Diabetes Mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Klasifikasi Diabetes Mellitus dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Diabetes melitus (DM) saat ini menjadi salah satu ancaman
kesehatan global. Berdasarkan penyebabnya, DM dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelompok, yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM gestasional dan DM tipe lain. Hiperglikemia adalah suatu kondisi medis berupa peningkatan kadar glukosa darah melebihi normal yang menjadi karakteristik beberapa penyakit terutama diabetes melitus di samping berbagai kondisi lainnya. Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan angka insidensi dan prevalensi DM tipe 2 di berbagai penjuru dunia. Organisasi WHO memprediksi adanya peningkatan jumlah pasien DM tipe 2 yang cukup besar pada tahun-tahun mendatang. Badan kesehatan dunia WHO memprediksi kenaikan jumlah pasien DM tipe 2 di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Prediksi International Diabetes Federation (IDF) juga menunjukkan bahwa pada tahun 2019 - 2030 terdapat kenaikan jumlah pasien DM dari 10,7 juta menjadi 13,7 juta pada tahun 2030. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2003, diperkirakan penduduk Indonesia yang berusia di atas 20 tahun sebanyak 133 juta jiwa, dengan prevalensi DM sebesar 14,7% pada daerah urban dan 7,2% pada daerah rural, sehingga diperkirakan pada tahun 2003 didapatkan 8,2 juta pasien DM di daerah rural. Berdasarkan pola pertambahan penduduk, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 nanti akan ada 194 juta penduduk yang berusia diatas 20 tahun dan dengan asumsi prevalensi DM pada urban (14,7%) dan rural (7,2%), maka diperkirakan terdapat 28 juta pasien diabetes di daerah urban dan 13,9 juta di daerah rural. Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 oleh Departemen Kesehatan menunjukkan peningkatan prevalensi DM menjadi 8,5%. The American /diabetes Association (ADA) 2009 menyatakaan bahwa penyandang prediabetes atau diabetes harus mendapatkan asuhan gizi secara individual untuk mencapai perawatan yang sesuai sebab harus mempertimbangkan kebiasaan makan, metabolisme, aktifitas fisik dan adanya penyakit penyerta lainnya.
2.1.1 Carbohydrate counting (Carbing)
Carbohydrate counting (carbing) merupakan salah satu metode pengaturan diet atau pola makan yang fleksibel dengan memperhitungkan jenis dan jumlah karbohidrat pada setiap waktu makan pada semua pasien DM baik tipe 1 maupun tipe 2 yang menggunakan insulin. Carbohydrate counting bertujuan untuk menyeimbangkan antara asupan makan dan insulin yang diberikan untuk menstabilkan gula darah. Metode carbing sangat dianjurkan pada pasien DM terutama yang menggunakan injeksi insulin sebelum makan, dengan cara: 1) Menghitung jumlah karbohidrat yang dikonsumsi dalam satuan serving/ penyajian. 2) Satu serving/ penyajian karbohidrat dianggap setara dengan 15 gram karbohidrat. 3) Mengatur porsi makan sesuai dengan insulin yang diperoleh.
2.1.2 Pilar Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
1) Edukasi Pemberian edukasi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap, merubah perilaku serta meningkatkan kepatuhan, dan meningkatkan kualitas hidup. 2) Perencanaan makan (diet) Penerapan 3 J (keteraturan jadwal makan, jenis, dan jumlah kalori terutama bahan makanan yang mengandung karbohidrat). 3) Latihan jasmani Frekuensi : jumlah olahraga per minggu sebaiknya dilakukan secara teratur. Intensitas : ringan dan sedang. Time (durasi) : 30-60 menit. Tipe (jenis) : jalan santai, jogging, berenang, senam aerobic, bersepeda, senam kesehatan jasmani. Memakai alas kaki agar tidak terjadi luka. 4) Pengobatan Medis Bertujuan untuk mempertahankan kadar gula darah dalam kisaran yang normal.
2.2 KONSEP DASAR PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR
Asuhan gizi merupakan komponen penting dalam pilar penatalaksanaan prediabetes dan diabetes yang bertujuan untuk mencegah dan memperlambat laju perkembangan komplikasi kronis dari Diabetes dengan memodifikasi pola makan dan pola hidup. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) merupakan suatu metode pemecahan masalah yang sistematis dalam menangani problem gizi yang meliputi assessment, diagnosis, intervensi serta monitoring dan evaluasi gizi. Intervensi gizi terdiri dari pemberian diet dan edukasi gizi. Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu dilakukan sebagai bagian dari upaya pencegahan dan merupakan bagian yang sangat penting dari pengelolaan DM secara holistik. Materi edukasi terdiri dari materi edukasi tingkat awal dan tingkat lanjut Prinsip pengaturan makan pada pasien DM hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum, yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Pasien DM perlu diberikan penekanan mengenai pentingnya keteraturan jadwal makan, jenis dan jumlah kandungan kalori, terutama pada mereka yang menggunakan obat yang meningkatkan sekresi insulin atau terapi insulin itu sendiri. Peran pasien dan keluarga pada pengelolaan penyakit DM juga sangat penting, karena DM merupakan penyakit menahun yang akan diderita seumur hidup. Oleh karena itu diperlukan edukasi kepada pasien dan keluarganya untuk memberikan pemahaman mengenai penatalaksanaan asuhan gizi pada pasien DM. Hal ini akan sangat membantu meningkatkan pengetahuan pasien DM tentang penyakitnya dan meningkatkan peran aktif pasien dan keluarga dalam usaha mencapai keberhasilan diet yang diberikan. 2.3 MEDIA EDUKASI Berikut adalah beberapa media edukasi yang sering digunakan : a) Media Cetak - Booklet Booklet merupakan media penyampai pesan kesehatan dalam bentuk buku dengan kombinasi tulisaan dan gambar. Kelebihan dari media ini adalah informasi yang dituangkan lebih lengkap, lebih terperinci dan jelas derta bersifat edukatif. Booklet bisa dibawa pulang sehingga dapat dibaca berulang dan disimpan. - Leaflet Leaflet merupakan media kesehatan yang berupa lembaran yang dilipat. Isi informasi dalam bentuk kalimat maupun gambar atau kombinasi keduanya. - Lembar balik Lembar balik merupakan media kesehatan yang berbentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku, dimana tiap lembarnya berisi gambar peraga dan dibaliknya informasi yang berkaitan dengan gambar tersebut (Fitrani, 2015). - Rubrik atau tulisan – tulisan pada surat kabar atau majalah yang berisi suatau pembahasan masalah kesehatan ataupun hal – hal yang berkaitan dengan kesehatan. - Poster Poster merupakan media kesehatan yang biasanya ditempel di tembok-tembok di tempat umum maupun di kendaraan umum. - Foto – foto yang mengungkapkan informas – informasi kesehatan. - Kelebihan Media Cetak Murah, dapat diakses oleh kalangan luas, bersifat fleksibel dan mudah dibawa kemana-mana, dapat dibaca di mana saja dan kapan saja tidak terikat tempat dan waktu - Kekurangan Media Cetak Membutuhkan pengetahuan awal, kurang bisa membantu daya ingat, apabila penyajiannya (tulisan, warna, ilustrasi) tidak menarik akan cepat bosan (Rezeki, 2016). b) Media elektronik - Televisi Penyampaian pesan atau informasi dapat berbentuk sandiwara, sinetron, forum diskusi, atau tanya jawab sekitar masalah kesehatan, pidato ( ceramah ), dan sebagainya. - Radio Penyampaian pesan atau informasi dapat berbentuk obrolan, sandiwara radio, dan ceramah - Video Penyampaian pesan atau informasi kesehatan berupa video tentang informasi kesehatan - Slide atau power point Penyampaian pesan atau informasi kesehatan berupa slide presentasi tentang informasi kesehatan - Media edukasi gizi berbasis Android Smartphone android mengalami perkembangan yang sangat pesat dari sisi perangkat keras dan perangkat lunak, termasuk pengembangan fitur – fitur aplikasi di dalamnya dengan berbagai tujuan, salah satunya adalah sebagai sarana edukasi gizi bagi masyarakat (Perdana, 2017). - Kelebihan media edukasi berbasis Android Dapat komunikasi dua arah, interaktif, visual yang dinamis, keefektifan biaya, materi edukasi bisa disimpan dan tidak mudah hilang, bisa diakses kapan dan dimana saja - Kekurangan media edukasi berbasis Android Ada keterbatasan infrastruktur data, jenis handphone berbeda-beda, tidak bisa terlalu banyak tulisan (Rezeki, 2016). Perkeni, 2021. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2021.