Anda di halaman 1dari 10

EFEKTIVITAS PENERAPAN RESTORASTIVE JUSTICE

PROSES HUKUM DALAM PENYELESAIAN TINDAK


PIDANA OLEH SATRESKRIM POLRES KOTA
BALIKPAPAN

AFDHAL ANANDA TOMAKATI


NIM.0811522055
Latar Belakang
Penyelesaian perkara pidana melalui
lembaga peradilan sering tidak menjamin
rasa keadilan di antara korban dan pelaku.
Oleh karenanya diperlukan penyelesaian
melalui restorative justice untuk
mewujudkan keseimbangan antara korban
dan pelaku..
Lanjutan Latar Belakang

Tujuan utama dari Restorative Justice adalah untuk mendorong


pertanggungjawaban pelaku terhadap tindakannya dan mengupayakan
pemulihan korban serta pemulihan hubungan yang terganggu. Oleh karena
itu, proses ini harus difokuskan pada upaya memperbaiki dampak negatif
yang timbul akibat tindakan kriminal. Pada praktiknya Polres Balikpapan juga
akan berupaya mengalihkan proses formal acara tersebut dengan proses
mediasi sesuai prinsip restorative justice. Adanya upaya tersebut penulis
tertarik untuk meneliti tentang bagaimana pelaksanaan dan penerapan serta
dampak dilakukannya penyelesaian tindak pidana melalui Restorative Justice.
1. Bagaimana implementasi prinsip
RUMUSAN MASALAH restorative justice dalam
penanganan perkara di polresta
Balikpapan?
2. Bagaimana efektifitas penerapan
mekanisme restorative justice di
polresta Balikpapan?
3. Bagaimana hambatan dalam
penerapan restorative justice dalam
perkara pidana di polresta
Balikpapan?
TUJUAN PENELITIAN
1. Menganalisis implementasi prinsip
pelaksanaan restorative justice
dalam penanganan perkara tindak
pidana di Satreskrim Polresta
Balikpapan.
2. Menganalisis efektifitas penerapan
mekanisme restorative justice di
polresta Balikpapan.
3. Menganalisis hambatan Penyidik
dalam penanganan perkara tindak
pidana yang dilakukan
menggunakan mekanisme
restorative justice di Satreskrim
Polresta Balikpapan.
MANFAAT PENELITIAN

Teoritis
1. Penelitian ini diharapkan dapat berfungsi untuk menambah pengetahuan dan wawasan

ilmu pengetahuan khususnya dalam kajian ketentuan pidana terhadap Analisis Penerapan

restorative justice Proses Hukum Dalam Penyelesaian Tindak Pidana Oleh Satreskrim

Polres Kota Balikpapan.

2. Peneliti berharap penelitian ini dapat menjadi referensi formulasi kebijakan penyelesaian

tindak pidana melalui restorative justice.


Praktis
1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk penulis
maupun pembaca hasil penelitian ini.
2. Dapat berguna untuk aparat penegak hukum khususnya Satreskrim Polresta Balikpapan
dalam rangka menyelesaikan tindak pidana melalui restorative justice.
LANDASAN KONSEPTUAL

Hubungan antara satu konsep dengan konsep lain dari permasalahan yang ingin
ditelaah dikenal dengan kerangka konseptual penelitian. Landasan teori ini untuk
menghubungkan atau menjelaskan secara menyeluruh suatu pokok bahasan yang
akan dibahas adalah tujuannya. Selanjutnya dalam penelitian ini akan memperjelas
makna utama setiap konsep yang digunakan dalam penelitian guna mencegah
kesalahpahaman dan memberikan batasan yang jelas dalam penafsiran frasa
tertentu. Istilah-istilah yang dimaksud adalah:
1. Restorative Justice
2. Penerapan
3. Tindak Pidana
4. Satreskrim
LANDASAN TEORI

1. Teori Efektivitas Hukum


Efektifitas hukum berarti bahwa orang benar- benar berbuat sesuai
dengan norma-norma hukum sebagaimana mereka harus berbuat, bahwa
norma-norma itu benar-benar diterapkan dan dipatuhi.
2. Teori Keadilan Restorative Justice
Keadilan restortif telah menjadi suatu istilah yang sudah umum digunakan
dalam pendekatan pemidanaan (sebagai sistem pemidanaan seperti sistem
sekolah kedisiplinan) yang menekankan kepada konsep menempatkan
kembali korban dan lingkungan kepada keadaan semula dibanding
menghukum sang pelaku tindak pidana.
3. Teori Kepastian Hukum
Kepastian hukum merupakan ciri yang tidak dapat dipisahkan dari hukum,
terutama untuk norma hukum tertulis. Hukum tanpa nilai kepastian akan
kehilangan makna karena tidak dapat dijadikan sebagai pedoman perilaku
bagi semua orang.
Kerangka Berfikir

1. Tinjauan Umum Tentang Penyidikan


Istilah “penyidikan” adalah suatu tindakan tertentu yang dilakukan oleh seorang penyidik
dengan maksud untuk mencari dan mengumpulkan suatu benda tertentu.
2. Kebijakan Hukum Pidana
Kebijakan perlindungan masyarakat, atau yang lebih dikenal dengan kebijakan kriminal,
adalah kebijakan yang terkait dengan penanganan kejahatan kriminal.
3. Tujuan Pemidanaan
Menentukan apakah pemidanaan dimaksudkan untuk melakukan pembalasan atas tindak
pidana yang terjadi atau memang maksud dari pemidanaan merupakan suatu tantangan
yang cukup sulit.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai