Anda di halaman 1dari 2

Santo Tarsisius

Santo Tarsisius menjadi Santo pelindung bagi para misdinar karena selain dia seorang putra
altar, dia juga dengan tekun dan tanpa pamrih melayani imam dalam perayaan Ekaristi.
Semangat berkorban yang dimiliki oleh Santo Tarsisius yang patut ditiru karena dia berani
mengorbankan nyawanya demi mempertahankan kekudusan Sakramen Mahakudus.

Santo Tarsisius lahir pada tanggal 15 Agustus sekitar tahun 250 di Roma. Setiap pagi, sebelum
fajar ia sering melewati jalan-jalan dan lorong-lorong kota Roma ke tempat orang Kristiani
berkumpul. Gua – gua bawah tanah, yang sebetulnya adalah kuburan, mereka gunakan sebagai
tempat pertemuan. Tempat seperti itu dinamakan Katakomba. Yaitu sebgangn lurus panjang
gelap dan ditutup oleh batu panjang. Mereka hanya berani berkumpul pada malam hari, karena
agama mereka terlarang.

Pada zaman kaisar Valerianus, orang-orang Nasrani tidak diperkenankan untuk menerima
sakramen (Tubuh Kristus) dan diharuskan untuk menyembah berhala. Bila tidak mau
menyembah berha, maka akan ditangkap dan dibunuh. Pada suatu hari seperti biasa Tarsisius
pergi ke Katakomba untuk mengikuti Misa. Pada saat itu Bapa Suci (Sri Paus) ingin
mempersembahkan misa sendiri. Tapi hanya sedikit orang yang datang, karena kebanyakan dari
orang Kristiani sudah ditangkap, adapula yang mengungsi ke luar kota untuk menyelamatkan
diri. Tidak seperti biasa Tarsisius tidak langsung pulang, tetapi membantu untuk mengatur alat
Misa. Saat itu Sri Paus mengeluh bahwa ada petugas penjara yang datang secara diam-diam. Dia
bilang tawanan-tawanan Nasrani ingin sekali menyambut Tubuh Kristus sebelum dibunuh.
Tetapi keadaannya tidak memungkinkan karena wajah Sri Paus sudah tidak asing bagi
kebanyakan orang.

Maka dari itu Tarsisius memberanikan diri untuk memberikan sakramen kepada tawanan-
tawanan tersebut. Pada pagi-pagi benar, Tarsisius berjalan menelusuri setiap Katakomba dan
menuju penjara dimana para tawanan berada, dia membawa Hosti Suci dalam kotak emas dan
dikalungkandengan tali pada lehernya serta menutupinya dengan toga yang ia pakai. Tetapi
malang bagi nasibnya, di tengah perjalanan ia bertemu dengan teman-teman sekolahnya,
teman-teman mengetahui bahwa ia membawa sesuatu dari orang Kristiani, mereka meminta
paksa dan Tarsisius menolaknya, sehingga Tarsisius dilempari batu, dipukuli dan ditendang
sampai sekarat.

Tak lama kemudian ia bertemu dengan seorang prajurit yang kebetulan beragama Nasrani.
Anak-anak itu pun lari pontang-panting karena teriakan prajurit itu. Setelah itu ia meminta
tolong kepada prajurit tersebut untuk mengantarkannya kepada para tawanan. Setelah prajurit
itu bersedia untuk membawa Hosti Suci, Tarsisius pun dibawa ke rumah orang Kristiani terdekat
dan ditinggalkan, karena prajurit itu mau mengantarkan Komuni Suci secara diam-diam kepada
para tawanan. Tak lama kemudian Tarsisius meninggal, lukanya terlalu parah. Ia dimakamkan di
Katakomba Kalikstus, di Jalan Apia, dekat makam para Sri Paus.

Dari peristiwa tersebut maka Gereja memilih dia menjadi pelindung akolit(proakolit), karena
telah mengorbankan hidupnya demi Ekaristi Kudus. Martir suci ini diperingati setiap tanggal 15
Agustus.

Anda mungkin juga menyukai