Anda di halaman 1dari 9

Nama: Gloria Natalina Kornedi

Nim: PO.62.20.1.20.123

LATIHAN POPULASI DAN SAMPEL

1. Bagian pengajaran suatu sekolah memiliki daftar dari 10.000 siswa menurut urutan abjad. Jika
diinginkan suatu sampel usia dari 200 siswa, boleh dipilih usia tiap siswa yang kelima puluh
dalam daftar (10.000/200 = 50), karena urutan daftar tidak berpengaruh apa-apa kepada usia
siswa (daftar menurutabjad). Usia yang pertama dapat diiambil secara random dalam daftar
dari kelompok lima puluh siswa yang pertama. Jika pengambilan pertama usia siswa yang
kedelapan belas (18), pilihan kedua adalah nomor siswa ke-68 ( =18 + 50), ketiga 118 dan
seterusnya. Teknik ini dinamakan teknik sampling……………………

Jawaban : Teknik sampling yang digunakan dalam kasus ini disebut "sampling sistematis." Ini
adalah salah satu metode sampling yang digunakan untuk memilih sampel dari populasi yang
memiliki urutan tertentu, seperti daftar siswa dalam urutan abjad. Dalam teknik sampling
sistematis, Anda memilih setiap n ke dalam populasi untuk menjadi bagian dari sampel, di mana
n adalah jumlah item dalam populasi dibagi dengan ukuran sampel yang diinginkan. Dalam
kasus ini, Anda memilih setiap ke-50 siswa dalam daftar, mulai dari usia yang pertama yang
dapat diambil secara acak. Ini memberi Anda sampel yang cukup representatif dari populasi
siswa tanpa perlu mengandalkan urutan abjad. Keuntungan dari teknik ini adalah efisiensi,
karena Anda dapat mengambil sampel yang cukup besar dengan hanya mengambil sebagian
kecil dari populasi. Namun, pastikan bahwa urutan dalam daftar tidak memiliki pengaruh pada
karakteristik yang ingin Anda studi (dalam hal ini, usia siswa) sehingga teknik ini bisa dianggap
representatif.

2. Seorang mahasiswa ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian makanan


tambahan pada anak sekolah di Desa Melati. Diketahui sekitar 30% anak sekoah mendapatkan
PMT dari sekolahnya. Menurut data juga di ketahui siswa yang ikut serta sebanyak 500 siswa.
Sang mahasiswaingin menggunakan derajat kepercayaan sebesar 95%. Berapa besar sampel
yang diperlukannya bila ia ingin kesalahan yang dapat diterima tidak lebih dari 5%?

Jawaban: Untuk menghitung ukuran sampel yang diperlukan untuk penelitian ini dengan
kesalahan yang dapat diterima tidak lebih dari 5% (0,05) dan derajat kepercayaan sebesar
95%, Anda dapat menggunakan rumus berikut:
n=E2Z2⋅p⋅(1−p)
 n adalah ukuran sampel yang diperlukan.
 ZZ adalah z-skor yang sesuai untuk derajat kemaknaan tertentu. Untuk derajat
kemaknaan 95%, z-skor adalah sekitar 1,96.
 pp adalah perkiraan proporsi populasi yang memiliki prevalensi gizi kurang. Dalam kasus
ini, karena prevalensi tidak diketahui, Anda dapat menggunakan 0,5 (0,50) sebagai
perkiraan yang konservatif, yang akan memberikan ukuran sampel terbesar.
 EE adalah tingkat estimasi penyimpangan yang dapat diterima, yaitu 0,05 (5%).
Menggantikan nilai-nilai ini ke dalam rumus:

Menggantikan nilai-nilai ini ke dalam rumus:


n=(1.96)2.0.30.(1-0.30)
(0.05)2
n = 3.8416 . 0.30 . 0.70
0.0025
n = 0.80208
0.00250
n≈320.83
Jadi, jumlah sampel yang harus diambil adalah sekitar 384 anak balita jika Anda ingin memiliki
derajat kemaknaan 95% dan estimasi penyimpangan sebesar 0,05 dalam penelitian tentang
status gizi anak balita di kelurahan X dengan populasi sekitar 3.000. Dalam praktiknya, Anda
dapat membulatkan angka ini ke atas menjadi 385 anak balita

3. Penelitian tentang status gizi anak balita di kelurahan X dengan jumlah populasi 3.000, dimana
kasus atau prevalensi gizi kurang pada populasi tsb tidak diketahui. Berapa jumlah sampel yg
harus diambil apabila menghendaki derajat kemaknaan 95% dan dengan estimasi
penyimpangan 0,05?

Jawaban: Untuk menghitung ukuran sampel yang diperlukan dalam penelitian tentang status
gizi anak balita di kelurahan X dengan jumlah populasi 3.000, ketika prevalensi gizi kurang
tidak diketahui, Anda dapat menggunakan rumus berikut:

n=E2Z2⋅p⋅(1−p)
Di mana:

 n adalah ukuran sampel yang diperlukan.


 ZZ adalah z-skor yang sesuai untuk derajat kemaknaan tertentu. Untuk derajat kemaknaan
95%, z-skor adalah sekitar 1,96.
 pp adalah perkiraan proporsi populasi yang memiliki prevalensi gizi kurang. Dalam kasus ini,
karena prevalensi tidak diketahui, Anda dapat menggunakan 0,5 (0,50) sebagai perkiraan
yang konservatif, yang akan memberikan ukuran sampel terbesar.
o EE adalah tingkat estimasi penyimpangan yang dapat diterima, yaitu 0,05 (5%).

Menggantikan nilai-nilai ini ke dalam rumus:


n = (1.96)2 0.50 (1-0.50)
(0.05)2
n = 3.8416. 0.50 . 0.50
0.0025
n = 0.9604
0.9604
n ≈384.16

Jadi, jumlah sampel yang harus diambil adalah sekitar 384 anak balita jika Anda ingin memiliki
derajat kemaknaan 95% dan estimasi penyimpangan sebesar 0,05 dalam penelitian tentang
status gizi anak balita di kelurahan X dengan populasi sekitar 3.000. Dalam praktiknya, Anda
dapat membulatkan angka ini ke atas menjadi 385 anak balita.

4. Seorang peneliti datang pada saat itu untuk mengambil sampel mengenaipengetahuan ibu
hamil terhadap kesehatan dan tumbuh kembang bayi di Desa Cibebek. Pengambilan sampelnya
dilakukan dengan mengumpulkanibu hamil yang hadir di posyandu di desa Cibebek. Ibu hamil
yang hadir tersebut tidak merupakan bagian representatif dari keseluruhan ibu hamil yang
berada di desa Cibebek. Jadi, hanya yang hadir saja di desa Cibebek. Kasus ini merupakan
pengambilan sampling dengan metode?

Jawaban: Kasus ini merupakan pengambilan sampel dengan metode "sampling purposif" atau
"purposive sampling." Dalam metode ini, peneliti secara sengaja memilih sampel berdasarkan
kriteria tertentu atau tujuan penelitian yang spesifik. Dalam kasus ini, peneliti memilih ibu hamil
yang hadir di posyandu di Desa Cibebek, bukan secara acak atau representatif dari seluruh
populasi ibu hamil di desa tersebut.
Metode sampling ini digunakan ketika peneliti ingin fokus pada kelompok tertentu atau
memiliki kriteria tertentu yang ingin dipelajari dalam penelitian, dan mereka tidak berusaha
untuk menciptakan sampel yang secara statistik representatif dari populasi keseluruhan. Ini
sering digunakan dalam penelitian kualitatif atau studi kasus di mana peneliti ingin mendalami
pemahaman tentang kelompok atau fenomena tertentu.

5. Jumlah populasinya adalah 1000 yang terdiri S1=50, D3=300, SMA=500, SMP=50,SD=100.
Berapa jumlah sampel yang dibutuhkan? Berapa jumlah sample untuk masing-masing tingkat
pendidikan?

Jawaban: Untuk menghitung jumlah sampel yang dibutuhkan, kita perlu menentukan proporsi
sampel yang akan diambil dari masing-masing tingkat pendidikan.
S1: 50/1000 = 0,05 (5%)
D3: 300/1000 = 0,3 (30%)
SMA: 500/1000 = 0,5 (50%)
SMP: 50/1000 = 0,05 (5%)
SD: 100/1000 = 0,1 (10%)
Sekarang, kita bisa menghitung jumlah sampel yang dibutuhkan untuk masing-masing tingkat
pendidikan dengan memutipkannya dengan ukuran sampel yang diinginkan. Misalnya, jika kita
ingin mengambil sampel 10% dari setiap kelompok, maka kita bisa mengalikan proporsi di atas
dengan 10%:
S1: 0,05 x 0,10 = 0,005 (0,5% dari total populasi)
D3: 0,3 x 0,10 = 0,03 (3% dari total populasi)
SMA: 0,5 x 0,10 = 0,05 (5% dari total populasi)
SMP: 0,05 x 0,10 = 0,005 (0,5% dari total populasi)
SD: 0,1 x 0,10 = 0,01 (1% dari total populasi)
Jadi, jumlah sampel yang dibutuhkan untuk masing-masing tingkat pendidikan adalah:
S1: 0,005 x 1000 = 5 sampel
D3: 0,03 x 1000 = 30 sampel
SMA: 0,05 x 1000 = 50 sampel
SMP: 0,005 x 1000 = 5 sampel
SD: 0,01 x 1000 = 10 sampel
Jadi, jumlah total sampel yang dibutuhkan adalah 5 + 30 + 50 + 5 + 10 = 100 sampel

6. Seorang ahli gizi ingin meneliti status gizi penduduk Desa Bojongsalam. Desaini terdiri dari 12
kelurahaan. Dari daftar kelurahaan, dipilih secara random 3kelurahaan. Dan pada setiap
kelurahaan dipilih hanya 4 RT saja secararandom, Untuk mewakili populasi. Dengan presisi 5%
dan derajatkepercayaan 95%. Teknik pengambilan sampel yang digunakkan adalah?

Jawaban: Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam kasus ini adalah "Pengambilan
Sampel Kluster Berlapis." Ini adalah metode yang digunakan ketika kita ingin mengambil sampel
dari populasi yang terstruktur dalam kelompok-kelompok yang berlapis.
Dalam kasus ini:
1. Kelurahan dipilih secara acak: Dari daftar 12 kelurahan, kita memilih secara acak 3
kelurahan sebagai kluster pertama.
2. Pemilihan RT secara acak: Di dalam setiap kelurahan yang dipilih, kita memilih secara
acak 4 RT sebagai kluster kedua.
3. Pengambilan sampel akhir: Akhirnya, kita mengambil sampel dari masing-masing kluster
RT untuk mewakili populasi penduduk Desa Bojongsalam secara keseluruhan.

Dengan menggunakan teknik ini, kita akan memiliki sampel yang mewakili berbagai
kelurahan di desa dan juga mencakup variasi dalam kelompok RT. Dengan presisi 5% dan
derajat kepercayaan 95%, teknik ini memungkinkan kita untuk menghasilkan data yang
cukup representatif dan akurat tentang status gizi penduduk Desa Bojongsalam.

7. Sekelompok tim ahli gizi ingin mengetahui status gizi anak sekolah dikabupaten X . Agar sampel
yang diambil representatif. Maka mereka memilih teknik pengambilan sampel dengan cara
membagi kawasan kabupaten-kabupaten tersebut menjadi beberapa blok. Dan pada blok-blok
tersebutdiberi nomor, lalu nomor-nomor tersebut ditarik secara acak untuk dijadikan anggota
sampel ahli gizi. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah…..

Jawaban: Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam kasus ini adalah "Pengambilan
Sampel dengan Metode Random Blok" atau "Random Block Sampling."

Dalam teknik ini, area studi (kabupaten X) dibagi menjadi beberapa blok atau sub-unit
geografis yang lebih kecil. Setiap blok diberi nomor, dan kemudian nomor-nomor tersebut
ditarik secara acak untuk memilih blok-blok yang akan menjadi bagian dari sampel. Setelah
blok-blok dipilih, ahli gizi akan mengambil sampel anak sekolah dari masing-masing blok
tersebut.
8. Lakukan telaah terhadap 1 artikel. Sebagai pedoman untuk melakukan telaah bisa dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
a. Apakah populasi targetnya telah diidentifikasi? Jika iya sebutkan, jika tidak jelaskan
alasannya.
b. Apakah populasi terjangkaunya telah diidentifikasi? Jika iya sebutkan, jika tidak jelaskan
alasannya.
c. Metode sampling apakah yang digunakan probability sampling atau non-probability
sampling? Sebutkan metode sampling spesifik yang digunakan.
d. Apakah metoda sampling-nya yang digunakan telah dijelaskan secara teknis?
e. Menurut kamu, apakah metoda sampling yang digunakan tepat? Berikan alasannya.
f. Apakah besar sampel yang digunakan sudah tepat? Jika tidak bagaimana seharusnya?
g. Apakah sampelnya sudah merepresentasikan populasi?
h. Identifikasi kemungkinan bias sampling di penelitian tersebut.
i. Apakah subjek yang drop out atau menolak dijelaskan di artikel tersebut?

Jawaban :

8. Lakukan telaah terhadap 1 artikel. Sebagai pedoman untuk melakukan telaah bisa dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.

a. Dalam kasus ini, tidak ada informasi yang menyebutkan apakah populasi target telah
diidentifikasi secara spesifik. Populasi target adalah kelompok yang menjadi subjek
penelitian atau studi, dan dalam konteks penelitian mengenai status gizi anak sekolah di
kabupaten X, populasi target harus diidentifikasi dengan jelas.
Untuk melakukan penelitian yang berkualitas, penting untuk menentukan dengan tepat
siapa atau apa yang menjadi objek penelitian, dalam hal ini, anak sekolah di kabupaten
X. Populasi target harus didefinisikan secara spesifik, misalnya, apakah itu semua anak
sekolah di kabupaten X atau apakah ada kriteria tertentu yang digunakan untuk
membatasi populasi target, seperti rentang usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, atau
area geografis tertentu di kabupaten X.
b. tidak mencantumkan apakah populasi terjangkaunya telah diidentifikasi. Populasi
terjangkaunya merujuk pada populasi yang dapat diakses atau dijangkau oleh peneliti
untuk melakukan studi atau penelitian tertentu.
Identifikasi populasi terjangkaunya penting dalam perencanaan penelitian, terutama
untuk menentukan bagaimana sampel akan dipilih dan dihubungi. Misalnya, jika
penelitian akan mengakses anak sekolah di kabupaten X, maka peneliti perlu
memastikan bahwa mereka dapat mencapai sekolah-sekolah di kabupaten tersebut dan
memiliki akses ke data atau informasi yang diperlukan.
c. metode sampling yang digunakan adalah "probability sampling" atau "sampling berbasis
probabilitas." Dalam probability sampling, setiap anggota populasi memiliki peluang
yang diketahui untuk dipilih sebagai bagian dari sampel.
Dalam kasus ini, pengambilan sampel dilakukan dengan cara memilih blok-blok secara
acak untuk mewakili populasi, yang menciptakan probabilitas yang diketahui untuk blok-
blok tersebut terpilih. Selanjutnya, dari masing-masing blok yang telah dipilih, sampel
anak sekolah dapat diambil secara acak, yang juga mematuhi prinsip probability
sampling.
d. telah dijelaskan secara teknis bahwa metode sampling yang digunakan adalah
"Pengambilan Sampel dengan Metode Random Blok" atau "Random Block Sampling."
Namun, penjelasan tersebut mungkin masih perlu diperinci lebih lanjut tergantung pada
kebutuhan penelitian dan konteks spesifiknya.
Penjelasan lebih rinci tentang metode sampling dapat mencakup langkah-langkah
spesifik yang diambil dalam pengambilan sampel, seperti bagaimana blok-blok yang
terpilih secara acak dan bagaimana sampel anak sekolah diambil dari masing-masing
blok. Selain itu, penjelasan teknis juga bisa mencakup alasan mengapa metode sampling
ini dipilih dan bagaimana kepastian probabilitas terkait dengan pemilihan sampel.
e. Berikut adalah beberapa alasan menurut saya mengapa metode ini mungkin dianggap
tepat:
 Representativitas Geografis: Dengan memilih blok-blok secara acak dari berbagai
area di kabupaten X, metode ini dapat memastikan representasi geografis yang baik
dalam sampel, yang penting jika ada variasi regional dalam status gizi anak sekolah.
 Kemudahan Implementasi: Metode ini dapat relatif mudah diimplementasikan,
terutama jika data geografis dan informasi blok-blok tersedia.
 Probabilitas yang Diketahui: Dengan menggunakan probabilitas yang diketahui
dalam pengambilan sampel, metode ini memungkinkan penghitungan statistik yang
akurat dan generalisasi hasil sampel ke populasi secara lebih meyakinkan.
f. beberapa pertimbangan yang dapat membantu menilai apakah ukuran sampel yang
digunakan sudah tepat:
 Tujuan Penelitian: Pertama-tama, penting untuk memahami dengan jelas apa yang
ingin dicapai dalam penelitian. Apakah tujuannya untuk memberikan perkiraan yang
sangat akurat tentang status gizi anak sekolah di seluruh kabupaten X atau hanya
untuk tujuan penelitian eksploratif? Tujuan penelitian akan mempengaruhi ukuran
sampel yang diperlukan.
 Presisi: Presisi merujuk pada sejauh mana Anda ingin hasil sampel mendekati
parameter populasi yang sebenarnya. Semakin tinggi presisi yang diinginkan
(misalnya, margin of error yang lebih rendah), semakin besar ukuran sampel yang
diperlukan. Dalam kasus ini, Anda telah menyebutkan presisi sebesar 5%.
 Kompleksitas Populasi: Jika populasi anak sekolah di kabupaten X sangat beragam
dalam hal karakteristik seperti usia, jenis kelamin, atau tingkat pendidikan, maka
mungkin perlu ukuran sampel yang lebih besar untuk memastikan representasi yang
akurat dari variasi tersebut.
 Sumber Daya yang Tersedia: Ukuran sampel yang lebih besar mungkin memerlukan
lebih banyak sumber daya dalam hal waktu, tenaga kerja, dan anggaran. Oleh karena
itu, sumber daya yang tersedia juga harus menjadi pertimbangan.
Untuk menentukan ukuran sampel yang lebih tepat, Anda dapat menggunakan rumus
statistik yang sesuai untuk ukuran sampel dengan tingkat presisi yang diinginkan dan
derajat kepercayaan tertentu. Ini akan memastikan bahwa hasil sampel yang dihasilkan
memiliki tingkat kepercayaan yang diinginkan dan margin of error yang dapat diterima.
g. adalah beberapa pertimbangan yang dapat membantu untuk menilai representasi
sampel terhadap populasi:
 Cara Pengambilan Sampel: Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah
"Pengambilan Sampel dengan Metode Random Blok" atau "Random Block
Sampling." Jika blok-blok yang dipilih secara acak mencerminkan variasi geografis
yang signifikan dalam kabupaten X, maka ini adalah indikasi positif bahwa sampel
mungkin memiliki representasi yang baik.
 Karakteristik Sampel: Anda perlu membandingkan karakteristik sampel (misalnya,
usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan) dengan karakteristik populasi sebenarnya.
Jika sampel memiliki karakteristik yang mirip dengan populasi dalam hal-hal kunci
yang relevan dengan penelitian (seperti usia dan jenis kelamin anak sekolah), ini
adalah tanda positif.
 Ukuran Sampel: Ukuran sampel yang digunakan juga penting. Semakin besar ukuran
sampel, semakin baik kemungkinan sampel merepresentasikan populasi. Namun,
ukuran sampel harus memadai untuk mencapai tingkat presisi yang diinginkan.
 Kebijakan Pengambilan Sampel: Pastikan bahwa selama pengambilan sampel,
kebijakan dan prosedur yang sesuai diterapkan. Proses pemilihan blok dan RT harus
benar-benar acak dan tidak bias.
 Pemantauan dan Evaluasi: Setelah sampel terkumpul, lakukan pemantauan dan
evaluasi data sampel. Periksa apakah sampel mencerminkan variasi dalam populasi
dengan benar. Ini bisa melibatkan pembandingan karakteristik sampel dengan data
demografi populasi.
 Analisis Statistik: Lakukan analisis statistik untuk memeriksa apakah hasil sampel
dapat digeneralisasi dengan baik ke populasi. Hal ini melibatkan perhitungan margin
of error dan interval kepercayaan yang sesuai.
h. Berikut adalah beberapa kemungkinan bias sampling yang mungkin muncul dalam
penelitian mengenai status gizi anak sekolah di kabupaten X dengan metode
"Pengambilan Sampel dengan Metode Random Blok" atau "Random Block Sampling":
Bias Geografis: Jika dalam blok-blok yang dipilih secara acak terdapat perbedaan
geografis yang signifikan dalam hal status gizi anak sekolah (misalnya, beberapa blok
terletak di daerah perkotaan dan beberapa di daerah pedesaan), ini dapat menyebabkan
bias geografis dalam sampel.
 Bias dalam Pemilihan Blok: Meskipun blok-blok dipilih secara acak, terdapat
kemungkinan bahwa beberapa blok mungkin memiliki karakteristik yang berbeda
secara signifikan dibandingkan dengan blok lainnya. Hal ini dapat memengaruhi
representasi keseluruhan populasi.
 Ketidakpartisipan: Jika tidak semua blok atau RT dalam blok yang dipilih bersedia
berpartisipasi dalam penelitian, ini dapat menyebabkan bias karena karakteristik
mereka mungkin berbeda dari yang berpartisipasi.
 Bias pada Tingkat RT: Meskipun RT dipilih secara acak dalam blok, jika ada
perbedaan signifikan dalam karakteristik atau status gizi anak sekolah antara RT, hal
ini dapat memengaruhi representasi sampel terhadap populasi.
 Bias Penelitian Selama Implementasi: Selama implementasi penelitian, jika ada
kecenderungan untuk menghindari beberapa RT atau kelompok anak sekolah
tertentu karena alasan tertentu, hal ini juga dapat menyebabkan bias dalam sampel.
 Bias Sumber Daya: Jika ada keterbatasan sumber daya yang mempengaruhi
pengambilan sampel, seperti kendala waktu atau anggaran, maka pemilihan blok
atau RT mungkin tidak sejelas yang diharapkan.
i. Informasi tentang subjek yang drop out atau menolak untuk berpartisipasi dalam
penelitian biasanya penting dalam sebuah artikel penelitian. Namun, untuk menentukan
apakah subjek yang drop out atau menolak dijelaskan dalam artikel tersebut, Anda perlu
melihat langsung artikel penelitiannya atau abstraknya. Saya tidak memiliki akses
langsung ke konten artikel atau publikasi tertentu karena batasan pengetahuan saya
hingga September 2021.
Dalam sebuah artikel penelitian yang baik, penulis biasanya akan mencakup informasi tentang
jumlah subjek yang awalnya direncanakan untuk dimasukkan dalam penelitian, jumlah subjek yang
benar-benar berpartisipasi, dan alasan subjek yang drop out atau menolak untuk berpartisipasi. Ini
penting untuk memahami potensi bias yang mungkin timbul akibat ketidakpartisipan subjek tertentu
dan untuk memberikan konteks kepada pembaca tentang representasi sampel.

Kirimkan jawabannya ke link


https://drive.google.com/drive/folders/
1qd3eyl51m17UCPjixOjHC1oASApMvG_V?usp=sharing

Anda mungkin juga menyukai