Anda di halaman 1dari 47

PENTINGNYA GURU PAUD MERENCANAKAN PEMBELAJARAN

DALAM PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DI PAUD SANTO


ANTONIUS SARMI

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH

TERSA D. HULISELAN

2020.04.0298

JURUSAN PENDIDIKAN KRISTEN ANAK USIA DINI


SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN PROTESTAN NEGERI SENTANI
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diterima dan diujikan oleh Panitia Ujian Skripsi Sarjana Jurusan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Burere – Sentani Jayapura

Pada :

Hari :

Tanggal :

Waktu :

Tempat : STAKPN Burere Sentani

MENGESAHKAN

PANITIA UJIAN SARJANA PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

Ketua Sekretaris

DR. Fredrik Warwer, M.Th Dr. Evelien F Ugadje. M.Pd

DEWAN PENGUJI

1. ………………………………… Ketua ……………………………..

2. ………………………………… Anggota …………………………….

3. ………………………………… Anggota …………………………….

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Skripsi Tersa Huliselan telah diterima dan disetujui oleh Dosen Pembimbing Jurusan

Pendidikan Kristen Anak Usia Dini

Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan (STAKPN)

Burere Sentani Jayapura

Sentani, Maret 2023

Menyetujui

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr.EVELIEN F. UGADJE, M.Pd BERNATH LABOBAR,M.Pd.K

ii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan pujian dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan

Yang Maha Kuasa atas kasih dan rahmatnya telah menuntun, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Proposal skripsi dengan judul “PENTINGNYA GURU PAUD

MERENCANAKAN PEMBELAJARAN DALAM PENINGKATAN PRESTASI

BELAJAR DI PAUD SANTO ANTONIUS SARMI ”. Dengan tepat waktu sesuai

ketentuan bidang akademik, untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S1) di Sekolah Tinggi Agama Kristen

Protestan Negeri (STAKPN) Burere – Sentani Jayapura, meskipun banyak sekali

mengalami hambatan yang rasa-rasanya sulit di atasi.

Dengan terselesainya Proposal skripsi ini, penulis tak lupa mengucapkan

terima kasih atas bantuan doa dan dari semua pihak yang tidak terhitung nilainya.

Pada kesempatan yang berbahagia ini. penulis ingin menyatakan ucapan terima kasih

yang tak terhingga dan penghargaan yang sedalam-dalamnya disampaikan kepada :

1. Dr.Fredrik Warwer M.Th ; selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan

Negeri (STAKPN) Burere – Sentani Jayapura

2. Dr. Evelien F Ugadje. M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kristen Anak Usia

Dini

3. Evelien F Ugadje M.Pd sebagai Pembimbing I yang sudah banyak membantu

penulis dalam penulisan dan selama studi ini

4. Bernath Labobar,M.Pd.K selaku pembimbing II yang telah membimbing penulis

dalam penulisan proposal skrispsi.

iii
5. Bernart Labobar, M.Pd.K sebagai Sekretaris PKAUD

6. Seluruh Dosen dan staf administrasi yang telah membantu penulis dengan senang

hati, serta dengan rekan mahasiswa lainnya.

7. Bapak, Ibu & semua saudara-saudaraku yang tercinta telah membantu,

membimbing dan mengarahkan bahkan membiayai penulis dalam penyusunan

Proposal skripsi ini.

8. Suamiku yang tercinta yang selalu memberikan dorongan dan doa sehinga studi

ini dapat di selesaikan.

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ..................................................................................................................1


LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................v
BAB I PENEDAHULUAN ....................................................................................................1
A. Latar Belakang ...............................................................................................................1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah .................................................................................6
C. Rumusan Masalah..........................................................................................................6
D. Tujuan Penelitian ...........................................................................................................7
E. Manfaat Penelitian .........................................................................................................7
G. SISTEMATIKA PENULISAN ......................................................................................9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................................9
A. Metode Penelitian ............................................................................................................9
B. Waktu dan Tempat Penelitian ..........................................................................................9
C. Subjek Penelitian ..............................................................................................................9
D. Variabel Penelitian ...........................................................................................................9
E. Pengumpulan Data dan Instrumen ....................................................................................9
F. Uji/Validasi Data ..............................................................................................................9
BAB II LANDASAN TEORI ..............................................................................................10
A. Kajian Teori .................................................................................................................10
B. Paradigma Berpikir ........................................................................................................31
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................................32
A. Metodelogi Penelitian ...................................................................................................32
B. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................................................33
C. Subjek Penelitian ............................................................................................................33
D. Variabel Penelitian .........................................................................................................33
E. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian .................................................................33
F. Uji Validasi Data ..........................................................................................................39

v
BAB I
PENEDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan zaman globalisasi di seluruh dunia, mendorong setiap
bangsa untuk terus bersaing baik secara fisik maupun nonfisik. Secara umum,
negara-negara besar dan maju lebih bersaing dalam bidang Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi.

Hal yang sama pula dilakukan oleh bangsa Indonesia, dimana


pembangunan di segala bidang dapat dilakukan dan terutama dalam bidang
pendidikan dan teknologi demi mewujudkan cita-cita Negara Kesatuan
Republik Indonesia untuk membangun masyarakat yang adil, makmur dan
sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945. Agar
dapat mewujudkan cita – cita bangsa untuk menyiapkan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang siap bersaing, maka Bangsa Indonesia lebih
memprioritaskan program Pendidikan sebagai satu – satunya tujuan utama
bagi kemajuan bangsa. Oleh karena itu, untuk mendukung dan mendorong
proses pendidikan dimaksud, maka telah dikeluarkannya Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Undang – undang dimaksud dapat mengatur semua alur pendidikan,
baik pendidikan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),
Sekolah Menengah Atas (SMA) / Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) serta Perguruan Tinggi Swasta (PTS).

Dalam mempersiapkan Pendidikan yang baik dan lancar, maka


kurikulum pendidikan dijadikan sebagai standar pendidikan yang resmi
sehingga semua proses atau pelaksanaan pembelajaran dapat dijalankan sesuai
dengan kurikulum yang berlaku secara umum di Indonesia. Penjelasan dalam
(https://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_2013), dikatakan bahwa Kurikulum
2013 (K-13) adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan
Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh

1
pemerintah untuk menggantikan Kurikulum-2006 (yang sering disebut
sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang telah berlaku selama
kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaanya pada
tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah rintisan.
Pada tahun ajaran 2013/2014, tepatnya sekitar pertengahan tahun 2013,
Kurikulum 2013 diimpelementasikan secara terbatas pada sekolah perintis,
yakni pada kelas I dan IV untuk tingkat Sekolah Dasar, kelas VII untuk SMP,
dan kelas X untuk jenjang SMA/SMK, sedangkan pada tahun 2014,
Kurikulum 2013 sudah diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V sedangkan untuk
SMP Kelas VII dan VIII dan SMA Kelas X dan XI. Jumlah sekolah yang
menjadi sekolah perintis adalah sebanyak 6.326 sekolah tersebar di seluruh
provinsi di Indonesia. Kurikulum 2013 memiliki empat aspek penilaian, yaitu
aspek pengetahuan, aspek keterampilan, aspek sikap, dan perilaku. Di dalam
Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang
dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan
terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb., sedangkan materi
yang ditambahkan adalah materi Matematika. Materi pelajaran tersebut
(terutama Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) disesuaikan dengan
materi pembelajaran standar Internasional (seperti PISA dan TIMSS)
sehingga pemerintah berharap dapat menyeimbangkan pendidikan di dalam
negeri dengan pendidikan di luar negeri.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 Tanggal 11 Desember 2014, Pelaksanaan
Kurikulum 2013 dihentikan dan sekolah-sekolah untuk sementara kembali
menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), kecuali bagi
satuan pendidikan dasar dan menengah yang sudah melaksanakannya selama
3 (tiga) semester, satuan pendidikan usia dini, dan satuan pendidikan khusus.
Penghentian tersebut bersifat sementara, paling lama sampai tahun pelajaran
2019/2020. Dan sekarang, kurikulum 2013 yang dikenal dengan kurikulum K-

2
13 telah digunakan dalam tahun pelajaran 2019. Maka, semua tenaga pendidik
/ guru diharapkan mampu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar
(https://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_2013).
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah salah satu pegangan
bagi seorang guru untuk mendidik dan atau mengajar para murid. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagaimana dijelaskan dalam
(https://www.eurekapendidikan.com, 2015) bahwa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana
Pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas
satu indicator atau beberapa indicator untuk satu kali pertemuan atau lebih.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan persiapan yang harus
dilakukan guru sebelum mengajar. Persiapan disini dapat diartikan persiapan
tertulis maupun persiapan mental, situasi emosional yang ingin dibangun,
lingkungan belajar yang produktif, termasuk meyakinkan pembelajar untuk
mau terlibat secara penuh.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan silabus mempunyai
perbedaan, meskipun dalam hal tertentu mempunyai persamaan. Silabus
memuat hal-hal yang perlu dilakukan siswa untuk menuntaskan suatu
kompetensi secara utuh, artinya di dalam suatu silabus adakalanya beberapa
kompetensi yang sejalan akan disatukan sehingga perkiraan waktunya belum
tahu pasti berapa pertemuan yang akan dilakukan. Sementara itu, rencana
pelaksanaan pembelajaran adalah penggalan-penggalan kegiatan yang perlu
dilakukan oleh guru untuk setiap pertemuan. Didalamnya harus terlihat
tindakan apa yang perlu dilakukan oleh guru untuk mencapai ketuntasan
kompetensi serta tindakan selanjutnya setelah pertemuan selesai.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sangat penting bagi seorang
guru atau tenaga pendidik. Sebab dari RPP itulah guru tersebut dapat

3
mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pengajaran kepada para
anak. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini dari masa ke masa mengalami
perkembangan, khususnya dalam rumusan tujuan Pendidikan Anak Usia Dini.
Ada banyak formula atau rumusan tujuan pendidikan Anak Usia Dini yang
dikemukakan Ahli pendidikan.

Dari uraian – uraian diatas, maka jelas bahwa Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran (RPP) mempunyai tujuan pasti untuk Pengajaran Pendidikan
Anak Usia Dini di Sekolah PAUD Santo Antonius.

Dalam mengembangkan karakter, sikap, moral dan spiritual anak,


maka seorang pendidik perlunya mempunyai suatu Standar Proses Pendidikan
yang jelas, karena standar itulah yang bisa menjawab tujuan akhir dari proses
pendidikan itu sendiri. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan
kunci utama proses pembelajaran yang berjalan terarah. Namun, jika seorang
guru atau tenaga pendidik tidak menyiapkan RPP yang baik dan benar, maka
Standar Pendidikan yang ingin dicapai itu tidak akan berjalan dengan baik
sesuai apa yang diharapkan.

Seperti dapat dijelaskan oleh H.Wina Sanjaya (2006:1), bahwa salah


satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya
proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong
untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam
kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi; otak
anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa
dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk
menghubungkannya dengan kehidupan sehari – hari. Akibatnya? Ketika anak
didik kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka
miskin aplikasi. Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran. Mata
pelajaran agama, tidak dapat mengembangkan sikap yang sesuai dengan
norma – norma agama, karena proses pembelajarannya hanya diarahkan agar
anak bisa menguasai dan menghafal materi pelajaran.

4
Masalah serius yang dihadapi di tanah papua pada saat ini adalah
masalah pendidikan. Secara umum, tingkat pendidikan di Provinsi Papua
masih jauh dari apa yang diinginkah oleh pemerintah daerah dan pusat. Rata –
rata melemahnya pendidikan di papua disebabkan oleh adanya tenaga
pendidik / guru meninggalkan tempat tugas dalam jangka waktu yang cukup
lama. Contoh kongkritnya adalah wilayah pedalaman papua dan pulau – pulau
terpencil di papua. Ada seorang guru yang memilih bertempat tinggal di
daerah perkotaan dari pada tinggal di daerah terpencil. Hal ini menyebabkan
terjadinya proses pendidikan yang tidak berjalan secara normal dan atau
sempurna ditempat tugas. Sebagian besar siswa belum membaca bahkan
menulis dengan baik dan benar. Dan ketika mereka melanjutkan pendidikan
ketingkat yang lebih tinggi, mereka tidak mampu menghadapi proses
pendidikan yang berjalan di tingkatan berikutnya. Inilah pentingnya peranan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bagi seorang guru Pendidikan
Anak Usia Dini. Agar RPP dijadikan sebagai alat untuk mengatur dan
mendidik anak murid sesuai dengan apa yang diharapkan. Jika Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tidak dipakai, maka masalah yang dijelaskan
dimuka akan timbul dalam setiap tahapan belajar – mengajar. Guna menjawab
persoalan dan permasalahan yang diuraikan diatas, maka penulis tertarik
untuk mengajukan proposal penelitian dengan judul “ PENTINGNYA GURU
PAUD MERENCANAKAN PEMBELAJARAN DALAM
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAUD SANTO ANTONIUS
SARMI “

5
B. Identifikasi dan Batasan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka penulis


mengidentifikasi dan membatasi masalah yang akan dijadikan sebagai bahan
untuk penelitian selanjutnya, yaitu :

1) Masih melemahnya proses pembelajaran atau pendidikan

2) Sebagian guru pendidikan anak usia dini mengajar tanpa memperhatikan


dan atau menyusun rencana pelakasanaan pembelajaran (RPP)

3) Perubahan dan pembaharuan peraturan-peraturan serta perundang-


undangan pendidikan di Indonesia, belum menjawab masalah
pendidikan di Papua pada umumnya dan kabupaten sarmi pada
khususunya

4) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sangat penting bagi


peningkatan prestasi belajar peserta didi di PAUD Santo Antunius
Sarmi.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dimuka, maka penulis dapat merumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1) Bagaimana guru PAUD merencanakan pembelajaran untuk prestasi
belajar peserta didik PAUD Santo Antonius ?
2) Bagaimana Pentingnya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
terhadap Peningkatan Kualitas Belajar peserta didik PAUD Santo
Antonius ?
3) Bagaimana proses penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) terhadap Peningkatan Kualitas belajar peserta didik PAUD Santo
Antonius?

6
D. Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan utama dalam penulisan proposal penelitian ini,
antara lain:
1. Dapat mengetahui guru PAUD merencanakan pembelajaran untuk
prestasi belajar peserta didik PAUD Santo Antonius.
2. Dapat megentahui Pentingnya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Terhadap peningkatan Kualitas belajar peserta didik PAUD Santo
Antonius.
3. Dapat mengetahui Proses Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
terhadap Peningkatan Kualitas belajar peserta didik PAUD Santo
Antonius.
E. Manfaat Penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan memberikan
masukan kepada:
1. Manfaat Secara Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian dapat bermanfaar untuk menigkatkan
kualitas pendidikan melalui pentingnya guru meracenakan pembelajaran
dalam peningkatatan prestasi peserta didik.
2. Manfaat Secara Praktis
Penelitian ini dapat memberikan beberapa manfaat, antara lain:
1) Bagi peserta didik, dapat meningkatkan prestasi belajar
2) Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam mengembangkan prestasi
anak dengan metode perkembangan
3) Bagi sekolah, sebagai bahan atau metode yang dapat mengebangkan
pestasi belajar anak.

7
F. Definisi Operasional
Perlu dijelaskan beberapa istila penting yang menjadi kata kunci dalam judul
tersebut. Kata kunci dimaksud adalah: pentingnya guru PAUD merencanakan
pembelajaran dalam peningkatan prestasi belajarar di PAUD Santo Antonius
Sarmi.
 PentingNya : Arti kata pentingnya adalah sangat berharharga (berguna).
Contoh : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran itu penting bagi guru.
 Guru : Guru adalah sesorang yang berjasa dalam dunia pendidikan,
karena guru adalan orang yang memberikan ilmu pengetahuan.
 Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) : Menurut E. Kosasih (2014,
hlm. 144) adalah rencana pembelajaran yang pengembangannya mengacu
pada suatu KD tertentu didalam kurikulum.
 Peningkatan : Menurut Moeliano, (2005) adalah sebuah cara atau usaha
yang dilakukan untuk mendapatkan ketrampilan atau kemampuan
menjadi lebih baik.
 Prestasi Belajar : Prestasi belajar merupakan tingkat kemampuan yang
dimiliki anak dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi
yang diperoleh dalam proses belajar mengajar, sesuai dengan tingkat
keberhasilan dalam mempelajari sesuatu materi/tema pelajaran dalam
bentuk capaian nilai sikap, perilaku atau raport setiap aspek
perkembangan dalam proses pembelajaran.
 PAUD Santo Antonius Sarmi ini terletak di distrik Sarmi Kota
Kabupaten Sarmi dan Sekolah ini menjadi lokasi penelitian penulis.

8
G. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

C. Rumusan Masalah

D. Tujuan Penelitian

E. Manfaat Penelitian

F. Definisi Operasional

G. Sistematika Penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

B. Keranka Berpikir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

B. Waktu dan Tempat Penelitian

C. Subjek Penelitian

D. Variabel Penelitian

E. Pengumpulan Data dan Instrumen

F. Uji/Validasi Data

9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
Pengertian Rencana Pembelajaran (RPP)
Di lihat dari masalah yang ada teori menurut Smith & Ragan (1999)
perencanaan pembelajaran merupakan proses sitematis dan befikir dalam
mengartikan prinsip belajar dan pembelajaran kedalam rancangan untuk
bahan dan aktifitas pembelajaran, sumber informasi dan evaluasi”. Senada
dengan pernyataan sebelumnya Mulyasa (2007: 183) memngukapkan bahwa,
“ Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yang mengambarkan
prosedur dan menajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih
kompetensi dasar yang diterapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam
silabus”. Lalu diperkuat oleh Muslich (2008: 45) yang menyatakan bahwa,
“RPP adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan
diterapkan guru dalam pembelajaran dikelas. RPP menjadi pegangan yang
sangat membantu guru untuk melakukan proses pembelajaran secara terara.
Tanpa perencanaan yang dibuat dengan baik, maka proses dan hasil sulit
tercapai secara maksimal”.
Dengan begitu, maka dapat disimpulkan dari berbagai pendapat diatas
bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan suatu rencana yang
disusun secara sistematis, dengan mengacu pada silabus, yang bertujuan untuk
menginformasikan segala aspek dari kegiatan belajar didalam kelas.
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan
berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan
pembelajaran yang efektif diperlukan penampilan mengajar atau keterampilan
mengajar dalam hal ini membelajarkan. Keterampilan mengajar atau
membelajarkan merupakan kompetensi pedagogic yang cukup kompleks
karena merupakan integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan
menyeluruh.

10
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan
“kecakapan untuk menyelesaikan tugas”, sedangkan mengajar adalah
“melatih”. DeQueliy dan Gazali (Slameto, 2010;30) mendefinisikan mengajar
adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat
dan tepat. Berdasarkan pengertian tersebut diatas maka yang dimaksud
dengan penempilan guru adalah seperangkat ketrampilan guru dalam
melatih/membimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta membatunya
berkembang dan menyesuaikan diri pada lingkunga. Jadi, presepsi siswa
tentang penampilan guru adalah penilaian berupa tanggapan atau pendapat
siswa terhadap kemampuan/kecakapan guru dalam proses belajar mengajar.

Hal ini juga dapat dijelaskan dalam buku yang berjudul Problematika
Pendidikan di Indonesia oleh Maryam B.Gainau, dkk (2015:1). Masalah
tujuan pendidikan sangat penting karena memberikan arah kepada proses
pendidikan yaitu usaha-usaha pendidikan dengan sadar untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Namun, yang sering terjadi dalam praktek sehari-hari
adalah pendidikan mengadakan tindakan-tindakan tanpa menghubungkannya
dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Untuk itu pembaruan
pendidikan harus terus dilakukan. Dalam konteks pembaruan pendidikan ada
tiga komponen utama yang perlu disoroti, yakni pembaruan kurikulum,
peningkatan kualitas pembelajaran, dan efektivitas metode pembelajaran.

Secara khusus di Provinsi Papua, Pendidikan merupakan satu tujuan


utama bagi Pemerintah Provinsi Papua demi mencerdaskan kehidupan anak
bangsa di Papua. Maka dari situlah dikeluarnya Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 21 Tahun 2001 Tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi
Papua. Dari undang – undang tersebut pada Bab XVI tentang Pendidikan dan
Kebudayaan Pasal 56 ayat:

1) Pemerintah Provinsi bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan


pendidikan pada semua jenjang, jalur, dan jenis pendidikan di Provinsi
Papua.

11
2) Pemerintah menetapkan kebijakan umum tentang otonomi perguruan
tinggi, kurikulum inti, dan standar mutu pada semua jenjang, jalur, dan
jenis pendidikan sebagai pedoman pelaksanaan bagi pimpinan perguruan
tinggi dan Pemerintah Provinsi.

3) Setiap penduduk Provinsi Papua berhak memperoleh pendidikan yang


bermutu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan tingkat
sekolah menengah dengan beban masyarakat serendah-rendahnya.

4) Dalam mengembangkan dan menyelenggarakan pendidikan, Pemerintah


Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota memberikan kesempatan yang
seluas-luasnya kepada lembaga keagamaan, lembaga swadaya
masyarakat, dan dunia usaha yang memenuhi syarat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan untuk mengembangkan dan
menyelenggarakan pendidikan yang bermutu di Provinsi Papua.

5) Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dapat memberikan bantuan


dan/atau subsidi kepada penyelenggara pendidikan yang diselenggarakan
oleh masyarakat yang memerlukan.

Pelaksanan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai


dengan ayat (5) ditetapkan dengan Perdasi. Pasal 57 ayat :

1) Pemerintah Provinsi wajib melindungi, membina, dan mengembangkan


kebudayaan asli Papua.

2) Dalam melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1),


Pemerintah Provinsi memberikan peran sebesar-besarnya kepada
masyarakat termasuk lembaga swadaya masyarakat yang memenuhi
persyaratan.

3) Pelaksanaan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disertai


dengan pembiayaan.

12
Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
ditetapkan dengan Perdasi. Pasal 58

1) Pemerintah Provinsi berkewajiban membina, mengembangkan, dan


melestarikan keragaman bahasa dan sastra daerah guna mempertahankan
dan memantapkan jati diri orang Papua.

2) Selain bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, bahasa Inggris


ditetapkan sebagai bahasa kedua di semua jenjang pendidikan.

3) Bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar di jenjang


pendidikan dasar sesuai kebutuhan.

Berdasarkan undang-undang tersebut, Provinsi Papua dapat mengatur


dan mengembangkan Proses Pendidikan di Tanah Papua kearah yang lebih
baik sesuai dengan amanat yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maka itu, setiap tenaga pendidik atau
guru di Provinsi Papua diharapkan dapat melaksanakan tugas dan fungsinya
sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam tindakan Proses Belajar-Mengajar,
diharapkan Guru mampu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) sebagai acuan dalam melakukan tugasnya di sekolah. Akan tetapi
ketika ditelusuri, semakin banyak peraturan-peraturan dan perundang-
undangan, namun belum bisa menjawab masalah pendidikan di Papua. Dan
dapat dikatakan pula bahwa, proses pendidikan di Papua masih melemah.
Seperti sebagian tenaga pendidik belum bisa menguasai proses penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan juga kurang aktif dalam
menjalankan tugas dan tanggungjawabnya di kelas sebagai seorang guru.

13
Macam-macam penampilan (Ketrampilan) Mengajar Guru
Turney (Uzer Usman, 2010;74) mengemukakan ada 8 (delapan)
ketrampilan mengajar/membelajarkan yang sangat berperan dan menentukan
kualitas pembelajaran, diantaranya :
1. Ketrampilan Bertanya
Ada yang mengatakan bahwa “berpikir sendiri itu adalah bertanya‟.
Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang
dikenal. Respon yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-
hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulasi
efektif yang mendorong kemampuan pikiran dalam prose belajar mengajar.
Bertanya memaikan peranan penting, sebab pertanyaan yang tersusun dengan
baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif
terhadap siswa yaitu :
a) Ketrampilan Bertanya yang baik
 Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
 Membangkitkan minat dan rasa ingin tau siswa terhadap suatu masalah
yang sedang dihadapi atau dibicarakan.
 Mengembangkan pola cara belajar aktif dari siswa sebab berfikir itu
sendiri sesungguhnya adalah bertanya.
 Menuntun prose bertanya siswa sebab pertanyaan yang baik akan
membantu siswa agar dapat menetukan jawaban yang baik.
 Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.
 Ketrampilan dan kelancaran bertanya daari guru itu perlu dlatih dan
ditingkatkan.
b) Dasar-dasar pertanyaan yang baik
 Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa.
 Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan
 Difokuskan pada suatu ,asalah atau tugas tertentu.

14
 Berikan waktu yueng cukup kepada anak untuk berfikir sebelum
menjawab pertanyaan.
 Bagikanlah pertanyaan kepada semua siswa secara merata.
 Berikan respon yang ramah dan menyenagkan sehuingg timbul
keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab.
 Tuntulah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri
jawaban yang benar.
c) Jenis Pertanyaan yang baik
 Jenis Pertanyaan menurut maksudnya
Pertanyaan permintaan (compliance question), pertanyaan retoris
(rhetical question), pertanyaan mengarahkan atau menuntun (Prompting
Question), dan pertanyaan menggali (probing question),
 Pertanyaan menurut taksoomi Bloom
Pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowledgequestion),
Pertanyaan pemahaman (comprehention question),Pertanyaan penerapan
(application question), pertanyaan sistetis (synthesis question) dan
pertanyaan evaluasi (evaluation question).
d) Hal-hal yang perlu diperhatikan
 Kehangatan dan keantusiasan. Untuk meningkatkan partisipasi siswa
dalam proses belajar mengajar, guru perlu menunjukan sikap baik pada
waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa.
Sikap dan caraguru termasuk suara, ekspresi wajah, gerakan dan posisi
badan menampakan ada tidaknya kehangatan dan keantusiasan.
 Kebiasaan yang perlu dihindari.Untuk meningkatkan partisipasi siswa
dalam proses belajar mengajar, guru perlu menunjukan sikap yang baik
pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban
siswa.

15
Guru harus menghindari kebiasaan seperti : Menjawab pertanyaan
sendiri, Mengulang jawaban siswa, mengulang pertanyaan sendiri,
mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak, menentukan siswa
yang menjawab sebelum bertanya, dan mengajukan pertanyaan ganda.
e) Ketrampilan bertanya di bedakan atas
 Ketrampilan bertanya dasar. Ketrampilan bertanya dasar mempunyai
beberapa komponen yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala
jenis pekerjaan. Komponen-komponen yang dimaksud adalah :
pengukapan pertanyaan secara jelas dan singkat, pemberian acuan,
pemusatan, pemeindahan giliran, penyebaran, pemberian waktu berpikir
dan pemberian tuntunan.
 Ketrampilan bertanya lanjut. Merupakan lanjutan dari ketrampilan
bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan
kemampuan berpikir siswa, memperbesar partisipasi dan mendorong
siswa agar dapat berinisiatif sendiri. Ketrampilan bertanya lanjut dibentuk
diatas landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena
itu semua komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan
ketrampilan bertanya lanjut. Adpun koponen-komponen bertanya lanjut
adalah : pengubahan susunan tingkat kognitif dalam menjawab
pertanyaan, pengaturan urutan pertanyaan, penguatan pertanyaan,
pengunaan pertanyaan pelacak dan penigkatan terjadinya interaksi.
2. Ketrampilan Memberi Penguatan
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respon, apakah
brsifat verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru
terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau
umpan balik (feed back) bagi penerima atas perbuatannya sebagai suatu
dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu
tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya
kembali tingkah laku tersebut.

16
a) Tujuan Pemberian Penguatan
Penguatan mempunyai pengaruh yang berupa sikap positif
terhadap proses belajar siswa dan bertujuan sebagai berikut:
meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan
meningkatkan motivasi belajar, meningkatkan kegiatan belajar dan
membina tingkah laku siswa yang produktif.
b) Jenis-jenis Penguatan
 Penguatan verbal, penguatan verbal biasanya diungkapkan dengan
menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya.
 Penguatan non verbal. Penguatan non verbal terdiri dari penguatan gerak
isyarat, penguatan pendekatan, penguatan dengan sentuhan (contact),
penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa
symbol atau benda dan penguatan tak penuh (partial).
c) Prinsip Pengunaan Penguatan
Penggunaan penguatan secara efektif harus memperhatikan tiga hal, yaitu
kehangatan dan keantusiasan, kebermaknaan, dan menghindari respon
yang negative.
3. Ketrampilan Mengadakan Variasi
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses
interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan
siswa, sehingga dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa
menunjukan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.
a) Tujuan dan Manfaat
 Untuk meninulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-
aspek belajar mengajar yang relevan.
 Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin
mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru.
 Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah
dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar
yang lebih baik.

17
 Guna memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara
menerima pelajaran yang dissenanginya.
b) Prinsip Pengunaan
 Variasi hendaknya digunakan dalam suatu maksud tertentu yang relevan
dengan tujuan yang hendak dicapai.
 Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan sehingga
tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran.
 Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam
rencana pelajaran atau satuan pelajaran.
c) Komponen-komponen ketrampilan mengadakan Variasi
Variasi dalam kegiatan belajar dimaksudkan sebagai proses
perubahan dalam pengajaran, yang dapat dikelompokan kedalam tiga
kelompok atau komponen, yaitu :
 Variasi dalam cara mengajar guru,meliputi : Penggunaan variasi suara
(Teacher voice), pemusatan perhatiaan siswa (focusing), kesenyapan dan
kebisuan guru (teacher silence),Mengadakan kontak pandang dan gerak
(eye contact and movement), gerakan badan mimic, dan pergantian posisi
guru dalam kelas serta gerak guru ( teacher movement).
 Variasi dalam menggunakan media dan alat mengajar.Media dan alat
pengajaran bila di tinjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan
kedalam tiga bagaian, yakni dapat didengar,dilihat dan di raba. Adapn
variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut : Variasi alat
dan bahan yang dapat dilihat (Visual aids), Variasi alat dan bahan yang
dapat didengar (auitif aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba
(motoric) dan gabungan variasi alat atau bahan yang dapat didengar,
dilihat dan diraba (audio visual aids).
 Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa.Pola interaksi guru dengan
murid dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya,
mulai dari kegiatan yang didominasi oelh guru sampai kegiatan sendiri
yang dilakukan anak.Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar

18
tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan
suasana kelas demi keberhasilan siswa mencapai tujuan. Adapun jenis
pola interaksi (gaya interaksi) dapat digambarkan sebagai berikut :
a) Pola guru murid, yaitu kominikasi sebagai aksi (satu arah)
b) Pola guru-murid-guru, yakni ada balikan (feed back) bagi guru, tidak
ada interaksi antara siswa (komunikasi sebagai interaksi).
c) Pola guru-murid-murid, yakni ada balikan bagi guru, siswa saling
belajar satu sama lain.
d) Pola guru-murid, murid-guru,murid-murid.Interaksi optimal antara
guru dengan murid dan antara murid dengan murid (komunikasi
sebagai transaksi multi arah).
e) Pola melingkar, dimana setiap siswa mendapat giliran.
4. Ketrampilan Meberikan Penjelasan
a) Tujuan Memberikan Penjelasan
 Membimbing murid untuk mendapatkan dan memahami hukum,dalil,
fakta, definisi, dan prinsip secaraobjektif dan bernalar.
 Melibatkan murid untuk berpikir dengan memecahkan masalah atau
pertanyaan.
 Untuk mendapat balikan dari murid mengenai tingkat pemahamannya dan
untuk mengatasi kesalapahaman mereka.
 Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran
dan menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah.
b) Komponen-komponen ketrampilan menjelaskan
Secara garis besar komponen-komponen keterampilan
menjelaskan terbagi dua, yaitu : (1). Merencanakan, penganalisaan
masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara
unsur-unsur yang dikaitkan dengan pengunan hukum,rumus atau
generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan.
(2).penyajian suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai

19
berikut : kejelasan penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan,
dan penggunaan balikan.
5. Ketrampilan Membukan Dan mneutup Pelajaran
Membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang
dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan
prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang
dipelajarinya sehingga usaha tersebu memberikan efek yang positif terhadap
kegiatan belajar. Sedangkan menutup pelajaran (Closer) ialah kegiatan yang
dilakukan oleh guru untuk mengakhiri kegiatan belajar mengajar. Usaha untk
menutup pelajaran dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh
tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian
siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.
Komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi :menarik perhatian
siswa, menimbulkan motivasi, memberikan acuan melalui berbagai usaha, dan
membuat kaitan atau hubungan diantara materi-materi yang akan dipelajari
dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai siswa. Komponen
keterampilan menutup pelajaran meliputi: meninjau kembali penguasaan inti
pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dalam bentuk ringkasan dan
mengevaluasi.
6. Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok adalah suatu proses ang teratur yang melibatkan
sekolompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai
pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan
masalah.Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa
menguasai suatu konsep yang memberi mereka kesempatan untuk berpikir,
berinteraksi social, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi
kelompok dapat meningkatkan kreatifitas siswa, serta membina kemampuan
berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan berbahasa.

20
Komponen-konponen keterampilan membimbing diskusi yaitu
memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topic diskusi, memperluas
masalah atau urutan pendapat, menganalisa pandangan siswa, meningkatkan
urutan pikiran siswa, menebarkan kesempatan berpartisipasi dan menutup
diskusi.
7. Ketrampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kodisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi
gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan
untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya
proses belajar mengajar, misalnya terjadi gangguan dalam proses belajar
mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar
mengajar, misalnya penghentian tingkah laku siswa yang menyelewengkan
perhatian kelas, pemebrian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas
oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang produktif.
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu
mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana
yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Dalam melaksanakan
keterampilan mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen-komponen
keterampilan, antara lain :
 Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan
kondisi belajar yang optimal atau bersifat preventif.Keterampilan ini
berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan
mengendalikan pelajaran serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan hal-hal seperti keterampilan menunjukan sikap tanggap, memberi
perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberikan petunjuk-
petunjuk yang jelas, menegur dan memberi penguatan.
 Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar
yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap

21
gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat
mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar
yang optimal. Apabila terdapat siswa yang menimbulkan gangguan yang
berulang-ulang walaupun guru telah menggunakan tingkah laku dan
respon yang sesuai, guru dapat meminta bantuan kepada kepala sekolah,
konselor sekolah, atau orang tua siswa.
 Dalam usaha mengelola kelas secara efektif ada sejumlah kekeliruan yang
harus dihindari guru, yaitu sebagai berikut : (1) campur tangan yang
berlebihan ( Teachers instruction). (2) Kesenyapan (fade away), (3)
Ketidaktepan memulai dan mengakhiri kegiatan (Stop and Start), (4)
Penyimpangan (digression), (5) Bertele-tele (overdwelling).
8. Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Secara fisik bentuk pengajaran ini berjumlah terbatas, yaitu berkisar
antara 3-8 orang untuk kelompok kecil, dan perseorangan. Pengajaran
kelompok kecil dan perseorangan memungkin guru memberikan perhatian
terhadap setiap siswa serta terjadi hubungan yang lebih akrab antara guru dan
siswa maupun sebaliknya. Komponen keterampilan yang digunakan antara
lain : Keterampilan melakukan pendekatan secara pribadi, keterampilan
mengorganisasi, membimbing dan memudahkan belajar dan keterampilan
merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Keterampilan
mengajar yang esensial secara terkontrol dapat dilatihkan, diperoleh balikan
(feed Back) yang cepat dan tepat, penguasaan komponen keterampilan
mengajar secara lebih baik, dapat memusatkan perhatian secara khusus kepada
komponen keterampilan yang objektif dan dikembangkannya pola observasi
yang sistematis dan objektif.

22
Guru PAUD dan Kualitas Pengajaran
Guru merupakan unsur terpenting dalam belajar, sebagai seorang
pengajar, kualitas pengajaranya sangat diburuhkan didalam suatu lembaga
pendidikan. Kualitas prngajaran tersebut meliputi dua hal :
1. Kompetensi Guru
Kompetensi adalah kemampuan guru dalam tingkat profesionalitas
sebagai seorang guru, yang mengacu pada visi, sikap dalam menyampaikan
ajaranya, membentuk karajter dan integritas sebagai guru, dan
mengembangkan intelektual, kepekaan berpikir, kemampuan dibidang belajar
mengajar secara memunculkan positif dan kreatif. Menurut Jasen Belandina
Non Serano dalam bukunya “Profesional Guru dan Bingkai Materi”
mengatakan beberapa hal mengenai kompetensi Guru PAUD yaitu :
1) Guru PAUD mampu menguasai bahan ajar agar dapat menyampaikan
kepada siswa secara baik danjelas.
2) Guru PAUD mampu menguasai prinsip-prinsip pendidikan, hal ini
menyakut hubungan guru dan peserta didik.
3) Guru mampu mengelola program belajar mengajar, hal ini mencangkup
langkah pembelajaran yang harus dikuasai agar dapat mengelola kelas
dan memperkuat pesserta didik dalam mengatur program belajar
mengajar sesuai situasi dan kondisi.
4) Guru PAUD mampu mengelola kelas, kemampuan guru dalam mengelola
kelas menjadikan prose belajar mengajar mengalami keberhasilan, karena
guru dapat memahami karakter peserta didik dam mengetahui situasi
kelas, misalnya siswa lesu, jenuh dan kurang mengerti materi yang di
ajarkan.
5) Guru PAUD mampu membangun hubungan yang baik dengan peserta
didik. Hal ini sangat penting karena merupakan bagian dari komunikasi,
dimana guru dapat memantau perubahan perilaku peserta didik, karena
ada guru yang cenderung hanya memperhatikan peserta didik yang
pandai.

23
6) Guru PAUD mampu menguasai prinsip-prinsip evaluasi belajar,
mencangkup konsep evaluasi belajar, memilih dan mengembangkan
metode evaluasi sesuai kompetensi, indicator dan materi. Pelaksanaannya
sesuai dengan rancangan, menganalisa hasil evaluasi untuk peninkatan
mutu proses beajar mengajar.
2. Profeional Guru
Gurur yang professional di tuntut memiliki karakter, visi, kemampuan
dan komitmen iman yang mengacu kepada kehidupan Yesus Sang Guru
Agung. Untuk itu Guru PAUD perlu terus belajar meningkatkan dirinya
menjadi pribadi yang handal dihadapan Tuhan serta di pakai membina iamn
siswa supaya lebih mengenal dan beriman kepada Allah. Seorang guru PAUD
yang professional adalah yang melaksanakan tugas mengajar dan mendidik di
bidang PAUD dengan mengandalkan kemampuan dan karakter yang tinggi
dan mengacu pada sosok dan penanpilan karakter Yesus Kristus sebagai Guru
Agung. Dengan demikian dapat dirangkumkan Guru PAUD professional
adalah seorang yang menjalani profesinya sebagai guru PAUD dengan
penampilan karakter yang sesuai untuk profesi guru PAUD, yaitu mencakup :
Karakter, Integritas dan Profesional Guru PAUD
Guru adalah orang yang patut di gugu atau di tiru, pernyataan ini
menunjukan bagaimana eksistensi guru dalam bidang pendidikan sebagai
orang yang mampu menerapkan dan mengembangan wawasan ilmu
pengetahuan, serta pembentukan karakteristik kepribadian siswa. Jika
membahas tentang karakter siswa, artinya kita berbicara tenmtang karakter
berkaitan dengan kepribadian seorang guru. Guru sebagai teladan bagi siswa,
sudah sepatutnya memberikan contoh yang baik.
Menurut (Muhibin Syah 1995:225), kepribadian adalah susunan
kesatuan antara aspek perilaku mental (pikiran, perasaan) dengan aspek
perilaku behavior (nyata).Aspek-aspek ini berkaitan secara fungsional dalam
diri seorang individu sehingga membuatnya bertingkah laku secara jasmani
dan tetap dari perilaku psiko fisik (jasmani dan rohani) yang khas dan

24
menetap tersebut, muncul julukan-julukan yang bermaksud menggambarkan
kepribadian seorang guru.
Kepribadian sangat menentukan keberhasilan seorang guru dalam
peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Seorang guru PAUD bukan hanya
sebagai pengajar ilmu pengetahuan, tetapi eksistensi seorang guru PAUD
adalah sebagai pendidik dan pengajar iman Kristen, sehingga hal tersebut,
menuntut suatu karakter dan kepribadian yang berkenan dengan karakter
Kristus. Karakteristik dengan kepribadian yang baik tentunya berkesesuaian
dengan integritas seorang guru.Dalam upaya mewujudkan kualitas seorang
siswa, guru dapat menerapkan pembelajaran di kelas, harus menyamakan
prestasi dan pandangannya berkaitan dengan kepribadian dan integritasnya,
artinya guru harus memiliki ucapan yang selaras dengan sikap dan perilaku
serta perbuatan yang baik.
Menurut (Janse Belandina, 2009:53) menyatakan bahwa, seorang
pengajar PAUD haruslah memiliki karakter dan integritas yang baik, karena
seluruh kehidupan pangajar PAUD merupakan contoh bagi peserta
didiknya.Guru PAUD adalah pribadi yang terbuka bagi perubahan serta
senantiasa berubah kea rah yang positif. Dengan demikian, guru PAK mampu
membangun karakter siswa serta memotivasi terwujudnya proses pencerahan
bagi peserta didik yang di didiknya.
Selanjudnya guru sebagai tenaga pendidik harus mampu membawa
peserta didik pada pamahaman tentang ilmu pengetahuan dan kepribadian
yang baik, hal ini tentunya membutuhkan profesionalitas guru.Dalam
pendidikan agam Kristen, sebagai guru professional adalah guru yang mampu
mengaplikasikan ilmu pengetahuan khususnya pengetahuan tentang ajaran
Alkitab.Pemahaman Alkitab bukan hanya suatu bagian yang di terapkan oleh
guru PAUD karena pendidikan Agama Kristen merupakan suatu bagian dari
beberapa rumpun ilmu pengetahuan yang perlu di terapkan oleh guru.
Dengan demikan, professional guru PAUD harus berdasarkan pada karakter
dan integritasnya.Guru yang professional adalah orang yang mampu

25
menjalankan seluruh tugas dan tanggung jawabnya berkaitan dengan bidang
keahliannya, memberikan motivasi, mengajar dan mendidik siswa dengan
mengandalkan karakter dan integritasnya.Karakter yang berkaitan dengan
kepribadian dan integritas, profesionalitas guru haruslah benar-benar
bersandar dan mengacu pada kepribadian dan sosok Yesus Kristus sebagai
Guru Agung.
Peningkatan Mutu Pendidikan
a) Pengertian Peningkatan Mutu Pendidikan
Dalam proses setiap pembelajaran yang terjadi dalam linkungan
pendidikan, seluruh elemen sekolah memiliki suatu tujuan yaitu peningkatan
hasil belajar. Kata peningkatan sendiri berasal dari kata dasar “tingkat” yang
memiliki arti susunan yang berlapis-lapis atau tumpuan pad tangga (panjang),
tinggi rendahnya martabat (kedudukan, jabatan, kemajuan, pareadan),
pangkat, derajat, taraf, kelas, batas waktu (masa), suatu peristiwa. Sedangkan
kata peningkatan adalah suatu proses, cara, perbuatan meningkatkan atau
suatu usaha, kegiatan dan sebagainya (KBBI, 2008:1528-1529). Jika
pengertian dari kata peningkatan di kaitkan dengan kata pendidikan maka,
dapat di artikan sebagai suatu cara atau upaya menaikan derajat atau taraf
pendidikan menjadi lebih berkualitas atau bermutu.
Selanjudnya kata mutu dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI,
2008:990), memiliki arti kualitas, baik buruk suatu benda atau ukuran, kadar,
taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan), memiliki mutu (berkualitas). Jika
di kaitkan dengan kata pendidikan maka, dapatlah di sebut bahwa mutu adalah
suatu standar yang di pakai dalam mengukur taraf pengetahuan dalam proses
pembelajaran atau pendidikan. Dalam konteks pendidikan, mutu merupakan
hasil pendidikan yang mengacu pada prestasi yang di capai oleh sekolah
dalam jangka waktu tertentu.
Prestasi yang di capai hasil pendidikan dapat berupa hasil tes
kemampuan akademis, dapat pula prestasi bidang lain seperti olahraga, seni
atau keterampilan tertentu (Computer, beragam jenis teknik,jasa). Bahkan

26
prestasi sekolah dapat berupa kondisi yang tidak dapat di pegang seperti
suasana disiplin, keakraban, saling menghormati, bekerja sama, menjaga
ketertiobaan dan kebersihan (Umeidi, 1999:9).
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata pendidikan berasal dari
kata “didik” atau mendidik, memelihara dan memberi latihan (ajaran,
pimpinan) mengenai ahklakh dan kecerdasan pikiran, didikan atau hasil
mendidik, yang di didik, cara mendidik, dan sebagainya. Sedangkan kata
pendidikan adalah hal atau perbuatan, cara dan sebagainya (KBBI 2008:352).
Kemendikbud 2014:7, mendefinisikan bahwa mutu pendidikan di
sekoalah adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara operasional
dan efisiensi terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah,
sehinggah menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut
norma atau standar yang berlaku. Dalam pengertian tersebut dapat di
ungkapkan bahwa, pada dasarnya mutu pendidikan merupakan, kemempuan
sekolah dalam menghasilkan nilai tambah yang di peroleh menurut standar
yang berlaku.Berdasarka pengertian tersebut maka pengertian mutu
pendidikan merupakan kemampuan yang di miliki oleh sekolah dalam
menyelenggarakan pembelajaran secara efektif dan efisien, sehingga
menghasilkan manfaat yang bernilai bagi pencapaian tujuan pengajaran yang
telah di tentukan.
b) Standar Pengelolaan Pendidikan
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan meningkatkan
pelayanan terhadap masyarakat, permendiknas No. 19 Tahun 2007, yang
mengatur tentang standar pengeloaan pendidikan pada suatu pendidikan Dasar
dan Menengah membahas tentang “Perencanaan Program, Pelaksanaan
Rencana Kerja, Pengawasan dan Evaluasi, Kepemimpinan Sekolah, sistem
informasi manajemen dan penilaian khusus.

27
a. Peningkatan Kualitas Belajar Peserta Didik.
Untuk dapat meningkatkan Kualitas belajar peserta didik di Paud
Haleluya Sentani, maka peserta didik haruslah memiliki ketaatan,
pengetahuan yang baik dan prestasi belajar yang tinggi.
1. Menjadi Anak Yang Taat dan Setia
„Hai anak-anak taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah
demikian.Hormatilah ayahmu dan ibumu, ini adalah suatu perintah yang
penting, seperti yang nyata dari janji ini, supaya kamu bahagia dan panjang
umur di bumi‟. (Efesus 6:1-3).
Taat dan setia dalam bahasa Yunani (hupekoos) adalah buah Roh yang
di hasilkan lewat berbagai perubahan hidup. Untuk menjadi anak yang tat di
perlukan latihan sejak dini, dan di mulai dari hal yang kecil. Ketaatan anak
tidak di bangun atas dasar pembenaran diri, tetapi ketaatannya di bangun atas
dasar kekjujuran dan kasihnya kepada Allah.
Taat artinya dengan segera dan senang hati melakukan perintah dari
orang yang bertanggung jawab atas kita. Ketaatan adalah karakter utama yang
di perlukan dalam diri anak agar ia dapat secara maksimal mencapai
panggilan dan rencana Tuhan dalam hidupnya. Ketaatan tidak hanya
melindungi anak dari hal-hal yang buruk dap[at terjadi dalam hidupnya, tetapi
juga kunci untuk anak dapat sepenuhnya melakukan apa yang guru PAUD
harapkan. Apabila anak tidak taat, maka semua usaha guru PAUD dalam
mendidik anak akan tidak maksimal bahkan bias gagal. Guru PAUD sebagai
motivasi dan mengejarkan anak-anak untuk menjadi anak-anak yang taat.
Ketaatan begitu penting karena ketaatan adalah perintah Tuhan, ketaatan
mendatangkan bahagia dan panjang umur.
2. Memiliki Pengetahuan Yang Baik
Arti kata pengetahuan menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)
adalah segala sesuatu yang di ketahui berkenan dengan hal mata
pelajaran.Kualitas yang perlu di kembangkan dalam pengetahuan peserta
didik ialah pengembangan watak, iman, moral, dan nilai-nilai etis agar peserta

28
didik memiliki iman dan taat kepada Tuhan.Secara psikologis peserta didik
sedang mengalami perasaan yang sulit karena perubahan-perubahan yang
terjadi secara cepat pada dirinya.Mereka sedang meninggalkan
ketergantungan dari orang tua tetapi belum siap menghadapi tantangan dari
lingkungan pergaulan yang semakin luas.
Denganmemberikan pelajaran iman, di harapkan peserta didik tahu
konsekuensi dari sikap taat dan yang beresiko dari perbuatan-perbuatan
memberontak. Mengerti arti ketergantungan kepada Allah dan mengerti
pengetahuan tetang arti benar dan salah. Lewat pengetahuan yang di berikan
oleh peserta didik maka, pada masa tuapun dia tidak akan menyimpang dari
jalan yang benar. Pendidikan peserta didik membutuhkan pembinaan yang
sungguh-sungguh dari gereja dan bertujuan untuk peserta didik memperoleh
pengetahuan yang lebih dalam tentang kebenran dan kerajaan Allah, agar
peserta didik memiliki hubungan dengan Kristus dan memperbaharui
hidupnya. (J.M. Nainggolan, 2008:24)
3. Memiliki Prestasi Belajar Yang Lebih Tinggi
(Morgan, 1978), dalam buku “introduction to psycologi, 1978)”
belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku
yang terjadi sebagai suatu hasil dari latiham atau pengalaman.Seseorang yang
memiliki pengetahuan yang baik, harus di tunjang dengan perilaku yang baik
pula.Begitu pula dengan pertumbuhan anak-anak perlu di tanamkan
bagaimana perilaku yang baik sebagai anak-anak Tuahan.
Prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemempuan yang telah di capai
siswa telah mengikuti proses belajar mengajar dalam wakltu tertentu baik
berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan, kemudian
akan di ukur, di nilai dan di wujudkan dalam angka sebagai pernyataan.
Prestasi belajar dapat di artikan hasil yang di peroleh karena adanya aktivitas
belajar yang telah di lakukan.Prestasi meruypakan hasil kecakapan atau
konkrit yang dapat di capai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan

29
pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah di
capai siswa dalam proses pembelajaran (Sunartombs, 2009).
Prestasi merupakan kecakapan atau hasil konkrit yang dapat di capai
pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendpat tersebut, prestasi dalam
penelitian ini adalah hasil yang telah di capai siswa dalam proses belajar
mengajar dio sekolah. Untuk memahami tentang pengertian belajar di sini
akan di awali dengan mengemukakan beberapa defenisi tentang belajar. Ada
pendapat parah ahli tentang definisi belajar.
1. Cronbach mendefinisikan bahwa, Belajar adalah memperhatikan perubahan
dalam perilaku sebagai hasil dari pengelkaman.
2. Harold Spears memberikan batasan bahwa, belajar adalah bagaimana
mengamati, membaca berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan,
mengikuti petunjuk atau arahan.
3. Geoch mengatakan bahwa, belajar adalah perubahan penempilan sebagai hasi
praktek.

Dari ketiga definisi di atas dapat di simpulkan bahwa, belajar itu


senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan
serangkaian kegiatan, meisalnya dengan membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.

Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan


kempuan yang di harapkan sesuaia dengan tujuan instruksional yang ingin di
capai. Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik, perlu di perhatikan
kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal adalah kondisi atau situasi
yang ada dalam diri siswa seperti kesehatan, keterampilan kemampuan dan
sebagainya. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi
manusia misalnya, ruang belajar yang bersih, sarana dan prasarana belajar
yang memadai.

30
Prestasi belajar dapat di ukur melalui tes yang sering di kenal dengan
tes prestasi belajar. Menurut (Saifudin Anwar, 2005:8-9). Mengemukakan
tentang tes prestasi belajar bila di lihat dari tujuannya yaitu, mengungkap
keberhasilan seorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali
informasi yang dapat di gunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes
prestasi belajar berupa tes yang di susun secara terencana untuk mengungkap
performasi maksimal subjeck dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang
telah di ajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal, tes sumatif, bahkan
ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi.

B. Paradigma Berpikir
Paradikma berpikir merupakan suatu landasan berpijak yang memberi
arah sistematis untuk mengatasi berbagai masalah di lapangan,
(Winardi,1980;156 ).

INPUT
OUT PUT
Pentingnya Guru PAUD
Merencanakan Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran PROSES Belajar Peserta Didik
1.Keterampilan Interaksi 1. Memiliki Prestasi
Melaksanakan Prosedur Guru PAUD belajar Tinggi
dengan 2. Memiliki
Mengajar
Siswa pengetahuan yang
2.Keterampilan baik

Berkomunikasi dengan
Peserta didik

Gambar 2.1 Paradigma Berpikir

31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metodelogi Penelitian

Pengertian Penelitian Tindak Kelas (PTK)

Dalam melaksanakan suatu penelitian diperlukan adanya suatu cara


atau metode tertentu yang harus digunakan untuk memperoleh informasi yang
kita butuhkan. Metode ini bertujuan agar informasi yang disimpulkan dapat
dipertangunggkawabakan oleh peneliti, metode penelitian ini merupakan
serangkain kegiatan pelakasanaan dari sebuahpenelitian. Penelitian pada
dasarnya digunakan untuk menunjukan kebenaran dan pemecahan masalah
atas apa yang diteliti untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan satu metode
yang tepat dan relevan untuk tujuan yang diteliti.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindak


Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas merupakan kegiatan untuk
memperbaiki praktik pembelajaran terhadap kegiatan pembelajaran dari
permasalahan yang muncul dalam situasi pembelajaran. Menurut Aqib, (2011,
hlm 3) mengatakan bahwa, PTK adalah “penelitian yang dilakukan oleh guru
di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat”

Arikunto dalam Iskandar Dadang (2015, hlm. 4) mengatakan “istilah


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat disingkat dengan Penelitian Tindakan
(PT) saja karena istilah “kelas” hanya menunjukan sejumlah subjek yang
menjadi sasaran untuk penigkatan”. Selanjutnya, Arikunto dalam Dadang
Iskandar (2015, hlm. 4) mengatakan:

Tujuan PT adalah untuk menyelesaikan masalah melalui suatu


perbuatan nyata, bukan hanya mencermati fenomena yang bersangkutan.
Definisi diatas dapat dipahami bahwa PTK merupakan penelitian tindakan
yang dilakukan atas dasar persoalan pembelajaran yang muncul dikelas guna

32
menigkatkan proses pembelajaran sehingga hasil belajara siswa menjadi
meningkat. Metode penelitian ini mengacu pada tahapan-tahapan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). PTK dilakukan oleh guru yang mempunyai masalah
didalam kelasnya.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

a. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan sejak
tanggal dikeluarkan ijin penelitian dalam kurun waktu kurang lebih 2 (dua)
bulan, 1 bulan pengumpulan data 1 bulan pengolahan data yang meliputi
penyajian dalam bentuk skripsi dan proses bimbingan berlangsun.
b. Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di PAUD Santo Antonius tepat
Jalan Rawa Biru, Kelurahan Mararena, Kecamatan Sarmi Kota.
C. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada anak usia dini pada kelompok B sebagai
subjek penelitian rata-rata usia 4-6 dengan jumlah 10 orang, terdiri 5 anak
laki-laki dan 5 anak perempuan dengan latar belakang yang berlakang sosia
yang berbeda-beda.

D. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, variabel yang akan diteliti yaitu variabel bebas
yakni, pentingnya guru PAUD merencanakan pembelajaran dalam
peningkatan prestasi belajar anak.

E. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian


1. Teknik Pengumlan Data
Teknik pengumpulan data adalah langka yang penting dalam penelitian
yang bertujuan untuk mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data makan peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang diperlukan. Pengumpulan data menurut Iskandar

33
Dadang dan Narsim (2015:hlm.72) mengatakan “Teknik ini dugunakan untuk
mendeskripsikan dalam bentuk uraian.”
Data kuantitatif merupakan data yang diambil dalam bentuk angka-
angka dan analisisnya mengunakan statistic. Sendangkan data kualitatif
merupakan data yang dikumpulkan lebih bersifat kualitatif dan penyajiannya
lebih berdifat deskriptif. Dalam penelitian ini, jenis penelitian ini jenis data
yang diambil adalah kuantitatif dan kualitatif.
a. Jenis Data
1) Data Kualitatif
Data kualitatif berisi kalimat penjelasan yang diambil dari hasil
observasi peneliti pada siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dari
hasil pengamatan observer pada kegiatan pembelajaran yang dilakaukan
peneliti dianalisi dengan deskripsi presentase dan dikelompokan berdasarkan
kategori.
2) Data Kuantitatif
Data kuantitatif berupa angka-angka yang diambil dari hasil evaluasi
setelah diadakan diolah dengan menggunakan teknik deskriptif presentase.
Nilai diambil berdasarkan pencapaian siswa yakni nilai tertinggi, terendah,
jumlah, rata-rata, dan ketuntasan.

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah


pengamatan atau observasi pelaksanaan pembelajaran, angket, lembar
wawancara, lembar free test dan post test, serta foto kegiatan pembelajaran.

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah


sebagai berikut :

2. Cara Pengumpulan Data


Data-data yang diperoleh dalam penelitian dikumpulkan dengan
menggunakan cara-cara yang tepat dan mendung dalam PTK ini,
pengumpulan data perlu dilakukan dalam sebuah penelitian untuk

34
mendapatkan datan dan informasi serta menguji kebenaran hipotesis untuk
menjawab rumusan masalah.
Pengumpulan data pada dasarnya adalah sesuatu yang diperoleh dari
hasil observasi di dalam kelas, pelaksanaan penelitian instrument yang dibuat.
Menurut Marshall dalam sugiyono (2017,hlm. 63) mengatakan
mengumpulkan data dilakukan pada kondisi alamiah, sumber data primer,
serta teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
a) Tes
Tes adalah suatu alat yang berisi serangkain tugas yang harus
dikerjakan atau soal-soal yang harus dijawab oleh peserta didik untuk
mengukur suatu aspek perilaku tertentu. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Sudijono dalam Dadang Iskandar (2015, hlm. 48) mengatakan tes adalah cara
yang dapat digunakan atau prosedur yang ditempuh dalam rangka pengukuran
dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau
serangkai tugas baik berupa prtanyaan-pertanyaan yang harus dijawab, atau
perintah-perintah yang harus dikerjakan ilwh tes, sehingga atas dasar data
yang diperoleh dari dari hasil pengukuran tersebut dapat dihasilkan nilai
standar tertentu.
Tes adalah cara untuk mengukur siswa dalam belajar Arikunto dalam
Dadang Iskandar (2015, Hlm. 48)) mengatakan tes adalah; Serentetan
pertanyaan atau latihan serta alat yang digunakan untuk mengukur
ketrampilan pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki leh
individu atau kelompok. Dengan kata lain tes merupakan alat yang digunakan
untuk mengukur pengetahuan dan kemampuan individu atau kelompok.
Dengan adanya tes guru dapat mengetahui perubahan hasil belajar
yang didapat oleh siswa sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Nana
Sudjana dalam Dadang Iskandar (2015, hlm. 49) mengetakan bahwa “tes pada
umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa,
terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan

35
pengejaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran untuk
memperoleh hasil belajar siswa dalam rana kognitif nya”
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tes merupakan cara atau
prosedur yang digunakan untuk mengukur ketercapaian hasil belajara dengan
tujuan pembelajaran. Tes yang digunakan dalam PTK dilakukan pada akhir
(post test) pembelajaran pra siklus dan tes akhir pembelajaran pada setiap
siklus pembelajaran. Bentuk tes yang biasa digunakan untuk mengukur hail
belajar antara lain uraian, pilihan ganda, dan isian singkat.
Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan tes tertulis untuk
mendapatkan hasil data peserta didik diawal pre-test data akhir peserta didik
dengan memberikan post-tes.
b. Non Tes
Terdapat 4 (empat) jenis nontes yang digunakan dalam penelitian yaitu
dimana guru mendapatkan gambaran dari proses pembelajaran yang meliputi;
observasi siswa, dan guru, wawancara dan dokumentasi, dengan penjelasan
sebagai berkut:
1) Observasi
Dalam penerapannya observasi sebagai alat pengumpulan data
penelitian, maka pelaksanaan observasi berorientasi pada pelaksanaan
rancangan atau rencana tindakan pembelajaran. Menurut Arikunto dalam
Dadang Iskanda (2015, hlm. 49) observasi sebagai suatu aktivitas yang sempit
yakni memperhatikan sesuatu dengan mata. Di dalam pengertian psikologi,
observasi atau disebut pengamatan meliputi kegiatan pemuatan perhatian
terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra.
Richards and Lockhart dalam Iskandar Dadang (2015, hlm. 49)
mendefinisikan observasi yakni observation is suggested a way to gather all
information about teaching yang berarti bahwa observasi adalah cara yang
disarankan untuk memperoleh semua informasi tentang pembelajaran.

36
Sudjana dalam Dadang Iskandar (2015, hlm. 50) mengatakan bawa
observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk
mengukur tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang
dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi
buatan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa observasi
adalah kegiatan yang dilakukan secara langsung dan sistematis dengan
mengamati proses pembelajaran sehingga diketahui informasi yang akurat
tentang perubahan sikap atau tingkah laku dalam perubahan lain yang
dijadikan focus pengamatan.
2) Wawancara
Wawancara adalah sutu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara dialog (prcakapan) antar dua orang atau lebih yang berisikan
tentang pertanyaan-pertanyaan mengenai siatu informasi yang ingin diketahui
oleh peneliti.
Wawancara menurut Arikunto (2010, hlm. 44) adalah suatu metode
atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan
cara Tanya jawab sepihak. Ada dua jenis wawancara, yakni wawancara
terpimpin dan wawancara bebas. Wawancara yang dilakukan peneliti adalah
wawancara bebas dengan mengajukan beberapa pertanyaan dalam bentuk
tulisan kepada observer dan peserta didik. Wawancara bebas bertujuan agar
hasil atau jawaban wawancara memiliki informasi yang lebih padat.
Wawancara merupakan cara pengumpulan data dengan cara
komunikasi langsung secara verbal. Sendangkan dalam penelitian ini
wawancara adalah cara pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan
kepada narasumber yang terdiri dari guru kelas. Hasil wawancara akan di
deskripsikan dan ditarik kesimpulan.

37
3) Dokumentasi
Dokumtasi merupakan sebuah cara yang dilakukan untuk menydiakan
berbagai macam dokumen salah satunya yaitu dengan cara mengunakan bukti
yang akurat, dokumentasi bias dilakukan secara tertulis meupun tercetak yang
memiliki keterkaitan dengan apa yang diteliti. Menurut Riduwan dalam
Iskandar Dadang (2015, hlm. 51) menyatakan bahwa dokumentasi ditujukan
untuk menperoleh data langsing dari tempat penelitian, meliputi buku-buku
relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film documenter,
dan data-data yang relevan dengan penelitian. Dokumentasi ini berupa foto-
foto aktivitas siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung, kegiatan
peneliti ketika sedang menyampaikan materi didepan kelas, dokumentasi
diambil untuk memperjelas dan memperkuat data dalam penelitian tindakan
kelas.
1. Instrumen Penelitian
Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka dari
itu harus adanya alat ukur sesuai dan baik. Alat ukur dalam penelitian disebut
dengan instrimen penelitian. Mnurut Sukmadinata (2020, hlm. 230)
mengatakan “intrumen penelitian adalah berupa tes yang besifat mengukur,
karena berisi tentang pertanyaan dan pernyataan yang alternative jawabanya
memiliki standar jawaban tertenru, benar salah maupun skala jawaban”
berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa instrument penelitikan
merupakan alat ukur untuk mengukur kemampuan siswa dalam bentuk
pertanyaan yang memiliki standar skala jawaban tertentu.
Adapun Instrumen pendukung dalam penelitian yang dilaksanakan
oleh peneliti adalah sebagai berikut:

38
F. Uji Validasi Data
Data-data yang diperoleh dapat dilihat kebenarannya dengan
melakukan audit trail, yaitu dengan cara memeriksa data-data yang diperoleh
apakah masih ada yang dapat berupa metode atau prosedur yang dipakai, dan
juga kemukinan kesalahan dalam mengambil kesimpulan.
Validasi data dengan audit trail dapat dilakukan dengan cara
memeriksa atau membandingkan dengan catatan-catatn yang ditulis oleh
peneliti lain dalam melakukan penelitian tindakan kelas. Validasi data audit
trail dapat juga dilakukan dengan cara meminta pendapat dari orang lain yang
ahli dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas, misalnya kaka
G. Siklus Penelitian
Adapun tahapan penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :
Siklus I
a. Rencana Tindakan
Rencana tindakan yang peneliti lakukan adalah :
1) Peneliti mengalisis perencanaan pembelajaran (RPP)
2) Peneliti mendiskusikan tema pembelajaran bersama guru
3) Mempersiapkan bukti keberhasilan dari tidankan
4) Mempersiapkan tahapan observasi
5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I adalah
Suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti secara sistematis
agar tercapainya tujuan pembelajaraan yang telah di rencanakan
sebelumnya. Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dengan teman
sejawat. Prosedur tindakan akan diterapkan sehingga dapat berjalan dengan
lancar maka di perlukan kegiatan sebagai berikut :
1) Menetukan tema pembelajaran yang menarik
2) Memberikan kebebasan anak untuk menetukan tema pembelajaran
3) Memotivasi guru dalam menyusun perencanaan yang lebih menarik

39
4) Melakukan wawancara tidak terstruktur kepada setiap guru tentang
tema pembelajaran.

c. Pengamatan/Observasi
Pengamatan siklus I adalah
Pengamatan observasi tindakan di lakukan dalam setiap siklus di mana
peneliti mengamati setiap pelaksanaan siklus yang di lakukan, dimana dari
hasil tersebut di bahas pada setiap analisi dan refleksi. Pengamatan di
lakukan peneliti terhadap perencanaan pemebelajaran yang telah disusun
guru yaitu:
1) Partisipasi anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
2) Ketrampilan guru dalam menyajikan setiap materi
3) Ketertarikan anak dalam setiap kegiatan pembelajaran
4) Kemampuan guru memciptakan susanan belajar yang menyenangkan
d. Refleksi/menganalisa dan sintesis
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil
penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan
perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi tindakan siklus
berikutnya. PTK ini berhasil apabila:
1) Sebagian (50% dari Anak Usia Dini) mampu berpartisipasi dengan baik.
2) Sebagian (50% dari Guru) mampu menyajikan pembelajaran dgn baik.
3) Sebagian kecil (25% dari Guru) mampu menyusun RPP.

Adapun deskripsi hasil penelitian tindakan kelas (PTK).


Menggunakan model Kemmis dan MC Taggart. Dapat peneliti uraikan
dalam tahapan siklus-siklus seperti pembelajaran awal dilanjutkan
perencanaan, kemudian dilakukan pelaksanaan, lalu observasi dilanjutkan
dengan refleksi. Dalam penelitian ini kriteria ketuntasan yang diharapkan

40
mencapai 100% guru sudah mampu merencanakan pembelajaran yang baik
dalam peningkatan prestasi belajar siswa, Penelitian ini dilakukan dalam 2
siklus dengan 4 tahapan sebagai berikut :

Gambar 3.1 : Model Penelitian Tindakan Kelas

41

Anda mungkin juga menyukai