Anda di halaman 1dari 114

LAPORAN LENGKAP MESIN LISTRIK DC

OLEH :

NAMA : MUTMAINNA AHMAD


NIM : 210204600002
PROGRAM STUDI : TEKNIK ELEKTRO D4
KELOMPOK : 1 (PAGI)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO D4


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
LABORATORIUM MESIN LISTRIK DC
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM MESIN LISTRIK DC

OLEH :
NAMA : MUTMAINNA AHMAD
NIM : 210204600002
PROGRAM STUDI : TEKNIK ELEKTRO D4
KELOMPOK : 1 (PAGI)

MAKASSAR
2023

ii
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM MESIN LISTRIK DC

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Laporan Praktikum


Mesin Listrik DC yang disusun oleh:

Nama : Mutmainna Ahmad


NIM : 210204600002
Prodi : Teknik Elektro D4
Kelompok : 1 (pagi)

Telah diperiksa dan disahkan oleh dosen pembimbing Mata Kuliah Praktikum
Mesin Listrik DC pada tanggal Juni 2023
Makassar, Juni 2023

Dosen pembimbing, Laboran

Kholik Prasojo, S.Pd., M.Pd. Muh Nurung, S.Pd.


NIP. 19930131 202203 1 002

Mengetahui,
Dosen penanggungjawab,

Prof. Dr. H. Syahrul, M.Pd.


NIP. 19621005 198702 1 001

i
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Lengkap Praktikum
Mesin Listrik DC ini. Shalawat serta salam, senantiasa terus tercurah kepada
baginda Rasulullah SAW, yang membawa kita dari alam biadab menuju alam
yang beradab.
Adapun isi dari laporan lengkap ini berdasarkan hasil praktikum dari mata
kuliah Praktikum Mesin Listrik DC. Laporan ini merupakan kumpulan dari
laporan mingguan dari masing-masing judul praktikum yang telah penulis
lakukan, yang terdiri dari 8 judul percobaan.
Dalam penyusunan lengkap ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada para dosen dan asisten laboran yang telah membimbing dan mengarahkan
saya selama berjalannya mata kuliah ini, serta rekan-rekan dan semua pihak yang
telah membantu saya dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
ini baik yang di sengaja maupun tidak di sengaja, dikarenakan keterbatasan ilmu
pengetahuan dan wawasan serta pengalaman. Untuk itu penulis mohon maaf atas
segala kekurangan tersebut, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan penyusunan laporan berikutnya.
Akhir kata semoga laporan lengkap ini dapat bermanfaat bagi penulis
sendiri, institusi pendidikan dan masyarakat luar. Amiin

Makassar, 28 Mei 2023

Mutmainna Ahmad

DAFTAR ISI

ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
DAFTAR GAMBAR............................................................................................
BAB I.......................................................................................................................
PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Latar Belakang............................................................................................
B. Tujuan praktikum.........................................................................................
C. Manfaat praktikum.......................................................................................
BAB II.....................................................................................................................
PEMBAHASAN.....................................................................................................
A. Landasan Teori............................................................................................
B. Laporan Hasil Praktikum...........................................................................
1. Job 1 Generator DC Penguat Terpisah....................................................
2. Job 2 Generator DC Penguat Shunt.........................................................
3. Job 3 Generator DC Penguat Seri............................................................
4. Job 6 Motor DC Penguat Terpisah..........................................................
5. Job 7 Motor DC Penguat Shunt...............................................................
6. Job 8 Motor DC Penguat Seri..................................................................
7. Job 11 Transformator 1 Fasa Tes Polaritas.............................................
8. Job 12 Transformator 1 Fasa Perbandingan Belitan................................
BAB III...............................................................................................................
PENUTUP..........................................................................................................
A. Kesimpulan.................................................................................................
B. Saran............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA……………...........................................................103

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tang Kombinasi……………………………………………….


6

Gambar 2.2 Test Pen……………………………………………………………...


7

Gambar 2.3 Tachometer…………………………………………………... 7

Gambar 2.4 Rheostat….…………………………………………………… 8

Gambar 2.5 Generator DC………………………………………………… 9

Gambar 2.6 Power supply DC……………………………………………. 10

Gambar 2.7 Motor DC……………………………………………………. 10

Gambar 2.8 Power supply DC……………………………………………. 11

Gambar 2.9 Transformator 1 fasa………………………………………… 11

Gambar 2.10 Voltage Regulator………………………………………….. 13

Gambar 2.11 Multimeter…………………………………………………. 13

Gambar 2.12 Voltmeter DC……………………………………………… 14

Gambar 2.13 Amperemeter DC………………………………………….. 14

Gambar 2.14 Miliamperemeter DC……………………………………… 15

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan teknologi saat sekarang ini begitu cepat mempengaruhi seluruh
aspek pada kehidupan ini terutama dalam bidang Industri. Dunia Industri
fokus pada kecepatan dalam menghasilkan suatu produk. Produk itu yang
mempengaruhi ialah mesin-mesin listrik. Kebutuhan akan motor elektrik
merupakan kebutuhan pokok untuk memajukan suatu industri. untuk
memajukan suatu industri. Proyeksi kebutuhan akan mesin listrik di dunia
akan meningkat 6,5% setiap tahun. Wilayah Asia/Pasifik yang memiliki
penjualan terbesar.
Data ini menunjukkan mesin listrik, salah satunya motor DC sangat
berperan penting dalam kecepatan produksi dan kualitas. Namun, sering kali
dalam penggunaan motor DC di lingkungan industri mengalami kesulitan
dalam hal pengaturan nilai torsi. Peneliti juga memaparkan bahwa variabel
torsi pada motor motor DC sulit untuk diukur sehingga mereka hanya bisa
mencari estimasi variabel torsi.
Mesin listrik perlu dilakuakan pengukuran untuk mengetahui paramater
seperti, Tegangan (V), Kuat Arus Listrik (A), dan Putaran (RPM). Motor DC
dan generator DC memerlukan suplai tegangan yang searah pada kumparan
jangkar dan kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Pada
motor DC kumparan medan disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan
kumparan jangkar yang tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor
(bagian yang berputar).
Motor DC memiliki manfaat yang sangat banyak dalam kehidupan sehari-
hari dan dalam dunia industri. Motor DC dan generator DC memudahkan
pekerjaan sehingga proses industri dapat berjalan efisien. Semakin banyak
industri yang berkembang, maka akan semakin banyak mesin yang
digunakan. Semakin banyak mesin yang digunakan, maka semakin banyak
1
penggunaan motor DC dan generator DC. Oleh karena itu sangat penting
untuk mengetahui dan mengerti pengertian mesin DC, prinsip kerja, jenis-
jenis mesin, aplikasi dan perhitungan mesin listrik DC.

2
A. Tujuan praktikum
Setelah melaksanakan beberapa Praktikum Mesin Listrik DC,
mahasiswa diharapkan
dapat :
A. Untuk mengetahui prosedur Praktikum Mesin Listrik DC dengan benar.
B. Untuk mengetahui nilai dari Parameter yang terukur pada mesin listrik
DC.
C. Untuk mengetahui prinsip dan cara kerja mesin-mesin listrik DC.

B. Manfaat praktikum
Praktikum ini memberikan manfaat bagi mahasiswa sebagai berikut :
1. Memberikan pengetahuan lebih lanjut bagi mahasiswa
mengenai rangkaian mesin listrik DC.
2. Memberikan pengetahuan bagi mahasiswa tentang beberapa
jenis mesin listrik DC.
3. Dapat mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam
penyusunan sebuah laporan serta sistematika penulisannya.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Teori
Motor Listrik DC mengubah energi listrik menjadi energi mekanik untuk
menghasilkan gerakan rotasi. Konstruksi motor DC melibatkan beberapa
komponen utama, seperti kawat penghantar, rangkaian medan, rangkaian
armatur, komutator, sikat listrik, dan perumahan. Arus listrik mengalir
melalui belitan armatur yang menghasilkan medan magnet di sekitar rotor.
Interaksi antara medan magnet armatur dan medan magnet tetap (diciptakan
oleh rangkaian medan) menyebabkan rotor berputar. Komutator dan sikat
listrik memastikan arus listrik mengalir ke belitan armatur dalam urutan yang
benar, sehingga motor DC dapat berputar dalam satu arah.
Generator DC, juga dikenal sebagai generator listrik atau dinamo,
berfungsi mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Prinsip kerja
generator DC berlawanan dengan motor DC. Konstruksi generator DC juga
melibatkan komponen serupa, seperti kawat penghantar, rangkaian medan,
rangkaian armatur, komutator, sikat listrik, dan perumahan. Pada generator
DC, gerakan mekanik, seperti rotasi poros, memutar rotor. Medan magnet
tetap (dihasilkan oleh rangkaian medan) dan medan magnetik yang dihasilkan
oleh belitan armatur berinteraksi sehingga menghasilkan arus listrik pada
belitan armatur. Arus ini kemudian dapat digunakan untuk menggerakkan
beban listrik atau disimpan dalam baterai.
Perbedaan utama antara motor DC dan generator DC terletak pada arah
aliran energi. Motor DC mengubah energi listrik menjadi energi mekanik,
sedangkan generator DC mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
Baik motor DC maupun generator DC digunakan dalam berbagai aplikasi,
seperti kendaraan listrik, peralatan industri, sistem penyaluran listrik, dan
banyak lagi, tergantung pada kebutuhan spesifiknya.Motor DC (Direct
Current) adalah jenis motor listrik yang menggunakan arus searah untuk
4
menghasilkan gerakan mekanis. Konstruksi motor DC melibatkan beberapa
komponen utama, yaitu:
1. Kawat Penghantar
Motor DC menggunakan kawat tembaga sebagai penghantar listrik. Kawat
ini dibentuk menjadi gulungan melingkar yang dikenal sebagai belitan
medan dan belitan armatur.
2. Rangkaian Medan
Belitan medan terdiri dari kumparan kawat yang dihubungkan ke sumber
arus searah atau magnet permanen. Fungsi belitan medan adalah untuk
menciptakan medan magnet tetap di sekitar rotor.
3. Rangkaian Armatur
Belitan armatur merupakan kumparan kawat yang terhubung ke sumber
arus searah dan dipasang pada rotor motor. Rangkaian armatur terdiri dari
penghantar yang mengalirkan arus listrik dan menghasilkan medan
magnetik ketika berada di dalam medan magnet tetap yang dihasilkan oleh
belitan medan.
4. Komutator
Komutator terletak di bagian tengah rotor motor dan berfungsi sebagai
saklar yang memungkinkan arus mengalir ke belitan armatur dalam urutan
yang benar. Komutator terdiri dari segmen logam terpisah yang terhubung
ke belitan armatur dan disambungkan dengan sikat listrik.
5. Sikat Listrik
Sikat listrik merupakan pasangan bahan logam (misalnya, karbon) yang
berfungsi sebagai kontak gesekan dengan komutator. Sikat listrik
memastikan arus listrik dapat mengalir ke belitan armatur dengan tepat
saat rotor berputar.
6. Rangkaian Penguat
Motor DC seringkali menggunakan rangkaian elektronik penguat (seperti
transistor) untuk mengontrol arus dan tegangan yang diberikan ke belitan
armatur. Rangkaian penguat memungkinkan pengaturan kecepatan motor
dan arah putaran.

5
Adapun alat serta bahan yang digunakan selama Praktikum
Mesin Listrik DC ini dilaksanakan yaitu sebagai berikut :
1. Alat
Adapun peralatan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
1) Tang kombinasi
Tang ini merupakan tang yang sering kita jumpai pada saat bekerja
dan banyak sekali kegunaannya. Antara lain dapat digunakan untuk
menjepit, memuntir, mengupas dan memotong kabel. Ujung rahang
yang bergerigi rapat, untuk menjepit kawat atau kabel. Di tengahnya,
bagian yang bergerigi renggang, untuk mengunci mur. Rahang tajam
sebagai pemotong kawat dan kabel. Berbahan besi chrome vanadium.
Kelemahannya, jika celah antar rahang berkarang akan berakibat macet.

Gambar 2.1 Tang


Kombinasi

6
2) Tespen
Test Pen adalah obeng yang dilengkapi dengan lampu signal. Test
pen hanya sekedar untuk mengetahui adanya tegangan pada suatu
penghantar listrik, tidak untuk mengetahui besar tegangan listrik.

Gambar 2.2 Test Pen

3) Tachometer
Tachometer, atau juga dikenal sebagai tacometer, adalah alat atau
perangkat yang digunakan untuk mengukur kecepatan putar suatu poros
atau benda yang berputar. Tachometer umumnya digunakan untuk
mengukur kecepatan putar mesin atau motor, baik dalam aplikasi
industri, kendaraan, atau alat-alat lainnya.

Gambar 2.3 Tachometer

7
4) Rheostat
Rheostat adalah suatu perangkat yang digunakan untuk mengatur
atau mengendalikan arus listrik dengan mengubah resistansi (hambatan)
dalam rangkaian. Rheostat umumnya terdiri dari sebuah kumparan
penghantar berbentuk melingkar atau serangkaian penghantar yang
dapat diatur. Konstruksi dasar rheostat melibatkan sebuah elemen
penghantar yang terbuat dari kawat tahanan atau strip logam. Bagian
tengah dari penghantar ini biasanya digunakan sebagai titik kontak yang
terhubung ke sumber arus listrik.

Gambar 2.4 Rheostat

1. Bahan
Adapun bahan/komponen yang dibutuhkan untuk memasang instalasi
listrik
yaitu :
a. Generator
Generator DC (Direct Current) adalah perangkat yang mengubah
energi mekanik menjadi energi listrik searah (DC). Generator DC
bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik, di mana lectro
mekanik yang menghasilkan perubahan medan lectrom di dalam

8
generator menghasilkan arus listrik.

Konstruksi dasar generator DC melibatkan beberapa komponen


utama, termasuk :
1. Kawat penghantar
Generator DC memiliki kumparan penghantar berbentuk melingkar
yang terbuat dari bahan konduktor, seperti tembaga. Kawat
penghantar ini diletakkan pada rotor (bagian yang berputar)
generator.
2. Rangkaian medan
Generator DC memiliki medan magnet tetap, yang biasanya
dihasilkan oleh elektromagnet atau magnet permanen. Medan
magnet ini ditempatkan pada stator (bagian yang diam) generator.
3. Komutator
Komutator adalah komponen yang terhubung dengan kawat
penghantar pada rotor. Komutator berfungsi memutus dan
menghubungkan aliran arus listrik dari kawat penghantar saat rotor
berputar.

9
Gambar 2.5 Generator DC

B. Power supply DC
Power supply DC (Direct Current) adalah perangkat elektronik
yang digunakan untuk menyediakan tegangan listrik DC yang stabil
dan terkontrol. Power supply DC mengubah tegangan AC
(Alternating Current) dari sumber listrik utama menjadi tegangan DC
yang diperlukan oleh perangkat elektronik.

Gambar 2.6 Power supply DC

C. Motor DC
Motor DC (Direct Current) adalah jenis motor listrik yang
menggunakan arus searah (DC) untuk menghasilkan gerakan mekanik.
Motor DC bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik, di
mana arus listrik menghasilkan medan magnet yang berinteraksi
dengan medan magnet tetap untuk menghasilkan gerakan rotasi.

10
Gambar 2.7 Motor DC

D. Power supply DC
Power supply DC (Direct Current) adalah perangkat elektronik
yang digunakan untuk menyediakan tegangan listrik DC yang stabil
dan terkontrol untuk keperluan penggunaan elektronik. Power supply
DC mengubah tegangan AC (Alternating Current) dari sumber listrik
utama menjadi tegangan DC yang diperlukan oleh perangkat

elektronik.

Gambar 2.8 Power supply DC

E. Transformator
Transformator 1 fasa adalah jenis transformator yang digunakan
untuk mengubah tegangan AC (Alternating Current) pada satu fasa
menjadi tegangan AC yang berbeda pada satu fasa lainnya.
Transformator ini umumnya digunakan dalam aplikasi rumah tangga,
komersial, dan industri yang membutuhkan pengubahan tegangan
listrik.
Konstruksi dasar transformator 1 fasa melibatkan beberapa komponen
utama, termasuk:
1. Inti Transformator
Inti transformator terbuat dari bahan feromagnetik seperti besi atau
11
baja, yang membentuk jalur magnetik untuk aliran fluks magnetik.
Bentuk umum inti transformator adalah E, I, atau toroid (cincin).
2. Kumparan Primer
Kumparan primer adalah kumparan yang terhubung ke sumber
tegangan AC yang akan diubah. Kumparan primer ini biasanya
memiliki jumlah lilitan yang lebih sedikit dibandingkan dengan
kumparan sekunder, dan dikendalikan oleh tegangan input.
3. Kumparan Sekunder
Kumparan sekunder adalah kumparan yang terhubung ke beban
atau peralatan yang membutuhkan tegangan yang berbeda.
Kumparan sekunder ini biasanya memiliki jumlah lilitan yang lebih
banyak dibandingkan dengan kumparan primer, dan menghasilkan
tegangan output yang diatur oleh perbandingan jumlah lilitan
dengan kumparan primer.
4. Inti Pendingin
Transformator 1 fasa biasanya dilengkapi dengan inti pendingin
atau radiator untuk mendinginkan transformator selama operasi.
Pendinginan yang baik penting untuk menjaga suhu transformator
agar tetap dalam batas yang aman.

.
Gambar 2.9 Transformator 1 fasa

12
F. Voltage regulator
Voltage regulator (regulator tegangan) adalah perangkat elektronik
yang digunakan untuk mempertahankan tegangan listrik pada tingkat
yang stabil dan terkontrol. Tugas utama voltage regulator adalah
menjaga tegangan output pada tingkat yang diinginkan meskipun
terjadi fluktuasi tegangan input atau perubahan pada beban yang
terhubung. Voltage regulator umumnya digunakan dalam power
supply dan sirkuit listrik untuk menjaga kestabilan tegangan.

Gambar 2.10 Voltage Regulator

G. Multimeter
Multimeter, juga dikenal sebagai Volt-Ohm Meter (VOM), adalah
perangkat pengukur yang digunakan untuk mengukur berbagai
parameter listrik dalam suatu rangkaian. Multimeter dapat mengukur
tegangan listrik (voltmeter), arus listrik (ampermeter), dan resistansi
(ohmmeter).

13
Gambar 2.11 multimete
H. Voltmeter DC
Voltmeter DC adalah jenis multimeter yang dirancang khusus
untuk mengukur tegangan listrik DC (Direct Current). Voltmeter DC
digunakan untuk mengukur tegangan pada sumber daya DC, baterai,
rangkaian elektronik, dan sistem listrik lainnya yang menggunakan
tegangan DC. Voltmeter DC biasanya dilengkapi dengan skala yang
dapat dipilih untuk mengukur berbagai tingkat tegangan. Beberapa
voltmeter DC modern menggunakan display digital untuk menampilkan
nilai tegangan dengan presisi numerik, sedangkan voltmeter DC
tradisional menggunakan jarum yang bergerak pada skala analog.

Gambar 2.12 Voltmeter DC

I. Amperemeter DC
Amperemeter DC adalah jenis multimeter yang digunakan khusus
untuk mengukur arus listrik DC (Direct Current). Amperemeter DC
dirancang untuk mengukur aliran arus DC yang mengalir melalui suatu
rangkaian, seperti aliran arus melalui komponen elektronik atau sumber
daya DC. Amperemeter DC memiliki resistansi yang rendah dan
dihubungkan secara seri dalam rangkaian untuk mengukur arus. Hal ini
memungkinkan arus untuk mengalir melalui amperemeter DC dan
menghasilkan pembacaan yang akurat.

14
Gambar 2.13 Amperemeter DC

J. Miliamperemeter DC
Miliamperemeter, juga dikenal sebagai mA meter, adalah jenis
amperemeter yang digunakan untuk mengukur arus listrik dalam skala
Miliampere (mA). Miliamperemeter sering digunakan untuk
mengukur arus yang relatif kecil, seperti arus yang mengalir melalui
rangkaian elektronik, sensor, atau perangkat kecil lainnya.
Miliamperemeter memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap arus kecil
dan memiliki rentang pengukuran yang cocok untuk mengukur arus
dalam satuan mA.
Miliamperemeter umumnya digunakan dalam mode seri, di mana
aliran arus mengalir melalui miliamperemeter sebelum mencapai
rangkaian atau beban yang diuji.

15
Gambar 2.14 Miliamperemeter DC

16
A. Laporan Hasil Praktikum
Pada praktek mesin listrik akan membahas tentang :
1. Generator DC Penguat Terpisah
2. Generator DC Penguat Shunt
3. Generator DC Penguat Seri
4. Motor DC Penguat Terpisah
5. Motor DC Penguat Shunt
6. Motor DC Penguat Seri
7. Transformator 1 Fasa Tes Polaritas
8. Transformator 1 Fasa Perbandingan Belitan
9. Transformator 1 Fasa Beban Nol

17
Laboratorium Mesin Listrik Nama : Mutmainna Ahmad
Jurusan Pend. Teknik Elektro Job 1 Nim : 210204600002
Fakultas Teknik Generator DC Kelompok : 1 (Pagi)
Penguat Terpisah
Universitas Negeri Makassar Tanggal : 27/02/2023

A. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan mahasiswa diharapkan dapat :
1. Bangun rangkaian percobaan pengawatan generator penguatan terpisah
2. Menjelaskan hubungan antara tegangan jepit dengan perubahan medan
magnet generator DC penguatan terpisah pada keadaan beban nol dimana
putaran (n) konstan dan arus
3. beban = nol atau VG f (lm) dimana n = konstan dan IL = 0
4. Menjelaskan hubungan antara tegangan jepit sebagai fungsi arus
penguatan medan generator DC penguatan terpisah pada keadaan
berbeban, dimana parso (n) dan arus beban konstan (Karakteristik
Berbeban) atau VG = f(Im). dimana n konstan dan IL = konstan.
5. Menjelaskan hubungan antara tegangan jepit sebagai fungsi perubahan
arus beban generator di penguatan terpisah pada keadaan berbeban,
dimana putaran (n) dan arus medan konstan (Karakteristik Luar), atau V G
= f(IL). dimana n = konstan dan Im = konstan

B. Teori Dasar
Generator adalah suatu mesin atau peralatan yang dapat mengubah tenaga
mekanik menjadi tenaga listrik tenaga mekanik di sini digunakan untuk
memutar kumparan lewat penghantar dalam medan magnet maupun
sebaliknya memutar magnet di antara kumparan kawat penghantar. Sumber
tenaga mekanik atau sumber penggerak generator dapat berasal dari tenaga
panas, tenaga potensial dari arus listrik motor diesel tenaga angin, tenaga
ombak dan lain sebagainya.

18
Konstruksi umum dari generator DC antara lain :
1. Generator dibuat dengan menggunakan medan magnet permanen atau non
magnetik berupa gulungan sebagai stator regulator tegangan digital
produksi terhadap beban lebih penyearah bearing dan rumah generator
serta bagian luar
2. Generator DC terdiri dari dua bagian yaitu stator bagian mesin DC yang
diam dan rotor bagian DC yang bergerak
3. Bagian stator terdiri dari rangkaian motor berikan stator sikat karbon dan
bearing
4. Bagian rotor terdiri dari komutator belitan motor poros motor

Generator DC yang terpisah adalah generatoryang lilitan medanya


dihubungkan ke sumber DC yang sumber energi listriknya tidak tergantung.

19
C. Rangkaian Percobaan

D. Gambar Pelaksanaan

20
E. Alat Dan Bahan
No
Nama alat dan bahan Jumlah
.
1 Motor DC 1 buah
2 Generator DC 1 buah
3 Power supply 2 buah
4 Rheostat (Rh) 1 buah
5 Tachometer 1 buah
6 Voltmeter dc (Vg) 1 buah
7 Amperemeter dc (IL) 1 buah
8 Miliamperemeter dc 1 buah
9 Beban resistif (RL) 1 buah
10 Kabel penghubung 18 buah

F. Langkah Kerja
1. Untuk karakteristik beban nol generator DC penguat terpisah Vc = f(Im)
dimana n = konstan dan I = 0
a. Bangun rangkaian pengawatan seperti pada rangkaian percobaan.
b. Atur Power Supply 1 sampai mencapai putaran (n) nominal, gunakan
Tachometer untuk mengukur putaran (n) (rpm).
c. Memposisikan hambatan medan (Rheostat = Rh) maksimum, masukan
sakelar S sakelar pada beban RI set belum di-on-kan.
d. Atur Power Supply 2 atau hambatan medan (Rh) secara bertahap, catat
tegangan generator (VG) dan arus medan (I) dengan menjaga putaran
(n) konstan pada tabel tabulasi.
e. Buat karakteristik, analisis data dan kesimpulan.

2. Untuk karakteristik beban nol generator DC penguat terpisah (VG) = f


(Im) dimana n dan IL= konstan
a. Bangun rangkaian pengawatan seperti pada rangkaian percobaan.
b. Atur Power Supply 1 sampai mencapai putaran (n) nominal, gunakan

21
Tachometer untuk mengukur putaran (n) (rpm).

c. Pada posisi hambatan medan (Rheostat = Rh) maksimum, masukan


sakelar S.
d. Atur beban R dengan dengan memasukkan sakelar satu demi satu
sampai diperoleh arus beban (IL) konstan.
e. Atur Power Supply 2 atau hambatan medan (Rh) secara bertahap, catat
tegangan generator (Va) dan arus medan (Im) dengan menjaga putaran
(n) konstan pada tabel tabulasi.
f. Buat karakteristik, analisis data dan kesimpulan.

3. Untuk karakteristik beban nol generator DC penguat terpisah VG dimana n


dan Im = konstan f (IL)
a. Membangun rangkaian pengawatan seperti pada rangkaian percobaan.
b. Atur Power Supply 1 sampai mencapai putaran (n) nominal, gunakan
Tachometer untuk mengukur putaran (n) (rpm).
c. Pada posisi hambatan medan (Rheostat = Rhm) maksimum, masukan
sakelar S.
d. Atur Power Supply 2 atau Rheostat sampai diperoleh arus medan
konstan.
e. Atur Power Supply 2 atau hambatan medan (Rh) secara bertahap, catat
tegangan generator (VG) dan arus medan (Im) dengan menjaga putaran
konstan pada tabel tabulasi
f. Buat karakteristik, analisis data dan kesimpulan.

G. Keselamatan Kerja
1. Sebelum mahasiswa memasuki ruangan praktek, mahasiswa diharuskan
menggunakan jas laboratorium
2. Rangkaian percobaan diperiksa oleh dosen pembimbing sebelum diberi
tegangan kerja
3. Perhatikan langkah kerja atau prosedur kerja yang akan dilakukan

22
4. Alat dan bahan sebelum digunakan periksa terlebih dahulu baik atau
tidaknya
5. Dilarang bekerja dalam keadan bertegangan
6. Perhatikan polaritas alat ukur sebelum digunakan
7. Dilarang menggangu kelompok lain atau teman selama praktikum
berlangsung
8. Selesai mengadakan praktikum, semua alat dan bahan dikembalikan ke
tempat semula
9. Sebelum meninggalkan ruangan praktek, mahasiswa diwajibkan
membersihkannya.

H. Tabulasi Data
1. Tabel pengamatan
a. Untuk karakteritik beban nol generator DC penguatan terpisah, VG =
f(lm) dimana n = 3250 rpm (konstan) dan I₁ = 0 Ampere
Tahap Vg (Volt) Im (Ampere)
1 4 0.25
2 3,6 0,26
3 3,3 0,27
4 3 0.28
5 2,6 0,29

b. Untuk karakteritik beban nol generator DC penguatan terpisah, VG =


f(lm) dimana n =3250 rpm (konstan) dan I₁ = 0,04 A (Konstan)
Tahap Vg (Volt) Im (Ampere)
1 4 0,2
2 3,6 0,3
3 3,3 0,4
4 3 0,5

23
5 2,7 0,6

c. Untuk karakteritik luar generator DC penguatan terpisah, VG = f(IL)


dimana n = 3250 rpm (konstan) dan I₁ = 0,05 Ampere (Konstan)
Tahap Vg (Volt) IL (Ampere) RL
1 4 0,08 100
2 3,6 0,024 300
3 3,3 0,33 500
4 3 0,36 600
5 2,7 0,44 1000

2. Gambar Karakteristik
a. Untuk Karakteristik beban nol, Vg = f(Im)
4.5

3.5

Vg (Volt)
2.5

1.5

0.5

0
0.25 0.26 0.27 0.28 0.29
Im (Ampere)
Series 1

24
b. Untuk Karakteristik berbeban generator DC penguat terpisah, Vg =
f(Im)
4.5

3.5

3
Vg (Volt)
2.5

1.5

0.5

0
0.2 0.3 0.4 0.5 0.6

Im (Ampere)
Series 1

c. Untuk karakteristik luar generator dc penguat terpisah, Vg = f(IL)


4.5

3.5

3
Vg (Volt)
2.5

1.5

0.5

0
0.08 0.24 0.33 0.36 0.44
IL (Ampere)
Series 1

25
I. Analisis Data
1. Untuk karakteristik beban nol, Vg = f(Im)
Berdasarkan hasil percobaan dengan meningkatnya arus Medan tegangan
yang dihasilkan oleh generator semakin besar ini menunjukkan bahwa
tegangan yang dihasilkan oleh generator dalam keadaan tidak berbeban
dan putaran yang konstan berbanding lurus dengan arus Medan (Im)
2. Untuk karakteristik berbeban, Vg = f(Im)
Berdasarkan hasil percobaan dengan menaikkan arus Medan, tegangan
yang dihasilkan oleh generator juga semakin besar hal ini menunjukkan
bahwa dalam keadaan berbeban atau konstan dan putaran yang konstan
tegangan yang dihasilkan oleh generator berbanding lurus dengan arus
Medan (Im)
3. Untuk karakteristik luar, Vg = f(IL)
berdasarkan hasil percobaan setelah generator diberi beban secara bertahap
maka harus beban semakin besar dan tegangan yang dihasilkan oleh
generator menjadi semakin kecil hal ini menunjukkan bahwa tegangan
yang dihasilkan oleh generator berbanding terbalik dengan arus beban luar
(IL).

J. Kesimpulan
1. Untuk karakteristik beban nol, Vg = f(Im)
Berdasarkan hasil percobaan disimpulkan bahwa dalam keadaan tidak
berbeban semakin besar arus Medan maka tegangan yang dihasilkan oleh
generator juga semakin besar.
2. Untuk karakteristik berbeban, Vg = f(Im)
Berdasarkan hasil percobaan disimpulkan bahwa dalam keadaan berbeban
konstan dan putaran yang konstan pula semakin besar arus Medan maka
tegangan yang dihasilkan oleh generator juga semakin besar
3. Untuk karakteristik luar, Vg = f(IL)

26
Berdasarkan hasil percobaan disimpulkan bahwa semakin besar beban
generator maka arus beban IL juga akan semakin besar dan tegangan yang
dihasilkan oleh generator menjadi kecil.

Laboratorium Mesin Listrik Nama : Mutmainna Ahmad


Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Job 2 Nim : 210204600002
Fakultas Teknik Generator DC Kelompok : 1 (Pagi)
Penguat Shunt
Universitas Negeri Makassar Tanggal : 20/03/2023

A. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan :
1. Dapat bangun rangkaian percobaan pengawatan generator penguatan shunt
2. Dapat menjelaskan hubungan antara tegangan jepit dengan perubahan
medan magnet generator DC penguatan sound pada keadaan beban nol di
mana putaran (n) konstan dan arus beban = nol atau Vg =f (Im)
3. Dapat menjelaskan hubungan antara tegangan jepit sebagai fungsi arus
penguatan Medan generator DC penguatan pada keadaan berbeban di
mana putaran (n) dan arus beban konstan karakteristik dari beban atau Vg
=f (Im), dimana n = konstan dan IL=konstan
4. Dapat menjelaskan hubungan antara tegangan jepit sebagai fungsi
perubahan arus perubahan generator DC penguatan pada keadaan berbeban
dimana putaran n dan arus Medan konstan (karakteristik luar) atau Vg =f
(Im), dimana n = konstan dan Im=konstan

B. Teori Dasar
Generator shunt adalah generator penguatan sendiri di mana lilitan
penguatan magnetnya dihubungkan secara paralel dengan lilitan jangkar
terjadinya penguatan sendiri pada generator pada dasarnya adalah sama
dengan penguatan pada generator penguatan terpisah atau penguat bebas ciri

27
utama generator adalah kumparan penguat Medan dipasang paralel terhadap
kumparan jangkar pada generator shunt untuk mendapatkan penguatan sendiri
diperlukan :
1. Adanya sisa magnet pada sistem penguat
2. Hubungan dari rangkaian Medan pada jangkar harus sedemikian hingga
arah medan yang terjadi dan terkuat Medan yang sudah ada mesin shunt
akan gagal membangkitkan tegangan apabila 1 sisa magnetik tidak ada dua
hubungan Medan terbalik
3. Tahanan rangkaian penguat terlalu besar

28
C. Gambar Rangkaian

D. Rangkaian Pelaksanaan

29
30
E. Alat Dan Bahan
No
Nama alat dan bahan Jumlah
.
1 Motor dc 1 buah
2 Generator dc 1 buah
3 Power supply 1 buah
4 Rhoestat (Rh) 1 buah
5 Tachometer 1 buah
6 Voltmeter dc (Vg) 1 buah
7 Amperemeter dc (IL) 1 buah
8 Miliamperemeter Dc 1 buah
9 Beban resistif (RL) 1 buah
10 Kabel penghubung 20 Buah

F. Langkah Kerja
1. Untuk karakteristik beban nol generator DC penguat Shunt VG = f (Im)
dimana n-konstan dan IL = 0
a. Bangun rangkaian pengawatan seperti pada rangkaian percobaan
b. Atur power supply 1 sampai mencapai putaran (n) nominal, gunakan
Tachometer untuk mengukur putaran (n) (rpm)
c. Pada posisi hambatan medan (Rheostat = Rh) maksimum, masukan
sakelar S sakelar pada beban RL set belom di-on-kan
d. Atur power suplai 2 atau hambatan medan (Rh) secara bertahap, catat
tegangan generator (VG) dan arus medan (Im) dengan menjaga putaran
(n) konstan pada tabel tabulasi
e. buat karakteristik, analisis data dan kesimpulan

2. Untuk karakteristik beban nol generator DC penguat Shunt (VG) = f (Im)


dimana n dan IL = konstan
a. Bangun rangkaian pengawatan seperti pada rangkaian percobaan
b. Atur Power Supply 1 sampai mencapai putaran (n) nominal, gunakan

31
Tachometer untuk mengukur putaran (n) (rpm)

c. Pada posisi hambatan medan (Rheostat = Rhm) maksimum, masukan


sakelar
d. Atur beban RL set dengan dengan memasukkan sakelar satu demi satu
sampai diperoleh arus beban (11) konstan
e. Atur Power supply 2 atau hambatan medan (Rh) secara bertahap, catat
tegangan generator (VG) dan arus medan (Im) dengan menjaga putaran
(n) konstan pada tabel tabulasi
f. Buat karakteristik, analisis data dan kesimpulan

G. Keselamatan Kerja
1. Sebelum memasuki ruangan praktek, mahasiswa diharuskan
menggunakan jas laboratorium
2. Rangkaian percobaan diperiksa oleh dosen pembimbing sebelum diberi
tegangan kerja
3. Perhatikan langkah kerja atau prosedur kerja yang akan dilakukan
4. Alat dan bahan sebelum digunakan periksa terlebih dahulu baik atau
tidaknya
5. Dilarang bekerja dalam keadan bertegangan
6. Perhatikan polaritas alat ukur sebelum digunakan
7. Dilarang menganggu kelompok lain atau teman selama praktikum
berlangsung
8. Selesai mengadakan praktikum, semua alat dan bahan dikembalikan
petugas atau laboran dalam keadaan baik
9. Sebelum meninggalkan ruangan praktek, mahasiswa diwajibkan
membersihkan ruangan

32
H. Tabulasi Data
1. Tabel pengamatan
1.) Untuk karakteristik beban nol generator DC penguat shunt VG = f(Im)
dimana n = 3169 rpm (kontsan) dan IL = 0 A
Tahap Vg (Volt) Im (Ampere)
1 34,5 40
2 34,1 39,9
3 33,9 39,7
4 33,6 39,5
5 33,1 39,2

2.) Untuk karakteristik generator DC penguat shunt VG = f(Im) dimana n =


3175 rpm (kontsan) dan IL = 4,1 A
Tahap Vg (Volt) Im (Ampere)
1 9 10,5
2 8,8 9,2
3 8,7 8,5
4 8,2 8,2
5 8 7,9

3.) Untuk karakteristik luar generator DC penguat shunt VG = f(IL) dimana


n = 3175 rpm (kontsan) dan Im = 10,5 A (konstan)
Tahap Vg (Volt) IL (Ampere) RL (watt)
1 12,2 0,4 200
2 10,9 0,6 400
3 10 0,9 600
4 9,2 1,2 800
5 8,5 1,4 1000

33
2. Gambar karakteristik
a. Untuk karakteristik beban nol, VG = f(Im)
35

34.5

Vg (Volt)
34

33.5

33

32.5

32
39.1 39.2 39.3 39.4 39.5 39.6 39.7 39.8 39.9 40 40.1

Im (Ampere)

b. Untuk karakteristik berbeban, VG = f(Im)


9.2

9
Vg (volt)
8.8

8.6

8.4

8.2

7.8

7.6

7.4
7 7.5 8 8.5 9 9.5 10 10.5 11

Im (miliampere)

34
c. Untuk karakteristik luar, VG = f(IL)
13

12

Vg (volt)
11

10

7
0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6

IL (ampere)

I. Analisis Data
1. Untuk karakteristik beban nol, VG = f(Im
Berdasarkan hasil percobaan ketiga Rhoestat (Rh) diatur secara bertahap,
arus Medan (Im) meningkat dan tegangan (VG) yang dihasilkan oleh
generator tetap ini menunjukkan bahwa tegangan (VG) yang dihasilkan
oleh generator dalam keadaan tidak berbeban dan putaran yang konstan
berbanding tetap dengan arus Medan (Im)
2. Untuk karakteristik berbeban, VG = f(Im)
3. Berdasarkan hasil percobaan setelah generator diberi beban konstan
kemudian Rhoestat (Rh) diatur secara bertahap, arus Medan (Im) menjadi
semakin besar dan tegangan (VG) yang dihasilkan oleh generator tetap ini
menunjukkan bahwa dalam keadaan berbeban konstan dan putaran yang
konstan pula tegangan yang dihasilkan oleh generator beban berbanding
tetap dengan arus Medan (Im)

35
4. Untuk karakteristik luar, VG = f(IL)
5. Berdasarkan hasil percobaan setelah generator diberi beban secara
bertahap maka arus beban (IL) semakin besar dan tegangan (VG) yang
dihasilkan semakin mengecil ini menunjukkan bahwa tegangan (VG)
yang dihasilkan oleh generator berbanding terbalik dengan arus beban
(IL).

J. Kesimpulan
1. Untuk karakteristik beban nol, VG = f(Im), Berdasarkan hasil percobaan
dapat disimpulkan bahwa dalam keadaan tidak berbeban dan putaran (n)
yang konstan, arus Medan (Im), semakin besar dan tegangan (VG) yang
dihasilkan oleh generator tetap.
2. Untuk karakteristik berbeban, VG = f(Im), Berdasarkan hasil percobaan
dapat disimpulkan bahwa dalam keadaan berbeban (konstan)dan putaran
(n) yang konstan pula arus Medan (Im) semakin besar dan tegangan yang
dihasilkan oleh generator tetap.
3. Untuk karakteristik luar, VG = f(IL), Berdasarkan hasil percobaan dapat
disimpulkan bahwa semakin besar beban yang diberikan ke generator
maka arus beban (IL) juga semakin besar dan tegangan (VG) yang
dihasilkan oleh generator semakin mengecil.

36
Laboratorium Mesin Listrik Nama : Mutmainna Ahmad
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Job 3 Nim : 210204600002
Fakultas Teknik Generator DC Kelompok : 1 (Pagi)
Penguatan Seri
Universitas Negeri Makassar Tanggal : 10/04/2023

A. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan mahasiswa diharapkan:
1. Dapat Bangun rangkaian percobaan pengawatan generator penguatan seri
2. Dapat menjelaskan hubungan antara tegangan jepit sebagai fungsi arus
penguatan medan generator DC penguatan seri pada keadaan berbeban,
dimana putaran (n) konstan (Karakteristik Luar ), atau VG = f(It), dimana
n = konstan.

B. Teori Dasar
Generator DC merupakan suatu sistem Listrik dinamis yang mengubah
energi mekanik menjadi energi listrik. Berdasarkan cara memberikan fluks
pada kumparan tegangan akan dibangkitkan Pada generator. Generator
Penguat seri yaitu gulungan medan di hubungkan Secara seri dengan
Konduktor anker. seperti Pada gambar rangkaian dimana seluruh arus
mengalir melalui Kumparan medon Serta beban. Karena belitan medan Seri
membawa arus beban penuh dan belitan ini didesain dengan Lilitan Kawat
tebal yang relatif Sedikit. Oleh karena itu hambatan Listrik dari belitan
Medan seri sangat rendah (hampir 0.5 ohm.).
Generator arus searah (DC) generator arus searah yaitu generator dimana
tegangan yang dihasilkan (tegangan Output) berupa tegangan searah. Karena
didalamnya terdapat sistem penyearah yang dilakukan bisa berupa oleh
Komutator generator DC terdiri dari dua bagian yaitu; Stator ialah bagian
mesin DC yang diam, dan bagian rotor ialah bagian mesin DC yang berputar.
Pada bagian Stator terdiri dari; rangka motor belitan stator, Sikat arang,
bearing dan terminal box.

37
Prinsip Kerja Generator DC Pembangkit tegangan Induksi Oleh Sebuah
generator diperoleh melalui dua cara ;
a. Dengan menggunakan cincin seret, menghasilkan tegangan Induksi
bolak-balik.
b. Dengan menggunakan Komutator menghasilkan
tegangan Dc (searah).

38
C. Gambar Rangkaian

D. Rangkaian Pelaksanaan

39
E. Alat Dan Bahan
No
Nama alat dan bahan Jumlah
.
1 Motor dc 1 buah
2 Generator dc 1 buah
3 Power supply 1 buah
4 Rhoestat (Rh) 1 buah
5 Tachometer 1 buah
6 Voltmeter dc (Vg) 1 buah
7 Amperemeter dc (IL) 1 buah
8 Miliamperemeter Dc 1 buah
9 Beban resistif (RL) 1 buah
10 Kabel penghubung 10 buah

F. Langkah Kerja
Untuk karakteristik beban nol generator DC penguat seri VG = f (IL) dimana
n = konstan.
a. Bangun rangkaian pengawatan seperti pada rangkaian percobaan
b. Pada posisi hambatan medan (Rheostat = Rhm) maksimum, masukan
pengusaha S
c. Atur Power Supply 1 sampai mencapai putaran (n) nominal, gunakan
Tachometer untuk mengukur putaran (n) (rpm)
d. Atur beban RL set dengan memasukkan sakelarnya satu demi satu secara
bertahap, catat tegangan generator (VG) dan arus beban (IL) dengan
menjaga putaran (n) konstan pada tabel tabulasi
e. Buat karakteristik, analisis data dan kesimpulan.

40
G. Keselamatan Kerja

1. Sebelum memasuki ruangan praktek, mahasiswa diharuskan


menggunakkan jas laboratoriun

2. Rangkaian percobaan diperiksa oleh dosen pembimbing sebelum diberi


tegangan kerja

3. Perhatikan langkah kerja atau prosedur kerja yang akan dilakukan

4. Alat dan bahan sebelum digunakan periksa terlebih dahulu baik atau
tidaknya

5. Dilarang bekerja dalam keadan bertegangan

6. Perhatikan polaritas alat ukur sebelum digunakan

7. Dilarang menganggu kelompok lain atau teman selama praktikum


berlangsung

8. Selesai mengadakan praktikum, semua alat dan bahan dikembalikan


petugas atau laboran dalam keadaan baik

9. Sebelum meninggalkan ruangan praktek, mahasiswa diwajibkan


membersihkan ruangan

41
H. Tabulasi Data
1. Tabel pengamatan
Untuk karakteristik beban nol generator DC penguat seri VG = f (IL)
dimana n = 452 rpm

Tahap Vg (Volt) IL (Ampere) RL


1 3,19 0,020 100
2 3,25 0,030 300
3 3,30 0,031 500
4 3,35 0,040 600
5 3,50 0,043 700
6 3,55 0,045 800
7 3,65 0,062 1000

2. Gambar karakteristik
Untuk karakteristik luar VG = f (IL

3.5

Vg (volt)2.5
2

1.5

0.5

0
0.02 0.03 0.031 0.04 0.043 0.045 0.062

IL (ampere)

42
I. Analisa Data
1. Untuk karakteristik luar VG = f (IL)
Berdasarkan hasil percobaan, ketika RI (Beban Resistif) yang
diatur secara bertahap, arus medan (Ampere) mening- kat secara bertahap
dan tegangan (VG) yang dihasilkan oleh generator juga meningkat secara
bertahap berbarengan dengan Peningkatan yang diatur Pada RL (Beban
Resistif). Pada Karakteristik Luar, VG = f (IL).

J. Kesimpulan
1. Untuk karakteristik luar VG = f (IL)
Berdasarkan hasil Percobaan, dapat disimpulkan bahwa pada saat
RL (Beban Resistif) diatur secara bertahap maka arus medan IL dan
tegangan VG juga meningkat secara bertahap meningkat sesuai Kenaikan
IL (Beban Resistif) untuk Karakteristik Luar. Va of (IL).

43
Laboratorium Mesin Listrik Nama : Mutmainna Ahmad
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Job 6 Nim : 210204600002
Fakultas Teknik Motor DC Kelompok : 1 (Pagi)
Penguat Terpisah
Universitas Negeri Makassar Tanggal : 06/03/2023

A. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan, Mahasiswa diharapkan:
1. Dapat Bangun rangkaian pengawatan motor penguat terpisah seperti pada
rangkaian percobaan
2. Dapat menjelaskan hubungan antara putaran (n)dengan arus medan
motor DC penguat terpisah pada beban nol, dimana V = konstan, n = f
(Im)
3. Dapat menjelaskan hubungan antara putaran (n) dengan tegangan moto
DC pada beban nol dimana Im- konstan.
4. Dapat menjelaskan hubungan antara putaran (n) dengan torsi motor DC
penguat terpisah pada keadaan berbeban dimana V = konstan
5. Dapat menjelaskan hubungan antara putaran dengan arus jangkar (L)
motor DC penguat terpisah pada keadaan berbeban, dimana V = konstan.
6. Dapat menjelaskan hubungan antara torsi dengan arus jangkar motor DC
penguat terpisah pada keaadaan berbeban, dimana V = konstan.

B. Teori Dasar
Motor Dc penguat terpisah adalah motor Dc yang dimana arus penguat
medannya diperoleh atau didapatkan dari Sumber arus searah Dc diluar
motor. Lilitan yang dilalui oleh arus akan menampakkan diri didalam medan
magnet atau didalam suatu medan geomaknetik pada Sebuah buah motor
dengan sedemikian arus. dengan sedemikian rupa, sehingga mengurangi atau
menurunkan garis gaya yang terbanyak, Jadi Keadaan tak seimbang Jadi
seimbang dengan demikian bila memakai saatu alat pembauk (Komutator)

44
diperoleh putaran (n) terus menerus, gaya yang bekerja pada penghantar yang
di ales arus tersebut dinamakan gaya Lorentz.
Pada motor yang diberi beban disamping medan utama akan timbul medan
angker. Oleh karena itu disini diperlukan kutub Medan Lilitan Jangkar sebuah
motor berputar dalam medan magnet sehingga anan ditimbulkan GGL.
Motor DC adalah motor listrik yang memerlukan Suplay tegangan arus
searah (DC) Direct current arus listrik yang nilainya tidak berubah Arah
Pengali. ran arus listriknya hanya positif atau hanya negatif saja.

45
C. Gambar Rangkaian

D. Rangkaian Pelaksanaan

46
E. Alat Dan Bahan

No Nama alat dan bahan Jumlah

1 Motor DC 1 buah

2 Edy current load (EL) 1 buah

3 Power supply (Ps) 2 buah

4 Rhoestat (Rh) 2 buah

5 Tachometer 1 buah

6 Voltmeter DC (v) 1 buah

7 Amperemeter DC (Ia) 1 buah

8 Miliamperemeter DC (Im) 1 buah

9 Kabel penghubung 15 buah

F. Langkah Kerja
1. Untuk karakteristik beban nol motor DC penguat terpisah, n = f (Im), V =
konstan
d. Bangun pengawatan seperti pada gambar rangkaian
e. Memposisikan sakelar PS dalam keadaan Off dan hambatan medan
maksimum
f. Mengaktifkan dan Atur PS 1 sampai tegangan konstan
g. Atur PS 3 atau Rh seacara bertahap, mencatat setiap tahap arus
medan dan putaran (n) dengan menjaga tegangan kontan pada tabel
yang disediakan
h. Buat karakteristik analisis data dan kesimpulan
2. Untuk karakteristik beban nol motor DC penguat terpisah n = f (V)
dimana Im=konstan
a. Melakukan langkah a dan b seperti pada poin 1 di atas

47
b. Mengaktifkan PS 3 dan Atur sampai mencapai arus medan konstan
c. Atur PS1 secara bertahap, mencatat setiap tahap tegangan dan
putaran (n) dengan menjaga arus medan konstan pada tabel
d. Buat karakteristik, analisis data dan kesimpulan
3. Untuk karakteristik beban nol motor DC penguat terpisah VG = f(IL)
dimana n dan Im = konstan
1. Bangun rangkaian pengawatan seperti pada rangkaian percobaan
2. Atur Power Supply 1 sampai mencapai tegangan konstan, demikian
pula PS 3 dion sampai arus medan (Im) mendekati nominal.
3. Atur Power Supply 2 atau hambatan medan (Rh) secara bertahap.
mencatat torsi (T) dan arus jangkar (la) dengan menjaga tegangan
konstan pada tabel tabulasi
4. Buat karakteristik, analisis data dan kesimpulan.

G. Keselamatan Kerja

1. Sebelum memasuki ruang praktek, mahasiswa diharuskan menggunakan


jas laboratoriun

2. Rangkaian percobaan diperiksa oleh dosen pembimbing sebelum diberi


tegangan kerja

3. Perhatikan langkah kerja atau prosedur kerja yang akan dilakukan

4. Alat dan bahan sebelum digunakan periksa terlebih dahulu.

5. Dilarang bekerja dalam keadan bertegangan

6. Perhatikan polaritas alat ukur sebelum digunakan

7. Dilarang menganggu kelompok lain atau teman selama praktikum


berlangsung

8. Selesai mengadakan praktikum, semua alat dan bahan dikembalikan


petugas atau laboran dalam keadaan baik

9. Sebelum meninggalkan ruangan praktek, mahasiswa diwajibkan

48
membersihkan ruangan

49
H. Tabulasi Data
1. Tabel pengamatan
a. Untuk karakteristik beban nol motor dc penguat terpisah (pengaturan
kecepatan), n = f(Im), dimana V = 12 V(konstan)

Tahap N (rpm) Im (A)


1 265,3 0,5
2 334,3 1
3 331,2 1.5
4 328,0 2
5 345,6 2,5

b. Untuk karakteristik beban nol motor dc penguat terpisah (pengaturan


tegangan), n = f(V), dimana Im =2 A(konstan)

Tahap N (rpm) V (Volt)


1 109 0,5
2 1185 0.7
3 1267 0.9
4 1720 10
5 2490 12

50
c. Untuk karakteristik berbeban motor dc penguat terpisah (mekanik, n
= f(T), Luar : n = f (Ia), dan koppel listrik : T = f (Ia), dimana V = 12
V(konstan)

Tahap T(Nm) Ia (A) n (rpm)


1 0,2 2,2 2580
2 0,4 2,16 2767
3 0,6 2,18 2785
4 0.8 2,26 2557
5 1 2,5 2720

2. Gambar karakteristik
a. Untuk karakteristik beban nol (pengaturan kecepatan), n = f(Im)
370

350

n (rpm)
330

310

290

270

250
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3

Im(A)

51
b. Untuk karakteristik beban nol (pengaturan tegangan), n = f(V)
3000

2500

2000

n (rpm) 1500

1000

500

0
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Volt(V)

c. Untuk karakteristik berbeban (mekanik, n = f(T),


2850

2800

2750

2700
n (rpm)
2650

2600

2550

2500

2450

2400
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1

T(Nm)

52
d. Untuk karakteristik berbeban (K Luar), n = f(Ia),
2850

2800

2750

2700

2650
n (rpm)
2600

2550

2500

2450

2400
2.15 2.16 2.17 2.18 2.19 2.2 2.21 2.22 2.23 2.24 2.25 2.26

Ia(A)

e. Untuk karakteristik berbeban (K koppel listrik), T = f(Ia),


1.2

T(Nm) 0.8

0.6

0.4

0.2

0
2.15 2.16 2.17 2.18 2.19 2.2 2.21 2.22 2.23 2.24 2.25 2.26

Ia(A)

53
Analisis Data

1. Untuk karakteristik beban nol (pengaturan kecepatan), n = f(Im), setelah


power Supply 3 diatur secara bertahap, arus medan (lm) semakin besar
dan putaran (n) motor menjadi lebih cepat, Ini menunjukkan bahwa
Jumlah putaran n motor berbanding lurus dengan arus medan (lm).
2. Untuk karakteristik beban nol (pengaturan tegangan), n = f(V), Setelah
tegangan dinaikkan secara bertahap kecepatan putaran motor menjadi
Lebih cepat. Hal ini menunjukkan bahwa Jumlah Putaran (n) motor
berbanding lurus dengan tegangan (V).
3. Untuk karakteristik berbeban (mekanik, n = f(T), setelah motor diberi
beban (EL) dan tegangan beban dinaikkan secara bertahap torsi (T)
meningkat dan put ran (n) motor tidak stabil dimana tahap 1 sampai 3
mengalami peningkatan kecepatan, namun setelah masuk tahap 4 putaran
motor menjadi Lambat. Kemudian tahap 5 jumlah putaran menjadi lebih
cepat. hal ini menunjukkan bahwa pada putaran motor berbanding
terbalik dengan Torsi (T).
4. Untuk karakteristik berbeban (K Luar), n = f(Ia), motor Dc penguat
terpisah, adalah motor diberi beban (EL) dan tegangan beban dinaikkan
secara bertahap arus Jangkar (1a) meningkat dan Putaran (n) motor tidak
stabil (naik furun) kecepatanya ini menunjukkan bahwa putaran (n)
motor berbanding terbalik dengan arus Jatigkar (Ia).
5. Untuk karakteristik berbeban (K koppel listrik), T = f(Ia), Motor De
penguat terpisah adalah motor diberi beban (EL) dan tegangan beban
dinaikkan secara bertahap, torsi (T) meningkat dan arus Jangkar (la)
meningkat ini menunJukkan bahwa arus Jangkar (la) berbanding lurus
dengan torsı (T).

54
I. Kesimpulan
1. Untuk karakteristik beban nol (pengaturan kecepatan), n = f(Im), Motor
DC Penguat terpisah, berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan
bahwa dengan tegangan (V) yang Konstan, Semakin besar arus medan
(lm) maka Jumlah Putaran (n) motor Juga akan semakin besar.
2. Untuk karakteristik beban nol (pengaturan tegangan), n = f(V), motor DC
penguat terpisah, berdasarkan hasil Percobaan dapat disimpulkan bahwa
dengan arus medan (Im) yang konstan semakin besar tegangan (V) maka
Jumlah Putaran (1) motor Juga akan semakin besar
3. Untuk karakteristik berbeban (mekanik, n = f(T), motor DC penguatan
terpisah, berdasarkan hasil percobaan dapat di Simpulkan bahwa
tegangan (v) yang Konstan semakin besar torsi (T) yang dihasilkan maka
Jumla putaran (h) tidak stabil dimana tegangannya naik turun.
4. Untuk karakteristik berbeban (K Luar), n = f(Ia), motor DC penguat
terpisah, berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa dengan
tegangan(v) yang Konstan. semakin besar arus Jangkar (Ia) maka Jumlah
Putaran (n) tidak stabil dimana teganganya dari tahap 1-3 Kecepatan
naikk dan saat tahap 4 mengalami Perlambatan dan saat tahap 5
kecepatan (n) naik
5. Untuk karakteristik berbeban (K koppel listrik), T = f(Ia), motor Dc
penguat terpisah, berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa
dengan tegangan (v) yang Konstan dan tegangan pada beban (EL)
dinaikkan secara bertahap, menunjukkan semakin besar torsi (T) maka
arus Jangkar (Ia) Juga akan semakin besar.

55
Laboratorium Mesin Listrik Nama : Mutmainna Ahmad
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Job 7 Nim : 210204600002
Fakultas Teknik Motor DC Kelompok : 1 (Pagi)
Penguat Shunt
Universitas Negeri Makassar Tanggal : 27/03/2023

A. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan, mahasiswa diharapkan:
1. Dapat Bangun rangkaian pengawatan motor penguatan Shunt seperti pada
rangkaian percobaan.
2. Dapat menjelaskan hubungan antara putaran (n) dengan arus medan (Im).
Motor DC pengutan Shunt pada keadaan beban nol (K. Pengaturan
Kecepatan), dimana tegangan konstan. Atau n = f(lm), dimanaV = konstan
3. Dapat menjelaskan hubungan antara putaran (n) dengan tegangan (V)
motor DC penguatan Shunt pada keadaan beban nol (K. Pengaturan
Tegangan), dimana arus medan konstan. Atau n = f(V), dimana I= konstan.
4. Dapat menjelaskan hubungan antara putaran (n) dengan torsi (T) motor DC
penguatan Shunt pada keadaan berbeban (K. Mekanik), dimana tegangan
konstan. Atau n = f(T), dimana V = konstan
5. Dapat menjelaskan hubungan antara putaran (n) dengan arus jangkar (I.)
motor DC penguatan Shunt pada keadaan berbeban (K. Luar), dimana
tegangan konstan. Atau n= f(I.), dimana V = konstan.
6. Dapat menjelaskan hubungan antara torsi (T) dengan arus jangkar (I.)
motor DC penguatan Shunt pada keadaan berbeban (K. Koppel), dimana
tegangan konstan. Atau T= f(I), dimana V = konstan.

B. Teori Dasar
Motor DC Penguatan shunt adalah motor DC yang Kumparan medannya
dihubungkan secara paralel dengan Kumparan anger (armature widing). Motor
DC tipe Shunt ini merupakan tipe motor yang sering digunakan, hal ini karena

56
motor DC pengu atan Shunt memiliki kecepatan yang hampir Konstan
meskipun terjadi perubahan beban (Kecepatan akan berkurang apabila
mencapai torsi tertentu). Karena Kumparan medan akan dan kump aran
Jangkar angker dihubungkan secara paralel, maka, maka total arus listrik
merupakan penjumlahan dari arus yang melalui kumparan medan dan arus
yang melalui kumparan angker.
Konstans! Motor DC Penguatan shunt sama dengan semua Jenis motor
DC. Motor ini dapat dibangun dengan bagian-bagian dasar seperti belitan
medan, komutator, dan armature. Prinsip kerja motor DC Penguatan Shunt
adalah Setiap kali motor Dc di hidupkan maka arus DC mengalir ke seluruh
stater dan juga rotor. Lilitan arus ini akan menghasilkan dua bidang yaitu
bidang serta angker. Di cela udara antara armature dan sepatu lapangan, Ada
dua medan magnet Yang saling merespon Untuk memutar armature.
Komutator membalik arah aliran arus Jangkar Pada celah biasa. Jadi medan
armature dilalui dengan field pole untuk Semua waktu itu terus memutar
armatur dalam arah yang sama.
Karakteristik motor DC penguatan shunt meliputi :
1. Motor DC Im bekerja pada kecepatan tetap setelah di supply tega ngan
diatur.
2. Motor DC In terbalik oleh putaran disekitar Kolector motor seperti motor
seri.
3. Pada motor tipe ini dengan meningkatkan arus motor, torsi dapat
ditingkatkan tanpa mengurang, Kecepatan. Motor DC shunt memniki
Karakteristik berbeda dengan motor Sejenis. Karena medan kumparan
paralel terbuat darikabel yang kecil. Motor In tidak dapat memproduksi
arus yang besar ketika mulai melakukan putaran seri Seperti pada medan
kumparan seri. Hal ini berarti torsi motor shunt mempunyai torsi awal yang
lemah, ketika Voltase diaplikasikan ke motor listrik resistansi yang tinggi
pada kumparan paralel menjagaarus mengalir lambat.

57
C. Gambar Rangkaian

D. Rangkaian Pelaksanaan

58
E. Alat Dan Bahan

No Nama alat dan bahan Jumlah

1 Motor DC 1 buah

2 Edy current load (EL) 1 buah

3 Power supply (Ps) 2 buah

4 Rhoestat (Rh) 2 buah

5 Tachometer 1 buah

6 Voltmeter DC (v) 1 buah

7 Amperemeter DC (Ia) 1 buah

8 Miliamperemeter DC (Im) 1 buah

9 Kabel penghubung 12 buah

F. Langkah Kerja
1. Untuk karakteristik beban nol motor DC penguatan Shunt n = f(Im),
dimana V = konstan
a. Bangun rangkaian pengawatan seperti pada rangkaian percobaan
b. Semua sakelar Power Supply dalam keadaan off dan posisi hambatan
medan medan (Rheostat = Rh) maksimum.
c. Meng-on-kan Power Supply I (PS1) dan Atur sampai mencapai
tegangan (V) konstan.
d. Atur hambatan medan (Rheostat -Rh) secara bertahap, setiap tahap
mencatat arus medan (Im) dan putaran (n) dengan menjaga tegangan
(V) konstan pada tabel yang telah disediakan.
e. Buat karakteristik, analisis data, dan kesimpulan .

59
2. Untuk karakteristik beban nol motor DC penguatan Shunt n = f(V), dimana
Im konstan
a. Bangun rangkaian pengawatan seperti pada rangkaian percobaan
b. Semua sakelar Power supply dalam keadaan off dan posisi hambatan
medan medan (Rheostat = Rh) maksimum.
c. Atur hambatan medan (Rheostat = Rh) sampai mencapai arus medan
(Im) konstan.
d. Atur Power Supply 1 (PS1) secara bertahap, setiap tahap mencatat
tegangan (V) dan putaran (n) dengan menjaga arus medan (Im)
konstan pada tabel yang telah disediakan.
e. Buat karakteristik, analisis data, dan kesimpulan.

3. Untuk karakteristik berbeban motor DC Penguatan Shunt n = f(T), n =


f(la), dan T= f (1) dimana V = konstan
a. Bangun rangkaian pengawatan seperti pada rangkaian percobaan.
b. Semua sakelar Power Supply dalam keadaan off dan posisi hambatan
medan medan (Rheostat = Rh) maksimum.
c. Meng-on-kan Power supply 1 (PS1) dan Aturnya sampai mencapai
tegangan (V) konstan,dan Atur sampai arus medan (I) mendekati
nominal.
d. Atur Power Supply 2 (PS2) secara bertahap, setiap tahap mencatat Torsi
(T), arus jangkar (la), dan putaran (n) dengan menjaga tegangan (V)
konstan pada tabel yang telah disediakan.

G. Keselamatan Kerja

1. Sebelum memasuki ruangan praktikum, mahasiswa diharuskan


mmenggunakan jas laboratoriun

2. Rangkaian percobaan diperiksa oleh dosen pembimbing sebelum diberi


tegangan kerja

60
3. Perhatikan langkah kerja atau prosedur kerja yang akan dilakukan

4. Alat dan bahan sebelum digunakan periksa terlebih dahulu baik atau
tidaknya

5. Dilarang bekerja dalam keadan bertegangan

6. Perhatikan polaritas alat ukur sebelum digunakan

7. Dilarang menganggu kelompok lain atau teman selama praktikum


berlangsung

8. Selesai mengadakan praktikum, semua alat dan bahan dikembalikan


petugas atau laboran dalam keadaan baik

9. Sebelum meninggalkan ruangan praktek, mahasiswa diwajibkan


membersihkan ruangan

H. Tabulasi Data
a. Tabel pengamatan
a. Untuk karakteristik beban nol motor DC penguatan Shunt(pengaturan
kecepatan) n = f(Im), dimana V = 11 V (konstan)

Tahap N (rpm) Im (A)


1 267,5 1,2
2 409,6 1
3 539 0,9
4 510,5 0,6
5 357 0,4

61
b. Untuk karakteristik beban nol motor DC penguatan Shunt (pengaturan
tegangan) n = f(V), dimana Im = 1,2 A (konstan)

Tahap N (rpm) V (Volt)


1 154,8 5
2 242,1 7
3 278,2 8
4 400,4 9
5 432,8 10

c. Untuk karakteristik berbeban motor DC Penguatan Shunt ( Mekanik :


n = f(T) luar, n = f(la), dan koppel listrik T= f (Ia) dimana V = 12 V
(konstan)

Tahap T(Nm) Ia (A) n (rpm)


1 2797 6,6 214,5
2 3125 6 192,6
3 5847 6,8 102,6
4 6263 6,7 95,8
5 7228 6,9 83

62
b. Gambar karakteristik
a. Untuk karakteristik beban nol motor DC penguatan Shunt(pengaturan
kecepatan) n = f(Im)
600

550

N(rpm)
500

450

400

350

300

250

200
0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4

Im (A)

b. Untuk karakteristik beban nol motor DC penguatan Shunt (pengaturan


tegangan) n = f(V)
490

440

390
N(rpm)
340

290

240

190

140
4 5 6 7 8 9 10 11

V(Volt)

63
c. Untuk karakteristik berbeban motor DC Penguatan Shunt ( Mekanik :
n = f(T)
230

210

N(rpm) 190
170

150

130

110

90

70
2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500 7000 7500

T(Nm)

d. Untuk karakteristik berbeban motor DC Penguatan Shunt ( k.luar)


n = f(Ia)
230

210

190
N(rpm)
170

150

130

110

90

70
5.8 6 6.2 6.4 6.6 6.8 7

I(A)

64
e. Untuk karakteristik berbeban motor DC Penguatan Shunt ( k.koppel
listrik) T = f(Ia)
7500

7000

6500
T(Nm)
6000

5500

5000

4500

4000

3500

3000

2500
5.8 6 6.2 6.4 6.6 6.8 7

Ia(A)

65
Analisis Data

1. Untuk karakteristik beban nol motor DC penguatan Shunt (pengaturan


kecepatan) n = f(Im), bahwa dengan menjaga tegangan tetap Konstan dan
arus penguat medan Im Yang di atur dengan menggunakan rheostat (Rh)
menunjukkan bahwa semakin besar arus medan yang diberikan maka
Semakin lambat Putaran (n) Pada motor.
2. Untuk karakteristik beban nol motor DC penguatan Shunt (pengaturan
tegangan) n = f(V), Saat tegangan (v) dinaikkan Secara bertahap dan
menjaga arus medan (m) tetap Konstan Sambil mengamati beberapa alat
ukur, didapatkan bahwa Kecepatan putaran motor Juga mengalami
kenaikan, hal in dikarenakan laju Induksi Semakin cepat pada motor.
3. Untuk karakteristik berbeban motor DC Penguatan Shunt ( Mekanik) n =
f(T), pada percobaan ini dengan menaikkan tegangan pada power supply 2
secara bertahap yang membuat beban (nm) Juga naik secara bertahap,
berdasarkan data-data dari hasil ukur, didapatkan bahwa semakin besar
beban (Torsi Nm), maka Putaran motor juga akan melambat hal ini karena
gaya Induksi melawan gaya mekanik sehingga terjadi perlawanan arah
Putaran.
4. Untuk karakteristik berbeban motor DC Penguatan Shunt ( k.luar) n =
f(Ia), yaitu pengujian Pengaruh arus Jangkar terha dap putaran motor yang
berbeban arus Jangkar (la) Pada motor meningkat dan Kecepatan yang
dihasilkan oleh motor menurun.
5. Untuk karakteristik berbeban motor DC Penguatan Shunt ( k.koppel
listrik) T = f(Ia), pada percobaan ini dengan Keadaan motor ber beban,
berdasarkan hasil dari Pengukuran didapatkan bahwa semakin besar beban
Torsi (Nm) yang diberikan maka arus Jangkar (la) akan semakin besar.

66
I. Kesimpulan
1. Untuk karakteristik beban nol motor DC penguatan Shunt(pengaturan
kecepatan) n = f(Im), dapat disimpulkan yaitu Potaran motor (n)
berbanding terbalik dengan arus medan (lm) motor.
2. Untuk karakteristik beban nol motor DC penguatan Shunt (pengaturan
tegangan) n = f(V), dapat disimpulkan bahwa putaran motor (n)
berbanding lurus dengan tegangan (v)
3. Untuk karakteristik berbeban motor DC Penguatan Shunt ( Mekanik : n =
f(T), dapat disimpulkan bahwa putaran motor (n) berbanding terbalik
dengan torsi (Nm).
4. Untuk karakteristik berbeban motor DC Penguatan Shunt ( k.luar) n =
f(Ia), dapat disimpulkan bahwa Putaranı motor (n) berbanding terbalik
dengan arus Jangkar (Ia)
5. Untuk karakteristik berbeban motor DC Penguatan Shunt ( k.koppel
listrik) T = f(Ia), dapat disimpulkan bahwa torsi (Nm) berbanding lurus
dengan arus Jangkar (Ia).

67
Laboratorium Mesin Listrik Nama : Mutmainna Ahmad
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Job 8 Nim : 210204600002
Fakultas Teknik Motor Dc Kelompok : 1 (Pagi)
Penguat Seri
Universitas Negeri Makassar Tanggal : 15/05/2023

A. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan,mahasiswa diharapkan:
1. Dapat Bangun rangkaian pengawatan motor penguat seri seperti pada
rangkaian percobaan
2. Dapat menjelaskan hubungan antara putaran (n) dengan arus medan motor
DC penguat seri pada beban nol (K. Pengaturan Kecepatan), dimana V =
konstan n = f (lm)
3. Dapat menjelaskan hubungan antara putaran (n) dengan tegangan motor
DC penguatan seri (K.Pengaturan Tegangan) pada beban nol, atau n = f(V)
dimana Im konstan.
4. Dapat menjelaskan hubungan antara putaran (n) dengan torsi (T) motor DC
penguatan seri pada keadaan berbeban (K.Mekanik) dimana V = konstan
5. Dapat menjelaskan hubungan antara putaran (n) dengan arus jangkar (la)
motor DC penguatan seri pada keadaan berbeban, dimana V = konstan.
6. Dapat menjelaskan hubungan antara torsi dengan arus jangkar motor DC
penguat seri pada keaadaan berbeban (K.Koppel),atau T = f(I)
dimana V = konstan.

B. Teori Dasar
Motor DC seri adalah jenis motor listrik yang memiliki kumparan medan
dan kumparan belitan dalam seri, artinya kumparan medan dan belitan
dipasang secara berurutan dalam sirkuit. Motor DC seri menghasilkan gerakan
rotasi melalui interaksi antara medan magnet dan arus listrik yang mengalir
melalui kumparan belitan. Ketika arus mengalir melalui kumparan belitan,

68
medan magnet di sekitarnya terbentuk. Interaksi antara medan magnet ini
dengan medan magnet pada kumparan medan menghasilkan gaya yang
menyebabkan rotor (bagian berputar motor) bergerak.
Torsi yang dihasilkan oleh motor DC seri bergantung pada arus yang
mengalir melalui belitan dan medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan
medan. Semakin besar arus yang mengalir, semakin besar torsi yang
dihasilkan. Namun, kecepatan motor DC seri cenderung berbanding terbalik
dengan beban yang diterapkan. Ketika beban meningkat, kecepatan motor
cenderung menurun, dan sebaliknya. Motor DC seri memiliki karakteristik
yang khas. Ketika arus meningkat, torsi motor meningkat secara proporsional,
dan kecepatan motor menurun. Sebaliknya, ketika arus menurun, torsi
menurun, dan kecepatan motor meningkat. Karakteristik ini memungkinkan
motor DC seri untuk memberikan torsi awal yang tinggi, menjadikannya cocok
untuk aplikasi yang membutuhkan torsi awal yang besar, seperti lift dan traksi
kendaraan.

69
C. Gambar Rangkaian

D. Rangkaian Pelaksanaan

70
E. Alat Dan Bahan

No Nama alat dan bahan Jumlah

1 Motor DC 1 buah

2 Edy current load (EL) 1 buah

3 Power supply (Ps) 2 buah

4 Rhoestat (Rh) 1 buah

5 Tachometer 1 buah

6 Voltmeter DC (v) 1 buah

7 Amperemeter DC (Ia) 1 buah

8 Kabel penghubung 10 buah

F. Langkah Kerja
1. Untuk karakteristik beban nol motor DC penguatan seri, n = f (Im), V =
konstan
a. Bangun pengawatan seperti pada gambar rangkaian
b. Semua sakelar PS dalam keadaan Off dan posisi hambatan medan (Rh
= Rheostat) maksimum
c. Atur PS I di-on-kan dan diatur sampai tegangan konstan
d. Atur Rh seacara bertahap, setiap tahap catat arus medan dan putaran (n)
dengan menjaga tegangan kontan pada tabel yang disediakan.
e. Buat karakteristik analisis data dan kesimpulan

2. Untuk karakteristik beban nol motor DC penguatan seri n = f (V) dimana


Im-konstan
a. Melakukan langkah a dan b seperti pada poin I diatas

71
b. Atur hambatan medan (Rh= Rheostat) sampai mencapai arus medan
(Im) konstan
c. Atur PS 1 diatur secara bertahap, setiap tahap catat tegangan dan
putaran (n) dengan menjaga arus medan (I) konstan pada tabel.
d. Buat karakteristik, analisis data dan kesimpulan
3. Untuk karakteristik beban nol motor DC penguatan seri n = f(T), n = f(la)
dan T- f(la) dimana V konstan
a. Bangun rangkaian pengawatan seperti pada rangkaian percobaan
b. Atur Power Supply (PS) 1 sampai mencapai tegangan konstan,
demikian pula Rheostat diatur sampai arus medan (Im) mendekati
secara nominal.
c. Atur Power Supply 2 atau hambatan medan (Rh) secara bertahap.
mencatat torsi (T) dan arus jangkar (I) dengan menjaga tegangan
konstan pada tabel tabulasi
d. Buat karakteristik, analisis data dan kesimpulan

G. Keselamatan Kerja

1. Sebelum memasuki ruangan praktek, mahasiswa diharuskan menggunakan


jas laboratoriun
2. Rangkaian percobaan diperiksa oleh dosen pembimbing sebelum diberi
tegangan kerja
3. Perhatikan langkah kerja atau prosedur kerja yang akan dilakukan
4. Alat dan bahan sebelum digunakan periksa terlebih dahulu baik atau
tidaknya
5. Dilarang bekerja dalam keadan bertegangan
6. Perhatikan polaritas alat ukur sebelum digunakan
7. Dilarang menganggu kelompok lain atau teman selama praktikum
berlangsung
8. Selesai mengadakan praktikum, semua alat dan bahan dikembalikan
petugas atau laboran dalam keadaan baik
9. Sebelum meninggalkan ruangan praktek, mahasiswa diwajibkan

72
10. membersihkan ruangan sebelum ditinggalkan.
11.
H. Tabulasi Data
1. Tabel pengamatan
a. Untuk karakteristik beban nol motor DC penguatan seri, n = f (Im),
V = 25 V konstan

Tahap n (rpm) Im (A)


1 938 4
2 784 3
3 763 2,3
4 679 2
5 595 1

b. Untuk karakteristik beban nol motor DC penguatan seri n = f (V)


dimana Im= 22 A konstan

Tahap n (rpm) V (Volt)


1 464 10
2 654 15
3 941 18
4 1153 20
5 1226 23

73
c. Untuk karakteristik berbeban motor DC penguatan seri ( mekanik n =
f(T), luar : n = f(la) dan koppel listrik T= f(la), dimana V = 18 V
(konstan)

Tahap T(Nm) Ia (A) n (rpm)


1 1567 5,5 574
2 2032 5 443
3 2036 4,4 442
4 2118 4,2 425
5 2158 3.8 417

2. Gambar karakteristik
a. Untuk karakteristik beban nol (pengaturan kecepatan), n = f (Im)
970

920

870
N(rpm)
820

770

720

670

620

570
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5

Im(A)

74
b. Untuk karakteristik beban nol (pengaturan tegangan) n = f (V)
1300

1200

1100

N(rpm)
1000

900

800

700

600

500

400
8 10 12 14 16 18 20 22 24

V(Volt)

c. Untuk karakteristik berbeban (mekanik) n = f (T)


600

580

560

540
N(rpm)
520

500

480

460

440

420

400
1500 1600 1700 1800 1900 2000 2100

T(Nm)

75
d. Untuk karakteristik berbeban (k.luar) n = f (Ia)
600

580

560
N(rpm)
540

520

500

480

460

440

420

400
3.5 4 4.5 5 5.5 6

Ia(A)

e. Untuk karakteristik berbeban (K. koppel listri) T= f (Ia)


2200

2100

2000
T(Nm)
1900

1800

1700

1600

1500
3.5 4 4.5 5 5.5 6

Ia(A)

I. Analisa Data

76
1. Untuk karakteristik beban nol (pengaturan kecepatan), n = f (Im), Dari
tabel diatas dapat diketahui bahwa ada hubungan antara tegangan,
Kecepatan dan arus. Pada motor sen beban nol, Saat tegangan Konstan
Kemudian hambatan Rh diatur Secara bertahap maka Kecepatan motor
akan menurun seiring dengan penurungan arus, motor seri beban nol
memiliki kecepatan yang berbandeng lurus dengan arus medan.
Peningkatan hambatan membuat arus menurun dan torsi juga menurun.
2. Untuk karakteristik beban nol (pengaturan tegangan) n = f (V), Dari
tabulasi data praktikum dapat dihat bahwa semakin tinggi tegangan yang
diberikan maka kecepatan motor Juga meningkat. Hal tersebut berkaitan
dengan hubungan antara tegangan dan Kecepatan Pada motor Dc Seri
secara Umun kecepatan motor bergantung Pada tegangan yang di berikan
pada motor.
3. Untuk karakteristik berbeban (mekanik) n = f (T), Pada tabulasi data dapat
dilihat bahwa semakin tinggi arus dan tegangan diatur Konstan Pada angka
180 ditemukan Kecepatan motor akan naik Sementara torsi menurun
begitupun sebaliknya. Hal tersebut berkaitan dengan hubung anantara arus
dan Kecepatan semakin tinggi arus angker maka semakin tinggi torsi yang
dihasilkan yang membuat Kecepatan meningkat.
4. Untuk karakteristik berbeban (k.luar) n = f (Ia), Pada tabulasi data dapat
dilihat bahwa ta arus Jangkar akan meningkat sewing meningkatnya
Kecepatan rpm.
5. Untuk karakteristik berbeban (K. koppel listri) T= f (Ia), Pada tabel dapat
dilihat pada saat nilai torsi meningkat maka nilai kecepatan akan menurun.
Hal ini disebabkan oleh karakteristik dari motor sen itu sendiri dimana
torsi berbanding terbalik dengan arus angker dan kecepatan.

77
J. Kesimpulan
1. Untuk karakteristik beban nol (pengaturan kecepatan), n = f (Im), nilal n
(rpm) dan arus (la) berbanding lurus atau Keduanya akan mengalami
peningkatan secara beriringan.
2. Untuk karakteristik beban nol (pengaturan tegangan) n = f (V), nilai Rpm
berbanding lurus dengan tegangan, sema- kin tinggi tegangan maka
semakin tinggi pula nilai Rpm-nya.
3. Untuk karakteristik berbeban (mekanik) n = f (T), hubungan antara
Putaran (Rpm) dengan torsi T berbanding terbalik
4. Untuk karakteristik berbeban (k.luar) n = f (Ia), nilai deri N (rpm)
berbanding lurus dengan nilai arus Jangkar, arus yang naik dan turun
beriringan dengan nila rpm
5. Untuk karakteristik berbeban (K. koppel listri) T= f (Ia), memiliki
hubungah yang berbanding berbanding terbalik antar torsi T (Nm) dengan
arus Jangkar saat arus Jangkar menurun maka torsi akan meningkat.

78
Job 11 Nama : Mutmainna
Laboratorium Mesin Listrik
Ahmad
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Transformator Nim : 210204600002
Fakultas Teknik 1 Fasa Test Polaritas Kelompok : 1 (Pagi)

Universitas Negeri Makassar Tanggal : 26/05/2023

A. Tujuan Praktikum
Setelah melaksanakan percobaan, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Bangun rangkaian pengawatan transformator 1 fasa seperti pada
rangkaian percobaan
2. Menentukan polaritas relatif antara belitan primer dan belitan sekunder
transformator 1 fasa.
3. Menentukan polaritas penjumlahan (additive) dan polaritas pengurangan
(subtractive) suatu transformator 1 fasa.

B. Teori Dasar
Pada dasarnya transformator terdapat dua kumparan Yang
dipasang pada masing-masing Kaki Inti besi. Apabila arus bolak- balik AC
dimasukkan kedalam salah Satu (Kumparan Primer) maka timbul medan
magnet bolik- balik. Karena bolak balik itu arus gayanya memotong
Kumparan satunya (Kumparan skunder) sehingga meng Induksi tegangan
dalam Kumparan in (skunder). Oleh Karena itu banyaknya arus gaya yang
memotong Primer dan skunder sama. Maka besar tegangan ggl dalam tiap-
tiap Lilitan Primer dan skunder sama. Cara Untuk menentukan polaritas
tanpa melihat keterangan Sehingga dapat menentukan tegangan Induksi
yang dibanding Kan dalam sebuah transformator dikenal dua polaritas
yaitu 1 Polaritas Pengurangan (subtractive)

Rumus yang digunakan :


Vx < V1 disebut polaritas pengurangan (subtractive)

79
Vx> Vi disebut polaritas penjumlaan (additive)

Keterangan:
V₁: Tegangan pada sisi primer
Vx: Tegangan antara sisi primer dan sisi sekunder

C. Gambar Rangkaian

D. Rangkaian Pelaksanaan
1. Primer : a – b, sekunder : c – d

80
2. Primer : a – b, sekunder : e - f

3. Primer : a – b, sekunder : g – h

4. Primer : a – b, sekunder : d – c

5. Primer : a – b, sekunder : f – e

81
6. Primer : a – b, sekunder : h – g

7. Primer : c – d, sekunder : e – f

8. Primer : c – d, sekunder : g – h

82
9. Primer : c – d, sekunder : h – g

10. Primer : a – b + c – d, sekunder : e – f + g – h

11. Primer : a – b + c – d, sekunder : e – f + h – g

12. Primer : a – b + c – d, sekunder : f – e + g – h

83
13. Primer : a – b + c – d, sekunder : f – e + h – g

84
E. Alat Dan Bahan

No Nama alat dan bahan Jumlah

1 Transformator 1 fasa 1 buah

2 Voltage regulator (VR) 1 buah

3 Voltmeter AC 3 buah

4 Multimeter 1 buah

5 Kabel penghubung 15 buah

F. Langkah Kerja
1. Bangun rangkaian pengawatan seperti pada rangkaian percobaan
2. Tulislah data transformator yang digunakan.
3. Perhatikan batas ukur dari masing-masing alat ukur
4. Voltage Regulator (VR) di ON dan naikan tegangan output secara
bertahap sesuai dengan yang tercantum pada tabel pengamatan
5. Lakukan pengamatan secermat mungkin dan catat tegangan.
6. Buatlah analisis data (hitung) dan kesimpulan.

G. Keselamatan Kerja

1. Sebelum memasuki ruangan praktek, mahasiswa diharuskan


mmenggunakan jas laboratoriun
2. Rangkaian percobaan diperiksa oleh dosen pembimbing sebelum
diberi tegangan kerja
3. Perhatikan langkah kerja atau prosedur kerja yang akan dilakukan
4. Alat dan bahan sebelum digunakan periksa terlebih dahulu baik atau
tidaknya
5. Dilarang bekerja dalam keadan bertegangan
6. Perhatikan polaritas alat ukur sebelum digunakan
7. Dilarang menganggu kelompok lain atau teman selama praktikum

85
berlangsung

8. Selesai mengadakan praktikum, semua alat dan bahan dikembalikan


petugas atau laboran dalam keadaan baik

9. Sebelum meninggalkan ruangan praktek, mahasiswa diwajibkan


membersihkan ruangan

H. Tabulasi Data

No Hub. Bel primer Hub. Bel sekunder V1(V) V2(V) VX(V)

1 a–b c–d 50 52 0

2 a–b e–f 50 52 0,1

3 a–b g-h 49 53 0,2

4 a–b d-c 49 53 84

5 a–b f-e 49 53 84

6 a–b h-g 49 53 84

7 c–d e-f 50 52 84

8 c–d g-h 50 52 84

9 c–d h-g 50 52 2

10 a–b+c-d e–f+g-h 50 52 84

11 a–b+c-d e–f+h-g 50 52 2

12 a–b+c-d f–e+g-h 32 16 14

13 a–b+c-d f–e+h-g 32 17 41

86
I. Analisis Data
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil percobaan. Sebagian besar
Sambungan merupakan polaritas pengurangan dan terdapat (Subtractive)
Karena V₁ lebih kecil daripada Vx dimana terdapat 6 sambungan yang Vx
< V₁. 7 Sambungan yang polaritas penjumlahannya ( additive) Yaitu Vx >
V1.
1. Hubungan belitan Primer ab dan Sekunder c-d, tegangan yang terukur
pada VR yang merupakan tegan 9an Output Sama dengan yang terukur
pada Vi dimana V2 Lebih besar dari V1 serta Vx nya tidak terukur.
2. Hubungan belitan primer ab dengan sekunder e -f / g-h/f-e /h-g.
Tegangan yang terukur pada V₁ Kurang dari V2. tepai pada belitan ab
dengan detik di bawah e -f / g-h. Vx Lebih besar dari V1 dan V2
3. Humangan beutan Primer ab dengan sekundir d-c.tegang an yang
terukur pada V1 Lebih Kecil dari pada V2. Dan tegang an yang terukur
pada Vx lebih besar darpada Vr dan V.
4. Huphangan besitan primer c-d dengan sekundir e -f /g-h /h-g.
Tegangan yang terukur Pada V1 Lebih Kecil dari pada V dan Vx. tapi
pada hubungan betitan Sekunder e-f dan g-h Vx lebih besar
dibandingkan V2.
5. Hubungan beiden primer ab + c d dengan sekunder e – f + g - h / e – f
+ h - g / f – e + g - h / f – e + h - g Tegangan yang terukur dibelitan
sekunder e – f + g - h / e – f + h - g Pada V1 Lebih kecil
dibandingkan V2 tapi pada beutan f +e+g-h/f-e+h-g, V ₁ lebih besar
dari pada V2 .
6. Semua hubungan beutan Primer dengan Sekunder, tegangan Yang
terukur pada Vx Lebih banyak lebih besar dibandingkan V ₁ dan V2.
Keseluruhan dari hasil ukur.

87
J. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil percobaan dapat
disimpulkan bahkan bahwa sebagian besar sambungan merupakan
Polaritas Pengurarigan (subtractive) Karena Vi lebih kecil daripada Vx
dimana terdapat 6 sambungan yang Vx < V₁.den terdapat 7 sambungan
yang polaritas Penjumlahannya (additive) yaitu Vx > V1. Polantas sendiri
merupakan arah tegangan yang di Induksi dalam dua brutan transformator
yaitu primer dan sehunder, Polari tas penting diketahui karena polaritas
digunakan untuk mengeta hui sisi tegangan tinggi (TT) dan Sisi tegangan
rendah (TR) dari sebuah transformator Untuk mengetahui Jenis Polaritas
apakah polaritas additive atau sub tactive dan terminal negatif dan positif
sebuah transformator secara pasti dengan menggunak an
transformator referensi.

88
Job 12 Nama : Mutmainna
Laboratorium Mesin Listrik
Ahmad
Transformator 1 Fasa
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Nim : 210204600002
Perbandingan Belitan
Fakultas Teknik Kelompok : 1 (Pagi)
Universitas Negeri Makassar Tanggal : 13/04/2023

A. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Bangun rangkaian pengawatan transformator 1 fasa seperti pada rangkaian
percobaan
2. Mengetahuai tenang pada masing-masing belitan transformer 1 fasa
3. Menentukan perbandingan belitan transformator 1 fasa.

B. Teori Dasar
Transformator satu fasa adalah jenis transformator yang digunakan untuk
mentransformasikan tegangan dan arus listrik pada sistem satu fasa.
Transformator ini terdiri dari dua belitan, yaitu belitan primer dan belitan
sekunder, yang saling terhubung melalui medan magnetik yang dihasilkan oleh
aliran arus listrik. Teori dasar transformator satu fasa melibatkan beberapa
konsep penting, termasuk perbandingan belitan.
Perbandingan belitan mengacu pada perbandingan antara jumlah lilitan
pada belitan primer dan belitan sekunder transformator. Perbandingan belitan
transformator satu fasa dinyatakan dengan perbandingan tegangan dan arus.

Rumus yang digunakan :


v 1 n 1 i2
a= = =
v 2 n 2 i1

89
C. Gambar Rangkaian

D. Rangkaian Pelaksanaan
1. Primer : a – b, sekunder : c – d

2. Primer : a – b, sekunder : e – f

90
91
3. Primer : a – b, sekunder : g – h

4. Primer : a – b, sekunder : c – d + e – f

5. Primer : a – b, sekunder : c – d + g – h

92
6. Primer : a – b, sekunder : e – f + g – h

7. Primer : a – b, sekunder : c – d + e – f + g – h

8. Primer : a – b + c – d , sekunder : e – f

93
9. Primer : a – b + c – d , sekunder : g – h

10. Primer : a – b + c – d , sekunder : e – f + g – h

11. Primer : a – b + c – d , sekunder : e – f + h – g

94
E. Alat Dan Bahan

No Nama alat dan bahan Jumlah

1 Transformator 1 fasa 1 buah

2 Voltage regulator (VR) 1 buah

3 Voltmeter AC 3 buah

4 Multimeter 1 buah

5 Kabel penghubung 10 buah

F. Langkah Kerja
1. Buat rangkaian pengawatan seperti pada rangkaian percobaan
2. Tulislah data transformator yang digunakan
3. Perhatikan batas ukur dari setiap alat ukur
4. Voltage Regulator (VR) di-on-kan dan naikkan tegangan output secara
bertahap sesuai dengan yang tercantum pada tabel pengamatan
5. Lakukan pengamatan secermat mungkin dan catat tegangan pada tabulasi
data
6. Buat analisis data (hitung) dan kesimpulan

G. Keselamatan Kerja

1. Sebelum memasuki ruangan praktek, mahasiswa diharuskan menggunakan


jas laboratoriun
2. Rangkaian percobaan diperiksa oleh dosen pembimbing sebelum diberi
tegangan kerja
3. Perhatikan langkah kerja atau prosedur kerja yang akan dilakukan
4. Alat dan bahan sebelum digunakan periksa terlebih dahulu baik atau
tidaknya
5. Dilarang bekerja dalam keadan bertegangan
6. Perhatikan polaritas alat ukur sebelum digunakan

95
7. Dilarang menganggu kelompok lain atau teman selama praktikum
berlangsung
8. Selesai mengadakan praktikum, semua alat dan bahan dikembalikan
petugas atau laboran dalam keadaan baik
9. Sebelum meninggalkan ruangan praktek, mahasiswa diwajibkan
membersihkan ruangan

H. Tabulasi Data
a. Tabel pengamatan : (primer satu belitan)

Primer
Sekunder (V)
(V)

No c–d c–d e–f c–d+


a–b c–d e–f g–h +e– +g- +g- e–f+
f h h g–h

1 10 8 8,2 7,5 8,4 16,5 18 27,5

2 20 18 17,5 17,8 36 40 58 58

3 30 26,5 28 27,2 55,8 26,5 60 87

4 40 36,2 36 37 37,5 77,5 82 122

5 55 51,9 51,7 51,6 107,8 115 52 160

b. Tabel hasil pengamatan : (primer 2 belitan a – b dan c – d)

96
Primer
Sekunder (V)
(V)
No
e–f+h–
a–b+c–d e–f g–h e–f+g–h
g

1 20 5.6 10 22,6 28,6

2 40 10 12,5 49 53

3 60 15,2 35 72,5 85

4 80 22,3 48 95 112

5 110 30,2 63,8 130 144

I. Analisi Data / Perhitungan


1. Untuk primer 1 belitan (a – b )
a. Untuk a – b = 10
1) Sekunder c – d
N1 : N2 = V1 : V2
= 10 : 8
= 1 : 0,8
2) Sekunder e – f
N1 : N2 = V1 : V2
= 10 : 8,2
= 1 : 0,82
3) Sekunder g – h
N1 : N2 = V1 : V2
= 10 : 7,5
= 1 : 0,75

97
4) Sekunder c – d + e – f
N1 : N2 = V1 : V2
= 10 : 8,4
= 1 : 0,84
5) Sekunder c – d + g – h
N1 : N2 = V1 : V2
= 10 : 18
= 1 : 0,8
6) Sekunder e – f + g – h
N1 : N2 = V1 : V2
= 10 : 18
= 1 : 1,8
7) Sekunder c – d e – f + g – h
N1 : N2 = V1 : V2
= 10 : 27,5
= 1 : 2,75
b. Untuk a – b = 20 V
1) Sekunder c – d
N1 : N2 = V1 : V2
= 20 : 18
= 1 : 0,9

2) Sekunder e – f
N1 : N2 = V1 : V2
= 20 : 17,5
= 1 : 0,875
3) Sekunder g – h
N1 : N2 = V1 : V2
= 20 : 17,5
= 1 : 0,875

98
4) Sekunder c – d + e – f
N1 : N2 = V1 : V2
= 20 : 17,8
= 1 : 0,89
5) Sekunder c – d + g – h
N1 : N2 = V1 : V2
= 20 : 36
= 1 : 1,8
6) Sekunder e – f + g – h
N1 : N2 = V1 : V2
= 20 : 40
=1:2
7) Sekunder c – d + e – f + g – h
N1 : N2 = V1 : V2
= 20 : 58
= 1 : 2,9
c. Untuk a – b = 30 V
1) Sekunder c – d
N1 : N2 = V1 : V2
= 30 : 26,6
= 1 : 0,88

2) Sekunder e – f
N1 : N2 = V1 : V2
= 30 : 26
= 1 : 0,86
3) Sekunder g – h
N1 : N2 = V1 : V2
= 30 : 28
= 1 : 0,93

99
4) Sekunder c – d + e - f
N1 : N2 = V1 : V2
= 30 : 27,2
= 1 : 0,90
5) Sekunder c – d + g - h
N1 : N2 = V1 : V2
= 30 : 5,8
= 1 : 1,86
6) Sekunder e – f + g - h
N1 : N2 = V1 : V2
= 30 : 60
=1:2
7) Sekunder c – d + e – f + g - h
N1 : N2 = V1 : V2
= 30 : 87
= 1 : 2,9
d. Untuk a – b = 40 V
1) Sekunder c – d
N1 : N2 = V1 : V2
= 40 : 36,2
= 1 : 0,90
2) Sekunder e – f
N1 : N2 = V1 : V2
= 40 : 38
= 1 : 0,9
3) Sekunder g – h
N1 : N2 = V1 : V2
= 40 : 37
= 1 : 0,92

100
4) Sekunder c – d + e – f
N1 : N2 = V1 : V2
= 40 : 37,5
= 1 : 0,92
5) Sekunder c – d + g – h
N1 : N2 = V1 : V2
= 40 : 77,5
= 1 : 0,8
6) Sekunder e – f + g – h
N1 : N2 = V1 : V2
= 40 : 82
= 1 : 2,05
7) Sekunder c – d + e – f + g – h
N1 : N2 = V1 : V2
= 40 : 122
= 1 : 3,05
e. Untuk a – b = 55 V
1) Sekunder c – d
N1 : N2 = V1 : V2
= 55 : 52
= 1 : 0,92
2) Sekunder e – f
N1 : N2 = V1 : V2
= 55 : 51,7
= 1 : 0,94
3) Sekunder g – h
N1 : N2 = V1 : V2
= 55 : 51,7
= 1 : 0,94

101
4) Sekunder c – d + e – f
N1 : N2 = V1 : V2
= 55 : 51.6
= 1 : 0,93
5) Sekunder c – d + g – h
N1 : N2 = V1 : V2
= 55 : 107,8
= 1 : 1,96
6) Sekunder c – d + g – h
N1 : N2 = V1 : V2
= 55 : 18
= 1 : 0,8
7) Sekunder e – f + g – h
N1 : N2 = V1 : V2
= 55 : 115
= 1 : 2,09

2. Untuk primer 2 belitan (a – b + c – d )


a. Untuk a – b + c – d = 20 V
1) Sekunder e – f
N1 : N2 = V1 : V2
= 20 : 5.6
= 1 : 0,28
2) Sekunder g – h
N1 : N2 = V1 : V2
= 20 : 10
= 1 : 0,5
3) Sekunder e – f + g – h
N1 : N2 = V1 : V2
= 20 : 22,6
= 1 : 1,13

102
4) Sekunder e – f + h – g
N1 : N2 = V1 : V2
= 20 : 28,6
= 1 : 4,3

b. Untuk a – b + c – d = 40 V
1) Sekunder e – f
N1 : N2 = V1 : V2
= 40 : 10
= 1 : 0,25
2) Sekunder g – h
N1 : N2 = V1 : V2
= 40 : 23,5
= 1 : 0,58
3) Sekunder e – f + g – h
N1 : N2 = V1 : V2
= 40 : 49
= 1 : 1,22
4) Sekunder e – f + g – h
N1 : N2 = V1 : V2
= 40 : 53
= 1 : 1,22

c. Untuk a – b + c – d = 60 V
1) Sekunder e – f
N1 : N2 = V1 : V2
= 60 : 15,2
= 1 : 0,25
2) Sekunder g – h
N1 : N2 = V1 : V2
= 60 : 35

103
= 1 : 0,58
3) Sekunder e – f + g – h
N1 : N2 = V1 : V2
= 60 : 72,5
= 1 : 1,20
4) Sekunder e – f + h – g
N1 : N2 = V1 : V2
= 60 : 58
= 1 : 1,41

d. Untuk a – b + c – d = 80 V
1) Sekunder e – f
N1 : N2 = V1 : V2
= 80 : 22,3
= 1 : 0,27
2) Sekunder g – h
N1 : N2 = V1 : V2
= 80 : 48
= 1 : 0,6
3) Sekunder e – f + g – h
N1 : N2 = V1 : V2
= 80 : 95
= 1 : 1,18
4) Sekunder e – f + h – g
N1 : N2 = V1 : V2
= 80 : 112
= 1 : 1,4

104
e. Untuk a – b + c – d = 110 V
1) Sekunder e – f
N1 : N2 = V1 : V2
= 110 : 18
= 1 : 0,27
2) Sekunder g – h
N1 : N2 = V1 : V2
= 110 : 30,2
= 1 : 0,27
3) Sekunder e – f + g – h
N1 : N2 = V1 : V2
= 110 : 130
= 1 : 1,18
4) Sekunder e – f + g – h
N1 : N2 = V1 : V2
= 110 : 144
= 1 : 1,30

105
J. Kesimpulan
1. Untuk transformator dengan primer 1 belitan, dapat dilihat bahwa jika
lilitan primer nya diberikan tegangan secara bertaha P dan dari yang
terkecil sampai yang terbesar, maka tegangan Pada ulitan sekunder
mengalami penurunan. Kecuali Pada lil itan sekunder (c-d + g-h). (e-f + g-
h) dan (c-d+e-f+g-h) mengalami kenaikan.
2. Untuk transformator dengan primer 2 belitan, dapat dilihat bah wa Jika
lilitan primernya diberikan tegangan secara bertahap dari yang terkecil
sampai yang terbesar maka tegangan pada Lilitan Sekunder mengalami
kenaikan secara bertahap.
3. Perbandingan transformator merupakan perbandingan banyaknya lilitan
Kumparan primer dan kumparan sekunder.
Persamaan perbandingan Lilitan adalah :

v 1 n 1 i2
a= = =
v 2 n 2 i1

106
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumya dapat disimpulkan
bahwa dalam praktikum mesin DC perlu diperhatikan beberapa hal,
diantaranya adalah Pastikan bahwa semua koneksi dan penghubung antara
motor DC, generator DC, dan transformator 1 fasa dilakukan dengan
benar. Pastikan kabel dan konektor terpasang dengan baik dan tidak ada
konsleting atau koneksi yang longgar. Ketika melakukan pengukuran,
pastikan Anda menggunakan alat pengukur yang tepat dan memahami cara
menggunakan alat tersebut dengan benar. Pastikan juga bahwa alat
pengukur dalam kondisi yang baik dan kalibrasi dengan benar.

B. Saran
Kami berharap pembaca dapat menjadikan lapooran ini sebagai
referensi agar nantinya dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh pembaca
yang lain. Sehingga laporan in dapat dimanfaatkan oleh banyak pihak.

107
DAFTAR PUSTAKA

Politeknik Negeri Sriwijaya. (2015).


http://eprints.polsri.ac.id
http://eprints.polsri.ac.id/1690/3/BAB%20II.pdf. Retr
ieved Oktober 5, 2019, from Oktober 5, 2019,
from http://eprints.polsri.ac.id
http://eprints.polsri.ac.id.
Bukalapak. (2023, Mei 28). Kabel Listrik NYAF.
Retrieved from
https://www.bukalapak.com/:
https://www.bukalapak.com/p/elektronik/elektronik-
lainnya/6efese-jual-kabel- listrik-nyaf-1-x-120mm-
kabel-metal-120-mm-flexible
Susianti, E., & Maria, P. S. (2018, Juli-Desember).
Implementasi Algortma K Implementasi Algortma
Kalkulasi Interupsi pada alkulasi Interupsi pada
Rancang Bangun Tachometer Digital. Jurnal Teknik
Elektro, 47-53.
Kho, D. (2023). https://teknikelektronika.com/. Retrieved from
Pengertian Tespen (Test Pen) dan Cara
Menggunakannya:
https://teknikelektronika.com/pengertian-
tespen-test-pen-dan-cara-menggunakan-test-pen/
Mandiri, S. (2023). Lampu Indikator Signal Pilot
Lamp LED. Retrieved from
https://sinarmandirisejahtera.co.id/:
https://sinarmandirisejahtera.co.id/products/
ELECTRICAL/lampu-indikator- signal-pilot-lamp-
led

108

Anda mungkin juga menyukai