LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui:
Fasilitator
Tim PEKERTI-AA Universitas Sebelas Maret
Mengesahkan:
Ketua
Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Pelatihan adalah salah satu proses secara sistematis dengan tujuan mengubah
tingkah laku pegawai untuk mencapai tujuan sebuah organisasi. Pelatihan berkaitan
dengan keahlian dan kemampuan sumber daya manusia untuk melaksanakan sebuah
tugas pekerjaan. Begitupun juga dalam organisasi yang berupa Lembaga Pendidikan
kampus. Seorang dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan pada perguruan
tinggi dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Pelaksanaan tugas utama tersebut
perlu dilandasi dengan kompetensi. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Universitas
Sebelas Maret dalam rangka menciptakan tenaga pendidik/dosen yang kompeten
adalah kegiatan Program Peningkatan Ketrampilan Dasar Teknik Instruksional–
Applied Approach (Pekerti-AA).
Pekerti-AA merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk
mengembangkan kompetensi dosen dan profesionalisme dosen. Program pelatihan
ini dapat dimanfaatkan dalam rangka peningkatan kompetensi profesional dosen
dalam memangku jabatan fungsional, terutama dalam peningkatan keterampilan
pedagogi, kepribadian, sosial dan profesional. Pekerti-AA menjadi sangat penting
dalam pengembangan profesionalisme dosen karena kurikulum yang ditetapkan oleh
DIKTI sejalan dengan amanat Undang- undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen serta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37
Tahun 2009 tentang Dosen. Disebutkan bahwa, beban kerja dosen mencakup kegiatan
pokok, yaitu perencanaan, pelaksanaan proses, penilaian hasil pembelajaran,
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian.
Dosen juga melaksanakan tugas tambahan dan pengabdian kepada masyarakat.
Program Pekerti-AA merupakan program pelatihan yang dirancang Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi untuk peningkatan kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogis
dosen meliputi merancang pembelajaran, mengelola pembelajaran, menilai
pembelajaran, dan memanfaatkan hasil-hasil penelitian.
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Sistem pendidikan adalah keseluruhan komponen pendidikan yang
saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan.
Berdasarkan pengertian diatas, pendidikan sebagai sistem dapat dikatakan
sebagai keseluruhan karya insani yang terbentuk dari bagian-bagian yang mempunyai
hubungan fungsional dalam mencapai tujuan pendidikan. Komponen pendidikan
terdiri atas lima macam, yaitu :
1. Peserta didik
2. Input, dapat berwujud staf, laboratorium, kurikulum, perpustakaan, organisasi,
dana,dan fasilitas fisik.
3. Output, dapat diwujudkan berupa lulusan dan karya intelektual.
4. Tujuan.
Selain komponen pendidikan, sebuah institusi itu bisa dikatakan sebagai institusi
yang terstruktur secara efektif itu tergantung pendidikan pendidik, managemen organisasi,
lingkungan akademik, dan karakteristik mahasiswa. Catatan: pendidik itu sebagai
fasilitator dan harus bisa menciptakan pengalaman belajar.
Motivasi itu bisa datang dari diri sendiri dan dari lingkungan. Cara-cara untuk
meningkatkan motivasi belajar mahasiswa antara lain menggunakan alat pendidikan seperti
ganjaran, penguatan, penghargaan dan hukuman, peningkatan sarana dan prasarana
belajar, Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, menciptakan hubungan baik
dengan mahasiswa, dan merancang materi dan metode yang menarik.
MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF
2.3 Dr. Sri Marmoah, S. Pd, M. Pd
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN
Fungsi Sumber Belajar Dalam Pendidikan
Sumber belajar memiliki fungsi :
1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: (a) mempercepat laju
belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan (b)
mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak
membina dan mengembangkan gairah.
2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara:
(a) mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan (b) memberikan
kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannnya.
RANGKUMAN
Taksonomi adalah klasifikasi bidang ilmu atau kaidah dan prinsip yang meliputi
pengklasifikasian objek. Tujuan pendidikan adalah membentuk peserta didik yang
mempunyai kecerdasaan komprehensip. Kecerdasan komprehensip menyeimbangkan
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Oleh karena itu, tiga hal tersebut sebaiknya
seimbang dalam proses pembelajaran juga seimbang.
Mata kuliah yang berbeda-beda mempunyai tolok ukur kompetensi yang berbeda pula.
Namun, keseluruhan kurikulum seharusnya ketiga aspek tersebut sama-sama menjadi tujuan
yang seimbang. Domain kognitif mencakup pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis, dan penilaian. Domain afektif meliputi penerimaan, menanggapi, menilai, mengelola,
dan menghayati. Domain psikomotorik terdiri atas persepsi, kesiapan, respon terbimbing,
mekanis, dan respon kompleks.
3. Hari -3 (Tiga) – Rabu 01 November 2023
Berikut materi yang diberikan pada hari kedua, yaitu : Jadwal Kegiatan PEKERTI-AA Hari
Ketiga
No. Materi Fasilitator
3.1 Analisis Kompetensi Budi Legowo, S. Si, Msi
3.2 RPS Dr. Sasmini, S.H., Ll.M
ANALISIS KOMPETENSI
3.1 Budi Legowo, S.Si., M.Si
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN
Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh pendidik dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi
itu harus merujuk ke visi dan misi dari penyelenggara pendidikan. Selain itu, kompetensi harus bisa
diukur dan diteliti ketercapaiannya. Setiap penyelenggara pendidikan diharuskan membuat pemetaan
kompetensi pembelajaran.
Manfaat peta kompetensi pembelajaran antara lain mengidentifikasi semua kompetensi
yang harus dikuasai mahasiswa, menentukan titik awal proses pembelajaran (melalui
penentuan perilaku awal mahasiswa), menentukan urutan pelaksanaan pembelajaran,
mempermudah untuk melakukan rekonstruksi kompetensi mata kuliah. Kompetensi
pembelajaran dibagi menjadi dua, yaitu standar kompetensi dan kompetensi dasar. standar
kompetensi (SK) adalah kompetensi yang dibakukan sebagai hasil belajar suatu mata kuliah
dalam satuan pendidikan/perguruan tinggi yang harus dicapai/dikuasai oleh peserta didik dalam
jangka waktu satu semester. Kompetensi dasar (KD) adalah rincian standar kompetensi dalam
suatu mata kuliah yang harus dikuasai oleh peserta didik yang dapat diamati dan diukur
pencapaiannya.
Ada tiga cara penyusunan peta kompetensi, yaitu struktur hierarkikal, prosedural, dan
pengelompokan. Struktur hierarkikal yakni susunan beberapa kompetensi dimana satu/beberapa
kompetensi menjadi prasyarat bagi kompetensi berikutnya. Struktur prosedural, yaitu susunan
beberapa kompetensi menunjukkan satu rangkaian pelaksanaan
kegiatan/pekerjaan tetapi antar kompetensi tersebut tidak menjadi prasyarat untuk kompetensi
lainnya. Struktur pengelompokan/cluster merupakan beberapa kemampuan yang satu dengan
yang lainnya tidak memiliki ketergantungan, tetapi harus dimiliki untuk menunjang yang lainnya
RPS
3.2 Dr. Sasmini, S.H., LLM
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN
Silabus adalah suatu rencana yang mengatur kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas
serta penilaian hasil belajar untuk mencapai suatu kompetensi. Komponen-kompenen
silabus antara lain standar kompetensi, kompetensi dasar, indicator, pengalaman belajar,
materi pokok, alokasi waktu, sumber /bahan/alat, dan penilaian. Kata kerja operasional yang
perlu dihindari saat penyusunan silabus antara lain memahami, menguasai, mengenal,
dan mengetahui. Kata-kata tersebut perlu dihindari karena kata tersebut tidak bisa diukur
dan diteliti.
Beberapa contoh model pembelajaran inovatif antara lain adalah cooperative learning,
problem-based learning, project-based learning, inquiry-based learning, flipped
classroom, dan blended learning. Model-model ini menekankan pada pembelajaran yang
berpusat pada siswa, di mana mereka menjadi pusat dari proses pembelajaran dan guru
berperan sebagai fasilitator, pembimbing, dan pengarah.
METODE PEMBERIAN TUGAS
4.2 Mulyadi, S. Sn, M. Sn
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN
Metode pemberian tugas adalah merupakan suatu metode mengajar yang diterapkan
dalam proses belajar mengajar, yang biasa disebut dengan metode pemberian tugas.
Biasanya guru memberikan tugas itu sebagai pekerjaan rumah. Metode pemberian tugas ini
dalam pelaksanaannya memiliki beberapa kelebihan disamping juga mempunyai beberapa
kelemahan.
Adapun kelebihan metode pemberian tugas diantaranya adalah Metode ini merupakan
aplikasi pengajaran modern disebut juga azas aktivitas dalam mengajar yaitu guru mengajar
harus merangsang siswa agar melakukan berbagai aktivitas sehubungan dengan apa yang
dipelajari Akan tetapi sebenarnya ada perbedaan antara pekerjaan rumah dan pemberian
tugas seperti halnya yang dikemukakan : Roestiyah dalam bukunya “Didaktik Metodik”
yang mengatakan : “ Untuk pekerjaan rumah, guru menyuruh membaca dari buku dirumah,
dua hari lagi memberikan pertanyaan dikelas. Tetapi dalam pemberian tugas guru menyuruh
membaca.
PRAKTIKUM
4.3 Mulyadi, S. Sn, M. Sn
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN
Metode praktikum adalah proses pembelajaran dimana peserta didik diberi kesempatan
untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu
objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek,
keadaan atau proses sesuatu. Sehingga peserta didik dapat menjawab pertanyaan “bagaimana
prosesnya?” terdiri dari unsur apa? Cara mana yang lebih baik? Bagaimana dapat diketahui
kebenarannya? Yang semuanya didapatkan melalui pengamatan induktif.
Melalui praktikum peserta didik dapat mempelajari sains dan pengamatan langsung
terhadap gejala-gejala maupun proses-proses sains, dapat melatih keterampilan berpikir
ilmiah, dapat menanamkan dan mengembangkan sikap ilmiah, dapat menemukan dan
memecahkan berbagai masalah harus melalui metode ilmiah dan lain sebagainya.
Kemampuan ini bisa dikembangkan melalui kegiatan praktikum.
Praktikum dapat dilakukan dalam berbagai wujud laboratorium. Laboratorium
merupakan suatu tempat atau sarana yang dibuat untuk memberikan kesempatan kepada
mahasiswa mempraktekkan suatu rentang keterampilan dan teknik sebagaimana dirumuskan
dalam
tujuan instruksional. Pada hakikatnya laboratorium berarti tempat bekerja, maka dari itu
laboratorium dapat berupa: bengkel, studio, rumah sakit, bengkel, lahan pertanian, dan lain
sebagainya.
MEDIA PEMBELAJARAN
4.4 Faridah Nurhasanah S. Pd, M. Pd
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN
Fungsi-fungsi di atas sekaligus menggambarkan tentang alasan dan arti penting sumber
belajar untuk kepentingan proses dan pencapaian hasil pembelajaran siswa
5. Hari -5 (Lima) – Jum ‘at 03 November 2023
Salah satu komponen dasar mengajar adalah penilaian. Terminologi penilaian dalam
pengajaran antara lain pengukuran, testing, asesmen, dan evaluasi. Sasaran penilaian antara
lain proses pembelajaran/valuasi manajerial dan hasil belajar/evaluasi substantif. Menurut
Benjamin S. Bloom, aspek penilaian itu meliputi tiga hal, yaitu
Tujuan diadakannya penilaian antara lain mengetahuai capaian tujuan pembelajaran yang
ditunjukkan oleh kemajuan dan hasil belajar peserta didik, kemudian dapat ditetapkan
keputusan dan kebijakan yang bertanggung-jawab
PHB KOGNITIF
5.2 Dr. Sumardi, M.Hum.
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN
PHB AFEKTIF
5.3 Dr. Sumardi , M. Hum
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN
Afektif adalah kemampuan yang berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat penerimaan
atau penolakan suatu obyek. Ranah afektif ini meliputi menerima, menanggapi, menilai, mengelola,
dan menghayati. Penilaian ranah kemampuan kompetensi afektif ini jarang diterapkan diberbagai
mata kuliah. Namun, penilaian ini secara tidak langsung diterapkan oleh para dosen misalnya
dari nilai kognitif itu mahasiswa mendapatkan skor 79.
Salah satu contoh penerapan ranah afektif adalah pendidikan anti korupsi. Penerapan ini
sesuai dengan SK Dirjen DIKTI 1016/E/T/2012 yang menerangkan bahwa pendidikan anti
korupsi ini wajib diajarkan mulai tahun ajaran 2012/2013. Nilai luhur dari pendidikan
antikorupsi adalah kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja
keras, kesederhanaan, keberanian, dan keadilan. Teknik penilaian afektif ini terutama
menggunakan teknik nontesting bukan tes sebagai instrumen atau alat penilaian. Teknik non
testing antara lain particicipation chart, observasi dengan ceklis, skala nilai, skala sikap,
wawancara, catatan luar biasa (anecdotal record).
PHB PSIKOMOTRIK
5.4 Dr. Sumardi , M. Hum
Ceramah dan Tanya Jawab
Taksonomi psikomotorik menurut Bloom (1956) ada lima macam yaitu peniruan,
manipulasi, ketepatan, artikulasi, dan naturalisasi. Filosofi budaya juga memiliki
ketrampilan psikomotorik dalam pembelajaran antara lain haniteni, haniru, dan hanambehi.
Haniteni yaitu kemampuan pengamatan, haniru yaitu menirukan, hanambehi yaitu
memanipulasi. Kesulitan dalam penilaian psikomotorik antara lain berdimensi ganda,
representatif, kesahihannya, keajegannya, kepraktisannya. Karena penilaian psikomotorik
yang dilakukan secara bersamaan sewaktu kegiatan itu berlangsung, penilaian psikomotorik
harus dilakukan saat itu juga. Jika tidak dilakukan saat itu juga maka diperlukan penilai yang
lebih banyak.
ALTERNATIV ASESMEN
5.5 Dr. Sri Yamtinah, M.Pd.
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN
Asesmen pada hakikatnya merupakan kegiatan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
keberhasilan belajar yang telah dicapai peserta didik setelah berlangsungnya pembelajaran.
Indikator yang digunakan sebagai tolok ukurnya ditentukan dari tercapai tidaknya tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Penilaian yang dilakukan hanya menggunakan tes pada
akhir pembelajaran dan terbatas pada aspek kognitif menyebabkan terjadinya permasalahan
dan ketidakadilan dalam menilai keberhasilan belajar peserta didik.
Oleh karena itu proses penilaian harus dilakukan selama pembelajaran yang meliputi
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sehingga hasil penilaian dapat menggambarkan
proses dan hasil belajar peserta didik yang sebenarnya. Asesmen alternatif merupakan
jawaban untuk mengatasi permasalahan tersebut. Asesmen alternatif yang dimaksudkan
adalah pemanfaatan pendekatan non tradisional (non tes baku; objektif tes) untuk
memberikan penilaian kinerja/proses dan hasil belajar peserta didik secara menyeluruh dan
sebenarnya.
Asesmen alternatif sering disebut juga asesmen kinerja atau asesmen autentik, dan
asesmen portofolio pada prinsipnya terdiri dari dua bagian, yaitu tugas-tugas (task) dan
kriteria penilaian(rubric). Oleh karena masih terdapat kekurangan atau kelemahan dalam
melakukan asesmen, maka pendidik (guru/dosen) harus memiliki kompetensi dalam: (1)
memilih dan mengembangkan metode asesmen yang tepat, (2) melaksanakan, menskor, dan
menginterpretasi hasil asesmen, (3) menggunakan hasil asesmen untuk membuat keputusan,
menentukan nilai yang valid, dan (4) mengkomunikasikan hasil asesmen kepada pihak yang
berkepentingan
RANGKUMAN
1) Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach)
MICROTEACHING
6.1 Dr. Setyo Sri Rahardjo, M.Kes
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN
Apa itu micro teaching menjadi sebuah konsep pembelajaran yang tidak asing lagi
di telinga para pegiat pendidikan. Hal ini jelas dikarenakan ada banyak sekali metode yang
bisa diaplikasikan untuk memperoleh proses belajar mengajar yang signifikan. Pada
akhirnya nanti, tujuan akhir yang bisa didapatkan adalah memperoleh lebih banyak
manfaat yang signifikan di dalamnya. Salah satunya adalah proses penyampaian materi
kepada siswa yang jelas bisa diterapkan dan dilakukan dengan baik. Sehingga hasil yang
akan bisa didapatkan pun juga pastinya akan lebih baiik lagi.
1. Apa Itu Micro Teaching
Sebuah metode pengajaran dalam rangka penguasaan keterampilan dasar mengajar. Tiap-
tiap komponen keterampilan dasar diajarkan secara terpisah- pisah. Dalam hal ini,
fokusnya adalah bagaimana penguasaan keterampilan dasar untuk para siswa tersebut.
Dari sinilah akan semakin banyak manfaat yang akan bisa didapatkan dengan mudah
nantinya. Pada penerapannya, siswa akan lebih mudah menyerap pengetahuan tahapan
lanjut karena sudah paham dasar-dasar dari Micro Teaching itu sendiri.
2. Dilaksanakan Dalam Situasi Siswa Terbatas (3 – 10 Orang)
Dalam penerapan apa itu micro teaching tersebut, umumnya dilakukan dalam situasi kelas
terbatas, yakni berjumlah 3 – 10 orang. Sudah pasti dengan jumlah siswa yang terbatas
tersebut maka proses penyerapan pengetahuan akan bisa dilakukan dengan sangat mudah.
Prosesnya juga sama dengan tahapan awal di atas, yakni dengan berfokus pada bagaimana
pemahaman tentang pengetahuan dasar dari materi tersebut.
3. Durasi Pembelajaran 5 – 20 Menit
Untuk durasinya itu sendiri juga tidak terlalu lama, yakni sekitar 5 – 20 menit. Dalam
durasi tersebut, para siswa akan belajar tentang pemahaman ilmu dari materi yang
diajarkan. Selain memberikan pemahaman tentang materi dasar juga memberikan
penguatan atau reinforcement skill sehingga apa yang diperoleh siswa tersebut nantinya
akan benar-benar dirasakan manfaatnya dengan baik.
4. Penyederhanaan Sistem Belajar Mengajar
Untuk tahapan berikutnya adalah proses penyederhanaan sistem belajar mengajar.
Dari sinilah sistem belajar mengajar akan benar-benar bisa didapatkan dan ditemukan
dengan sangat mudah. Inilah yang jelas akan menghadirkan banyak sekali keunggulan
tersendiri, salah satunya proses belajar mengajar yang tepat dan juga sesuai dengan
kebutuhan yang ada di dalamnya.
5. Membentuk Konsep Belajar Diskusi Kelompok Kecil
Dalam penerapannya, tentu saja konsep belajar mengajar dengan menggunakan diskusi
kelompok kecil salam memungkinkan untuk diterapkan dalam apa itu micro teaching ini.
Dalam diskusi tersebutu akan diterapkan berbagai metode pembelajaran yang lebih
signifikan. Hal ini akan mempermudah para siswa itu sendiri untuk menyerap ilmu
pengetahuan dengan lebih baik lagi.
PENYUSUNAN BAHAN AJAR:
6.2 Dr. Artono Dwijo Sutomo, S. Si, M. Si
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN
Bahan ajar adalah sebuah teks yang ditulis oleh dosen yang bersangkutan sebagai
pegangan minimal untuk mahasiswa dalam mendapatkan informasi dari pembelajaran.
Manfaat bahan ajar adalah mahasiswa dapat belajar tanpa harus ada guru atau teman pesdik
lain, mahasiswa dapat belajar kapan dan dimana saja, mahasiswa dapat belajar dengan
kecepatannya masing-masing.
Buku teks biasanya mengasumsikan minat dari pembaca, ditulis terutama untuk
digunakan guru/pembaca umum, belum tentu memberikan latihan, belum tentu memberikan
rangkuman, tidak memberikan saran-saran cara mempelajari di dalamnya.
Komponen yang ada dalam bahan ajar standar kompetensi, analisis instruksional,
entry behaviour : mengenali lawan bicara kita, maka akan mudah menyesuaikan, rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), kontrak perkuliahan, penyususunan bahan ajar, dan uji
lapangan – review.
PENGANTAR PRAKTEK
6.3 Roy Ardiansyah, S. Pd, M. Pd
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN
Mengapa disebut pembelajaran mikro? Karena pembelajarannya dilakukan dalam
waktu dan jumlah siswa yang cukup terbatas. Kegiatan ini dilakukan oleh beberapa orang
saja dalam satu kelas. Dengan adanya pembelajaran mikro ini, diharapkan para calon guru
lebih siap dalam menghadapi pembelajaran sesungguhnya di sekolah.
Lalu, apa perbedaan micro teaching dan peer teaching? Perbedaannya, micro teaching
dilakukan di dalam kelas dengan siswa yang cukup terbatas, sementara peer teaching dilakukan
bersama rekan sesama calon guru di tempat yang telah disepakati.
PRAKTIK MENGAJAR
6.4 TIM UNIVERSITAS
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN
Fungsi Micro Teaching Pelatihan keterampilan mengajar ini sendiri memiliki sejumlah
fungsi dan tujuan. Berikut adalah sejumlah fungsi dari pelaksanaan pelatihan keterampilan
mengajar tersebut: Meningkatkan Kompetensi Mengajar.
Pada dasarnya micro teaching bisa disebut sebagai pelatihan untuk mengasah
keterampilan calon pendidik dalam mengajar. Sehingga fungsi utama dan pertama dari
pelatihan ini tentu saja untuk meningkatkan kompetensi para calon pendidik untuk bisa
mengajar dengan baik. Setiap tenaga pendidik memang dituntut untuk memiliki
kompetensi dalam mengajar. Adanya pelatihan akan membantu setiap calon pendidik
memiliki kompetensi yang dibutuhkan. Jika pada dasarnya kompetensi tertentu sudah
dikuasai maka bisa beralih ke kompetensi lain dan kemudian terus dikembangkan.
1. Penguasaan Keterampilan Khusus dalam Mengajar. Fungsi kedua dari pelatihan
mengajar ini adalah untuk memberi penguasaan terhadap keterampilan khusus
ketika mengajar. Tujuannya agar kompetensi yang telah dikuasai bisa dipraktekan
dengan baik dan benar. Sebab sudah memiliki keterampilan yang mendukung
untuk melaksanakan kompetensi tersebut.
2. Dilakukan Penelitian Terhadap Metode Mengajar. Kegiatan mengajar juga
identik dengan metode mengajar atau metode pembelajaran, dan jenisnya cukup
beragam bahkan semakin kompleks. Pelatihan mengajar seperti ini berfungsi
untuk meneliti setiap metode pembelajaran yang sekiranya paling efektif. Kemudian
dipertimbangkan untuk menggabungkan atau mengkombinasikan antara dua
maupun lebih dari metode pembelajaran yang sudah ada. Sehingga bisa dilihat
aktivitasnya kepada peserta didik, sekaligus mengukur keterampilan calon pendidik
sudah sampai mana. Apakah sudah bisa menggabungkan atau masih fokus dengan
metode pembelajaran secara tunggal. Namun mengkombinasikan beberapa metode
pembelajaran pun tidak bisa asal, perlu disesuaikan dengan karakter dari materi
yang akan disampaikan.
3. Mengembangkan Metode Mengajar. Pelatihan micro teaching juga memiliki
fungsi untuk mendukung proses pengembangan metode mengajar atau metode
pembelajaran. Sehingga untuk metode pembelajaran yang dirasa masih memiliki
kekurangan kemudian dikembangkan agar lebih sempurna. Selain itu,
dimungkinkan sekali untuk mendorong terciptanya metode pembelajaran baru.
Metode baru ini dirasa memiliki lebih banyak keunggulan dibanding metode
pembelajaran yang sudah ada. Sehingga bisa diterapkan untuk kondisi belajar
yang tidak bisa mendukung penerapan metode pembelajaran lama.
RESUME PROGRAM
6.5 Mulyadi, S.Sn., M.Sn.
Ceramah dan Tanya Jawab
RANGKUMAN
Sesi ini adalah sesi terakhir yang diberikan oleh fasilitator. Pada kesempatan peserta
diminta mengisi kuisioner yang bertujuan untuk meningkatan kualitas Program Pekerti-
AA. Selain itu Fasilitator juga meminta untuk mendiskusikan tentang pengelompokan
materi-materi Pekerti-AA UNS 2023 dalam Kelompok Materi Pekerti-AA.
BAB III
HASIL PROGRAM
LEMBAR KERJA
ISBI Aceh merupakan salah satu Perguruan Tinggi Negeri Seni Budaya yang
diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pada
tanggal 6 Oktober 2014. Saat ini ISBI Aceh memiliki lahan 30 Ha di Kota Jantho, yang
nantinya akan dibangun kampus terpadu.
Saat ini, ISBI Aceh memiliki 2 jurusan, yaitu Seni Pertunjukan dan Seni Rupa dan
Desain. Seni Rupa dan Desain memiliki 4 Program Studi yaitu Seni Rupa Murni, Kriya Seni,
Desain Komunikasi Visual, dan Desain Interior. Sedangkan Jurusan Seni Pertunjukan juga
memiliki 5 Program Studi, yaitu Seni Tari, Seni Karawitan, Seni Teater, Kajian Sastra dan
Budaya, dan Bahasa Aceh.
Berdasarkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
Nomor 33 Tahun 2017 Tentang Statuta Institut Seni Budaya Indonesia Aceh, visi, misi dan
tujuan ISBI Aceh adalah sebagai berikut:
Visi
Visi ISBI Aceh adalah “mewujudkan lembaga pendidikan tinggi seni dan
dan berbudaya”.
Misi
b. Membangun kehidupan akademik yang kondusif dan mandiri melalui sistem pendidikan
yang bermutu, transparan, demokratis, dan berjiwa wirausaha;
e. Meningkatkan peran ISBI Aceh dalam pengembangan kreatifitas seni dan budaya di
tingkat lokal, nasional, dan internasional; dan
Uraian Tugas :
Menyebutkan kegiatan – kegiatan di institusinya pada tahun ini
Mengidentifikasi relevansinya dengan kebijakan dan program dari Direktur
Jenderal Pendidikan Tinggi
kegiatan yang
lebih relevan dengan kebijakan dan program dari DIKTI
Rencana Strategis Institut Seni Budaya Indonesia Aceh 2020–2024 disusun secara
sungguh-sungguh berdasarkan kepentingan pengembangan institusi untuk mencapai visi
dan misi sesuai waktu yang dicanangkan. Sejalan dengan hal tersebut, maka Renstra ini
disusun untuk kebutuhan rencana pembangunan dan pengembangan 5 tahun yang
berorientasi ke masa depan melalui penetapan tujuan dan penyusunan strategi secara
eksplisit serta memetakan program prioritas yang dibutuhkan saat ini dengan gambaran
masa depan yang diinginkan berdasarkan pada pertimbangan matang akan kemampuan
organisasi dan kecenderungan perubahan lingkungan. Keseluruhan program tersebut
didukung oleh sasaran strategis dan indikator utama sehingga dapat terukur sesuai waktu
pelaksanaannya. Dengan tersedianya dokumen Renstra Institut Seni Budaya Indonesia
Aceh 2020 – 2024 ini, maka diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam implementasi
upaya-upaya pengembangan institusi secara terarah, sistemik, dan terukur.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024
dari Bappenas ada 4 arah kebijakan yang diangkat yaitu :
1. Pemerataan Layanan Pendidikan Tinggi Berkualitas
2. Penguatan Kualitas dan Daya Saing Pendidikan Tinggi
3. Pendidikan Tinggi Vokasi Berbasis Kerjasama Industri
4. Peningkatan Kapabilitas Iptek dan Penciptaan Inovasi
3. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi
Strategi yang dilakukan ISBI Aceh dalam rangka peningkatan kualitas kurikulum
dan pembelajaran adalah:
a. Menjalankan praktek kerja langsung atau magang paling sedikit satu semester
penuh.
4. Teori Motivasi
MEMODELKAN - Cara
terbaik adalah dengan
memodelkan pengetahuan
dan keterampilan yang akan
R- diajarkan. Walaupun
elevance demikian, guru juga dapat
dibantu dengan video, Memodelkan
pembicara tamu dari luar 20 agar makin
sekolah, atau siswa yang menit mudah difahami
telah menguasai pengetahuan
dan keterampilan tersebut
dapat berperan sebagai tutor
bagi kawan- kawannya yang
lain.
MENYAMPAIKAN
TUJUAN
Pembelajaran dan Tujuan
II. Penyajian pengetahuan prasyarat yang materi kuliah
C- 5 menit
Materi diperlukan akan membantu wajib
onfidence
siswa memperkirakan diberikan
kemungkinan kesuksesan
mereka.
Metode Pembelajaran
1) Pendekatan : Saintifik
F. Media Pembelajaran
1. Media
Lembar penilaian
2. Alat/Bahan
5. Penyusunan RPS
Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan. Standar isi memuat kerangkadasar
dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat pendidikan, dan kalender
pendidikan/akademik dan kemudian dituangkan dalamkriteria tentangkompetensi lulusan,
kompetensi bahan ajar, kompetensi mata kuliah, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi.
Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan tinggi dikembangkanolehISBI
Aceh untuk setiap program studi. Kurikulum tingkat satuan pendidikan tinggi wajib memuat
mata kuliah pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, BahasaIndonesia, dan Bahasa
Inggris. Selain ketentuan sebagaimana dimaksud di atas, kurikulum tingkat satuan
pendidikan tinggi program Sarjana wajib memuat matakuliah yang bermuatan kepribadian,
kebudayaan, serta mata kuliah Statistika.
INSTITUT SENI BUDAYA INDONESIA ACEH
PROGRAM STUDI SENI RUPA DAN DESAIN
JURUSAN SENI RUPA DAN KRIYA
Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Bobot (sks) Semester Tanggal Penyusunan
Teuku Muhammad Husni S. Pd., M. Pd Teuku Muhammad Husni S. Pd., M. Pd Ir. Syahrizal, M. T
Capaian CPL-PRODI (Capaian Pembelajaran Lulusan Program Studi) Yang Dibebankan Pada Mata Kuliah
Pembelajaran (CP) 1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius.
2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan etika berdasarkan kearifan lokal.
3. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila.
4. Memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas tentang indentitas budaya indonesia, lebih spesifik persoalan penumbuhan karakter
nasionalisme berdasarkan indentitas budaya Indonesia di tengan pegaruh globalisasi,
5. Mengklasifikasian penting nya patuh hukum
Bahan Kajian / 1. Mahasiswa mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks indentitas budaya indonesia
Materi 2. Mahasiswa mampu mengimplementasi ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang memperhatikan dan menerapkan nilai agama yang sesuai
Pembelajaran dengan bidang keahliannya;
3. Mahasiswa ampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di bidang keahliannya, berdasarkan hasil analisis
informasi dan data penumbuhan karakter nasionalisme
4. Mampu menggunakan konsep nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari.
Daftar Referensi Utama:
1. Sumarno. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan. Gramedia Pustaka: Jakarta.
2. Winarno. 2008. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Pandua Kuliah di Perguruan Tinggi. Bumi Aksara: Jakarta.
3. Apter, David E. 1987. Politik Modernisasi. Gramedia:Jakarta.
4. Gross, Richard E and Dynesson, Thomas L, 1991. Sosial Science Perspectives Citizenship Education. Teacher Collage: New York.
5. Poespowardojo, Soerjanto. 1989. Filsafat Pancasila. Gramedia: Jakarta.
6. Sumarno. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan. Gramedia Pustaka: Jakarta.
Pendukung:
1. Darji Darmodiharjo, dkk. 1991. Santiaji Pancasila. Surabaya: Usana Offset
2. Sunarso,dkk.2006. pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: UNY Press
3. Hendarsah, Amir. 2009. Sejarah Pemerintahan dan Ketatanegaraan. Yogyakarta: Great Publisher
Nama Dosen
Teuku Muhammad Husni S. Pd,. M. Pd
Pengampu
Mata kuliah
-
prasyarat (Jika ada)
6. Penyusunan RPP
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (RPP)
2 Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
4 Menyajikan pengetahuan factual dalam Bahasa yang jelas, sistematis dan logis dalam karya
yang estetis, dalam Gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tidakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik mampu menujukkan contoh pelaksanaan sila kedua
dan kedua dan sila kelima Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
2. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik mampu membandingkan contoh penerapan nila
Pancasila sila kedua dan sila kelima Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
3. Melalui kegiatan diskusi yang dilaksanakan, peserta didik mampu mempresentasikan hasil
identifikasi contoh pelaksanaan Pancasila sila kedua dan sila ke lima dalam kehidupan sehari-
hari
4. Melalui mengamati gambar dalam tayangan powerpoint, peserta didik mampu merincijenis
mata pencaharian masyarakat sebagai pengaruh kondisi geografis bangsa Indonesia dengan
tepat
5. Melalui diskusi kelompok peserfta didik mampu membuat kliping tentang jenis mata
pencaharian masyarakat sebagai pengaruh kondisi geografis bangsa Indonesia dengan benar
E. Pendekatan/model/teknik pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific Learning,TPACK
3. Teknik :
F. Media.Alat/Bahan Pembelajaran
1. Video pembelajaran
3. LKPD
2. Guru mengajak peserta didik berdoa bersama, yang dipimpin oleh salah
satu peserta didik. (Religius/PPK)
3. Guru melakukan komunikasi kehadiran peserta didik. (Komunikasi)
4. Peserta didik dibagikan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) oleh guru
untuk mengerjakan tugas secara individu dan kelompok( TPACK)
5. Guru menampilkan materi tentang nilai – nilai yang terkandung dari sila
kedua dan kelima serta penerapannya dalam kehidupan sehari hari.
6. Peserta didik mengamati slide yang ditampilkan terkait tentang
penerapan nilai – nilai Pancasila yang ditampilkan di layar
7. Peserta didik mengidentifikasi bentuk- bentuk penerapan nilai
Pancasila yang telah ditampilkan.
8. Guru mengaitkan pentingnya menerapkan nilai – nilai Pancasila dalam
setiap profesi atau pekerjaan, sama seperti dokter yang bekerja dengan
sepenuh hati pergi ketempat berbahaya untuk menolong orang.
9. Guru bertanya kepada siswa apa profesi para relawan dalam tayangan
slide presentasi
10. Guru menyajikan slide presentasi berisi jenis – jenis pekerjaan dalam
masyarakat
11. Guru menjelaskan bahwa setiap pekerjaan/profesi harus mengamalkan
nilai – nilai Pancasila dari setiap aspek pekerjaanya supaya tidak terjadi
pelanggaran – pelanggaran nilai Pancasila dalam masyarakat
12. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengisi
LKPD dengan mencatat dan merinci jenis – jenis pekerjaan yang ada
dalam masyarakat dan tempat tinggalnya
Fase 2. Mengorganisasikan Peserta Didik
3. Peserta didik diajak untuk selalu mensyukuri nikmat yang diberikan oleh
Tuhan sehingga bisa mengikuti pembelajaran hari ini dengan sehat dan
penuh semangat.
4. Guru memberikan pesan moral kepada siswa.
6. Kelas ditutup dengan berdoa yang dipimpin oleh peserta didik sesuai
dengan absennya (Religius, PPK)
I. PENILAIAN
Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
LEMBAR KERJA
C1 C2 C3 C4, C5, C6
No KAJIA JML
N md sd sk md sd sk md sd sk md Sd sk
MATER
I
1 Bab - - - - - - - - - - - 1 1
1
2 Bab - 2 - - 3 - - - - - - - 2
2
3 Bab - - - - - - - - - - 4 5 2
3
JML - 1 - - 1 - - - - - 1 2 5
C1 C2 C3 C4, C5, C6
No KAJIA JML
N md sd sk md sd sk md sd sk md Sd sk
MATER
I
1 Bab 1 - - 2 - - - - - - 3 - 3
1
2 Bab - 4 - - 5 - 6 7 - - - - 4
2
1
3 Bab - - - - - - - - 8 - 9 3
0
3
JML 1 1 - 1 1 - 1 1 1 - 2 1 10
8. PENYUSUNAN PHB AFEKTIF
Pernyataan Pernyataan
Positif Nilai Negatif Nilai
(SS) Sangat Setuju 5 (SS) Sangat Setuju 1
(S) Setuju 4 (S) Setuju 2
(N) Netral 3 (N) Netral 3
(TS) Tidak Setuju 2 (TS) Tidak Setuju 4
(STS) Sangat Tidak Setuju 1 (STS) Sangat Tidak Setuju 5
9. PHB: Psikomotorik
LEMBAR KERJA
PENILAIAN KETRAMPILAN PSIKOMOTOR
Mata Kuliah : PENDIDIKAN PANCASILA
Semester / SKS : IV/3 SKS
Keterampilan Psikomotor yang Dinilai : Presentasi
Waktu :45 Menit
Penilai :
NO DIMENSI 4 3 2 1
1. Tatapan mata fokus mengarah ke audiens
2. Tampil dengan penuh percaya diri
3. Gerakan tubuh luwes
4. Mimik wajah ekspresif
5. Intonasi suara
Jumlah Skor
Jumlah Skor x 5
Keterangan:
4 : Sangat Baik
3 : Baik
2 : Kurang Baik
1 : Tidak Baik
BAB IV
PENUTUP