Anda di halaman 1dari 6

BAB 2 TINJAUAN TEORI

2.1 DIABETES MELLITUS


Diabetes Mellitus merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Klasifikasi
Diabetes Mellitus dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Klasifikasi Etiologis Diabetes Mellitus

Diabetes melitus (DM) saat ini menjadi salah satu ancaman


kesehatan global. Berdasarkan penyebabnya, DM dapat
diklasifikasikan menjadi 4 kelompok, yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM
gestasional dan DM tipe lain. Hiperglikemia adalah suatu kondisi
medis berupa peningkatan kadar glukosa darah melebihi normal
yang menjadi karakteristik beberapa penyakit terutama diabetes
melitus di samping berbagai kondisi lainnya. Berbagai penelitian
epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan
angka insidensi dan prevalensi DM tipe 2 di berbagai penjuru dunia.
Organisasi WHO memprediksi adanya peningkatan jumlah pasien
DM tipe 2 yang cukup besar pada tahun-tahun mendatang. Badan
kesehatan dunia WHO memprediksi kenaikan jumlah pasien DM tipe
2 di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta
pada tahun 2030. Prediksi International Diabetes Federation (IDF)
juga menunjukkan bahwa pada tahun 2019 - 2030 terdapat kenaikan
jumlah pasien DM dari 10,7 juta menjadi 13,7 juta pada tahun 2030.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2003,
diperkirakan penduduk Indonesia yang berusia di atas 20 tahun
sebanyak 133 juta jiwa, dengan prevalensi DM sebesar 14,7% pada
daerah urban dan 7,2% pada daerah rural, sehingga diperkirakan
pada tahun 2003 didapatkan 8,2 juta pasien DM di daerah rural.
Berdasarkan pola pertambahan penduduk, diperkirakan bahwa pada
tahun 2030 nanti akan ada 194 juta penduduk yang berusia diatas 20
tahun dan dengan asumsi prevalensi DM pada urban (14,7%) dan
rural (7,2%), maka diperkirakan terdapat 28 juta pasien diabetes di
daerah urban dan 13,9 juta di daerah rural. Laporan hasil Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 oleh Departemen
Kesehatan menunjukkan peningkatan prevalensi DM menjadi 8,5%.
The American /diabetes Association (ADA) 2009 menyatakaan
bahwa penyandang prediabetes atau diabetes harus mendapatkan
asuhan gizi secara individual untuk mencapai perawatan yang sesuai
sebab harus mempertimbangkan kebiasaan makan, metabolisme,
aktifitas fisik dan adanya penyakit penyerta lainnya.

2.1.1 Carbohydrate counting (Carbing)


Carbohydrate counting (carbing) merupakan salah satu metode
pengaturan diet atau pola makan yang fleksibel dengan
memperhitungkan jenis dan jumlah karbohidrat pada setiap waktu
makan pada semua pasien DM baik tipe 1 maupun tipe 2 yang
menggunakan insulin. Carbohydrate counting bertujuan untuk
menyeimbangkan antara asupan makan dan insulin yang diberikan
untuk menstabilkan gula darah.
Metode carbing sangat dianjurkan pada pasien DM terutama yang
menggunakan injeksi insulin sebelum makan, dengan cara:
1) Menghitung jumlah karbohidrat yang dikonsumsi dalam satuan
serving/ penyajian.
2) Satu serving/ penyajian karbohidrat dianggap setara dengan 15
gram karbohidrat.
3) Mengatur porsi makan sesuai dengan insulin yang diperoleh.

2.1.2 Pilar Penatalaksanaan Diabetes Mellitus


1) Edukasi
Pemberian edukasi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,
mengubah sikap, merubah perilaku serta meningkatkan
kepatuhan, dan meningkatkan kualitas hidup.
2) Perencanaan makan (diet)
Penerapan 3 J (keteraturan jadwal makan, jenis, dan jumlah
kalori terutama bahan makanan yang mengandung karbohidrat).
3) Latihan jasmani
 Frekuensi : jumlah olahraga per minggu sebaiknya
dilakukan secara teratur.
 Intensitas : ringan dan sedang.
 Time (durasi) : 30-60 menit.
 Tipe (jenis) : jalan santai, jogging, berenang, senam
aerobic, bersepeda, senam kesehatan jasmani.
 Memakai alas kaki agar tidak terjadi luka.
4) Pengobatan Medis
Bertujuan untuk mempertahankan kadar gula darah dalam
kisaran yang normal.

2.2 KONSEP DASAR PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR


Asuhan gizi merupakan komponen penting dalam pilar
penatalaksanaan prediabetes dan diabetes yang bertujuan untuk
mencegah dan memperlambat laju perkembangan komplikasi kronis
dari Diabetes dengan memodifikasi pola makan dan pola hidup.
Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) merupakan suatu metode
pemecahan masalah yang sistematis dalam menangani problem gizi
yang meliputi assessment, diagnosis, intervensi serta monitoring dan
evaluasi gizi. Intervensi gizi terdiri dari pemberian diet dan edukasi
gizi.
Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu
dilakukan sebagai bagian dari upaya pencegahan dan merupakan
bagian yang sangat penting dari pengelolaan DM secara holistik.
Materi edukasi terdiri dari materi edukasi tingkat awal dan tingkat
lanjut
Prinsip pengaturan makan pada pasien DM hampir sama
dengan anjuran makan untuk masyarakat umum, yaitu makanan
yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi
masing-masing individu. Pasien DM perlu diberikan penekanan
mengenai pentingnya keteraturan jadwal makan, jenis dan jumlah
kandungan kalori, terutama pada mereka yang menggunakan obat
yang meningkatkan sekresi insulin atau terapi insulin itu sendiri.
Peran pasien dan keluarga pada pengelolaan penyakit DM juga
sangat penting, karena DM merupakan penyakit menahun yang akan
diderita seumur hidup. Oleh karena itu diperlukan edukasi kepada
pasien dan keluarganya untuk memberikan pemahaman mengenai
penatalaksanaan asuhan gizi pada pasien DM. Hal ini akan sangat
membantu meningkatkan pengetahuan pasien DM tentang
penyakitnya dan meningkatkan peran aktif pasien dan keluarga
dalam usaha mencapai keberhasilan diet yang diberikan.
2.3 MEDIA EDUKASI
Berikut adalah beberapa media edukasi yang sering digunakan :
a) Media Cetak
- Booklet
Booklet merupakan media penyampai pesan kesehatan
dalam bentuk buku dengan kombinasi tulisaan dan gambar.
Kelebihan dari media ini adalah informasi yang dituangkan
lebih lengkap, lebih terperinci dan jelas derta bersifat edukatif.
Booklet bisa dibawa pulang sehingga dapat dibaca berulang
dan disimpan.
- Leaflet
Leaflet merupakan media kesehatan yang berupa
lembaran yang dilipat. Isi informasi dalam bentuk kalimat
maupun gambar atau kombinasi keduanya.
- Lembar balik
Lembar balik merupakan media kesehatan yang
berbentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku, dimana
tiap lembarnya berisi gambar peraga dan dibaliknya informasi
yang berkaitan dengan gambar tersebut (Fitrani, 2015).
- Rubrik atau tulisan – tulisan pada surat kabar atau
majalah yang berisi suatau pembahasan masalah
kesehatan ataupun hal – hal yang berkaitan dengan
kesehatan.
- Poster
Poster merupakan media kesehatan yang biasanya
ditempel di tembok-tembok di tempat umum maupun
di kendaraan umum.
- Foto – foto yang mengungkapkan informas –
informasi kesehatan.
- Kelebihan Media Cetak
Murah, dapat diakses oleh kalangan luas, bersifat
fleksibel dan mudah dibawa kemana-mana, dapat
dibaca di mana saja dan kapan saja tidak terikat
tempat dan waktu
- Kekurangan Media Cetak
Membutuhkan pengetahuan awal, kurang bisa
membantu daya ingat, apabila penyajiannya (tulisan,
warna, ilustrasi) tidak menarik akan cepat bosan
(Rezeki, 2016).
b) Media elektronik
- Televisi
Penyampaian pesan atau informasi dapat berbentuk
sandiwara, sinetron, forum diskusi, atau tanya jawab
sekitar masalah kesehatan, pidato ( ceramah ), dan
sebagainya.
- Radio
Penyampaian pesan atau informasi dapat berbentuk
obrolan, sandiwara radio, dan ceramah
- Video
Penyampaian pesan atau informasi kesehatan berupa
video tentang informasi kesehatan
- Slide atau power point
Penyampaian pesan atau informasi kesehatan berupa
slide presentasi tentang informasi kesehatan
- Media edukasi gizi berbasis Android
Smartphone android mengalami perkembangan yang
sangat pesat dari sisi perangkat keras dan perangkat
lunak, termasuk pengembangan fitur – fitur aplikasi di
dalamnya dengan berbagai tujuan, salah satunya
adalah sebagai sarana edukasi gizi bagi masyarakat
(Perdana, 2017).
- Kelebihan media edukasi berbasis Android
Dapat komunikasi dua arah, interaktif, visual yang
dinamis, keefektifan biaya, materi edukasi bisa
disimpan dan tidak mudah hilang, bisa diakses
kapan dan dimana saja
- Kekurangan media edukasi berbasis Android
Ada keterbatasan infrastruktur data, jenis
handphone berbeda-beda, tidak bisa terlalu
banyak tulisan (Rezeki, 2016).
Perkeni, 2021. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Indonesia 2021.

Anda mungkin juga menyukai