Anda di halaman 1dari 13

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,

RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
Jl. Raya Kampus Unesa, Lidah Wetan, Kec. Lakarsantri, Kota SBY, Jawa Timur 60213
Telepon : +6231-7532160, Faksimil : +6231-7532112
Laman : https://plb.fip.unesa.ac.id email : s1-plb@unesa.ac.id

NASKAH SOAL
UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP 2023/2024

Nama Mata Kuliah : Kurikulum Sekolah


SKS : 2 SKS
Kelas : 2023 A, B, C, D
Hari/Tanggal : Senin, 25 Maret 2024
Waktu : 25 – 26 Maret 2024 (jam 12.00 siang)
Pengampu : Prof. Dr. Siti Masitoh, M.Pd.
Danis Ade Dwirisnanda, S.Pd., M.Hum.

Petunjuk:
1. Tuliskan identitas lengkap pada file jawaban anda
2. File yang dikirimkan ke PJ Kelas masing-masing dalam bentuk PDF
3. Penamaan file dengan format: NIM lengkap_Nama Mahasiswa
4. Jawaban antar mahasiswa tidak boleh sama (jika sama dianggap bekerja sama dan
akan didiskualifikasi)
5. Referensi yang digunakan wajib dituliskan sebagai daftar Pustaka, tanpa daftar pustaka
yang relevan jawaban dianggap plagiasi.
6. Jawaban diketik spasi 1,5 pada kertas A4, format huruf Times New Roman ukuran 12, Margin
Top/Bottom/Left/Right: 2.5 cm.

Nama : Siti Nurfadilah


NIM : 23010044165

Soal:
1. Mengingat definisi kurikulum yang beragam dari berbagai ahli, bagaimana Anda dapat

menyintesis pandangan ini untuk merancang kurikulum yang efektif dalam menghadapi

tantangan pendidikan di era digital? Analisislah dengan mengintegrasikan aspek

substansi, sistem, dan bidang studi dalam kurikulum.


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
Jl. Raya Kampus Unesa, Lidah Wetan, Kec. Lakarsantri, Kota SBY, Jawa Timur 60213
Telepon : +6231-7532160, Faksimil : +6231-7532112
Laman : https://plb.fip.unesa.ac.id email : s1-plb@unesa.ac.id

Jawab : Kurikulum didefinisikan sebagai substansi, yang berarti suatu set tujuan atau
rencana kegiatan belajar yang akan dilakukan siswa di sekolah. Kurikulum adalah
bagian dari sistem persekolahan, pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem
kurikulum mencakup struktur personalia dan prosedur kerja untuk menyusun,
melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakan kurikulum. Kurikulum
didefinisikan sebaagai kurikulum adalah bagaimana kurikulum disusun, dan fungsi dan
sistem sistem adalah untuk memastikan kurikulum terus berubah. Kurikulum sebagai
suatu bidang studi atau bidang studi kurikulum merupakan bidang kajian para ahli
kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran.
Untuk merancang kurikulum yang efektif dalam menghadapi tantangan pendidikan di
era digital, yaitu :
(1) Kurikulum harus dibuat dengan mempertimbangkan pengalaman belajar guru
dan siswa. Ini termasuk memahami bagaimana kurikulum mempengaruhi
pengalaman belajar siswa di kelas dan bagaimana guru dapat menggunakan
kurikulum untuk memastikan siswa mencapai tujuan pembelajaran mereka.
Pendekatan ini memastikan bahwa kurikulum tidak hanya berfungsi sebagai
alat untuk mengajar tetapi juga meningkatkan pengalaman belajar yang kaya
dan berarti bagi siswa.
(2) Kurikulum harus dibuat dengan Teknologi untuk meningkatkan aksesibilitas,
interaktivitas, dan kualitas pendidikan. Ini tmencakup penggunaan aplikasi
pembelajaran, media digital, dan platform kolaborasi untuk meningkatkan
pengalaman belajar siswa.
(3) Kurikulum harus meningkatkan sikap dan karakter siswa, seperti berpikir
kritis, bekerja sama, dan menjadi pemimpin. Diharapkan ini akan membantu
siswa menghadapi tantangan dan konflik di tempat kerja dan masyarakat.
Sumber : Thaib, R. M., & Siswanto, I. (2015). Inovasi kurikulum dalam
pengembangan pendidikan (suatu analisis implementatif). Jurnal Edukasi:
Jurnal Bimbingan Konseling, 1(2), 216-228.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
Jl. Raya Kampus Unesa, Lidah Wetan, Kec. Lakarsantri, Kota SBY, Jawa Timur 60213
Telepon : +6231-7532160, Faksimil : +6231-7532112
Laman : https://plb.fip.unesa.ac.id email : s1-plb@unesa.ac.id

2. Diberikan berbagai dimensi kurikulum seperti yang dijelaskan oleh S. Hamid Hasan

(1988) dan perbandingannya dengan tinjauan Nana Syaodih Sukmadinata (2005),

bagaimana Anda menilai efektivitas implementasi Kurikulum 2013 di Indonesia dalam

merefleksikan dimensi-dimensi tersebut? Evaluasi berdasarkan perubahan yang

diinginkan dalam tujuan, isi, proses, dan hasil pembelajaran.

Jawab : Berdasarkan dimensi kurikulum menurut S. Hamid Hasan (1988)


menunjukkan bahwa kurikulum harus memiliki dimensi komprehensif.
Tujuan : Kurikulum 2013 tidak hanya menekankan pada pembelajaran siswa tentang
fenomena alam, budaya, dan sosial yang dapat mereka amati secara langsung, tetapi
juga menekankan pada pembangunan sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa yang
lebih mendalam. Tujuan ini dapat dikatakan efektif, karena membantu guru dan siswa
mengetahui apa yang harus dicapai dalam pembelajaran
Isi : Pada kurikulum 2013, siswa diminta untuk menjadi inovatif, memecahkan masalah,
dan aktif. Guru dapat menilai nilai moral dan religius, bukan hanya akademik.
Kurikulum 2013 juga meningkatkan dan lebih menekankan pendidikan karakter dan
moral.
Proses : Pada proses kurikulum 2013, dapat dikatakan kurang efektif dikarenakan
beberapa guru menganggap sudah tidak perlu memberikan materi.
Evaluasi hasil Belajar : Untuk dapat mengetahui seberapa efektif penerapan Kurikulum
2013 di Indonesia dalam mempertimbangkan aspek-aspek, diperlukan evaluasi terus
menerus dan perbaikan. Memeriksa kualitas dan keandalan setiap komponen kurikulum
serta meningkatkan kemampuan guru dan siswa untuk menerapkan kurikulum dengan
efektif.
Sumber : Nurhasanah, A., Pribadi, R. A., & Nur, M. D. (2021). Analisis kurikulum
2013. Didaktik: Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang, 7(02), 484-493.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
Jl. Raya Kampus Unesa, Lidah Wetan, Kec. Lakarsantri, Kota SBY, Jawa Timur 60213
Telepon : +6231-7532160, Faksimil : +6231-7532112
Laman : https://plb.fip.unesa.ac.id email : s1-plb@unesa.ac.id

3. Dengan mempertimbangkan tiga peran kurikulum (konservatif, kritis atau evaluatif, dan
kreatif) dalam konteks pendidikan, bagaimana Anda bisa mengevaluasi kurikulum yang
ada di sekolah Anda saat ini? Apakah ketiga peran tersebut terwakili dengan seimbang
dalam kurikulum tersebut, dan bagaimana dampaknya terhadap proses pembelajaran?
Jawab : Berdasarkan artikel yang berjudul “ Kebjiakan merdeka belajar kampus
merdeka dalam meningkatkan kualitass pendidikan mahasiswa di Universitas Negeri
Surabaya” dapat disimpulkan bahwa penerapan kebijakan pembelajaran Unesa sudah
mencapai keseimbangan yang baik. Namun, menurut saya kebijakan pembelajaran
Unesa belum mencapai keseimbangan antara pembelajaran daring dan pembelajaran
luring. Metode seperti daring dan luring tidak memenuhi tugas penting atau evaluasi.
Pembelajaran daring yang dominan menyebabkan banyak masalah bagi siswa.
Beberapa masalah yang terjadi seperti, kesalahan jaringan, komunikasi kelompok
yang tidak efektif, dan kesulitan memahami materi. Oleh karena itu, penyesuaian
lebih lanjut perlu dilakukan pada pelaksanaan kebijakan tersebut untuk mengatasi
ketidakseimbangan tersebut dan mengurangi dampak negatifnya terhadap proses
pembelajaran.
Dampak terhadap proses pembelajaran adalah Beberapa siswa menghadapi masalah
seperti masalah jaringan, kesulitan berkomunikasi dengan kelompok, dan kesulitan
memahami materi. Oleh karena itu, strategi yang digunakan untuk pembelajaran
daring dan luring harus disesuaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan
mengurangi masalah yang dihadapi siswa.
Sumber : Ramadhan, S., & Megawati, S. (2023). Implementasi kebijakan merdeka
belajar kampus merdeka dalam meningkatkan kualitas pendidikan mahasiswa di
universitas Negeri Surabaya. Publika, 1581-1592.

4. Mengingat empat landasan pengembangan kurikulum (filosofis, psikologis, sosiologis,

dan IPTEK), bagaimana Anda dapat merancang sebuah kurikulum yang menyatukan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
Jl. Raya Kampus Unesa, Lidah Wetan, Kec. Lakarsantri, Kota SBY, Jawa Timur 60213
Telepon : +6231-7532160, Faksimil : +6231-7532112
Laman : https://plb.fip.unesa.ac.id email : s1-plb@unesa.ac.id

keempat landasan ini untuk memenuhi kebutuhan pendidikan abad ke-21? Ilustrasikan

dengan contoh spesifik cara mengintegrasikan setiap landasan dalam satu unit

kurikulum.

Jawab :

(1) Landasan filosofis adalah cara berpikir secara radikal, menyeluruh, dan mendalam
atau cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya.
Contoh : Membuat forum diskusi yang membahas bagaimana pendidikan sosial dan
kesejahteraan sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
individu.
(2) Landasan Psikologis adalah cabang psikologi yang mempelajari perubahan
tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses perkembangan individu dari mulai
masa konsepsi sampai mati.
Contoh : Memberikan pembelajaran tentag mental atau yang berhubungan dengan
psikologis, seperti membahas perilaku yang baik dan tidak baik yang harus
dilakukan oleh seorang mahasiswa
(3) Landasan sosiologis dalah proses sosialisasi yang mempersiapkan seseorang untuk
menjadi warga masyarakat yang diharapkan.
Contoh : Membicarakan bagaimana cara mereka membantu masyarakat dan
menciptakan hubungan yang baik.
(4) Landasan IPTEK adalah asumsi yang berasal dari temuan penelitian dan aplikasi
ilmu pengetahuan, yang digunakan sebagai dasar pengembangan kurikulum.
Contoh : Membuat acara pelatihan Microsoft Excel untuk memenuhi kebutuhan di
masa teknologi yang makin berkembang,
Sumber: Mubarok, A. A., Aminah, S., Sukamto, S., Suherman, D., & Berlian, U.
C. (2021). Landasan pengembangan kurikulum pendidikan di Indonesia. Jurnal
Dirosah Islamiyah, 3(1), 103-125.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
Jl. Raya Kampus Unesa, Lidah Wetan, Kec. Lakarsantri, Kota SBY, Jawa Timur 60213
Telepon : +6231-7532160, Faksimil : +6231-7532112
Laman : https://plb.fip.unesa.ac.id email : s1-plb@unesa.ac.id

5. Dengan mempertimbangkan perubahan yang cepat dalam teknologi dan dinamika sosial
masyarakat saat ini, bagaimana Anda mengevaluasi relevansi dan efektivitas kurikulum
yang ada di sekolah Anda? Apakah kurikulum tersebut mencerminkan landasan IPTEK
dan sosiologis yang adaptif terhadap perubahan tersebut? Jelaskan dengan memberikan
contoh konkret.
Jawab :
Contoh Landasan IPTEK : Pemanfaaatan Televisi sebagai sumber belajar
Sumber : Prasetianingtias, L., & Jatiningsih, O. PEMANFAATAN TELEVISI
SEBAGAI SUMBER BELAJAR OLEH MAHASISWA PROGRAM STUDI
KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA.
Contoh Landasan Sosiologis : Agenda Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development Goals-SDGs)
Sumber : SUPRATNO, H. LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
PERUBAHAN KETIGA RENCANA STRATEGIS UNIVERSITAS NEGERI
SURABAYA TAHUN 2020-2024.

6. Komponen-komponen kurikulum seperti tujuan, materi, metode, dan evaluasi.

Bagaimana Anda dapat menganalisis efektivitas komponen materi dalam

mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran? Analisis dengan memberikan contoh

bagaimana materi yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan siswa dapat memperkuat

proses pembelajaran.

Jawab : Untuk dapat menganalisis efektivitas komponen materi dalam mempengaruhi


pencapaian tujuan pembelajaran saya menggunakan prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
Jl. Raya Kampus Unesa, Lidah Wetan, Kec. Lakarsantri, Kota SBY, Jawa Timur 60213
Telepon : +6231-7532160, Faksimil : +6231-7532112
Laman : https://plb.fip.unesa.ac.id email : s1-plb@unesa.ac.id

(1) Prinsip Relevansi, Prinsip ini merupakan prinsip dasar yang paling dasar dalam
sebuah kurikulum. Apabila prinsip ini tidak terpenuhi dalam sebuah kurikulum, maka
kurikulum tersebut tidak ada lagi artinya; kurikulum menjadi tidak bermakna.
Contoh : Dalam pelajaran sejarah, gunakan studi kasus tentang masalah dunia
modern, yaitu mempelajari revolusi industri dengan membandingkannya dengan
bagaimana revolusi digital memengaruhi masyarakat zaman sekarang.
(2)Prinsip Fleksibilitas, Penerapan prinsip fleksibilitas dalam kurikulum artinya
kurikulum harus dirancang secara fleksibel dan memungkinkan terjadinya
perubahan-perubahan pada saat pelaksanaan untuk mengakomodasi keadaan-
keadaan yang ada yang tidak diperkirakan pada saat kurikulum dirancang.
Contoh : Pembelajaran bahasa asing menggunakan rencana pembelajaran modular,
dengan setiap modul berfokus pada membaca, menulis, berbicara, dan
mendengarkan. Rencana ini dapat disesuaikan dengan tingkat keterampilan dan
kebutuhan siswa.
(3) Prinsip Kontinuitas, Pengalaman – pengalaman yang disediakan kurikulum juga
hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan kelas lainnya, antara
satu jenjang pendidikan dengan jenjang pendidikan yang lain.
Contoh : Membuat proyek penelitian ekologi yang berkelanjutan dalam pelajaran
sains Siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari proyek sebelumnya di
setiap tingkat kelas, sehingga mereka dapat melanjutkan proyek mereka ke tingkat
yang lebih tinggi pada tahun-tahun berikutnya.

(4) Kurikulum Efektivitas, Mudah dilaksanakan menggunakan alat – alat sederhana dan
memerlukan biaya yang murah.
Contoh : Memahami konsep-konsep sejarah melalui permainan peran Misalnya,
dalam sebuah acara simulasi yang dirancang untuk mengajarkan konflik sosial dan
politik yang mendasari peristiwa sejarah penting, siswa dapat berperan sebagai
tokoh-tokoh sejarah penting.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
Jl. Raya Kampus Unesa, Lidah Wetan, Kec. Lakarsantri, Kota SBY, Jawa Timur 60213
Telepon : +6231-7532160, Faksimil : +6231-7532112
Laman : https://plb.fip.unesa.ac.id email : s1-plb@unesa.ac.id

Sumber : Prasetyo, A.R. and Hamami, T., 2020. Prinsip-prinsip dalam pengembangan
kurikulum. Palapa, 8(1), pp.42-55.
7. Evaluasi sangat penting dalam menentukan keberhasilan implementasi kurikulum,

bagaimana Anda akan mendesain suatu sistem evaluasi yang tidak hanya mengukur

pencapaian akademis siswa tetapi juga mengukur pengembangan karakter dan

keterampilan kehidupan siswa? Berikan contoh rinci tentang indikator dan metode yang

akan Anda gunakan dalam evaluasi tersebut.

Jawab : Berikut adalah ilustrasi rinci dari indikator dan teknik yang dapat digunakan
dalam penilaian tersebut:
Indikator Evaluasi
Kemampuan Akademis: Mengukur pencapaian akademik siswa melalui nilai ujian,
tugas, dan proyek.
Pengembangan Karakter: Mengukur nilai moral, etika, dan sikap sosial siswa melalui
survei dari guru, teman sebaya, dan orang tua.
Keterampilan Kehidupan: Mengukur keterampilan praktis siswa seperti kepemimpinan,
kerja tim, dan kemampuan komunikasi melalui proyek kelompok, presentasi, dan
observasi.
Keterampilan Profesional: Mengukur kemampuan siswa dalam bidang spesifik mereka
melalui penilaian dari pembimbing industri atau praktik kerja. Adaptabilitas Sosial:
Mengukur kemampuan siswa untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru atau
situasi melalui penilaian dari pengalaman praktik kerja.
Metode Evaluasi
Penilaian Multisumber: Memberikan gambaran menyeluruh tentang kemampuan dan
perkembangan siswa dengan menggunakan data dari berbagai sumber, seperti nilai
ujian, survei guru dan siswa, dan penilaian dari pembimbing industri.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
Jl. Raya Kampus Unesa, Lidah Wetan, Kec. Lakarsantri, Kota SBY, Jawa Timur 60213
Telepon : +6231-7532160, Faksimil : +6231-7532112
Laman : https://plb.fip.unesa.ac.id email : s1-plb@unesa.ac.id

Penggunaan Indeks Entropi: Menggunakan metode ini untuk menentukan nilai objektif
dari setiap indikator sistem evaluasi. Ini memungkinkan penilaian yang lebih objektif
dan dinamis.
Pendekatan Fuzzy Matter-Element: Menggabungkan evaluasi subjektif dan objektif
dengan model evaluasi fuzzy matter-element memungkinkan penilaian yang lebih
komprehensif dan akurat.
Penilaian Berkelanjutan: Melakukan evaluasi secara berkelanjutan untuk memperbarui
dan menyesuaikan sistem evaluasi berdasarkan hasil evaluasi sebelumnya,
memungkinkan peningkatan kualitas pendidi yang berkelanjutan.
Sumber : Schleicher, A. (1999). Measuring Student Knowledge and Skills: A New
Framework for Assessment. Organisation for Economic Co-Operation and
Development, Paris, France (US $26). Web site: www. oecd. org..

8. Berdasarkan prinsip-prinsip kurikulum yang telah diuraikan, termasuk relevansi,

fleksibilitas, kontinuitas, efisiensi, dan efektivitas, evaluasilah kurikulum yang saat ini

diterapkan di sekolah Anda. Apakah semua prinsip tersebut telah dioptimalkan? Jika

belum, berikan contoh spesifik dan saran tentang bagaimana masing-masing prinsip

dapat dioptimalkan untuk meningkatkan efektivitas kurikulum.

Jawab : .
(1) Prinsip Relevansi , memiliki makna sesuai atau serasi. Jika mengacu pada
prinsip relevansi, setidaknya kurikulum harus memperhatikan aspek internal
dan eksternal. UNESA sudah menerapkan prinsip Relevansi, yaitu setiap dosen
dan mahasiswa memiliki Kontrak perkuliahan bersama Dosen Pengampu dan
Kontrak Belajar bersama Dosen Pembimbing yang sudah terstruktur.
(2) Prinsip Fleksibilitas, urikulum yang berisi hal- hal yang solid, tetapi dalam
implementasinya dimungkinkan untuk menyesuaikan penyesuaian berdasarkan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
Jl. Raya Kampus Unesa, Lidah Wetan, Kec. Lakarsantri, Kota SBY, Jawa Timur 60213
Telepon : +6231-7532160, Faksimil : +6231-7532112
Laman : https://plb.fip.unesa.ac.id email : s1-plb@unesa.ac.id

kondisi regional. UNESA sudah menerapkan prinsip Fleksibilitas. UNESA


memiliki system berbagi informasi yaitu SSO (Single Sign On UNESA) yang
dapat diakses seluruh warga UNESA menggunakan akun email UNESA yang
dapat di akses dimanapun dan kapan saja.
(3) Prinsip Kontinuitas , ada nilai keterkaitan antara kurikulum di tingkat pendidikan
yang berbeda. untuk menghindari pengulangan atau disharmonisasi materi
pembelajaran yang membuatnya jenuh atau membosankan bagi guru dan siswa.
UNESA sudah menerapkan prinsip kontinuitas, yaitu setiap mahasiswa memiliki
dosen pembimbing untuk mendiskusikan apa yang menjadi kebingungan atau
problem mahasiswa dalam belajar. Serta mahasiswa di utamakan untuk aktif
bertanya dan mengkiritisi sesuatu di dalam kelas maupun acara Universitas.
(4) Prinsip Efesiensi, satu prinsip yang harus diperhatikan saat membuat kurikulum
agar apa yang telah direncanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
UNESA sudah menerapkan prinsip Efesiensi, yaitu kegitan pembelajaran sesuai
dengan RPS dan apabila ada hari libur atau bentrokan maka terjadi kesepakatan
anatar dosen dan mahasiswa untuk mengganti matakulih di waktu yang disepakati
bersama.
(5) Prinsip Efektuvitas, Sejauh mana rencana program pembelajaran dicapai atau
diimplementasikan. UNESA sudah menerapkan prinsip Efektivitas, yaitu UNESA
sering mengadakan atau mengikuti pelatihan, seperti LKMM-TD.
Sumber : Prasetyo, A. R., & Hamami, T. (2020). Prinsip-prinsip dalam
pengembangan kurikulum. Palapa, 8(1), 42-55

9. Mengingat berbagai model kurikulum yang telah dikembangkan di Indonesia dari tahun

ke tahun, bagaimana Anda menganalisis dampak perubahan model kurikulum terhadap

pencapaian tujuan pendidikan nasional? Dengan mengacu pada karakteristik setiap

model kurikulum yang disebutkan, analisis lah bagaimana setiap perubahan berusaha
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
Jl. Raya Kampus Unesa, Lidah Wetan, Kec. Lakarsantri, Kota SBY, Jawa Timur 60213
Telepon : +6231-7532160, Faksimil : +6231-7532112
Laman : https://plb.fip.unesa.ac.id email : s1-plb@unesa.ac.id

menyesuaikan diri dengan kebutuhan zaman dan bagaimana hal ini berdampak terhadap

pengalaman belajar siswa.

Jawab :
(1) Kurikulum 1987, kurikulum ini fokus pada pendidikan watak, kesadaran bernegara,
dan bermasyarakat, bukan hanya pada pendidikan pikiran. Materi pelajarannya
terkait dengan kehidupan sehari-hari dan kesenian.
(2) Kurikulum 1952, siswa ditempatkan sebagai obyek yang harus menerima informasi
sebanyak-banyaknya dari guru, dan peran guru dalam kelas sangat dominan.
Kekurangan Siswa bersifat pasif menerima informasi dan kurang memperhatikan
kebutuhan siswa dalam pembelajaran.
(3) Kurikulum 1964, menekankan pada pengembangan karakter siswa dan
pembentukan manusia Pancasila sejati. Pembelajaran dilakukan dengan cara yang
lebih aktif, kreatif, dan produktif, sehingga siswa dapat memikirkan sendiri
pemecahan persoalan (problem solving). Kekurangan kurang memperhatikan
kebutuhan siswa dalam pembelajaran
(4) Kurikulum 1968, menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok
pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Mata pelajaran
dikelompokkan menjadi 9 pokok. Kekurangan kurang memperhatikan kebutuhan
siswa dalam pembelajaran.
(5) Kurikulum 1975, pendekatan sistem instruksional yang diharapkan lebih efisien
dan efektif. Kurikulum ini memiliki dampak baik dalam meningkatkan efisiensi
pendidikan, namun juga mendapat kritik karena memberikan beban tugas yang
terlalu banyak kepada guru dalam hal administrasi
(6) Kurikulum 1984, memperkenalkan konsep Prakarsa Siswa Dapat lebih dalam
kegiatan belajar yang ditunjukkan melalui keberanian memberikan pendapat,
keterlibatan siswa di dalam kegiatan-kegiatan belajar yang telah berlangsung, dan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
Jl. Raya Kampus Unesa, Lidah Wetan, Kec. Lakarsantri, Kota SBY, Jawa Timur 60213
Telepon : +6231-7532160, Faksimil : +6231-7532112
Laman : https://plb.fip.unesa.ac.id email : s1-plb@unesa.ac.id

memasyarakatkan keterampilan berdiskusi yang diperlukan dengan berpartisipasi


secara aktif.
(7) Kurikulum 1994, upaya penyempurnaan kurikulum yang lebih fokus pada
menambal beberapa materi, tanpa mengubah struktur dasar kurikulum 1994.
(8) Kurikulum 2004 (KBK) , upaya penyempurnaan kurikulum yang lebih fokus pada
menambal beberapa materi, tanpa mengubah struktur dasar kurikulum 1994.
Perubahan dari Kurikulum 1994 menjadi Kurikulum 2004 memiliki dampak positif
yang signifikan terhadap pembelajaran. Kurikulum 2004 meningkatkan pemahaman
siswa, memberikan variasi pada metode pembelajaran, dan mengembangkan
kompetensi berbasis sikap yang relevan. Namun, penting untuk diingat bahwa
evaluasi dan analisis empiris yang lebih mendalam mungkin diperlukan untuk
mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang dampak perubahan kurikulum.
(9) Kurikulum 2006 (KTSP), menekankan pada pengembangan kompetensi siswa,
berorientasi pada hasil belajar, dan mengintegrasikan pendidikan agama dan moral
dalam setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran, penilaian, pengembangan
karakter, dan keterlibatan stakeholder dalam pendidikan di Indonesia sangat
dipengaruhi oleh perubahan kurikulum dari tahun 2004 hingga 2006.
(10) Kurikulum 2013, penyempurnaan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang bersifat desentralistik, di mana sebagian tata aturan dalam kurikulum
diserahkan untuk dikembangkan dan diputuskan oleh pihak di daerah atau sekolah.
Pendekatan pembelajaran, penilaian, pemberdayaan siswa, dan inklusi pendidikan
di Indonesia sangat dipengaruhi oleh perubahan kurikulum dari tahun 2006 hingga
2013.
(11) Kurikulum Merdeka, menekankan pada pengembangan kompetensi siswa,
pembelajaran berpusat pada siswa, dan pengembangan karakter siswa seperti
kejujuran, disiplin, tanggung jawab, dan kerjasama. Dampak perubahan kuriklum
ini adalah menuntut biayaa yang mahal.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
Jl. Raya Kampus Unesa, Lidah Wetan, Kec. Lakarsantri, Kota SBY, Jawa Timur 60213
Telepon : +6231-7532160, Faksimil : +6231-7532112
Laman : https://plb.fip.unesa.ac.id email : s1-plb@unesa.ac.id

Sumber : Fauzan. 2017. Kurikulum dan Pembelajaran. Tangerang Selatan: GP Press.


Hamalik, Oemar. (2015). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
10. Berdasarkan prinsip-prinsip yang Anda pahami dari setiap model kurikulum yang
telah ada, evaluasi model kurikulum terbaru, Kurikulum Merdeka, dengan
mempertimbangkan keberhasilannya dalam mengintegrasikan prinsip-prinsip
pendidikan yang relevan dengan kebutuhan siswa di era sekarang. Dengan
membandingkannya dengan model-model sebelumnya, sejauh mana Kurikulum
Merdeka memberikan peningkatan dalam hal kualitas pendidikan dan kesiapan siswa
menghadapi tantangan masa depan?
Jawab : Berdasarkan hasil dari analisis dan diskusi penelitian yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa SMAN 2 Merauke telah siap untuk menerapkan kurikulum merdeka belajar
yang memenuhi standar pembelajaran modern. Ini terbukti oleh fakta bahwa bahan pelajaran
SMAN 2 Merauke berhasil mengintegrasikan keterampilan seperti kerja sama, komunikasi,
berpikir kritis, kreativitas, karakter, dan kewarganegaraan ke dalamnya. Pembelajaran
terintegrasi: Keterampilan abad 21 diterapkan melalui pembiasaan positif dan pembelajaran di
kelas. Peran guru dan kepala sekolah: Kepala sekolah sebagai penanggung jawab dan guru
sebagai pelaksana pembelajaran sangat penting untuk kesuksesan penerapan kurikulum merdeka
yang sesuai dengan kebutuhan abad 21. Teknologi tidak dapat menggantikan kehadiran dan
interaksi langsung mereka dengan siswa karena sangat penting untuk membimbing dan
mendukung siswa.
Sumber : Hanipah, S. (2023). Analisis kurikulum merdeka belajar dalam memfasilitasi
pembelajaran abad ke-21 pada siswa menengah atas. Jurnal Bintang Pendidikan Indonesia, 1(2),
264-275.

----Selamat Mengerjakan----

Anda mungkin juga menyukai