Anda di halaman 1dari 5

1.

Sala satu fokus dalam penelitian fisika pada pembelajaran adalah problem solving, karena
merupakan komponen kunci utama dari kebanyakan pembelajaran fisika1
2. Peneliti-peniliti pada ranah kognitive mempelajari bahwa problem solving pada terus
menerus pada suatu persoalan cenderung membangkitkan pengalaman dalam
memngambil solusi yang lebih kompleks2.
3. Menurut Karl Popper’s Seluruh hidup adalah prombelm solving, ditengah jaman yang
semakin berubah problem solving diterima sebagai kompetensi yang sangat penting
dalam mempelajari ilmu pengetahuan modern.3
4. Problem soving adalah barangkali merupakan aktivitas intelektual yang paling tua.
Setiap orang mempunyai masalah yang harus dihadapinya setiap hari.
Dalam pembelajaran fisika, kadang ada orang yang sangat bagus dalam penguasaan teori
dalam proses pembelajaran, tapi tidak tahu bagaimana menyelesaikan persoalan
persoalan fisika, baik dalam kerangka pembelajaran maupun dalam kehidupan nyata.
Mereka bahkan tidak tahu bagaimana memulai, dan kadang – kadang ketika sudah
memulai, mereka bingung apakah hasil – hasil sementara yang mereka capai sudah
mendekati jawaban final atau belum. Pengetahuan teori boleh merupakan hal penting tapi
bukan yang paling utama ketika menyelesaikan masalah. Di samping spesifikasi
pengetahuan, hal lain yang penting adalah kemampuan menggeneralisasi pengetahuan
(menghubung-hubungkan pengetahuan), dan itu biasanya membutuhkan lebih banyak
dan bila perlu sangat banyak latihan.
Dengan kata lain ketika memecahkan masalah kita harus bisa menyusun hubungan yang
tidak diketahui yang kita mau cari dan menentukannya dalam kuantitatif4
5. Problem-solving is highly valued. Kebanyakan di adad ke-20 ini, banyak ilmuwan dan
institusi pendidikan memberi perhatian yang besar terutama pada kemampuan

1
Jennifer L. Docktor1 and José P. Mestre2, Synthesis of discipline-based education research in physics, Phys. Rev.
ST Phys. Educ. Res. 10, 020119 (2014)
2
Yun Chu and James N. MacGregor, Human Performance On Insight Problem Solving, The journal of Problem
Solving Volume 3, no 2 (2011)
3
Samuel Greiff, Daniel V. Holt, and Joachim Funke, Perspectives on Problem Solving in Educational Assessment:
Analytical, Interactive, and Collaborative Problem Solving, The Journal of Problem Solving: Vol. 5: Iss. 2, Article 5.
(2013)
4
Belikov.B.S ,Methods for Solving Mathematical Physics Problems, Cambridge International Science Publishing,
2006:hal,06
matematika dan sains, dan disiplin – disiplin ilmu ini hanya bisa berkembang jika
terdapat kemampuan problem solving yang baik pada eserta didik dan penelitinya5.
6. Problem solving adalah elemen penting dari pembelajaran fisika. Pembelajaran
tradisional sering menekankan aspek kuantitatif problem solving seperti persamaan dan
prosedur matematika daripada analisis kualitatif untuk memilih konsep dan prinsip-
prinsip yang sesuai. Penelitian ini menjelaskan pengembangan dan evaluasi pendekatan
pembelajaran yang disebut Conseptual Problem Solving (CPS) yang membimbing siswa
untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip, memberikan alasan, dan rencana solusi mereka
secara tertulis sebelum problem solving. Pendekatan CPS dilaksanakan oleh sekolah
tinggi guru fisika di tiga sekolah untuk teorema utama dan hukum konservasi di mekanik
dan kelas CPS-mengajar dibandingkan dengan kelas kontrol diajarkan menggunakan
metode problem solving tradisional. Informasi kegiatan guru dikumpulkan dari observasi
kelas dan wawancara, dan efektivitas pendekatan dievaluasi dari serangkaian penilaian
tertulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru yang menggunakan CPS mudah
mengintegrasikan materi ke dalam kurikulum mereka, siswa terlibat dalam diskusi kelas
dan solusi masalah yang dihasilkan dari kualitas yang lebih tinggi dari sebelumnya, dan
siswa lebih tinggi pada pengukuran konseptual dan problem solving.6

5
Conitive Load During Problem solving: Effect on Learning, Text Book, cognitive science hal 254 (1988)

6
Jennifer L. Docktor, Natalie E. Strand, José P. Mestre, and Brian H. Ross ,Conceptual problem solving in high
school physics, Published by the American Physical Societ, PHYSICS EDUCATION RESEARCH 11, 020106
(2015) Hal:1
Grand Teori

Esensi pendidikan adalah untuk mempersiapkan seseorang bisa siap menjawab dan tantangan
serta kebutuhan hidupnya. Kebutuhan dan tantangan hidup adalah masalah – masalah yang
senantiasa ada dalam hidup manusia, dan tentu saja butuh suatu solusi yang berkesinambungan.
Hal senada dikatakan oleh Karl Popper’s seorang ahli pendidikan bahwa“ All life is problem
solving” bahwa seluruh hidup adalah problem solving, karena manusia akan senantiasa menemui
masalah masalah dalam kesehariannya7. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa problem soving
adalah barangkali merupakan aktivitas intelektual yang paling tua8. Problem solving kemudian
meelahirkan solusi – solusi yang tentu lahir dari pengalaman – pengalaman yang dilakukan
dengan modifikasi sesuai dengan kondisi.

Tak dapat kita sangkal bahwa perkembangan budaya dan teknologi kemudian melahirkan
disiplin – disiplin ilmu yang berdiri sendiri dan profesional. Contoh konkret yang dapat kita
ambil adalah fisika. Fisika dapat berdiri sendiri karena hasil dari suatu profesionalisasi ilmu –
ilmu alam. Kita kemudian mempelajari ilmu fisika, sebagai suatu ilmu yang yang menyediakan
solusi – solusi yan dapat kita gunakan menyelesaikan masalah – masalah dalam kehidupan kita
sehari –hari. Salah satu fokus dalam pembelajaran fisika adalah problem solving.9 Senada
dengan itu sebenarnya peneliti-peniliti pendidikan pada ranah kognitive mempelajari bahwa
problem solving pada terus menerus pada suatu persoalan cenderung membangkitkan
pengalaman dalam memngambil solusi yang lebih kompleks10 , solusi yang mana sangat
dibutuhkan untuk hidupnya, baik untuk pekerjannya maupun kesehariannya.

Dalam pembelajaran fisika, kadang ada orang yang sangat bagus dalam penguasaan teori dalam
proses pembelajaran, tapi tidak tahu bagaimana menyelesaikan persoalan persoalan fisika, baik
dalam kerangka pembelajaran maupun dalam kehidupan nyata. Mereka bahkan tidak tahu
bagaimana memulai, dan kadang – kadang ketika sudah memulai, mereka bingung apakah

hasil – hasil sementara yang mereka capai sudah mendekati jawaban final atau belum.
Pengetahuan teori boleh merupakan hal penting tapi bukan yang paling utama ketika

10
Yun Chu and James N. MacGregor, Human Performance On Insight Problem Solving, The journal of Problem
Solving Volume 3, no 2 (2011)
menyelesaikan masalah. Di samping spesifikasi pengetahuan, hal lain yang penting adalah
kemampuan menggeneralisasi pengetahuan (menghubung-hubungkan pengetahuan), dan itu
biasanya membutuhkan lebih banyak dan bila perlu sangat banyak latihan.11

1. Menurut Karl Popper’s Seluruh hidup adalah prombelm solving, ditengah jaman yang
semakin berubah problem solving diterima sebagai kompetensi yang sangat penting
dalam mempelajari ilmu pengetahuan modern.12
2. Problem soving adalah barangkali merupakan aktivitas intelektual yang paling tua.
Setiap orang mempunyai masalah yang harus dihadapinya setiap hari.
Dalam pembelajaran fisika, kadang ada orang yang sangat bagus dalam penguasaan teori
dalam proses pembelajaran, tapi tidak tahu bagaimana menyelesaikan persoalan
persoalan fisika, baik dalam kerangka pembelajaran maupun dalam kehidupan nyata.
Mereka bahkan tidak tahu bagaimana memulai, dan kadang – kadang ketika sudah
memulai, mereka bingung apakah hasil – hasil sementara yang mereka capai sudah
mendekati jawaban final atau belum. Pengetahuan teori boleh merupakan hal penting tapi
bukan yang paling utama ketika menyelesaikan masalah. Di samping spesifikasi
pengetahuan, hal lain yang penting adalah kemampuan menggeneralisasi pengetahuan
(menghubung-hubungkan pengetahuan), dan itu biasanya membutuhkan lebih banyak
dan bila perlu sangat banyak latihan.
Dengan kata lain ketika memecahkan masalah kita harus bisa menyusun hubungan yang
tidak diketahui yang kita mau cari dan menentukannya dalam kuantitatif13
3. Problem-solving is highly valued. Kebanyakan di adad ke-20 ini, banyak ilmuwan dan
institusi pendidikan memberi perhatian yang besar terutama pada kemampuan
matematika dan sains, dan disiplin – disiplin ilmu ini hanya bisa berkembang jika
terdapat kemampuan problem solving yang baik pada eserta didik dan penelitinya14.

11

12
Samuel Greiff, Daniel V. Holt, and Joachim Funke, Perspectives on Problem Solving in Educational Assessment:
Analytical, Interactive, and Collaborative Problem Solving, The Journal of Problem Solving: Vol. 5: Iss. 2, Article 5.
(2013)
13
Belikov.B.S ,Methods for Solving Mathematical Physics Problems, Cambridge International Science Publishing,
2006:hal,06
14
Conitive Load During Problem solving: Effect on Learning, Text Book, cognitive science hal 254 (1988)
4. Problem solving adalah elemen penting dari pembelajaran fisika. Pembelajaran
tradisional sering menekankan aspek kuantitatif problem solving seperti persamaan dan
prosedur matematika daripada analisis kualitatif untuk memilih konsep dan prinsip-
prinsip yang sesuai. Penelitian ini menjelaskan pengembangan dan evaluasi pendekatan
pembelajaran yang disebut Conseptual Problem Solving (CPS) yang membimbing siswa
untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip, memberikan alasan, dan rencana solusi mereka
secara tertulis sebelum problem solving. Pendekatan CPS dilaksanakan oleh sekolah
tinggi guru fisika di tiga sekolah untuk teorema utama dan hukum konservasi di mekanik
dan kelas CPS-mengajar dibandingkan dengan kelas kontrol diajarkan menggunakan
metode problem solving tradisional. Informasi kegiatan guru dikumpulkan dari observasi
kelas dan wawancara, dan efektivitas pendekatan dievaluasi dari serangkaian penilaian
tertulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru yang menggunakan CPS mudah
mengintegrasikan materi ke dalam kurikulum mereka, siswa terlibat dalam diskusi kelas
dan solusi masalah yang dihasilkan dari kualitas yang lebih tinggi dari sebelumnya, dan
siswa lebih tinggi pada pengukuran konseptual dan problem solving.15

15
Jennifer L. Docktor, Natalie E. Strand, José P. Mestre, and Brian H. Ross ,Conceptual problem solving in high
school physics, Published by the American Physical Societ, PHYSICS EDUCATION RESEARCH 11, 020106
(2015) Hal:1

Anda mungkin juga menyukai