Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SEJARAH OLAHRAGA PADA ZAMAN KUNO

Disusun Oleh :

Hilmy Rayyasa Rachim

( 1604623061 )

PROGRAM STUDI KEPELATIHAN KECABANGAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2023

1
DAFTAR ISI

Bab I Pendahuluan ...........................................................................................................

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................3


1.2 Tujuan Penulisan....................................................................................................4

Bab II Pembahasan ...........................................................................................................

2.1 Pengertian Olahraga ..............................................................................................5


2.2 Sejarah Perkembangan Olahraga ...........................................................................6
2.2.1 Zaman Yunani Kuno .....................................................................................6
2.2.2 Zaman Athena ...............................................................................................8
2.2.3 Zaman Bangsa Romawi .............................................................................. 11

Bab III Penutup .................................................................................................................

3.1 Kesimpulan ..........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah merupakan keturunan, asal – usul, silsilah, riwayat, babad, tarikh,


maupun tambo. Sejarah menyangkut zaman lampau, zaman sekarang adalah garis antara
zaman lampau dan zaman depan. Menurut R. Ruslan Abdul Gani, Sejarah adalah
merupakan cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara sistematik
perkembangan masyarakat serta manusia di masa lampau beserta kejadian-kejadian.
Sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian masa
lampau dalam kehidupan manusia, sejarah memiliki peran penting dalam membantu
memecahkan masalah – masalah penting yang sedang dan akan dihadapi. Hal ini dapat
mengatasi permasalahan tentang pemahaman terhadap sejarah olahraga dalam kaitannya
dengan olahraga sebagai sebuah fenomena global yang terkait dengan semua aspek
kehidupan seperti sosial, politik, ekonomi, agama, pendidikan serta kebudayaan
memainkan peranan penting dalam memecahkan masalah kehidupan. Sejarah olahraga
dipahami sebagai penerapan ilmu sejarah dalam konteks ilmu keolahragaan sebagai
obyek kajiannya. Sejarah olahraga merupakan satu bagian dari sejarah manusia, karena
sejarah olahraga sama umumnya dengan sejarah manusia sendiri dalam kehidupan
manusia yang primitive dijumpai hal-hal yang dikualifikasikan sebagai kegiatan olahraga.

Olahraga merupakan sebuah aktivitas yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan
manusia. Perkembangan olahraga di Indonesia dalam pandangan sejarah akan
memberikan pelajaran penting tentang bagaimana sejarah perkembangan olahraga di
Indonesia. Sejak zaman kuno sebelum terjadinya penjajahan sampai sekarang akan dapat
memberikan pemahaman tentang ragam fenomena keolahragaan dalam konteks kekinian
dan perkembangan olahraga untuk konteks masa yang akan datang.

Olahraga pada hakekatnya merupakan bagian atau salah satu segi perikehidupan
manusia yang beradab baik sepanjang masa atau dari masa ke masa. Sepanjang masa
sejarah sama panjang umurnya dengan sejarah manusia yang beradab atau berbudaya.
Dari masa ke masa menunjukkan bahwa fungsi dan kedudukan dari olahraga dan

3
penilaian terhadapnya tidak selalu sama, senantiasa berubah – ubah. Perubahan itu
disebabkan oleh kondisi – kondisi obyektif dan subyektif yang ada pada suatu masa,
pandangan hidup dan moralitas yang berbeda, baik yang berlaku suatu masa, bangsa,
maupun negara tapi hakikatnya tidak berubah.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui dan mengenalkan
tentang sejarah olahraga pada zaman kuno kepada para pembaca. Dan juga untuk
mengetahui awal perkembangan olahraga, serta untuk bagaimana olahraga ini bisa
terbentuk pada zaman kuno tersebut.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Olahraga

Olahraga merupakan gabungan dari kata olah dan raga, olah berarti perbuatan
atau kegiatan, sedangkan raga berarti badan atau tubuh. Olahraga merupakan sebuah
bentuk aktivitas fisik yang kompetitif, bisa dilakukan secara santai atau terorganisir.
Olahraga pada umumnya adalah kegiatan yang berbasis atletisme fisik atau ketangkasan
fisik. Olahraga bertujuan untuk memelihara atau meningkatkan kebugaran fisik dan juga
dapat memberikan hiburan.

Olahraga menurut Para Ahli :

• Menurut United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization


(UNESCO), organisasi pendidikan dunia, penelitian, dan kebudayaan dunia;
memberikan perspektif tentang olahraga, yaitu serangkaian aktivitas fisik dalam
bentuk permainan-permainan yang memuat perjuangan melawan tantangan alam,
diri sendiri, maupun orang lain.
• The Global Association of International Sports Federations (GAISF) atau
Asosiasi Global Federasi Olahraga Internasional, memberikan definisi tentang
olahraga sebagai suatu kegiatan yang mengandung elemen kompetisi, tidak
bergantung pada keberuntungan, melibatkan tenaga fisik tetapi tidak mengancam
keselamatan, kesehatan, dan membahayakan atlet atau partisipannya; serta tidak
terpaku pada satu penyedia peralatan.
• Jessica Dolland dalam bukunya 50 Rahasia Alami Kemesraan Suami Istri
mengungkapkan tentang olahraga, yakni obat pereda stres terbaik di dunia yang bisa
dilakukan karena bisa mengalihkan pikiran dari kegelisahan dan rasa khawatir serta
menenangkan tubuh kita yang tegang.
• Menurut Cholik Mutohir, seorang penulis buku-buku tentang keolahragaan,
olahraga dianggap sebagai proses sistematik dari kegiatan atau usaha yang dapat
membantu perkembangan dan membina potensi kejasmanian dan kerohanian
seseorang sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

5
2.2 Sejarah Perkembangan Olahraga

Sejarah olahraga merupakan segala sesuatu yang bernilai sejarah tentang


olahraga. Sejarah olahraga dapat mengajarkan kepada kita arti mengenai perubahan
masyarakat dan mengenai olahraga itu sendiri. Sejarah olahraga tidak dapat dilepaskan
dari apa yang terjadi di dunia Kuno. Pada zaman itu, aktivitas fisik yang berkembang
menjadi olahraga memiliki keterkaitan awal dengan ritual, perang, dan hiburan.

2.2.1 Yunani Kuno

Peradaban Yunani Kuno (800-146 SM) berkembang dari peradaban Kreta


(Minoa) dan peradaban Mikenai. Yunani terletak di kawasan Eropa Tenggara yang sering
disebut Semenanjung Balkan. Wilayah Yunani meliputi daratan paling ujung dari
Semenanjung Balkan dan pulau – pulau yang tersebar di sekitarnya. Bangsa Yunani Kuno
memiliki sistem kepercayaan politeisme, yaitu percaya pada kekuasaan para dewa. Di
antaranya Zeus (dewa langit dan bumi), Apollo (dewa kesenian), Poseidon (dewa laut),
Hades (dewa kematian), Aphrodite (dewi kecantikan dan cinta), Hermes (dewa
perdagangan), serta Athena (dewi kebijaksanaan).

Orang Yunani terkenal atas kemampuan mereka dalam olahraga atletik. Homeros
menjelaskan bagaimana para pahlawan adalah prajurit tangguh dan atlet
hebat. Menunjukkan penampilan fisik dan kemampuan atletik merupakan sebuah sarana
hiburan bagi para aristokrat dan prajurit. Kekuatan, stamina, dan kecepatan adalah sangat
penting untuk orang Yunani. Melalui latihan serta kompetisi, mereka (orang – orang
Yunani) berharap menjadi seperti dewa.

Cabang olahraga yang sudah ada sejak zaman Kerajaan Yunani Kuno yaitu
seperti Gulat, Lari Tinju, Lempar Lembing, Lempar Cakram, serta Balap kereta kuda
merupakan olahraga yang umum. Hal ini menunjukkan bahwa Kebudayaan Militer
Yunani berpengaruh pada perkembangan olahraga di Yunani.

Yunani Kuno memiliki empat Perlombaan Panhellen (Pesta Olahraga Yunani


Kuno) yang terkenal. Beberapa penulis berpendapat bahwa ajang olahraga ini dimulai
setelah kedatangan bangsa Doria, Lonia, dan Aiolia, yang merupakan leluhur bangsa
Yunani, padahal ajang olahraga ini sudah dimulai pada awal milenium pertama tahun 776
SM. Dan para penulis juga menempatkannya pada Zaman Perunggu (Zaman Pahlawan),

6
yakni pada masa peradaban Minoa dan Mikenai. Dari empat Pesta Olahraga ini,
Olimpiade menjadi hal yang paling penting dan sakral. Selama masa Olimpiade, kota –
kota yang sedang berperang untuk sementara melakukan gencatan senjata, dengan
demikian semua orang bisa berpartisipasi kecuali orang asing, perempuan, dan juga
budak, seperti aksi militer dan eksekusi untuk publik ditangguhkan.

Pertandingan tidaklah diadakan hanya sebagai even olahraga saja, akan tetapi
juga sebagai perayaan untuk kemegahan individu, kebudayaan, dan macam - macam
kesenian dan juga tempat untuk menunjukkan inovasi di bidang arsitektur dan patung.
Even ini adalah waktu untuk bersyukur dan menyembah para Dewa - Dewa kepercayaan
Yunani. Nama even ini diambil dari Gunung Olympus, tempat suci yang dianggap tempat
hidupnya para dewa. Hal ini dilakukan supaya dapat merayakan dengan damai dan
berkompetisi dalam suasana yang berbudaya serta saling menghargai.

Selain Olimpiade yang dilakukan setiap empat tahun, orang – orang di Yunani
Kuno juga mengadakan pertandingan di festival keagamaan lainnya, seperti Pythian
Games untuk Apollo di Delphi, Isthmian Games untuk Poseidon, dan Nemean Games,
yang menghormati Zeus. Dalam Pesta Olahraga Pithia, diadakan kontes musik dan
menyanyi. Hal ini diikuti oleh Pesta Olahraga Isthmos dan Nemea, yang juga
memperlombakan kontes atletik dan musik. Kompetisi yang hanya perempuan saja yang
boleh mengikuti kompetisi ini yaitu pada Pesta Olahraga Heraia, ajang ini dinamakan dari
nama dewi Hera.

Di Yunani Kuno juga memiliki kontes dan perlombaan yang diadakan pada saat
festival, misalnya pada festival Panathenaia di Athena, dan juga Delia di Pulau Delos.
Kemudian ada kompetisi yang hanya digelar sekali, contohnya adalah pada perlombaan
dalam rangka pemakaman, perlombaan ini dilakukan setelah pembakaran mayat raja atau
pahlawan. Pesta Nemea sendiri pada awalnya digelar untuk memperingati kematian
Ofeltes, namun kemudian acara ini diselenggarakan menjadi acara yang rutin selama lima
tahun sekali.

Setelah lebih dari 1000 tahun berlangsung, Olimpiade berakhir pada 393 M
setelah seorang kaisar Theodosius I yang dikenal sebagai Kristen taat melarang
penyelenggaraan Olimpiade karena dianggap sebagai bentuk penyembahan berhala.

7
2.2.2 ATHENA

Setelah Zaman Kegelapan Yunani periode antara periode Mikenai dan periode
Klasik disebut periode Arkais. Pada periode Arkais (abad 9-6 SM), Yunani mengalami
perkembangan dalam bidang tulisan, filsafat, ilmu pasti, seni, ekonomi, politik, dan
militer. Pada periode Arkais, banyak negara kota (polis) menerapkan sistem pemerintahan
baru yang berbeda dari sistem pemerintahan monarki. Ada dua negara kota yang
berkembang pesat pada periode Arkais, yaitu Sparta dan Athena.

Athena terletak di timur Yunani, merupakan polis yang paling menarik, paling
bebas dan juga paling makmur diantara polis – polis yang lainnya. Athena mencapai
puncaknya saat pemerintahan PERICLES (461-429 SM). Pendidikan di Athena bersifat
liberal, individual dan demokratis yang menuju pada EPHEBE Athena, yaitu warga uang
harmonis, sehat, kuat, cerdas otaknya, serta luhur budi pekertinya.

Masyarakat Athena mendapatkan pendidikan sesuai dengan kedudukannya di


masyarakat. Orang kaya dan bangsawan harus belajar ilmu pengetahuan dan kebudayaan,
sedangkan orang – orang miskin diajarkan untuk bertani dan juga kerajinan tangan, akan
tetapi anak – anak juga diajarkan untuk membaca, menulis, serta berenang.

Setelah usia 7 Tahun anak – anak mendapatkan pendidikan seperti, membaca,


berhitung, dan menghafal sajak Homer. Anak – anak juga di didik oleh Citharist dalam
musik dan bernyanyi, pelajaran diberikan dalam rumah atau dibawah pohon yang
rindang. Pada usia 12 – 14 tahun anak diberikan didikan oleh Paidotribe yang melatih
fisik nak tersebut di Palaestra. Anak dari orang kaya disertai budak khusus yang disebut
Paedagog, sebagai pengasuh dan pengawas. Dan anak juga mengunjungi Didascaleum
untuk belajar sastra, musik, dan berhitung.

Di usia 14 – 18 tahun baru diberi latihan jasmani yaitu berupa senam. Setelah
berumur 20 tahun baru diakui sebagai warga Negara penuh yang berhak dan berkewajiban
seperti orang dewasa. Latihan – latihan jasmani untuk anak-anak orang yang kaya
dilakukan di GYMNASIUM, yang bertujuan untuk memberikan kesempatan pada otot –
otot tubuh dapat berkembang dengan sebaik baiknya tanpa halangan. Yunani Athena lebih
berintelektual dari pada Yunani Sparta. Pendidikan di Yunani Athena terus dikembangkan
bahkan memiliki banyak cabang yang sebagiannya adalah: Gymnastica (Pendidikan

8
Jasmani), Ilmu ketabiban tubuh (sekarang seperti ilmu kesehatan tubuh), Pentathlon
(Bela diri), Gymnestos (pelari), Xystarch (gulat).

Terlihat jelas bahwa apa yang tertulis di atas itu menunjukkan adanya pendidikan
keseluruhan jiwa dan raga, yang mengembangkan jiwa dan perasaan, mengembangkan
tubuh, serta hal – hal lain yang baik.

Palaestra adalah sekolah gymnastik swasta untuk mendidik pemuda. Semula


Palaestra itu berupa lapangan berpagar di mana juga terdapat ruang ganti pakaian serta
ruang untuk menggosok badan dengan minyak. Latihan fisik berupa pancalomba, main
bola, lari dan renang. Umumnya latihan dilaksanakan dalam keadaan Gummos
(telanjang). Gymnasium adalah tempat pendidikan umum, gedungnya biasanya adalah
hadiah orang-orang kaya kepada negara. Gedung itu yang memakai bukan anak-anak
saja, tetapi digunakan pula oleh orang dewasa untuk rapat pertemuan.

Pada usia 19 tahun aphebie ikut meronda perbatasan, dan pada usia 20 tahun
sudah diakui sebagai warga negara penuh. Kehidupan orang Yunani disamping di isi
dengan pendidikan yang bulat juga diperkaya dengan pengalaman-pengalaman yang
merupakan pendidikan pula, yaitu mengunjungi pesta-pesta untuk menghormati para
dewa. Ada empat pesta lokal dan regional yang terkenal, yaitu Olimpik, Isthimia, Pyhtia,
dan Names. Pesta Olimpik diadakan empat tahun sekali di Olumpia, mulai pada tahun
776 S.M. Pesta belangsung 5 hari untuk menghormati dewa Zeus.

1. Olympic (Olympia)

Pesta ini diadakan setiap empat tahun sekali digunung Olyimpus untuk
menghormati dewa ZEUS. Pesta ini hanya berlangsung lima hari, akan tetapi orang
Yunani memandang sebagai sesuatu yang agung. Pesta OLyimpia memperlombakan lari,
lompat jauh, lompat tinggi dan lempar cakram, serta lomba mengubah music, dan meniup
terompet. Dan para pemenang di setiap perlombaan akan menerima mahkota dari daun
salam.

Tempat diselenggarakannya pesta Olimpik adalah suatu lembah dekat sungai


Kladeis dan di situ ada stadion berukuran kira-kira 30 X 200 meter dan di sisi kiri dan
kanannya memanjang ada lereng tempat penonton berdiri. Pemenang dalam perlombaan
Olimpik sangat dihormati, walaupun hadiahnya hanya berupa mahkota daun palem saja.

9
Sebagai warganegara terhormat mendapat macam – macam kemudahan. cabang olahraga
yang dilombakan :

• Lari Stadia (200 yard) sekitar 192 meter


• Lari Diaulos (400 yard)
• Gulat
• Panca lomba (lompat jauh, lempar lembing, lempar cakram)
• Tinju
• Balap kereta kuda
• Pancration (gabungan antara gulat dan tinju)
• Lomba lari membawa berbagai jenis senjata

2. Phytia

Semula itu adalah pesta musik untuk menghormati Dewa Apollo (dewa cahaya,
dewa perdamaian, dewa pelindung), kemudian ditambah dengan perlombaan olahraga.
Tempat penyelenggeraan di Delphi, juga empat tahun sekali. Yang menonjol di sini
adalah pacuan kuda dan chariot ( kereta roda dua ).

3. Isthimia

Pesta Isthimia berlangsung di Korinth dan dilaksanakan dua tahun sekali.


Acaranya juga terdiri dari pertandingan olahraga, kuda, dan musik, ditambah bersampan
untuk menghormat Poseidon ( Dewa Laut ). Cabang olahraganya meliputi :

• Musik
• Olahraga berkuda
• Berenang
• Bersampan
• Pertarungan antara gladiator dan perkelahian antara manusia dengan binatang.

4. Names (Nemea)

Pesta Names diselenggarakan di Argolis dan dilaksanakan setiap dua tahun


sekali, untuk menghormati dewa Zeus. Names juga sering disebut dengan Olympic mini.

10
2.2.3 Bangsa Romawi

Romawi sebagai negara republik yang independen di mulai sekitar tahun 500
SM dan berlangsung hingga pertengahan abad kesatu SM. Negara Romawi yang sistem
pemerintahannya oligarkhi liberal, membagi penduduk ke dalam dua golongan, yaitu:

1) Patricia, terdiri dari kelompok aristokrat kaya yang dianggap


sebagai warganegara secara penuh dan dipercaya untuk menjadi pimpinan
di bidang militer dan politik;
2) Peblea, terdiri dari sebagian besar penduduk dan dianggap
sebagai warganegara secara tidak penuh, namun mereka masih mendapat
beberapa hak politik dan diperkenankan untuk mengumpulkan kekayaan.
Bangsa romawi peradapan yang merupakan perpaduan antara peradapan
atau kebudayaan yunani kuno dengan peradapan timur

Bangsa Romawi tidak mempunyai peradaban atau kebudayaan sendiri, mereka


menggunakan kebudayaan Hellenistik yaitu perpaduan antara peradaban atau kebudayaan
kuno dengan peradaban Timur. Peradaban mereka menonjolkan segi kepraktisan sebagai
gaya Romawi. Pendidikan di Romawi bukan tanggungjawab negara, melainkan menjadi
tanggung jawab serta diserahkan sepenuhnya kepada keluarga, sehingga keluarga
merupakan inti masyarakat.

• Sampai usia 13 tahun, pelaksanaan pendidikan menjadi tanggung


jawab keluarga yaitu ibu dan ayah. Di didik sampai mampu untuk membaca,
menulis, dan berhitung.
• Dalam batas usia 15-17 tahun, anak-anak bangsa Romawi harus
mengetahui dan memahami Dua Belas Tabel (Undang-undang Pertama Roma
yang tertulis) yang berlaku di masyarakat, selain penguasaan syair-syair serta
sejarah kepahlawanan.
• Pada usia 18 tahun, semua anak laki-laki harus masuk asrama
militer untuk dilatih serta dibina keterampilan militer dan berperang. Sebelum
memasuki masa dewasa, pemuda-pemuda diajar berpolitik mengikuti sidang-
sidang senat. Para pemuda diberi hak serta kebebasan belajar memahami politik
sebagai persiapan masa dewasa.

11
• Pada usia 20 tahun, mereka diakui sebagai warga negara dewasa,
berkewajiban dan mempunyai hak dalam semua bidang kehidupan negara.

Olahraga yang populer di kalangan masyarakat Romawi adalah harpastum (main


bola) dan halter (angkat besi). Selain itu, mereka sangat menggemari tontonan yang
berupa tinju, pancration (gabungan tinju – gulat), gladiator, dan perkelahian manusia
dengan binatang yang dilakukan di colloseum. Rakyat Romawi sangat memuji para
pemenang pertandingan dan perkelahian, yang kemudian menimbulkan dampak buruk
bagi bangsa Romawi pada abad keruntuhan. Therma adalah tempat mandi umum yang
besar dan mewah. Sebuah Therma dapat memuat 1600 – 3000 orang, dan dibangun dari
batu pualam, penuh hiasan Frescom, Mozaik dan patung.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

• Latihan – latihan jasmani zaman kuno dimaksudkan hanya untuk menguatkan badan
agar dapat digunakan dalam perjuangan untuk hidup (struggle for life), kehidupan
mereka di alam bebas yang ganas penuh tantangan, dan untuk menaklukkannya mereka
melakukan latihan-latihan jasmani. Selain itu, latihan jasmani bagi anak-anak zaman
kuno dilakukan dengan meniru, yang menjadi dasar dari titik sumber bagi pendidikan
langsung, yaitu dengan mengikuti orang tuanya. Pertumbuhan jasmani juga dipelihara
baik-baik, dengan cara melakukan gulat dan senam. Namun, mereka tidak mempunyai
usaha untuk mempromosikan olahraga, karena kehidupan yang masih sederhana. Dua
polis yang terkenal dan paling menonjol dalam hal kegiatan jasmani di Yunani, adalah
Sparta dan Athena.
• Polis Athena, sistem pendidikannya bersifat liberal, individual, dan demokratis untuk
menuju pada Epebhe Athena. Untuk memuja dewa-dewa, bangsa Yunani mengadakan
suatu pesta olahraga dan kesenian, yang dikenal ada empat macam, yaitu Olympia,
Phytia, Isthmia, dan Nemea. Olahraga yang ada pada zaman athena adalah lari,lompat
jauh,lompat tinggi dan lempar cakraam, mengubah music, meniup trompet, marathon,
pacuan kuda dan perlombaan kereta main bola, angkat besi,tinju,gulat,pertarungan
antara gladiator dan perkelahian antara manusia dengan binatang.serta peraturanya pada
zaman athena itumasih sederhana.
• Adapun bangsa Romawi, peradabannya menonjolkan segi kepraktisan sebagai gaya
Romawi. bangsa romawi gaya pendidikan pada masa itu lebih menekankan kepada
anak-anak untuk mengedepankan rasa tanggung jawab keluarga, misalnya ibu
mengajarkan kepada anaknya dengan sopansantun, berpakaian dan membersihkan diri,
sedangkan ayah mengajarkan membaca,berhitung,menulis,berenang dan menggunakan
senjata,serta undang-undang pemerintahan. Rakyat Romawi sangat memuji-muji para
pemenang pertandingan dan perkelahian, yang kemudian menimbulkan dampak buruk
bagi bangsa Romawi pada abad keruntuhan, karena latihan-latihan jasmani dilakukan
dengan tidak sewajarnya serta terjadi perubahan dari kultur tubuh menjadi kultus tubuh.

13
DAFTAR PUSTAKA

Sudjana I Nengah, S.pd, M.Pd., 2009. Sejarah Olahraga dan Pendidikan Jasmani.
Malang: Universitas Negeri Malang.

Achadiati, Y.S. 1988. Sejarah Peradaban Manusia: Zaman Prasejarah. Jakarta: Gita
Karya.

Hariyoko. 2003. Sejarah Olahraga dan Perkembangan Pendidikan Jasmani. Malang:


Penerbit Elang Mas.

Kieran, John, dan Dalley, Arthur. 1971. The Story of the Olympic Games. New York:
Washington Square Press.

Anang Marsinggih., 2015. Peradaban Sejarah Olahraga Di Indonesia dan Di Dunia,


Serta Hubungan Antara Keduanya. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Wijaksono., 2016. SEJARAH OLAHRAGA DAN PENDIDIKAN JASMANI YUNANI


(ATHENA & SPARTA). Malang: Universitas Negeri Malang.

SUMBER WEB

https://kuliahpendor.blogspot.com/2015/10/sejarah-olahraga.html

https://niam-jepara.blogspot.com/2011/10/makalah-sejarah-perkembangan-
olahraga.html

https://staffnew.uny.ac.id/upload/131118080/pendidikan/SEJARAH+OLAHRAGA.pdf

https://blog.unnes.ac.id/anang/2015/11/18/peradaban-sejarah-olahraga-di-indonesia-
dan-di-dunia-serta-hubungan-antara-keduanya/

https://www.dosenpendidikan.co.id/sejarah-adalah/

https://staffnew.uny.ac.id/upload/131118080/pendidikan/SEJARAH+OLAHRAGA.pdf

https://fikuniversitasnegeripadang.blogspot.com/2017/09/makalah-sejarah-olahraga-
perkembangan.html

14

Anda mungkin juga menyukai