Disusun Oleh :
NIM : 019181421188
YOGYAKARTA
2023
i
HALAMAN PERSETUJUAN
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh :
NIM : 019181421188
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah swt, Tuhan Yang Maha Esa
3. Ari Mintarti, S.PT., M.Sn. Ketua Jurusan Penyiaran Sekolah Tinggi Multi
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih jauh dari
kata sempurna dan memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
iv
PERENCENAAN PROSES PENCIPTAAN .................................................... 29
A. Ide Penciptaan ......................................................................................... 29
B. Media Peralatan, dan Teknik Produksi ................................................ 38
C. Tahapan Penciptaan ............................................................................... 40
D. Konsep Penayangan ................................................................................ 47
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 48
LAMPIRAN ......................................................................................................... 49
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adalah televisi. Televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu
tele (bahasa Yunanni) yang berarti jauh, dan visi (videre – bahasa Latin)
dengan, gambar dan suara yang diproduksi disuatu tempat (studio televisi)
dapat dilihat dari tempa “lain” melalui sebuah perangkat penerima (J.B
menyampaikan pesan.
karya seni yang elok, tidak terlepas dari tangan Sutradara. Penulis memilih
jobdesk Sutradara yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar
keselarasan adegan atau yang disebut continuity adegan. Hal ini bertujuan
1
untuk memudahkan penonton dalam menerima pesan yang disampaikan,
format program yang akan di produksi dalam suatu tayangan siaran yaitu
Indonesia, inilah yang menjadi cikal bakal karya prodkusi drama televisi ini
1. Ide Penciptaan
dan berkesinambungan.
yang diambil saat produksi untuk disambungkan pada saat proses editing.
harus dijaga dan diperhatikan dengan khusus sehingga tidak ada kekeliruan
2
2. Konsep Judul
Terkait dengan judul dan latar belakang yang telah ditulis sebelumnya,
continuity shot pada program drama televisi supaya pesan yang ingin
set pada drama televisi ini. Drama ini bercerita tentang konflik sosial yang
toilet umum tentunya, yang dicerita ini berada dalam sebuah lingkungan kos
putri. Dari hal konflik inilah justru mengungkap penyimpangan sosial yang
3. Konsep Karya
a. Format Program
3
menghibur penontonnya, akan tetapi penekanan yang lebih pada
b. Judul Karya
terdapat konflik saling tuduh antara Ibu kos, dan para penghuni kos
putri serta tamu terkait kotoran yang berada dalam toilet. Akan tetapi
ibu kos dan tetangganya. Hal ini terkait dengan makna “Itu
c. Sasaran Program
4
2) Perekaman Suara menggunakan alat rekam sound recorder dan
penonton.
5) Kerabat Kerja
5
m) Penata Artistik : Dhimas Yusril
C. Keaslian Karya
ini bukan merupakan plagiat, pencurian hasil karya milik orang lain, hasil
material dan non-material. Namun, teori dari data yang didapat dari
6
latar belakang kampung atau desa, sedangkan “Kuwi Nggonku”
keselarasan gambar.
Oleh karena itu, penulis yakin dengan keaslian isi program drama
materi yang penulis sertakan dalam proposal penciptaan karya ini sebagai
jawabkan kebenarannya.
1. Tujuan
2. Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
7
1) Mahasiswa mampu menerapkan teori yang telah didapatkan
“MMTC” Yogyakarta.
Yogyakarta.
c. Bagi Penulis:
Akhir.
8
3) Mendapatkan pengalaman dalam mengarahkan adegan dan
d. Bagi Masyarakat:
imajinatif.
9
BAB II
A. Studi Pustaka
Berbagai studi pustaka dari beberapa buku yang telah menjabarkan secara
detail, teori-teori yang akan digunakan dalam kegiatan produksi. Data-data yang
dibutuhkan sebagai acuan dalam pembuatan karya ini diperoleh dari studi
shot.
10
B. Observasi
lebih mendalam dari topik drama televisi yang akan diproduksi. Dimulai
dari diskusi dengan produser dan penulis naskah yang mempunyai sudut
karya acuan untuk membedakan karya yang sudah ada dengan karya yang
akan dibuat oleh penulis. Diantara karya-karya yang sudah ada diantara lain
yang sudah ada dan akan disempurnakan di karya yang akan dibuat oleh
penulis.
11
C. Karya Acuan
yang baik. Penulis mencari kajian sumber sebagai acuan karya sehingga apa
yaitu:
(Sumber: Youtube)
desa, yang akan didata KTP oleh petugas, namun Mbah Karsono
dalam salah satu dari enam agama yang ada di Indonesia, hal
12
2. “Maaf Mama Aku Kelepasan”
baung air besar di toilet umum. Film ini menjadi acuan dari
13
BAB III
LANDASAN TEORI
A. Drama Televisi
pandang orang yang membuat definisi. Salah satunya adalah definisi drama
adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan diciptakan melalui
proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang direkayasa
dan dikreasi ulang (Naratama, 2004: 65). Drama yang menjadi konten siaran
televisi sering kali disebut drama televisi, program ini tentu ditujukan untuk
komunikasi, situasi, action, (segala apa yang terlihat dalam pentas) yang
gerak: (life present of action). Jika buku roman menggerakkan fantasi kita,
langsung di muka kita sendiri; (3) Drama adalah cerita konflik manusia
dapat dibagi ke dalam beberapa bagian waktu yaitu Drama Klasik, Teater
14
Abad Pertengahan, Zaman Italia, Zaman Elizabeth, Perancis Molore dan
B. Sutradara
SS,1994:281).
tertulis di dalam naskah dalam bentuk pesan-pesan audio visual. Banyak hal
15
sebagainya. Pada tahap production, hal-hal pada post-production yang telah
dubbing, pembuatan audio effect, pembuatan sound track film, visual effect
jika diperlukan yang akan dilakukan di dalam proses editing film. Setelah
C. Continuity
yang dapat membuat film yang dibuat terasa “realistis” dan meyakinkan
sehingga membuat penonton bertahan dan hanyut dalam story telling sebuah
secara logis. Baik itu sebuah rekaman kenyataan ataupun fiksi, harus
dan logikanya terjaga dengan baik dan diterima wajar oleh penonton.
16
Menurut Naratama (2013:91-92), continuity bisa disebut sebagai
maupun karya visual. Menurutnya pula, ada 5 faktor kontinuitas yang harus
(natural).
gambar, baik yang bersifat Direct Sound (suara yang direkam langsung
pada saat shooting) maupun Indiret Sound (sound effect & ilustrasi
musik).
yang jelas. Ketika proses pengambilan gambar, stock shot yang diambil
tidak cukup lengkap untuk dapat diedit dengan baik, sehingga hal itu
17
D. Element of The Shot
Direct of Photography guna menentukan shot apa saja yang perlu diambil,
dan apa alasan-alasan atau bisa menjadi makna di dalam shot tersebut.
Thompson menegaskan bahwa sebuah shot hanya bagian kecil dari sebuah
proses produksi, namun mempunyai arti yang sangat penting. Selain itu,
1. Motivation
2. Composition
(colour)
18
3. Information
4. Continuity
5. Camera Angle
yaitu:
19
1. High Angle
biasanya.
20
2. Eye Level
3. Low Angle
21
Gambar 3.3 Ilustrasi Low Angle
E. Type Of Shot
(Naratama, 2013: 79) “The piece of film exposed by the single take”. Shot
ini merupakan bagian dari rangkaian gambar yang begitu panjang, yang
hanya direkam dengan satu take saja. Seorang sutradara juga harus memiliki
gambar ke dalam sambungan gambar yang utuh dan indah dalam satu kali
2013: 79-86), terdapat Sembilan jenis shot yang perlu Sutradara pahami,
yaitu:
22
1. Extreme Long Shot
Sumber: Google
gambar dengan sudut yang sangat lebar pada jarak yang jauh untuk
menujukkan panorama dan situasi dengan sangat luas. Posisi ini untuk
23
Teknik pengambilan gambar mencakup area yang sangat
3. Long Shot
belakangnya.
24
4. Medium Long Shot
yang sedikit lebih sempit. Jika objek foto adalah manusia, maka
5. Medium Shot
25
Gambar 3.8 Ilustrasi Medium Shot
6. Medium Close Up
mulai dari dada sampai kepala. Tipe shot ini dapat memperlihatkan
26
7. Close Up
8. Big Close Up
27
Sumber Dokumen Pribadi
ekspresi tertentu.
9. Extreme Close Up
objek.
28
BAB IV
A. Ide Penciptaan
media visual, penonton akan dapat masuk di dalam alur cerita, ketika mudah
bentuk imajinasi dari penulis naskah dari berbagai refrensi karya drama
televisi, sehingga menjadi sebuah karya baru yang imajinatif. Karya ini
tentang ketertiban dalam kebersihan toilet umum tentunya, yang dicerita ini
berada dalam sebuah lingkungan kos putri. Dari hal konflik inilah justru
1. Sinopsis
Suatu hari, di hari Minggu yang cerah, seharusnya menjadi momen Vira
menjadi hari yang cukup menegangkan bagi dirinya. Semua bermula ketika
29
Bu Mampang (50 tahun) – ibu kosannya, berteriak histeris, seketika setelah
di kloset WC no 1. Tentu hal itu membuatnya jijik dan emosi. Memang kos
disini hanya memiliki 2 kamar mandi luar, dan hanya beberapa kamar kos-
skripsi-nya, Ida – mahasiswi nyentrik yang sibuk mengurus event, dan Anis
– teman sekelas Vira yang sangat introvert. Kos Bu Mampang adalah kos
putri yang cukup ketat dengan berbagai peraturan, terutama soal kebersihan
Vira keluar dari rumah induk kos-an setelah bergantian diinterogasi oleh
hal ini sangat memberatkan Vira, yang memang akan standby di kos-kosan
karena tidak pulang libur semesteran. Vira mendekati Anis yang sedang
lahap makan, setelah sudah selesai diinterogasi terlebih dulu. Vira sempat
saling tuduh dengan Anis, karena keduanya merasa sama sama terlihat ke
dibanding Anis, karena memang Vira terkesan lebih pemalas dan pelupa.
Sedangkan Ida, walau sudah ditelpon berkali kali, ia belum kunjung pulang
teori-nya menganilisis tinja yang ia temukan. Vira dan Anis saling bercerita
30
kronologi hari ini, agar tidak menjadi saling tuduh. Anis mengaku tidak
membuka tutup WC, walau memang sudah tercium bau tai sejak awal ia
sebelah, yang keluar dari rumah induk karena ada diskusi paguyuban kos
memakai WC yang mana. Vira hanya ingat kalau ia melihat ada sandal laki-
laki di depan WC sebelahnya. Vira berpikir, kalau sandal itu milik bapak
Di luar dugaan, masalah tinja ini tidak selesai hingga maghrib tiba. Bu
CCTV sudah lama rusak, dan bersikap lebih melunak pada Vira, Ida, dan
Anis. Tiba-tiba, Pak Mo datang dengan terburu buru dan meminta maaf dan
Mampang. Semua anak kos lega dan menahan tawa. Mereka bisa tidur
tenang malam ini, dan tidak mendapat hukuman apapun. Walau sebenarnya,
Vira dan Anis agak heran dengan sikap Bu Mampang yang tidak marah
31
besar, mendapati lelaki selain suaminya, masuk hingga ke area privat anak
kos.
Tak lama kemudian, Ida pulang dengan wajah bete, karena ia kehilangan
sandalnya di kos kekasihnya yang tak lain adalah kos milik Pak Mo.
Akhirnya, Ida pulang dengan dipinjami sandal milik Pak Mo. Ida berani
anak kos-nya, bahwa ia pulang kampung sejak kemarin sore, Vira bingung
karena ia melihat sandal yang dipakai Ida sama persis dengan yang ia lihat
pagi bertemu Pak Mo yang keluar dari rumah induk-nya. Di saat Vira dan
Anis sibuk dengan pikirannya, suami Bu Mampang turun dari taxi online,
sangat lelah, setelah dinas luar kota sejak 3 hari yang lalu. Vira dan Anis
2. Shooting Script
32
SCENE SHOT LOC INT/ DESCRIPTION TYPE CAM/ANGLE CAM
Jelita Held
&2
masuk WC Held
terlentang dan
santai bermain
HP
menutup
matanya
WC terburu- buru
WC Held
33
3 4 Depan INT Vira CU Eye Level Hand
WC Held
WC Held
makan
Makan Paning
Makan Held
Makan Held
WC Held
Rumah Held
Rumah Held
34
7 2 Ruang INT Anis berdiri mau LS Eye Level Statis
Makan meninggalkan
Vira
Makan Held
WC Cokelat
Makan Held
Makan Held
Kos Held
Kos Held
Adam
35
12 2 Pos EXT Bu Mampang OSS Eye Level Hand
Ronda Held
Ronda Held
Ronda Held
Ronda Held
Ronda Held
Desa
Makan Held
Makan Held
Makan
terbahak-bahak
36
15 2 Depan INT Vira dan Anis LS Eye Level Move
Kamar
Kamar Held
Tamu Held
Tamu Held
Kamar Held
Kamar Held
Kamar Held
Kos Held
37
18 3 Teras EXT Bapak Kos MLS Eye Level Hand
Mobil Ojek
Kos Held
1. Media
penulisan secara cepat, tepat dan baik melalui bentuk audio visual.
2. Peralatan
NO ALAT JUMLAH
38
4. Battrey Cam 3
5. Memory Card 3
7. Tripod 1
8. Lighting 150 W 1
9. SL 60 W 1
10. WeyLite 60 W 1
13. C stand 5
17. Clip On 3
18. Boom 1
19. Headphone 1
3. Teknik Produksi
39
gambar dan adegan ini, sutradara mengambil 3-4 shot yang berbeda
seperti, long shot, medium close up, dan close up. Pengambilan
C. Tahapan Penciptaan
1. Pra Produksi
apa aja yang dipakai serta merancang anggaran produksi. Penulis dan
reading.
berakting dan tim akan memilih sesuai peran yang cocok dalam
cerita.
40
Berikut adalah breakdown karakter dari sutradara dalam
a) Fisiologi
-Berparas manis
-Tidak berhijab
b) Sosiologi
c) Psikologi
-Pemberani
-Emosional (marah)
a) Fisiologi
-Berparas cantik
-Tidak berhijab
b) Sosiologi
41
-Mahasiswa semester akhir
c) Psikologi
-Pemberani
-Selalu berambisi
a) Fisiologi
-Berparas manis
-Tomboy
b) Sosiologi
c) Psikologi
-Acuh
-Berani
a) Fisiologi
-Berparas cantik
42
-Tidak berhijab
b) Sosiologi
-Punya pacar
-Budak cinta
c) Psikologi
-Berani
a) Fisiologi
b) Sosiologi
-Duda
c) Psikologi
-Ceroboh
-Plin plan
-Pelupa
a) Fisiologi
-Berwajah tampan
43
b) Sosiologi
-Pacar Ida
-Bekerja freelance
c) Psikologi
-Pemberani
-Sopan
-Ceroboh
a) Fisiologi
-Berwajah kalem
b) Sosiologi
c) Psikologi
-Berwibawa
-Bijaksana
a) Fisiologi
-Berwajah kalem
44
b) Sosiologi
-Suami Bu Mampang
c) Psikologi
-Mudah dibohongi
-Percaya diri
b. Reading
mereka dipilih.
dan setiap kesulitan juga harus lapor supaya dicari jalan terang
45
maksud penulis menciptakan produksi drama televisi ini, supaya
d. Pencarian Lokasi
membuat cerita dan visual bisa dieksplor lebih dalam lagi untuk
shot.
e. Recce
46
penempatan cahayanya supaya tercipta keselarasan antara
2. Produksi
3. Pasca Produksi
bersama penata suara dan musik menjadi satu kesatuan agar menjadi
D. Konsep Penayangan
penonton berusia 17-35 tahun dengan kelas sosial A-B. Ditayangkan satu
minggu sekali, pada hari Jumat pukul 19.00, waktu tersebut merupakan
waktu yang umum untuk istirahat. Sela waktu tersebut menjadi waktu ideal
47
DAFTAR PUSTAKA
Saptaria, Rikrik El. 2006. Acting Handbook: Panduan Praktis Akting Untuk Film
dan Teater.
Sumber :
https://www.youtube.com/watch?v=kwdzu_L-uSE&ab_channel=BPMTP
https://youtu.be/q1XJNfb1BDc
48
LAMPIRAN
A. FULL SCRIPT
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
B. JADWAL PRODUKSI
72