Anda di halaman 1dari 38

Critical Jurnal Review (CJR) Nasional Dan

Internasional
Mata Kuliah Pendidikan Jasmani
di Sekolah Dasar

Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Alif Santosa : 2002090201
2. Aziz Syaputra : 2002090230
3. Maysarah Nasution : 2002090208
4. M. Fadlilillah : 2002090140
5. Mirza Vida Amanda : 2002090286
6. Muammar Davala : 2002090257
7. Nadia Umairha : 2002090242
8. Nasuha Salsabila : 2002090309
9. Siti Annisa : 2002090220
10. Siti R. Harahap : 2002090175
11. Soleha : 2002090213
12. Tiara Maya Sari : 2002090270
13. Zairina Afrentis : 2002090063

Dosen Pembimbing :
Ibu Mawar Sari, S.Pd.,M.Pd,AIFO-FIT.

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
T.A 2023
Kata Pengantar

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya


sehingga kami pereview jurnal dapat menyelesaikan Critical Jurnal
Review (CJR) ini. Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Tidak lupa pula
kita hadiahkan shalawat dan salam kepada Baginda Rasulullah SAW yang
menjadi suri teladan dalam kehidupan kita dan yang mana telah membawa
umat islam dari jalan yang gelap menuju jalan yang terang benderang

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh sebab itu pereview
mengharapkan saran dan sumbangan pemikiran dalam penyempurnaan
makalah ini. Atas saran dan sumbangan pemikiran yang diberikan,
pereview mengucapkan terima kasih. Semoga CJR ini dapat bermanfaat
bagi para pembacanya.

Medan, 15 Maret 2023


Pereview

Kelompok 2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR


Critical Journal Review bukanlah sekedar laporan atau tulisan tentang isi
sebuah journal, tetapi lebih menitikberatkan pada evaluasi (penjelasan,
interpretasi, dan analisis) baik mengenai keunggulan dan kelemahan tulisan. Apa
yang menarik dari tulisan tersebut dan bagaimana cara tulisan tersebut bisa
mempengaruhi cara berpikir kita. Dan menambah pemahaman kita terhadap suatu
bidang tertentu dalam hal ini mengenai Olahraga

Dengan kata lain dengan melakukan CJR kita menguji pikiran


pengarang/penulis berdasarkan sudut pandang kita, selain itu CJR juga bertujuan
untuk mengembangkan budaya membaca, bepikir sitematis dan kritis serta
mengekspresikan pendapat. Oleh sebab itu CJR sangat lah penting dilakukan,
karna dengan melakukan CJR kita dapat menilai tentang bagus atau tidaknya
sebuah tulisan, layak tidaknya sebagai bahan bacaan serta dapat menambah
wawasan kita,menjadi lebih berpikir kritis serta melatih kebiasaan membaca
cepat.

B. Tujuan Penulisan CJR


Adapun alasan dari penulisan CJR adalah untuk melatih mahasiswa
menjadi lebih berfikir kritis, menganalisa sebuah tulisan menurut sudut
pandangnya. Selain itu pembuatan CJR juga bertujuan sebagai penyelesaiaan
tugas yang menjadi tanggung jawab dari seorang mahasiswa UMSU, adapun
pemberian tugas ini mahasiswa diharapkan dapat menambahpengetahuan serta
wawasan, meningkatkan kemampuan menkritis/membandingkan satu topik dalam
dua informasi yang berbeda, serta dapat membandingkan keunggulan maupun
kekurangandari informasi tersebut.

C. Manfaat CJR
 Untuk menambah wawasan tentang filsafat pendidikan.
 Untuk mengetahui filosofi hidup seseorang
 Untuk mengetahui filsafat dalam pendidikan
D. IDENTITAS JURNAL
1. JURNAL NASIONAL : Pelatihan High Intensity Interval Training
(HIIT) Meningkatkan VO2Max Atlet Basket.
2. JURNAL INTERNASIONAL : Analysis of sport management subjects
in University Sports Sciences degrees in Spain
BAB II
PEMBAHASAN

Review Jurnal Nasional

Judul Jurnal Pelatihan High Intensity Interval Training (HIIT)


Meningkatkan VO2Max Atlet Basket
Nama Jurnal Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi
Volume dan Vol. 9, No.1, Hal.11-20 Januari 2023
Halaman
Tahun Januari 2023
ISSN 2337-9561
2580-1430
Penulis I Kadek Todi Astawan dan Komang Ayu Tri
Widhiyanti
Reviewer Kelompok 2
Tanggal Reviewer 15 Maret 2023
Latar Belakang Bola basket merupakan salah satu contoh olahraga
bola besar (Zulfani, 2020). Bola basket adalah
olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua
tim beranggotakan masing-masing lima orang yang
saling bertanding mencetak poin dengan
memasukkan bola ke dalam keranjang lawan
(Shakib & Dunbar, 2002). Bola basket dapat
dimainkan di lapangan terbuka, walaupun
pertandingan profesional pada umumnya dilakukan
di ruang tertutup.

Bola basket menjadi salah satu olahraga yang


paling digemari oleh penduduk Amerika Serikat
(Monroe et al., 2011; Drakos et al., 2010) dan
penduduk di belahan bumi lainnya, antara lain di
Amerika Selatan, Eropa Selatan, Lithuania,dan
juga di Indonesia. Banyak kompetisi bola basket
yang diselenggarakan setiap tahun, seperti British
Basketball League (BBL) di Inggris, National
Basketball Association (NBA) di Amerika,
dan Indonesia Basketball League (IBL) di
Indonesia. Bola basket merupakan salah satu
cabang olahraga yang menuntut VO2Max tinggi
(Prakoso & Sugiyanto, 2017). Dengan latihan
VO2Max ini dapat ditingkatkan yang
menghasilkan peningkatan hanya berkisar 25%
dari kondisi awal latihan. Dari latihan tersebut
selebihnya ditentukan oleh potensi fisik yang ada
pada setiap individu. Bola basket merupakan
cabang olahraga dengan waktu istirahat yang lebih
lama, sehingga dapat memanfaatkan teknik
recovery dengan tepat.

VO2Max adalah kapasitas oksigen maksimal yang


bisa dikonsumsi setiap menitnya. Atlet yang
memiliki VO2Max yang baik otomatis akan
memiliki daya tahan yang baik (Santika, 2015).
Saat beraktivitas dengan intensitas serta volume
yang tinggi tubuh memerlukan oksigen. Sel tubuh
memerlukan oksigen untuk keperluan oksidasi
makanan menjadi Adenosine Triphosphate (ATP)
yaitu energi yang terdapat pada otot. Salah satu cara
untuk meningkatkan VO2Max adalah dengan cara
pelatihan High Intensity Interval Training (HIIT)
(Nugraha & Berawi, 2017).

Pelatihan High Intensity Interval Training (HIIT)


adalah jenis pelatihan yang menggabungkan antara
pelatihan intensitas tinggi dan intensitas rendah
dalam waktu interval tertentu (Fajrin et al., 2018).
HIIT memadukan jenis olahraga, dari sprint,
jogging, jalan sampai rehat. Tekanan pada otot
berubah-ubah terjadi pada saat lari kemudian rehat
atau saat sprint kemudian jogging. Macam
dorongan yang dilakukan ketika exercise interval
training menurut Harsono (2015) yaitu:
1) Durasi exercise,
2) Bobot exercise,
3) Repetisi dalam exercise, dan
4) Waktu rehat setiap repetisi exercise.
Pelatihan HIIT memberikan efek fisiologis pada
sistem kardiovaskuler yaitu melalui adaptasi
jantung terhadap latihan interval yang diberikan.
Latihan dengan intensitas tinggi akan memacu
kinerja jantung dengan lebih keras, sehingga
konsumsi oksigen dalam tubuh akan meningkat
(Sumerta et al., 2021; Subekti & Santika, 2021).

Pelatihan HIIT dilaksanakan dengan metode


pelatihan intensitas sedang dan intensitas tinggi
(Pratiwi, 2020). Pada saat intensitas sedang, sampel
akan melakukan jogging dan saat intensitas tinggi
sampel akan melakukan sprint. Jogging
dilaksanakan dengan waktu ± 5 detik sedangkan
untuk sprint dilaksanakan dengan waktu ± 4 detik.
Dalam pelatiham high intensity interval training ini
dilakukan sebanyak 5 repetisi 3 set dengan waktu
istirahat antar set 1 menit (Nala, 2016).

Latihan daya tahan yang dilakukan oleh atlet basket


yaitu jogging. Latihan jogging yang dilakukan pada
tempat yang sama, akan menyebabkan atlet bosan
karena jogging yang dilakukan hanya pada tempat
yang sama. Saat melaksanakan menu latihan
jogging banyak juga atlet yang tidak disiplin dan
tidak melakukannya dengan sungguh-sungguh. Hal
itu sangat merugikan karena tidak akan ada
perubahan yang terjadi pada atlet dan menu latihan
yang diberikan menjadi sia-sia. Berdasarkan
masalah tersebut, peneliti ingin meneliti pengaruh
pelatihan high intensity interval training (HIIT)
terhadap peningkatan VO2Max atlet basket putra
Universitas PGRI Mahadewa Indonesia Tahun
2022.
Tujuan Penelitian untuk mengetahui pengaruh pelatihan high
intensity interval training (HIIT) terhadap
peningkatan VO2Max atlet basket putra
Universitas PGRI Mahadewa Indonesia Tahun
2022.
Metodologi Metode penelitian yang digunakan dalam
Penelitian
penelitian ini yaitu Metode Penelitian Eksperimen
dan desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah “Pretest-Postest Only Control
Grup Design” yaitu peneliti memberikan prettest
atau test awal kepada kedua kelompok yaitu
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yang
dipilih secara random untuk memperoleh nilai awal
atlet.
Hasil Penelitian Hasil uji t-independent data VO2Max selisih pada
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
menunjukan bahwa nilai t-hitung yaitu 3,91 dan
nilai df (degree of freedom) yaitu 20, dengan nilai
siginifikansi 2- tailed yaitu 0,003 yang dimana
lebih kecil daripada 0,05 sehingga H0 ditolak dan
Ha diterima, maka ada pengaruh pelatihan high
intensity interval training (HIIT) terhadap
peningkatan VO2Max atlet basket putra
Universitas PGRI Mahadewa Indonesia Tahun
2022. Pengujian normalitas menyatakan bahwa ke
dua data yang diuji berdistribusi normal dan
pengujian homogenitas juga menyatakan bahwa ke
dua data memiliki varian yang homogen. Pengujian
hipotesis menggunakan data posttest sebagai acuan
dengan hasil uji hipotesis yaitu menunjukan bahwa
: “Ada pengaruh pelatihan high intensity interval
training (HIIT) terhadap peningkatan VO2Max
atlet basket putra Universitas PGRI Mahadewa
Indonesia Tahun 2022.

Adapun persentase peningkatan pada VO2Max


kelompok perlakuan yaitu sebesar 22,73% dan
persentase peningkatan pada VO2Max kelompok
kontrol yaitu sebesar 15,91%. Persentase pada
kelompok perlakuan lebih besar dibandingkan
kelompok kontrol karena latihan yang diberikan
pada kelompok perlakuan yaitu latihan jogging dan
sprint. Pelatihan high intensity interval training
(HIIT) pada kelompok perlakuan
menggabungkan sistem aerobik dan anaerobik
yang membawa dampak adanya kontraksi otot
lebih cepat karena pada saat pelatihan memerlukan
tenaga yang banyak serta tingkatan yang tinggi.
Pelatihan high intensity interval training (HIIT)
juga memberikan dampak yang cukup signifikan
terhadap VO2Max dikarenakan faktor-faktor
prinsip pelatihan yang diterapkan berjalan dengan
baik, serta pelatihan diterapkan selama 6 minggu
atau 24 kali.

Satu perbedaan yang terlihat antara keduanya bisa


dilihat dalam gerakan tubuh. Saat jogging, tubuh
memiliki gerakan melenting yang menonjol
(Septiaji et al., 2021). Namun, berlari terdiri dari
langkah panjang dan gerakan lengan yang lebih
cepat. Selain itu, berlari akan meningkatkan detak
jantung, laju pernapasan, metabolisme energi, dan
kelelahan fisik umum ke tingkat yang lebih tinggi
(dari jogging).
Gagasan Dikutip dari mayapadahospital.com
VO2 Max adalah kemampuan tubuh dapat
menghirup oksigen secara maksimal selama
melakukan aktivitas fisik yang berat.

Dikutip dari https://journal.uny.ac.id


VO2 Max atlet atau olahragawan harus baik,
karena untuk menunjang stamina ketika bertanding
maupun latihan. Tingkat kebugaran atlet
berhubungan erat dengan tingkat VO2 Max-nya.
Dengan kapasitas aerobik maksimal berarti
memiliki VO2 Max yang tinggi maka tingkat
aerobiknya juga tinggi.
Dikutip dari https://www.sehatq.com
Salah satu cara meningkatkan VO2 Max pada
seorang atlet adalah dengan melakukan high
intensity interval training (HIIT). HIIT dapat
berupa latihan aerobik intensif selama beberapa
menit, misalnya mengayuh sepeda statis yang
intensitasnya dikurangi beberapa saat, kemudian
ditambah lagi. Juga bisa dengan melakukan
sejumlah aktifitas aerobik dalam satu latihan,
seperti berenang, bersepeda, dan berlari.

Kelebihan Jurnal - Isi jurnal akurat dalam penjabaran topiknya


- Dilengkapi dengan tabel persentase yang
rinci

Kekurangan Jurnal - Menggunakan kata baku yang sulit


dipahami
- Kurang detail dalam penjabaran beberapa
topik
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, deskripsi,
pengujian hasil penelitian, dan pembahasan, dapat
diambil kesimpulan yaitu pelatihan high intensity
interval training (HIIT) meningkatkan VO2Max
atlet basket putra Universitas PGRI Mahadewa
Indonesia Tahun 2022. Saran yang dapat diberikan
yakni, dalam permainan bola basket, memerlukan
daya tahan VO2Max yang bagus ketika bermain di
lapangan. Maka diperlukannya pelatihan guna
meningkatkan daya tahan VO2Max, contohnya
pelatihan high intensity interval training yang
memiliki presentase peningkatan, para pelatih
basket pada umumnya supaya lebih kreatif untuk
menciptakan model-model latihan atau metode-
metode latihan, khususnya untuk meningkatan
daya tahan VO2Max atlet basket

Daftar Pustaka Damanik, R. Z. (2018). Pengaruh Latihan Interval


Running dengan Continous Running terhadap
Kadar Hemoglobin dan VO2Max Pada Atlet
Baseball Binaan USBC Universitas Negeri
Medan Tahun 2018. Medan : Universitas Negeri
Medan
Drakos, M. C., Domb, B., Starkey, C., Callahan, L.,
& Allen, A. A. (2010). Injury in the National
Basketball Association: A 17-Year
Overview. Sports Health, 2(4), 284-290.
doi:10.1177/1941738109357303
Fajrin, F., Kusnanik, N. W., & Wijono. (2018).
Effect of High Intensity Interval Training on
Increasing Explosive Power, Speed, and
Agility. Journal of Physics : Conference Series.
10.1088/1742- 6596/947/1/012045
Hadi, S. (1991). Analisis Butir untuk Instrumen
Angket, Tes, dan Skala Nilai dengan Basica.
Yogyakarta : Andi Ofset Harsono, D. (2015).
Kepelatihan Olahraga. Bandung : PT. Remaja
RosdakaryaOffset-Bandung
Herlan, H, & Komarudin, K. (2020). Pengaruh
Metode Latihan High- Intensity Interval
Training (Tabata) terhadap Peningkatan
VO2Max Pelari Jarak Jauh. Ejournal UPI. Vol.
12, No. 1. DOI: https://doi.org/10.17509/jko-
upi.v12i1.24008
Subekti, M., & Santika, I. G. P. N. A. (2021).
Pelatihan Modifikasi Footwork terhadap
Peningkatan Kelincahan Siswa SMP Negeri 3
Abiansemal Badung Bali. Jurnal Kejaora
(Kesehatan Jasmani Dan Olah Raga), 6(1),
153159.https://doi.org/10.36526/kejaora.v6i1.2
88
Sukadiyanto. (2005). Pengantar Teori dan
Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta : FIK
UNY
Sumerta, I. K., Santika, I. G. P. N. A.,Dei, A.,
Prananta, I. G. N. A. C., Artawan, I. K. S., &
Sudiarta, I. G.
N. (2021). Pengaruh Pelatihan Circuit Training
Terhadap Kelincahan Atlet Sepakbola. Jurnal
Pendidikan Kesehatan Rekreasi, 7(1),230-238.
https://doi.org/10.5281/zenodo.4460 071
Zulfani, L. F. (2020). Pengaruh Ekstrakurikuler
Bola Basket terhadap Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Olahraga. Jurnal Pendidikan, 5(2),
36-39.https://doi.org/10.26740/jp.v5n2.p36-39
Review Jurnal Internasional
Judul Jurnal Analysis of sport management subjects in
University Sports Sciences degrees in Spain
Nama Jurnal The International Journal of Management
Education 21
Volume dan -, 17 halaman
Halaman
Tahun 6 februari 2023
ISSN 1472-8117
Penulis Alberto Vidal-Vilaplana*, Cristian Gregori-Faus,
David Parra-Camacho, María H. González-
Serrano
Reviewer Kelompok 2
Tanggal Reviewer 15 Maret 2023
Latar Belakang Dalam beberapa dekade terakhir, sektor olahraga
telah mengalami perkembangan yang luar biasa,
tidak hanya dalam hal peserta, tetapi juga dalam hal
penyediaan layanan dan infrastruktur olahraga
yang berbeda (Ros-Castello et al., 2019).
Pertumbuhan ini dapat dijelaskan dengan
perubahan status olahraga di masyarakat, dari yang
dilihat sebagai pilihan waktu luang menjadi terkait
dengan kesehatan dan kesejahteraan dan berkat
peningkatan aktivitas ekonomi dan investasi yang
didedikasikan untuk olahraga.Calabuig-Moreno et
al., 2008;Salgado-Barandela et al., 2019).
Peningkatan konsumsi olahraga dan diversifikasi
praktik olahraga ini telah menyebabkan munculnya
berbagai peluang kerja yang terkait dengan sektor
olahraga dengan cara yang sangat penting (Silva-
Piñeiro, 2020), baik di sektor publik maupun
swasta (Ros-Castello et al., 2019), sehingga
kebutuhan profesional lulusan Ilmu Keolahragaan
(selanjutnya disebut SS) telah berubah.
Karena sektor ini telah dikembangkan dan
didiversifikasi, berbagai peraturan muncul terkait
dengan kualifikasi akademik untuk mengakses
pekerjaan tertentu yang terkait dengan sektor
olahraga (Pérez-Villalba et al., 2016). Oleh karena
itu, saat ini, ada banyak bidang profesional di mana
lulusan menemukan tempat untuk pengembangan
profesional mereka, termasuk pengajaran,
pembinaan, manajemen, kesehatan, kinerja, dan
rekreasi (Badan Nasional Pengkajian Mutu dan
Akreditasi [ANECA], 2005). Namun,
menurutIbanez (2008, P. 41), “pengajaran,
manajemen, arahan teknis, olahraga, pengondisian
fisik, kesehatan, waktu luang dan rekreasi dan
penelitian adalah bidang-bidang di mana lulusan
SS tidak memiliki pelatihan yang
memadai".Mengingat pendidikan universitas harus
disesuaikan dengan tuntutan pasar tenaga kerja,
maka dikemukakan beberapa unsur analisis, seperti
ditunjukkan olehAmador-Ramírez (1997). Untuk
itu diperlukan pengetahuan yang baik tentang profil
profesi, tugas dan fungsinya guna menyiapkan
tenaga profesional yang berkualitas dan kompeten.
Penting juga bahwa organisasi dan pengelolaan
Aktivitas Fisik (selanjutnya disebut PA)
memperoleh keunggulan, tanpa melupakan bidang
yang paling banyak terjadi dalam Pendidikan
Jasmani Sekolah dan olahraga kompetitif.
Mengingat berbagai bidang penyisipan ituANECA
(2005)analisis untuk lulusan SS,Gambau
(2014)mengidentifikasi manajemen olahraga
sebagai peluang profesional pertama di antara
lulusan SS. Siswa juga menyadari penawaran
publik yang langka terkait dengan pengajaran, dan
karena alasan inilah manajemen muncul di antara
opsi pertama yang mereka pilih (García-Fernández
et al., 2013). Meski begitu, manajemen olahraga
tetap merupakan disiplin yang relatif muda dan
terus berkembang, yang membutuhkan kehadiran
profesional terlatih dengan pengetahuan khusus
yang mampu melakukan pekerjaan di bidang
manajemen olahraga (Mendez-Rial, 2014; Tortosa-
Martínez dkk., 2010). Namun, itu mungkin yang
paling tidak berkembang di antara kurikulum yang
berbeda (Gambau, 2014). Hal ini menunjukkan
kebutuhan untuk memperdalam analisis kurikulum
yang berkaitan dengan manajemen olahraga, tidak
hanya untuk menambah literatur khusus mengenai
hal ini, tetapi juga untuk meningkatkan
pengembangan manajemen olahraga sebagai
disiplin akademik.Gallardo-Guerrero dkk., 2021).
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis
mata pelajaran yang berkaitan dengan manajemen
olahraga yang diajarkan di Gelar Sarjana SS di
universitas Spanyol, dengan maksud untuk
menemukan posisi pelatihan manajemen olahraga
dalam gelar ini. tujuannya adalah untuk
menemukan konten apa yang harus dipelajari oleh
mahasiswa S1 SS untuk kemudian
mengembangkan fungsinya sebagai manajer
olahraga di masa depan, dan untuk meningkatkan
kemampuan kerja lulusan SS di masa depan. Studi
semacam ini didorong, misalnya olehSeifried et al.
(2021)ketika menyarankan bahwa studi masa
depan harus terus mengeksplorasi cara-cara di
mana program manajemen olahraga dan sekolah
bisnis mengintegrasikan, dan jumlah program
manajemen olahraga di perguruan tinggi dan
sekolah bisnis dan pertumbuhan atau dampak yang
sesuai, munculnya dan pemeliharaan kemitraan
industri, dan tren dalam kursus dan spesialisasi
yang ditawarkan.
Hubungan antara isi mata pelajaran manajemen
olahraga dan beberapa bidang laten dalam
masyarakat saat ini: keberlanjutan, kewirausahaan,
pariwisata, perspektif gender dan penggunaan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (selanjutnya
disebut ICT) juga dianalisis. Topik-topik ini dapat
berdampak besar pada pengembangan layanan
olahraga di masa mendatang (Campillo-Sánchez
dkk., 2021;González-Serrano et al., 2019;Gregori
et al., 2020;Pérez-Flores dan Muñoz-Sánchez,
2018;Piedra, 2019;Valcarce et al., 2016). tujuan ini
adalah penerapan sistem gelar yang mudah
dipahami dan sebanding, promosi kerja sama Eropa
dalam penjaminan mutu dan promosi dimensi
Eropa yang diperlukan dalam pendidikan tinggi.
Penelitian ini cocok denganJones dkk.
(2008)perspektif bahwa analisis program
manajemen olahraga penting bagi siswa potensial
serta untuk pengembangan masa depan manajemen
olahraga sebagai disiplin akademik.
Metodologi Untuk penelitian ini, penelitian kualitatif, cross-
Penelitian sectional dan deskriptif dilakukan melalui metode
penelitian analisis isi, menganalisis kurikulum
semua universitas Spanyol (negeri dan swasta) di
mana gelar SS diajarkan. Dalam hal ini, semua
mata pelajaran yang sesuai dengan bidang
manajemen olahraga dipilih, termasuk mata
pelajaran yang terkait dengan arahan, manajemen
dan/atau administrasi entitas olahraga, desain
dan/atau koordinasi kegiatan olahraga dalam
bentuk apa pun, manajemen ekonomi atau
personalia. , pemeliharaan fasilitas, penyediaan
atau pemasaran dan promosi entitas olahraga apa
pun, mengikuti klasifikasi manajemen olahraga
menurutANECA (2005). Untuk analisis ini, subjek
yang berkaitan dengan rekreasi juga telah
diperhitungkan. Hal ini dikarenakan dalam buku
ANECA tentang Physical Activity and Sports
Sciences Degree menyatukan manajemen dan
rekreasi sebagai satu kesatuan bidang (Gambau,
2014).

Hasil Penelitian Untuk mengklarifikasi hasil yang diperoleh,


mereka telah dibagi menjadi tiga bagian yang
berbeda, membedakan antara struktur akademik,
evaluasi mata pelajaran dan isi mata pelajaran yang
dianalisis. Di satu sisi, terkait dengan analisis
terhadap 48 perguruan tinggi yang mengajarkan
gelar SS, dapat diamati bahwa semuanya tersebar
di antara 13 komunitas otonom. Komunitas
Madrid, Catalonia, Andalusia, dan Komunitas
Valencia memiliki universitas terbanyak dengan
masing-masing sepuluh, tujuh, enam, dan enam.
Jika analisis ini dilakukan per provinsi, sebagian
besar fakultas SS terletak sebagai satu- satunya
pilihan di masing-masing provinsi, kecuali provinsi
Madrid, yang menonjol karena memiliki sepuluh
universitas; Barcelona dan Seville dengan masing-
masing empat; Valencia dengan tiga dan Murcia
dan Alicante dengan masing-masing dua
universitas.
Di sisi lain, jika kami menganalisis jumlah mata
pelajaran terkait manajemen yang diajarkan di
masing-masing provinsi, kami mengamati bahwa
Álava, Barcelona, Castellón dan Zaragoza
memiliki jumlah mata pelajaran terkait manajemen
tertinggi, sementara Almería, Guipúzcoa dan
Salamanca memiliki frekuensi terendah dari mata
pelajaran terkait manajemen. Jika kita menganalisis
isi panduan pengajaran yang mencakup mata
pelajaran yang diajarkan dalam kursus manajemen,
mereka dapat diklasifikasikan ke dalam enam
kategori berbeda: (1) manajemen acara olahraga
(SEM), (2) peralatan olahraga dan manajemen
fasilitas olahraga ( SFM),
(3) landasan hukum dalam manajemen olahraga
(LF), (4) manajemen badan olahraga (SPEM), (5)
manajemen rekreasi dan rekreasi (LRM) dan
terakhir (6) pemasaran (SMK).
Di antara berbagai mata pelajaran yang dianalisis,
konten yang terkait dengan manajemen entitas
olahraga adalah yang paling banyak (n = 89),
diikuti oleh manajemen waktu luang dan rekreasi o
(n = 26), landasan hukum dalam manajemen
olahraga (n = 23) dan manajemen peralatan dan
fasilitas olahraga (n = 20). Kategori konten yang
paling sedikit dikerjakan dalam mata pelajaran
adalah yang terkait dengan pemasaran olahraga (n
= 11) atau manajemen acara olahraga (n = 9).
Mempertimbangkan kepemilikan universitas dan
sifat mata pelajaran manajemen olahraga,
perbedaan yang signifikan (hal< 0,05 dan p≤
0,01 masing-masing) dapat ditemukan antara
kategori isi mata pelajaran. Dalam pengertian ini,
kami mengamati kategori pengelolaan waktu luang
dan rekreasi secara signifikan lebih banyak hadir di
universitas negeri dan kategori pemasaran olahraga
secara signifikan lebih banyak hadir di universitas
swasta. kita dapat menemukan bahwa hanya
11,24% dari subjek yang dianalisis memiliki
konten yang berkaitan dengan wisata olahraga (n =
20), terutama semuanya dalam kategori
pengelolaan waktu luang dan rekreasi. Dalam baris
yang sama hingga 15 mata pelajaran (8,43%)
mengajar konten yang berkaitan dengan
kewirausahaan, sebagian besar dalam kategori
manajemen badan olahraga, 13 mata pelajaran
(7,30%) yang memiliki konten terkait TIK dibagi
antara kategori manajemen badan olahraga,
pemasaran olahraga dan manajemen fasilitas dan
peralatan olahraga. Terkait dengan keberlanjutan,
kami menemukan sebanyak 12 subjek terkait
keberlanjutan (6,74%) yang terbagi dalam empat
dari enam kategori dan hanya satu subjek (0,56%)
dengan konten perspektif gender dalam kategori
landasan hukum dalam manajemen olahraga.
menunjukkan bahwa dalam mata pelajaran
manajemen, sebagian besar mata pelajaran yang
mengajarkan konten yang berkaitan dengan wisata
olahraga terdapat di perguruan tinggi negeri (n =
19; 10,67%), dengan sifat mata pelajaran ini sangat
mirip antara mata pelajaran wajib dan pilihan.
Demikian pula dengan materi yang berkaitan
dengan kewirausahaan, kita dapat menemukan
bahwa sebagian besar mata pelajaran yang
mengajarkan konten yang berkaitan dengan
kewirausahaan ditemukan di perguruan tinggi
negeri (n = 12; 6,74%), dengan frekuensi yang
sangat mirip antara wajib danEvaluasi mata
pelajaran manajemen olahraga antara mata
pelajaran wajib atau pilihan. Hingga saat ini,
beberapa karya telah mempelajari secara ekstensif
profil manajer olahraga dan kompetensi yang harus
dimiliki (García-Fernández et al., 2013;Gómez-
Tafalla & Núñez-Pomar, 2011;Mestre-Sancho,
2013;Salgado-Barandela et al., 2019;Tortosa-
Martínez dkk., 2010). Namun, belum ada analisis
mendalam tentang pelatihan yang diterima oleh
profil profesional ini dalam studi gelar SS, jadi
ada kebutuhan untuk merefleksikan keterampilan
yang diperoleh seorang manajer olahraga dan
melihat apakah keterampilan tersebut disesuaikan
dengan kebutuhan saat ini. bidang olahraga
(Gallardo-Guerrero dkk., 2021) dan untuk
mengetahui apakah pelatihan ini memiliki konten
yang berkaitan dengan bidang keberlanjutan,
kewirausahaan, wisata olahraga, perspektif gender
atau penggunaan TIK. Menurut RQ1, temuan
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan antara jumlah mata pelajaran
manajemen olahraga yang diajarkan oleh pusat-
pusat publik versus yang diajarkan oleh pusat-pusat
swasta. Hal ini sesuai dengan hasil studi yang
ditemukan dalam literatur tentang analisis mata
pelajaran di bidang olahraga (Conesa-Ros &
Angosto, 2017;Gallardo- Guerrero dkk.,
2021;Morales et al., 2017). Namun, dalam analisis
mata kuliah yang diajarkan antara perguruan tinggi
negeri dan swasta, ditemukan perbedaan yang
signifikan secara statistik terkait dengan
keberadaan mata kuliah, dengan perguruan tinggi
negeri yang membutuhkan kehadiran lebih tinggi.

Sehubungan dengan periode di mana mata


pelajaran diajarkan, ini tergantung pada distribusi
internal dan struktur masing-masing fakultas.
Dapat diamati bahwa dalam kasus universitas
negeri, mereka diajarkan terutama pada periode
semester kedua, dan di universitas swasta mereka
tersedia di kedua periode semester secara dominan
opsional. Bahkan, ada lebih banyak mata pelajaran
yang diajarkan per mata pelajaran di perguruan
tinggi negeri dan lebih sedikit di perguruan tinggi
swasta.

Mengenai analisis berdasarkan sifat subjek (pilihan


atau wajib), hasilnya sangat mirip dengan hasil
penulis Gallardo-Guerrero dkk. (2021), dengan
perbedaan signifikan yang diamati antara kursus di
mana mata pelajaran ini diajarkan, dengan kursus
ketiga memiliki mata pelajaran paling wajib dan
kursus keempat memiliki mata pelajaran pilihan
terbanyak. Demikian pula, perbedaan juga diamati
antara mata pelajaran wajib dengan enam kredit
dibandingkan dengan sisa pilihan dalam variabel
ini.

Berkaitan dengan penilaian mata pelajaran,


menjawab RQ2, dibuktikan bahwa bobot tertinggi
untuk penilaian mata pelajaran didukung oleh esai
antara 50% dan 69%, diikuti oleh bobot ujian antara
30% dan 49%. dari nilai akhir menurunkan
kehadiran di tempat terakhir, menjadi nilai ini 10%
atau kurang dari nilai akhir. Dalam pengertian ini,
hasilnya sesuai dengan penelitian sebelumnya
(Conesa-Ros & Angosto, 2017;Morales et al.,
2017). Namun, mereka berbeda dari studi
olehGallardo-Guerrero dkk. Mereka harus mulai
memasukkannya ke dalam mata pelajaran yang
berbeda, untuk memberi siswa sumber daya yang
akan memungkinkan mereka untuk meningkatkan
pengetahuan mereka tentang mata pelajaran ini.
Secara khusus, terkait topik-topik yang sedang
berkembang ini, diperlukan pengenalan konten
terkait TIK, kewirausahaan, keberlanjutan, dan
kesetaraan gender.

Pertama-tama, penting untuk diperhatikan bahwa


industri olahraga semakin dipengaruhi oleh inovasi
teknologi untuk daya saing globalnya, dan hal

ini terbukti dalam olahraga dalam berbagai konteks


termasuk dari pengalaman bermain, konsumsi, dan
penonton (Ratten, 2020).Ringuet-Riot dan James
(2013)pertimbangkan industri olahraga sebagai
salah satu yang paling inovatif secara teknologi
karena cara teknologi digunakan dalam berbagai
cara. Dalam industri olahraga, inovasi teknologi
merupakan bagian penting yang menghubungkan
kesehatan, pendidikan, dan pariwisata (Zeimers et
al. (2019). Selain itu, sifat sosial olahraga
memerlukan penggunaan teknologi khususnya
dalam format digital dan online (Zeimers et al.,
2019). Dalam nada ini,López-Carril dkk.
(2019)ungkapkan kebutuhan saat ini dan masa
depan untuk melatih siswa di SS, dan khususnya
dalam manajemen olahraga, untuk memperoleh
keterampilan dan pengetahuan yang akan
memungkinkan mereka menerapkan teknologi ke
sektor olahraga. Dengan cara ini, penelitian ini
menyoroti pentingnya memperkenalkan topik ini
dan selanjutnya dalam rencana studi dalam
manajemen olahraga dan SS.

Kedua, pengenalan pendidikan kewirausahaan


dalam mata pelajaran manajemen olahraga menjadi
semakin penting karena juga dapat meningkatkan
daya kerja siswa. Meskipun pendidikan
kewirausahaan telah diperkenalkan di universitas
dalam beberapa tahun terakhir, integrasinya ke
dalam pendidikan olahraga masih jarang
(González-Serrano et al., 2021), apa yang
dikuatkan oleh hasil yang diperoleh dalam
penelitian ini. Dalam nada ini,Ratten dan Jones
(2018)menemukan celah dalam kurikulum
pendidikan olahraga saat ini yang dapat diisi oleh
pendidikan kewirausahaan. Manajer olahraga harus
giat untuk tetap di depan pesaing mereka (Ratten &
Ratten, 2011), dan merupakan kenyataan bahwa
lebih banyak lulusan dengan keterampilan
kewirausahaan sekarang diminati karena
karakteristik sektor ini dan pasar ekonomi saat ini
(González-Serrano et al., 2017). Kecenderungan
dan pentingnya pendidikan kewirausahaan sejalan
dengan beberapa langkah yang diambil oleh
Komisi Eropa, di mana Rencana Aksi
Kewirausahaan 2020 menyatakan bahwa
pendidikan harus dikaitkan dengan kenyataan
melalui penggunaan model pembelajaran praktis
berdasarkan pengalaman dan melalui pengetahuan
dan pengalaman pengusaha saat ini (González-
Serrano et al., 2021).

Ketiga, ketika mempertimbangkan pendidikan


kewirausahaan, perlu juga menyebutkan
kewirausahaan yang berkelanjutan. Keberlanjutan
merupakan sesuatu yang penting dalam agenda
masyarakat saat ini, dan tentunya untuk masa
depan. Gelar Sarjana SS harus memenuhi
kebutuhan masyarakat ini dan membekali siswa
dengan pengetahuan dan alat untuk menghadapi
tantangan pasar tenaga kerja dan masyarakat.
Sebagai Ordiñana-Bellver dkk.
(2022)menunjukkan, kewirausahaan
berkelanjutan, dan khususnya kewirausahaan
olahraga, dapat menjadi cara untuk berkontribusi
pada pencapaian Agenda PBB 2030, yang
merupakan rencana internasional yang mengejar
pembangunan berkelanjutan secara keseluruhan,
melalui 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(SDGs). Keberlanjutan telah menjadi topik wajib di
masyarakat, tidak terkecuali industri olahraga
(Lindsey & Darby, 2019). Inti dari
memperkenalkan konten kewirausahaan dan
keberlanjutan dalam mata pelajaran manajemen
olahraga sejalanStrachan (2018)pengulangan
pentingnya dan nilai pendidikan yang kaya akan
nilai-nilai berkelanjutan untuk masa depan yang
berkelanjutan.

Sejalan dengan poin tersebut,Ordiñana-Bellver


dkk. (2022)panggilan untuk pendidikan penting
yang kaya akan nilai-nilai berkelanjutan yang
melibatkan dan membawa nilai-nilai sosial dan
kewarganegaraan dan berkomitmen untuk
menciptakan cara-cara baru dalam mengoperasikan
bisnis dari perspektif yang berkelanjutan.
Keempat, menurut SDGs ini dan temuan yang
diperoleh dalam penelitian ini, konten langka
lainnya dalam pendidikan manajemen olahraga dan
secara umum di SS adalah kesetaraan dan
keseimbangan gender. Secara khusus, SDG 5 diberi
nama “Kesetaraan Gender”, berdasarkan pada
pencapaian kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan dan anak perempuan. Tujuan utamanya
termasuk mengakhiri semua bentuk diskriminasi
terhadap semua perempuan dan anak perempuan di
seluruh dunia, memastikan partisipasi penuh dan
efektif perempuan dan kesempatan yang sama
untuk kepemimpinan di semua tingkat
pengambilan keputusan dalam kehidupan politik,
ekonomi dan publik, atau meningkatkan
penggunaan teknologi yang memungkinkan ( ICT),
untuk mempromosikan pemberdayaan perempuan,
antara lain (PBB, 2015). Universitas memainkan
peran edukatif yang penting dalam mendidik
generasi mendatang dari perspektif kesetaraan
gender. Di masa depan lulusan SS, pelatihan
semacam itu merupakan kebutuhan dan
persyaratan untuk pengembangan masyarakat dan
sektor olahraga di mana model gender
tradisional, hubungan dan semua yang diperlukan
diubah (Lleixà-Arribas et al., 2020). Untuk
memasukkan pelatihan ini, khususnya di bidang
manajemen olahraga, harus berkomitmen untuk
menggabungkan refleksi kritis dan penyediaan alat
untuk perubahan, karena ini adalah tugas pusat
universitas yang tidak dapat dihindari (Lleixà-
Arribas et al., 2020). Terlepas dari kenyataan
bahwa olahraga dan pendidikan jasmani terus
menjadi disiplin yang mencerminkan dan
mereproduksi situasi diskriminasi gender (Devís et
al., 2005), mereka adalah area yang juga dapat
menjadi ruang ideal untuk mengatasi perubahan
model dan hubungan gender tradisional (Vizcarra
& Peiró, 2018).
Gagasan Bidang manajemen olahraga telah berkembang
dalam beberapa tahun terakhir dan lebih banyak
lulusan Ilmu Keolahragaan yang bekerja di bidang
ini. Oleh karena itu, tampaknya menarik untuk
menganalisis situasi saat ini dari mata pelajaran
manajemen olahraga dalam Gelar Ilmu
Keolahragaan untuk meningkatkan kemampuan
kerja lulusan olahraga di bidang ini. Makalah ini
bertujuan untuk menawarkan ikhtisar mata
pelajaran manajemen olahraga yang dilampirkan
oleh gelar Ilmu Olahraga, baik di universitas negeri
maupun swasta
Kelebihan Jurnal - Isi jurnal akurat dalam penjabaran topiknya
- Jurnal tersebut lengkap beserta data data
yang terkait
- Bahasa mudah dipahami dan di mengerti
- Dilengkapi dengan tabel persentase yang
rinci
Kekurangan Jurnal - tidak banyak yang harus diperbaiki hanya
saja, kurangnya bahasa yang dimengerti
pembaca.
Kesimpulan
Di universitas Spanyol yang dianalisis, tidak ada
perbedaan besar antara jumlah mata pelajaran yang
terkait dengan manajemen olahraga yang diajarkan
di universitas negeri dan swasta di Gelar Sarjana
SS. Namun, ada perbedaan tertentu dalam struktur
akademik, jenis evaluasi dan isinya antara
universitas negeri dan swasta, serta antara mata
kuliah pilihan dan wajib.
Melalui analisis panduan pengajaran yang
berkaitan dengan manajemen olahraga,
dimungkinkan untuk mengklasifikasikan konten
antara manajemen acara olahraga, manajemen
peralatan dan fasilitas olahraga, landasan hukum
dalam manajemen olahraga, manajemen badan
olahraga, manajemen waktu luang dan rekreasi dan
pemasaran olahraga. Bukti dominasi mata
pelajaran yang berkaitan dengan manajemen
entitas olahraga dan pelatihan langka yang
diperoleh lulusan dalam mata pelajaran yang
berkaitan dengan pemasaran olahraga atau
organisasi acara olahraga telah ditemukan.
Studi ini mengungkapkan situasi pelatihan saat ini
yang diterima oleh lulusan di SS Sarjana dan
menunjukkan kebutuhan untuk merestrukturisasi
mata pelajaran yang diajarkan terkait dengan
manajemen olahraga. Ada kebutuhan untuk
menyeimbangkan semua konten dalam pelatihan
manajer olahraga masa depan dan termasuk konten
khusus tentang wisata olahraga, kewirausahaan,
keberlanjutan, perspektif gender, dan TIK. Semua
ituperubahan diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan sosial saat ini untuk meningkatkan
keterampilan lulusan di semua bidang manajemen
olahraga dan meningkatkan nilai pelatihan jenis ini
di pasar tenaga kerja, sepertiLópez-Carril dkk.
(2022)sorot ketika berbicara tentang tuntutan
industri olahraga pada penguasaan keterampilan
digital dari para profesional masa depan, apa yang
telah ditingkatkan oleh efek pandemi COVID-19.
Namun, dalam pencarian pelatihan yang lebih baik
dan memadai dalam manajemen olahraga ini,
penting dan perlu untuk menemukan konsensus dan
homogenitas di seluruh komunitas akademik
tentang konten, metodologi, dan sistem evaluasi
yang dianggap mendasar dan penting untuk
pengembangan profesional selanjutnya dalam
posisi. berkaitan dengan manajemen olahraga. Ini
merupakan tantangan masa depan bagi para peneliti
dan akademisi di bidang manajemen olahraga dari
seluruh dunia.
Terakhir, namun tidak kalah pentingnya, penting
untuk dicatat bahwa keterbatasan utama dari
penelitian ini adalah kesulitan dalam mengakses
panduan pengajaran semua mata pelajaran di
universitas yang berbeda. Ini karena akses ke
mereka tidak tersedia, atau karena mereka tidak
sepenuhnya berkembang, yang dapat berarti bahwa
analisis lengkap dari semua mata pelajaran
manajemen olahraga dan konten gelar sarjana
mereka di SS di Spanyol tidak dilakukan. Studi ini
hanya berfokus pada analisis isi mata pelajaran
manajemen olahraga di SS Bachelor's Degrees di
universitas Spanyol, sehingga tidak menunjukkan
realitas lengkap situasi mereka di seluruh dunia.
Daftar Pustaka Amador-Ramírez, F. (1997). Analisis
pembentukan universitaria en las ciencias of
deporte. Su adecuacion a los perfiles
professionales.Apunt. Pendidikan fisik y
dideportasi, 4(50), 64–75.
ANECA. (2005).Libro blanco del Titulo de grado
en Ciencias de la Actividad Física y del
Deporte. ANECA.
Barnhill, CR, Czekanski, WA, & Pfleegor, AG
(2018). Mengenal siswa kami: Potret
demografi dan karier siswa manajemen
olahraga harapan di Amerika Serikat.Jurnal
Pendidikan Manajemen Olahraga, 12(1), 1–
14.
Calabuig-Moreno, F., Quintanilla, I., & Mundina,
J. (2008). Persyaratan Percibida dari Layanan
Perangkat Lunak: Perbedaan Según
Installación, Genero, Edad dan Tipo de
menggunakan layanan náuticos.RICYDE.
Revista Internacional de Ciencias Del
Deporte, 4(10), 25–
43.https://doi.org/10.5232/Ricyde
Campillo-Sánchez, J., Segarra-Vicens, E.,
Morales-Baños, V., & Díaz-Suárez, A. (2021).
Tujuan olahraga dan pembangunan
berkelanjutan di Spanyol.Keberlanjutan, 13(6),
3505.
Campos-Izquierdo, A. (2019). Pekerjaan,
pekerjaan, dan perfil de los Graduados en
Ciencias de la Actividad Física y del Deporte
en España (Pekerjaan, pekerjaan
dan profil Lulusan Ilmu Aktivitas Fisik dan Olah
Raga di Spanyol).Cultura Ciencia Deporte,
14(41), 113–123.
Campos-Izquierdo, A., & Martín-Acero, R.
(2016). Persepsi kompetensi profesional para
lulusan dalam Ciencias de la Actividad Física y
del Deporte.
Revista de Psicologia del Deporte, 25(2), 339–
346.
Cancela, JM, & Ayan, C. (2010). Profil dan
harapan kerja mahasiswa pendidikan jasmani
Spanyol.Procedia-Ilmu Sosial dan Perilaku,
2(2), 2487–2491.
COLEF. (2019).Situasi perdagangan tenaga kerja
dari los/as titulados/as en CCAFYDE. consejo-
colef.https://www.consejo-
colef.es/post/mercado-laboral-ccafyde.
Conesa-Ros, E., & Angosto, S. (2017). Analisis
Konten 'Ekspresi Kopral' di Bidang Estudio
Grado di Ciencias dari Kegiatan Fisik dan
Deportasi
universidades españolas.Jurnal penelitian
Olahraga dan Kesehatan, 9(2), 263–272.
Devís, J., Fuentes, J., & Sparkes, AC (2005).¿Apa
yang membuat mata pelajaran mata pelajaran
tetap indah? Identitas generasi dan seksualitas
dalam pendidikan fisik.Revista
Iberoamericana de Educación, 39, 73–90.
EHEA. (1999).Konferensi tingkat menteri
Bologna 1999: Deklarasi bersama para
menteri pendidikan Eropa.-Deklarasi Bologna
19 Juni 1999[on line]. Tersedia
pada:http://www.ehea.info/page-ministerial-
conference-bologna-1999.
Gallardo-Guerrero, AM, Maciá-Andreu, MJ,
Marín-Farrona, M., Fernández-Rabener, A., &
García-Tascón, M. (2021). Analisis panduan
panduan
Melengkapi dan memasang peralatan olahraga
yang diberikan dalam pendidikan española
tingkat atas.Retos: Nuevas Tendencias en
Education Fisica, Deporte and Recreacion, 41,
406–416
.
Gambau, V. (2014). Analisis Salida Profesional di
Pesawat Estudio Grado di Ciencias de la
Actividad Física dan El Deporte di Universitas
española.Revista Española de Educación
Física y Deportes, 405, 31–52.
García-Fernández, J., Pires-Vega, F., &
Fernández-Gavira, J. (2013). Preferensi
profesional dari pelajar lisensi dalam Ciencias
de la Actividad Física y del Deporte de la
Universidad de Sevilla.Reto. Nuevas
Tendencias En Educación Física, Deporte y
Recreacion, 23, 39–42.
García, L., Díaz, C., Ramírez, J., & Castro, J.
(2009).Kompetensi para karyawan di
universitas titulados. Las Palmas de Gran
Canaria. Ediciones Grupo
Sedicana.
Gómez-Tafalla, AM, & Núñez-Pomar, J. (2011).
Gestor deporte: Karakteristik, fungsi, dan
kecenderungan masa depan.Jurnal Ekonomi &
Manajemen Olahraga, 1, 5–30.
González-Naveros, S., Palomares-Cuadros, J.,
Torres-Campos, B., Padial-Ruz, R., & Cepero-
González, M. (2020). Profesional organisasi
dan manajemen olahraga
di Andalusia: Profil profesional dan karakteristik
sosiodemografi dan pelatihan.Jurnal Penelitian
Olahraga dan Kesehatan, 12(2), 140–151.
González-Serrano, MH, Calabuig, F., &
Crespo-Hervás, J. (2021). Pendidikan
manajemen olahraga melalui perspektif
kewirausahaan: Menganalisis dampaknya
terhadap
siswa ilmu olahraga Spanyol.Jurnal Manajemen
Internasional dalam Pendidikan, 19(1), Pasal
100271.
González-Serrano, MH, Crespo-Hervás, J., Pérez-
Campos, C., & Calabuig, F. (2017).
Pentingnya mengembangkan kapasitas
kewirausahaan dalam ilmu olahraga
mahasiswa.Jurnal Internasional Kebijakan dan
Politik Olahraga, 9(4), 625–640.
González-Serrano, MH, Jones, P., & Llanos-
Contrera, O. (2019). Tinjauan bidang
kewirausahaan olahraga: Analisis bibliometrik
dari artikel yang diterbitkan di
jaringan ilmu.Olahraga dalam Masyarakat, 23(2),
296–314.
Gregori, C., Martínez-Cevallos, D., & Aguado, S.
(2020). Percepción de los turistas deportivos de
hockey sobre la ciudad de Valencia.
Pengalihan, kepuasan e intensiones
futuras.Jurnal Ekonomi & Manajemen
Olahraga, 10(1), 35–44.
Ibanez, SJ (2008). Perspektif profesional lisensi
dalam pengetahuan tentang kegiatan fisik dan
deportasi.Cultura Ciencia Deporte, 3(11).
Jones, DF, Brooks, DD, & Mak, JY (2008).
Meneliti program manajemen olahraga di
Amerika Serikat.Tinjauan Manajemen
Olahraga, 11(1), 77–91.
Dari 31 marzo, General de la Cultura Física y del
Deporte(Vol. 89) (1980). Boletín Oficial del
Estado. dari 12 bulan
Aprilhttps://www.boe.es/buscar/doc.php?id=B
OE-A-
1980-7635.
Dari 23 hari, tentang Pendidikan Fisika(Vol. 309)
(1961). Boletín Oficial del Estado. dari 27 hari
inihttps://www.boe.es/buscar/doc.php?id=BOE
-A-1961- 23723.
Lindsey, I., & Darby, P. (2019). Olahraga dan
tujuan pembangunan berkelanjutan: Dimana
koherensi kebijakan?Tinjauan Internasional
untuk Sosiologi Olahraga, 54(7),
793–812.
Lleixà-Arribas, T., Soler i Prat, S., & Serra, P.
(2020). Perspektif generasi dalam
pembentukan maestro dan maestro Pendidikan
Fisik.Reto. Nuevas tendensies en
Educacion Física, Deporte y Recreacion, 37, 634–
642.
López-Carril, S., Alguacil, M., &
Anagnostopoulos, C. (2022). LinkedIn dalam
pendidikan manajemen olahraga:
Mengembangkan profil profesional siswa
meningkatkan
proses belajar-mengajar.Jurnal Manajemen
Internasional dalam Pendidikan, 20(1), Pasal
100611.
López-Carril, S., Añó, V., & Villamón, M. (2019).
El campo académico de la Gestión del deporte:
Pasado, presente y futuro.(Bidang akademik
manajemen olahraga:
Masa lalu, sekarang dan masa depan).Cultura
Ciencia Deporte, 14(42), 277–287.
Méndez-Rial, B. (2014). Evolución de la gestion
del deporte en el territorio español:
Síntesis.Retos: Nuevas Tendencias En
Educación Física, Deporte y Recreacion, 26,
134–137.
Mestre-Sancho, JA (2013). Komponen olahraga
gerakan. Sebuah perkiraan.VIREF Revista de
Educación Física, 2(2), 1–19.
Michavila, F., Martínez, JM, Martín-González,
M., García-Peñalvo, FJ, & Cruz-Benito, J.
(2018). Bekerja di titulados Universitarios en
España: Proyecto Ketenagakerjaan OEEU
Lulusan Universitas di Spanyol: Proyek
OEEU.Ediciones Universidad de Salamanca,
19(1), 21–39.
Morales, V., Torres, M., & Espinosa, M. (2017).
Termasuk deporte de la vela, sebagai
asignatura, dentro de los nuevos planes de
estudio de grado en ciencias de la
actividad física y el deporte.Jurnal penelitian
Olahraga dan Kesehatan, 9(2), 273–284.
Muñoz-Cantero, J., & Mato-Vásquez, MD (2014).
Proyecto docente en la universidad española
según el Espacio Europeo de Educacion
Superior.Calidad En La
Pendidikan, 40, 319–334.
Ordiñana-Bellver, D., Pérez-Campos, C.,
González-Serrano, MH, & Martínez-Rico, G.
(2022). Menuju pengembangan pengusaha
olahraga berkelanjutan di masa depan:
Pendekatan asimetris dari niat kewirausahaan
berkelanjutan ilmu olahraga.Jurnal Perhotelan,
Kenyamanan, Pendidikan Olahraga dan
Pariwisata, 31, Pasal 100403.
Dari 12 April, por la que se modifica la Ley
Organica 6/2001, 21 de diciembre,
Universidades. (2007). Boletín Oficial del
Estado, 89. de 13 de abril dehttps://www.
boe.es/buscar/doc.php?id=BOE-A-2007-7786.
Padierna-Cardona, JC (2019).Pembentukan dan
pemulihan instalasi perangkat lunak.
Universidad de Jaén. Pemulihan de[Tesis
doktoral]http://hdl.handle.net/ 10953/960.
Pérez-Flores, AM, & Muñoz-Sánchez, VM
(2018). Deporte, cultura y sociedad: Un estado
actual de la cuestión.Revista de Humanidades,
34, 11–38. Pérez-Villalba, M., Villanova-
Soler, A., & Grimaldi-Puyana, M. (2016).
Mercado Real Trabajo de los graduados en
Ciencias de la Actividad Física y el Deporte:
Mirada hacia el autoempleo.Jurnal Ekonomi &
Manajemen Olahraga, 3(6), 149–162.
Petry, K., Steinbach, D., & Tokarski, W. (2004).
Sistem olahraga di negara-negara Uni Eropa:
Persamaan dan perbedaan.Jurnal Eropa untuk
Olahraga dan
Masyarakat, 1(1), 15–21.
Piedra, J. (2019). Perspektiva de genero en
sociología del deporte en España: Presente y
futuro.RES. Revista Española de Sociología,
28(3), 489–500. Ratten, V. (2020). Teknologi
olahraga: Sebuah komentar.Jurnal Riset
Manajemen Teknologi Tinggi, 31(1), Pasal
100383.
Ratten, V., & Jones, P. (2018). Arah penelitian
masa depan untuk pendidikan olahraga:
Menuju pendekatan pembelajaran
kewirausahaan.Pendidikan+Pelatihan, 60(5),
490–499,
2018.
Ratten, V., & Ratten, H. (2011). Pemasaran
olahraga internasional: Implikasi penelitian
praktis dan masa depan.Jurnal Pemasaran
Bisnis & Industri, 26(8), 614–620, 2011.
Ringuet-Riot, C., & James, DA (2013). Berinovasi
untuk menumbuhkan olahraga: Konteks
inovasi yang lebih luas dalam
olahraga.Prosiding ASTN, 1(1), 40.
Rodríguez-Romo, G., Boned-Pascual, CJ,
Mayorga-García, JI, & Rivero-Herráiz, A.
(2002). Preferensi formatif dan profesional
alumni Fakultas Ciencias de la Actividad
Física de la UE–CEES: El caso de la deportiva
deportiva.Kronos, 1, 25–33.
Ros-Castello, P., Calabuig-Moreno, F., & Gómez-
Tafalla, A. (2019). Perfil pengguna dana
deportiva valencia y sus hábitos de práctica
deportiva.OLAHRAGA TK-Revista
EuroAmericana de Ciencias Del Deporte, 8(1),
17–22.
Pada 29 Oktober, karena ingin membangun tata
tertib universitas resmi universitas(Vol. 260)
(2007). Boletín Oficial del Estado. dari 30
Oktoberhttps://
www.boe.es/buscar/doc.php?id=BOE-A-2007-
18770.
Dari 24 September, karena ingin mendirikan
universitas resmi dari Lisensi resmi di
Ciencias de la Actividad Física y del Deporte y
las directrices generales propias de los
planes de studios conducente a la obtención del
mismo(Vol. 251) (1993). Boletín Oficial del
Estado. dari 20
Oktoberhttps://www.boe.es/buscar/doc.php?
id=BOE- A-1993-25360.
Salaburu, P., Ginés Mora, J., & Haug, G.
(2011).España y el processo de Bolonia: Un
encuentro unrescindible. Academia Europea de
Ciencias y Artes. Salgado-Barandela, J.,
Barajas,
Á., Sánchez-Fernández, P., Gambau, V., & Silva,
R. (2019). Perfil professional del gestor
deportivo Municipal: Capacidades y
habilidades kebutuhan.Revista Española de
Educación Física y Deportes, 424, 45–56.
Sánchez, A., & Rebollo, S. (2000). Situasi pasar
tenaga kerja aktual di lingkungan aktivitas fisik
dan deportasi.Jurnal Gerakan Manusia Eropa,
6,
141–154.
Seifried, C., Agyemang, KJ, Walker, N., &
Soebbing, B. (2021). Manajemen olahraga dan
sekolah bisnis: Kemitraan yang berkembang
dalam pendidikan tinggi yang terus berubah
lingkungan.Jurnal Manajemen Internasional
dalam Pendidikan, 19(3), Pasal 100529.
Silva-Piñeiro, R. (2020). Preferensi pembentukan
berlanjut antara Titulados Universitarios en
Ciencias de la Actividad Física dan El Deporte
en activo en Galicia.
OLAHRAGA TK-Revista EuroAmericana de
Ciencias Del Deporte, 9(2), 27–38.
Skinner, J., & Gilbert, K. (2007). Pendidikan
manajemen olahraga: Mengajar dan belajar
untuk masa depan.Tinjauan Manajemen
Olahraga, 10(2), 125–131.
Statista. (2022).Tingkat pengangguran kaum
muda di Uni Eropa(negara EU-28) pada
Januari 2021 dan 2022 [online].
Tersedia:https://es.statista.com/estadisticas/
488897/tasa-de-paro-juvenil-en-los-paises-de-
la-ue/.
Strachan, G. (2018). Bisakah pendidikan untuk
pembangunan berkelanjutan mengubah
pendidikan kewirausahaan untuk memberikan
masa depan yang berkelanjutan?Wacana dan
Komunikasi untuk
Pendidikan Berkelanjutan, 9(1), 36–49.
Tortosa-Martínez, J., Díez-García, MD, Clavero-
Serrano, M., Quesada-Rettschlag, S., Martí-
Sempere, C., & Martínez-Canales, C.
(2010).Analisis perbandingannya
estudios universitarios de grado en gestión
deportiva en españa, estados unidos, dan
francia. Universitas Alicante. Pemulihan
dehttp://rua.ua.es/dspace/handle/ 10045/19884.
Persatuan negara-negara. (2015).Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan[on line].
Tersedia:https://www.un.org/sustainabledevelo
pment/sustainable-development-goals/. UPM.
(2021).Historia del INEF - Universidad
Politécnica de
Madrid.https://www.inef.upm.es/Facultad/Res
e%C3%B1a/Historia.
Valcarce, M., Miñambres, T., & Hernández, CC
(2016). Dampak ekonomi pada perusahaan
yang menawarkan aplikasi seluler terbaru di
sektor kebugaran di España.
Prosiding IV Congreso Iberoamericano de
Economía Del Deporte, 175–180.
Vizcarra, MT, & Peiró, C. (2018). Desmontando
estereotipos de genero en Educación
Física.Monografi. Tandem. Didáctica de la
Educación Física, 60, 4–6. Wohlfart, O.,
Adam, S., Hovemann, G., & Kaden, M.
(2020).Era baru pendidikan manajemen
olahraga di Eropa (NASME).
Zeimers, G., Anagnostopoulos, C., Zintz, T., &
Willem, A. (2019). Pembelajaran organisasi
untuk tanggung jawab sosial perusahaan dalam
organisasi olahraga.Olahraga Eropa
Manajemen Kuartalan, 19(1), 80–101.

Anda mungkin juga menyukai