Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : LITA LUSMASARI

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 859763156

Tanggal Lahir : 08/06/2001

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4208/PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA

Kode/Nama Program Studi : 118/PGSD S1

Kode/Nama UPBJJ : 83/KENDARI

Hari/Tanggal UAS THE : SENIN/20/12/2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

Surat Pernyataan

Mahasiswa Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : LITA LUSMASARI


NIM : 859763156
Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4208/PENDIDIKAN JASMANI DAN
OLAHRAGA
Fakultas : FKIP
Program Studi : PGSD S1
UPBJJ-UT : 83/KENDARI

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Konawe, 20 Desember 2021

Yang Membuat Pernyataan

LITA LUSMASARI
JAWABAN

1. Kecerdasan Kinestetik adalah kemampuan untuk menggabungkan antara fisik dan pikiran, sehingga menghasilkan gerakan yang sempurna
. Contohnya seperti seorang Dokter, Penari ataupun olahragawan dan lain-lain. Kemampuan memadukan antara fikiran dan gerakan sehingga
mampu mencapai tujuan inilah yang disebut kecerdasan kinestetik. kecerdasan kinestetik penting untuk dikembangkan, Alasannya adalah
karena dapat meningkatkan kemampuan psikomotor, keterampilan, percaya diri, kreatif, dan kesehatan pada anak.
Lalu apa saja kegiatan yang dapat mengembangkan kecerdasan kinestetik.
Untuk mengembangkan kecerdasan kinestetik peran orang tua sangat diperlukan dalam setiap aktivitas fisik anak. Jangan melaran g anak
tanpa penjelasan yang dimengerti oleh anak karena akan mematikan rasa ingin tahunya padahal rasa ingin tahu tersebut adalah aset terbesar
yang dimiliki oleh anak. Dari perasaan inilah anak-anak tidak mengenal kata “putus asa” dalam melakukan berbagai hal apapun nantinya.
Untuk mengembangkan kecerdasan kinestetik pada anak, anda dapat melakukan permainan di rumah seperti bermain pola dan bentuk,
menari, bermain peran, maupun tebak-tebakan. Permainan yang dapat dilakukan di luar rumah seperti bermain bola, berenang, bersepeda
dal lain-lain. Itulah beberapa contoh kegiatan bermain dengan anak yang dapat mengembangkan kecerdasan kinestetik anak anda.
Semua anak terlahir unik dan memiliki kecerdasan masing-masing. Kecerdasan bukan hanya soal “prestasi akademis” tapi lebih menekankan
kepada kemampuan memecahkan masalah atau solusi alternatif terhadap persoalan dalam kehidupan. Sebagai orang tua kita wajib
mengarahkan, membimbing serta mengembangkan potensi kecerdasan yang ada pada anak. Kita harus peka terhadap bakat maupun minat
anak sehingga dapat mengembangkannya secara maksimal. Semua anak memiliki potensi untuk bisa cerdas dalam semua aspek dan
kesempatan ini ada saat mereka masih usia dini. Dan disinilah peran orang tua agar anak anda tumbuh menjadi anak yang menakjubkan.
ada tiga dasar dalam keterampilan atau kemampuan gerak.
Tiga keterampilan dasar inilah yang selanjutnya bisa menjadi patokan seseorang, khususnya anak usia dini, untuk melanjutkan k e
spesialisasinya masing-masing.

 Gerakan Lokomotor
Gerak lokomotor adalah kegiatan di mana bagian tubuh tertentu bergerak atau berpindah tempat.
Sebagai contoh, gerak berjalan dan melompat disebut gerak lokomotor karena berpindah tempat.
 Gerakan Nonlokomotor
Jenis gerakan ini berbanding terbalik dengan gerak lokomotor karena gerakan nonlokomotor adalah gerakan yang tidak berpindah tempat.
Artinya, sebagian anggota tubuh tertentu saja yang digerakkan. Contohnya yaitu menari, mendorong, memutar, hingga menekuk.
 Gerakan Manipulatif
Adapun gerakan manipulatif adalah gerakan yang melibatkan tindakan mengontrol suatu objek khususnya dengan tangan dan kaki.
Sebagai contoh, melempar bola kasti ke arah sasaran termasuk gerak manipulatif.

2. permainan memiliki makna kegembiraan melalui bermain. Kegiatannya membangkitkan daya tarik dan mempesona anak. Ini semua
ditandai dengan enam aspek sebagai berikut:
1. Menempatkan diri pada situasi, gerakan, dan irama tertentu.
2. Kegemaran berlomba berkompetisi bersaing secara sehat.
3. Kegembiraan dan kepuasan dalam menggunakan alat.
4. Tugas-tugas yang mengandung resiko mengandung tantangan.
5. Kegembiraan atau kepuasan dengan memperlihatkan ketangkasan yang dikuasainya.
Sudah sejak dahulu kala anak-anak telah tertarik dan berminat terhadap bertandingbersaing satu sama lain dalam mencari perbandingan
dengan anak yang lain. Atletik dengan beragam event yang dimilikinya, menyediakan forum yang bagus sekali bagi macam hubungan interaksi
sesamasebaya demikian. Bahkan apabila atletik dijadikan suatu aktivitas menarik bagi anak-anak, maka para pembina olahraga haruslah
merencanakan program-program yang menggabungkan unsur-unsur penting yang memberi motivasi anak-anak untuk bermain. Atletik Bocah
memberikan kegembiraan; latihan-latihan event baru dan gerakan-gerakan wajib yang beragam memerlukan penguasaan dalam lingkup
suatu teamregu pada lokasi yang berbedabeda di dalam lingkungan arena lomba. Gerakan atletik dasar pada Atletik Bocah lari, l ari daya
tahan, lompat, lempar dapat dilakukan dan dilatihkan dalam suasana bermain.

3. Keterampilan gerak dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasarsalah satunya adalah gerak dasar renang. Alasan
mengapa cabang renang dapat digunakanuntuk mencapai tujuan pendidikan jasmani karena renang memiliki banyak manfaat.
Manfaattersebut diantaranya dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan tubuh, bersosialisasidan berinteraksi dengan orang lain,
menambah kepercayaan pada diri sendiri dan dapatdigunakan sebagai kegiatan rekreatif karena rangsangan dingin dapat menyegarkan
tubuh danperasaan. Model pengembangan gerak dasar renang di sekolah dasar harus disesuaikan dengantahap pertumbuhan dan
perkembangan anak, agar hasil yang dicapai sesuai dengan tujuanpembelajaran yang diinginkan.
Desain gerak dasar renang tersebut meliputi;
(1) Pengenalan air,anak duduk di pinggir kolam, menggerakkan kedua kaki di pinggir kolam, menggerakan keduakaki dengan kaki l urus,
tengurap di pinggir kolam dengan menggerakkan kedua kaki, masukdan berdiri di pinggir kolam, memasukkan kepala ke dalam air, berjalan
memegang pelampungdi kolam,
(2) Gerak dasar renang meliputi melakukan gerakan meluncur, melakukan gerakankaki dengan pelampung, melakukan gerakan putar t angan,
melakukan ambil nafas denganputar tangan, melakukan gerak koordinasi gerakan dasar renang.

Dasar teknik mengapung di air adalah jangan panik, rilekskan dirimu.


Sebelum mulai mencoba cara mengambang di air sebaiknya terlebih dahulu biasakan diri anda dengan air kolam. Caranya simpel,
1. Masuklah ke dalam kolam yang tidak terlalu dalam.
2. Lompat-lompat di tempat sambil gerak-gerakan kaki dan tanganmu.
3. Cobalah berjalan ke depan dengan langkah pendek, langkah panjang ataupun melompat.
Setelah terbiasa silahkan lanjut ke tahap selanjutnya,
Cara Mengapung di Air
Paling mudah dilakukan dengan partner/ pelatih, dengan begitu kita merasa aman sehingga tubuh lebih nyaman. Kalau tidak ada p artner,
dengan terpaksa bisa menggunakan pinggiran kolam atau pegangan tangga keluar kolam.

Berikut langkah-langkahnya
1. Lakukan dengan saling berhadapan
2. Perlahan-lahan arahkan badanmu kedepan sambil buka tangan dan kaki. Saat itu kepala, tangan dan kaki membentuk bintang.
3. Kalau anda rileks pasti tubuh akan naik ke atas, mulai mengambang. Usahakan jangan takut, tenang ada partner di depanmu. Tugas si
partner adalah menyambut kedua tangan jika kesulitan.
4. Setelah terapung, hadapkan wajahmu ke depan agar bisa bernafas dengan baik.
5. Lakukan sedikit gerakan menendang dengan kedua kakimu.
6. Praktekan teknik mengambang ini beberapa kali sampai anda bisa melakukan sendiri.
Peran partner bisa anda ganti dengan papan luncur setelah mulai terbiasa.

4. Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Proses belajar-mengajar merupakan rangkaian kegiatan mulai dari merencanakan, melaksanakan sampai dengan evaluasi serta
menyelenggarakan tindak lanjut dalam kegiatan belajar-mengajar. Keberhasilan guru Pendidikan Jasmani dalam tugas mengajar, dapat dilihat
dari hasil belajar yang dicapai oleh para muridnya. Untuk mengetahui hasil yang dicapai tersebut, guru perlu melakukan suatu kegiatan
evaluasi terhadap kegiatan belajar siswa. Evaluasi merupakan kegiatan pembelajaran yang meliputi evaluasi proses dan hasil belajar. Hasil
kegiatan evaluasi tersebut akan memberikan gambaran kepada guru dalam menyususn program berikutnya. Gambaran tersebut dapat
bersifat baik atau sebaliknya, dengan demikian akan memberi kesempatan kepada guru untuk melakukan program perbaikan (remidial) atau
pengayaan.

A. Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah proses mendapatkan informasi dan memergunakannya untuk menyusun penilaian dalam rangka membuat suatu keputus an.
Evaluasi dapat dilakukan dengan cara pengukuran dan tes. Evaluasi merupakan kegiatan yang selalu dilakukan oleh setiap guru, mempunyai
arti yang sangat besar bagi keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran guru dengan siswa. Dalam modul ini akan dipaparkan beberapa
pendapat tentang evaluasi atau penilaian. Evaluasi berasal dari kata ”evalution” (Inggris) yang berarti menilai. Menilai lebih dalam maknanya
daripada mengukur. Dengan mengukur kita akan mendapatkan gambaran sesuatu yang diukur secara kuantitatif (jumlah), misal meni mbang
berat badan si Amin 45 kg, Syarifah Aminah 40 kg; dan tinggi badan Badrun 155 cm, Budiasih (152 cm). Angka-angka tersebut menunjukan
data pengukuran yakni kuantitatif atau angka-angka.
Suatu proses pengamatan-pengukuran yang berkelanjutan sampai murid berhenti belajar. Proses penilaian tidak akan berhent i selama siswa
berhenti belajar, sehingga pemecahan kesulitan belajar siswa tidak terlambat ditangani dan dia selalu dinyatakan sehat untuk belajar sampai
kepada penilaian akhir belajar.
Tugas guru di samping mendidik dan mengajar adalah membuat penilaian terhadap siswa atas bahan-bahan yang telah diajarkan.
Pelaksanaannya dengan jalan memberikan ulangan terhadap murid-muridnya. Penilaian merupakan suatu usaha atau suatu proses untuk
mengukur atau memandingkan sesuatu dalam rangka mengetahui baik tidaknya atau memadai tidaknya dengan menggunakan ukuran-
ukuran tertentu yang sudah dipersiapkan serta ditetapkan menggunakan ukuran-ukuran tertentu yang sudah dipersiapkan yang sudah
disiapkan serta ditetapkan terlebih dahulu.
Dengan memperhatikan arti evaluasi yang digambarkan di atas, evaluasi mempunyai arti sebagai berikut:

Usaha guru untuk mengetahui atau perbandingan guna mendapatkan gambaran tentang tujuan atau target terhadap penguasaan bahan
ajaran yang telah dicapai oleh murid sebagai peserta didik. Kegiatan tersebut dilakukan dengan cara ulangan atau ujian. Pelaksanaannya
secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh, dalam bentuk kuantitatif (jumlah) maupun kualitatif (mutu) sesuai dengan ukuran tertentu.

B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi


Tujuan evaluasi adalah untuk mendapatkan informasi yang dapat memberikan gambaran tentang hasil kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukannya. Dengan gambaran tersebut, guru sebagai perencana program dan pelaksana program pembelajaran dan melakukan evalu asi,
akan dapat mengambil keputusan untuk menentukan tindakan apa yang paling tepat guna memperbaiki proses pembelajaran atau tugasnya
sebagai pendidik (guru).
Tujuan evaluasi tidak terlepas dari fungsi evaluasi, maka guru dalam mengambil keputusan tidak terlepas pula dari fungsi evaluasi, yaitu:
Memberikan umpan balik kepada guru untuk memperbaiki kegiatan pembelajarannya serta dapat menempatkan anak didik sesuai dengan
kemampuannya.
Memberikan umpan balik kepada murid untuk dapat memperbaiki cara belajarnya, sehingga akan dapat meningkatkan kemampuan dalam
menyerap bahan ajaran semaksimal mungkin.
Memberikan informasi kepada orang tua tentang kemajuan kemampuan anaknya dalam kegiatan belajarnya, sehingga dapat memberikan
bantuan atau dorongan untuk belajar lebih baik lagi di rumahnya.
Bahan masukan bagi Kepala sekolah/Pengawas yang diperlukan, sehingga dapat memberikan pembinaan pembelajaran lebih lanjut.

C. Manfaat Evaluasi Pendidikan Jasmani


Kegiatan evaluasi memiliki manfaat sebagai berikut:
Evaluasi bertujuan untuk mengetahui letak kelemahan dimana potensi anak-didik itu berbeda
Evaluasi untuk mengadakan seleksi
Evaluasi bertujuan untuk mengetahui letak kelemahan-kelemahan peserta didik
Evaluasi untuk mengetahui apa yang telah dicapai dalam pelajaran olahraga
Evaluasi untuk memberi bantuan dalam pengelompokan peserta didik untuk tujuan-tujuan tertentu.
Evalauasi dapat memberikan dorongan atau motivasi bagi peserta didik dalam berolahraga.
Evaluasi dapat memberikan bantuan dalam bimbingan kearah pemilihan yang sesuai dengan kemampuan peserta didik
Evaluasi memberikan data bukti untuk dilaporkan kepada orang tua dan masyarakat , yaitu pihak -pihak yang memerlukan keterangan-
keterangan tentang seseorang anak-didik
Evaluasi dapat memberikan data untuk keperluan penelitian atau risert.

Pentingnya evaluasi untuk memantau kemajuan dan pencapaian tujuan belajar, sekarang ini sudah cukup disadari oleh para guru Pendidikan
Jasmani. Hal ini paling tidak dapat dilihat dari penetapan nilai pelajaran Pendidikan Jasmani dalam setiap laporan. Namun demikian,
pentingnya evaluasi tidak hanya terbatas pada penetapan nilai, akan tetapi juga dilihat dari sisi manfaatnya.
Dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani, fungsi evaluasi terdiri dari (1) fungsi Format if, (2) fungsi Sumatif, (3) fungsi Penempatan,
dan (4) fungsi Diagnostik Evaluasi.

Fungsi Formatif
Hasil evaluasi digunakan untuk memperbaiki secara langsung hasil belajar siswa dan kegiatan pembelajaran tersebut. Dengan dem ikian
kelemahan dan kekuatannya yang telah terjadi dapat segera diketahui dan di perbaiki.
Kelemahan akan segera dapat diperbaiki oleh guru dan murid akan langsung dapat mengetahui situasi dan kondisinya sendiri, s ehingga
murid akan berusaha memperbaiki sendiri atau dengan bantuan teman atau guru. Kekuatan dari hasil evaluasi tersebut akan memberikan
guru mengambil langkah untuk memberikan pengayaan materi ajaran atau melanjutkan materi berikutnya. Kegiatan evaluasi formatif ini
dilakukan secara terus-menerus, sehingga dapat tercapai belajar tuntas yaitu 75 - 85 % bahan ajar dapat dikuasai secara maksimal oleh
seluruh siswa.

Fungsi Sumatif
Evaluasi ini untuk menentukan tingkat keberhasilan murid dalam belajarnya. Evaluasi ini sering dilakukan oleh para guru, deng an melalui
berbagai instrumen evaluasi berupa pengamatan dan tes; baik lisan maupun tertulis selanjutnya digunakan untuk mengukur kemampuan
murid setelah belajar beberapa kompetensi dasar. Hal ini sering digunakan untuk menentukan murid dalam mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditentukan. Apa yang telah dicapai oleh murid tersebut diberikan penghargaan dalam bentuk angka (kuantitatif) yang dicantumkan
dalam raport untuk kenaikan kelas. Kemampuan murid tersebut yang dilakukan beberapa kali tes, yang selanjutnya digabun gkan kemudian
dibagi untuk menentukan angka yang didapatkan oleh murid tersebut dengan prosedur penentuan angka yang telah ditetapkan. Hal ini sudah
tentu dapat memberikan informasi kepada orang tua murid tentang kemampuan anaknya tersebut selama belajar, sehingga dapat diharapkan
bantuan orang tua untuk mendorong anaknya lebih giat belajar di rumah.

Fungsi Penempatan
Fungsi penempatan ini bermaksud untuk mengelompokkan murid sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, selanjutnya murid-murid
tersebut akan ditempatkan pada posisi dengan kategori tertentu. Sebagai contoh pada tes awal pada suatu kegiatan pembelajaran mata
pelajaran tertentu, guru melakukan pengelompokan terhadap murid-muridnya sesuai dengan hasil tes awalnya, dengan kategori: baik, sedang
dan kurang. Dengan demikian guru dapat membuat rencana pembelajaran bagi setiap kelompok muridnya sesuai dengan kemampuan tia p
kelompoknya. Para murid tersebut dapat mengikuti pembelajaran sebaik-baiknya serta penyerapan bahan ajaran secara maksimal.

Fungsi Diagnostik
Fungsi diagnostik seperti ini sama halnya sebagai fungsi evaluasi formatif untuk mengetahui kelemahan-kelemahan para murid dalam
menghadapi mata pelajaran. Tetapi ada perbedaannya dalam kelemahan tersebut, jika fungsi evaluasi formatif kelemahannya hanya
sementara sifatnya. Untuk fungsi evaluasi diagnostik bersifat permanen seperti kemampuan kejiwaan, sehingga perlu ditangani o leh guru
Pendidikan Jasmani secara cermat dan hati-hati. Murid-murid tersebut mungkin memiliki kelemahan terhadap takut melakukan: renang,
senam (seperti roll kedepan). Untuk itu guru Penjaskes di sekolah perlu mengetahui cara mengatasi tanpa paksaan terhadap muri d tersebut.
Maka kesabaran perlu ditingkatkan agar murid tidak lebih trauma (takut) lagi dalam menghadapi pelajaran renang atau senam tersebut. Jika
hal ini tidak dilakukan oleh guru Penjaskes tersebut, maka murid tidak akan berani dan dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
Skema proses pembelajaran posisi unsur evaluasi dalam kegiatan pembelajaran menunjukkan bahwa sesudah pelaksanaannya ada suatu
kegiatan analisis hasil, selanjutnya kembali ke perencanaan pembelajaran serta pelaksanaannya untuk memperbaiki kelemahan yan g
diketahui oleh guru yang bersangkutan.

RENCANA
PEMBELAJARAN PENJASKES

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PENJASKES

PROGRAM
EVALUASI
ANALISIS HASIL EVALUASI

Kegiatan Intra Kurikuler yang dilakukan di sekolah dengan penjatahan waktu yang terstruktur dalam program atau jadwal pelajar an. Evaluasi
yang dilakukan pada kegiatan ini untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan dengan kegiatan tatap muka secara individual
dan klasikal. Kegiatan perbaikan dan pengayaan dilaksanakan dalam kegiatan Intra Kurikuler.
Kegiatan Ekstra Kurikuler yang dilakukan pada kegiatan di luar jam pelajaran atau Ekstra Kurikuler, maksud dan tujuan dari ev aluasi Ekstra
Kurikuler untuk mengetahui tentang (i) minat dan bakat murid, (ii) inisiatif dan kreativitas murid, (iii) penunjang tercapainya tujuan instruksional,
(iv) pengembangan murid dalam ilmu pengetahuan yang diterima pada Intra Kurikuler, dan (v) pembinaan diri u ntuk menjadi manusia
seutuhnya (tanggung jawab, disiplin, dan semangat bela Negara).

D. Prinsip-Prinsip Evaluasi
Sebagai seorang guru untuk melakukan evaluasi atau menilai muridnya perlu memperhatikan prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut:
1. Objektif
Setiap guru untuk menilai muridnya harus bersifat objektif tanpa dipengaruhi oleh pribadinya. Apa yang dinilai oleh guru ters ebut tidak
membedakan murid yang satu dengan murid lainnya, yang disenangi atau tidak disenangi sehingga nilai yang dihas ilkan oleh para murid
tersebut betul-betul merupakan hasil yang didapatkan oleh murid sendiri yang sebenarnya.

2. Reliabel
Dalam menilai murid dengan instrumen penilai dapat dipercaya dan diandalkan, instrumen penilaian tersebut, dilaksanakan denga n sistimatis
dan kriteria yang jelas keberhasilannya serta dapat dilaksanakan oleh siapa saja.

3. Menyeluruh
penilaian ini bersifat menyeluruh yang meliputi aspek proses pembelajaran dan keberhasilannya sehingga terlihat perubahan tin gkah laku
murid. Dengan demikian penilaian yang bersifat menyeluruh tersebut meliputi pengetahuan, sikap, keterampilan dan kemampuan terhadap
nilai yang berlaku di masyarakat.

4. Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara terencana bertahap, dan terus-menerus. Dengan demikian akan mendapatkan gambaran tentang hasil dari
pembelajaran berupa perubahan tingkah laku siswa yang meliputi pengetahuan sikap dan keterampilan.

Mendidik
Dalam menilai murid guru harus bersifat mendidik, artinya bahwa guru menilai murid dapat memberikan dorongan untuk meningkatkan
kepercayaan diri, meningkatkan minat, dan prestasi belajar serta berpengaruh pada kemampuan murid untuk maju. Setiap hasil yang dicapai
oleh murid harus mendapatkan nilai yang sesuai dengan prestasinya, hal ini sebagai penghar gaan pada prestasi yang telah dicapai dengan
baik. Bagi murid-murid yang tidak mencapai prestasi yang ditetapkan akan mendapatkan bimbingan. Hal ini akan memberi motivasi pada
murid untuk lebih giat belajar.

Anda mungkin juga menyukai