SISTEM ENDOKRIN
Dosen Pembimbing:
Reka Julia Utama, S.Tr.Keb
Di susun Oleh:
PROGRAM S1 KEBIDANAN
FAKULTAS SAINS, TEKNOLOGI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BINA BANGSA GETSEPENA
BANDA ACEH
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta inayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Sistem Endokrin” dengan baik.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
yang telah menjadi guru terbaik dan menjadi suri tauladan bagi umat islam di seluruh dunia.
Makalah ini penulis susun untuk memenuhi syarat penilaian pada mata kuliah Anatoni dan
Fisiologi Manusia, dan penulis harap makalah ini dapat bermanfaat, baik untuk penulis maupun
para peserta didik lainnya. Dalam menyusun makalah ini pula, penulis berusaha sebaik mungkin
untuk mendapatkan sumber-sumber dan informasi. Baik dari buku-buku yang telah
direkomendasikan oleh dosen ataupun website yang terpecaya.
Untuk itu saran dan kritik penulis harapkan berkenaan dengan pembuatan makalah ini, demi
kesempurnaannya. Atas perhatiannya, penulis ucapkan terim kasih.
Sistem endokrin terdiri dari sekumpulan kelenjar yang tidak memiliki saluran sendiri
(ductless), hasil ekresi dari organ ini akan langsung masuk ke dalam peredaran darah. Kata
endokrin berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti sekresi ke dalam. Respon sistem
endokrin bersifat lambat dan melalui perantara hormon (Manurung dkk, 2017). Fungsi
sistem endokrin adalah mengendalikan proses pergerakan dan keseimbangan fisiologis,
sekresi hormon langsung ke peredaran darah dengan sistem umpan balik negatif dan
mengatur jumlah reseptor suatu hormon spesifik sesuai kebutuhan tubuh kita. Kelenjar
endoktrin antara lain kelenjar hipofisis, kelenjar tiroid, kelenjar para tiroid, kelenjar adrenal
(anak ginjal), kelenjar pankreas, dan kelenjar gonad (ovarium, testis dll). Semua kelenjar ini
menjada keseimbangan hormon di dalam tubuh dan kebutuhannya (Manurung dkk, 2017).
Kraemer dan Rogol dalam buku The Endocrine System in Sports and Exercise (2010)
menyebutkan bahwa endokrinologi adalah gabungan komunikasi intrasel dan intersel di
tubuh manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem Endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
memengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh
aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan"
tersebut menjadi suatu tindakan.
Sistem endokrin merupakan bagian dari sistem koordinasi yang berfungsi untuk mengatur
kegiatan-kegiatan dalam tubuh. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin
seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran
gastroinstestin.
Secara keseluruhan, semua sel penghasil hormon pada seekor hewan menyusun sistem
endokrin. Organ pensekresi hormon disebut sebagai kelenjar endokrin, dan juga disebut
kelenjar buntu atau tanpa duktus karena mensekresikan pembawa pesan kimiawinya secara
langsung ke dalam cairan tubuh. Zat yang dikeluarkan oleh kelenjar endokrin disebut sekret.
Proses pengeluarannya disebut sekresi. Sekresi hasil kelenjar endokrin disebut hormon.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah kata endokrin memiliki arti yaitu,
kelenjar yang tidak memiliki saluran untuk mengalirkan hasil sekresinya. Ilmu tentang kelenjar
endokrin pada manusia dan vertebrata lainnya, khususnya mengenai hormon yang dihasilkan
dan pengaruhnya terhadap proses dalam tubuh dikenal dengan istilah endokrinologi.
Sistem endokrin pada manusia memilki fungsi yang paling umum, yaitu:
Sistem saraf pusat dihubungkan dengan hipofisis melalui hipotalamus; ini adalah
hubungan yang paling nyata antara sistem saraf pusat dan sistem endokrin. Kedua sistem ini
saling berhubungan baik melalui hubungan saraf maupun vaskular. Pada Gambar 1,
Hipofisis dibagi menjadi lobus anterior dan posterior. Pada hewan pengerat terdapat juga
lobus intermedius, tetapi pada manusia, lobus tersebut berdegenerasi dan tidak benar-benar
terpisah dari lobus anterior. Pembuluh darah menghubungkan hipotalamus dengan sel-sel
kelenjar hipofisis anterior. Pembuluh darah ini berakhir sebagai kapiler pada kedua
ujungnya, dan karena itu dikenal sebagai sistem portal.
Gambar 1 Sistem portal hipofisis-hipotalamus
B. Hormon
Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar yang mensistensis dan mensekresi zat-zat yang
disebut hormon. Hormon-hormon meyebabkan perubahan fisiologik dan biokimia yang menjadi
perantara berbagai pengaturan seperti yang telah dibicarakan sebelumnya. Ketika dilepaskan ke
dalam aliran darah, hormon akan diangkut ke jaringan sasaran tempatnya menimbulkan sefek.
Efek-efek ini seringkali berupa pengaturan reaksi enzimatik yang berlangsung terus menerus.
Hormon pada umumnya disekresi dalam konsentrasi rendah sekali. Contohnya, hormon terdapat
dalam darah pada konsentrasi 10-6 hingga 10-12 molar. Meskipun konsentrasinya rendah,
hormon menimbulkan efek metabolik dan biokimia yang nyata pada jaringan sasaran.
1. Aktivitas Hormon
a. Peran reseptor hormone
Walaupun hormon beredar ke seluruh tubuh dalam darah, hal itu hanya
memberikan efek sel target yang spesifik. Hormon, seperti neurotransmitter,
mempengaruhi sel
target mereka dengan mengikat kimia reseptor protein yang spesifik. Hanya
sel target untuk diberikan hormon memiliki reseptor yang mengikat dan mengenali hormon.
Sebagai contoh, thyroid-stimulating hormone (TSH) mengikat reseptor pada sel-sel kelenjar
tiroid, tetapi tidak mengikat sel-sel ovarium karena sel-sel ovarium tidak memiliki reseptor
TSH. Reseptor, seperti protein seluler lainnya, yang terus-menerus disintesis dan rusak.
Umumnya, sel target memiliki 2000-100.000 reseptor untuk hormon tertentu. Jika hormon
yang ada lebih, jumlah reseptor sel target dapat menurun yang disebut efek down-regulasi.
Misalnya, ketika tertentu sel- sel testis yang terkena konsentrasi tinggi luteinizing hormone
(LH), jumlah reseptor LH menurun. Downregulation membuat sel target kurang sensitif
terhadap hormon. Sebaliknya, ketika hormon kekurangan, jumlah reseptor mungkin
meningkat. Fenomena ini, yang dikenal sebagai up-regulasi, membuat Target sel lebih sensitif
terhadap hormon.
Hormon sintetis yang memblokir reseptor hormon bisa sebagai obat. Sebagai
contoh, RU486 (mifepristone), yang digunakan untuk menginduksi aborsi, mengikat reseptor
progesteron (hormon seks wanita) dan mencegah progesteron dari mengerahkan efek normal,
dalam hal ini mempersiapkan lapisan rahim untuk implantasi. Ketika RU486 diberikan
kepada wanita hamil, kondisi rahim yang dibutuhkan untuk memelihara suatu embrio tidak
dipertahankan, perkembangan embrio berhenti, dan embrio terkelupas bersama dengan
lapisan rahim. contoh ini menggambarkan prinsip endokrin yang penting: Jika hormon
dicegah dari berinteraksi dengan reseptornya, hormon tidak dapat melakukan fungsi normal.
Sebagian besar circulating hormon endokrin beredar dari sel-sel sekretori menuju cairan
interstitial dan kemudian ke dalam darah. Hormon lain, disebut local hormon, bertindak
secara lokal pada sel tetangga atau pada sel yang sama ataupun yang disekresikan mereka
tanpa terlebih dahulu memasuki aliran darah. local hormone yang bekerja pada sel-sel
tetangga disebut paracrines dan mereka yang bekerja pada sel yang sama yang dikeluarkan
mereka disebut autocrines. Salah satu contoh dari hormon lokal adalah interleukin-2 (IL-2),
yang dilepaskan oleh sel T helper (sejenis sel darah putih) selama respon imun. IL-2
1. Kelenjar hipotalamus
Sebagian besar fungsi sistem endokrin dikendalikan oleh kelenjar hipotalamus yang terletak di
bagian bawah otak. Salah satu fungsi utama hipotalamus ialah mempertahankan
homeostasis, yakni kemampuan tubuh untuk tetap stabil saat lingkungan sekitarnya
mengalami perubahan. Hal ini dilakukan dengan melepaskan hormon untuk memberi
tahu kelenjar pituitari (hipofisis) kapan harus melepaskan hormon lainnya.
2. Kelenjar pituitari (hipofisis) Hipotalamus terhubung langsung dengan kelenjar pituitari yang ada di
bawahnya. Kelenjar berukuran sebesar kacang polong ini terletak di bagian bawah
otak dan belakang batang hidung. Kelenjar pituitari juga disebut “kelenjar master”.
Hal ini karena hormon yang dihasilkannya akan mengontrol cara kerja kelenjar lain
dalam sistem endokrim manusia. Ada beberapa jenis hormon yang diproduksi kelenjar
pituitari. Berikut di antaranya. Hormon pertumbuhan (GH): mengatur pertumbuhan
dan metabolisme. Hormon adrenokortikotropik (ACTH): merangsang kelenjar adrenal
untuk mengeluarkan hormon streoid. Hormon perangsang tiroid: merangsang kelenjar
tiroid mengeluarkan hormon tiroid. Hormon perangsang folikel (FSH) dan
hormon luteinizing (LH): merangsang produksi hormon seks pada ovarium atau testis.
Hormon perangsang melanosit (MSH): merangsang produksi melanin pada kulit.
Hormon antidiuretik (ADH): menjaga kadar air dan tekanan darah.
Oksitosin: merangsang kontraksi rahim selama persalinan. Prolaktin: merangsang
produksi ASI pada kelenjar susu.
3. Kelenjar pineal, kelenjar pineal terletak jauh di dalam otak manusia. Bagian ini menghasilkan
hormon melatonin yang mengatur jam biologis (ritme sirkadian) dan jadwal tidur
tubuh manusia. Melatonin dilepaskan lebih banyak saat kondisi lingkungan di
sekitarnya gelap. Hormon ini akan merangsang rasa kantuk sehingga juga sering
disebut hormon tidur.
4. Kelenjar Tiroid , kelenjar tiroid terletak pada bagian depan leher, tepatnya di bawah jakun.
Tiroid terdiri dari dua bagian yang berbentuk mirip sayap kupu-kupu. Terdapat dua
jenis hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Tiroksin (T4)
dan triiodothyronine (T3): mengatur tingkat metabolisme, mengendalikan fungsi
jantung, perkembangan otak, dan pertumbuhan tulang. Kalsitonin: mengatur kadar
kalsium dan fosfat di dalam aliran darah.
5. Kelenjar paratiroid, kelenjar paratiroid merupakan kelenjar pada sistem endokrin yang
berukuran sebesar kacang polong. Sebagian besar orang memiliki empat kelenjar
paratiroid. Dua kelenjar terletak tepat di belakang kedua sayap kelenjar tiroid.
Kelenjar ini mengeluarkan hormon paratiroid yang mengontrol kadar kalsium dalam
darah. Hormon paratiroid berfungsi mendukung kekuatan tulang, serta menjaga sistem
saraf dan otot agar bekerja dengan baik.
6. Kelenjar Pankreas
Sebagai penghasil enzim pencernaan, pankreas juga menjadi bagian dari sistem
endokrin. Kelenjar ini berukuran sekitar 15 cm serta terletak di samping lambung dan
usus kecil. Pankreas menghasilkan dua jenis hormon berikut untuk mengatur kadar gula
darah. Insulin: mengubah gula darah (glukosa) berlebih menjadi cadangan energi
(glikogen) sehingga kadar gula darah turun. Glukagon: mengubah glikogen kembali
menjadi glukosa sehingga kadar gula darah naik.
7. Kelenjar Adrenal , tubuh manusia memiliki dua buah kelenjar adrenal yang terletak di atas
setiap ginjal. Kelenjar ini terdiri dari dua bagian, yakni kulit (korteks) dan bagian dalam
(medula). Kedua bagian kelenjar adrenal ini menghasilkan hormon-hormon berikut.
Aldosteron: membantu keseimbangan garam dan air dalam tubuh untuk menjaga
tekanan darah normal. Kortisol: mengatur metabolisme tubuh, merespons terhadap
penyakit, dan merangsang produksi glukosa dari glikogen. Androgen: mendukung
perkembangan awal organ seks pria dan pertumbuhan rambut tubuh wanita.
Adrenalin: merangsang produksi glukosa dari glikogen serta meningkatkan denyut
jantung dan tekanan darah untuk respons “fight or flight”. Noradrenalin: mengaktifkan
mekanisme untuk respons “fight or flight” saat stres bersama dengan kortisol dan
adrenalin.
8. Testis Testis merupakan gonad atau kelenjar kelamin pada sistem endokrin pria. Kelenjar ini
berada di dalam kantong buah zakar (skrotum) yang terletak di belakang penis.
Kelenjar testis menghasilkan testosteron. Hormon ini mendukung perkembangan
karakteristik pria selama pubertas, seperti pertumbuhan rambut wajah dan pendalaman
suara. Selain itu, testosteron juga berperan dalam produksi sperma dan menghasilkan
gairah seks.
9. Ovarium, Indung telur atau ovarium berfungsi memproduksi dan melepaskan sel telur.
Selain itu, organ ini juga menghasilkan hormon reproduksi wanita, yakni estrogen
dan progesteron. Fungsi dari kedua hormon ini pada sistem endokrin manusia adalah
sebagai berikut.
Estrogen: Mendukung perkembangan karakteristik wanita selama pubertas (seperti
pertumbuhan payudara) dan mengontrol siklus menstruasi.
Progesteron: Mengendalikan siklus menstruasi dan mempersiapkan kehamilan.
Insulin: Mengatur metabolisme karbohidarat. Insulin berrfungsi untuk membantu penyerapan
glukusa dalam sel tubuh untuk mengendalikan kadar gula darah.
Glukagon: Meningkatkan kadar gula darah yang terlalu rendah.
KESIMPULAN
Kesimpulan tentang sistem endokrin adalah bahwa sistem ini berperan penting dalam
mengatur berbagai fungsi tubuh manusia melalui pelepasan hormon-hormon ke dalam aliran
darah. Hormon-hormon ini memengaruhi pertumbuhan, metabolisme, regulasi gula darah,
fungsi organ seksual, dan respons terhadap stres. Sistem endokrin bekerja secara
terkoordinasi dengan sistem saraf untuk menjaga keseimbangan internal tubuh, yang dikenal
sebagai homeostasis. Dengan demikian, sistem endokrin memiliki peran sentral dalam
menjaga kesehatan dan fungsi tubuh manusia secara keseluruhan.
SARAN
Pada sistem endokrin ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan, baik karena
bawaan maupun karena faktor luar, seperti virus atau kesalahan mengkonsumsi makanan.
Untuk itu jagalah ksehatan anda agar selalu beraktivitas dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Bibliography
https:wwwkesehatan. (2020). sistem endokrin dan penjelasannya dalam dunia kebidanan. endokrin:
2.
kampushebat. (2023). penjelasan sistem endokrin. endokrin: 1.
ubbghebat. (2020). pengertian dari maksud sistem endokrin dalm kebidanan indonesia. Anatomi: 20.