengertian lebih dalam mengajar.
Mengajarbukan hanya sekedar proses menyampaikan materi saja, tetapi menyangkut aspek
yang lebihluas seperti pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan dan nilai-nila

6. Hari -6 (Enam) – Sabtu 04 November 2023

Jadwal Kegiatan PEKERTI-AA Hari Ke enam

No. Materi Fasilitator


6.1 Microteaching Dr. Setyo Sri Rahardjo, M.Kes
6.2 Penyusunan Bahan Ajar Dr. Artono Dwijo Sutomo, S. Si, M. Si
6.3 Pengantar Praktek Roy Ardiansyah, S. Pd, M. Pd
6.4 Praktik Mengajar Tim Universitas
6.5 Resume Program Mulyadi, S.Sn., M.Sn.

MICROTEACHING
6.1 Dr. Setyo Sri Rahardjo, M.Kes
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN

Apa itu micro teaching menjadi sebuah konsep pembelajaran yang tidak asing lagi
di telinga para pegiat pendidikan. Hal ini jelas dikarenakan ada banyak sekali metode yang
bisa diaplikasikan untuk memperoleh proses belajar mengajar yang signifikan. Pada
akhirnya nanti, tujuan akhir yang bisa didapatkan adalah memperoleh lebih banyak
manfaat yang signifikan di dalamnya. Salah satunya adalah proses penyampaian materi
kepada siswa yang jelas bisa diterapkan dan dilakukan dengan baik. Sehingga hasil yang
akan bisa didapatkan pun juga pastinya akan lebih baiik lagi.
1. Apa Itu Micro Teaching
Sebuah metode pengajaran dalam rangka penguasaan keterampilan dasar mengajar. Tiap-
tiap komponen keterampilan dasar diajarkan secara terpisah- pisah. Dalam hal ini,
fokusnya adalah bagaimana penguasaan keterampilan dasar untuk para siswa tersebut.
Dari sinilah akan semakin banyak manfaat yang akan bisa didapatkan dengan mudah
nantinya. Pada penerapannya, siswa akan lebih mudah menyerap pengetahuan tahapan
lanjut karena sudah paham dasar-dasar dari Micro Teaching itu sendiri.
2. Dilaksanakan Dalam Situasi Siswa Terbatas (3 – 10 Orang)
Dalam penerapan apa itu micro teaching tersebut, umumnya dilakukan dalam situasi kelas
terbatas, yakni berjumlah 3 – 10 orang. Sudah pasti dengan jumlah siswa yang terbatas
tersebut maka proses penyerapan pengetahuan akan bisa dilakukan dengan sangat mudah.
Prosesnya juga sama dengan tahapan awal di atas, yakni dengan berfokus pada bagaimana
pemahaman tentang pengetahuan dasar dari materi tersebut.
3. Durasi Pembelajaran 5 – 20 Menit
Untuk durasinya itu sendiri juga tidak terlalu lama, yakni sekitar 5 – 20 menit. Dalam
durasi tersebut, para siswa akan belajar tentang pemahaman ilmu dari materi yang
diajarkan. Selain memberikan pemahaman tentang materi dasar juga memberikan
penguatan atau reinforcement skill sehingga apa yang diperoleh siswa tersebut nantinya
akan benar-benar dirasakan manfaatnya dengan baik.
4. Penyederhanaan Sistem Belajar Mengajar
Untuk tahapan berikutnya adalah proses penyederhanaan sistem belajar mengajar.
Dari sinilah sistem belajar mengajar akan benar-benar bisa didapatkan dan ditemukan
dengan sangat mudah. Inilah yang jelas akan menghadirkan banyak sekali keunggulan
tersendiri, salah satunya proses belajar mengajar yang tepat dan juga sesuai dengan
kebutuhan yang ada di dalamnya.
5. Membentuk Konsep Belajar Diskusi Kelompok Kecil
Dalam penerapannya, tentu saja konsep belajar mengajar dengan menggunakan diskusi
kelompok kecil salam memungkinkan untuk diterapkan dalam apa itu micro teaching ini.
Dalam diskusi tersebutu akan diterapkan berbagai metode pembelajaran yang lebih
signifikan. Hal ini akan mempermudah para siswa itu sendiri untuk menyerap ilmu
pengetahuan dengan lebih baik lagi.
PENYUSUNAN BAHAN AJAR:
6.2 Dr. Artono Dwijo Sutomo, S. Si, M. Si
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN

Bahan ajar adalah sebuah teks yang ditulis oleh dosen yang bersangkutan sebagai
pegangan minimal untuk mahasiswa dalam mendapatkan informasi dari pembelajaran.
Manfaat bahan ajar adalah mahasiswa dapat belajar tanpa harus ada guru atau teman pesdik
lain, mahasiswa dapat belajar kapan dan dimana saja, mahasiswa dapat belajar dengan
kecepatannya masing-masing.
Buku teks biasanya mengasumsikan minat dari pembaca, ditulis terutama untuk
digunakan guru/pembaca umum, belum tentu memberikan latihan, belum tentu memberikan
rangkuman, tidak memberikan saran-saran cara mempelajari di dalamnya.
Komponen yang ada dalam bahan ajar standar kompetensi, analisis instruksional,
entry behaviour : mengenali lawan bicara kita, maka akan mudah menyesuaikan, rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), kontrak perkuliahan, penyususunan bahan ajar, dan uji
lapangan – review.

PENGANTAR PRAKTEK
6.3 Roy Ardiansyah, S. Pd, M. Pd
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN
Mengapa disebut pembelajaran mikro? Karena pembelajarannya dilakukan dalam
waktu dan jumlah siswa yang cukup terbatas. Kegiatan ini dilakukan oleh beberapa orang
saja dalam satu kelas. Dengan adanya pembelajaran mikro ini, diharapkan para calon guru
lebih siap dalam menghadapi pembelajaran sesungguhnya di sekolah.
Lalu, apa perbedaan micro teaching dan peer teaching? Perbedaannya, micro teaching
dilakukan di dalam kelas dengan siswa yang cukup terbatas, sementara peer teaching dilakukan
bersama rekan sesama calon guru di tempat yang telah disepakati.
PRAKTIK MENGAJAR
6.4 TIM UNIVERSITAS
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN
Fungsi Micro Teaching Pelatihan keterampilan mengajar ini sendiri memiliki sejumlah
fungsi dan tujuan. Berikut adalah sejumlah fungsi dari pelaksanaan pelatihan keterampilan
mengajar tersebut: Meningkatkan Kompetensi Mengajar.
Pada dasarnya micro teaching bisa disebut sebagai pelatihan untuk mengasah
keterampilan calon pendidik dalam mengajar. Sehingga fungsi utama dan pertama dari
pelatihan ini tentu saja untuk meningkatkan kompetensi para calon pendidik untuk bisa
mengajar dengan baik. Setiap tenaga pendidik memang dituntut untuk memiliki
kompetensi dalam mengajar. Adanya pelatihan akan membantu setiap calon pendidik
memiliki kompetensi yang dibutuhkan. Jika pada dasarnya kompetensi tertentu sudah
dikuasai maka bisa beralih ke kompetensi lain dan kemudian terus dikembangkan.
1. Penguasaan Keterampilan Khusus dalam Mengajar. Fungsi kedua dari pelatihan
mengajar ini adalah untuk memberi penguasaan terhadap keterampilan khusus
ketika mengajar. Tujuannya agar kompetensi yang telah dikuasai bisa dipraktekan
dengan baik dan benar. Sebab sudah memiliki keterampilan yang mendukung
untuk melaksanakan kompetensi tersebut.
2. Dilakukan Penelitian Terhadap Metode Mengajar. Kegiatan mengajar juga
identik dengan metode mengajar atau metode pembelajaran, dan jenisnya cukup
beragam bahkan semakin kompleks. Pelatihan mengajar seperti ini berfungsi
untuk meneliti setiap metode pembelajaran yang sekiranya paling efektif. Kemudian
dipertimbangkan untuk menggabungkan atau mengkombinasikan antara dua
maupun lebih dari metode pembelajaran yang sudah ada. Sehingga bisa dilihat
aktivitasnya kepada peserta didik, sekaligus mengukur keterampilan calon pendidik
sudah sampai mana. Apakah sudah bisa menggabungkan atau masih fokus dengan
metode pembelajaran secara tunggal. Namun mengkombinasikan beberapa metode
pembelajaran pun tidak bisa asal, perlu disesuaikan dengan karakter dari materi
yang akan disampaikan.
3. Mengembangkan Metode Mengajar. Pelatihan micro teaching juga memiliki
fungsi untuk mendukung proses pengembangan metode mengajar atau metode
pembelajaran. Sehingga untuk metode pembelajaran yang dirasa masih memiliki
kekurangan kemudian dikembangkan agar lebih sempurna. Selain itu,
dimungkinkan sekali untuk mendorong terciptanya metode pembelajaran baru.
Metode baru ini dirasa memiliki lebih banyak keunggulan dibanding metode
pembelajaran yang sudah ada. Sehingga bisa diterapkan untuk kondisi belajar
yang tidak bisa mendukung penerapan metode pembelajaran lama.

RESUME PROGRAM
6.5 Mulyadi, S.Sn., M.Sn.
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN

Sesi ini adalah sesi terakhir yang diberikan oleh fasilitator. Pada kesempatan peserta
diminta mengisi kuisioner yang bertujuan untuk meningkatan kualitas Program Pekerti-
AA. Selain itu Fasilitator juga meminta untuk mendiskusikan tentang pengelompokan
materi-materi Pekerti-AA UNS 2023 dalam Kelompok Materi Pekerti-AA.
BAB III

HASIL PROGRAM

A. Hasil Tugas Terstruktur


1. PENDIDIKAN TINGGI SEBAGAI SISTEM

LEMBAR KERJA

Materi : Pendidikan Tinggi sebagai Sistem


Urian Tugas : Membuat makalah singkat yang berisi refleksi apakah institusi
(prodi/jur/fak/PT) dimana peserta mengajar sudah berjalan secara
sistemik atau belum.

ISBI Aceh merupakan salah satu Perguruan Tinggi Negeri Seni Budaya yang
diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pada
tanggal 6 Oktober 2014. Saat ini ISBI Aceh memiliki lahan 30 Ha di Kota Jantho, yang
nantinya akan dibangun kampus terpadu.

Perguruan tinggi negeri di lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,


dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) yang berkedudukan di Kabupaten Aceh Besar,
Provinsi Aceh. ISBI Aceh didirikan pada tanggal 6 Oktober 2014 berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 126 Tahun 2014 tentang Pendirian Institut Seni Budaya Indonesia Aceh.
Tanggal 6 Oktober ditetapkan sebagai hari jadi (Dies Natalis) ISBI Aceh. Sebagai salah satu
Perguruan Tinggi Seni, ISBI Aceh memiliki tugas untuk mewujudkan perguruan tinggi yang
memiliki peran dalam pengembangan kreatifitas seni dan budaya di tingkat lokal, nasional
dan internasional. ISBI Aceh menciptakan Sivitas Akademika yang berkarakter, berdaya
saing, dan berkompetensi dalam penguasaan ilmu, pengetahuan, dan keterampilan seni dan
budaya.

Saat ini, ISBI Aceh memiliki 2 jurusan, yaitu Seni Pertunjukan dan Seni Rupa dan
Desain. Seni Rupa dan Desain memiliki 4 Program Studi yaitu Seni Rupa Murni, Kriya Seni,
Desain Komunikasi Visual, dan Desain Interior. Sedangkan Jurusan Seni Pertunjukan juga
memiliki 5 Program Studi, yaitu Seni Tari, Seni Karawitan, Seni Teater, Kajian Sastra dan
Budaya, dan Bahasa Aceh.

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
Nomor 33 Tahun 2017 Tentang Statuta Institut Seni Budaya Indonesia Aceh, visi, misi dan
tujuan ISBI Aceh adalah sebagai berikut:

Visi

Visi ISBI Aceh adalah “mewujudkan lembaga pendidikan tinggi seni dan

budaya yang menghasilkan insan akademis, kreatif, mandiri, berkepribadian,

dan berbudaya”.

Misi

a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu di bidang seni dan budaya;

b. Membangun kehidupan akademik yang kondusif dan mandiri melalui sistem pendidikan
yang bermutu, transparan, demokratis, dan berjiwa wirausaha;

c. Menciptakan Sivitas Akademika yang berkarakter, berdaya saing, dan berkompetensi


dalam penguasaan ilmu, pengetahuan, dan keterampilan seni dan budaya;

d. Membina penelitian yang bertumpu pada pengembangan ilmu pengetahuan dan


pengabdian yang berorientasi pada kepentingan dan kemajuan bangsa dan negara;

e. Meningkatkan peran ISBI Aceh dalam pengembangan kreatifitas seni dan budaya di
tingkat lokal, nasional, dan internasional; dan

f. Membangun kerja sama antarlembaga dan unsur lain yang relevan


2. Isu Strategis Pendidikan Tinggi

Uraian Tugas :
Menyebutkan kegiatan – kegiatan di institusinya pada tahun ini
Mengidentifikasi relevansinya dengan kebijakan dan program dari Direktur
Jenderal Pendidikan Tinggi
kegiatan yang
lebih relevan dengan kebijakan dan program dari DIKTI
Rencana Strategis Institut Seni Budaya Indonesia Aceh 2020–2024 disusun secara
sungguh-sungguh berdasarkan kepentingan pengembangan institusi untuk mencapai visi
dan misi sesuai waktu yang dicanangkan. Sejalan dengan hal tersebut, maka Renstra ini
disusun untuk kebutuhan rencana pembangunan dan pengembangan 5 tahun yang
berorientasi ke masa depan melalui penetapan tujuan dan penyusunan strategi secara
eksplisit serta memetakan program prioritas yang dibutuhkan saat ini dengan gambaran
masa depan yang diinginkan berdasarkan pada pertimbangan matang akan kemampuan
organisasi dan kecenderungan perubahan lingkungan. Keseluruhan program tersebut
didukung oleh sasaran strategis dan indikator utama sehingga dapat terukur sesuai waktu
pelaksanaannya. Dengan tersedianya dokumen Renstra Institut Seni Budaya Indonesia
Aceh 2020 – 2024 ini, maka diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam implementasi
upaya-upaya pengembangan institusi secara terarah, sistemik, dan terukur.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024
dari Bappenas ada 4 arah kebijakan yang diangkat yaitu :
1. Pemerataan Layanan Pendidikan Tinggi Berkualitas
2. Penguatan Kualitas dan Daya Saing Pendidikan Tinggi
3. Pendidikan Tinggi Vokasi Berbasis Kerjasama Industri
4. Peningkatan Kapabilitas Iptek dan Penciptaan Inovasi
3. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi

Meningkatnya kualitas kurikulum dan pembelajaran. Arah kebijakan ini selaras


dengan arah kebijakan Kemendikbud berupa peningkatan relevansi pendidikan
dan penguatan tata kelola pendidikan. Kondisi yang ingin dicapai dalam
meningkatnya kualitas kurikulum dan pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Meningkatnya kemampuan lulusan dalam memasuki dunia kerja.

b. Terlaksananya kegiatan kemitraan dengan pihak eksternal sesuai dengan


kebijakan merdeka belajar.

Strategi yang dilakukan ISBI Aceh dalam rangka peningkatan kualitas kurikulum
dan pembelajaran adalah:

a. Menjalankan praktek kerja langsung atau magang paling sedikit satu semester
penuh.

b. Mengembangkan kurikulum bersama.

c. Melakukan kerja sama dengan mitra.

4. Teori Motivasi

LEMBAR KERJA: TEORI MOTIVASI


RENCANA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MODEL
ARCS

MATA KULIAH : Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan


WAKTU : 50 X 2 MENIT
JUMLAH PESERTA : 15 ORANG
NAMA DOSEN : Teuku Muhammad Husni S. Pd, M. Pd

PELAKSANAA UPAYA PENINGKATAN


MODEL WAKTU KETERANGA
N MOTIVASI BELAJAR
N
PEMBELAJAR
AN
A- 10
(1) GAME yang telah menit Bisa salah
ttention diadaptasi seperlunya, atau
I.Pendahuluan satu atau
bermain peran (roleplaying) keduanya
sehingga 5 menit
mahasiswa terlibat dengan
pembelajaran atau bahan
pelajaran yang sedang
disajikan.
(2) INKUIRI yaitu dengan
mengajukan pertanyaan
atau permasalahan untuk
dipecahkan oleh siswa atau
hanya melalui
brainstorming (curah
gagasan)

MEMODELKAN - Cara
terbaik adalah dengan
memodelkan pengetahuan
dan keterampilan yang akan
R- diajarkan. Walaupun
elevance demikian, guru juga dapat
dibantu dengan video, Memodelkan
pembicara tamu dari luar 20 agar makin
sekolah, atau siswa yang menit mudah difahami
telah menguasai pengetahuan
dan keterampilan tersebut
dapat berperan sebagai tutor
bagi kawan- kawannya yang
lain.

MENYAMPAIKAN
TUJUAN
Pembelajaran dan Tujuan
II. Penyajian pengetahuan prasyarat yang materi kuliah
C- 5 menit
Materi diperlukan akan membantu wajib
onfidence
siswa memperkirakan diberikan
kemungkinan kesuksesan
mereka.

UMPAN BALIK DAN


PENGUATAN. Ini termasuk
S- Mengapresiasi hasil belajar 20 menghargai
III. Penutup atisfiction sehingga mahasiswa akan menit kaaraya
terus mahasiswa
termotivasi untuk belajar.
Kepuasan ini akan membuat
mereka semakin termotivasi.
MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

Metode Pembelajaran

1) Pendekatan : Saintifik

2) Model Pembelajaran : Discovery learning, Problem Based Learning (PBL)

3) Metode : Tanya jawab, wawancara, diskusi dan bermain peran

F. Media Pembelajaran

1. Media

Worksheet atau lembar kerja (siswa)

Lembar penilaian

2. Alat/Bahan

Penggaris, spidol, papan tulis

Laptop & infocus

5. Penyusunan RPS

Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan. Standar isi memuat kerangkadasar
dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat pendidikan, dan kalender
pendidikan/akademik dan kemudian dituangkan dalamkriteria tentangkompetensi lulusan,
kompetensi bahan ajar, kompetensi mata kuliah, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi.
Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan tinggi dikembangkanolehISBI
Aceh untuk setiap program studi. Kurikulum tingkat satuan pendidikan tinggi wajib memuat
mata kuliah pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, BahasaIndonesia, dan Bahasa
Inggris. Selain ketentuan sebagaimana dimaksud di atas, kurikulum tingkat satuan
pendidikan tinggi program Sarjana wajib memuat matakuliah yang bermuatan kepribadian,
kebudayaan, serta mata kuliah Statistika.
INSTITUT SENI BUDAYA INDONESIA ACEH
PROGRAM STUDI SENI RUPA DAN DESAIN
JURUSAN SENI RUPA DAN KRIYA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Bobot (sks) Semester Tanggal Penyusunan

Pendidikan Kewarganegaraan 2 1 04 Oktober 2022


Otorisasi/Pengesahan Nama Koordinator Pengembang Koordinator Bidang Keahlian Mentor LATSAR ISBI Aceh
RPS (Jika Ada)

Teuku Muhammad Husni S. Pd., M. Pd Teuku Muhammad Husni S. Pd., M. Pd Ir. Syahrizal, M. T

Capaian CPL-PRODI (Capaian Pembelajaran Lulusan Program Studi) Yang Dibebankan Pada Mata Kuliah
Pembelajaran (CP) 1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius.
2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan etika berdasarkan kearifan lokal.
3. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila.
4. Memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas tentang indentitas budaya indonesia, lebih spesifik persoalan penumbuhan karakter
nasionalisme berdasarkan indentitas budaya Indonesia di tengan pegaruh globalisasi,
5. Mengklasifikasian penting nya patuh hukum

CPMK (Capaian Pembelaj`1aran Mata Kuliah)


1. Mahasiswa taat menjalankan aturan agama sesuai dengan pedomannya serta dapat mengaplikasikannya sesuai dengan keahlian
masing-masing
2. Mahasiswa mampu memahami pentingnya menjadi warganegara yang baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Diskripsi Singkat Mata kuliah ini bertujuan membentuk warga negara yang baik dan paham akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara serta memiliki
MK rasa cinta dan nasionalisme terhadap negara Indonesia. perlu pahami dulu landasan pendidikan pancasila dan kewarganegaraan terdapat
empat landasan yaitu landasan historis, landasan kultural, landasan yuridis, dan landasan filosofis.

Bahan Kajian / 1. Mahasiswa mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks indentitas budaya indonesia
Materi 2. Mahasiswa mampu mengimplementasi ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang memperhatikan dan menerapkan nilai agama yang sesuai
Pembelajaran dengan bidang keahliannya;
3. Mahasiswa ampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di bidang keahliannya, berdasarkan hasil analisis
informasi dan data penumbuhan karakter nasionalisme
4. Mampu menggunakan konsep nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari.
Daftar Referensi Utama:
1. Sumarno. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan. Gramedia Pustaka: Jakarta.
2. Winarno. 2008. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Pandua Kuliah di Perguruan Tinggi. Bumi Aksara: Jakarta.
3. Apter, David E. 1987. Politik Modernisasi. Gramedia:Jakarta.
4. Gross, Richard E and Dynesson, Thomas L, 1991. Sosial Science Perspectives Citizenship Education. Teacher Collage: New York.
5. Poespowardojo, Soerjanto. 1989. Filsafat Pancasila. Gramedia: Jakarta.
6. Sumarno. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan. Gramedia Pustaka: Jakarta.

Pendukung:
1. Darji Darmodiharjo, dkk. 1991. Santiaji Pancasila. Surabaya: Usana Offset
2. Sunarso,dkk.2006. pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: UNY Press
3. Hendarsah, Amir. 2009. Sejarah Pemerintahan dan Ketatanegaraan. Yogyakarta: Great Publisher

Nama Dosen
Teuku Muhammad Husni S. Pd,. M. Pd
Pengampu
Mata kuliah
-
prasyarat (Jika ada)
6. Penyusunan RPP

RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : Sekolah Aceh


Kelas/Semester : V/1
Tema : 1 Organ Gerak Hewan dan Manusia
Subtema : 3 Lingkungan dan Manfaatnya
Pembelajaran : 3
Muatan Pelajaran: PPKN , IPS
Alokasi Waktu : 3 x 35 jp (105 menit)

A. Kompetensi Inti (KI)


1 Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

2 Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.

3 Memahami pengetahuan factual dengan cara mengamati (mendengar , melihat, membaca


dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah

4 Menyajikan pengetahuan factual dalam Bahasa yang jelas, sistematis dan logis dalam karya
yang estetis, dalam Gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tidakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetens


Pendidikan Kewarganegaraan (PPKN)
Kompetensi Indikator
Dasar
3.1 Mengidentifikasi nilai-nilai 3.1.2. Menunjukkan contoh penerapan nilai Pancasila
Pancasiladalam kehidupan sila kedua dan sila ke kelima dalam kehidupan
sehari-hari sehari- hari. (C2)
3.1.3 Membandingkan contoh penerapan nilai Pancasila
sila dua dan sila kelima
4.1Menyajikan hasil identifikasi
nilai-nilai Pancasila dalam
4.1.2 Mempresentasikan hasil identifikasi contoh
kehidupan sehari-hari
pelaksanaan Pancasila sila kedua dan sila kelima
dalam kehidupan sehari- hari. (P5)

Ilmu Pengetahuan Sosil ( IPS)

Kompetensi Dasar Indikator


3.1 Mengidentifikasi karakteristikgeografis Indonesia 3.1.1 Merinci jenis mata
sebagai Negara kepulauan/ maritim dan agraris pencaharian masyarakat
serta pengaruhnya terhadap kehidupan ekonomi, sebagai pengaruh kondisi
sosial, budaya,komunikasi serta transportasi. geografis bangsa Indonesia.

4.1 Menyajikan hasil identifikasi karakteristik 4.1.1 Membuat kliping tentang


geografis Indonesia sebagai negara kepulauan/ jenis mata pencaharian
maritim dan agraris serta pengaruhnya terhadap masyarakat sebagai
kehidupan ekonomi, sosial, budaya, komunikasi pengaruh kondisigeografis
serta transportasi bangsa Indonesia.

C. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik mampu menujukkan contoh pelaksanaan sila kedua
dan kedua dan sila kelima Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
2. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik mampu membandingkan contoh penerapan nila
Pancasila sila kedua dan sila kelima Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
3. Melalui kegiatan diskusi yang dilaksanakan, peserta didik mampu mempresentasikan hasil
identifikasi contoh pelaksanaan Pancasila sila kedua dan sila ke lima dalam kehidupan sehari-
hari
4. Melalui mengamati gambar dalam tayangan powerpoint, peserta didik mampu merincijenis
mata pencaharian masyarakat sebagai pengaruh kondisi geografis bangsa Indonesia dengan
tepat
5. Melalui diskusi kelompok peserfta didik mampu membuat kliping tentang jenis mata
pencaharian masyarakat sebagai pengaruh kondisi geografis bangsa Indonesia dengan benar

 Karakter Siswa yang di harapkan


- Religius
- Nasionalis
- Mandiri Gotong Royong

D. Integritas Materi Pembelajaran


1. Jenis – jenis mata pencaharian yang ada di Indonesia
2. Pengamalan nilai – nilai Pancasila sila kedua dan sila kelima

E. Pendekatan/model/teknik pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific Learning,TPACK

2. Model : Problem Based Learning

3. Teknik :

 Orientasi Peserta Didik Terhadap Masalah

 Mengorganisasikan Peserta Didik

 Membimbing Penyelidikan Individu

 Mengembangkan hasil karya

 Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah

F. Media.Alat/Bahan Pembelajaran
1. Video pembelajaran

2. PPT materi pembelajaran

3. LKPD

Sumber Pembelajaran : Buku guru, buku siswa, bahan ajar


Kegiatan Alokasi
Deskripsi Kegiatan Waktu
PENDA 1. Guru mengucapkan salam, menanyakan kabar dan mengecek kehadiran
HULUAN peserta didik

2. Guru mengajak peserta didik berdoa bersama, yang dipimpin oleh salah
satu peserta didik. (Religius/PPK)
3. Guru melakukan komunikasi kehadiran peserta didik. (Komunikasi)

4. Menyanyikan lagu “Pelajar Pancasila” bersama-sama. (Nasionalis)

5. Pembiasaan Membaca 15 menit. (Literasi)

6. Peserta didik menyimak apersepsi dari guru tentang pelajaran sebelumnya


sebagai bekal pelajaran berikutnya. (Apersepsi)
7. Peserta didik menjawab pertanyaan guru mengenai topik yang akan
dibahas. (Komunikasi/4C)
8. Peserta didik menyimak indikator dan tujuan pembelajaran yang
disampaikan oleh guru melalui power point.
9. Guru memberikan gambaran kepada peserta didik tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
(Motivasi)
Inti Sintak Problem Based Learning

Fase 1 : Orientasi peserta didik terhadap masalah

1. Guru menyajikan sebuah gambar tentang perjuangan para dokter


relawan dalam membantu korban bencana alam dan membantu orang –
orang yang terdampak konflik.
2. Guru menanyakan kepada peserta didik “ sikap apa yang bisa kita tiru
dari para dokter relawan tersebut ? ”, nilai – nilai Pancasila yang mana
yang menggambarkan perjuangan para dokter relawan untuk membantu
korban pada tayangan presentasi tersebut?,
3. Peserta didik menanggapi pertanyaan dari guru dengan rasa ingin tahu.

4. Peserta didik dibagikan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) oleh guru
untuk mengerjakan tugas secara individu dan kelompok( TPACK)
5. Guru menampilkan materi tentang nilai – nilai yang terkandung dari sila
kedua dan kelima serta penerapannya dalam kehidupan sehari hari.
6. Peserta didik mengamati slide yang ditampilkan terkait tentang
penerapan nilai – nilai Pancasila yang ditampilkan di layar
7. Peserta didik mengidentifikasi bentuk- bentuk penerapan nilai
Pancasila yang telah ditampilkan.
8. Guru mengaitkan pentingnya menerapkan nilai – nilai Pancasila dalam
setiap profesi atau pekerjaan, sama seperti dokter yang bekerja dengan
sepenuh hati pergi ketempat berbahaya untuk menolong orang.
9. Guru bertanya kepada siswa apa profesi para relawan dalam tayangan
slide presentasi
10. Guru menyajikan slide presentasi berisi jenis – jenis pekerjaan dalam
masyarakat
11. Guru menjelaskan bahwa setiap pekerjaan/profesi harus mengamalkan
nilai – nilai Pancasila dari setiap aspek pekerjaanya supaya tidak terjadi
pelanggaran – pelanggaran nilai Pancasila dalam masyarakat
12. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengisi
LKPD dengan mencatat dan merinci jenis – jenis pekerjaan yang ada
dalam masyarakat dan tempat tinggalnya
Fase 2. Mengorganisasikan Peserta Didik

1. Peserta didik dibagi menjadi kelompok yang beranggotakan 4 orang


tiap kelompok. guru menginstruksikan bagaimana kegiatan dalam
diskusi (komunikasi dan kolaborasi).

2. Setiap kelompok melakukan pengamatan gambar penerapan sila –


Pancasila yang ditampilkan dan menuliskan penerapan sila
Pancasila keberapa di dalam setiap gambar yang disajikan dan
menuliskannya dalam lembar kerja peserta didik (LKPD)

Fase 3. Membimbing Penyelidikan Kelompok

3. Kelompok dibimbing untuk menemukan penerapan sila kedua dan


kelima Pancasila dan membandingkan satu dengan yang lain, dan
menuangkan dalam LKPD.

4. Peserta didik sesuai kelompok menuliskan tugas hasil diskusi sesuai


dengan petunjuk yang terdapat pada LKPD yang diberikan
Fase 4. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya

1. Guru menginstruksikan kepada peserta didik untuk menyiapkan alat


dan bahan yang telah disiapkan dari rumah berupa gambar – gambar
jenis jenis pekerjaan.

2. Guru membimbing peserta didik untuk membuat Membuat


kliping tentang jenis mata pencaharian masyarakat sebagai pengaruh
kondisi geografis bangsa Indonesia
3. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi
membandingkan penerapan nilai kedua dan nilai kelima Pancasila dan
hasil klipping jenis- jenis pekerjaan di depan kelas dan kelompok lain
memberi tanggapan.
4. Peserta didik diberikan feedback untuk menyamakan persepsi dari
hasil diskusi.
Fase 5. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah

5. Peserta didik bersama guru bertanya jawab pemahaman materi yang


telah dipelajari (Mengkomunikasikan)
6. Guru menilai hasil karya laporan peserta didik.

7. Peserta didik mendengarkan penjelasan dari guru mengenai


kekurangan atau kesalahan pada saat membuat laporan.

8. Peserta didik diberikan penguatan dengan memberikan

9. jawaban yang seharusnya.

PENUTUP 1. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok belajar yang paling


baik dan kooperatif dalam diskusi kelompok
2. Sebelum kegiatan pembelajaran ditutup, guru melakukan refleksi
kesimpulan kegiatan hari ini. Kegiatan refleksiberikut ini:
- Apa yang telah kamu pelajari ini?

- Bagaimana perasaanmu setelah mengikuti pelajaranhari ini?

- Apa yang kalian sukai dari pembelajaran hari ini?

- Apa yang belum kalian pahami pada pembelajaran hari ini?

3. Peserta didik diajak untuk selalu mensyukuri nikmat yang diberikan oleh
Tuhan sehingga bisa mengikuti pembelajaran hari ini dengan sehat dan
penuh semangat.
4. Guru memberikan pesan moral kepada siswa.

5. Guru menyampaikan pelajaran untuk pertemuan berikutnya

6. Kelas ditutup dengan berdoa yang dipimpin oleh peserta didik sesuai
dengan absennya (Religius, PPK)

I. PENILAIAN
 Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis

 Penilaian Sikap : Observasi

 Penilaian Keterampilan : Penilaian hasil kerja siswa pada LKPD


7. PHB: Kognitif

LEMBAR KERJA

Materi : Penilaian Hasil Belajar Kognitif


Urian Tugas : Form kisi-kisi dan contoh soal obyektif dan essay

1. Kisi-kisi Soal Essay

C1 C2 C3 C4, C5, C6
No KAJIA JML
N md sd sk md sd sk md sd sk md Sd sk
MATER
I
1 Bab - - - - - - - - - - - 1 1
1
2 Bab - 2 - - 3 - - - - - - - 2
2
3 Bab - - - - - - - - - - 4 5 2
3
JML - 1 - - 1 - - - - - 1 2 5

2. Kisi-kisi Soal Obyektif

C1 C2 C3 C4, C5, C6
No KAJIA JML
N md sd sk md sd sk md sd sk md Sd sk
MATER
I
1 Bab 1 - - 2 - - - - - - 3 - 3
1
2 Bab - 4 - - 5 - 6 7 - - - - 4
2
1
3 Bab - - - - - - - - 8 - 9 3
0
3
JML 1 1 - 1 1 - 1 1 1 - 2 1 10
8. PENYUSUNAN PHB AFEKTIF

KISI-KISI PENILAIAN HASIL BELAJAR AFEKTIF

Dosen : Teuku Muhammad Husni S. Pd, M. Pd


Program : Seni rupa
Studi
Fakultas : Seni Rupa Dan Desing
Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan
Semester :2
Model : Angket
Penilaian

A. Indikator Angket dan Level KKO

No. Soal Indikator KKO Level KKO


1 Mengikuti A1
2 Menyenangi A2
Mengembangkan Perilaku
3 Melengkapi A3
berkarakter dan Keterampilan Sosial
4 Mendiskusikan A4
5 Memecahkan A5

B. Skala Penilaian Angket (Skala Linkert)

Pernyataan Pernyataan
Positif Nilai Negatif Nilai
(SS) Sangat Setuju 5 (SS) Sangat Setuju 1
(S) Setuju 4 (S) Setuju 2
(N) Netral 3 (N) Netral 3
(TS) Tidak Setuju 2 (TS) Tidak Setuju 4
(STS) Sangat Tidak Setuju 1 (STS) Sangat Tidak Setuju 5
9. PHB: Psikomotorik

LEMBAR KERJA
PENILAIAN KETRAMPILAN PSIKOMOTOR
Mata Kuliah : PENDIDIKAN PANCASILA
Semester / SKS : IV/3 SKS
Keterampilan Psikomotor yang Dinilai : Presentasi
Waktu :45 Menit
Penilai :

NO DIMENSI 4 3 2 1
1. Tatapan mata fokus mengarah ke audiens
2. Tampil dengan penuh percaya diri
3. Gerakan tubuh luwes
4. Mimik wajah ekspresif
5. Intonasi suara

Jumlah Skor
Jumlah Skor x 5
Keterangan:
4 : Sangat Baik
3 : Baik
2 : Kurang Baik
1 : Tidak Baik
BAB IV

PENUTUP

Kegiatan Program Peningkatan Ketrampilan Dasar Teknik Instruksional


– Applied Approach (PEKERTI-AA) yang diselenggarakan oleh Lembaga
Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP) Universitas Sebelas
Maret (UNS) secara keseluruhan berjalan memuaskan, sesuai dengan jadwal,
materinya update dan memberikan banyak manfaat bagi para peserta pelatihan.
Pelatihan PEKERTI-AA memberikan ilmu, wawasan dan keterampilan bagi
dosen dan pendidik yang berimplikasi pada proses dan kualitas pembelajaran. Selain
itu, pelatihan ini membekali dosen untuk meningkatkan kompetensi profesional dosen
tentang bagaimana merancang pembelajaran baik daring (online), keterampilan dalam
mengajar, mengevaluasi hasil belajar dan pengetahuan lain yang dapat meningkatkan
mutu pendidikan pada perkuliahan perguruan tinggi.
Oleh karena itu, kegiatan PEKERTI-AA sangatlah penting bagi
pengembangan dan peningkatan kompetensi dosen khususnya kompetensi dan
keterampilan pedagogi, kepribadian, sosial dan profesional.
Kegiatan PEKERTI -AA yang dilaksanakan di UNS Inn pada tanggal 30
Oktober – 4 November 2023 secara keseluruhan sudah berjalan dengan baik.
Fasilitator telah memberikan kemampuan keterampilan dan materi dengan sangat
baik.
Sebagai saran untuk pelaksanaan kegiatan PEKERTI-AA berikutnya,
diharapkan fokus untuk keterampilan dan materi untuk mendukung kegiatan
Pendidikan secara online.
DAFTAR PUSTAKA

 Undang Undang No 14/2005, Guru dan Dosen


 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2009
tentang Dosen
 Permen PAN-RB No 17/2013, Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya
 Permenristekdikti No. 20/2017, Pemberian Tunjangan Profesi Dosen
dan Tunjangan Kehormatan Profesor
 Peraturan Rektor UNS No. 31/2020, Pengelolaan Program Sarjana
 Kepmendikbud No 457/2020, Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi
 Permendikbud No.3/2020, Standar Nasional Pendidikan Tinggi
 Panduan KPT RI 4.0; S5.0; MBKM Dikti 2020
 Panduan Pengembangan KPT UNS
 Panduan MBKM UNS
 Buku Panduan Merdeka Belajar Kampus Merdeka - DIKTI
 Panduan Pengembangan KPT program Vokasi Belmawa Dikti 2016
 Pedoman Operasional
 Pedoman Operasional Penilaian Angka Kredit - DIKTI
 Pedoman Operasional Beban Kerja Dosen - DIKTI
 Peraturan Rektor No. 930A/2008, Kode Etik Dosen UNS
 Semua materi Pekerti-AA dan Lembar Kerja (LK) di https://spada.uns.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai