Anda di halaman 1dari 25

II TINJAUAN TEORI

2.1 Penjelasan Umum Fasilitas Produksi

Pada fasilitas produksi memiliki tugas memisahkan aliran sumur menjadi

tiga komponen yang biasanya disebut “fasa” (minyak, air & gas), dan

kemudian diproses menjadi produk yang dapat dipasarkan atau dibuang

tanpa mencemari lingkungan, dalam proses pemisahan dilakukan oleh

perangkat mekanis yang disebut “separator” (Arnold, 2008:1).

2.2 Separator

Fluida yang dihasilkan dari suatu sumur minyak biasanya merupakan

campuran yang kompleks dari ratusan senyawa yang berbeda, aliran

sumur harus diproses sesegera mungkin setelah berada di permukaan,

separator digunakan untuk tujuan tersebut (Guo, 2007:8). Separator

adalah suatu tabung bertekanan dan bertemperatur tertentu yang

digunakan untuk memisahkan fluida produksi menjadi 2 fasa (cairan &

gas) atau menjadi tiga fasa (minyak, air & gas).

Pemisahan fluida sumur dalam fasa cairan dan gas pada separator

dilakukan tanpa proses pembakaran. Separator minyak dan gas

pada umumnya terdiri dari beberapa bagian untuk proses pemisahan

sehingga didapat hasil yang maksimum pada saat fluida dari sumur

masuk ke separator, dimana tekanan sudah menurun dibanding saat dari

reservoir, cairan dengan perbedaan density gravity mulai terpisah secara

alamiah. Kemudian dimana air memiliki berat jenis lebih besar daripada

5
minyak, akan mengendap dibawah, sedangkan minyak yang berat

jenisnya

5
lebih ringan daripada air, akan berada ditengah. Gas, fluida yang paling

ringan akan berada pada bagian atas (Wasidan, 2015:37).

2.2.1 Bagian-bagian Umum Separator

Secara garis besar, separator dapat dibagi menjadi empat bagian umum,

yaitu :

1. Bagian Pemisah Pertama

Bagian separator yang berfungsi memisahkan fluida yang masuk ke

dalam separator melalui inlet, yang kemudian dengan adanya tekanan,

fluida tersebut menumbuk plate yang terdapat di depan inlet yang

kemudian terpisah antara liquid dengan gas yang masih berupa tetes

liquid dengan ukuran besar dapat dilihat pada Gambar 1. Prinsip

kerjanya berdasarkan aliran tekanan fluida yang masuk ke dalam

separator.

2. Bagian Pemisah Kedua

Bagian separator yang berfungsi untuk melanjutkan pemisahan kedua

yang memisahkan tetes liquid dengan ukuran besar menjadi tetes

liquid dengan ukuran yang lebih kecil. Bagian kedua tersebut juga

memisahkan liquid yang berukuran lebih kecil yang tidak dapat

dipisahkan pada bagian pemisah pertama dapat dilihat pada Gambar

1. Pemisahan disini menggunakan prinsip gravity settling. Karena

syarat utama gravity settling adalah turbulensi yang minimal.

6
3. Bagian Pengumpul Cairan

Bagian separator yang berfungsi menampung liquid yang telah

terpisah dari gas. Bagian tersebut harus lebih besar karena untuk

menanggulangi gelombang cairan yang dapat terjadi pada kerja

normal dan harus diatur sehingga liquid yang dipisahkan tidak

terganggu oleh aliran gas. Bagian separator tersebut juga

menggunakan prinsip gravity settling untuk pemisahan antara liquid

dengan gas.

4. Bagian Penyerapan Kabut (Mist Extraction)

Bagian separator yang berfungsi menyerap gas yang membawa

tetes liquid yang berukuran kecil agar pada saat gas tersebut akan

keluar melalui outlet gas dapat terpisah dari liquid, sehingga liquid

tidak terbawa keluar bersama dengan gas. Tetes liquid yang berupa

kabut yang terbawa oleh gas pada saat terjadi penyerapan semakin

lama semakin banyak yang kemudian tetes tersebut menjadi berat dan

jatuh kebawah dan kemudian terkumpul dan keluar melalui outlet

liquid. Sisa cairan yang berbentuk kabut dapat dipisahkan secara

efektif dari aliran gas dengan menggunakan mist extractor yang

terencana dengan baik. Meskipun demikian butir cairan yang

terbentuk sebagai akibat pengembunan gas tidak dapat dihilangkan /

dipisahkan dengan menggunakan mist extractor.

7
Pengembunan dari pada uap tersebut, disebabkan oleh penurunan

temperatur, yang terjadi setelah gas keluar dari separator. Untuk

dapat terjadi pemisahan dengan baik antara butiran cairan yang

7
terbentuk kabut dengan gas, dipengaruhi beberapa hal sebagai

berikut: perbedaan density antara gas dengan cairan; kecepatan

aliran gas; waktu yang tersedia.

Apabila kecepatan aliran gas cukup rendah maka pemisahan butir

cairan dengan gas dapat berlangsung dengan baik tanpa

memerlukan mist extractor. Meskipun demikian, penempatan mist

extractor dalam separator selalu dilakukan untuk memperkecil jumlah

cairan (kabut) yang terbawa keluar dari separator bersama dengan

gas.

Gambar 1 Bagian-bagian Separator


(Sumber : Arnold, 2008:248)
2.2.2 Klasifikasi Separator Berdasarkan Bentuk

a. Separator Tegak (Vertical Separator)

Separator vertikal biasanya digunakan pada sumur yang mempunyai

GOR (gas oil ratio) rendah sampai menengah, cairan yang datang

secara kejutan (slug), dan pada sumur dengan kandungan sedimen

yang tinggi.. Separator vertical mempunyai 2 varian: 2 fasa dan 3

8
fasa. Separator vertical memiliki vessel dalam bentuk silinder dapat

dilihat

8
pada Gambar 2, aliran masuk ke separator lalu aliran tersebut akan

bertubrukan dengan inlet diverter yang mana akan terjadi perubahan

momentum secara tiba tiba sehingga mengakibatkan liquid dan gas

terpisah, gas akan terangkat ke atas dan akan melewati mist extractor

untuk menghilangkan aliran gas kering yang tersuspensi. Sebuah

downcomer dibutuhkan agar pemisahan minyak berjalan dengan

efektif. Sebuah chimney berfungsi untuk menyamakan tekanan gas

antara bagian bawah dan bagian gas. Downcomer terletak diantarmuka

air minyak. Dari titik inilah minyak dan air berpisah, Ketika minyak

naik ke atas downcomer air bebas yang ada pada fase minyak akan

terpisah, air akan mengalir ke bawah dan keluar lewat saluran

keluarnya dan minyak yang sudah ada di downcomer juga akan

mengalir keluar ke saluran keluarnya. Separator vertical memiliki

pemisahan yang bekerja secara paralel terhadap aliran. Pada separator

vertical, control level tidak terlalu penting, di mana level cairan dapat

berfluktuasi beberapa inci tanpa mempengaruhi efisiensi operasi

(GPSA, 1998). Namun, hal ini dapat mempengaruhi penurunan

tekanan untuk pipa downcomer (dari demister), sehingga

mempengaruhi drainase perangkat demisting.

9
Gambar 2 Separator Vertical 3 fasa
(Sumber : Saeid et al, 2006)

Kelebihan Separator Vertikal :

1 Tidak memerlukan tempat yang luas.

2 Mudah dibersihkan.

3 Kecenderungan cairan untuk menguap kembali kecil.

Kekurangan Separator Vertikal :

Lebih mahal.

1 Membutuhkan diameter lebih besar untuk kapasitas tertentu.

2 Outlet gas yang berada di atas menyebabkan pemasangan yang

sulit.

10
10
b. Separator Horisontal (Horizontal Separator )

Separator horizontal ini biasanya digunakan pada sumur yang

mempunyai GOR (Gas Oil Ratio) yang tinggi, untuk aliran sumur

berbusa dan pemisahan cair-cair (Beggs, 1984). Separator horizontal

terbagi dalam 2 jenis: 2 fasa dan 3 fasa. Untuk ukurannya bervariasi.

Gambar 3, adalah skema tipikal separator horizontal 3 fasa.

Separator jenis ini biasanya lebih sering digunakan terhadap aliran

yang memiliki rasio gas terhadap cairan yang lebih tinggi untuk arus

yang berbuih. Fluida akan masuk ke separator melalui inlet lalu akan

menabrak inlet diverter, sehingga fluida akan mengalami perubahan

momentum, perubahan momentum ini mengakibatkan terpisahnya gas

dari cairan. Pada sebagian desain, inlet diverter berisi downcomer

yang berfungsi untuk mengarahkan aliran cairan di bawah antarmuka

minyak-air. Hal ini akan memaksa campuran minyak-air bercampur

daalam fasae kontinu air dan akan mengakibatkan naiknya minyak ke

atas antarmuka minyak-air, proses ini juga biasa disebut dengan

“water washing”, proses ini mendorong tetesan air (water droplet)

yang terperangkap dalam fase kontinu minyak terbebaskan. Inlet

diverter memastikan hanya sedikit kandungan gas yang terbawa

bersama cairan dan washing-water memastikan bahwa cairan tidak

jatuh di antarmuka gas-minyak dan minyak-air, mencampur cairan

yang tertahan di dasar separator serta menyulitkan kontrol antarmuka

11
minyak-air. Leave control valve akan mengirimkan sinyal ke water

dump valve, sehingga

11
memungkinkan air dalam jumlah tertentu akan keluar dari separator,

maka level antarmuka minyak-air harus dipertahankan pada

ketinggian tertentu. Gas akan mengalir secara horizontal dan keluar

melalui mist extractor (biasa disebut perangkat demisting) lalu

pressure control valve akan memberikan sinyal ke gas dump valve,

sehingga gas dengan tekanan dan jumlah tertentu akan keluar. Tingkat

antarmuka gas-minyak bervariasi bisa dari setengah (50%) dari

diameter hingga 75% diameter tergantung pada kepetingan pemisahan

cairan dan gasnya.

Gambar 3 Separator Horizontal 3 Fasa


(Sumber : Saedi dkk, 2006)

Kelebihan Separator Horizontal

1 Lebih murah dari separator vertical.

2 Lebih mudah pengiriman bagian – bagiannya.

3 Baik untuk minyak berbuih (Foaming).

4 Lebih ekonomis dan efisien untuk mengolah volume gas yang lebih

besar.

12
Kekurangan Separator Horizontal

1 Membutuhkan tempat yang luas.

2 Pengontrolan level cairan yang lebih rumit dari pada separator

vertical.

3 Sukar membersihkan lumpur, pasir dan paraffin.

4 Kurang menguntungkan apabila fluida mengandung pasir.

c. Separator Bulat (Spherical Separator )

Separator bulat atau spherical merupakan desain separator yang

memungkinkan proses pemisahan bekerja secara gravity, kecepatan

rendah, gaya sentrifugal dan kontak permukaan luas. Bagian-

bagiannya sejenis dengan pemisah vertikal maupun pemisah

horizontal dapat dilihat dari Gambar 4. Jenis ini memiliki kelebihan

dalam penahanan tekanan tetapi karena kapasitas lonjakan terbatas

dan mempunyai kesulitan dalam fabrikasi maka jenis pemisah ini

tidak banyak digunakan di lapangan (Setiorini, A.I, dkk, 2022).

13
Gambar 4 Spherical Separator
(Sumber : Arnold K, 2008 : 158)

Kelebihan Separator Bulat

1 Lebih murah dari separator vertical dan horizontal.

2 Lebih mudah dibersihkan dari pada tipe vertical.

3 Dapat bekerja pada tekanan rumit.

Kekurangan Separator Bulat

1 Mempunyai surge dan kapasitas yang kecil.

2 Pengontrolan level cairan lebih rumit.

2.2.3 Klasifikasi Separator Berdasarkan Tekanan Kerja

a. High pressure (HP) separator : 750 – 1600 psi

b. Medium pressure (MP) separator : 350 – 700 psi

c. Low pressure (LP) separator : 10 – 225 psi

14
2.2.4 Problem Pada Separator

a. Foamy Crude (Minyak Berbuih)

Penyebab utama buih dalam minyak adalah adanya pengotor atau

impurities. Salah satu pengotor yang menyebabkan buih adalah

kandungan CO2, akan tetapi apabila kandungan CO 2 kurang dari 1-2%

tidak akan menyebabkan minyak berbuih. Minyak yang berbuih dapat

menyebabkan pertambahan volume pada separator, pertambahan

volume ini mengakibatkan kurang efektifnya dalam pemisahan

separator. Buih pada minyak mentah dapat diatasi dengan

perencanaan retention time yang tepat (Arnold K, 2008:191).

b. Paraffin

Paraffin atau lilin adalah masalah yang ada disebabkan oleh

karakteristik fluida reservoir, paraffin dapat menyebabkan

tersumbatnya mist extractors. Paraffin dapat diatasi dengan menjaga

suhu fluida agar harus berada diatas titik kabut minyak mentah.

c. Sand

Sand atau pasir adalah masalah yang terjadi pada reservoir yang tidak

kompak, kepasiran pada separator merupakan problem yang serius

karena butiran pasir dapat menyebabkan sumbatan pada outlet.

d. Carry over dan Gas Blowby

Carry over dan gas blowby adalah masalah yang sering terjadi

dalam operasi operator. Carry over adalah cairan yang terbawa keluar

oleh fasa gas, hal ini menunjukkan adanya kenaikan tinggi permukaan

15
cairan, kerusakan bagian dalam separator, buih atau lubang

pengeluaran cairan tersumbat. Gas blowby adalah gas yang terbawa

keluar oleh fasa cair. Hal ini dapat menunjukkan rendahnya

permukaan cairan atau kegagalan pengontrolan permukaan cairan.

e. Emulsi

Emulsi adalah masalah yang timbul pada separator tiga fasa.

Dalam selang waktu tertentu akumulasi emulsi dan pengotoran

akan terbentuk di bidang batas minyak dengan air. Akumulasi

emulsi ini dapat mempengaruhi mekanisme kerja pengontrolan

tinggi permukaan cairan, juga akan menurunkan retention time

minyak dan air yang efektif sehingga efisiensi pemisahan minyak

air berkurang. Masalah ini dapat ditanggulangi dengan

penambahan zat kimia (demulsifier) atau pemanasan.

2.2.5 Retention Time

Untuk memastikan bahwa cairan dan gas mencapai kesetimbangan

pada tekanan separator, diperlukan penyimpanan cairan tertentu. Ini

didefinisikan sebagai "retention time” atau waktu rata-rata molekul

cairan ditahan di bejana, dengan asumsi aliran sumbat. Dengan

demikian, waktu retensi adalah volume penyimpanan cairan di vassel

(separator ) dibagi dengan laju aliran cairan (Stewart, 2008:113).

16
Tabel 1 Retention Time untuk Separator 3 fasa

(Sumber : Arnold K, 2008:150)

2.2.6 Panjang Efektif

Panjang efektif dapat dihitung dari persamaan, selanjutnya panjang

seam to seam separator dapat ditentukan. Seperti yang ditunjukan pada

Gambar 5. Beberapa bagian dari panjang separator diperlukan untuk

mendistribusikan aliran secara merata di dekat inlet diverter. Bagian lain

dari panjang separator diperlukan untuk mist extractor, panjang

separator antara inlet diverter dan mist extractor dengan aliran merata

adalah leff yang dihitung dari persamaan. Dengan kata lain panjang

efektif adalah panjang dimana liquid dan gas memisah. Saat diameter

separator bertambah, dibutuhkan lebih banyak panjang untuk

mendistribusikan aliran gas secara merata (Stewart, 2008:116).

17
Gambar 5 Panjang Efektif Separator Horizontal
(Sumber : Stewart, 2008:116)

2.2.7 Peralatan Internal Separator

1. Deflector Plate / Inlet Diverter


Deflector Plate / Inlet Diverter merupakan bagian yang berupa pelat
yang dipasang di depan inlet fluida. Pelat tersebut dapat berbentuk
datar/cembung/cekung tergantung dari fungsi pelat tersebut pada saat
melakukan proses pemisahan. Deflector Plate/Inlet Diverter berguna
untuk menghasilkan momentum tumbukan antara fluida yang masuk
dengan pelatnya sendiri, sehingga dengan momentum tersebut bisa
memisahkan antara gas dan cairan.
2. Mist Extractor
Mist extractor yang umum digunakan yaitu wire mesh pads, dan
vanes. Wire mesh pads terbuat dari stainless steel wire yang halus
dan dipasang dengan kuat pada silinder. Efektivitas dari wire mesh
tergantung pada range kecepatan yang tepat. Bila kecepatan terlalu
tinggi, cairan yang sudah terpisah akan bergabung dengan gas lagi.
Bila kecepatan terlalu rendah, vapour hanya masuk melalui element
mesh tanpa ada droplets cairan yang terpisah dan terkumpul.

18
3. Vortex Breaker
Vortex Breaker adalah peralatan yang dipasang pada liquid outlet
yang berujuan untuk mencegah timbulnya pusaran-pusaran minyak
yang nantinya akan membebaskan gas di dalam minyak.
4. Weir
Weir adalah sebuah dinding yang dipasang didalam separator.
Dinding ini memiliki fungsi untuk menahan cairan sebelum
meninggalkan separator, sehingga membantu meningkatkan
residence time dan pemisahan oil dan water terjadi disini.
5. Demister Pad
Demister Pad adalah peralatan yang dipasang pada outlet gas untuk

menangkap kembali liquid yang masih terikut pada gas sebelum

keluar dari separator. Bentuk dari peralatan ini berupa rajutan kawat

yang disisipkan.

2.2.8 Peralatan Eksternal Separator

1. Drain Valve
Drain Valve dipasang pada bagian bawah separator, gunanya untuk
memisahkan endapan lumpur/pasir yang terkumpul pada bagian
bawah separator. Biasanya harus di drain minimal satu kali per hari.
Apabila terjadi pengumpulan endapan yang jumlahnya cukup banyak
maka akan mengurangi volume ruang pengumpulan cairan, dan
dapat mengganggu kerja separator.
2. Oil Dump Valve
Oil Dump Valve atau juga sering disebut DMV (Dump Motor Valve),
berfungsi untuk mengeluarkan atau menutup aliran cairan dari oil
chamber section dari separator. ODV dibuka atau ditutup secara
otomatis setelah mendapat signal dari LLC pilot.

19
3. Gauge Glass (Sight Glass)
Berfungsi untuk melihat tinggi permukaan cairan di dalam liquid
collecting section. Agar supaya alat ini dapat bekerja sesuai dengan
fungsinya maka perlu dibersihkan agar selalu bersih. Untuk
memudahkan pemeliharaan, sight glass dilengkapi dengan dua valve
di bagian atas dan bawah sehingga pekerjaan pemeliharaan dapat
dilakukan walaupun separator dalam kondiri operasi.
4. Safety Relief Valve
Safety Relief Valve berfungsi untuk merelieve tekanan bila terjadi
kenaikan tekanan dan melebihi tekanan operasi maksimum separator
yang telah ditentukan.
5. Safety Head
Safety Head adalah alat safety yang dilengkapi rupture disk,
berfungsi bila relief valve tidak mampu membuang tekanan lebih di
dalam separator sehingga melebihi tekanan operasi maksimum yang
ditentukan, maka rupture disk akan pecah sebelum tekanan separator
melebihi tekanan kerja separator maksimum yang diizinkan.
6. Manometer Separator
Manometer Separator dipasang pada vessel bagian atas berfungsi
untuk mengetahui tekanan operasi separator.
7. Gas Outlet Pipe
Gas Outlet adalah pipa bagian dari separator yang berfungsi sebagai
saluran untuk pengeluaran gas.
8. Liquid Outlet Pipe
Liquid outlet pipe adalah pipa yang berfungsi sebagai saluran untuk
pengeluaran cairan oil dan water.

20
2.2.9 Formula Perhitungan

1. Specific Gravity

141 ,5
SG=
131, 5+ API

Keterangan:

SG = Specific gravity

API = API gravity of oil, oAPI


2. Gas Capacity Constraint

[ ] [( ) ]
1
2 TZ Qg ρg C 2
d =5040 × × × D
P ρl−ρ g Dm

Keterangan:

d = Vessel internal diameter, in (mm)

T = Operating temperature, oR
Qg = Gas flow rate, MMscfd (std m3/h)

P = Operating pressure, psia (kPa)


ρg = Density of gas at the temperature and pressure in the

separator, lb/ft3 (kg/m3)

ρl = Density of liquid, lb/ft3 (kg/m3)

CD = Drag coefficient, dimensionless

Dm = Drop diameter, ft (m)


3. Settling Water Droplets from Oil Phase

2
d =6690 ×
[ Qo × μ
( ∆ SG ) × d 2m ]

21
Keterangan:

d = Vessel internal diameter, in (mm)

µ = Viscosity of continuous phase, cp (Pa s)


Qo = Oil flow rate, BPD (m3/h)

dm = Drop diameter, ft (m)


∆ SG = Different in specific gravity raltive to water of the drop

and the gas

4. Settling Oil from Water Phase

2
d =6690 ×
[ Qo × μ
( ∆ SG ) × d 2m ]
Keterangan:

d = Vessel internal diameter, in (mm)

µ = Viscosity of continuous phase, cp (Pa s)


Qo = Oil flow rate, BPD (m3/h)

dm = Drop diameter, ft (m)


∆ SG = Different in specific gravity raltive to water of the drop

and the gas

5. Retention Time Constraint

h o + hw =
[ ( t r ) o ×Q o +( t r )w ×Qw ]
2
0 , 12 ×d

Keterangan:

ho = Height of oil pad, in (mm)

hw = Height from water outlet to interface, in (mm)

22
(t r)o = Oil retention time, min

(t r)w = Water retention time, min

22
Qo = Oil flow rate, BPD (m3/h)

Qw = Water flow rate, BPD (m3/h)

d = Vessel internal diameter, ft (mm)

6. Seam-to-Seam Length
ho + hw +76 (For diameters ≤ 36 in)
Lss =
12

ho + hw +d +40
Lss = (For diameters ≥ 36 in)
12

Keterangan:

Lss = Vessel length seam-to-seam, ft (m)

hw = Height from water outlet to interface, in, (mm)


ho = Height of oil pad, in (mm)

d = Vessel internal diameter, in (mm)


7. Slenderness Ratio
12× Lss
SR=
d

Keterangan:

Lss = Vessel length seam-to-seam, ft (m)

d = Vessel internal diameter, in (mm)


SR = Slenderness Ratio, dimensionless

23

Anda mungkin juga menyukai