Anda di halaman 1dari 12

JAWABAN ULANGAN TENGAH SEMESTER AGAMA

DIBUAT OLEH:

Ahmad Khadafi(A1C223023)

DOSEN PENGAMPUH:

Warissuddin Soleh,M.A.

UNIVERSITAS NEGERI JAMB

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA

TAHUN AJARAN 2023


SOAL UTS AGAMA I

1. Tuliskan 20 sifat yang wajib bagi Allah Swt., yang dilengkapi dengan dalil al-Quran
untuk masing-masing sifat!
Jawab:

1) Wujud
Sifat wajib Allah SWT adalah wujud. Wujud artinya Allah SWT merupakan zat yang pasti ada.
Allah SWT adalah zat yang berdiri sendiri dan tidak bergantung kepada siapa pun.

Sifat wujud pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat As-Sajdah ayat 4 yang
berbunyi sebagai berikut.

ُ‫شفِيعُ ُۖ أَفَ َل‬ ُ ِ ‫علَى ٱلأع أَر‬


َ ‫ش ُۖ َما لَكهم مِن دهونِهِۦ مِن َولِىُ َو َُل‬ َ ‫ى‬ ‫ستَ ُِة أَيَامُ ثه َُم ٱ أ‬
َُٰ ‫ست ََو‬ ُِ ‫ق ٱلسَ َٰ َم َٰ َو‬
ِ ‫ت َو أٱْلَ أرضَُ َو َما بَيأنَ هه َما فِى‬ َُ َ‫ٱّلل ٱلَذِى َخل‬
ُ‫َه‬

ُ‫تَتَذَكَ هرو َن‬

Artinya: “Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara
keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Tidak ada bagi
kamu selain dari pada-Nya seorang penolong pun dan tidak (pula) seorang pemberi
syafa'at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (QS. As-Sajdah: 4)

2) Qidam

Sifat wajib Allah SWT selanjutnya adalah qidam. Qidam berarti terdahulu atau awal.
Allah SWT telah ada terlebih dulu jauh sebelum apa pun yang diciptakan-Nya.

Sifat qidam pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat Al-Hadid ayat 3 yang berbunyi
sebagai berikut.

َّ َّٰ ‫اخ ُر َوٱل‬


ِ َ‫ظ ِه ُر َوٱ ألب‬
َ ٍ‫اط ُن ۖ َوه َُو ِبك ُِل ش أَىء‬
‫ع ِليم‬ ِ ‫ه َُو أٱْل َ َّو ُل َوٱ أل َء‬
Artinya: “Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia
Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Hadid: 3)

3) Baqa’

Baqa’ merupakan sifat wajib Allah SWT selanjutnya yang patut diketahui. Baqa’ berarti
kekal atau abadi. Allah Maha Kekal, Dia tidak akan bisa punah atau mati.

Sifat baqa’ pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat Al-Qashash ayat 88 yang
berbunyi sebagai berikut.
َ ُ‫ٱّلل إِ َٰلَ ًها َءا َخ َُر ُۖ َ ٓل إِ َٰلَهَُ إِ َُل ه َُهو ُۖ كهل‬
َُ‫ش أىءُ َهالِكُ إِ َُل َوجأ َهههۥ ُۖ لَههُ ٱ أل هح أك هُم َوإِلَ أي ُِه ت أهر َجعهون‬ َُِ ‫َو َُل تَ أدعه َم َُع‬

Artinya: “Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, Tuhan apa pun yang
lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti
binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya-lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya-lah kamu
dikembalikan.” (QS. Al-Qashash: 88)

4) Mukholafatul Lilhawaditsi

Selanjutnya, sifat Allah SWT yang harus kamu ketahui adalah mukholafatul lilhawaditsi.
Nah, Mukholafatul lilhawaditsi berarti berbeda dengan makhluk ciptaan-Nya. Allah SWT
adalah Zat Yang Maha Sempurna dan tak ada satu pun makhluk di dunia yang
menyerupai Allah.

Sifat mukholafatul lilhawaditsi pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat Asy-Syura
ayat 11 yang berbunyi sebagai berikut.

َُ ‫ن أٱْلَنأ َٰعَ ُِم أَ أز َٰ َوجًا ُۖ ي أَذ َر هؤكه أُم فِي ُِه ُۖ لَي‬
‫أس َك ِمثأ ِلهِۦ ش أَىءُ ُۖ َوه َُهو ٱلسَمِي هُع‬ َُ ‫سكه أُم أَ أز َٰ َوجًا َو ِم‬
ِ ‫ض ُۖ َجعَ َُل لَكهم مِنأُ أَنفه‬ ُِ ‫فَاطِ هُر ٱلسَ َٰ َم َٰ َو‬
ُ ِ ‫ت َو أٱْلَ أر‬

ُ‫ٱلأب َِصي هر‬

Artinya: “(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu
sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula),
dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang
serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat." (QS. Asy-Syura: 11)

5) Qiyamuhu Binafsihi

Allah SWT adalah zat yang berdiri sendiri. Dia tidak memerlukan bantuan dari siapa pun
dan tidak bergantung kepada siapa pun, maka dari itu ia memiliki sifat qiyamuhu
binafsihi yang artinya berdiri sendiri.

Sifat qiyamuhu binafsihi pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat Al-Isra ayat 111
yang berbunyi sebagai berikut.

ً ًۢ ِ‫ن ٱلذ ُِل ُۖ َوكَبِ أرههُ تَ أكب‬


‫يرُا‬ َُ ‫ّلل ٱلَذِى لَ أُم يَتَخِ أُذ َولَدًا َولَ أُم يَكهن لَههۥ ش َِريكُ فِى ٱلأ هملأكُِ َولَ أُم يَكهن لَههۥ َولِىُ ِم‬
َُِ ِ ‫َوقه ُِل ٱلأ َح أم هُد‬

Artinya: “Dan katakanlah: ‘Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak
mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan
penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.’” (QS. Al-
Isra: 111)
6) Wahdaniyah

Allah SWT hanya ada satu di dunia ini, maka dari itu Dia memiliki sifat wahdaniyah
yang berarti tunggal atau esa. Allah SWT bersifat tunggal karena Dia tak memiliki
sekutu.

Sifat wahdaniyah pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat Al-Ikhlas ayat 1 yang
berbunyi sebagai berikut.

‫ٱّلل أَحَد‬
ُ‫قه أُل ه َُهو َه‬

Artinya: "Katakanlah: 'Dialah Allah, Yang Maha Esa.'" (QS. Al-Ikhlas: 1)

7) Qudrat

Di dunia ini, Allah SWT adalah pemilik dan pemegang kuasa terhadap segala sesuatu.
Maka dari itu, Allah SWT memiliki sifat qudrat yang artinya berkuasa.

Sifat qudrat pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat Al-Baqarah ayat 20 yang
berbunyi sebagai berikut.

‫ّللا ع ََٰلى‬
َُٰ ‫ن‬َُ ِ‫سمۡ ع ِِهمُۡ َواَ ۡبص َِارهِمُۡؕ ا‬ َُ ‫ّللا لَذَه‬
َ ‫َب ِب‬ ُ‫شآ َُء ٰه‬ َ ‫ضآ َُء لَههمُۡ َمش َۡوا ف ِۡي ُِه َواِذَاُ اَ ۡظلَ َُم‬
َ ‫علَ ۡي ِهمُۡ قَا هم ۡوُؕا َولَ ُۡو‬ َ َ‫َارههمُۡؕ كهلَ َماُ ا‬
َ ‫ف اَ ۡبص‬ َ ‫ق ي َۡخ‬
ُ‫ط ه‬ ُ‫يَكَا هُد ۡالب َۡر ه‬

ُ‫ك ُِهل ش َۡىءُ قَد ِۡير‬

Artinya: "Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu
menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka,
mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan
penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu." (QS. Al-
Baqarah: 20)

8) Iradat

Sifat Allah SWT selanjutnya, yakni iradat. Iradat berarti berkehendak. Jika Allah SWT
telah berkehendak atas sesuatu, maka tak ada yang tak mungkin terjadi dan tak ada pula
yang mampu mencegahnya.

Sifat iradat pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat Hud ayat 107 yang berbunyi
sebagai berikut.

‫ن َربَكَُ فَعَالُ ِل َما ي ِهري هُد‬ َ ‫ت ٱلسَ َٰ َم َٰ َوتهُ َو أٱْلَ أرضهُ إِ َُل َما‬
َُ ِ‫شآ َُء َربكَُ ُۖ إ‬ َُ ‫َٰ َخ ِلدِي‬
ُِ ‫ن فِيهَا َما دَا َم‬

Artinya: "mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu
menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang
Dia kehendaki." (QS. Hud: 107)
9) ‘Ilmun

Tak ada satu hal pun yang tidak diketahui Allah SWT, maka dari itu Allah SWT memiliki
sifat ‘ilmun. ‘Ilmun berarti mengetahui atas segala sesuatu. Allah SWT mengetahui
segala sesuatu, baik yang tampak hingga yang tidak tampak oleh mata manusia.

Sifat ‘ilmun pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat Qaf ayat 16 yang berbunyi
sebagai berikut.

ُ‫ن أَقأ َر ه‬
‫ب إِلَيأ ُِه مِنأُ َحبأ ُِل ٱلأ َو ِري ُِد‬ ُ‫س بِهِۦ نَفأسهههۥ ُۖ َونَ أح ه‬ ‫ن َونَعألَ هُم َما ت َهو أ‬
ُ‫س ِو ه‬ َ َٰ ‫ٱْلن‬
َُ ‫س‬ ِ ‫َولَقَ أُد َخلَقأنَا أ‬

Artinya: "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya." (QS.
Qaf: 16)

10) Hayat

Hayat memiliki arti maha hidup atau kekal. Allah SWT memiliki sifat hayat yang artinya
Dia adalah makhluk yang Maha Hidup dan kekal abadi yang tidak akan pernah bisa mati.

Sifat hayat pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat Al-Furqan ayat 58 yang
berbunyi sebagai berikut.

ُِ ‫ى بِهِۦ بِذهنهو‬
ً ِ‫ب ِعبَا ِدهِۦ َخب‬
‫يرُا‬ َُٰ َ‫ح بِ َح أم ِدهِۦ ُۖ َو َكف‬ ُِ ‫علَى ٱلأح‬
ُ‫َى ٱلَذِى َُل يَ هموتهُ َوسَبِ أ‬ َ ‫َوت ََوكَ أُل‬

Artinya: "Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan
bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa
hamba-hamba-Nya." (QS. Al-Furqan: 58)

11) Sami’

Allah SWT memiliki sifat sam’un atau yang berarti Maha Mendengar. Allah SWT adalah
Zat Yang Maha Mendengar segala sesuatu yang ada di dunia ini. Baik suara yang
terdengar dan diucapkan, maupun yang hanya disembunyikan di dalam hati.

Sifat sam'un pada Allah SWT tertulis dalam Al-Quran Surat Asy-Syura ayat 11 yang
berbunyi sebagai berikut.

َُ ‫ن أٱْلَنأ َٰعَ ُِم أَ أز َٰ َوجًا ُۖ ي أَذ َر هؤكه أُم فِي ُِه ُۖ لَي‬
ُ‫أس َك ِمثأ ِلهِۦ ش أَىءُ ُۖ َوه َُهو ٱلسَمِي هع‬ َُ ‫سكه أُم أَ أز َٰ َوجًا َو ِم‬
ِ ‫ض ُۖ َجعَ َُل لَكهم مِنأُ أَنفه‬ ُِ ‫فَاطِ هُر ٱلسَ َٰ َم َٰ َو‬
ُ ِ ‫ت َو أٱْلَ أر‬

ُ‫ٱلأب َِصي هر‬

Artinya: “(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu
sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula),
dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang
serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat." (QS. Asy-Syura:
11)

12) Basar

Selain Maha Mendengar, Allah SWT juga memiliki sifat basar atau yang berarti Maha
Melihat. Allah SWT dapat melihat segala sesuatu di dunia ini karena pandangan dan
penglihatan Allah SWT tak terbatas. Baik yang terlihat secara kasat mata, maupun yang
disembunyikan.

Sifat basar pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat Al-Hujurat ayat 18 yang
berbunyi sebagai berikut.

‫ن‬ ًُۢ ‫ٱّلل ب َِص‬


َُ ‫ير بِ َما تَعأ َملهو‬ ُ‫ض ُۖ َو َه‬ ُِ ‫أب ٱلسَ َٰ َم َٰ َو‬
ُ ِ ‫ت َو أٱْلَ أر‬ َ ‫ٱّلل يَعألَ هُم‬
َُ ‫غي‬ ََُ ‫ن‬َُ ِ‫إ‬

Artinya: "Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hujurat: 18)

13) Kalam

Sifat Allah SWT selanjutnya adalah kalam yang artinya berfirman. Allah SWT dapat
berbicara dan berkata secara sempurna tanpa bantuan apa pun.

Sifat kalam pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat Al-A’raf ayat 143 yang
berbunyi sebagai berikut.

ِ ‫س َّٰى لِمِ ي َّٰقَتِنَا َو َكلَّ َم ۥهُ َربُّهُۥ قَا َل َر‬


َ‫ب أَ ِرن ِٓى أَنظُ أر إِلَيأك‬ َ ‫َولَ َّما َجا ٓ َء ُمو‬

Artinya: "Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah
Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya." (QS. Al-A'raf: 143)

14) Qadiran

Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini merupakan kuasa Allah SWT. Maka dari itu,
Allah SWT memiliki sifat qadiran yang berarti kuasa.

Sifat qadiran pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat Al-Baqarah ayat 20 yang
berbunyi sebagai berikut.

َ َٰ ‫س أمع ِِه أُم َوأَبأ‬


َُ ‫ص ِر ِه أُم ُۖ ِإ‬
‫ن‬ َُ ‫ٱّلل لَذَه‬
َ ‫َب ِب‬ َ ُ‫علَي ِأه أُم قَا همواُ ُۖ َولَوأ‬
‫شآ َُء َُه‬ َ ‫ضآ َُء لَههم َمشَوأ اُ فِي ُِه َو ِإذَآ أَ أظلَ َُم‬ َ َٰ ‫ف أَبأ‬
َ َ‫ص َرهه أُم ُۖ كهلَ َمُآ أ‬ َ ‫ق يَ أخ‬
ُ‫ط ه‬ ُ‫يَكَا هُد ٱلأب أَر ه‬

ُ‫ى ك ُِهل ش أَىءُ قَدِير‬


َُٰ َ‫عل‬
َ ‫ٱّلل‬
ََُ

Artinya: "Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu
menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka,
mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan
penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu." (QS. Al-
Baqarah: 20)

15) Muridan

Segala peristiwa di dunia dapat terjadi atas kehendak dan takdir yang telah Allah SWT
tetapkan. Allah SWT memiliki sifat muridan yang berarti kehendak. Jika Allah SWT
telah berkehendak, maka tak ada yang bisa menolak takdir tersebut.

Sifat muridan pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat Hud ayat 107 yang berbunyi
sebagai berikut.

‫ن َربَكَُ فَعَالُ ِل َما ي ِهري هُد‬ َ ‫ت ٱلسَ َٰ َم َٰ َوتهُ َو أٱْلَ أرضهُ ِإ َُل َما‬
َُ ‫شآ َُء َربكَُ ُۖ ِإ‬ َُ ‫َٰ َخ ِلدِي‬
ُِ ‫ن فِيهَا َما دَا َم‬

Artinya: "mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu
menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang
Dia kehendaki." (QS. Hud: 107)

16) ‘Aliman

Allah SWT Maha Mengetahui segala sesuatu yang ada di dunia ini. Allah SWT memiliki
sifat ‘aliman yang bermakna Maha Mengetahui. Tak ada yang dapat menyembunyikan
apa pun dari Allah SWT, sebab Dia memiliki pengetahuan yang tak terbatas dan tak
tertandingi.

Sifat ‘aliman pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat An-Nisa ayat 176 yang
berbunyi sebagai berikut.

ُ‫أس لَههۥ َولَدُ َولَههۥٓ أه أختُ فَلَهَا نِص ه‬


‫أف َما ت ََركَُ ُۖ َوه َُهو ي َِرثه َهُآ ِإن لَ أُم يَكهن لَهَا‬ ُِ ‫ٱّلل يهفأتِيكه أُم فِى ٱلأ َك َٰلَلَ ُِة ُۖ ِإ‬
َُ ‫ن ٱ أم هرؤاُ هَلَكَُ لَي‬ ُ‫ستَفأتهونَكَُ قه ُِل َه‬
‫يَ أ‬

ُ َ‫ٱّلل لَكه أُم أ‬


‫ن‬ ُ‫ن َه‬ ُِ ‫سآ ًُء فَلِلذَك َُِر ِمثأ هُل حَظُِ أٱْلهنثَ َيي‬
ُ‫أن ُۖ هيب َِي ه‬ ُِ َ‫أن فَلَ هه َما ٱلثلهث‬
ًُ ‫ان ِم َما ت ََركَُ ُۖ َو ِإن كَانه ٓواُ ِإ أخ َوةًُ ِرج‬
َ ‫َال َو ِن‬ ُِ ‫َولَدُ ُۖ فَ ِإن كَانَتَا ٱثأنَتَي‬

ًُۢ ‫عل‬
‫ِيم‬ َ ُ‫ٱّلل بِك ُِهل ش أَىء‬
ُ‫ت َِضلواُ ُۖ َو َه‬

Artinya: "Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah: "Allah


memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan ia
tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, maka bagi saudaranya yang
perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki
mempusakai (seluruh harta saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika
saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang
ditinggalkan oleh yang meninggal. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-
saudara laki dan perempuan, maka bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian
dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu
tidak sesat. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. An-Nisa: 176)

17) Hayyan
Allah SWT tidak pernah tidur, tidak lengah, dan tidak akan pernah mati. Sebab, ia
memiliki sifat hayyan yang berarti Maha Hidup.

Sifat hayyan pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat Al-Furqan ayat 58 yang
berbunyi sebagai berikut.

ُِ ‫ى بِهِۦ بِذهنهو‬
ً ِ‫ب ِعبَا ِدهِۦ َخب‬
‫يرُا‬ َُٰ َ‫ح بِ َح أم ِدهِۦ ُۖ َو َكف‬ ُِ ‫علَى ٱلأح‬
ُ‫َى ٱلَذِى َُل يَ هموتهُ َوسَبِ أ‬ َ ‫َوت ََوكَ أُل‬

Artinya: "Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan
bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa
hamba-hamba-Nya." (QS. Al-Furqan: 58)

18) Sa’mian

Selanjutnya, Allah SWT memiliki sifat sami’an yang berarti Maha Mendengar. Allah
SWT Maha Mendengar semua ucapan, doa, dan permintaan kita. Dia akan mengabulkan
doa hamba-Nya di waktu tepat. Maka dari itu, jangan pernah ragu untuk meminta dan
berdoa kepada-Nya karena Dia pasti mendengar.

Sifat sami’an pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat Al-Baqarah ayat 256 dan
yang berbunyi sebagai berikut.
َٰ
َُٰ َ‫ستَ أمسَكَُ بِٱلأعه أر َو ُِة ٱلأ هوثأق‬
ُ‫ى َُل ٱن ِفصَا َم‬ ‫ٱّلل فَقَ ُِد ٱ أ‬
َُِ ِ‫ِن ب‬ ُِ ‫ى ُۖ فَ َمن يَ أكفه أُر بِٱلطَغهو‬
ًُۢ ‫ت َويه أؤم‬ ُِ َ‫ن ٱلأغ‬
َُ ‫ش هُد ِم‬ َُ َ‫ِين ُۖ قَد تَبَي‬
‫ن ٱلر أ‬ ُِ ‫آ إِك َأراهَُ فِى ٱلد‬

‫ِيم‬
ُ ‫عل‬َ ُ‫سمِيع‬ ُ‫لَهَا ُۖ َو َه‬
َ ‫ٱّلل‬

Artinya: "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas
jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul
tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 256)

19) Bashiran

Allah SWT selalu mengawasi setiap gerak-gerik dan tingkah laku hamba-Nya. Tak ada
satu pun yang luput dari pandangannya. Sebab, Allah SWT memiliki sifat bashiran yang
berarti Maha Melihat.

Sifat bashiran pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat Al-Hujurat ayat 18 yang
berbunyi sebagai berikut.

‫ن‬ ًُۢ ‫ٱّلل ب َِص‬


َُ ‫ير بِ َما تَعأ َملهو‬ ُ‫ض ُۖ َو َه‬ ُِ ‫أب ٱلسَ َٰ َم َٰ َو‬
ُ ِ ‫ت َو أٱْلَ أر‬ َ ‫ٱّلل يَعألَ هُم‬
َُ ‫غي‬ ََُ ‫ن‬َُ ِ‫إ‬

Artinya: "Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hujurat: 18)
20) Mutakkaliman

Al-Quran merupakan bukti nyata firman Allah SWT atau kata-kata dari Allah SWT yang
disampaikan melalui Nabi dan Rasul-Nya. Hal ini sesuai dengan sifat Allah SWT, yakni
mutakkaliman yang berarti berfirman atau berkata-kata.

Sifat mutakkaliman pada Allah SWT tertulis dalam Alquran Surat An-Nisa ayat 164 yang
berbunyi sebagai berikut.

ُ‫َى تَ أكلِي ًما‬ ُ‫علَيأكَُ ُۖ َو َكلَ َُم َه‬


َُٰ ‫ٱّلل هموس‬ َ ‫ص هه أُم‬ ‫ل لَ أُم نَقأ ه‬
‫ص أ‬ َ ‫ص َٰنَ هه أُم‬
ًُ ‫علَيأكَُ مِن قَبأ هُل َو هرسه‬ َ َ‫ل قَ أُد ق‬
‫ص أ‬ ًُ ‫َو هرسه‬

Artinya: "Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan
tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang
mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung." (QS. An-
Nisa: 164)

Sumber:

https://www.popbela.com/career/inspiration/amp/niken-ari/sifat-wajib-allah?page=all#page-2

2. Jelaskan pengertian iman, Islam, dan ihsan serta integrasi tiga istilah tersebut!
Jawab:

Iman, Islam, dan Ihsan adalah tiga istilah penting dalam agama Islam. Ketiga istilah ini
saling terkait dan saling melengkapi satu sama lain.

Iman adalah keyakinan atau kepercayaan dalam hati seseorang terhadap Allah, para
malaikat, kitab-kitab suci, para nabi dan rasul, hari kiamat, dan takdir yang baik dan buruk
dari Allah. Iman merupakan dasar dari kehidupan muslim, dan merupakan syarat utama bagi
seseorang untuk dianggap sebagai seorang muslim.

Islam adalah agama yang diakui oleh orang yang memeluknya, yaitu umat Islam. Islam
mengajarkan tentang ketaatan kepada Allah, menjalankan ibadah-ibadah, mengikuti ajaran
Nabi Muhammad SAW, dan menjalankan ajaran-ajaran moral yang baik.

Ihsan adalah tingkat kesempurnaan dalam beribadah kepada Allah. Ihsan diartikan
sebagai beribadah kepada Allah seakan-akan kita melihat-Nya, atau jika tidak melihat-Nya,
maka yakinlah bahwa Allah selalu melihat kita. Dalam praktiknya, Ihsan berarti melakukan
ibadah dengan sepenuh hati, memusatkan perhatian pada Allah, dan berusaha melakukan yang
terbaik dalam ibadah tersebut.

Integrasi ketiga istilah ini adalah penting bagi kehidupan muslim yang seimbang dan
berkualitas. Iman dan Islam menjadi dasar yang kuat dalam hidup seorang muslim, sedangkan
Ihsan mengajarkan bagaimana melaksanakan ibadah dengan benar dan sempurna. Dalam
praktiknya, integrasi ketiga istilah ini dapat membantu seorang muslim untuk mencapai
kesempurnaan dalam beribadah kepada Allah, serta menjadi pribadi yang taat dan bermanfaat
bagi masyarakat sekitarnya.

Sumber:
https://m.questionai.com/app-share?shareId=4e53fd2f27efb5d9cffac9d7b5b7e8ff

3. Jelaskan pengertian dan contoh ibadah mahdah dan ghairu mahdhah!


Jawab:

a. Ibadah Mahdah:
Ibadah mahdah, yang kita kenal juga sebagai ibadah yang sudah ditentukan atau ibadah yang
udah diatur,jenis ibadah yang udah ditentukan oleh Allah dan Rasul-Nya secara terperinci di
dalam Al-Qur’an dan hadis. Ibadah mahdah harus dilakukan sesuai dengan tuntunan yang
telah ditetapkan,baik itu di dalam hal tata cara maupun waktu pelaksanaannya. Contohnya
ibadah mahdah antara lain:
- Shalat: Ibadah shalat memiliki aturan-aturan yang jelas mengenai gerakan, bacaan, dan
waktu pelaksanaannya.
- Puasa: Ibadah puasa dijalankan pada bulan Ramadan dengan menahan diri dari makan,
minum, dan hubungan suami istri dari fajar hingga terbenam matahari.
- Zakat: Ibadah zakat adalah kewajiban memberikan sebagian harta kepada yang berhak,
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

b. Ibadah Ghairu Mahdhah:


Ibadah ghairu mahdhah, juga dikenal sebagai ibadah yang tidak ditentukan atau ibadah yang
tidak diatur, adalah jenis ibadah yang tidak memiliki ketentuan yang spesifik dalam Al-
Qur’an dan hadis. Ibadah ini tidak memiliki rincian tata cara pelaksanaan atau waktu yang
telah ditetapkan secara khusus oleh agama. Contoh ibadah ghairu mahdhah antara lain:
- Dzikir: Dzikir adalah ibadah berupa mengingat Allah, dan dapat dilakukan dengan berbagai
bentuk dan metode, seperti membaca tasbih, tahmid, dan istighfar.
Doa: Doa adalah ibadah berupa permohonan kepada Allah, dan dapat dilakukan dalam
berbagai waktu dan situasi, baik secara formal maupun spontan.
- Ibadah Sunnah: Ibadah sunnah adalah ibadah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW, tetapi
tidak wajib dilaksanakan. Contohnya adalah shalat sunnah rawatib, puasa sunnah, dan
membaca Al-Qur’an secara rutin di luar wajib.

Sumber:
https://m.questionai.com/app-share?shareId=159b9051d9bb16208041e384e99cf2ef

4. Jelaskan dua syarat diterimanya ibadah!


Jawab:

Diterimanya amal ibadah tiap-tiap manusia itu yang terpenting adalah ibadah tersebut benar,
karena ibadah tidak akan menjadi benar kecuali memenuhi 2 syarat yaitu:

a. Ikhlas karena Allah SWT Semata

Merupakan konsekuensi kalimat syahadat laa ilaaha ilallah karena tuntutan kalimat tersebut
adalah memurnikan ibadah karena Allah semata tanpa ada kesyirikan apapun.

b. Sesuai Dengan Tuntunan Rasulullah SAW

Merupakan konsekuensi kalimat syahadat Muhammadar Rasulullah, karena tuntutan kalimat


tersebut adalah kewajiban mentaati Rasulullah SAW mengikuti apa yang beliau syariatkan dan
menjauhi segala bentuk bid’ah serta perkara yang diada-adakan tanpa tuntunan dari
Rasulullah. Seperti dalam firman llah pada QS AL Baqarah ayat 112:

‫ن‬ َ ُ‫ّلل َوه َُهو هم أحسِنُ فَلَههۥٓ أَ أج هرههۥ عِن َُد َر ِبهِۦ َو َُل َخوأ ف‬
َُ ‫علَي ِأه أُم َو َُل هه أُم َيحأزَ نهو‬ ‫ى َمنأُ أَ أ‬
َُِ ِ ‫سلَ َُم َو أج َهههۥ‬ َُٰ َ‫َبل‬

Artinya: (Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang
ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Makna menyerahkan diri adalah mengikhlaskan diri hanya beribadah kepada Allah sedangkan
makna ia berbuat kebaikan adalah mengikuti Rasulullah SAW. Jadi hendaknya beramal dengan
Ikhlas untuk Allah dan benar sesuai syariat Rasulullah SAW keduanya merupakan rukun amal
yang diterima Allah SWT yaitu ihklas dan benar. Ibnul Qayyim rahimahullah pernah berkata
pula, “beramal tanpa ikhlas dan mengikuti Sunnah laksana musafir yang memenuhi tempat
minumnya dengan pasir, sangat memberatkannya dan juga tidak akan memberinya manfaat.”

Sumber: https://perpustakaan.uad.ac.id/syarat-diterimanya-ibadah-dan-amal/

5. Jelaskan hukum Islam (hukum syariat) yang lima dan contohnya!

Hukum Islam, juga dikenal sebagai hukum syariat, adalah sistem hukum yang
didasarkan pada ajaran agama Islam, yaitu Al-Qur’an dan Hadis. Hukum Islam mencakup
berbagai bidang kehidupan, termasuk keluarga, pidana, perdata, waris, dan ekonomi. Ada
lima prinsip utama dalam hukum Islam yang dikenal sebagai “lima rukun Islam” atau “lima
hukum Islam”. Mari kita jelaskan setiap prinsip dan berikan contohnya:

a. Syahadat (Pengakuan akan keesaan Allah dan kenabian Muhammad):


- Setiap Muslim wajib mengucapkan kalimat syahadat sebagai bentuk pengakuan akan keesaan
Allah dan mengakui Muhammad sebagai utusan-Nya.

- Contoh: Mengucapkan kalimat “Ashhadu an la ilaha illa Allah, wa ashhadu anna


Muhammadan rasul Allah” yang berarti “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain
Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah”.

b. Salat (Shalat):

- Setiap Muslim wajib melaksanakan shalat lima waktu sehari semalam.


- Contoh: Melakukan shalat Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya secara teratur.

c. Zakat (Pembayaran sumbangan wajib):

- Setiap Muslim wajib membayar zakat, yaitu memberikan sebagian dari harta kepada yang
berhak menerimanya untuk tujuan sosial.
- Contoh: Memberikan sebagian dari penghasilan atau harta kepada fakir miskin,yatim dan
orang yang membutuhkan

d. Puasa (Menahan diri dari makan, minum, dan aktivitas tertentu selama bulan
Ramadhan):

- Setiap Muslim wajib menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh di bulan Ramadhan.
- Contoh: Menahan diri dari makan, minum, dan hubungan seksual dari fajar hingga matahari
terbenam selama bulan Ramadhan.

e. Haji (Melakukan ibadah haji ke Mekah):

- Setiap Muslim yang mampu secara finansial dan fisik wajib melakukan perjalanan ke Mekah
sekali seumur hidup untuk melaksanakan ibadah haji.
- Contoh: Melakukan serangkaian ritual haji seperti tawaf di sekitar Ka’bah, berjalan antara
bukit Safa dan Marwah, dan berada di Arafah.

Sumber:

https://m.questionai.com/app-share?shareId=d65669caa3c3bfab72c58ad25b78e3c7

Anda mungkin juga menyukai