Ahmad Febriansyah Putra - Uts Advokasi Perempuan Dan Anak

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

NAMA : AHMAD FEBRIANSYAH PUTRA

NIM : 2130502154

KELAS : 2152 E

MATA KULIAH : ADVOKASI PEREMPUAN DAN ANAK

DOSEN PENGAMPU : DR. Rina Antasari.SH.M.Hum

Soal

1. Mengapa advokasi berkenaan dengan perlindungan terhadap perempuan dan anak perlu
dilakukan kepada masyarakat ? Beri penjelasan ?.

2. Sebutkan bentuk-bentuk diskriminasi gender terhadap perempuan dan anak ?

3. Apakah yang anda ketahui tentang Konsep Keluarga Tangguh dan apa hubungannya dengan
stategi Pengarusutamaan Gender (PUG)?

Jawaban

1. Advokasi adalah suatu bentuk tindakan pembelaan, pemberi dukungan, atau rekomendasi berupa
dukungan aktif. Perempuan dan anak merupakan makhluk sosial yang sangat lah rentan terkena
kekerasan apalagi di lingkungan sosial masyarakat .oleh karena itu, advokasi berguna untuk memberi
perlindungan terhadap perempuan dan anak. Kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terus-
menerus terjadi di masyarakat khususnya yang terjadi dalam lingkup rumah tangga. Karena itu,
advokasi didalam bidang hukum melakukan penanganan dan menghukum para pelaku atau
pelanggar hukum, untuk mencegah segala bentuk kekerasan, serta melindungi korban kekerasan
yang diakomodir melalui Undang-Undang No.23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan dalam
Rumah Tangga dan Undang-Undang No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

2. GENDER

SIFAT, PRILAKU, DAN TANGGUNG JAWAB

Contohnya :

• Kakak menyuruh adiknya untuk membereskan tempat tidur ,padahal kakak juga bisa membereskan
tempat tidur tersebut.

• Adik menyuruh kakaknya untuk mencuci baju, seharusnya adik juga bisa mencuci baju.

• paman menugaskan bibi untuk membelikan rokok, padahal paman bisa berjalan membeli rokok
sendiri.

STIROTYPE / PERLABELAN

Contohnya :

• laki – laki selalu dianggap kuat.

• Perempuan dianggap cengeng karena mudah mengeluarkan air mata.


• Seorang yang sering keluar malam dianggap buruk dan nakal.

MARGINAL

Contohnya :

• Satu keluarga yang tidak perna di ajak berpergian karena tidak mempunyai mobil.

• Seorang anak kecil tidak di perbolehkan mengikuti permainan karena tidak memiliki mainan yang
sama.

• Seorang ibu-ibu tidak di perkenankan mengikuti kelompok marawis karena di anggap tidak cocok
dengan ibu tersebut yang sering tidak memakai jilbab.

SUB-ORDINASI

Contohnya :

• Perempuan yang lembut dan telaten dinilai hanya perlu berada di dalam rumah dan mengurus
urusan domestic. Sementara laki-laki bertugas untuk bekerja mencari nafkah.

• Disbanding laki-laki perempuan sering tidak diberikan posisi yang strategis dalam pengambilan
keputusan.

• Pendapat perempuan pun bukan menjadi hal prioritas untuk didengar. Perempuan dianggap
emosional sehingga laki-laki yang lebih rasional dinilai mampu untuk mengambil keputusan atau
memberi pendapat dengan baik.

BEBAN GANDA

Contohnya :

• Seorang istri harus melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci, berbelanja,
mengasuh anak, melayani kebutuhan suami, sementara istri juga bekerja di luar rumah.

• Seorang mahasiswa yang belajar dan bekerja untuk biaya kuliah dan kebutuhan sehari-hari.

KEKERASAN

Contohnya :

• Seorang kakak yang memukul adiknya karena adiknya tidak mau disuruh.

• Suami yang manampar istri akibat lalai dalam mengerjakan tugas rumah tangga.

• Adik kakak bersaudara yang berkelahi karena merebutkan mainan yang mereka sama-sama suka.

3. Keluarga Tangguh adalah kondisi Keluarga yang mampu mengatasi persoalan internal
keluarganya secara mandiri dan menangkal gangguan yang berasal dari luar dengan berpegang
teguh pada prinsip Keluarga dan nilai-nilai Keluarga dengan mengedepankan keimanan dan
ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, semangat persaudaraan, dan kemandirian Keluarga yang
solutif dalam mengatasi permasalahan keluarga.

PUG adalah strategi yang dilakukan secara rasional dan sistematis untuk mencapai kesetaraan dan
keadilan gender dalam aspek kehidupan manusia melalui kebijakan dan program yang
memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan, dan permasalahan perempuan dan laki-laki untuk
memberdayakan perempuan dan laki-laki mulai dari tahap perencanaan, penyusunan, pelaksanaan,
pemantauan, evaluasi dari seluruh kebijakan, program, kegiatan di berbagai bidang kehidupan
pembangunan nasional dan daerah. Indonesia telah memiliki komitmen kuat dalam mengupayakan
terwujudnya kesetaraan dan pengarusutamaan gender.

Anda mungkin juga menyukai