Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN

SISTEM STRUKTUR, KONSTRUKSI, DAN UTILITAS BANGUNAN


BERTINGKAT TINGGI
(HIGH RISE BUILDING) : APARTEMEN
Mata Kuliah : Strukutr, Konstruksi, dan Utilitas IV
Dosen Koordinator : Fredyantoni F. Adji, S.T., M.Sc.
Dosen Pembimbing : Elis Sri Rahayu, S.T., M.T.

Disusun Oleh :
FAISAL ADISA PUTRA SIMBOLON 213010502001
YAKOBUS ALBERTSON 213010502011
FAHRUL ROZIE 213010502014
SADILLAH 213010502018
HENI SILVIA RESTI 213010502022
SINAR JULIMANTO FARUWU 213010502027
DIAN JAVANI BARUS 213020502031
ANGELINA J. MANALU 213020502039
ARMANDA SIHALOHO 213020502040
DENNIS SANDY LAURENTIUS SITUMORANG 213020502046
JEREMIA SIANTURI 213020502053
FEBRIAN PINTU BATU 213020502068
MERRY NOVIYANTI SARAGIH 213020502071
DEO SURANTA GINTING 213020502075
RAYMOND PERDINAN BUTARBUTAR 213020502078
YOVIA SARI SARAGIH 213020502082
RASYID YASA BUDIARTA 213030502083
ALDRIN PETER 213030502084

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini
dengan lancar hingga dapat memenuhi tugas mata kuliah yang terkumpul tepat pada
waktunya.
Keberhasilan dalam pelaksanaan pembuatan laporan ini hingga selesai tentu
tidak lepas dari pertolongan Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya serta adanya
dukungan berbagai pihak. Maka dari itu, dengan segala kerendahan hati kami
mengucapkan terima kasih kepada bapak Fredyantoni F.Adji, S.T., M.Sc selaku dosen
koordinator serta kepada ibu Elis Sri Rahayu, S.T., M.T selaku dosen pembimbing
kami di mata kuliah Struktur, Konstruksi, dan Utilitas IV, atas segala pemahaman dan
bimbingan yang bapak berikan kepada kami.
Kami berharap melalui pembuatan laporan ini tidak hanya terbatas pada
pemenuhan tugas saja. Namun, selain bermanfaat untuk diri kami sendiri, hendaknya
juga membawa manfaat pula bagi para pembaca sehingga wawasan dan pengetahuan
akan selalu bertambah serta mengalir kebaikannya hingga kapan pun.
Kami selaku penyusun laporan ini tentu sangat amat menyadari banyaknya
kekurangan dan ketidaksempurnaan di dalamnya. Maka, dengan segala hormat dan
keterbukaan kami menerima berbagai kritik dan saran sebagai evaluasi diri
kedepannya.

Palangka Raya, 01 April 2023

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................................. 4
A. LATAR BELAKANG........................................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................... 5
C. TUJUAN ................................................................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................................... 6
A. STUDI LITERATUR ........................................................................................................... 6
a. High Rise Building ............................................................................................................ 6
b. Sistem Struktur Bangunan Tinggi .................................................................................. 6
c. Pemilihan Sistem Struktur ............................................................................................... 9
B. SISTEM STRUKTUR BANGUNAN BETON, KOMPOSIT, BAJA ............................. 17
C. STUDI PRESEDEN ............................................................................................................ 20
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................................... 27
D. IDENTIFIKASI SITE ........................................................................................................ 27
E. ANALISA SITE .................................................................................................................. 28
1. Tautan Lingkungan ........................................................................................................ 28
2. Analisa Vegetasi .............................................................................................................. 29
3. Analisa Matahari ............................................................................................................ 29
4. Analisa Angin, Suhu Udara, dan Hujan ....................................................................... 31
5. Analisa Utilitas ................................................................................................................ 31
6. Analisa Kebisingan ......................................................................................................... 32
BAB IV PENUTUP ......................................................................................................................... 33
KESIMPULAN ........................................................................................................................... 33

3
BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada era globalisasi saat ini, perkembangan penduduk di kota – kota besar cenderung
meningkat pesat, seperti contohnya Kota Palangkaraya. Kota Palangkaraya merupakan
salah satu kota yang memiliki perkembangan cukup dinamis. Hal ini ditandai dengan
semakin meningkatnya populasi penduduk yang cukup pesat diikuti dengan aktivitas
yang cenderung meningkat serta sarana akan fasilitas semakin tinggi. Pertumbuhan
penduduk akan mempengaruhi pertumbuhan terhadap pembangunan hunian semakin
meningkat yang menyebabkan lahan kosong semakin sempit dan harga tanah yang
semangkin tinggi.

Bangunan harus mampu memberikan pelayanan secara efektif dan efisien. Kegiatan
pembangunan fisik yang terus meningkat tanpa diiringi dengan peningkatan
pemeliharaan akan menyebabkan nilai ekonomi bangunan menurun. Kenyataan di
lapangan menunjukkan bahwa kegiatan pemeliharaan yaitu kegiatan perawatan dan
perbaikan, pada umumnya kurang mendapat perhatian. Apabila pengelola bangunan tidak
memperhatikan pemeliharaan bangunan dengan sungguh-sungguh, maka dapat
mempengaruhi Asia bangunan yang kemungkinan akan semakin cepat berkurang.
Berdasarkan kenyataan ini, siapa pun yang berada di dalam institusi pemerintahan
maupun swasta, khususnya bidang penyedia layanan kepada masyarakat, dituntut untuk
melihat perkembangan yang terjadi dan merupakan sebuah tantangan yang harus diterima
serta diberi jawaban secara realistis maupun praktis. Salah satu dari sekian banyak bentuk
pelayanan masyarakat yang sangat dibutuhkan adalah hunian yang dapat ditempati sendiri
maupun hunian yang digunakan untuk investasi, yang dapat berbentuk apartemen.
Pengelolaan apartemen harus berorientasi pada profesionalitas dan kemanusian untuk
para tenaga ahli, maka harus ditunjang dengan bangunan yang mumpuni, sarana dan
prasarana yang mendukung, serta manajemen yang baik sehingga pada akhirnya seluruh
pelayanan dapat dipertanggung jawabkan kepada publik. Manajemen perawatan dan
perbaikan bangunan apartemen pada intinya merupakan bagian dari kegiatan yang
mempunyai kontribusi pada upaya pencapaian tujuan penggunaan bangunan melalui
pemeliharaan bangunan gedung.

Apartemen adalah dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi dalam bagian –
bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam area yang horizontal maupun vertikal
& merupakan suatu kesatuan yang masing-masing dapat digunakan terpisah, terutama
untuk tempat hunian yang dilengkapi bagian bersama, benda– benda bersama dan tanah
bersama. Sementara pengertian yang lainnya yaitu apartemen merupakan satu ruangan
atau lebih, biasanya merupakan bagian dari sebuah struktur hunian yang dirancang untuk
ditempati oleh lebih dari satu keluarga. Normalnya berfungsi sebagai perumahan sewa
dan tidak pernah dimiliki oleh penghuninya, dikelola oleh pemilik atau pengelola
properti.

4
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana merencanakan dan merancang apartemen di Kota Palangka Raya dengan
mempertimbangkan kebutuhan lahan dan memaksimalkan potensi lahan yang ada?

C. TUJUAN
1. Mencipatakan model hunian baru di Kota Palangka Raya
2. Membuat bangunan apartemen yang menarik pengunjung serta penataan ruang yang
menguntungkan komersial.

5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. STUDI LITERATUR
a. High Rise Building
Bangunan tinggi adalah bangunan atau struktur tinggi. Bangunan tinggi berdasarkan
beberapa standar berkisar antara 75 kaki sampai 491 kaki (23 m hingga150 m).
Sedangkan bangunan yang lebih dari 492 kaki atau 150 m disebut sebagai bangunan
pencakar langit. Tinggi rata-rata satu tingkat adalah 13 kaki atau 4 m, sehingga
bangunan setinggi 79 kaki atau 24 m memiliki 6 tingkat.
Munculnya bangunan-bangunan tinggi di kota-kota besar di dunia,disebabkan oleh
kebutuhan akan ruang untuk melakukan aktivitas, serta tingginyaharga lahan di pusat
kota. Penemuan bahan bangunan yang ringan dan kuat, seperti alumunium, baja,
berbagai ragam kaca, dan beton bermutu tinggi mengakibatkan orang mempunyai
alternatif pilihan bagi rancangan bangunan tinggi. Perkembangan metode konstruksi
mengakibatkan pembuatan bangunan tinggi dapat dilaksanakan secara lebih cepat dan
ekonomis, sedangkan kemajuan di bidang teknologi informasidan komputer
menyebabkan para perancang dengan mudah melakukan simulasi terhadap bangunan
tinggi yang akan dibangun.
Di Amerika Serikat, perkembangan bangunan tinggi dimulai akhir abad ke-19
dengan selesainya pembangunan di gedung St. Paul karya arsitek George B. Post di
Broadway, New York dengan tinggi 19 lantai pada tahun 1984.Perkembangan bangunan
tinggi telah melalui berbagai tahapan gaya rancang bangunan yang masing-masing
menghasilkan bentuk Sky Line kota-kota besar dan memacu orang-orang untuk
merancang bangunan yang lebih tinggi lagi.

b. Sistem Struktur Bangunan Tinggi


Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerjauntuk
menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan di atas tanah. Menurut
KBBI Online arti kata struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun; susunan;
bangunan; yang disusun dengan pola tertentu.
1. Dalam sistem konstruksi bangunan, struktur berfungsi untuk memberi kekuatan dan
kekakuan untuk mencegah sebuah bangun/bangunan tersebut tetap kokoh berdiri.

6
2. Fungsi utama dari sistem struktur adalah untuk memikul beban yang bekerja
padabangunan (beban mati, beban hidup, beban angin, beban konstruksi, dan beban
lain;) dan menyalurkannya ketanah melalui pondasi.
Pada dasarnya setiap sistem struktur pada suatu bangunan merupakan penggabungan
berbagai elemen struktur secara 3 dimensi, yang cukup rumit. Fungsi utama dari sistem
struktur adalah untuk memikul secara aman dan efektif beban yang bekerja pada
bangunan, serta menyalurkannya ke tanah melalui fondasi. Beban yangbekerja pada
bangunan terdiri dari beban vertikal, horizontal, perbedaan temperatur,getaran, dan
sebagainya.
Sistem struktur dalam proses perancangannya selalu menghadapi kendala, diantaranya:
persyaratan arsitektural, sistem mekanikal dan elektrikal, metode konstruksi,dana spek
ekonomi. Dalam berbagai sistem struktur, baik yang menggunakan bahan beton
bertulang, baja maupun komposit, selalu ada komponen (subsistem) yang dapat
dikelompokkan dalam sistem yang digunakan untuk menahan gaya gravitasi dan system
untuk menahan gaya lateral.
Unsur–unsur struktur dasar bangunan adalah sebagai berikut :
1. Unsur linier
2. Kolom dan balok (mampu menahan gaya aksial dan gaya rotasi)
3. Unsur permukaan
4. Dinding bisa berlubang atau berangka mampu menahan gaya-gaya aksial dan rotasi
5. Plat padat atau beruas ditumpu pada rangka lantai mampu memikul beban didalam
dan tegak lurus terhadap bidang tersebut.
6. Unsur spasial
7. Pembungkus fasade atau inti core, misalnya dengan mengikat bangunan agar berlaku
sebagai kesatuan.perpaduan dari unsur -unsur dasar di atas akan membentuk struktur
tulang dari bangunan.
Tipe - tipe bangunan tinggi :

7
1. Dinding pendukung sejajar (parallel bearing walls)
Sistem ini terdiri dari unsur-unsur bidang (vertikal yang dipraktekkan oleh berat sendiri
sehingga menyerap gaya aksi lateral secara efisien.
2. Inti dan dinding pendukung fasade (core and facade bearing walls)
Unsur bidang vertical membentuk dinding luar yang mengelilingi sebuah struktur inti,
hal ini memungkinkan ruang interior yang terbuka.
3. Boks berdiri sendiri (self supporting boxes)
Boks merupakan unit tiga dimensi prefabrikasi yang menyerupai bangunan dinding
pendukung.
4. Plat terkantilever (cantilevered slab)
Pemikulan system lantai dari sebuah inti pusat akan memungkinkan ruang bebas kolom
yang batas kekuatan platnya adalah batas besar ukuran bangunan.
5. Plat rata (flat slab)
Sistem bidang horizontal pada umumnya terdiri dari plat lantai beton tebal rata yang
ditumpu pada kolom.
6. Interpasial (interspasial)
Struktur rangka tinggi selantai yang terkantiliver diadakan pada setiap lantai antara
untuk memungkinkan ruang fleksibel didalam dan diatas rangka.
7. Gantung (suspension)
Sistem ini Merupakan penggunaan bahan secara efesiaen dengan menggunakan
penggantung sebagai pengganti kolom untuk memikul beban lantai.
8. Rangka selang (staggered truss)
Rangka tinggi selantai disusun sedemikian rupa sehingga setiap lantai bangunan
menumpangkan di bagian atas suatu rangka dan di bawah rangka di atasnya.
9. Rangka kaku (rigid frame)
Sambungan kaku digunakan antara susunan unsur linear untuk membentuk bidang
vertical dan horizontal.
10. Rangka kaku dan inti (rigid frame and core)
Rangka kaku bereaksi terhadap beban lateral. Terutama melalui lentur balok dan kolom.
Perilaku demekian berakibat ayunan (drift) lateral yang besar pada bangunan dengan
ketinggian tertentu.
11. Rangka trussed (trussed frame)
Gabungan rangka kaku (atau bersendi) dengan rangka geser vertical akan memberikan
peningkatan kekuatan dan kekakuan struktur.

8
12. Rangka belt-trussed dan inti (belt-trussed frame and core)
Belt truss mengikat kolom fasade ke inti sehingga meniadakan aksi terpisah rangka dan
inti.
13. Tabung dalam tabung (tube in tube)
Kolom dan balok eksterior ditempatkan sedemikian rapat sehingga fasade menyerupai
dinding yang diberi pelubangan (untuk jendela).
14. Kumpulan tabung (bundled tube)
Sistem kumpulan tabung dapat digambarkan sebagai suatu tabung - tabung terpisah
yang berbentuk tabung multise.
c. Pemilihan Sistem Struktur
1. Economical consideration (pertimbangan ekonomi), yang meliputi construction cost
(biaya pembangunan), nilai kapitalisasi, rentable space variation (variasi ruang)
dancost of time variation (biaya variasi waktu).
2. Overall geometry, meliputi panjang,lebar dan tinggi bangunan
3. Vertical profile-building shape.
4. Pembatasan ketinggian (heightrestriction).
5. Kelangsingan (slenderness), yaitu ratio antara tinggi terhadap lebar bangunan.
6. Plan configuration, yaitu depth-widht ratio dan degree of regularity (dapat dilihat pada
peraturan seperti UBC atau NEHRP).

https://id.scribd.com/embeds/403314756//content?start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-
fFexxf7r1bzEfWu3HKwf
A. Sistem Struktur Skeleton

1. Struktur rangka/skeleton structure merupakan Elemen garis tunggal yang membentuk


pola segitiga atau kombinasi nya sehingga menjadi kaku/rigid (tidak berubah bentuk bila
mendapat beban eksternal tanpa perubahan dari satu atau lebih batangnya. Jenis system

9
Struktur rangka yang digunakan bisa diterapkan pada struktur bangunan bagian atas
(upper structure) dan bagian tengah (super structure)
2. Merupakan sebuah sistem kerangka ini terdiri atas komposisi dari kolom-kolom dan
balok- balok. Unsur vertikal, berfungsi sebagai penyalur beban dan gaya menuju tanah,
sedangkan balok adalah unsur horizontal yang berfungsi sebagai pemegang dan media
pembagian lentur.

https://id.scribd.com/embeds/403314756//content?start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-
fFexxf7r1bzEfWu3HKwf

B. Sistem Struktur Rangka Bangunan Tinggi


1. Rigid frame:
a.) struktur yang terdiri atas elemen-elemen linear, seperti kolom dan balok yang ujungu-
jungnya dihubungkan dengan joints (titik hubung) yang bersifat kaku atau rigid.
b.) Dengan adanya keterbatasan sistem rangka kaku terhadap beban vertikal dan horizontal
maka ktinggian bangunan hanya di desainhingga20 lantai (struktur beton) dan 25-30
(struktur baja).
Tipe-tipe rigid :
a) Rangka melintang sejajar
Merupakan susunan rangka yang sejajar sehingga dapat meminimalisir atau
mengeliminasi beban angin/gempa.
b) Rangka selubung
Merupakan rangka yang membentuk selubung secara simetris sehingga dapat mengatasi
beban angin dan gempa.
c) Rangka melintang 2 arah
Rangka melintang dua arah merupakan susunan kolom-kolom dan balok-balok melintang
dengan jarak yang teratur.

10
d) Rangka grid segi banyak

https://id.scribd.com/embeds/403314756//content?start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-
fFexxf7r1bzEfWu3HKwf
Dalam penerapanya struktur rigid sendiri juga di dukung dengan balok
dinding yang berupa rangka truss dari beton atau baja. Berdarsarkan cara penyusunannya
struktur dibagi menjadi 2 :
a) Batang interpatial truss merupakan sistem struktur yang disusun setiap dua lantai
sehingga menghasilkan lantai bebas kolom.
b) Batang steggered truss merupakan sistem rangka selang seling adalah balok yang disusun
setiap dua lantai.
1. Sistem Plat
a) Plat datar (flat slab)
1) Merupakan sebuah sistem rangka yang terdiri dari plat beton yang dijadikan lantai dan
disangga kolom dengan menghilangkan rangka balok.
2) Penebalan plat lantai di pertebal hingga 20-25 cm dengan jarak kolom tidak melebihi 10
- 11meter.
3) Beban disalurkan dari pelat langsung kekolom dengan penambahan drop panel guna
dapat menahan gaya lateral yang timbul sistem plat.

https://id.scribd.com/embeds/403314756//content?start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-
fFexxf7r1bzEfWu3HKwf
b) Plat wafel
1) Disebut sebagi pelat berusuk dua arah hal tersebut dikarenakan desain dari pelat ini terdiri
darikumpulan balok yang menyilang dan menyatu pada bidang horizontal.
2) Pelat ini juga berengaruh pada tata letak kolom.
3) Semakin kecil lendutan pada balok maka jarak antar kolom potal bisa mencapai 7,5 -12,5
meter.

11
https://id.scribd.com/embeds/403314756//content?start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-
fFexxf7r1bzEfWu3HKwf

c) Truss/Braced-frame
1) Brached Frame merupakan struktur rangka baja yang mendukung bangunan utama,
letaknya berada di luar bangunan (eksterior).
2) Berfungsi sebagai struktur yang menahan beban lateral dan gaya geser.

https://id.scribd.com/embeds/403314756//content?start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-
fFexxf7r1bzEfWu3HKwf
C. Klasifikasi Sistem Struktur Rangka Bangunan Tinggi
1. Infilled-frame
Infilled frame ialah struktur yang terdiri atas kolom dan balok berbahan baja atau
beton bertulang dengan dinding pengisi berbahan batu-bata ataupun batako. Rangka
dengan dinding pengisi memiliki dua model yaitu rangka dinding pengisi yang terdapat
lubang ditengahnya dan model dinding pengisi penuh tanpa ada bukaan.

314756//content?start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf

2. Wall-frame
Suatu struktur dimana tahanan lateralnya dipikul oleh kombinasi dari rigid frame dan
shear wall dikategorikan sebagai wall Frame structures. Akibat beban lateral, wall akan
berdeformasi dalam flexural/bending mode dan rigid frame akan berdeformasi dalam
shear mode. Kelebihana :

a) Drift yang ditimbulkan oleh struktur wall. Frame jauh lebih kecil dibandingkan dengan
bila beban horizontal hanya dipikulkan kepada shear wall saja.

12
b) Momen lentur pada wall akan lebih kecil dibandingkan dengan bila beban horizontal
hanya dipikulkan kepada shear wall saja.
c) Kolom-kolom direncanakan sebagai struktur yang fully braced.
d) Gaya geser pada frame jauh lebih teratur dan merata sehingga pengaruh pada sistem
lantainya pun akan berkurang.

https://id.scribd.com/embeds/403314756//content?start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-
fFexxf7r1bzEfWu3HKwf
3. Tubular structures
Konstruksi Tubular atau Tube (Structure) adalah suatu sistem struktural engineering yang
digunakan pada gedung-gedung bertingkat tinggi atau pencakar langit yang
memungkinkan mereka untuk menahan beban lateral dari angin, tekanan seismik
(gempa), benturan. Bangunan Tube in Tube strukturnya Terdiri dari penggabungan
komponen-komponen struktur yaitu: pondasi, basemen, kolom, balok spanderel, lantai
dan balok, serta core.

a) mengingat jarak kolom rapat, maka pondasi yang sesuai adalah pondasi rakit karena
paling dapat mencapai kesatuan. Walaupun demikian bukan berarti pondasi yang lain
tidak boleh digabungkan sebagai tambahannya. Pada pondasi rakit sangat
menguntungkan bila ruang rakitnya dimanfaatkan untuk basement
b) Kolom bentuk profilnya perlu dipilih yang mudah dijajarkan. Jarakantar kolom dan
dimensinya adalah fungsi dari ketinggian bangunan. Jarak kolom antara 1,2,3 meter.

13
c) Balok spandrel adalah balok yang mengikat semua kolom dan merupakan pengikat
bangunan secara keseluruhan, inilah yang menjadikan kehomogenan seluruh struktur.
Selain mengikat kolom juga sebagai tempat bertumpunya pelat-pelat lantai.

https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/tal.1057

a. Stabilitas Bangunan Tinggi


Bangunan tinggi umumnya mempunyai bentuk dasar segi empat, segi tiga, bujur
sangkar, bulat, elips, atau kombinasi dari bentuk-bentuk tersebut. Bangunan tinggi yang

dengan bentuk dasar empat persegi panjang apabila menerima beban geser (beban gempa)
akan terguling.

https://id.scribd.com/embeds/384546610//content?start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-
fFexxf7r1bzEfWu3HKwf
Agar supaya stabil, maka pada bangunan diberi :
1) Diberi podium, sehingga memperbesar jarak titik berat masa bangunan dengan titik
guling.
2) Diberi tiang pancang, sehingga bangunan mempunyai “akar” yang terikat dengan tanah.
3) Dengan basement, sehingga menambah ketahanan nilai momen guling.
4) Penggabungan podium dan basement (atau dengan tian pancang).

14
https://id.scribd.com/embeds/384546610//content?start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-
fFexxf7r1bzEfWu3HKwf

b. Penyaluran Beban
Beban vertikal dapat ditahan oleh balok-balok (beban mati dan beban hidup)
sedangkan beban horizontal dapat ditahan kolom(angin).
1. Penyaluran beban vertical/tegak/gravitasi
Beban gravitasi merupakan beban yang berasal dari beban mati struktur dan beban
hidupnya yang bekerja pada suatu bangunan dengan cara menyebarkan beban gravitasi
kolom, balok, dinding, lantai dan disalurkan kepondasi/tanah.

https://id.scribd.com/embeds/384546610//content?start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-
fFexxf7r1bzEfWu3HKwf

2. Penyaluran beban horizontal


Beban ini merupakan pengaruh dari beban hidup, termasuk beban angin yang
menyebabkan struktur melengkun gsampai tumbang. Untuk mengatasinya dibuat lah
bidang geser atau disebut dinding geser (shear wall) dapat menahan gaya horizontal.

https://id.scribd.com/embeds/384546610//content?start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-
fFexxf7r1bzEfWu3HKwf

15
3. Struktur lantai
Merupakan penahan beban gravitasi dan merupakan bagian terbesar yang perlu
dipertimbangkan pemilihannya,diantaranya:
a) Makin ringan beban lantai, makin berkurang dimensi kolom dan pondasinya dan
memungkinkan untuk bentang yang lebih besar.
b) Kapasitas lantai untuk memikul beban pada saat pekerjaan konstruksi.
c) Dapat menyediakan tempat/ruang bagi saluran utuilitas yang diperlukan.
d) Memenuhi persyaratan bagi ketahanan apie. Memungkinkan bagi kesinambungan
pekerjaan konstruksi (waktu)
e) Mengurangi penggunaan alat bantu pekerjaan dalam pembuatan pelat lantai.

https://id.scribd.com/embeds/384546610//content?start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-
fFexxf7r1bzEfWu3HKwf

Struktur Plat Lantai

a) Pelat satu arah (one way slab) : ditumpu balok anak yang sejajar satu sama lainnya,pelat
dianggap sebagai balok tipis yang ditumpu banyak tumpuan.
b) Pelat rusuk satu arah (one way rib/joist slab) : ditumpu rusuk, jarak antar anak balok
sangat berdekatan.
c) Pelat dua arah (two way slab on beam) : ke-empatsisinya ditumpu oleh balok.
d) Pelat tanpa balok-tanpa kolom (flat plate): tanpa penebalan disekeliling kolom,beban
vertikal langsung dipikul kolom dari segala arah.
e) Pelat tanpa balok-dengan kepala kolom (flat slab) : terdapat penebalan kepala kolom dan
pelat lantai pada puncak kolom, sehingga dapat menimbulkan gaya lateral & Momen
lentur.

16
f) Pelat rusuk dua arah (waffle slab) : pelat lantai yang langsung ditumpu oleh balok 2 arah
dengan jarak yang dekat, kekakuan cukup besar dapat memikul beban vertikal sehingga
bisa untuk bentang yang lebih besar.

B. SISTEM STRUKTUR BANGUNAN BETON, KOMPOSIT, BAJA


Beton adalah suatu material yang tahan terhadap tekanan, akan tetapi tidak tahan
terhadap tarikan. Sedangkan baja adalah suatu material yang sangat tahan terhadap tarikan.
dengan mengkombinasikan beton dan baja sebagai bahan struktur maka tegangan tekan
dipikulkan kepada beton sementara tegangan tarik dipikulkan kepada baja, dan inilah yang
disebut dengan Beton Prategang Beton prategang pada dasarnya adalah beton dimana
tegangan tegangan internal dengan besar serta distribuisi yang sesuai diberikan sedemikian
rupa sehingga tegangan-tegangan yang diakibatkan oleh beban beban diluar laan sampai
satu tingkat yang diinginkan. Beton Prategang adalah beton bertulang yang telah diberikan
tegangan tekan dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat beban
kerja. Beton prategang merupakan struktur komposit antara dua bahan, yaitu beton dan
baja mutu tinggi.

https://www.adhyaksapersada.co.id/apa-itu-struktur-beton/

Komposit adalah material yang tersusun atas campuran dua atau lebih material
dengan sifat kimia dan fisika berbeda, dan menghasilkan sebuah material baru yang
memiliki sifat-sifat berbeda dengan material-material pengusunnya. Salah satu contoh
paling mudah dari material komposit adalah beton cor yang tersusun atas campuran dari
pasir, batu koral, semen, bes, serta air. Nampak bahwa material-material penyusun tersebut
memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda, namun ketika dicampurkan dengan perbandingan
serta teknik tertentu akan menghasilkan beton yang sangat kuat, keras, dan tahan terhadap
berbagai cuaca.

17
https://artikel-teknologi.com/pengertian-material-komposit/

Baja yang dipakai disebut Tendon yang di kelompokan dan membentuk kabel.
Penerapan sistem beton prategang sudah mulai digunakan padatahun 1886 saat PH.
Jackson dari California, Amerika Serikat membuatkonstruksi pelat atap.Kemudian pada
tahun 1888, CEW Doehring mendapatkan hak paten untukpenegangan pelat beton dengan
kawat baja. Tetapi gaya prategang yangditerapkan dalam waktu yang singkat menjadi
hilang, karena rendahnyamutu dan kekuatan baja. Struktur Beton Prategang
Pertama(Jackson, 1886) Untuk mengatasi hal ini oleh G.R. Steiner pada tahun 1908,
diusulkandilakukannya penegangan kembali (USA). Sedangkan J. Mandl dan M.
Koenendari Jerman, menyelidiki identitas dan besar kehilangan gaya prategang Pada
tahun 1928, Eugene Freyssinet seorang Insinyur dari Perancisberhasil menemukan
pentingnya kehilangan gaya prategang dan usaha untukmengatasinya. Dan ia berhasil
memberikan pratekan.
wire ini, satu bendel kawat teriri dari 7 buah kawat, sedangkan single wire terdiri dari
kawat tunggal.

Sedangkan untuk beton prategang dengan sistem post-tension scring digunakan tendon
monostrand, batang tunggal, multi-wire dan multi- strand. Untuk jenis post-tension
method ini tendon dapat bersifat bonded ( dimana saluran kabel diisi dengan material
grouting ) dan unbonded saluran kabel diisi dengan minyak gemuk atau grease. Tujuan
utama dari grouting ini adalah untuk : Melindungi tendon dari korosi dan
Mengembangkan lekatan antara baja prategang dan beton sckitarnya.

18
1. Kelebihan dan kelemahan beton komposit
a) Bahan komposit mempunyai density mempunyai kepadatan yang lebih rendah Sehingga
mempunyai kekuatan dan kekakuan yang spesifik /lcbih tinggi
b) Dilihat dari segi berat material lebih ringan di banding dengan bahan konvensional hal
ini mempengaruhi dengan berat bahan bangunan dan desain bawah yaitu fondasi
c) Pada pengerjaannya material komposit mudah di bentuk sehingga tidak menyulitkan
dalam proses pengerjaannya
d) Tahan terhadap cuaca dan korosi
e) Bahan komposit mempunyai ritangan baik terhadap kakisan
f) Lebih kuat dan tidak getas
g) Koefisien lebih rendah
h) Di lihat segi biaya material komposit lebih murah dan ekonomis
2. Kelemahan
a) Tidak tahan terhadap beban kejut dan beban tabrak
b) Lebih sulut di bentuk secara plastis
c) Kurang clastis
d) Analisa cenderung

19
C. STUDI PRESEDEN
a. Deskripsi Bangunan
Jhon Hancock Center berdiri sebagai icon untuk tempat bisnis lokal, nasional maupun
internasional. Sebagai pintu gerbang ke distrik Chicago. Dibangun dengan kecanggihan
teknologi, fasilitas dan perlengkapan yang mendorong kegiatan bisnis dan perkantoran
dengan lingkungan kerja yang dinamis. Bangunan ini di rancang dengan fungsi mix use,
komunikasi, kantor dan apartemen.
b. Informasi Bangunan

John Hancock Center


https://architectuul.com/architecture/john-hancock-center

INFORMASI BANGUNAN
Proyek : John Hancock Center
Arsitek : Bruce J. Graham, Skidmore, Owings & Merrill (SOM)
Struktur Engineer : Fazlur R. Khan, SOM
Kontraktor primary : Tishman KonstruksI
Kota : Chicago
Negara : USA, Amerika serikat
Alamat : John Hancock Center
Style : Mid-Century Modernism
Tipe bangunan : Menara ( Mix Use )
Tahun Dibangun : 1968-1970
Jumlah lantai : 100 Lantai
Tinggi bangunan : 1.127 kaki ( 344 m )

20
Finising interior : Bahan aluminium anodized dinding tirai kaca
Jenis konstruksi : Rangka baja

c. Data Gambar

Site
https://images.app.goo.gl/M6Jf3ijY3hGiA2nV7

Street level

Street level
www.housingprototypes.org. John Hancock Center

Typycal ofice foor plan


www.housingprototypes.org. John Hancock Center

21
Transit foor plan
www.housingprototypes.org. John Hancock Center

Typycal apartement foor plan


www.housingprototypes.org. John Hancock Center

Perspektif struktur
www.housingprototypes.org. John Hancock Center

22
Section
www.housingprototypes.org. John Hancock Center

d. Ulasan Struktur
Gedung John Hancock Center, merupakan gabungan struktur kerangka kotak (tube)
sebagai penahan beban gravitasi. Bangunan menggunakan sambungan silang
(xbraced frames) dengan sambung an sendi. Bracing digunakan untuk
meminimalkan gerakan lateral atau geser.

https://sites.google.com/site/johnhancockcenterae390/structure

1. Efisien karena bracing diagonal mendistribusikan beban lateral merata ke kolom


eksterior.
2. Tanpa cross-bracing, kolom akan bertindak lebih independen dan akan ada perbedaan yang
signifkan dalam beban yang di bawa.
3. Gambar menunjukkan bagaimana kekuatan yang didistribusikan di persimpangan kolom
dengan menggunakan struktur menyilang untuk memper kaku struktur.
4. Terikat sistem tabung menangani beban lateral pada eksterior bangunan

23
Bentuk-bentuk Braced-frame X, V, K Distribusi gaya struktur Braced

Bentuk braced rame dan gaya bentuk braced frame


Sumber : https://sites.google.com/site/johnhancockcenterae390/structure

Sistem ini bekerja dengan cara mengikat kolom-kolom utama beserta plat-plat lantai
menjadi satu kesatuan sistem struktur. Dengan menjadi suatu kesatuan sistem, struktur
ini mampu mendukung suatu bangunan yang memiliki ketinggian yang cukup tinggi
untuk menahan beban-beban pada bangunan tersebut.Struktur bangunan semakin
ramping pada bagian atas. Agar beban yang ditopang pada bagian bawah mengecil
sehingga tercapai keseimbingan.

Sistem struktur yang digunakan :

- Rigid Frame
- X-braced

24
Pada fasad bangunan menampilkan struktur yang terekspose sebagai ekspresi inside
out.Struktur X pada fasad memberikan kesan kekokohan bangunan tinggi dengan
menggunakan struktur X sebagai pengikat.

Desain sambungan yang mengikat struktur X pada setiap sisi bangunan. Material
menggunakan baja dengan menerapkan sambungan sendi.

Struktur X pada interior ruang diekspose. Ketinggian antar lantai cukup tinggi dilihat
dari skala manusia pada gambar.

25
e. Foto Proses Pengerjaan
The John Hancock Center is “gutsy, masculine, and industrial; re ecting the
tradition of Chicago, where structure is of the essence.” -Bruce Graham, Skidmore,
Owings and Merrill.

26
BAB III PEMBAHASAN

D. IDENTIFIKASI SITE

• Lokasi Site : Berada di Jl. Adonis Samad dan Jl. RTA Milono (menghadap 2
jalan) tepatnya di kawasan Bundaran Burung, Kelurahan Langkai, Kecamatan
Pahandut, Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
• Luasan Site : ±8.000 m²
• Bentuk : Persegi Panjang

27
E. ANALISA SITE
1. Tautan Lingkungan

Masjid Agung Kubah Kecubung Bundaran Burung

Honda Trio Raya

28
2. Analisa Vegetasi
Pada site/tapak terdapat beberapa vegetasi seperti :
- Pohon palem
- Pohon trembesi
- Pohon cemara
- Pohon tanjung

(Pohon Palm ) (Pohon Trembesi)

(Pohon Cemara) ( Pohon Tanjung)


3. Analisa Matahari
Arah matahari dari timur ke barat, sehingga perencanaan massa bangunan harus
mempertimbangkan arah lintasan matahari. Matahari terbit, sinar matahari yang
berlebihan meningkatkan suhu dalam ruang sehingga mengganggu kenyamanan thermal
dan menyebabkan efek silau.

29
Arah matahari dari timur ke barat, sehingga perencanaan massa bangunan harus
mempertimbangkan arah lintasan matahari. Matahari terbit, sinar matahari yang
berlebihan meningkatkan suhu dalam ruang sehingga mengganggu kenyamanan thermal
dan menyebabkan efek silau. Pada siang hari, waktu teriknya matahari dan pada jam ini
pada bangunan lantai bertingkat mendapatkan pencahayaan alami. Matahari terbenam,
paparan matahari semakin berkurang pada sore hari, sehingga perlu adanya pencahayaan
buatan.

Pada siang hari, waktu teriknya matahari dan pada jam ini pada bangunan lantai
bertingkat mendapatkan pencahayaan alami.

Matahari terbenam, paparan matahari semakin berkurang pada sore hari, sehingga perlu
adanya pencahayaan buatan.

30
4. Analisa Angin, Suhu Udara, dan Hujan
• Analisa Angin
Pada tapak di Jl. Adonis Samad dan Jl. RTA Milono lumayan tinggi karena angin
muson barat ( berhembus dari arah barat laut menuju ke tenggara dan membawa curah
hujan yang tinggi. Angin berhembus pada bulan Desember-April. Angin muson Timur
berhembus dari tenggara ke barat daya/laut, dan membawa uap air yang dapat
menyebabkan kekeringan. Karena hal diatas, diperlukan pagar vegetasi pada area yang
memiliki kecepatan angin yang tinggi sebagai pemecah angin. Contohnya : Tanaman
cemara, karena percabangannya lentur, berdaun halus dan bisa menjulang tinggi.

• Analisa Hujan
Pada tapak di Jl. Adonis Samad dan Jl. RTA Milono yaitu arah jatuhnya hujan
mengikuti arah angin berhembus. Curah hujan tinggi terjadi pada bulan Desember, yaitu
arah Barat Laut. Area site tidak semua rata jadi beberapa area harus ditangani secara
khusus agar air tidak tergenang dan banjir, apalagi lokasi bertanah gambut susah
menyerap air. Penanganan yang dimaksud adalah meninggikan kontur pada area yang
tergenang air agar air hujan cepat turun ke drainase, membuat biopori untuk membanu
proses penyerapan air.

• Analisa Suhu Udara


Pada tapak/site di di Jl. Adonis Samad dan Jl. RTA Milono termasuk tinggi, informasi
BMKG Kota Palangka Raya cuaca diprakirakan berawan dengan suhu 31°C dan
kelembapan 65%. Suhu tinggi pada site dapat dikurangi dengan penghijauan atau
penambahan vegetasi pada titik di site suhunya cukup tinggi atau menaruh vegetasi pada
bagian bangunan guna mengurangi suhu yang tinggi sehingga suhu udara terkontrol dan
lebih sejuk.
5. Analisa Utilitas
Ada terdapat beberapa utilitas pada tapak yang sangat mendukung, yaitu:
1. Drainase
Sebagai saluran air baik untuk air hujan ataupun air bangunan dan lahan
2. Lampu Jalan sebagai penerangan pada jalan
3. Jaringan listrik
4. Jaringan telepon
5. Jaringan internet yang bagus

31
6. Analisa Kebisingan

• Kebisingan cukup tinggi berasal dari Jl. Adonis Samad dan Jl. RTA. Milono yang
dilalui Kendaraan berupa Motor, Mobil, Kendaraan Umum seperti Bus, Truk dan
Aktivitas warga setempat.
• Kebisingan sedang berasal dari arah Timur Laut dan Barat Daya bangunan yang
merupakan area permukiman.
• Kebisingan Rendah berasal dari arah Timur, Tenggara dan selatan Site, dimana
daerah tersebut dipenuhi lahan kosong dan vegetasi (pepohonan).

Permasalahan:
Bagaimana meminimalisir kebisingan yang tinggi agar tidak mengganggu aktivitas
sekitar Site.

Solusi:
1. Memanfaatkan dan menata Vegetasi guna memecah kebisingan.
2. Meletakkan massa bangunan agak jauh dari jangkauan sumber kebisingan.
3. Melapisi tembok ruang dengan material peredam (dinding akustik).
4. Menerapkan sistem zoning pada bangunan (area yang membutuhkan ketenangan dari
sumber kebisingan yang tinggi).

32
BAB IV PENUTUP

KESIMPULAN
Palangkaraya adalah kota yang luas dan penduduk yang tersebar di setiap sudut kota.
Pertumbuhan penduduk yang meningkat setiap tahun menyebabkan kebutuhan akan
hunian meningkat serta meningkatkan usaha komersial di sekitar tapak. Apartemen
menjadi solusi selain menjadi sarana hunian juga untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat.

Apartemen pasti banyak penghuni maka diperlukan perencanaan dan perancangan


yang tepat dan aman agar mampu menjamin keselamatan para penghuni apartemen.
Mendapatkan data dengan cara menganalisa dan mengidentifikasi tapak guna
merancang bangunan apartemen yang nyaman, aman dan tertata agar mampu menarik
perhatian masyarakat sekitar.

33

Anda mungkin juga menyukai