Dengan rahmat Allah Yang Maha Esa, Dokumen Materi Teknis (Buku
Rencana) Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kudus Tahun
2012-2032 dapat diselesaikan. Penyusunan Materi Teknis RTRW Kabupaten Kudus
merupakan bagian dari proses perencanaan tata ruang, sebagai proses untuk
memperbaiki produk rencana tata ruang yang telah ada sebelumnya.
Dokumen Materi Teknis (Buku Rencana) ini memuat Materi Teknis Dokumen
Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kudus sebagai
bagian dari proses revisi Peraturan Daerah Kabupaten Kudus Nomor 16 Tahun
2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kudus Tahun 2012 -2032.
Muatan Materi Teknis Revisi RTRW Kabupaten Kudus Tahun 2012-2032 ini
disesuaikan dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 11 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penyusunan,
Peninjauan Kembali, Revisi, dan Penerbitan Persetujuan Substansi Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota, dan Rencana Detail Tata Ruang .
Tim Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyelesaian dan penyempurnaan pekerjaan ini. Besar harapan kami
Dokumen Materi Teknis (Buku Rencana) RTRW Kabupaten Kudus ini dapat
digunakan sebagai pedoman bagi Pemerintah Kabupaten Kudus dalam pelaksanaan
dan pengendalian pemanfaatan ruang.
- Tim Penyusun-
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................................................................................................1-1
1.2. Maksud, Tujuan, dan Sasaran .....................................................................................................1-2
1.3. Landasan Hukum.............................................................................................................................1-2
1.4. Ruang Lingkup..................................................................................................................................1-10
1.4.1. Ruang Lingkup Wilayah...............................................................................................1-10
1.4.2. Ruang Lingkup Kegiatan..............................................................................................1-10
1.5. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan .........................................................................................1-10
1.5.1. Tata Cara Penyusunan RTRW Kabupaten............................................................1-10
1.5.2. Muatan RTRW Kabupaten ..........................................................................................1-16
1.5.3. Format Penyajian RTRW Kabupaten......................................................................1-17
1.6. Sistematika Penulisan Laporan .................................................................................................1-18
Tabel 2.1 Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Kudus Hingga Tahun 2038.............2-26
Tabel 2.2 Proyeksi Kepadatan Penduduk Kabupaten Kudus Tahun 2032 dan
2038 .........................................................................................................................................2-28
Tabel 2.3 Luas Penggunaan Lahan Eksisting Kabupaten Kudus Hasil Interpretasi
CSRT Worldview Tahun 2014-2015...........................................................................2-30
Tabel 2.4 Simpangan Tutupan Lahan Eksisting Terhadap Rencana Pola Ruang
Kabupaten Kudus (Perda Tahun 2012) ....................................................................2-32
Tabel 7.1 Indikasi Program Revisi RTRW Kabupaten Kudus...............................................7-7
PENDAHULUAN
D. PERUMUSAN KONSEPSI
Kegiatan penyusunan konsep RTRW Kabupaten, terdiri atas:
1. Penyusunan alternatif konsep rencana, yang berisi: (a) rumusan tujuan, kebijakan, dan
strategi pengembangan wilayah kabupaten; dan (b) konsep pengembangan wilayah
kabupaten (berupa sketsa spasial yang mempertimbangkan skenario dan asumsi).
Penyusunan alternatif konsep rencana ini berdasarkan prinsip optimasi pemanfaatan
ruang wilayah kabupaten (ruang darat, ruang laut, ruang udara, termasuk ruang di
dalam bumi) sesuai dengan analisis lingkungan hidup dan/atau mempertimbangkan
rekomendasi perbaikan hasil pelaksanaan KLHS.
2. Pemilihan konsep rencana.
3. Perumusan rencana terpilih menjadi muatan RTRW Kabupaten, disertai pembahasan
antarsektor yang dituangkan dalam berita acara.
Perumusan konsepsi rencana harus terintegrasi dengan hasil rekomendasi KLHS.
Hasil kegiatan-kegiatan tersebut merupakan materi teknis RTRW Kabupaten, yang berisi:
Gambar 2.1
Agenda Pembangunan dalam RPJMN Tahun 2020-2024
Sumber: Lampiran I PerpresNomor 18 Tahun 2020 RPJMN Tahun 2020-2024
840.000
841.499
820.000 810.893 831.303
821.109
800.000
800.403
780.000 789.875
779.076
760.000
740.000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Gambar 2.3
Grafik Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Kudus Hingga Tahun 2010-2017
Sumber: Kabupaten Kudus Dalam Angka Tahun 2010-2017, Diolah
Tabel 2.1
Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Kudus Hingga Tahun 2038
JUMLAH PROYEKSI PENDUDUK TAHUN (dalam jiwa)
NO KECAMATAN
TAHUN 2017 2022 2027 2032 2037 2038
1. Kaliwungu 95.886 102.005 108.515 115.441 122.808 124.337
2. Kota 98.967 105.283 112.005 119.150 126.754 128.332
3. Jati 109.238 116.210 123.626 131.516 139.909 141.651
4. Undaan 75.696 80.527 85.666 91.133 96.949 98.157
5. Mejobo 76.902 81.810 87.031 92.585 98.494 99.720
6. Jekulo 108.663 115.598 122.975 130.824 139.173 140.905
7. Bae 73.441 78.128 83.114 88.418 94.061 95.232
8. Gebog 104.351 111.011 118.095 125.632 133.650 135.314
9. Dawe 108.334 115.248 122.603 130.428 138.751 140.479
JUMLAH 851.478 905.819 963.629 1.025.127 1.090.551 1.104.129
Sumber: Hasil Analisis Tim Penyusun
400.000
200.000
-
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2022 2027 2032 2037 2038
Gambar 2.4
Grafik Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Kudus Hingga Tahun 2038
Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun
Tabel 2.2
Proyeksi Kepadatan Penduduk Kabupaten Kudus Tahun 2032 dan 2038
LUAS PROYEKSI JUMLAH PROYEKSI KEPADATAN
NO KECAMATAN WILAYAH PENDUDUK (dalam jiwa) PENDUDUK (jiwa/hektar)
(hektar) TAHUN 2032 TAHUN 2038 TAHUN 2032 TAHUN 2038
1. Kaliwungu 3.384,19 115.441 124.337 47,07 50,70
2. Kota 1.149,76 119.150 128.332 13,16 14,17
3. Jati 2.731,46 131.516 141.651 21,73 23,40
4. Undaan 7.447,31 91.133 98.157 33,36 35,94
5. Mejobo 3.711,92 92.585 99.720 10,61 11,43
6. Jekulo 8.724,43 130.824 140.905 38,66 41,64
7. Bae 2.452,29 88.418 95.232 76,90 82,83
8. Gebog 6.053,66 125.632 135.314 33,85 36,45
9. Dawe 9.053,97 130.428 140.479 17,51 18,86
JUMLAH 44.708,99 1.025.127 1.104.129 22,93 24,70
Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun
LQ < 1 LQ > 1
Gambar 2.5
Grafik Prioritas Pengembangan Sektor Ekonomi (Unggulan) Kabupaten Kudus
Sumber: Hasil Analisis Tim Penyusun
Perubahan fungsi lahan pada kanan – kiri Jalan Lingkar Selatan Kudus (Desa Loram Lor –
Desa Gulang). Perbandingan dengan menggunakan Citra Satelit tahun 2009 dengan tahun
2017.
Perubahan fungsi lahan pada kanan – kiri Jalan Lingkar Selatan Kudus bagian barat (Desa
Pasuruan Kidul). Perbandingan dengan menggunakan Citra Satelit tahun 2009 dengan
tahun 2017.
Perubahan fungsi lahan pada kawasan permukiman di Desa Kedung Dowo – Mijen
(Kecamatan Kaliwungu). Perbandingan dengan menggunakan Citra Satelit tahun 2009
dengan tahun 2017.
Pembangunan Jalan Lingkar Utara Kudus mulai dari Kecamatan Bae – Gebog – Kaliwungu.
Perbandingan dengan menggunakan Citra Satelit tahun 2009 dengan tahun 2017.
Perkembangan penggunaan lahan di kanan – kiri Jalan Raya Kudus – Pati (Terban
Kecamatan Jekulo). Perbandingan dengan menggunakan Citra Satelit tahun 2009 dengan
tahun 2017.
B. JARINGAN BERGERAK
1. Jaringan Bergerak berupa jaringan bergerak seluler yang berada di seluruh
kecamatan. Penataan dan persebaran jaringan bergerak seluler diatur lebih lanjut
oleh Bupati.
2. Pengembangan sistem jaringan satelit yang berupa pengembangan komunikasi data
dan suara.
Rencana pola ruang wilayah kabupaten adalah rencana distribusi peruntukan ruang
wilayah kabupaten yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan fungsi budi
daya. Secara umum, pola ruang terbagi menjadi kawasan lindung dan kawasan budi daya.
Penentuan rencana pola ruang disesuaikan dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 11 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi, dan Penerbitan Persetujuan Substansi Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota, dan Rencana Detail Tata Ruang.
A. KETENTUAN INSENTIF
Insentif merupakan perangkat untuk memotivasi, mendorong, memberikan daya
tarik, dan/atau memberikan percepatan terhadap kegiatan pemanfaatan ruang yang
memiliki nilai tamnbah pada zona yang perlu didorong pengembangannya. Ketentuan
insentif berupa insentif fiskal dan insentof non fiskal. Insentif fiskal berupa pemberian
keringanan pajak, retribusi, dan/atau penerimaan bukan pajak. Insentif non fiskal berupa:
(a) pemberian kompensasi, (b) subsidi, (c) imbalan, (d) sewa ruang, (e) urun saham, (f)
fasilitas PKKPR, (g) penyediaan sarana dan prasarana, (h) penghargaan, dan/atau (i)
publikasi atau promosi. Ketentuan insentif, meliputi:
1. Insentif dari Pemerintah Kabupaten kepada pemerintah daerah lainnya, berupa:
a. Pemberian kompensasi;
b. Penyediaan sarana dan prasarana;
c. Penghargaan; dan/atau
d. Publikasi atau promosi daerah.
B. KETENTUAN DISINSENTIF
Disinsentif merupakan perangkat untuk mencegah dan/atau memberikan batasan
terhadap kegiatan pemanfaatan ruang yang sejalan dengan RTR dalam hal berpotensi
melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan. Ketentuan lebih lanjut mengenai
tata cara pemberian insentif dan disinsentif diatur oleh Bupati sesuai peraturan perundang-
undangan. Ketentuan disinsentif merupakan perangkat atau upaya untuk mencegah,
membatasi atau mengurangi kegiatan pemanfaatan ruang, berupa disinsentif fiskal dan
disinsentif non fiskal. Disinsentif fiskal berupa pengenaan pajak dan/atau retribusi yang
tinggi. Disinsentif non fiskal berupa: (a) kewajiban memberi kompensasi atau imbalan; (b)
pembatasan penyediaan prasarana dan sarana; dan/atau (c) pemberian status tertentu.
Ketentuan disinsentif, meliputi:
1. Disinsentif dari Pemerintah Kabupaten kepada pemerintah daerah lainnya, berupa
pembatasan penyediaan prasarana dan sarana.
2. Disinsentif dari Pemerintah Kabupaten kepada masyarakat, berupa:
a. Pengenaan pajak dan/atau retribusi yang tinggi;
b. Kewajiban memberi kompensasi atau imbalan; dan/atau
c. Pembatasan penyediaan prasarana dan sarana.